Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS PENGEMBANGAN

PARIWISATA

5.1 ANALISIS KEBIJAKAN (CONTENT ANALYSIS)


Analisis kebijakan (Content Analysis) merupakan analisis berbagai kebijakan dan strategi
pembangunan yang tertuang dalam berbagai dokumen pembangunan kota dan peraturan
perundangan yang berlaku. Analisis kebijakan yang digunakan pada laporan ini berkaitan
dengan bidang kepariwisataan di Kabupaten Gresik dengan memakai dokumen Rencana
Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gresik Tahun 2011-2015, dan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik. Dokumen akan memuat kebijakan
terkait, strategi, dan program yang akan dilaksanakan. Penjelasan dari isi dokemen-dokumen
tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1.

5.2 ANALISIS PENDEKATAN KESESUAIAN EKOLOGI DAN SUMBER DAYA ALAM


Pada pendekatan ini akan diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Potensi Angin
Potensi angin dalam perencanaan meliputi arah dan kekuatan angin untuk
mendapatkan udara yang sejuk dan mengurangi kelembaban.
b. Binatang/Habitat
Mengidentifikasikan adanya habitat liar yang membahayakan pengembangan area
permukiman.
c. Daerah Banjir
Perencanaan dan pengolahan daerah-daerah yang rendah pemanfaatan saluran-saluran
alam secara optimal diharapkan mampu mencegah kemungkinan bahaya banjir. Saluran
drainase direncanakan mengikuti arah kemiringan kontur pada titik terendah dalam
kawasan menuju saluran drainase induk.

V -1
Tabel 5.1Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana
Rencana Program 1. Fasilitas kebudayaan dan rekreasi di wilayah Pengembangan pusat 1. Memperkuat karakter kawasan pusat kota lama
Investasi Jangka perencanaan seperti balai pertemuan gedung kota lama sebagai kawasan heritage, perdagangan dan jasa,
Menengah (RPIJM) pertunjukan terdapat di Kecamatan Gresik. rekreasi dan wisata budaya.
Kabupaten Gresik Tahun 2. Tempat rekreasi berupa wisata budaya banyak 2. Pelestarian (preservasi) kawasan heritage.
2011-2015 terdapat di wilayah perencanaan antara lain; 3. Mengembalikan citra dan kualitas fisik kawasan
Makam Ibu Angkat Sunan Giri Kyai Ageng yang berperan penting dalam sejarah Kota Gresik,
Pinatih, Makam Sunan Giri, Makam Kyai dan antara lain Kawasan Alun-alun, kawasan
Nyai Condrodipo dan lain-lain. pelabuhan.
3. Membuka dan mengembangkan potensi 4. Membuat linkage kawasan-kawasan bersejarah
kawasan strategis Kabupaten Gresik yang dapat agar saling terintegrasi.
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah 5. Menciptakan sinergi antara aktivitas ekonomi,
seperti pengembangan kawasan industrial sosial dan budaya yang mampu mengangkat nilai-
estate. nilai sejarah.
4. Membuka dan pengembangan kawasan 6. Meningkatkan sarana dan prasarana lingkungan.
perbatasan, tertinggal dan terisolir dengan 7. Menata kawasan minat khusus dan fasilitas
pengembangan sistem jaringan jalan yang dapat pendukung disekitarnya menjadi satu kesatuan
menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan dalam menunjang kegiatan wisata religi.
wilayah, perkotaan dan perdesaan. 8. Menata dan mengembangkan Ruang Terbuka
5. Pengembangan dan peningkatan sistem Hijau (RTH) yang mengekspresikan suasana tempo
transportasi yang terintegrasi dengan wilayah dulu.
pusat-pusat pertumbuhan regional-nasional. Pengembangan kawasan 1. Reklamasi kecil dengan luasan di bawah 100 ha.
Pengembangan transportasi ini direncanakan reklamasi pantai. 2. Pengembangan dan penataan kawasan pelabuhan
terpadu antara jaringan jalan, terminal, kereta industri.
api, bandara udara dan transportasi sungai. 3. Pengembangan kawasan pelabuhan nelayan.
6. Dukungan pembangunan sarana dasar wilayah 4. Pengembangan kawasan wisata pantai.
seperti jaringan listrik, telepon dan air bersih, 5. Pengembangan kawasan hutan mangrove.
promosi yang dapat menunjang perkembangan Meningkatkan sarana 1. Dukungan pembangunan sarana dasar wilayah
pusat-pusat pelayanan wilayah, industri, dan prasarana pariwisata seperti jaringan listrik, telepon dan air bersih,
pertanian dan pariwisata. promosi yang dapat menunjang perkembangan
7. Penanganan dan pengelolaan kawasan Daerah pusat-pusat pelayanan wilayah, industri, pertanian
Aliran Sungai Bengawan Solo, anak sungai, dan pariwisata.
sumber mata air, pembangunan dan Menstimulan 1. Swasta, untuk mendanai program/proyek yang
pengembangan sumberdaya alam berlandaskan berkembangnya aktivitas dinilai memiliki direct profit seperti
kelestarian lingkungan. industri pariwisata dan pertambangan, industri, pariwisata,
8. Peningkatan sumberdaya manusia dengan perdagangan. perumahan/properti, pusat perbelanjaan, pasar

V -2
Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana
penguasaan ilmu dan teknologi, keterampilan induk, dan lain sebagainya; termasuk ke dalam
dan wirausahaan dalam mempersiapkan kelompok sumber dana ini adalah partisipasi
penduduk pada semua lini sektor, menghadapi Masyarakat.
tantangan globalisasi dan pasar bebas.
9. Swasta, untuk mendanai program/proyek yang
dinilai memiliki direct profit seperti
pertambangan, industri, pariwisata,
perumahan/properti, pusat perbelanjaan, pasar
induk, dan lain sebagainya; termasuk ke dalam
kelompok sumber dana ini adalah partisipasi
Masyarakat.
Rencana Pembangunan Isu-isu strategis kepariwisataan di Kabupaten Meningkatkan jumlah 1. Peningkatan koordinasi dengan pengusaha
Jangka Menengah Gresik : kunjungan wisata pariwisata baik di dalam maupun luar kabupaten
Daerah (RPJMD) 1. Kurangnya penataan fasilitas penunjang wisata Mengembangkan 1. Program pembangunan adalah program
Kabupaten Gresik Tahun religi dan wisata untuk mewujudkan rasa aman, produk-produk wisata peningkatan industri pariwisata
2011-2015 senang, dan nyaman bagi wisatawan domestic dan meningkatkan a. Program pengembangan pemasaran
maupun luar negeri. promosi pariwsata
2. Potensi alam di Kabupaten Gresik belum b. Program pengembangan destinasi pariwisata
seluruhnya dikemas sebagai representative, c. Program pengembangan kemitraan
sebagai contohnya adalah potensi alam wisata
pantai delegan dan surowiti di Kecamatan
Panceng, wisata pulau bawean, dan goa gelang
agung di kecamatan bungah.
3. Menata pesisir pantai, baik yang ada di wilayah
daratan maupun Pulau bawean untuk
mempertahankan ekosistem yang ada dan
menjadikan tempat wisata yang layak jual.
4. Membangun dan memperbaiki sarana dan
prasarana wisata religious agar memberikan
kenyamanan dan kekhusu’an pengunjung
wisata religi.
5. Mensinergikan antara wisata religi untuk
membangun daya tarik dan minat wisatawan
religi untuk memperpanjang waktu berkunjung
ke tempat-tempat wisata di Kabupaten Gresik.
6. Membuat master plan pengembangan wisata

V -3
Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana
Pulau Bawean menuju ikon wisata Jawa Timur
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Jawa Timur.
7. Membangun sarana dan prasarana wisata
Pantai Delegan sehingga dapat menarik minat
wisatawan untuk berkunjung dan dapat
dijadikan sebagai slah satu tujuan wisata alam
di Kabupaten Gresik.
Rencana Tata Ruang 1. Revitalisasi kawasan pantai untuk Strategi untuk 1. Mendorong tumbuhnya kegiatan pariwisata yang
Wilayah (RTRW) pengembangan wisata bahari di Kelurahan peningkata rute didukung penyebrangan pulau.
Kabupaten Gresik Lumpur dank roman, Kecamatan Gresik serta penyebrangan 2. Menambah frekuensi penyebrangan antar pulau.
Pantai Delegan Kecamatan Panceng. 3. Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui
2. Memiliki potensi wisata bahari yang memiliki peningkatan nilai ekonomi kawasan melalui
nilai jual tinggi pemanfaatan sekitar danau dan waduk sebagai
3. Kawasan stategis sosio-kultural yang sumber air irigasi, sumber air bersih, pembangkit
dikembangkan karena merupakan salah satu tenaga listrik serta kegiatan pariwisata dengan
pusat penyebaran agama islam di Pulau Jawa. tetap memperhatikan keseimbangan pasokan air
4. Belum tertatanya beberapa kawasan makam dan kebutuhan masyarakat setempat.
yang banyak dikunjungi wisatawan domestic 4. Rencana pengembangan pelabuhan di wilayah
ataupun asing. Kecamatan Sangkapura untuk mendukung sektor
pariwisata dan perikanan.
Strategi untuk 1. Melestarikan bangunan kuno yang masih terdapat
pelestarian dan di berbagai desa dan kelurahan yang ada di
pemantapan fungsi Kabupaten Gresik.
lindung pada kawasan 2. Menjaga keaslian bentuk bangunan kuno.
cagar budaya dan ilmu 3. Memanfaatkan kawasan cagar budaya sebagai
pengetahuan. kawasan wisata.
4. Kebijakan dan strategi kawasan peruntukan
pariwisata.
5. Kebijakan kawasan peruntukan pariwisata, yaitu
pengembangan kawasan pariwisata yang ramah
lingkungan.
6. Pengembangan wilayah kepulauan yaitu di Bawean
meliputi Kecamatan Sangkapura dan Tambak
didukung oleh jaringan transportasi udara.
7. Pengembangan pariwisata dengan tetap

V -4
Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana
mempertahankan aspek ekologis.
8. Penetapan wilayah sungai sebagai salah satu
bagian dari wisata perairan dan tramsportasi sesuia
karakter masing-masing.
9. Penetapan kawasan lindung sepanjang pantai yang
memiliki nilai ekologis sebagai daya tarik wisata
dan penelitian.
10. Pengelolaan cagar alam dan suaka margasatwa
untuk pengembangan pendidikan, rekreasi, dan
pariwisata.
Strategi pengembangan 1. Mengembangkan obyek wisata andalan prioritas.
kawasan pariwisata yang 2. Membentuk zona wisata dengan disertai
ramah lingkungan. pengembangan paket wisata.
3. Mengkaitkan kalender wisata dalam skala nasional.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana wisata yang
ada di masing-masing objek wisata.
5. Melakukan diversifikasi program dan produk
wisata.
6. Melestarikan tradisi dan kearifan masyarakat lokal.
7. mengembangkan pusat kerajinan dan
cinderamata.
8. meningkatan promosi dan kerjasama wisata.
9. meningkatkan potensi agroekowisata dan
ekowisata.
Strategi pengembangan 1. Mengembangkan kegiatan perdagangan berupa
ruang sektor informal. pedagang kaki lima dikembangkan di kawasan-
kawasan wisata.
Peningkatan konservasi 1. Mempertahankan dan menjaga kelestariannya
ekosistem kawasan ekosistem.
pesisir dan pulau-pulau 2. Membatasi kegiatan yang mengakibatkan
kecil yang menjadi terganggunya ekosistem di kawasan pesisir dan
fungsi perlindungan, pulau-pulau kecil.
baik perlindungan bagi 3. Menjaga kelestarian berbagai kehidupan,
kawasan bawahannya, utamanya satwa yang terancam punah.
kawasan perlindungan
setempat, suaka alam

V -5
Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana
maupun pelestarian
alam.
Pengoptimalan 1. Melakukan optimasi pemanfaatan kawasan pesisir
pengembangan Kawasan dan pulau-pulau kecil sebagai kawasan budidaya
pesisir dan pulau-pulau perikanan, permukiman, pelabuhan,
kecil. pertambangan industri, perdagangan dan jasa.
2. Melindungi ekosistem pesisir yang rentan terhadap
perubahan fungsi kawasan.
3. Meningkatkan kegiatan kepariwisataan dan
penelitian di kawasan pesisir dan pulau-pulau
kecil.
Peningkatan upaya- 1. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah
upaya untuk dengan masyarakat setempat dalam memelihara
mempertahankan dan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil.
memperbaiki ekosistem 2. Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung
pesisir. melalui pemanfaatan bakau dan terumbu karang
sebagai sumber ekonomi perikanan dengan cara
penangkapan yang ramah lingkungan dan
mendukung keberlanjutan.
3. Menjadikan kawasan lindung sebagai obyek wisata
dan penelitian ekosistem pesisir dan pulau-pulau
kecil.
4. Menghindari penggunaan hutan mangrove untuk
berbagai kegiatan yang mengakibatkan kerusakan
di kawasan tersebut.
Peningkatan 1. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi perikanan
operasionalisasi tangkap dan budidaya secara berkelanjutan.
perwujudan 2. Mendorong peningkatan nilai tambah manfaat
pengembangan kawasan hasil-hasil perikanan.
andalan dengan produk 3. Meningkatkan fasilitas pelayanan informasi dan
unggulan sektor jasa terpadu.
kelautan dan perikanan. 4. Meningkatkan industri pengolahan ikan yang
memiliki dukungan akses yang baik ke pasar.
5. Mengembangkan kerjasama perdagangan atau
pemasaran dengan daerah-daerah produsen
lainnya dan kerjasama perdagangan antardaerah.

V -6
Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana
6. Promosi potensi wisata, penyiapan / pematangan
lokasi / obyek wisata melalui kelengkapan sarana
dan prasaran.
7. Peningkatan peran swasta baik melalui kerjasama
maupun investasi.
Pengembangan dan 1. Meningkatkan akses menuju kota-kota pesisir
pengendalian daerah yang menjadi orientasi utama di wilayah
daerah pesisir di Kabupaten Gresik.
Kabupaten Gresik. 2. Mengembangkan pelayanan penunjang kegiatan
perdagangan, berskala kecil hingga besar.
3. Mengembangkan prasarana dan sarana
penunjang kegiatan sosial – ekonomi masyarakat.
4. Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan
sebesar-besarnya memanfaatkan sumber daya
lokal.
5. Meningkatkan industri di daerah-daerah pesisir
secara ramah lingkungan dan mendukung
keberlanjutan.
6. Meningkatkan daya saing daerah-daerah pesisir
sesuai dengan potensinya.
7. Meminimalkan aspek-aspek penyebab
ketertinggalan.
8. Melakukan pengendalian dan pengawasan
sumberdaya kelautan di wilayah pesisir.
9. Melakukan pencegahan abrasi di wilayah pesisir
dengan melibatkan masyarakat.
10. Mengendalikan sedimentasi atau pendangkalan
pelabuhan dan alur atau koridor penghubung
laut.
11. Mengendalikan dampak pencemaran laut.
Pengembangan kawasan 1. Pengembangan kawasan pariwisata dengan
pariwisata melakukan promosi wisata baik secara regional
maupun nasional.
2. Penataan kawasan pariwisata dengan
memperhatikan keberlangsungan lingkungan.
3. Pengembangan kegiatan pendukung pariwisata

V -7
Dokumen Permasalahan Kebijakan Program / Rencana
(hotel, restoran, dll) dengan memperhatikan
arahan RUTR/RDTR/RTRK yang ada.
4. Menerapkan paket-paket wisata. Paket wisata ini
diharapkan mampu menghubungkan antara satu
ODTW dengan ODTW lainnya.
5. Pengembangan event wisata budaya.
6. Pengembangan jalur transportasi wisata.
7. Pengembangan sentra perdagangan di masing-
masing makam tujuan perjalanan wisata.
8. Pengembangan pusat penginapan di Gresik Kota
terutama di Kecamatan Kebomas dan Kecamatan
Gresik.
9. Pengembangan desa wisata.

V -8
d. Unit Visual dan Kapasitas Visual
Daerah yang berpotensi memiliki arah view yang bagus antara lain adalah daerah hijau
hutan, daerah sepanjang aliran sungai, dan tepi pantai. Pemanfaatan daerah-aerah yang
berpotensi ini diperuntukkan untuk pariwisata, permukiman menengah ke atas.
e. Area dengan Visitas Tinggi
Kawasan yang memiliki visibilitas tinggi adalah kawasan yang memungkinkan untuk
terlihat dari berbagai sudut (sebagai landmark kawasan) dapat difungsikan untuk zona
magnet pusat kota.
f. Topografi
Dalam suatu perencanaan perlu diperhatikan bagaimana kondisi topografi eksisting
wilayah tersebut, juga guna lahan dan karakter wilayahnya. Selain hal-hal tersebut di atas
juga perlu diperhatikan kesesuaian/kelayakan kawasan itu sendiri. Untuk itu yang perlu
dipertimbangkan adalah:
1. Keserasian Penggunaan Energi
a) Upaya identifikasi kesesuaian fungsi kawasan/wilayah dengan potensi alam yang
dapat menghasilkan energi yang baik berupa angin, aliran air dan laut.
b) Pada beberapa kawasan wisata diKab. Gresik masih belum memanfaatkan fungsi dan
potensi energi yang ada, sehingga membutuhkan pengembangan pada pemanfaatan
energi untuk pengembangan pariwisata.
2. Kesesuaian untuk Preservasi
a) Identifikasi yang disesuaikan dengan konsep dasar perencanaan wilayah dan kondisi
wilayah kawasan yang memiliki potensi untuk di preservasi baik yang buatan maupun
alam. Buatan dapat berupa kawasan bersejarah, monumen, atau peninggalan kuno.
Kawasan preservasi alam dapat dipreservasi karena perlu dilindungi seperti daerah
aliran sungai, hutan, tepian pantai, danau, terumbu karang, laut, atau daerah yang
dianggap berbahaya seperti daerah mudah longsor, patahan geologis, daerah
gunung berapi dan sebagainya.
b) Pada kawasan pesisir Kab. Gresik terdapat dua bentuk pariwisata yang dominan yaitu
bangunan-bangunan makan yang merupakan peninggalan bersejarah yang tersebar
hampir diseluruh Kab. Gresik, dan bentuk lainnya adalah kawasan pesisir yang
memiliki daya tarik berupa pantai yang memiliki potensi besar sebagai destinasi
wisata di Kab. Gresik khususnya di Pulau Bawean.
3. Kesesuaian untuk Rekreasi
a) Pemanfaatan lahan kawasan yang sesuai untuk dikembangkan sebagai area rekreasi
yang mendukung pelayanan fasilitas umum untuk penghuni sekitar maupun sebagai
daya tarik wilayah seperti danau/telaga, pantai/ laut, daerah sepanjang sungai,
hutan, taman kota, kawasan cagar budaya dan bukit.

V -9
b) Kab. Gresik memiliki banyak kawasan cagar budaya dan pantai-pantai wisata yang
sesuai untuk arahan pengembangan kepariwisataan, destinasi berupa pantai,
makam-makam bersejarah, air terjun, kawasan agrowisata, namun dalam
pengembangannya masih belum optimal baik dari fasilitas dan infrastruktur.
4. Kesesuaian untuk Hunian
a) Perencanaan wilayah sebagai daerah hunian, dengan mempertimbangkan beberapa
aspek perencanaan antara lain dari segi aksesibilitas, kondisi topografi, kestrategisan
lokasi, kondisi kontur tanah, kebisingan dan potensi alam dan buatan.
b) Dengan melihat beberapa pertimbangan yaitu kawasan yang cocok dengan hunian
adalah sesuai dengan guna lahan permukiman yang benar, untuk kawasan wisata
pantai hunian tidak cocok berada dekat dengan tempat wisata atau kawasan pantai
wisata karena untuk kawasan tersebut sering terjadi erosi akibat gelombang air laut
yang tinggi sehunga akan menggerus tanah yang ada dekat pantai. Sehingga lokasi
permukiman harus berada pada tingkat kerawanan bencana yang rendah, yaitu jauh
dari tempat wisata.

5.3 ANALISIS DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN


Analisis daya dukung fisik dan lingkungan merupakan analisis kemampuan fisik,
lingkungan dan lahan potensial bagi pengembangan kawasan selanjutnya. Analisis fisik dan
lingkungan wilayah atau kawasan ini adalah untuk mengenali karakteristik sumber daya alam
tersebut, dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan, agar penggunaan lahan dalam
pengembangan wilayah dan atau kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap
memperhatikan keseimbangan ekosistem. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
a. Klimatologi dan Hidrologi
b. Topografi
c. Geologi
d. Bencana Alam dan

5.3.1 Klimatologi dan Hidrologi


Keadaan iklim di Kabupaten Gresik ditandai dengan keadaan curah hujan dan intensitas
hujan. Iklim merupakan gabungan dari berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau rata-rata cuaca di
suatu tempat dalam periode tertentu. Keadaan iklim menjadi faktor penting dalam
kepariwisataan, karena keadaan iklim dapat menjadi faktor penunjang atau menjadi faktor
penghambat.

V -10
A. Curah Hujan
Curah hujan merupakan salah satu faktor penunjang kegiatan kepariwisataan di
Kabupaten Gresik, dengan melihat beberapa kecenderungan pola dan jumlah curah hujan pada
waktu tertentu dapat menjadi faktor penting pendukung dan penghambat. Dari data yang
didapat yaitu data curah hujan tahun 2010 dapat dilihat bahwa terjadi kecenderungan
penurunan jumlah curah hujan, yaitu dari 2.046 mm menjadi 1.354 mm, atau mengalami
penurunan sebesar 33,82 %.

Tabel 5.2Jumlah Curah Hujan Rata-rata Menurut Bulan (mm)Kabupaten Gresik


Curah Hujan (mm)
No Bulan
2006 2007 2008 2009 2010
1 Januari 136 282 319 517 417
2 Pebruari 225 167 236 261 366
3 Maret 246 21 242 288 173
4 April 192 244 134 153 119
5 Mei 137 63 126 153 58
6 Juni 105 13 64 88
7 Juli 123 25 9 36 11
8 Agustus 1 5
9 September 66
10 Oktober 162 14 396 146
11 Nopember 287 382 256 138 33
12 Desember 250 309 130 266 177
Jumlah 1930 1525 1912 2046 1354
Rata-rata 160,83 127,08 159,33 170,50 112,83
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

B. Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah nilai perbandingan antara curah hujan dengan hari hujan baik
dalam bulanan maupun tahunan. Nilai intensitas hujan akan mempengaruhi pembagian wilayah
untuk kawasan lindung maupun budidaya, karena nilai intensitas tersebut mempengaruhi
kemampuan daya dukung tanah apabila untuk kegiatan budidaya. Semakin tinggi nilai tersebut
akan semakin kurang layak untuk budidaya. Banyaknya hari hujan (Number of Rainy Days) pada
tahun 2001 dan tahun 2010 bisa dilihat pada tabel di bawah, Yaitu sebesar 86 hari dan 64 hari.
Hal ini bisa diartikan bahwa pada tahun 2010 jumlah hari hujan mengalami penurunan sebesar
25,58 %. Hari hujan pada tahun 2001, yaitu sebesar 15 hari, diikuti oleh bulan Januari dan
Pebruari sebanyak sebanyak 14 hari dan 12 hari. Pada tahun 2010, hari hujan justru terjadi pada
bulan Januari 2010 diikuti oleh bulan Pebruari dan Maret masing-masing sebesar 16 hari, 14 hari
dan 12 hari.

V -11
Tabel 5.3Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan (Hari) Kabupaten Gresik
Jumlah Hari Hujan
No Bulan
2006 2007 2008 2009 2010
1 Januari 9 11 17 14 16
2 Pebruari 13 11 12 12 14
3 Maret 13 16 12 15 12
4 April 11 10 10 8 7
5 Mei 8 4 8 4 3
6 Juni 7 2 5 2
7 Juli 10 2 1 5 1
8 Agustus 1 1
9 September 4
10 Oktober 8 1 7 8
11 Nopember 15 12 13 8 2
12 Desember 10 13 7 10 9
Jumlah 109 83 92 86 64
Rata-rata 9,08 6,92 7,67 7,17 5,33
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

C. Iklim dan Hidrologi


Seperti halnya kondisi Jawa Timur lainnya, di wilayah Kabupaten Gresik mempunyai
kondisi iklim yang hampir sama. Untuk menentukan kondisi iklim di Kabupaten Gresik
menggunakan data dari stasiun Meteorologi yang terdekat, karena di wilayah Gresik belum ada
stasiun meteorologi yaitu dengan menggunakan stasiun Meteorologi Tanjung Perak Surabaya
sebagai acuan. Berdasarkan data dari stasiun hujan Tanjung Perak Surabaya kondisi iklim yang
berada di Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut :
1. Temperatur rata-rata sebesar 27,8 o C
2. Temperatur minimum 23,2 o C.
3. Temperatur maksimum sebesar 33,4 o C
Temperatur minimum terjadi pada bulan Juli sedangkan temperatur tertinggi terjadi
pada bulan Oktober. Radiasi matahari terbesar 84 % terjadi pada bulan Maret, kecepatan angin
berkisar antara 4 – 6 per detik dengan arah rata-rata ke Selatan. Wilayah Kota Gresik seperti
daerah di Jawa Timur lainnya di pengaruhi oleh iklim tropis. Terhadap iklim daerah Kota Gresik
dapat dibedakan :
1. Iklim kemarau kering terjadi pada bulan Juni sampai dengan Bulan September.
2. Musim penghujan basah terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret.
3. Musim peralihan dari musim kemarau sampai musim penghujan terjadi pada bulan Oktober
dan November.
4. Pada bulan April dan Mei terjadi musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
Dari data iklim tersebut dalam perencanaan kepariwisataan di Kabupaten Gresik dapat
menentukan perencanaan dan kesesuaian pembangunan konsep dan fisik destinasi wisata
sehingga dapat disesuaikan dengan keadaan eksisting yang ada .

V -12
5.3.2 Topografi
Dalam perencanaan kota kemiringan lahan/topografi merupakan unsur yang penting
untuk ditelaah. Peta ketinggian dibuat dari peta topografi yang bersumber dari peta topografi
dengan skala terbesar yang tersedia. Dari peta topografi ini dapat diturunkan beberapa peta
yang berkaitan dengan bentuk bentang alam dan kemiringannya, yakni peta morfologi dan
peta kemiringan lereng/lahan, Kesesuaian lahan bagi peruntukkan bangunan tertentu tidak
terlepas dari pertimbangan kemiringan lahan di kawasan tersebut. Pada umumnya Ketinggian
tempat di Wilayah Kabupaten Gresik berada pada 0 – 500 m diatas permukaan laut (dpl) pada
elevasi terendah terdapat di daerah sekitar muara Sungai Bengawan Solo dan Kali Lamong.

Tabel 5.4Luas Daerah Berdasarkan KetinggianKabupaten Gresik Tahun 2010


Ketinggian (Meter dpl)
No Kecamatan Jumlah
0 – 10 10 - 20 > 20
1 Wringinanom 0,00 6254,00 0,00 6262,00
2 Driyorejo 0,00 5130,00 0,00 5130,00
3 Kedamean 6588,00 0,00 0,00 6596,00
4 Menganti 6196,00 0,00 0,00 6367,00
5 Cerme 6126,00 0,00 0,00 6126,00
6 Benjeng 0,00 6862,00 0,00 6871,00
7 Balongpanggang 7167,00 0,00 0,00 7167,00
8 Duduksampeyan 7440,00 0,00 0,00 7449,00
9 Kebomas 2966,00 0,00 0,00 3433,00
10 Gresik 524,00 0,00 0,00 799,00
11 Manyar 8287,00 0,00 0,00 8671,00
12 Bungah 8022,00 0,00 0,00 7936,00
13 Sidayu 4521,00 0,00 0,00 4521,00
14 Dukun 5909,00 0,00 0,00 5909,00
15 Panceng 0,00 0,00 6318,00 6259,00
16 Ujungpangkah 9470,00 0,00 0,00 10406,00
17 Sangkapura 11872,00 0,00 0,00 11872,00
18 Tambak 7755,00 0,00 0,00 7739,00
Jumlah 92843,00 18246,00 6318,00 119.513,00
Prosentase 79,08 15,54 5,38 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

Distribusi wilayah di Kabupaten Gresik berdasarkan ketinggian dapat diuraikan sebagai


berikut;
a. Wilayah dengan ketinggian 0 –25 mdpl seluas  92.843,00 ha atau sekitar 79,08 % dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Gresik. Wilayah dengan ketinggian 10 – 20 mdpl
mempunyai luas  18.246,00 ha atau sekitar 15,54 % dan.
b. Ketinggian diatas 20 mdpl mempunyai luas  6.318,00 ha atau sekitar 5,38 %.
1. Kondisi topografi pada Kabupaten Gresik bervariasi pada kemiringan 0 – 2 %, 3 – 15 %,
dan 16 – 40 % serta lebih dari 40 %. Sebagian besar mempunyai kemiringan 0 - 2 %

V -13
mempunyai luas  94.613,00 ha atau sekitar 80,59 %, sedangkan wilayah yang
mempunyai kemiringan lebih dari 40 % lebih sedikit  1.072,23 ha atau sekitar 0,91 %.
2. Lereng, adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horisontal
dimana hal ini dinyatakan dalam persen. Berdasarkan kemiringan lerengnya, maka
Kabupaten Gresik dibagi menjadi 4 (empat) kelompok wilayah, yang terdiri dari :
a) Kemiringan lereng 0 – 2 %; meliputi 80,57 % dari luas Kabupaten Gresik serta
tersebar hampir diseluruh wilayah Kabupaten Gresik.
b) Kemiringan Lereng 3 – 15 %; meliputi 10,44 % dari luas Kabupaten Gresik, tersebar
di Kecamatan Panceng, Kecamatan Ujungpangkah, Kecamatan Driyorejo, Kecamatan
Kedamean dan Kecamatan Wringinanom.
c) Kemiringan 15 – 40 %; meliputi prosentase 8,70 % dari luas wilayah Kabupaten
Gresik, lahan – lahan tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Panceng dan
Ujungpangkah serta wilayah Kecamatan Kebomas.
d) Kemiringan Lereng > 40 %; meliputi prosentase 0,92 % dari luas wilayah Kabupaten
Gresik yang terletak di wilayah Kepulauan di Bawean dan Kecamatan Ujungpangkah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 5.5Luas Daerah Berdasarkan KelerenganKabupaten Gresik Tahun 2010


Lereng
No Kecamatan Jumlah
0-2% 3 - 15 % 16 - 40 % >40 %
1 Wringinanom 3968,00 2286,00 0,00 0,00 6262,00
2 Driyorejo 4680,00 450,00 0,00 0,00 5130,00
3 Kedamean 5684,00 904,00 0,00 0,00 6596,00
4 Menganti 6196,00 0,00 0,00 0,00 6367,00
5 Cerme 6126,00 0,00 0,00 0,00 6126,00
6 Benjeng 6862,00 0,00 0,00 0,00 6871,00
7 Balongpanggang 7167,00 0,00 0,00 0,00 7167,00
8 Duduksampeyan 7440,00 0,00 0,00 0,00 7449,00
9 Kebomas 2409,00 518,00 39,00 0,00 3433,00
10 Gresik 524,00 0,00 0,00 0,00 799,00
11 Manyar 8197,00 90,00 0,00 0,00 8671,00
12 Bungah 8022,00 0,00 0,00 0,00 7936,00
13 Sidayu 4521,00 0,00 0,00 0,00 4521,00
14 Dukun 5909,00 0,00 0,00 0,00 5909,00
15 Panceng 3897,00 2324,00 72,00 25,00 6259,00
16 Ujungpangkah 8063,00 972,00 243,00 192,00 10406,00
17 Sangkapura 4805,00 2050,34 4216,68 799,98 11872,00
18 Tambak 143,00 2656,94 4899,81 55,25 7739,00
Jumlah 94613,00 12251,28 9470,49 1072,23 119.513,00
Prosentase 80,59 10,43 8,07 0,91 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

V -14
5.3.3 Geologi
Bentang alam yang merupakan view dan potensial wilayah Kabupaten Gresik, secara
garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) antara lain:
a. Daerah perbukitan batu gamping
Daerah perbukitan batu gamping terbesar dibagian Utara dan Selatan antara lain di
Kecamatan Bungah dan Kecamatan Ujungpangkah. Struktur geologi didaerah ini
merupakan lipatan yang berbentuk antilklinal dan sinklinal, hal tersebut adanya sistem
rekahan dan rongga akibat pelarutan menyebabkan batu gamping banyak menyimpan
banyak air.
b. Daerah dataran rendah
Daerah dataran rendah ini tertutup oleh belahan hasil rombakan daerah atas didekat
ataupun di daerah hulu, lapisan tanah bagian atas ini terdiri dari lempung, lempung pasiran
dan napal. Pada umumnya berupa dataran alluvial yang batuannya bersifat kedap air, oleh
karena itu peresapan air hujan lebih kecil apabila dibandingkan dengan daerah batu
gamping.
Persebaran jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Gresik berdasarkan pada jenis
tanah masing-masing mempunyai proporsi dan sifat. Adapun masing-masing jenis tanah
adalah sebagai berikut :
1. Alluvial, bahan induk dari tanah liat dan pasir yang beraneka ragam tanah kelabu
kehitam-hitaman dengan tekstur liat berat sedikit plastis. Penggunaan lahan pada
umumnya berupa persawahan dengan pengairan yang sebagian besar sudah teratur dan
sebagian berupa empang/tambak. Dengan ini baik untuk perluasan sawah yang
dipergunakan sebagai tanaman bahan pangan.
2. Kompleks mediteran, tanah jenis ini berasal dari bahan induk batu liat napal, sifat
lainnya dari jenis tanah ini mempunyai kadar bahan organik rendah sampai sedang.
Fisiografi daerah berupa bukit lipatan dengan bentuk wilayah berbukit sampai
bergunung, sebagian besar merupakan wilayah berbukit dengan kemiringan lereng 30
%. Jenis tanah ini biasanya dipakai untuk bermacam-macam bentuk penggunaan lahan,
antara lain persawahan tadah hujan dan tegalan serta galian batu gamping.
3. Grumusol, jenis tanah ini berasal dari bahan induk , bahan kapur, napal dan batu liat.
Tanah kelabu tua dengan tekstur liat dan struktur sangat gempal serta konsisten teguh
sampai plastis. Tanah Grumusol ini tersebar di daerah bukit lipatan yang merupakan
bagian bawah punggung antiklinal dan lembah-lembah sinklinal dengan bentuk wilayah
bergelombang. Jenis tanah ini mempunyai kemampuan lahan untuk pertanian yang
sangat terbatas oleh air.

V -15
Tabel 5.6Luas Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tanah (Ha)Kabupaten Gresik Tahun 2010
Jenis Tanah (ha)
No Kecamatan Jumlah
A B C D E F G
1 Wringinanom 0,00 199,00 1358,00 0,00 3245,00 1458,00 0,00 6262,00
2 Driyorejo 0,00 3414,00 0,00 0,00 1403,00 312,00 0,00 5130,00
3 Kedamean 3906,00 0,00 0,00 0,00 2524,40 685,00 0,00 6596,00
4 Balongpanggang 0,00 5880,00 0,00 0,00 320,00 0,00 0,00 6367,00
5 Benjeng 0,00 4817,00 0,00 0,00 1311,00 0,00 0,00 6126,00
6 Menganti 0,00 2449,40 0,00 0,00 0,00 4423,00 0,00 6871,00
7 Cerme 223,00 5909,90 0,00 0,00 1039,00 0,00 0,00 7167,00
8 Duduksampeyan 2936,00 4511,40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7449,00
9 Kebomas 885,00 444,00 0,00 0,00 0,00 1161,00 447,60 3433,00
10 Gresik 0,00 0,00 0,00 0,00 525,30 0,00 0,00 799,00
11 Manyar 4222,90 792,00 1685,00 0,00 0,00 0,00 1586,00 8671,00
12 Bungah 0,00 0,00 7282,80 0,00 740,00 0,00 0,00 7936,00
13 Sidayu 2223,00 0,00 0,00 447,00 1577,90 0,00 273,00 4521,00
14 Dukun 5915,90 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5909,00
15 Panceng 0,00 0,00 0,00 6258,50 0,00 0,00 0,00 6259,00
16 Ujungpangkah 5926,00 0,00 0,00 0,00 3320,00 0,00 237,00 10406,00
17 Sangkapura 0,00 0,00 0,00 11357,00 0,00 0,00 0,00 11872,00
18 Tambak 0,00 0,00 0,00 7746,00 0,00 0,00 0,00 7739,00
Jumlah 26237,80 28416,70 10325,80 25808,50 16005,60 8039,00 2543,60 119.513,00
Prosentase 22,35 24,20 8,79 21,98 13,63 6,85 2,17 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

Keterangan :
A : Alluvial Hidromorf
B : Alluvial Kelabu Tua
C : Alluvial Kelabu
D : Kompleks Mediteran Coklat Kemerahan
E : Alluvial Kelabu Tua
F : Grumosol Kelabu
G : Kompleks Mediteran Merah dan Litosol

5.3.4 Bencana alam


a. Erosi, adalah peristiwa pengikisan permukaan tanah oleh aliran permukaan, sehingga
mengakibatkan butiran-butiran tanah tergerus. Penyebab lain terjadinya kerusakan sumber
daya lahan adalah terjadinya proses erosi. Di Kabpaten Gresik, luas lahan yang mengalami
erosi adalah sebesar 3.924,34 ha atau sekitar 3,28 % dari luas lahan total dan tersebar di 10
Kecamatan. Kecamatan dengan luas daerah tererosi terbesar adalah Kecamatan Kebomas
(37,73 %), diikuti dengan Kecamatan Gresik (18,52 %) dan Ujungpangkah (9,54 %). Erosi
dapat terjadi di Daerah Pengaliran Sungai (DPS) maupun pantai. Daerah Pengaliran Sungai
adalah wilayah tangkapan air hujan yang akan mengalir ke sungai yang bersangkutan.
Perubahan fisik yang terjadi di DPS akan berpengaruh langsung pada kemampuan retensi
DPS menghadapi banjir. Retensi DPS adalah kemampuan DPS untuk menahan air di bagian
hulu. Perubahan tata guna lahan di sepanjang DPS, misalnya dari hutan dijadikan
perumahan atau perkebunan, akan menyebabkan retensi DPS berkurang secara drastis.
Luas lahan yang mengalami erosi di Daerah Pengaliran Sungai (DPS) belum terinventarisasi
dan teridentifikasi secara lengkap.

V -16
b. Erosi pantai atau abrasi adalah proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh gelombang,
pasang surut dan angin. Terlihat bahwa lahan pantai yang tererosi meliputi area pada 5
(lima) dengan luas sebesar 1.185,06 ha atau 47,9 % dari seluruh luas lahan tererosi.
Sebagian besar erosi pantai atau abrasi tersebut terjadi di Kecamatan Ujungpangkah dan
Panceng. Kondisi sebaliknya juga terjadi dimana terjadi penambahan tanah oloran,
diantaranya pada beberapa tempat Kecamatan Ujungpangkah dan Pulau Galang di
Kecamatan Kebomas. Penambahan tanah oloran juga terjadi akibat kegiatan reklamasi
untuk kperluan pengembangan industri dan pelabuhan, sebagai contoh pelabuhan
Nusantara Playwood. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 5.7Luas Daerah Berdasarkan Klasifikasi Erosi Tanah (Ha)Kabupaten Gresik Tahun 2010
Erosi Tidak Erosi Total
No Kecamatan Persentase (%)
Luas Lahan (Ha) (Ha) (Ha)
1 Wringinanom 127,31 2,03 6134,69 6262,00
2 Driyorejo 64,00 1,25 5066,00 5130,00
3 Kedamean 0,00 0,00 6596,00 6596,00
4 Balongpanggang 0,00 0,00 6367,00 6367,00
5 Benjeng 0,00 0,00 6126,00 6126,00
6 Menganti 0,00 0,00 6871,00 6871,00
7 Cerme 0,00 0,00 7167,00 7167,00
8 Duduksampeyan 0,00 0,00 7449,00 7449,00
9 Kebomas 1295,37 37,73 2137,63 3433,00
10 Gresik 148,00 18,52 651,00 799,00
11 Manyar 223,00 2,57 8448,00 8671,00
12 Bungah 414,02 5,22 7521,98 7936,00
13 Sidayu 0,00 0,00 4521,00 4521,00
14 Dukun 0,00 0,00 5909,00 5909,00
15 Panceng 169,36 2,70 6089,64 6259,00
16 Ujungpangkah 992,55 9,54 9413,45 10406,00
17 Sangkapura 433,73 3,65 11438,27 11872,00
18 Tambak 57,00 0,74 7682,00 7739,00
Jumlah 3924,34 3,28 115588,66 119513,00
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

Tabel 5.8Luas Lahan Pantai TererosiKabupaten Gresik Tahun 2010


No. Kecamatan Luas Erosi (Ha)
1. Kebomas 1,06
2. Gresik 11,00
3. Manyar 38,00
4. Panceng 541,00
5. Ujungpangkah 594,00
Jumlah 1185,06
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

c. Drainase adalah keadaan yang menunjukkan lamanya dan seringnya tanah jenuh terhadap
kandungan air atau menunjukkan kecepatan meresapnya air dari permukaan tanah. Kondisi
ini akan mempengaruhi tingkat genangan dan potensi banjir Secara umum Kabupaten
Gresik memiliki drainase yang cukup baik, wilayah yang mengalami genangan air periodik

V -17
meliputi Kecamatan Ujungpangkah, Kecamatan Sidayu dan Kecamatan Bungah, sebagian
Kecamatan Panceng dan Kecamatan Dukun serta Kecamatan Balongpanggang. Untuk lebih
jelasnya dapat dillihat pada Tabel brikut :

Tabel 5.9Luas Daerah Berdasarkan Klasifikasi Genangan (Ha)Kabupaten Gresik Tahun 2010
Genangan (Ha)
No Kecamatan Tergenang Selalu Jumlah
Tidak Tergenang
Periodik Tergenang
1 Wringinanom 6260,00 0,00 0,00 6262,00
2 Driyorejo 5029,00 0,00 100,00 5130,00
3 Kedamean 7040,40 0,00 75,00 6596,00
4 Balongpanggang 6100,00 100,00 0,00 6367,00
5 Benjeng 6103,00 0,00 25,00 6126,00
6 Menganti 6847,40 0,00 25,00 6871,00
7 Cerme 7046,90 0,00 125,00 7167,00
8 Duduksampeyan 5097,40 0,00 2350,00 7449,00
9 Kebomas 2892,60 0,00 75,00 3433,00
10 Gresik 525,30 0,00 0,00 799,00
11 Manyar 4248,90 37,00 4000,00 8671,00
12 Bungah 2797,80 2875,00 2350,00 7936,00
13 Sidayu 2895,90 1625,00 0,00 4521,00
14 Dukun 4990,90 925,00 0,00 5909,00
15 Panceng 6258,50 0,00 0,00 6259,00
16 Ujungpangkah 3313,00 6170,00 0,00 10406,00
17 Sangkapura 0,00 11357,00 0,00 11872,00
18 Tambak 0,00 7746,00 0,00 7739,00
Jumlah 77447,00 30835,00 9125,00 119.513,00
Prosentase 65,96 26,26 7,77 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030

5.4 ANALISIS SUPPLY (PENAWARAN)


Tujuan dari analisis supply (penawaran) adalah untuk memenuhi karakter dan kondisi
produk pariwisata, sehingga nantinya akan lebih jelas pangsa pasar pariwisata yang menjadi
sasaran dan pemasarannya, beberapa komponen sediaan atau penawaran yang digunakan dalam
analisis ini diantaranya: Keanekaragama daya tarik, aksesibilitas, amenitas dan kondisi sosial
budaya masyarakat.Analisis supply merupakan salah satu dari analisis kepariwisataan, dimana
unsur-unsur yang berada didalamnya meliputi keanekaragaman daya tarik wisata, aksesibilitas
kawasan wisata, amnenitas dan sosial budaya masyarakat.

5.4.1 Kenakeragaman Daya Tarik Wisata


A. Daya Tarik Wisata Alam

V -18
Daya Tarik wisata alam yang berada di Kabupaten Gresik terdiri dari alam di
pegunungan dan di pantai. Untuk wisata alam di pegunungan terdapat wisata petilasan Sunan
Kalijaga di bukit surowiti, danau kastoba, Air Terjun Laccar, Air Terjun Patar Selamat, dan Air
Panas Kebondaya yang sebagian besar berada di Pulau Bawean. Wisata alam di pegunungan
menawarkan suhu udara yang masih segar dan dingin, yang masih dikelilingi oleh hutan-hutan
yang masih alami. Pemandangan alam yang indah juga menjadi daya tarik wisatawan unutk
berkunjung ke wisata pegunungan tersebut. Selain itu, daya tarik lainnya adalah air yang masih
segar dan bersih, sehingga wisatawan dapat mandi atau berendam.
Untuk wisata alam pantai antara lain: Pantai Labuhan, Pantai Nyimas, Pantai Hutan
Lindung, Pantai Tinggen, Pantai Dalegan, Pulau Noko dan Pulau Gili, Kawasan Pantai Selayar,
serta Pantai Pulau Cina yang tersebar di Kabupaten Gresik. Daya tarik wisata pantai yang paling
utama yaitu pantainya yang masih alami, selain itu garis pantai juga panjang, sehingga akan
lebih memuaskan para wisatawan untuk menikmati pemandangan pantai sambil berjalan di
sepanjang garis pantai. Pada Pulau Noko dan Pulau Gili pantai yang ditawarkan lebih indah
karena warna pasirnya yang putih, bersih, dan halus. Selain itu juga terdapat terumbu karang
yang masih alami dan indah. Pemandangan laut lepas yang indah juga menarik wisatawan untuk
berkunjung menikmati wisata pantai.

Air terjun Kudhu-Kudhu Air Panas

Danau Kastoba Air Terjun Laccar

V -19
Pantai Makam Panjang Pantai Tandjung Ke’en

Tandjung Ke’en Pulau Noko

Gambar 5.1Daya Tarik Wisata Alam Kabupaten Gresik

B. Daya Tarik Wisata Religi/ Budaya


Daya tarik wisata budaya yang terdapat di Kabupaten Gresik merupakan wisata religi
yang berupa makam-makam para ulama-ulama Islam dan beberapa tokoh bersejarah yang
berpengaruh pada pembentukan Kabupaten Gresik. Objek wisata religi tersebut antara lain:
Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri, Petilasan Giri Kedaton, Makam Kanjeng
Tumenggung Pusponegoro, Makam Nyi Ageng Pinatih, Makam Raden Santri, Makam Sunan
Prapen, Makam Siti Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh Sidayu, Makam Dewi
Sekardadu, serta Makam Putri Cempo. Daya Tarik yang ditawarkan dari wisata religi adalah
ketenangan batin, pengkayaan pengetahuan akan sejarah islam dan pembentukan Gresik.

Makam Maulana Malik Ibrahim

Makam Kandjeng Sepuh Sidayu

V -20
Makam Nyai Ageng Pinatih Makam Raden Santri

Makam Siti Fatimah binti Maemun Makam Sunan Giri

Makam Sunan Prapen Situs Giri Kedaton

Gambar 5.2Daya Tarik Wisata Budaya Kabupaten Gresik

C. Daya Tarik Wisata Buatan


Wisata buatan yang terdapat di Kabupaten Gresik yaitu Giri Warna Tirta atau Telaga
Ngipik. Daya Tarik yang ditawarkan pada wisata buatan tersebut antara lain pemandangan
telaga yang indah dengan suasana sejuk, tenang, dan nyaman. Telaga yang terbentuk akibat
penambangan tanah lapang oleh PT Petrokimia Gresik sehingga terbentuk lubang seluas 20
hektar tersebut telah dilengkapi denga permainan anak yang dapat menjadi daya Tarik bagi
wisatawan yang berkunjung ke wisata tersebut.

V -21
Pintu Masuk Ski Air

Tempat Permaianan Anak Tempat Permaianan Anak

Outbond Tempat Pemancingan

Ski Air Rumah Makan


Gambar 5.3Daya Tarik Wisata Buatan Kabupaten Gresik

D. Daya Tarik Wisata Khusus


Wisata khusus yang terdapat di Kabupaten Gresik antara lain Kawasan Wisata Adenium,
Benteng Lodewijk, Kampung Kemasan, serta Sentra Songkok dan Rebana. Daya tarik dari wisata
khusus tersebut bermacam-macam tergantung dari jenis objek wisatanya. Seperti wisata
kampung Adenium dimana daya Tarik dari wisata ini tentunya tanaman adenium yang indah

V -22
tersebar di seluruh kampung yang membudidayakan tanaman tersebut. Jenis tanaman adenium
ini juga sangat bervariasi sehingga wisatawan tidak akan bosan. Daya Tarik dari wisata Benteng
Lodewijk tentunya benteng peninggalan Belanda yang dahulu berfungsi sebagai benteng
pertahanan. Meskipun Benteng Lodewijk saat ini sudah tidak utuh, namun sisa-sisa situs benteng
tersebut sangat menarik dan dapat di dijadikan objek foto yang bagus dengan berlatar belakang
laut lepas. Selain itu, data tarik Kampung Kemasan yaitu bangunan-bangunan peninggalan
Belanda yang masih berdiri kokoh sampai saat ini. Bangunan-bangunan tersebut memiliki
arsitektur yang kental akan budaya Belanda, sehingga wisatawan akan merasakan suasana
seperti di Negara Belanda. Serta daya Tarik terakhir yang ditawarkan oleh Sentra Songkok dan
Rebana tentunya berasal dari produk unggulan yang dihasilkan berupa Songkok dan Rebana.
Wisatawan dapat melihat langsung proses pembuatan Songkok dan Rebana yang tersebar di
rumah-rumah pribadi para pengerajin, karena industry ini merupakan industry rumahan.

Pengerajin Rebana Kampung Adenium

Kampung Kemasan Benteng Lodewijk


Gambar 5.4Daya Tarik Wisata Khusus Kabupaten Gresik

5.4.2 Aksesibilitas Kawasan Wisata


Kondisi aksesibilitas menuju ke kawasan wisata di Kabupaten Gresik terbagi menjadi
tiga kondisi, yaitu aksesibilitas di dalam kota, aksesibilitas di luar kota, serta aksesibilitas di Pulau
Bawean.
A. Aksesibilitas Dalam Kota
Untuk aksesibiltas menuju tempat wisata di dalam kota sudah sangat baik. Kondisi jalan
sudah beraspal dan terdapat beberapa petunjuk yang memudahkan wisatawan untuk menuju
tempat wisata. Untuk wisatawan dari luar kota dapat mengakses jalan tol yang memudahkan

V -23
menuju ke Gresik. Selain itu juga terdapat moda angkutan umum di dalam kota Gresik menuju
tempat-tempat wisata yang memudahkan wisatawan local maupun luar kota yang tidak
mengendarai kendaraan pribadi. Permasalahan yang muncul adalah kemacetan yang sering
terjadi di ruas-ruas jalan utama di dalam kota. Kemacetan tersebut sering timbul pada saat jam-
jam berangkat kerja dan pulang kerja, serta dipenuhi juga dengan truk-truk industry, sehingga
akan sedikit mengganggu perjalanan menuju tempat-tempat wisata di dalam kota.
Wisata-wisata yang berada di dalam kota antara lain Makam Sunan Giri, Makam
Maulana Malik Ibrahim, Petilasan Giri Kedaton, Makam Kanjeng Tumenggung Pusponegoro,
Makam Nyi Ageng Pinatih, Makam Raden Santri, Makam Sunan Prapen, Makam Dewi
Sekardadu, Giri Wana Tirta, dan Kampung Kemasan. Untuk wisata-wisata religi yang ada di
dalam kota dan Kampung Kemasan letaknya sebagian besar berada di pusat kota, sehingga pada
saat-saat tertentu ketika banyak wisatawan yang datang akan terjadi kemacetan di pusat kota
tersebut.

Gambar 5.5 Kondisi jalan masuk ke Makam Sunan Giri yang baik

B. Aksesibilitas Luar Kota


Aksesibilitas menuju tempat-tempat wisata di luar Kota Gresik sudah dapat terjangkau
pada umumnya. Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal, namun terdapat kondisi jalan yang
masih tanah ataupun macadam, yaitu jalan menuju Wisata Bukit Surowiti, dimana jalan
macadam tersebut dimulai dari jalan masuk dari jalan utama kabupaten hingga tempat parkir.
Belum lagi jalannya yang menanjak sehingga lebih menyulitkan untuk menuju tempat wisata
tersebut.
Moda angkutan umum yang menuju tempat-tempat wisata di luar kota sangat jarang,
sehingga wisatawan akan kesulitan menuju tempat wisata tersebut apabila tidak menggunakan
kendaraan pribadi atau sewa. Tempat wisata di luar kota Gresik dapat di akses dari Kabupaten
Lamongan yang berada di sebelah barat Kabupaten Gresik dan dari Kota Surabaya yang berada
di sebelah timur Kabupaten Gresik.
C. Aksesibilitas Pulau Bawean
Pulau Bawean terletak di Laut Jawa, sekitar 80 Mil atau 120 kilometer sebelah utara
Gresik yang hanya dapat diakses dengan menggunakan transportasi laut. Kapal yang beroperasi
menuju Pulau Bawean hanya ada dua, yaitu Kapal Tungkal Samudra dan Kapal Bahari Ekspres.

V -24
Perjalanan menuju Pulau Bawean dari pelabuhan Gresik menempuh waktu antara 3 hingga 6
jam. Apabila cuaca sedang buruk maka transportasi menuju dan dari Pulau Bawean akan lumpuh.
Tempat-tempat wisata di Pulau Bawean terdiri dari wisata pantai dan wisata di
pegunungan. Aksesibilitas menuju tempat-tempat wisata tersebut sebagian besar sangat buruk,
dengan kondisi jalan berupa tanah dan batu. Jalan yang beraspal pada Pulau Bawean hanya
terdapat pada pusat kota dan jalan lingkar Bawean. Medan yang dilewati untuk menuju tempat-
tempat wisata tersebut juga berbukit dan terjal. Pada beberapa titik aksesnya sangat menanjak
dengan sisi satunya berupa jurang. Jalan tersebut hanya dapat dilewati untuk satu mobil saja
dengan lebar hanya 1,5 meter. Untuk moda transportasi umum tidak ada di Pulau Bawean,
sehingga jika ingin berkeliling menuju tempat-tempat wisata tersebut harus sewa kendaraan,
baik roda dua maupun roda empat.

Jalan masuk ke Makam Panjang Jalan Masuk ke Penangkaran Rusa


Gambar 5.6 Kondisi Jalan Masuk ke Obyek-obyek Wisata di Pulau Bawean

5.4.3 Amenitas/Fasilitas
A. Sarana Pokok Kepariwisataan
Sarana Pokok Kepariwisataan, adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat
tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Termasuk
dalam kelompok ini adalah travel agent atau tour operator, perusahaan-perusahaan
angkutan wisata, hotel, dan jenis akomodasi lainnya, restoran dan rumah makan lainnya
serta objek wisata dan atraksi wisata.
1. Wisata alam, wisata buatan, wisata religi, dan wisata khusus
Kabupaten Gresik memiliki potensi yang dangat besar dalam bidang pariwisata. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya seluruh macam objek wisata yang mendukung.
Wisata alam di Kabupaten Gresik meliputi wisata pantai, air panas, perbukitan dan air
terjun. Wisata buatan yang disajikan dalam bentuk telaga. Wisata religi yaitu makam-
makam tokoh islam yang ada di Kabuapten Gresik. Wisata khusus yaitu terdiri dari
sentra dan industri rumahan.

V -25
Gambar 5.7 Peta Aksesibilitas Destinasi Wisata Kabupaten Gresik

V -26
Wisata Alam Danau Kastoba Wisata Buata Telaga Ngipik

Wisata Makam Maulana Malik Ibrahim Wisata Khusus Kampung Adenium


Gambar 5.8 Jenis Wisata di Kabupaten Gresik

2. Villa atau Penginapan


Pada seluruh objek wisata di Kabupaten Gresik dan Pulau Bawean belum terdapat
penginapan maupun hotel yang mengakomodasi wisatawan untuk menginap maupun
ingin beristirahat. Para wisatawan harus mencari penginapan di luar kawasan objek
wisata. Pada beberapa objek wisata menggunakan perkemahan seperti Kawasan Pantai
Selayar. Terkadang juga para wisatawan dapat memanfaatkan atau menyewa rumah
penduduk sebagai tempat menginap seperti yang ada pada Pantai Noko dan Pulau Gili.
3. Restoran atau Rumah Makan
Biasanya pada saat berwisata para wisatawan pasti membutuhkan rumah makan maupun
restoran sebagai akomodasi. Apalagi Kabupaten Gresik dikenal sebagai salah satu
Kabupaten yang memiliki beberapa makanan khas yang terkenal enak. Pada beberapa
kawasan objek wisata seperti Pantai Delegan dan Kawasan Makam Kanjeng Sepuh sudah
terdapat warung-warung makanan yang menjual aneka makanan khas dari Kabupaten
Gresik seperti sego krawu, sego rawon, dan sego bebek. Para wisatawan sangat
menggemari makanan-makanan tersebut karena memiliki kekhasan rasa tersendiri.

V -27
Gambar 5.9Warung Makanan Pantai Delegan

Pada beberapa kawasan makam tidak diperbolehkan adanya warung atau restoran
dikarenakan demi menjaga kekhusukan para pengunjung dalam berziarah.
4. Parkir
Pada kawasan objek wisata yang ada di Kabupaten Gresik kebanyakan sudah tersedia
raung atau lahan untuk memarkir kendaraan namun kebanyakan lahan tersebut tidak
disediakan oleh pengelola namun oleh masyarakat sekitar. Namun beberapa ada yang
telah disediakan oleh pengelola objek wisata. Terkadang tempat parkir juga kurang
disebabkan para wisatawan yang terlalu banyak tidak sebanding dengan lahan parkir
yang ada.

Gambar 5.10Parkir Kawasan Makam Fatimah Binti Maimun

5. Biro Perjalanan
Bagi Biro Perjalanan yang mengakomodasi untuk objek wisata yang ada di Kabupaten
Gresik dan Pulau Bawean masih sangat sedikit. Karena memang biasanya para wisatawan
yang datang ke Gresik lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi. Para wisatawan
yang berziarah ke wisata makam biasanya yang menggunakan biro perjalanan karena
mereka datang bersama rombongan pengajian ataupun oraganisasinya.
B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan
Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat
yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana
pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah menjadikan para wisatawan lebih
lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata.

V -28
1. Aula
Pada wisata makam pasti harus ada aula yang digunakan sebagai tempat untuk para
wisatawan berdoa maupun beristirahat. Hal tersebut telah ada di beberapa kawasan
wisata makam misalnya di Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri, maupun
makam lainnya. Selain sebagai tempat untuk berdoa aula juga digunakan sebagai
tempat makam-makam yang bukan makam utama sehingga orang-orang dapat juga
berziarah pada tempat tersebut.

Gambar 5.11Aula Makam Sunan Prapen

2. Gazebo atau shelter


Biasanya gazebo atau shelter digunakan para wisatawan sebagai tempat istirahata atau
sebagai tempat untuk melihat pemandangan kawasan objek wisata. Beberapa objek
wisata yang ada di Kabupaten Gresik sudah memiliki shelter namun pada objek wisata
yang ada pada Pulau Bawean belum memiliki sehingga para wisatawan sangat sulit
sekali dalam mencari tempat untuk berteduh maupun bersantai menikmati
pemandangan.

Shelter Pantai Delegan Shelter Danau Kastoba

Shelter Pantai Labuhan


Gambar 5.12 Fasilitas Shelter di Obyek-Obyek Wisata

V -29
3. Tempat Peribadatan
Tempat peribadatan digunakan sebagai tempat untuk beribadah dan berdoa. Pada
kawasan wisata makam Kabupaten Gresik sudah telah tersedia tempat untuk beribadah
bagi wisatawan Karen hal tersebut salah satu tempat untuk berziarah maupun berdoa.
Untuk kawasan wisata lainnya sudah ada namun untuk tempat wisata alam kurang
tersedia dikarenakan tempat wisata alam yang sulit dijangkau dan opengunjungnya
masih sangat sepi.
4. MCK atau Toilet
Pda masing-masing objek wisata rata-rata telah memiliki MCK maupun toilet namun
pada objek wisata yang berbau alam masih sangat minim hal tersebut dikarenakan
belum ada pengelola objek wisata dan akses menuju objek wisata masih sulit.

MCK Kawasan Makan Sunan Prapen MCK Kawasan Penangkaran Rusa


Gambar 5.13 Fasilitas Toilet di Obyek-Obyek Wisata

C. Sarana Penunjang Kepariwisataan


Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap
dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada
suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih
banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya ditempat yang dikunjunginya.
1. Pasar Wisata dan Toko Souvenir
Pasar wisata dan took souvenir pada objek wisata yang ada di Kabuapten Gresik dan
Pulau Bawean hanya terdapat pada sepanjang jalan menuju Kawasan Makam Sunan Giri.
Jalan setapak yang digunakan sebagai jalur menuju makam utama tertutupi dan menjadi
tidak terakomodir karena banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang
jalan tersebut. Hal tersebut menyebabkan para wisatawan kurang merasa nyaman
karena pedagang membuat badan jalan menjadi kotor dan sempit.

V -30
Gambar 5.14Pasar Wisata dan toko souvenir Kawasan Makam Sunan Giri

2. Area Permainan Anak


Beberapa objek wisata yang ada pada Kabupaten Gresik dan Pulau Bawean belum
memiliki area permaianan anak namun beberapa telah ada. Biasanya masyarakat yang
berwisata tentunya akan membawa anak mereka baik yang telah berusia dewasa
maupun yang masih anak-anak. Pada Salah satu objek di Kabupaten Gresik yaitu Telaga
Ngipik telah memiliki tempat permainan anak.

Gambar 5.15Permainan Anak Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta

3. Permainan Air
Pada bagian permainan air hanya terdapat pada wisata alam seperti pantai, telaga, dan
danau. Namun keberadaan permainan tersebut belum terakomodir dengan baik. Telaga
ngipik merupakan objek wisata dengan permainan air yang telah terkelola karena telaga
ini sering digunakan sebagai tempat lomba nasiona maupun internasional.

Gambar 5.16Ski Air Telaga Ngipik/ Giri Wana Tirta

V -31
D. Infrastruktur
Atraksi dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada fasilitas
pendukung/infrastruktur. Prasarana pariwisata pada Kawasan Wisata dibagi menjadi dua
bagian yang penting, yaitu prasarana perekonomian dan prasarana sosial.
1. Prasarana Perekonomian
Prasarana perekonomian (economic infrstructures) adalah semua fasilitas yang dapat
memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga
dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Yang termasuk
dalam prasarana ekonomi ini adalah pengangkutan (transportation), utilitas dan sistem
perbankan.
a) Pengangkutan (transportation)
Pada objek wisata yang ada di Kabupaten Gresik dapat menggunakan transportasi
darat karena jaraknya yang relative dekat dari pusat kota. kawasan-kawasan tersebut
dapat dijangkau dengan angkutan umum maupun dengan kendaraan pribadi.
Namun pada objek wisata yang ada pada Pulau Bawean dibutuhkan adanya
transportasi laut yaitu kapal untuk menyebrang dan pelabuhan. Berdasarkan
informasi yang didapat dari para warga dan para wisatawan banyak jalan menuju
objek wisata yang kurang layak yang digunakan karena selain perkerasan yang masih
buruk namun jalan yang digunakan juga sempit. Tidak semua jalan yang menuju
objek wisata beraspal namun juga ada yang masih berupa tanah dan macadam.
b) Sistem utilitas
 Air bersih
Air Bersih pada objek wisata sangat penting selain sebagai akomodasi para
wisatawan namun juga akan bermanfaat sebagai fasilitas untuk para wisatawan.
Sistem jaringan air bersih pada objek-objek wisata di gresik dan pulau bawean
masih sangat minim. Pada beberapa objek di Kabupaten Gresik sudah terlayani
jaringan air bersih namun ketersediannya tidak memenuhi kebutuhan para
wisatawan, seperti contoh yang ada pada kawasan makam Sunan Giri. Pada Objek
wisata alam memang kurang terlayani oleh jaringan air bersih. Hal tersebut
dikarenakan belum adanya pipa air PDAM maupun jaringan air bersih lainnya.
 Listrik
Pada Kawasan wisata yang ada di Kabupaten Gresik semuanya telah terlayani oleh
jaringan listrik yang berasal dari PLN. Artinya para wisatawan tidak perlu
mengkhawatirkan mengenai akomodasi listrik. Namun pada objek wisata yang
ada di Pulau Bawean listrik memang sangat minim hal tersebut dikarenakan
belum adanya jaringan listrik. Hal tersebut akan mengganggu kenyamanan para
wisatawan dalam menikmati kondisi dari objek wisata

V -32
 Komunikasi
Sebenarnya jaringan telepon sangat dibutuhkan dalam dunia kepariwisataan.
Untuk objek wisata yang ada pada Kabupaten Gresik memang sebagian bersar
terlayani oleh jaringan telepon baik yang berasal dari TELKOM maupun BTS.
Namun pada kawasan objek wisata yang ada di Pulau Bawean sangat sulit sekali
mencari sinyal untuk telepon karena belum adanya jaringan telepon maupun BTS
sehingga komunikasi akan terputus jika menuju Pulau Bawean.
 Persampahan
Sistem persampahan yang ada pada objek wisata Kabupaten Gresik dan Pulau
bawean masih menngunakan sistem konvensional yaitu masih berupa tempat
sampah biasa berupa tong ataupun kotak. Keberadaan tong-tong sampah pada
objek wisata gresik masih sangat kurang. Hal tersebut sangat jelas dapat dilihat
melalui banyaknya timbunan sampah pada sekitar objek wisata. Selain itu tidak
ada sistem lain setelah sampah masuk dalam tong.
 Drainase
Sistem drainase pada objek wisata Kabupaten Gresik dan Pulau Bawean masih
sangat buruk. Hal tersebut dapat dilihat pada banyaknya sampah yang ada pada
drainase. Nantinya apabila tumpukan sampah tersebut tidak diatasi maka akan
menyebabkan banjir. Selain itu drainase yang sempit juga akan menurunkan
kinerja drainase dalam menerima limpasan air
 Sistem Perbankan
Dari kondisi yang ditemui di lapangan semua objek wisata baik di kabupaten
Gresik maupun di Pulau Bawean belum mempunyai sistem perbankan seperti
bank atau ATM.
2. Prasarana Sosial
Prasarana Sosial (Social Infrastructures), adalah semua faktor yang menunjang kemajuan
atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian yang ada. termasuk dalam
kelompok ini adalah pelayanan kesehatan (Health Services Facilities), Faktor Keamanan
(Safety) dan Petugas yang langsung melayani wisatawan (Goverment apparatus).
a) Pelayanan Kesehatan (Health Services Fasilities)
Prasarana kesehatan dimaksudkan sebagai pemberi jasa wisatawan dalam bidang
kesehatan, sehingga apabila ada wisatawan yang sakit tidak perlu keluar objek
wisata. Pada objek wisata yang ada di Kabupaten Gresik dan Pulau Bawean belum
terdapat fasilitas kesehatan ini.
b) Faktor Keamanan (Safety)
Suatu objek wisata pasti butuh faktor kemanan. Hal tersebut dikarenakan apabila
suatu objek wisata aman maka akan lebih banyak wisatawan yang datang menuju

V -33
objek wisata sehingga nantinya wisata akan berkembang pesat. Pada kawasan objek
wisata gresik memang sudah ada pos keamanan terutama pada objek wisata makam
karena telah terkeloka dengan baik namun pada objek wisata yang masih kurang
terjamah sangat minim faktor keamanan.
c) Petugas yang langsung melayani wisatawan (Government Apparatus)
Pada beberapa kawasan objek wisata telah terdapat unit pelayanan yaitu apabila
kawasan wisata tersebut telah memiliki pengelola. Kebanyakan untuk objek wisata di
Kabupaten Gresik sudah memiliki unit pelayanan karena telah ada kantor pengelola
sebagai pusat informasi.

5.4.4 Sosial Budaya Masyarakat


Sosial budaya masyarakat ditentukan dari masyarakat yang mendiami daerah tersebut.
Adat yang masih dijunjung hingga sangat ini akan menentukan prilaku yang ada pada wilayah
tersebut. Karakteristik masyarakat akan menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan untuk
berkunjung ke objek wisata. Masyarakat yang ada di Kabupaten Gresik maupun Pulau Bawean
memiliki potensi sebagai daya tarik pariwisata. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku
masyarakat yang selalu merayakan atau menyambut hari-hari besar islam yang akan meramaikan
dan menunjang pariwisata makam yang ada di Kabupaten Gresik. Mereka akan berziarah dan
berdoa di makam-makam para wali. Hal tersebut secara tidak langsung akan mengundang para
masyarakat yang ada di luar Kabuapten Gresik juga akan tergerak hatinya untuk berziarah dan
berdoa pada objek wisata makam yang ada Kabupaten Gresik.
Dengan ditumbuh ekmbangkan kebiasaan, kesadaran, dan peran masyarakat akan
secara drastis menunjang tumbuhnya objek wisata. Ditambah lagi adanya event-event khus yang
diselenggarakan tiap tahunnya akan menambah rasa kebersamaan dari para wisatawan dan para
penduduk setempat. Melalui pengenalan Gresik jaman dulu maka wisatawan akan mengetahui
asal mula berdirinya Kabupaten Gresik. Pada event itulah masyarakat diharapkan berperan
sebagai orang yang mengenalkan budaya dan objek wisata yang mereka punyai sebagai ajang
promosi.
Namun terkadang dalam upaya pengembangan ini terdapat beberapa masalah yang
kurang bisa diastase misalnya saja adanya perselisihan antara pengelola objek wisata dengan
masyarakat setempat yang menjadi pedagang di sepanjang sisi jalan menuju objek wisata. Hal
tersebt dikarenakan terkadang para pedagang kuarang mentaati peraturan yang diberikan oleh
pengelola akibatnya kawasan objek menjadi kurang teratur dan menjadi kotor sehingga
pemandangan atau suasana objek wisata menjadi tidak enak.

V -34
5.4.5 Lingkungan
Tautan lingkungan ini menggambarkan kondisi lingkungan disekitar yang berbatasan
langsung dengan wilayah studi. Sehingga dapat diketahui posisi dan kedudukan wilayah studi
terhadap lingkungan sekitarnya. Adapun kondisi lingkungan sekitar waduk adalah sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara merupakan Laut jawa yang digunakan sebagai penghubung dengan pulau-
pulau lain. Hal tersebut akan bermanfaat sebagai pola pengembangan pelebuhan yang
akan menarik para wisatawan untuk datang menuju objek wisata.
b. Sebelah timur merupakan Selat Madura dan Kota Surabaya sebagai kota yang bersebelahan
maka Kota Surabaya yang sebagian besar penduduknya apabila berlibur akan menuju objek
wisata yang ada di gresik. Kota Surabaya merupakan pusat ibukota di Jawa Timur dengan
perekonomian tinggi.
c. Sebelah selatan merupakan Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Mojokerto sebagai
Kota-kota berkembang sebagai pendukung objek wisata Kabupaten Gresik bukan hanya
dari segi pengunjung namun juga akomodasi.
d. Sebelah barat merupakan Kabupaten Lamongan sebagai Kabupaten pesisir yang
diharapkan membantu perkembangan objek wisata Gresik.

5.5 ANALISIS DEMAND (PERMINTAAN/PASAR PARIWISATA


Analisis demand (permintaan) digunakan untuk mengetahui sisi permintaan akan
menggunakan beberapa komponen diantaranya segmentasi pasar, faktor demand dan atraksi
wisata.Komponen permintaan/demand pariwisata mencakup segmentasi pasar, faktor demand
dan atraksi wisata yang meliputi something to see, something to do, something to buy dan
something to remember.

5.5.1 Segmentasi Pasar


Berdasarkan umurnya, wisatawan yang datang ke tempat-tempat wisata di Kabupaten
Gresik terbagi menjadi dua segmen. Pada wisata-wisata budaya/religi lebih banyak wisatawan
yang tua meskipun ada pula yang masih muda dengan tujuan utama untuk mengingat kembali
perjuangan para wali dalam membawa agama Islam ke tanah Jawa dan mendoakannya agar
selalu mendapatkan rahmat dari Tuhan. Sedangkan pada wisata-wisata alam, buatan, dan minat
khusus wisatawan yang berkunjung lebih banyak kalangan muda dengan tujuan utama untuk
menikmati pemandangan dan mendapatkan kesegaran pikiran.
Wisatawan yang berkunjung ke tempat-tempat wisata di Kabupaten Gresik sebagian
besar berasal dari Luar Kota. Untuk wisatawan wisata religi berasal dari berbagai macam kota
yang ada di Pulau Jawa karena wisata religi di Kabupaten Gresik sudah sangat terkenal. Sebagian

V -35
besar masih berasal dari Propinsi Jawa Timur karena kedekatan dengan Kabupaten Gresik
sehingga lebih mudah untuk berkunjung/ berziarah.
Dengan melihat potensi wisata yang ada dan ditunjang dengan promosi dan
pengelolaan yang baik, sangat memungkinkan obyek wisata-obyek wisata di Kabupaten Gresik
akan dapat berkembang dan dapat menarik wisatawan mancanegara, mengingat seperti Makam
Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri, serta Pulau Noko merupakan beberapa destinasi
unggulan Provinsi Jawa Timur. Potensi lain yang dapat menjadi peluang untuk menarik
wisatawan dari mancanegara adalah kestrategisan lokasi yang tidak terlalu jauh dengan pusat
kota dan mudah dicapai oleh alat transportasi.

5.5.2 Faktor Demand


Yang termasuk dalam faktor demand (permintaan) adalah motivasi, tipe aktivitas,
tingkat kepuasan dan lama kunjungan.
A. Motivasi wisatawan
Motivasi wisatawan yang berkunjung di obyek wisata-obyek wisata di Kabupaten
Gresikdapat dilihat dari kegiatan yang menjadi prioritas wisatawan pada saat berkunjung di
obyek wisata tersebut. Untuk lebih memudahkan dalam menganalisa, maka motivasi wisatawan
akan dibagi berdasarkan jenis obyek wisatanya, yaitu wisata alam, wisata budaya/religi, wisata
buatan, dan wisata khusus.
Untuk wisata alam dan wisata buatan, tujuan wisatawan untuk berkunjung ke lokasi
obyek wisata-obyek wisata ini sebagian besar adalah untuk berekreasi dan menyegarkan pikiran.
Untuk wisata budaya/ religi, tujuan wisatawan untuk berkunjung ke lokasi obyek wisata-obyek
wisata ini sebagian besar adalah untuk mendoakan para wali dan pejuang-pejuang islam lainnya
dan mengenang kembali perjuang mereka dalam membawa Islam ke tanah Jawa. Serta untuk
wisata minat khusus, tujuan wisatawan untuk berkunjung ke lokasi obyek wisata-obyek wisata ini
sebagian besar adalahuntuk menyalurkan hobi atau kegemaran wisatawan.
B. Tipe aktivitas
Seperti pembahasan motivasi wisatawan, dalam pembahasan tipe aktivitas juga akan
dibagi berdasarkan jenis obyek wisatanya, yaitu wisata alam, wisata budaya/religi, wisata buatan,
dan wisata khusus.
Untuk wisata alam dan wisata buatan merupakan obyek wisata yang mengandalkan
keindahan alamnya yang masih alami, oleh karena itu sebagian besar wisatawan melakukan
kegiatan berupa menikmati keindahan alam. Selain itu, wisatawan juga ada yang melakukan
jalan-jalan, berenang, mandi, berendam, piknik, berfoto, dan lain sebagainya. Untuk wisata
budaya/ religi merupakan obyek wisata yang berupa makam, sehingga sebagian besar wisatawan
melakukan kegiatan berupa berdoa dan mengaji. Selain itu, kegiatan lain yang dapat dilakukan
pada wisata budaya/ religi adalah melakukan pembelajaran dan sholat di musholla/masjid yang
terdapat di area makam. Serta untuk wisata minat khusus, sebagian besar wisatawan melakukan

V -36
kegiatan berupa menikmati berbagai jenis tanaman adenium, menikmati tempat-tempat
bersejarah, serta belajar proses pembuatan songkok dan rebana.
C. Kepuasaan Wisatawan
Tingkat kepuasaan wisatawan ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa
wisatawan di setiap obyek wisata. Pada obyek wisata alam, sebagian besar wisatawan merasakan
kepuasan saat berada di Pulau Bawean, terutama di Pulau Gili dan Pulau Noko dengan alasan
keindahan dari pulau tersebut. Pada obyek wisata budaya/ religi, sebagian besar wisatawan
merasakan kepuasan saat berada di Makam Maulana Malik Ibrahim dan Makam Sunan Giri
dengan alasan kedua obyek wisata tersebut memiliki sejarah yang kuat dan banyak dihormati
oleh pengikutnya. Sedangkan makam-makam lainnya wisatawan merasa biasa saja. Serta pada
obyek wisata minat khusus, sebagian besar wisatawan merasa biasa setelah berkunjung ke
obyek-obyek wisata tersebut.
D. Lama kunjungan
Dari hasil wawancara dapat diketahui tingkat lama tinggal wisatawan,untuk wisata alam
dan buatan sebagian besar wisatawan akan menghabiskan waktu di obyek wisata selama
setengah hari hingga satu hari karena banyak menghabiskan waktu untuk menikmati
pemandangan dan berekreasi menyegarkan pikiran. Untuk wisata budaya/ religi sebagian besar
wisatawan menghabiskan waktu di obyek wisata selama 1-3 jam karena hanya melakukan
kegiatan berdoa dan mengaji saja. Sedangkan untuk wisata minat khusus sebagian besar
wisatawan menghabiskan waktu di obyek wisata selama setengah hari. Semakin tinggi tingkat
lama tinggal dari wisatawan maka semakin meningkatkan daya dukung kepariwisataan. Jika
jumlah wisatawan sedikit tetapi tingkat lama tinggal dari wisatawan tinggi akan lebih baik
daripada jumlah wisatawan yang banyak dengan tingkat lama tinggal yang rendah.

5.5.3 Atraksi Wisata


A. Something to do
Analisis terhadap faktor something to do meliputi penilaian atraksi obyek wisata
berdasarkan aktivitas/kegiatan wisatawan di dalam obyek-obyek wisata di Kabupaten Gresik.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan wisatawan yang berpotensi dalam
pengembangan obyek serta jenis atraksi dan kegiatan wisata lain. Kegiatan wisata yang dapat
dilakukan pada setiap obyek wisata akan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu wisata alam
dan buatan, wisata budaya/ religi, serta wisata minat khusus.

V -37
Tabel 5.10Atraksi Something to dodi Obyek Wisata Kabupaten Gresik
No. Atraksi Wisata Something to do Visualisasi
Wisata Alam dan Buatan
1 Berenang/ Adanya pantai dengan air laut yang biru
berendam menarik wisatawan untuk dapat berenang di
laut lepas atau hanya sekedar bermain air di
bibir pantai.

2 Snorkling Dengan adanya keindahan terumbu karang,


wisatawan dapat menikmatinya dengan
melakukan snorkling.

3 Mandi Adanya sumber air panas alami dari panas bumi


yang dapat menyehatkan tubuh membuat
wisatawan dapat melakukan mandi pada
sumber air panas tersebut.

4 Taman Bermain Bagi wisatawan yang mengajak keluarganya


dapat memanfaatkan fasilitas taman bermain
yang biasanya digemari oleh anak-anak. Saat
ini kondisinya masih dapat digunakan, namun
kurang bersih dan terawat.
5 Sepeda air Berkeliling di pinggi pantai dengan
menggunakan speed boat/sepeda air
merupakan hal yang menarik dan sayang untuk
dilewatkan.

6 Outbound Memanfaatkan berdirinya pohon-pohon dan


kerindangan pepohonan yang ada pada lokasi
wisata. Terdapat berbagai macam kegiatan
outbound yang ditawarkan dan harga yang
terjangkau, seperti flying fox, elvis bridge,
shark bridge, shirot bridge, birma bridge dan
wahana permainan lainnya.
7 Ski air Memanfaatkan sumber air yang ada dengan
melakukan ski air dapat menambah
kesenangan dalam menikmati wisata alam.

Wisata Budaya/ Religi


1 Pendopo Adanya pendopo pada wisata-wisata religi
akan membuat nyaman wisatawan dalam
berdoa dan mengaji untuk para ulama dan
pejuang Islam.

V -38
No. Atraksi Wisata Something to do Visualisasi
2 Museum Wisatawan dapat belajar mengenai sejarah
dari setiap perjuangan ulama dan tokoh-tokoh
penting lainnya dalam penyebaran islam di
tanah Jawa.

Wisata Minat Khusus


1 Workshop Wisatawan dapat belajar dalam pembuatan
songkok, rebana, dan menanam adenium
dengan para ahlinya langsung.

Sumber: Hasil Analisis, 2013

B. Something to see
Analisis terhadap faktor something to see meliputi penilaian potensi objek berdasarkan
pemandangan atau daya tarik lain yang dapat dilihat dan dinikmati wisatawan di dalam objek
wisata. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada setiap obyek wisata akan dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu wisata alam dan buatan, wisata budaya/ religi, serta wisata minat khusus.

Tabel 5.11Atraksi Something to seedi Obyek Wisata Kabupaten Gresik


No. Atraksi Wisata Something to see Visualisasi
Wisata Alam dan Buatan
1 Pantai/ laut Pantai yang panjang dan laut yang biru
dengan gulungan ombak yang berkejaran
menjadi daya tarik yang kuat para wisatawan
untuk menikmati keindahan pemandangan
pantai

2 Terumbu Karang Kondisi terumbu karang yang masih alami,


berwarna-warni, serta sebagai tempat hidup
ikan-ikan hias yang cantik-cantik akan
menjadi daya tarik yang kuat bagi para
wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Noko
dan Gili dan menikmati keindahan bawah laut

3 Batu karang Keberadaan batu karang yang besar dan


kokoh di pinggir pantai juga menjadi daya
tarik sendiri bagi wisatawan untuk
menikmatinya dan berfoto dengan latar
belakang batu karang yang besar dan indah

V -39
No. Atraksi Wisata Something to see Visualisasi
4 Air Terjun Wisatwan dapat menikmati keindahan air
terjun yang jatuh dari sumber air yang tinggi
dengan merasakan hempasan air di bawahnya
yang segar dan dingin

5 Telaga Menikmati pesona keindahan Telaga Ngipik


yang memiliki hamparan air luas yang
menjadikannya daya tarik utama yang
didukung oleh pemandangan alam sekitaran
telaga yang masih alami

Wisata Budaya/ Religi


1 Makam ulama/ Wisatawan dapat berdoa dan mengaji lebih
tokoh khusyuk dengan melihat langsung makam-
makam para ulama dan pejuang islam yang
mereka hormati

Wisata Minat Khusus


1 Tanaman Kumpulan tanaman adenium yang berwarna-
Adenium warni dan indah membuat wisatawan lebih
betah untuk menikmati kebun adenium
tersebut

2 Situs Benteng Adanya sisa-sisa benteng Lodewijk di pinggir


laut menjadikan daya tarik bagi para
wisatawan untuk dapat melihat langsung
upaya pertahanan dalam melawan penjajah di
masa lalu

3 Bangunan kuno Bangunan-bangunan peninggalan Belanda


dengan kondisi yang masih terawat dan
berarsitektur khas Belanda menjadi obyek
kuat untuk dinikmati wisatawan yang datang
dan dapat mengabadikan keindahan
arsitektur tersebut juga

4 Proses pembuatan Wisatwan dapat melihat langsung proses


songkok & rebana pembuatan songkok dan rebana, serta belajar
membuatnya sendiri

V -40
Sumber: Hasil Analisis, 2013

C. Something to buy
Something to buy dapat diartikan sebagai kegiatan wisatawan untuk membelanjakan
uangnya di dalam obyek wisata. Belanja dapat dilakukan untuk memenuhi minat atau
permintaan wisatawan akan kebutuhan makan, minum dan barang-barang kerajinan sebagai
cinderamata. Selain untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, penyediaan sarana belanja juga
dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan produksi cinderamata dan
produk khas masyarakat sekitar Obyek-obyek wisata di Kabupaten Gresik.

Tabel 5.12Atraksi Something to buydi Obyek Wisata Kabupaten Gresik


No. Atraksi Wisata Something to buy Visualisasi
1 Rumah/kios Terdapat beberapa rumah/kios makanan di
makanan beberapa obyek-obyek wisata yang menjual
berbagai jenis makanan khas Gresik

2 Toko Souvenir Para wisatawan dapat membeli berbagai


macam souvenir khas Gresik di Toko-toko
souvenir yang ada di tersebar beberapa
obyek-obyek wisata di Kabupaten Gresik.

3 Showroom Hasil kerajinan songkok dan rebana yang telah


dibuat para pengerajin dipamerkan di
showrom-showroom depan rumah mereka,
sehingga wisatawan juga lebih mudah untuk
melihat hasilnya dan dapat membelinya untuk
buah tangan.
Sumber: Hasil Analisis, 2013

D. Something to remember
Analisis terhadap faktor something to remembermeliputi penilaian potensi objek
berdasarkan daya tarik obyek wisata yang dapat dikenang lama setelah selesai berkunjung.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada setiap obyek wisata akan dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu wisata alam dan buatan, wisata budaya/ religi, serta wisata minat khusus.

Tabel 5.13Atraksi Something to rememberdi Obyek Wisata Kabupaten Gresik


No. Atraksi Wisata Something to remember Visualisasi
Wisata Alam dan Buatan
1 Keindahan alam Dengan daya tarik keindahan alam yang bagus
membuat wisatawan akan terus mengenang
dan mengingat daya tarik tersebut yang tidak
mereka dapatkan di kehidupan perkotaan,
sehingga membuat mereka ingin kembali lagi.

V -41
No. Atraksi Wisata Something to remember Visualisasi
2 Kesegaran udara Wisatawan akan mengingat akan kesegaran
dan air udara dan mata air yang ada di obyek wisata
karena berbeda dengan kondisi udara dan air
yang ada di perkotaan.

3 Kesenangan Melakukan beberapa atraksi yang ditawarkan


melakukan atraksi oleh obyek-obyek wisata, seperti berenang, ski
wisata air, sepeda air, flying fox, dan lain sebagainya
akan menjadikan moment yang tidak dapat
dilupakan oleh wisatawan yang datang ke
obyek wisata.
Wisata Budaya/ Religi
1 Jasa para ulama Wisatawan melakukan ziarah wali untuk
dan pejuang Islam mendoakan para wali dan ulama, mereka akan
mengenang kembali perjalanan para wali
dalam memasukkan agama Islam ke Jawa dan
dapat belajar unutk selalu
mempertahankannya.

Wisata Minat Khusus


1 Arsitektur Keindahan arsitektur bangunan-bangunan
bangunan kuno kuno di Kampung Kemasan akan selalu
dikenang oleh wisatawan yang datang karena
karakteristik lingkungannya yang menyerupai
Negara Belanda yang berbeda dengan
lingkungan mereka tinggal sehari-hari.

2 Sejarah Gresik Wisatawan yang telah mengunjungi Benteng


Lodewijk dapat menambah pengetahuan
mengenai terbentuknya Gresik, dimana salah
satunya adanya pertahanan Belanda terhadap
musuhnya, yang dapat selalu diingat oleh
wisatawan yang pernah datang ke tempat
tersebut.
3 Belajar membuat Belajar proses pembuatan produk unggulan
produk unggulan tentunya akan selalu diingat wisatawan yang
datang ke sentra Songkok dan Rebana, dimana
mereka tidak mendapatkan pembelajaran
tersebut dalam keseharian mereka.

Sumber: Hasil Analisis, 2013

V -42
5.6 ANALISIS IPA
Penilaian tingkat kepuasan atau persepsi terhadap kondisi kepariwisataan di Kabupaten
Gresik dapat dilakukan dengan suatu metode analisis yang merupakan kombinasi antara atribut-
atribut tingkat kepentingan dan persepsi terhadap kualitas keberadaan kepariwisataanke dalam
bentuk dua dimensi. Pihak yang memberikan penilaian yaitu pengunjung di setiap objek wisata.
Untuk mempermudah dalam pembahasan tingkat kepuasan dan kepentingan terhadap kondisi
kepariwisataan di Kabupaten Gresik, maka analisis IPA dilakukan pada objek-objek wisata di
seluruh Kabupaten Gresik.
Hasil analisis meliputi empat saran berbeda berdasarkan ukuran tingkat kepentingan
(importance) dan kualitas pelayanan (performance), yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk
menetapkan strategi perencanaan, pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan di
Kabupaten Gresik.
1. Kuadran 1: Keep Up The Good Work, menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait dengan
keberadaan dan kinerja kepariwisataan di Kabupaten Gresikdipandang penting oleh
masyarakat adalah sangat baik.
2. Kuadran 2: Possible Overkill, menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait dengan
keberadaan dan kinerja kepariwisataan di Kabupaten Gresikmempunyai kualitas pelayanan
yang baik.
3. Kuadran 3: Low Priority, menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait dengan keberadaan
dan kinerja kepariwisataan di Kabupaten Gresikmengalami penurunan, karena baik tingkat
kepentingan dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata-rata.
4. Kuadran 4: Concentrate Here, menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait dengan
keberadaan dan kinerja kepariwisataan di Kabupaten Gresiksangat penting, tetapi tidak
memiliki kualitas pelayanan yang baik.

Gambar 5.17Pembagian Kuadran Importance-Performance Analysis

V -43
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 (lima) tingkat dengan bobot
penilaian terhadap tingkat kepentingan yang diharapkan serta penilaian persepsi terhadap
kondisi kepariwisataan di Kabupaten Gresiksebagai berikut:
1. Jawaban sangat penting / sangat puas diberi bobot 5.
2. Jawaban penting / puas diberi bobot 4.
3. Jawaban ragu-ragu diberi bobot 3.
4. Jawaban tidak penting / tidak puas diberi bobot 2.
5. Jawaban sangat tidak penting / sangat tidak puas diberi bobot 1.

5.6.1 Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Makam Maulana Malik Ibrahim, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai
berikut.

Tabel 5.14Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Pengunjung Makam Maulana Malik Ibrahim
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 4.20 4.70 89.4
2 Terdapatnya pos keamanan 4.20 4.40 95.5
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.60 4.80 54.2
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan
4 3.90 4.30 90.7
prasarana wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 2.60 4.30 60.5
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.40 4.80 70.8
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 4.50 4.90 91.8
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.40 4.90 89.8
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti
9 4.30 4.70 91.5
MCK dan tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti
10 2.70 3.60 75.0
hotel /penginapan
Ketersediaan tempat peristirahatan/
11 4.60 4.50 102.2
shelter
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.00 4.20 71.4
Ketersediaan utilitas seperti jaringan
13 4.10 4.40 93.2
listrik, air bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 3.90 4.50 86.7
sekitar.
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola
15 4.10 4.70 87.2
pusat informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
16 parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 3.50 4.70 74.5
lainya)
Kenangan
Adanya atraksi seni budaya daerah yang
17 4.20 3.50 120.0
khas
18 Adanya makanan dan minuman khas 3.40 3.40 100.0

V -44
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
daerah (X) (Y) (%)
Adanya cinderamata/ souvenir khas
19 3.00 3.90 76.9
daerah yang unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 4.10 4.70 87.2
21 Moda transportasi 3.90 4.70 83.0
22 Waktu Perjalanan 4.30 4.40 97.7
Rata - rata 3.77 4.41
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 3 variabel yang


menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya
≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan
perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 19 variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makam
Maulana Malik Ibrahim berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui
prioritas tiap-tiap variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan
pendistribusian nilai tiap variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan

membagi prioritas kedalam empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X)


pengguna terhadap seluruh variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat

kepentingan ( Y ) seluruh variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu

vertikal ( Y ). Hasil gabungan pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat
dilhat di diagram kartesius pada Gambar berikut.

V -45
Gambar 5.18Diagram Kartesius IPA Makam Maulana Malik Ibrahim

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki kinerjanya, yang kondisinya tidak memuaskan tetapi memilki
tingkat kepentingan yang tinggi adalahvariabel ketersediaan petugas dan tempat parkir, adanya
pusat informasi dan pelayanan, serta keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir, para
pedagang, dan penyedia jasa lainya). Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap
kuadran adalah sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi
sangat penting dalam keputusan pengguna, tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang yang kondisinya telah memenuhi harapan dan
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas perlu dipertahankan. Adapun variabel yang
peningkatan. Adapun variabel yang masuk masuk kedalam kuadran ini adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir 7. Kebersihan kondisi lingkungan.
6. Adanya pusat informasi dan pelayanan 8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas 9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa dan tempat sampah.
lainya) 11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.
14. Keserasian bangunan wisata dengan alam
sekitar.
15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
informasi wisata.
20. Jaringan jalan.
21. Moda transportasi.
KUADRAN III KUADRAN II

V -46
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan pelayanan kurang penting bagi pengguna tetapi
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai mempunyai kualitas pelayanan yang baik.
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini
kuadran ini adalah: adalah:
5. Keteraturan sirkulasi internal. 2. Terdapatnya pos keamanan.
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti 4. Keteraturan penempatan sarana dan
hotel /penginapan. prasarana wisata.
12. Ketersediaan tempat makan dan minum. 13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah. air bersih dan komunikasi.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah 17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang
yang unik. khas.
22. Waktu perjalanan.

5.6.2 Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Makam Sunan Giri, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.15Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Sunan Giri


KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.80 4.40 86.4
2 Terdapatnya pos keamanan 3.60 3.90 92.3
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 4.10 4.40 93.2
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
4 4.20 4.30 97.7
wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.70 3.90 94.9
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.50 4.40 79.5
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.50 4.80 72.9
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.20 4.80 87.5
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
9 3.90 4.40 88.6
tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 3.00 3.00 100.0
/penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 3.80 4.50 84.4
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 4.20 4.50 93.3
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
13 4.20 4.20 100.0
bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 4.00 4.10 97.6
sekitar.
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 3.70 4.20 88.1
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir,
16 3.00 4.20 71.4
para pedagang, dan penyedia jasa lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 3.60 3.80 94.7
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 3.50 4.20 83.3
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
19 3.60 4.10 87.8
yang unik
Aksesibilitas

V -47
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
20 Jaringan jalan 3.70
(X) 4.30
(Y) 86.0
(%)
21 Moda transportasi 4.00 4.20 95.2
22 Waktu Perjalanan 4.10 3.90 105.1
Rata - rata 3.77 4.205
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel yang


menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya
≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan
perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 20 variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Sunan Giri
berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel
yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel
kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh variabel

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan


pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

Gambar 5.19Diagram Kartesius IPA Makam Sunan Giri

V -48
Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel adanya pusat informasi dan pelayanan,
kebersihan kondisi lingkungan, keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir, para pedagang,
dan penyedia jasa lainya), serta jaringan jalan. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada
setiap kuadran adalah sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi
sangat penting dalam keputusan pengguna, tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang yang kondisinya telah memenuhi harapan dan
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas perlu dipertahankan. Adapun variabel yang
peningkatan. Adapun variabel yang masuk masuk kedalam kuadran ini adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
6. Adanya pusat informasi dan pelayanan 3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir
7. Kebersihan kondisi lingkungan. 4. Keteraturan penempatan sarana dan
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas prasarana wisata.
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
lainya) 9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK
20. Jaringan jalan. dan tempat sampah.
11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.
12. Ketersediaan tempat makan dan minum.

KUADRAN III KUADRAN II


Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan pelayanan kurang penting bagi pengguna tetapi
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai mempunyai kualitas pelayanan yang baik.
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini
kuadran ini adalah: adalah:
2. Terdapatnya pos keamanan. 13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
5. Keteraturan sirkulasi internal. air bersih dan komunikasi.
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti 14. Keserasian bangunan wisata dengan alam
hotel /penginapan. sekitar.
15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat 21. Moda transportasi.
informasi wisata. 22. Waktu perjalanan.
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang
khas.
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
yang unik.

5.6.3 Makam Pusponegoro (Kec. Gresik)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Makam Pusponegoro, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.16Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Pusponegoro


KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 4.30 4.60 93.5

V -49
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
2 Terdapatnya pos keamanan (X)
4.10 (Y)
4.60 (%)
89.1
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.40 4.90 49.0
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan
4 3.90 4.40 88.6
prasarana wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.60 4.10 87.8
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 4.00 4.90 81.6
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 4.30 5.00 86.0
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 5.00 4.90 102.0
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK
9 4.40 5.00 88.0
dan tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 3.10 2.70 114.8
/penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 4.40 4.70 93.6
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.70 4.40 84.1
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
13 4.20 4.50 93.3
air bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 3.90 4.40 88.6
sekitar.
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 4.20 4.40 95.5
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
16 parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 3.80 4.20 90.5
lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 3.50 3.40 102.9
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 3.30 3.50 94.3
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
19 3.50 3.60 97.2
yang unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 4.20 4.50 93.3
21 Moda transportasi 3.70 4.40 84.1
22 Waktu Perjalanan 4.00 4.50 88.9
Rata - rata 3.89 4.35
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 3 variabel yang


menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya
≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan
perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 19 variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Pusponegoro
berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel
yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel
kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh variabel

V -50
yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan
pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

Gambar 5.20Diagram Kartesius IPA Makam Pusponegoro

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalahvariabel ketersediaan petugas dan tempat
parkir, dan moda transportasi. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran
adalah sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi
sangat penting dalam keputusan pengguna, tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang yang kondisinya telah memenuhi harapan dan
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas perlu dipertahankan. Adapun variabel yang
peningkatan. Adapun variabel yang masuk masuk kedalam kuadran ini adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2. Terdapatnya pos keamanan.
21. Moda transportasi. 4. Keteraturan penempatan sarana dan
prasarana wisata.
6. Adanya pusat informasi dan pelayanan
7. Kebersihan kondisi lingkungan.

V -51
8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK
dan tempat sampah.
11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.
13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
air bersih dan komunikasi.
14. Keserasian bangunan wisata dengan alam
sekitar.
15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
informasi wisata.
20. Jaringan jalan.
22. Waktu perjalanan.
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Tidak ada atribut-atribut pada kinerja pelayanan
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai kualitas pelayanan yang baik.
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam
kuadran ini adalah:
5. Keteraturan sirkulasi internal.
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti
hotel /penginapan.
12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa
lainya)
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang
khas.
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
yang unik.

5.6.4 Makam Raden Santri (Kec. Gresik)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Makam Raden Santri, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.17Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Raden Santri


KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.30 3.70 89.2
2 Terdapatnya pos keamanan 1.80 4.00 45.0
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 1.30 4.10 31.7
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
4 2.80 3.60 77.8
wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 2.20 3.70 59.5
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 2.10 3.80 55.3
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 2.90 3.90 74.4
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 2.70 3.90 69.2
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
9 1.90 4.10 46.3
tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 1.50 2.80 53.6
/penginapan

V -52
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter (X)
1.60 (Y)
3.60 (%)
44.4
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 1.70 3.10 54.8
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
13 2.90 3.60 80.6
bersih dan komunikasi
Keindahan
14 Keserasian bangunan wisata dengan alam sekitar. 2.60 3.70 70.3
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 2.40 3.70 64.9
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir,
16 2.10 3.50 60.0
para pedagang, dan penyedia jasa lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 2.00 2.70 74.1
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 1.80 2.50 72.0
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah yang
19 1.80 2.60 69.2
unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 3.20 3.60 88.9
21 Moda transportasi 3.20 3.60 88.9
22 Waktu Perjalanan 3.10 3.50 88.6
Rata - rata 2.31 3.51
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel tertinggi,


yaitu jaringan jalan dan moda transportasi walaupun pengunjung atau wisatawan belum merasa
puas, dilihat dari variabel yang nilainya di atas <100%. Sedangkan variabel terendah adalah
ketersediaan tempat istirhat/shelter.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makam Raden
Santri berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap
variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap
variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam

empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh

variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh

variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan
pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

V -53
Gambar 5.21Diagram Kartesius IPA Makam Raden Santri

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama yang perlu diperbaiki karena kondisinya tidak memuaskan tetapi memilki tingkat
kepentingan yang tinggi yaitu variabel terdapatnya pos keamanan, ketersediaan petugas dan
tempat parkir, keteraturan sirkulasi internal, adanya pusat informasi dan pelayanan,
ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan tempat sampah, serta ketersediaan tempat
peristirahatan/shelter. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah
sebagai berikut
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan sangat Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat
penting dalam keputusan pengguna, tetapi tidak kepuasan pengguna terhadap kinerja yang kondisinya
memiliki kualitas pelayanan yang baik.sehingga perlu telah memenuhi harapan dan perlu dipertahankan.
mendapatkan prioritas peningkatan. Adapun Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini
variabel yang masuk kedalam kuadran ini adalah: adalah:
2. Terdapatnya pos keamanan. 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir 4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
5. Keteraturan sirkulasi internal. wisata.
6. Adanya pusat informasi dan pelayanan 7. Kebersihan kondisi lingkungan.
9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan 8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
tempat sampah. 13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
11. Ketersediaan tempat peristirahatan/shelter. bersih dan komunikasi.
14. Keserasian bangunan wisata dengan alam sekitar.
15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
informasi wisata.
20. Jaringan jalan.

V -54
21. Moda transportasi.
22. Waktu perjalanan.
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Tidak ada atribut-atribut pada kinerja pelayanan
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan dan kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai
kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata-rata. kualitas pelayanan yang baik.
Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini
adalah:
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
/penginapan.
12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir,
para pedagang, dan penyedia jasa lainya)
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas.
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
yang unik.

5.6.5 Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Makam Nyai Ageng Pinatih, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai
berikut.

Tabel 5.18Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Nyai Ageng Pinatih


KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 4.20 4.60 91.3
2 Terdapatnya pos keamanan 2.80 4.40 63.6
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.40 5.00 48.0
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
4 4.00 4.40 90.9
wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.00 3.40 88.2
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.00 4.20 71.4
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 4.20 4.80 87.5
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.20 5.00 84.0
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
9 2.00 4.80 41.7
tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 1.40 1.80 77.8
/penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 3.80 4.00 95.0
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 2.20 2.40 91.7
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
13 3.60 4.80 75.0
bersih dan komunikasi
Keindahan
14 Keserasian bangunan wisata dengan alam sekitar. 3.00 3.20 93.8
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 4.00 4.80 83.3
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir,
16 2.80 4.60 60.9
para pedagang, dan penyedia jasa lainya)
Kenangan

V -55
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas (X)
3.00 (Y)
3.00 (%)
100.0
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 2.60 2.60 100.0
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah yang
19 2.60 3.60 72.2
unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 4.00 4.60 87.0
21 Moda transportasi 3.80 4.40 86.4
22 Waktu Perjalanan 3.00 3.20 93.8
Rata - rata 3.16 3.98
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel yang


menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya
mencapai 100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa
puas dan perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 20 variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makam Nyai
Ageng Pinatih berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas
tiap-tiap variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai
tiap variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas

kedalam empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap

seluruh variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y )

seluruh variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil
gabungan pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram
kartesius pada gambar berikut.

Gambar 5.22Diagram Kartesius IPA Makam Nyai Ageng Pinatih

V -56
Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama terhadap kinerja yang kondisinya tidak memuaskan tetapi memilki tingkat
kepentingan yang tinggi adalah variabel terdapatnya pos keamanan, ketersediaan petugas dan
tempat parkir, adanya pusat informasi dan pelayanan, ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK
dan tempat sampah, dan keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir, para pedagang, dan
penyedia jasa lainya). Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah
sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat
sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi kepuasan pengguna terhadap kinerja yang
tidak memiliki kualitas pelayanan yang kondisinya telah memenuhi harapan dan perlu
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas dipertahankan. Adapun variabel yang masuk
peningkatan. Adapun variabel yang masuk kedalam kedalam kuadran ini adalah:
kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
2. Terdapatnya pos keamanan. 4. Keteraturan penempatan sarana dan
3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir prasarana wisata.
6. Adanya pusat informasi dan pelayanan 7. Kebersihan kondisi lingkungan.
9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan 8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
tempat sampah. 11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas 13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa air bersih dan komunikasi.
lainya) 15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
informasi wisata.
20. Jaringan jalan.
21. Moda transportasi.
22. Waktu perjalanan.
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Tidak ada atribut-atribut pada kinerja pelayanan
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata- kualitas pelayanan yang baik.
rata. Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran
ini adalah:
5. Keteraturan sirkulasi internal.
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
/penginapan.
12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
14. Keserasian bangunan wisata dengan alam
sekitar.
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas.
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
yang unik.

5.6.6 Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Makam Sunan Prapen, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

V -57
Tabel 5.19Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Sunan Prapen
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.80 4.40 86.4
2 Terdapatnya pos keamanan 3.60 3.90 92.3
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 4.10 4.40 93.2
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
4 4.20 4.30 97.7
wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.70 3.90 94.9
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.50 4.40 79.5
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.50 4.80 72.9
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.20 4.80 87.5
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
9 3.90 4.40 88.6
tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 3.00 3.00 100.0
/penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 3.80 4.50 84.4
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 4.20 4.50 93.3
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
13 4.20 4.20 100.0
bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 4.00 4.10 97.6
sekitar.
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 3.70 4.20 88.1
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
16 3.00 4.20 71.4
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 3.60 3.80 94.7
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 3.50 4.20 83.3
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
19 3.60 4.10 87.8
yang unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 3.70 4.30 86.0
21 Moda transportasi 4.00 4.20 95.2
22 Waktu Perjalanan 4.10 3.90 105.1
Rata - rata 3.77 4.205
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 3 variabel yang


menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya
≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan
perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 19 variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makan Sunan
Prapen berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap
variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap
variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam

empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh

V -58
variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh

variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan
pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

Gambar 5.23Diagram Kartesius IPA Makam Maulana Sunan Prapen

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel adanya pusat informasi dan pelayanan,
kebersihan kondisi lingkungan, keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir, para pedagang,
dan penyedia jasa lainya), serta jaringan jalan. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada
setiap kuadran adalah sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi
sangat penting dalam keputusan pengguna, tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang yang kondisinya telah memenuhi harapan dan
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas perlu dipertahankan. Adapun variabel yang
peningkatan. Adapun variabel yang masuk masuk kedalam kuadran ini adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 5. Keteraturan sirkulasi internal.
1. Keamanan dari gangguan penjahat. 6. Adanya pusat informasi dan pelayanan
2. Terdapatnya pos keamanan. 7. Kebersihan kondisi lingkungan.
4. Keteraturan penempatan sarana dan 8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
prasarana wisata. 11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.
9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK 15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat

V -59
dan tempat sampah. informasi wisata.
14. Keserasian bangunan wisata dengan alam 20. Jaringan jalan.
sekitar. 21. Moda transportasi.
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa
lainya)
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan pelayanan kurang penting bagi pengguna tetapi
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai mempunyai kualitas pelayanan yang baik.
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini
kuadran ini adalah: adalah:
3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir 13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti air bersih dan komunikasi.
hotel /penginapan. 22. Waktu perjalanan.
12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang
khas.
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
yang unik.

5.6.7 Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Makam Siti Fatimah binti Maemun, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai
berikut

Tabel 5.20Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Siti Fatimah binti Maemun
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.30 4.10 80.5
2 Terdapatnya pos keamanan 2.90 4.50 64.4
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 3.00 4.20 71.4
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan
4 3.10 4.30 72.1
prasarana wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 2.70 3.70 73.0
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.00 4.10 73.2
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.40 4.50 75.6
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 2.60 4.10 63.4
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK
9 3.30 4.60 71.7
dan tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 3.00 3.30 90.9
/penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 2.70 4.40 61.4
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.60 4.00 90.0
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
13 3.70 4.00 92.5
air bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 3.50 4.10 85.4
sekitar.
Keramah-tamahan

V -60
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO Keramah-tamahanPERNYATAAN
petugas/pengelola pusat
15 (X)
2.40 (Y)
4.30 (%)
55.8
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
16 parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 2.10 4.40 47.7
lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 3.10 3.20 96.9
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 2.70 3.40 79.4
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
19 2.00 3.80 52.6
yang unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 2.90 4.10 70.7
21 Moda transportasi 2.90 4.30 67.4
22 Waktu Perjalanan 3.00 3.90 76.9
Rata - rata 2.95 4.06
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat tidak variabel yang
menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya di
bawah 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung belum merasa puas dan perlu
ditingkatkan pelayanannya terhadap seluruh variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makan Siti
Fatimah binti Maemun berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui
prioritas tiap-tiap variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan
pendistribusian nilai tiap variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan

membagi prioritas kedalam empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X)


pengguna terhadap seluruh variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat

kepentingan ( Y ) seluruh variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu

vertikal ( Y ). Hasil gabungan pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat
dilhat di diagram kartesius pada gambar berikut.

V -61
Gambar 5.24Diagram Kartesius IPA Makam Siti Fatimah binti Maemun

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel Terdapatnya pos keamanan, kebersihan
kondisi sarana wisata, ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter, keramah-tamahan
petugas/pengelola pusat informasi wisata.keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir, para
pedagang, dan penyedia jasa lainya), jaringan jalan, serta moda transportasi. Untuk lebih
jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat
sangat penting dalam keputusan pengguna, tetapi kepuasan pengguna terhadap kinerja yang kondisinya
tidak memiliki kualitas pelayanan yang telah memenuhi harapan dan perlu dipertahankan.
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini
peningkatan. Adapun variabel yang masuk adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
2. Terdapatnya pos keamanan. 3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir
8. Kebersihan kondisi sarana wisata. 4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter. wisata.
15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat 5. Keteraturan sirkulasi internal.
informasi wisata. 6. Adanya pusat informasi dan pelayanan
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas 7. Kebersihan kondisi lingkungan.
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
lainya) tempat sampah.
20. Jaringan jalan. 14. Keserasian bangunan wisata dengan alam sekitar.
21. Moda transportasi.
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill

V -62
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai rata- kualitas pelayanan yang baik. Adapun variabel yang
rata. Adapun variabel yang masuk kedalam masuk kedalam kuadran ini adalah:
kuadran ini adalah: 10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah. /penginapan.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah 12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
yang unik. 13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
bersih dan komunikasi.
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas.
22. Waktu perjalanan.

5.6.8 Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Makam Kanjeng Sepuh, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.21Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungMakam Kanjeng Sepuh


KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 4.00 4.40 90.9
2 Terdapatnya pos keamanan 3.90 4.60 84.8
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 3.60 4.60 78.3
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
4 3.80 4.50 84.4
wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.80 4.20 90.5
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.80 4.20 90.5
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 4.10 4.80 85.4
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 4.10 4.70 87.2
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
9 3.80 4.60 82.6
tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 2.20 2.60 84.6
/penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 3.20 3.80 84.2
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.30 3.80 86.8
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
13 4.00 4.60 87.0
bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 3.50 3.60 97.2
sekitar.
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 3.60 3.90 92.3
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
16 parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 3.60 3.90 92.3
lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 3.30 3.30 100.0
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 2.70 2.50 108.0
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
19 2.50 3.10 80.6
yang unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 3.90 4.70 83.0
21 Moda transportasi 3.80 4.50 84.4

V -63
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
22 Waktu Perjalanan 3.50 4.60 76.1
Rata - rata 3.55 4.07
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 2 variabel yang


menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya
≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan
perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 20 variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Makan Kanjeng
Sepuh berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap
variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap
variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam

empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh

variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh

variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan
pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

Gambar 5.25Diagram Kartesius IPA Makam Kanjeng Sepuh

V -64
Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel waktu perjalanan. Untuk lebih jelasnya
pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat
sangat penting dalam keputusan pengguna, kepuasan pengguna terhadap kinerja yang kondisinya
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang telah memenuhi harapan dan perlu dipertahankan.
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini
peningkatan. Adapun variabel yang masuk adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
22. Waktu perjalanan. 2. Terdapatnya pos keamanan.
3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir
4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
wisata.
5. Keteraturan sirkulasi internal.
6. Adanya pusat informasi dan pelayanan
7. Kebersihan kondisi lingkungan.
8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
tempat sampah.
13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
bersih dan komunikasi.
20. Jaringan jalan.
21. Moda transportasi.
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai kualitas pelayanan yang baik. Adapun variabel yang
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam masuk kedalam kuadran ini adalah:
kuadran ini adalah: 15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti informasi wisata.
hotel /penginapan. 16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir,
11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter. para pedagang, dan penyedia jasa lainya)
12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
14. Keserasian bangunan wisata dengan alam
sekitar.
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas.
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
yang unik.

5.6.9 Bukit Surowiti (Kec. Panceng)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Bukit Surowiti, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.22Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Pengunjung Bukit Surowiti


KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.10 4.60 67.4

V -65
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
2 Terdapatnya pos keamanan 2.80 4.30 65.1
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 3.90 4.50 86.7
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan
4 2.50 4.50 55.6
prasarana wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.40 3.90 87.2
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 2.10 4.10 51.2
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.90 4.70 83.0
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 3.70 4.60 80.4
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK
9 2.50 4.70 53.2
dan tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 1.90 2.90 65.5
/penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 1.90 4.40 43.2
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.20 4.60 69.6
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
13 2.90 4.50 64.4
air bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 3.30 4.50 73.3
sekitar.
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 3.40 4.20 81.0
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
16 parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 3.00 4.00 75.0
lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 2.80 4.20 66.7
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 2.10 3.80 55.3
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
19 1.90 3.80 50.0
yang unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 2.20 4.10 53.7
21 Moda transportasi 2.40 4.20 57.1
22 Waktu Perjalanan 2.50 3.90 64.1
Rata - rata 2.79 4.23
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat tidak variabel yang
menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya di
bawah 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung belum merasa puas dan perlu
ditingkatkan pelayanannya terhadap seluruh variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Bukit Surowiti
berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel
yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel
kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh variabel

V -66
yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan
pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

Gambar 5.26Diagram Kartesius IPA Makam Bukit Surowiti

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel keteraturan penempatan sarana dan
prasarana wisata, ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan tempat sampah, serta
Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada
setiap kuadran adalah sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat
sangat penting dalam keputusan pengguna, kepuasan pengguna terhadap kinerja yang
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang kondisinya telah memenuhi harapan dan perlu
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas dipertahankan. Adapun variabel yang masuk
peningkatan. Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
4. Keteraturan penempatan sarana dan 2. Terdapatnya pos keamanan.
prasarana wisata. 3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir
9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK 7. Kebersihan kondisi lingkungan.

V -67
dan tempat sampah. 8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter. 12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
air bersih dan komunikasi.
14. Keserasian bangunan wisata dengan alam
sekitar.
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai kualitas pelayanan yang baik. Adapun variabel
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam yang masuk kedalam kuadran ini adalah:
kuadran ini adalah: 5. Keteraturan sirkulasi internal.
6. Adanya pusat informasi dan pelayanan 15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel informasi wisata.
/penginapan. 16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah. lainya)
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah 17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas.
yang unik.
20. Jaringan jalan.
21. Moda transportasi.
22. Waktu perjalanan.

5.6.10 Pantai Dalegan (Kec. Panceng)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Pantai Dalegan, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut

Tabel 5.23Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungPantai Dalegan


KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.90 4.70 83.0
2 Terdapatnya pos keamanan 3.00 4.00 75.0
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 3.00 4.80 62.5
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
4 3.40 4.30 79.1
wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.30 3.70 89.2
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 3.20 4.50 71.1
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 1.70 4.20 40.5
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 1.90 3.70 51.4
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
9 3.00 4.40 68.2
tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti
10 2.50 3.50 71.4
hotel /penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 3.30 3.80 86.8
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.80 4.10 92.7
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
13 3.00 4.30 69.8
bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 2.70 4.30 62.8
sekitar.
Keramah-tamahan

V -68
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO Keramah-tamahan PERNYATAAN
petugas/pengelola pusat
15 (X)
3.20 (Y)
3.90 (%)
82.1
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
16 parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 3.00 4.00 75.0
lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 2.10 3.50 60.0
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 2.70 4.20 64.3
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
19 2.40 4.30 55.8
yang unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 2.30 4.30 53.5
21 Moda transportasi 3.20 3.50 91.4
22 Waktu Perjalanan 3.60 3.60 100.0
Rata - rata 2.92 4.07
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 1 variabel yang


menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya
mencapai 100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa
puas dan perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 21 variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Pantai Dalegan
berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel
yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel
kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh variabel

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan


pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

V -69
Gambar 5.27Diagram Kartesius IPA Pantai Dalegan

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel kebersihan kondisi lingkungan,
kebersihan kondisi sarana wisata, keserasian bangunan wisata dengan alam sekitar, adanya
makanan dan minuman khas daerah, adanya cinderamata/ souvenir khas daerah yang unik dan
jaringan jalan. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai
berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat
sangat penting dalam keputusan pengguna, kepuasan pengguna terhadap kinerja yang kondisinya
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang telah memenuhi harapan dan perlu dipertahankan.
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini adalah:
peningkatan. Adapun variabel yang masuk 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
kedalam kuadran ini adalah: 3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir
7. Kebersihan kondisi lingkungan. 4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
8. Kebersihan kondisi sarana wisata. wisata.
14. Keserasian bangunan wisata dengan alam 6. Adanya pusat informasi dan pelayanan
sekitar. 9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah. tempat sampah.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah 12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
yang unik. 13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air bersih
20. Jaringan jalan. dan komunikasi.

V -70
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan kurang
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan penting bagi pengguna tetapi mempunyai kualitas
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai pelayanan yang baik. Adapun variabel yang masuk
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam kedalam kuadran ini adalah:
kuadran ini adalah: 2. Terdapatnya pos keamanan.
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel 5. Keteraturan sirkulasi internal.
/penginapan. 11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang 15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
khas. informasi wisata.
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir, para
pedagang, dan penyedia jasa lainya)
21. Moda transportasi.
22. Waktu perjalanan.

5.6.11 Telaga Ngipik (Kec. Kebomas)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Telaga Ngipik, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.24Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungTelaga Ngipik


KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.40 4.80 70.8
2 Terdapatnya pos keamanan 3.10 5.00 62.0
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.90 4.00 72.5
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
4 3.00 4.50 66.7
wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 2.70 4.40 61.4
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 2.20 4.50 48.9
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.30 4.80 68.8
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 3.10 4.90 63.3
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
9 3.30 4.50 73.3
tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel
10 2.20 3.40 64.7
/penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 3.10 4.60 67.4
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 3.10 4.00 77.5
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
13 3.40 4.90 69.4
bersih dan komunikasi
Keindahan
14 Keserasian bangunan wisata dengan alam sekitar. 3.10 4.20 73.8
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 3.20 4.90 65.3
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas parkir,
16 3.30 4.50 73.3
para pedagang, dan penyedia jasa lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 1.80 3.70 48.6
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 2.00 4.30 46.5
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah yang
19 2.40 4.20 57.1
unik

V -71
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
Aksesibilitas (X) (Y) (%)
20 Jaringan jalan 2.70 4.60 58.7
21 Moda transportasi 2.70 4.30 62.8
22 Waktu Perjalanan 3.70 4.20 88.1
Rata - rata 2.90 4.42
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat tidak variabel yang
menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya di
bawah 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung belum merasa puas dan perlu
ditingkatkan pelayanannya terhadap seluruh variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Telaga Ngipik
berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-tiap variabel
yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap variabel
kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam empat

bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh variabel

sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh variabel

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan


pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

Gambar 5.28Diagram Kartesius IPA Telaga Ngipik

V -72
Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel adanya pusat informasi dan pelayanan
dan jaringan jalan. Untuk lebih jelasnya pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai
berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi tingkat
sangat penting dalam keputusan pengguna, kepuasan pengguna terhadap kinerja yang
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang kondisinya telah memenuhi harapan dan perlu
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas dipertahankan. Adapun variabel yang masuk
peningkatan. Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
6. Adanya pusat informasi dan pelayanan 2. Terdapatnya pos keamanan.
20. Jaringan jalan. 4. Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
wisata.
7. Kebersihan kondisi lingkungan.
8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
tempat sampah.
13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
bersih dan komunikasi.
15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
informasi wisata.
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa
lainya)
KUADRAN III KUADRAN II
Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja pelayanan
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan kurang penting bagi pengguna tetapi mempunyai
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai kualitas pelayanan yang baik. Adapun variabel yang
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam masuk kedalam kuadran ini adalah:
kuadran ini adalah: 3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir
5. Keteraturan sirkulasi internal. 12. Ketersediaan tempat makan dan minum.
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti hotel 14. Keserasian bangunan wisata dengan alam
/penginapan. sekitar.
11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter. 22. Waktu perjalanan.
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang
khas.
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah.
19. Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
yang unik.
21. Moda transportasi.

5.6.12 Kampung Kemasan (Kec. Gresik)


Dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pengunjung yang
terdapat di Kampung Kemasan, didapatkan hasil perhitungan pada tabel sebagai berikut.

V -73
Tabel 5.25Tingkat Kepuasan dan Kepentingan PengunjungKampung Kemasan
KEPUASAN KEPENTINGAN KESESUAIAN
NO PERNYATAAN
(X) (Y) (%)
Keamanan
1 Keamanan dari gangguan penjahat 3.60 3.60 100.0
2 Terdapatnya pos keamanan 2.80 3.80 73.7
3 Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2.40 4.60 52.2
Ketertiban
Keteraturan penempatan sarana dan prasarana
4 2.60 3.60 72.2
wisata
5 Keteraturan sirkulasi internal. 3.20 3.00 106.7
6 Adanya pusat informasi dan pelayanan 2.80 3.60 77.8
Kebersihan
7 Kebersihan kondisi lingkungan 3.20 4.10 78.0
8 Kebersihan kondisi sarana wisata 2.80 4.00 70.0
Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK dan
9 3.00 3.40 88.2
tempat sampah
Kenyamanan
Ketersediaan sarana akomodasi seperti
10 2.40 2.60 92.3
hotel /penginapan
11 Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter 3.00 3.40 88.2
12 Ketersediaan tempat makan dan minum 2.40 2.80 85.7
Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik, air
13 3.00 3.20 93.8
bersih dan komunikasi
Keindahan
Keserasian bangunan wisata dengan alam
14 3.40 3.60 94.4
sekitar.
Keramah-tamahan
Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat
15 2.60 3.20 81.3
informasi wisata.
Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas
16 parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 1.80 4.00 45.0
lainya)
Kenangan
17 Adanya atraksi seni budaya daerah yang khas 2.40 2.40 100.0
18 Adanya makanan dan minuman khas daerah 2.60 2.00 130.0
Adanya cinderamata/ souvenir khas daerah
19 2.20 4.00 55.0
yang unik
Aksesibilitas
20 Jaringan jalan 2.70 3.60 75.0
21 Moda transportasi 3.00 3.40 88.2
22 Waktu Perjalanan 3.00 3.00 100.0
Rata - rata 2.77 3.405
Sumber: Kajian Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Gresik Tahun 2011

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan kesimpulan bahwa terdapat 5 variabel yang


menyatakan pengunjung atau wisatawan sudah merasa puas, dilihat dari variabel yang nilainya
≥100%. Sedangkan variabel dengan nilai <100% menunjukkan bahwa belum merasa puas dan
perlu ditingkatkan pelayanannya masih sebanyak 17 variabel.
Seteleh mengetahui tingkat kepuasan pengunjung atau wisatawan, langkah selanjutnya
adalah mengetahui variabel prioritas yang perlu diperbaiki dan dikembangan di Kampung
Kemasan berdasarkan persepsi pengunjung atau wisatawan. Untuk mengetahui prioritas tiap-
tiap variabel yang perlu diperbaiki dan dikembangkan, maka dilakukan pendistribusian nilai tiap
variabel kedalam diagram kartesius. Adapun parameter yang akan membagi prioritas kedalam

V -74
empat bagian adalah rata-rata tingkat kinerja/kepuasan ( X ) pengguna terhadap seluruh

variabel sebagai sumbu horizontal ( X ), sedangkan rata-rata tingkat kepentingan ( Y ) seluruh

variabel yang mempengaruhi kepuasan pengguna sebagai sumbu vertikal ( Y ). Hasil gabungan
pembobotan persepsi dari pengunjung atau wisatawan dapat dilhat di diagram kartesius pada
gambar berikut.

Gambar 5.29Diagram Kartesius IPA Kampung Kemasan

Dilihat dari diagram kartesius diatas, menurut pengunjung atau wisatawan yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki dan dikembangkan karena kondisinya tidak memuaskan tetapi
memilki tingkat kepentingan yang tinggi adalah variabel waktu perjalanan. Untuk lebih jelasnya
pembagian variabel pada setiap kuadran adalah sebagai berikut.
KUADRAN IV KUADRAN I
Concentrate Here Keep Up The good Work
(Tingkatkan kinerja/prioritas utama) (Pertahankan kinerja)
bahwa atribut-atribut pada kinerja pelayanan Merupakan indikator yang mempengaruhi
sangat penting dalam keputusan pengguna, tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja
tetapi tidak memiliki kualitas pelayanan yang yang kondisinya telah memenuhi harapan dan
baik.sehingga perlu mendapatkan prioritas perlu dipertahankan. Adapun variabel yang
peningkatan. Adapun variabel yang masuk masuk kedalam kuadran ini adalah:
kedalam kuadran ini adalah: 1. Keamanan dari gangguan penjahat.
3. Ketersediaan petugas dan tempat parkir 2. Terdapatnya pos keamanan.
4. Keteraturan penempatan sarana dan 6. Adanya pusat informasi dan pelayanan

V -75
prasarana wisata. 7. Kebersihan kondisi lingkungan.
16. Keramah-tamahan pelaku usaha (petugas 8. Kebersihan kondisi sarana wisata.
parkir, para pedagang, dan penyedia jasa 14. Keserasian bangunan wisata dengan alam
lainya) sekitar.
19. Adanya cinderamata/souvenir khas daerah
yang unik.
20. Jaringan jalan.

KUADRAN III KUADRAN II


Low Priority Possible Overkill
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
Merupakan atribut pada kinerja pelayanan Merupakan atribut-atribut pada kinerja
mengalami penurunan, baik tingkat kepentingan pelayanan kurang penting bagi pengguna tetapi
dan kualitas pelayanan lebih rendah dari nilai mempunyai kualitas pelayanan yang baik.
rata-rata. Adapun variabel yang masuk kedalam Adapun variabel yang masuk kedalam kuadran ini
kuadran ini adalah: adalah:
10. Ketersediaan sarana akomodasi seperti 5. Keteraturan sirkulasi internal.
hotel /penginapan. 9. Ketersediaan fasilitas sanitasi seperti MCK
12. Ketersediaan tempat makan dan minum. dan tempat sampah.
15. Keramah-tamahan petugas/pengelola pusat 11. Ketersediaan tempat peristirahatan/ shelter.
informasi wisata. 13 Ketersediaan utilitas seperti jaringan listrik,
17. Adanya atraksi seni budaya daerah yang air bersih dan komunikasi.
khas. 21. Moda transportasi.
18. Adanya makanan dan minuman khas daerah. 22. Waktu perjalanan.

5.7 ANALISIS POTENSI MASALAH


Analisis potensi masalah Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Gresik digunakan
untuk mengetahui potensi dan permasalahan terkait dengan pengembangan kepariwisataan
selanjutnya. Permasalahan didapat dari masalah yang terkait dengan kepariwisataan dari analisis
isi (content analysis) dan artikel-artikel terkait wilayah perencanaan. Tinjauan terhadap analisis
potensi masalah dilakukan terhadap aspek destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri
pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 5.26Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Gresik


No Variabel Potensi Masalah
1 Destinasi pariwisata  Wisata alam memiliki panorama  Prasarana jaringan jalan untuk menuju
pemandangan yang indah destinasi wisata belum memadai
 Flora dan fauna di sekitar objek wisata  Sarana dan prasarana wisata di luar pusat
alam masih alami dan langka kota masih belum memadai
 Potensi pengembangan wisata minat  Kondisi sarana dan prasarana wisata yang
khusus (hiking)/pecinta alam, dan sudah ada rusak dan kurang terawat.
olahraga air  Atraksi wisata masih sangat kurang
 Jenis pantai yang landai dapat  Sebagian besar destinasi wisata belum
dimanfaatkan untuk olah raga air. terjangkau moda transportasi umum.
 Adanya rencana pembangunan bandara  Pengembangan wisata alam dapat
di Pulau Bawean mengancam kerusakan hutan, pantai,
 Tarif/tiket masuk relatif sangat murah terumbu karang, dan lain sebagainya.
 Sarana dan prasarana wisata di pusat  Adanya reklamasi liar oleh penduduk sekitar.
kota sudah cukup memadai  Banyak sampah berserakan
 Transportasi laut untuk menuju P. Bawean
masih terbatas
 Tidak ada perahu khusus untuk wisatawan
menyebrang ke pulau-pulau di sekitar
Bawean
 Belum ada dermaga di pulau-pulau sekitar
Bawean
 Belum ada persewaan alat-alat snorkeling
dan diving

V -76
No Variabel Potensi Masalah
 Belum memiliki workshop untuk
memamerkan hasil produk khas daerah.
 Sebagian besar destinasi wisata belum
memiliki kantor pengelola, pusat informasi
dan pemasaran.
 Belum tersedia lahan parkir khusus
pengunjung dan petugasnya.
 Belum ada pengaturan sirkulasi jalur
kendaraan.
 Kurang papan penujuk jalan ke destinasi
wisata.
 Kesadaran wisatawan kurang peduli dalam
menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan.
 Tiket parkir untuk bus pariwisata terlalu
mahal
 Tidak ada petugas dan pos keamanan
 Tempat parkir masih kurang memadai untuk
wisata ziarah wali
 Belum adanya investor untuk pengembangan
pariwisata
2 Pemasaran pariwisata  Destnasi wisata di Gresik mulai dikenal  Kurangnya promosi destinasi wisata, baik
oleh wisatawan baik dalam negeri wisata religi, alam maupun minat khusus
maupun luar negeri.  Pasar souvenir wisata hanya berada di salah
 Adanya event atau pameran produk- satu destinasi wisata saja
produk unggulan gresik.  Kurangnya kemitraan pemasaran pariwisata
 Komunitas masyarakat Bawean di Gresik
memiliki web sendiri, untuk 
mengenalkan aneka budaya dan wisata.
 Ziarah wali sudah menjadi paket wisata
yang terkenal dan banyak peminatnya
 Terdapat pasar souvenir di sekitar
destinasi ziarah wali
3 Industri pariwisata  Adanya kerjasama dengan biro-biro  Adanya persaingan dengan destinasi wisata
perjalanan untuk kegiatan ziarah wali lain.
 Persaingan antara penjual souvenir, makanan,
dan minuman sangat tinggi
 Belum optimalnya paket-paket wisata yang
ditawarkan
4 Kelembagaan  Adanya kebijakan pengembangan  Terjadi konflik antara pengelola wisata
kepariwisataan potensi pariwisata bawean pada karena kecemburuan sosial.
dokumen RTRW  Pengelolaan objek wisata belum maksimal
 Adanya yayasan pengelola makam-  Pendanaan pengembangan sarana dan
makam prasarana pariwisata kurang baik dari
 Ketersediaan sumber daya manusia pemerintah maupun swasta
 Belum adanya penelitian dan pengembangan
sector pariwisata
 Belum optimalnya instansi-instansi terkait
dalam mengelola destinasi wisata di Gresik
Sumber: Hasil Analisa, 2013

5.7.1 Akar Masalah


Analisis akar masalah sering dipakai dengan masyarakat sebab sangat visual dan dapat
melibatkan banyak orang dengan waktu yang sama. Teknik ini dapat dipakai dengan situasi yang
berbeda dan dapat dipakai dimana saja. Teknik ini adalah teknik yang cukup fleksibel. Melalui
teknik ini, orang yang terlibat dalam memecahkan satu masalah dapat melihat penyebab yang
sebenarnya, yang mungkin belum bisa dilihat kalau masalah hanya dapat dilihat secara sepintas.
Akar masalah yang terjadi dalam Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
(RIPKA) Kabupaten Gresik dapat di lihat pada Gambar 5.14.

V -77
5.7.2 Akar Tujuan
Analisis tujuan pada prinsipnya sama dengan analisis masalah yaitu sebagai batas atau
frame dalam menentukan usaha-usaha pengembangan nantinya yang berdasar pada
permasalahan yang ada diatas. Lingkup perumusan tujuan ini juga mempunyai skala makro yaitu
memberikan suatu pemecahan masalah yang terdapat pada Penyusunan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik.
Analisis akar tujuan juga sering disebut sebagai teknik jembatan bambu. Analisis akar
tujuan ini merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menyusun suatu rencana
kegiatan masyarakat dengan jalan memberikan gambaran masalah yang dihadapi dan tujuan
yang akan dicapai serta tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Teknik
ini sangat visual, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan tingkat partisipasinya sangat
tinggi. Akar tujuan yang dicapai dalam Penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik dapat di lihat pada Gambar 5.15.

V -78
Gambar 5.30Akar Masalah Pembangunan Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik

V -79
Lanjutan Gambar 5.14

V -80
Gambar 5.31Akar TujuanPembangunan Kepariwisataan (RIPKA) Kabupaten Gresik

V -81
Lanjutan Gambar 5.15

V -82
5.8 ANALISIS SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu teknik analisis yang digunakan dalam
menginterpretasikan wilayah perencanaan, khususnya pada kondisi yang sangat kompleks
dimana faktor eksternal dan internal memegang peran yang sama pentingnya, dengan analisis
SWOT akan diketahui kekuatan dan kesempatan yang terbuka sebagai faktor positif dan
kelemahan serta ancaman yang ada sebagai faktor negatif. Maka diperoleh semacam core
strategy yang prinsipnya merupakan :
 Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka
 Strategi yang mengatasi ancaman yang ada.
 Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada.

SWOT secara harfiah merupakan akronim yang terdiri dari konsep :


 S (Strength / kekuatan) : suatu keadaan atau kondisi yang ada / dimiliki, yang dianggap /
merupakan hal yang sudah baik.
 W (Weakness / kelemahan / masalah) : suatu keadaan atau kondisi yang dianggap memiliki
kelemahan atau masalah
 O (Opportunity / kesempatan / peluang) : suatu keadaan atau kondisi yang ada atau yang
akan terjadi didalam / sekitar daerah yang dianggap berpeluang untuk digunakan bagi
pengembangan potensi.
 T (Threat / ancaman / hambatan) : suatu keadaan / kondisi yang ada atau yang akan terjadi
didalam / sekitar daerah yang dianggap dapat menghambat / mengancam pengembangan
potensi.

V -83
Tabel 5.27Aspek SWOT Kepariwisataan Kabupaten Gresik
Aspek
Strength / kekuatan Weakness / kelemahan Opportunity / kesempatan Threat / ancaman
 Wisata alam memiliki panorama  Prasarana jaringan jalan untuk menuju destinasi wisata belum memadai  Adanya kerjasama dengan  Belum adanya investor untuk
pemandangan yang indah  Sarana dan prasarana wisata di luar pusat kota masih belum memadai biro-biro perjalanan untuk pengembangan pariwisata
 Flora dan fauna di sekitar objek wisata  Kondisi sarana dan prasarana wisata yang sudah ada rusak dan kurang terawat. kegiatan ziarah wali  Pengembangan wisata alam dapat
alam masih alami dan langka  Atraksi wisata masih sangat kurang  Adanya kebijakan mengancam kerusakan hutan,
 Potensi pengembangan wisata minat pengembangan potensi pantai, terumbu karang, dan lain
 Sebagian besar destinasi wisata belum terjangkau moda transportasi umum.
khusus (hiking)/pecinta alam, dan pariwisata bawean pada sebagainya.
 Banyak sampah berserakan dokumen RTRW
olahraga air  Adanya reklamasi liar oleh
 Transportasi laut untuk menuju P. Bawean masih terbatas  Adanya event atau pameran penduduk sekitar.
 Jenis pantai yang landai dapat
dimanfaatkan untuk olah raga air.  Tidak ada perahu khusus untuk wisatawan menyebrang ke pulau-pulau di sekitar produk-produk unggulan  Kesadaran wisatawan kurang
Bawean gresik. peduli dalam menjaga kebersihan
 Tarif/tiket masuk relatif sangat murah
 Belum ada dermaga di pulau-pulau sekitar Bawean  Destnasi wisata di Gresik mulai dan kelestarian lingkungan.
 Sarana dan prasarana wisata di pusat kota
sudah cukup memadai  Belum ada persewaan alat-alat snorkeling dan diving dikenal oleh wisatawan baik  Kurangnya kemitraan pemasaran
 Belum memiliki workshop untuk memamerkan hasil produk khas daerah. dalam negeri maupun luar pariwisata di Gresik
 Komunitas masyarakat Bawean memiliki
 Sebagian besar destinasi wisata belum memiliki kantor pengelola, pusat informasi negeri.  Terjadi konflik antara pengelola
web sendiri, untuk mengenalkan aneka
budaya dan wisata. dan pemasaran.  Adanya rencana pembangunan wisata karena kecemburuan sosial.
 Belum tersedia lahan parkir khusus pengunjung dan petugasnya. bandara di Pulau Bawean  Belum adanya penelitian dan
 Ziarah wali sudah menjadi paket wisata
yang terkenal dan banyak peminatnya  Belum ada pengaturan sirkulasi jalur kendaraan. pengembangan sector pariwisata
 Terdapat pasar souvenir di sekitar  Kurang papan penujuk jalan ke destinasi wisata.
destinasi ziarah wali  Tiket parkir untuk bus pariwisata terlalu mahal
 Adanya yayasan pengelola makam-  Tidak ada petugas dan pos keamanan
makam  Tempat parkir masih kurang memadai untuk wisata ziarah wali
 Ketersediaan sumber daya manusia  Kurangnya promosi destinasi wisata, baik wisata religi, alam maupun minat khusus
 Pasar souvenir wisata hanya berada di salah satu destinasi wisata saja
 Adanya persaingan dengan destinasi wisata lain.
 Persaingan antara penjual souvenir, makanan, dan minuman sangat tinggi
 Belum optimalnya paket-paket wisata yang ditawarkan
 Pengelolaan objek wisata belum maksimal
 Pendanaan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata kurang baik dari
pemerintah maupun swasta
 Belum optimalnya instansi-instansi terkait dalam mengelola destinasi wisata di
Gresik
Sumber: Hasil Analisa, 2013

Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor intern sedangkan kesempatan dan ancaman merupakan faktor ekstern. Dalam memanfaatkan SWOT, juga
terdapat alternatif penggunaan yang didasarkan dari kombinasi masing-masing aspek, sebagai berikut :
 SO : memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk meraih peluang (O).

V -84
 ST : memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk mengantisipasi atau menghadapi ancaman (T) dan berusaha maksimal menjadikan ancaman
sebagai peluang.
 WO : meminimalkan kelemahan (W) untuk meraih peluang (O).
 WT : meminimalkan kelemahan (W) untuk menghindari secara lebih baik dari ancaman (T).

Untuk lebih jelas, keterkaitan diantara keempat aspek SWOT dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 5.28Matriks Analisis SWOTKepariwisataan Kabupaten Gresik


INTERNAL
Strength Weakness
 Wisata alam memiliki panorama pemandangan  Prasarana jaringan jalan untuk menuju destinasi wisata belum memadai
yang indah  Sarana dan prasarana wisata di luar pusat kota masih belum memadai
 Flora dan fauna di sekitar objek wisata alam masih  Kondisi sarana dan prasarana wisata yang sudah ada rusak dan kurang terawat.
alami dan langka  Atraksi wisata masih sangat kurang
 Potensi pengembangan wisata minat khusus  Sebagian besar destinasi wisata belum terjangkau moda transportasi umum.
(hiking)/pecinta alam, dan olahraga air
 Banyak sampah berserakan
 Jenis pantai yang landai dapat dimanfaatkan untuk
 Transportasi laut untuk menuju P. Bawean masih terbatas
olah raga air.
 Tidak ada perahu khusus untuk wisatawan menyebrang ke pulau-pulau di sekitar Bawean
 Tarif/tiket masuk relatif sangat murah
 Belum ada dermaga di pulau-pulau sekitar Bawean
 Sarana dan prasarana wisata di pusat kota sudah
cukup memadai  Belum ada persewaan alat-alat snorkeling dan diving
 Komunitas masyarakat Bawean memiliki web  Belum memiliki workshop untuk memamerkan hasil produk khas daerah.
sendiri, untuk mengenalkan aneka budaya dan  Sebagian besar destinasi wisata belum memiliki kantor pengelola, pusat informasi dan pemasaran.
wisata.  Belum tersedia lahan parkir khusus pengunjung dan petugasnya.
 Ziarah wali sudah menjadi paket wisata yang  Belum ada pengaturan sirkulasi jalur kendaraan.
terkenal dan banyak peminatnya  Kurang papan penujuk jalan ke destinasi wisata.
 Terdapat pasar souvenir di sekitar destinasi ziarah  Tiket parkir untuk bus pariwisata terlalu mahal
wali  Tidak ada petugas dan pos keamanan
 Adanya yayasan pengelola makam-makam  Tempat parkir masih kurang memadai untuk wisata ziarah wali
 Ketersediaan sumber daya manusia  Kurangnya promosi destinasi wisata, baik wisata religi, alam maupun minat khusus
 Pasar souvenir wisata hanya berada di salah satu destinasi wisata saja
 Adanya persaingan dengan destinasi wisata lain.
 Persaingan antara penjual souvenir, makanan, dan minuman sangat tinggi
 Belum optimalnya paket-paket wisata yang ditawarkan
 Pengelolaan objek wisata belum maksimal
 Pendanaan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata kurang baik dari pemerintah maupun swasta
 Belum optimalnya instansi-instansi terkait dalam mengelola destinasi wisata di Gresik
Opportunity SO WO
EKST
ERN
AL

V -85
 Adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan  Adanya makam-makam wali di Gresik berpeluang  Melakukan pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana wisata, serta menambah atraksi wisata
untuk kegiatan ziarah wali untuk pengembangan wisata religi yang untuk mengembangkan pariwisata di Kab Gresik, dimana tertuang dalam kebijakan pengembangan
 Adanya kebijakan pengembangan potensi berkelanjutan, apalagi jika didukung dengan potensi pariwisata pada dokumen RTRW.
pariwisata pada dokumen RTRW adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan  Membangun pasar-pasar wisata di setiap destinasi wisata agar dapat menarik para wisatawan untuk
 Adanya event atau pameran produk-produk dalam pengadaan kegiatan ziarah wali. membeli serta dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Gresik kepada
unggulan gresik.  Dengan adanya kebijakan pengembangan potensi wisatawan.
 Destinasi wisata di Gresik mulai dikenal oleh wisata di Kab Gresik merupakan dukungan hukum  Melancarkan transportasi darat untuk pengembangan pariwisata melalui: perbaikan jalan akses menuju
wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. yang kuat dalam upaya pengembangan pariwisata. objek-objek wisata, pengadaan moda transpotasi umum menuju objek-objek wisata agar lebih
 Adanya rencana pembangunan bandara di Pulau  Adanya event atau pameran produk-produk terjangkau, pengaturan sirkulasi kendaraan pada titik-titik rawan macet, serta pemberian petunjuk-
Bawean unggulan Gresik dapat menjadi ajang dalam petunjuk arah yang jelas menuju setiap objek wisata.
memperkenalkan produk-produk khas Gresik ke  Melancarkan transportasi laut untuk pengembangan pariwisata melalui: pembangunan dermaga di
masyarakat luas, dan dapat di pasarkan di pasar- pulau-pulau sekitar Bawean, penambahan jumlah kapal penyebrangan Gresik-Bawean, serta penyediaan
pasar wisata setiap objek wisata. perahu-perahu khusus wisata untk menyebrang ke pulau-pulau di sekitar Bawean.
 Dengan adanya rencana pembangunan bandara di  Pengaturan system parkir di setiap objek wisata, terutama pada objek makam-makam wali dimana pada
Pulau Bawean akan sangat mendorong waktu tertentu jumlah wisatawan/peziarah akan meningkat, pengaturan tersebut dengan menyediakan
pengembangan pariwisata di Pulau Bawean lahan-lahan parkir, pengaturan sirkulasi kendaraan, serta penetapan tarif parkir yang sesuai dengan
khususnya dan Kab Gresik pada umumnya, karena kebijakan yang berlaku.
akan menjadi salah satu pilihan moda transportasi  Dengan adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan dapat menjadi ajang promosi paket-paket wisata
selain kapal laut. di Kab Gresik, sehingga wisatawan akan lebih mengenal objek-objek wisata lainnya di Kab Gresik.
Threats ST WT
 Belum adanya investor untuk pengembangan  Dengan tingginya potensi pariwisata di Kab Gresik  Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana wisata agar investor tertarik untuk menanamkan
pariwisata dapat menjadi peluang bagi investor untuk modalnya dalam pengembangan sector pariwisata
 Pengembangan wisata alam dapat mengancam menanamkan modalnya dalam pengembangan  Penyediaan tempat sampah agar wisatawan dapat membuang sampahnya di tempatnya dan dapat
kerusakan hutan, pantai, terumbu karang, dan lain pariwisata. menjaga kelestarian lingkungan objek wisata
sebagainya.  Meingkatkan kesadaran wisatawan, petugas, dan  Pengoptimalan paket-paket wisata yang ada dengan bekerjasama biro-biro perjalanan atau pengadaan
 Adanya reklamasi liar oleh penduduk sekitar. masyarakat sekitar objek wisata untuk bersama- event-event wisata untuk mempromosikan pariwisata
 Kesadaran wisatawan kurang peduli dalam menjaga sama menjaga kelestarian alam sekitar, salah  Peningkatan pendanaan di sector pariwisata baik dari pemerintah maupun swasta untuk mengadakan
kebersihan dan kelestarian lingkungan. satunya dengan membuang sampah pada penelitian dan studi pengembangan sector pariwisata
tempatnya.
 Kurangnya kemitraan pemasaran pariwisata di
Gresik  Peningkatan kemitraan pemasaran pariwisata antar
pengelola-pengelola objek wisata untuk
 Terjadi konflik antara pengelola wisata karena
mengurangi konflik antar pengelola.
kecemburuan sosial.
 Melakukan penelitian dan pengembangan sector
 Belum adanya penelitian dan pengembangan sector
pariwisata
pariwisata

V -86
5.9 ANALISIS EFAS-IFAS
Konsep dasar pengembangan pariwisata Kabupaten Gresik dibuat berdasarkan analisis
matriks SWOT yang ada. Analisis SWOT ini bertujuan untuk memperoleh semacam core
strategy, seperti misalnya :
 Strategi yang memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang ada secara terbuka
 Strategi yang mengatasi ancaman yang ada.
 Strategi yang memperbaiki kelemahan yang ada.
Beberapa aspek SWOT meliputi aspek kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan
ancaman (T), dimana keempatnya memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Dengan adanya
keterkaitan tersebut maka akan diperoleh beberapa strategi atau konsep dasar pengembangan
yang dapat digunakan dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Gresikbaik fisik maupun non
fisik. Penentuan konsep dasar pengembangan dilakuan berdasarkan analisis SWOT dengan
melakukan penilaian (pembobotan) menggunakan analisis IFAS-EFAS untuk penentuan strategi
pengembangan kawasan, kemudian hasi dari penilaian (pembobotan) tersebut ditampilkan
dalam bentuk kuadran yang akan menentukan strategi pengembangan selanjutnya.
Penilaian dilakukan pada setiap aspek SWOT dengan memberi bobot antara 0,00 hingg
1,00 , dimana jika aspek-aspek masing-masing faktor (internal/eksternal) dijumlahkan akan
menghasilkan bobot 1. Setelah melakukan pembobotan, diberikan rating dimana rating ini
menunjukkan tingkat kepentingan (1 = agak penting ; 2 = penting ; 3 = sangat penting) masing-
masing aspek. Kemudian, nilai pembobotan dikalikan dengan rating yang telah ditentukan.
Penjumlahan pada masing-masing faktor (internal/eksternal) kemudian ditotal untuk diketahui
letak dalam kuadran SWOT dalam menentukan strategi pengembangan.

Tabel 5.29Matriks Analisis IFAS Pengembangan Pariwisata Kabupaten Gresik


Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan / Strength:
 Wisata alam memiliki panorama pemandangan yang indah 0.045 3 0.135
 Flora dan fauna di sekitar objek wisata alam masih alami dan langka 0.035 2 0.07
 Potensi pengembangan wisata minat khusus (hiking)/pecinta alam, 0.040 3 0.12
dan olahraga air
 Jenis pantai yang landai dapat dimanfaatkan untuk olah raga air. 0.040 2 0.08
 Tarif/tiket masuk relatif sangat murah 0.035 2 0.07
 Sarana dan prasarana wisata di pusat kota sudah cukup memadai 0.035 1 0.035
 Komunitas masyarakat Bawean memiliki web sendiri, untuk 0.035 1 0.035
mengenalkan aneka budaya dan wisata.
 Ziarah wali sudah menjadi paket wisata yang terkenal dan banyak 0.040 2 0.08
peminatnya
 Terdapat pasar souvenir di sekitar destinasi ziarah wali 0.030 2 0.06
 Adanya yayasan pengelola makam-makam 0.035 2 0.07
 Ketersediaan sumber daya manusia 0.030 2 0.06
TOTAL 0.40 0.815
Kelemahan / Weakness:
 Prasarana jaringan jalan untuk menuju destinasi wisata belum 0.030 3 0.090
memadai
 Sarana dan prasarana wisata di luar pusat kota masih belum 0.028 3 0.084
memadai

V -87
Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating
 Kondisi sarana dan prasarana wisata yang sudah ada rusak dan
kurang terawat. 0.025 2 0.050
 Atraksi wisata masih sangat kurang
 Sebagian besar destinasi wisata belum terjangkau moda transportasi 0.025 3 0.075
umum. 0.025 2 0.050
 Banyak sampah berserakan
 Transportasi laut untuk menuju P. Bawean masih terbatas 0.028 3 0.084
 Tidak ada perahu khusus untuk wisatawan menyebrang ke pulau- 0.028 2 0.056
pulau di sekitar Bawean 0.020 1 0.020
 Belum ada dermaga di pulau-pulau sekitar Bawean
 Belum ada persewaan alat-alat snorkeling dan diving 0.020 1 0.020
 Belum memiliki workshop untuk memamerkan hasil produk khas 0.020 2 0.040
daerah. 0.020 2 0.040
 Sebagian besar destinasi wisata belum memiliki kantor pengelola,
pusat informasi dan pemasaran. 0.020 2 0.040
 Belum tersedia lahan parkir khusus pengunjung dan petugasnya.
 Belum ada pengaturan sirkulasi jalur kendaraan. 0.023 2 0.046
 Kurang papan penujuk jalan ke destinasi wisata. 0.018 1 0.018
 Tiket parkir untuk bus pariwisata terlalu mahal 0.025 2 0.050
 Tidak ada petugas dan pos keamanan 0.020 1 0.020
 Tempat parkir masih kurang memadai untuk wisata ziarah wali 0.020 1 0.020
 Kurangnya promosi destinasi wisata, baik wisata religi, alam maupun 0.023 2 0.046
minat khusus 0.025 2 0.050
 Pasar souvenir wisata hanya berada di salah satu destinasi wisata saja
 Adanya persaingan dengan destinasi wisata lain. 0.020 1 0.020
 Persaingan antara penjual souvenir, makanan, dan minuman sangat 0.020 1 0.020
tinggi 0.024 2 0.048
 Belum optimalnya paket-paket wisata yang ditawarkan
 Pengelolaan objek wisata belum maksimal 0.023 2 0.046
 Pendanaan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata kurang 0.022 2 0.044
baik dari pemerintah maupun swasta 0.025 3 0.075
 Belum optimalnya instansi-instansi terkait dalam mengelola
destinasi wisata di Gresik
0.023 2 0.046

TOTAL 0.60 1.198


Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

Tabel 5.30Matriks Analisis EFAS Pengembangan Pariwisata Kabupaten Gresik


Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang / Opportunity:
 Adanya kerjasama dengan biro-biro perjalanan untuk kegiatan 0.12 2 0.24
ziarah wali
 Adanya kebijakan pengembangan potensi pariwisata pada dokumen 0.10 2 0.20
RTRW
 Adanya event atau pameran produk-produk unggulan gresik. 0.12 3 0.36
 Destinasi wisata di Gresik mulai dikenal oleh wisatawan baik dalam 0.08 2 0.16
negeri maupun luar negeri.
 Adanya rencana pembangunan bandara di Pulau Bawean 0.15 3 0.45
TOTAL 0.50 1.41
Ancaman / Threat:
 Belum adanya investor untuk pengembangan pariwisata 0.05 2 0.10
 Pengembangan wisata alam dapat mengancam kerusakan hutan, 0.09 3 0.27
pantai, terumbu karang, dan lain sebagainya.
 Adanya reklamasi liar oleh penduduk sekitar. 0.09 3 0.27
 Kesadaran wisatawan kurang peduli dalam menjaga kebersihan dan 0.07 2 0.14
kelestarian lingkungan.
 Kurangnya kemitraan pemasaran pariwisata di Gresik 0.07 2 0.14
 Terjadi konflik antara pengelola wisata karena kecemburuan sosial. 0.08 2 0.16
 Belum adanya penelitian dan pengembangan sector pariwisata 0.05 2 0.10

V -88
Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
TOTAL 0.50 1.18
X = POTENSI + MASALAH Y = PELUANG + ANCAMAN
= 0.815 + (-1.198) = 1.41 + (-1.18)
= - 0.383 = 0.23
(+ ) Eksternal
(KESEMPATAN)

Agresif
Stabel
Ku a d r a n Mainte-
Mainte-
Growth Ku a d r a n
II nance I
Selective
Mainte-
Rapid
Mainte-
(-) Internal nance Growth (+ ) Internal
(KELEMAHAN) (KEKUATAN)

Turn Conglo-
Conglo-
Around merate
Ku a d r a n
Ku a d r a n IV
III Concen-
Concen-
Guirelle
tric

(-) Eksternal
(ANCAMAN)
Gambar 5.32Kuadran Strategi Analisis IFAS – EFAS Pengembangan Pariwisata Kabupaten Gresik

Berdasarkan kuadran strategi diatas pengembangan Pariwisata Kabupaten Gresik


berada pada kuadran II ruang D. Sehingga strategi yang digunakan dalam pengembangan
kawasan adalah Selective Maintenence yaitu dimana pengelolaan obyek dengan pemilihan hal-
hal yang dianggap penting.

V -89
5.1 ANALISIS KEBIJAKAN (CONTENT ANALYSIS)..................................................................1
5.2 ANALISIS PENDEKATAN KESESUAIAN EKOLOGI DAN SUMBER DAYA ALAM.................1
5.3 ANALISIS DAYA DUKUNG FISIK DAN LINGKUNGAN....................................................10
5.3.1 Klimatologi dan Hidrologi.......................................................................................10
5.3.2 Topografi.................................................................................................................13
5.3.3 Geologi....................................................................................................................15
5.3.4 Bencana alam..........................................................................................................16
5.4 ANALISIS SUPPLY (PENAWARAN)...............................................................................18
5.4.1 Kenakeragaman Daya Tarik Wisata.......................................................................19
5.4.2 Aksesibilitas Kawasan Wisata.................................................................................23
5.4.3 Amenitas/Fasilitas...................................................................................................25
5.4.4 Sosial Budaya Masyarakat......................................................................................34
5.4.5 Lingkungan..............................................................................................................35
5.5 ANALISIS DEMAND (PERMINTAAN/PASAR PARIWISATA............................................35
5.5.1 Segmentasi Pasar....................................................................................................35
5.5.2 Faktor Demand........................................................................................................36
5.5.3 Atraksi Wisata.........................................................................................................37
5.6 ANALISIS IPA...............................................................................................................43
5.6.1 Makam Maulana Malik Ibrahim (Kec. Gresik)........................................................44
5.6.2 Makam Sunan Giri (Kec. Kebomas).........................................................................47
5.6.3 Makam Pusponegoro (Kec. Gresik).........................................................................49
5.6.4 Makam Raden Santri (Kec. Gresik)..........................................................................52
5.6.5 Makam Nyai Ageng Pinatih (Kec. Gresik)...............................................................55
5.6.6 Makam Sunan Prapen (Kec. Kebomas)...................................................................57
5.6.7 Makam Siti Fatimah binti Maemun (Kec. Manyar).................................................60
5.6.8 Makam Kanjeng Sepuh (Kec. Sidayu)......................................................................63
5.6.9 Bukit Surowiti (Kec. Panceng).................................................................................65
5.6.10 Pantai Dalegan (Kec. Panceng).............................................................................68
5.6.11 Telaga Ngipik (Kec. Kebomas)...............................................................................71
5.6.12 Kampung Kemasan (Kec. Gresik)..........................................................................73
5.7 ANALISIS POTENSI MASALAH.....................................................................................76
5.7.1 Akar Masalah..........................................................................................................77
5.7.2 Akar Tujuan.............................................................................................................78
5.8 ANALISIS SWOT..........................................................................................................83
5.9 ANALISIS EFAS-IFAS....................................................................................................87

TABEL 5.1 KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN.................................................................................2

V -90
TABEL 5.2 JUMLAH CURAH HUJAN RATA-RATA MENURUT BULAN (MM) KABUPATEN GRESIK.....................................11
TABEL 5.3 BANYAKNYA HARI HUJAN MENURUT BULAN (HARI) KABUPATEN GRESIK.................................................12
TABEL 5.4 LUAS DAERAH BERDASARKAN KETINGGIAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010..........................................13
TABEL 5.5 LUAS DAERAH BERDASARKAN KELERENGAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010.........................................14
TABEL 5.6 LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI JENIS TANAH (HA) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010..................16
TABEL 5.7 LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI EROSI TANAH (HA) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010.................17
TABEL 5.8 LUAS LAHAN PANTAI TEREROSI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010..........................................................17
TABEL 5.9 LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI GENANGAN (HA) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010...................18
TABEL 5.10 ATRAKSI SOMETHING TO DO DI OBYEK WISATA KABUPATEN GRESIK......................................................38
TABEL 5.11 ATRAKSI SOMETHING TO SEE DI OBYEK WISATA KABUPATEN GRESIK.....................................................39
TABEL 5.12 ATRAKSI SOMETHING TO BUY DI OBYEK WISATA KABUPATEN GRESIK....................................................41
TABEL 5.13 ATRAKSI SOMETHING TO REMEMBER DI OBYEK WISATA KABUPATEN GRESIK...........................................41
TABEL 5.14 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM MAULANA MALIK IBRAHIM......................44
TABEL 5.15 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM SUNAN GIRI..........................................47
TABEL 5.16 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM PUSPONEGORO......................................49
TABEL 5.17 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM RADEN SANTRI......................................52
TABEL 5.18 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM NYAI AGENG PINATIH.............................55
TABEL 5.19 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM SUNAN PRAPEN.....................................58
TABEL 5.20 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM SITI FATIMAH BINTI MAEMUN..................60
TABEL 5.21 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG MAKAM KANJENG SEPUH....................................63
TABEL 5.22 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG BUKIT SUROWITI................................................65
TABEL 5.23 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG PANTAI DALEGAN...............................................68
TABEL 5.24 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG TELAGA NGIPIK..................................................71
TABEL 5.25 TINGKAT KEPUASAN DAN KEPENTINGAN PENGUNJUNG KAMPUNG KEMASAN..........................................74
TABEL 5.26 POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK............................76
TABEL 5.27 ASPEK SWOT KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK.........................................................................84
TABEL 5.28 MATRIKS ANALISIS SWOT KEPARIWISATAAN KABUPATEN GRESIK.........................................................85
TABEL 5.29 MATRIKS ANALISIS IFAS PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK...........................................87
TABEL 5.30 MATRIKS ANALISIS EFAS PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK..........................................88

GAMBAR 5.1 DAYA TARIK WISATA ALAM KABUPATEN GRESIK..............................................................................20


GAMBAR 5.2 DAYA TARIK WISATA BUDAYA KABUPATEN GRESIK...........................................................................21
GAMBAR 5.3 DAYA TARIK WISATA BUATAN KABUPATEN GRESIK...........................................................................22
GAMBAR 5.4 DAYA TARIK WISATA KHUSUS KABUPATEN GRESIK...........................................................................23
GAMBAR 5.5 KONDISI JALAN MASUK KE MAKAM SUNAN GIRI YANG BAIK...............................................................24
GAMBAR 5.6 KONDISI JALAN MASUK KE OBYEK-OBYEK WISATA DI PULAU BAWEAN.................................................25
GAMBAR 5.7 PETA AKSESIBILITAS DESTINASI WISATA KABUPATEN GRESIK..............................................................26
GAMBAR 5.8 JENIS WISATA DI KABUPATEN GRESIK............................................................................................27

V -91
GAMBAR 5.9 WARUNG MAKANAN PANTAI DELEGAN.........................................................................................28
GAMBAR 5.10 PARKIR KAWASAN MAKAM FATIMAH BINTI MAIMUN.....................................................................28
GAMBAR 5.11 AULA MAKAM SUNAN PRAPEN..................................................................................................29
GAMBAR 5.12 FASILITAS SHELTER DI OBYEK-OBYEK WISATA................................................................................29
GAMBAR 5.13 FASILITAS TOILET DI OBYEK-OBYEK WISATA..................................................................................30
GAMBAR 5.14 PASAR WISATA DAN TOKO SOUVENIR KAWASAN MAKAM SUNAN GIRI...............................................31
GAMBAR 5.15 PERMAINAN ANAK TELAGA NGIPIK/ GIRI WANA TIRTA...................................................................31
GAMBAR 5.16 SKI AIR TELAGA NGIPIK/ GIRI WANA TIRTA..................................................................................31
GAMBAR 5.17 PEMBAGIAN KUADRAN IMPORTANCE-PERFORMANCE ANALYSIS........................................................43
GAMBAR 5.18 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM MAULANA MALIK IBRAHIM........................................................46
GAMBAR 5.19 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM SUNAN GIRI............................................................................48
GAMBAR 5.20 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM PUSPONEGORO........................................................................51
GAMBAR 5.21 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM RADEN SANTRI.........................................................................54
GAMBAR 5.22 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM NYAI AGENG PINATIH...............................................................56
GAMBAR 5.23 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM MAULANA SUNAN PRAPEN........................................................59
GAMBAR 5.24 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM SITI FATIMAH BINTI MAEMUN....................................................62
GAMBAR 5.25 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM KANJENG SEPUH......................................................................64
GAMBAR 5.26 DIAGRAM KARTESIUS IPA MAKAM BUKIT SUROWITI......................................................................67
GAMBAR 5.27 DIAGRAM KARTESIUS IPA PANTAI DALEGAN.................................................................................70
GAMBAR 5.28 DIAGRAM KARTESIUS IPA TELAGA NGIPIK....................................................................................72
GAMBAR 5.29 DIAGRAM KARTESIUS IPA KAMPUNG KEMASAN............................................................................75
GAMBAR 5.30 AKAR MASALAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK...............................79
GAMBAR 5.31 AKAR TUJUAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (RIPKA) KABUPATEN GRESIK..................................81
GAMBAR 5.32 KUADRAN STRATEGI ANALISIS IFAS – EFAS PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN GRESIK............89

V -92

Anda mungkin juga menyukai