Anda di halaman 1dari 104
LAPORAN PENELITIAN PENERAPAN METODE SIMULASI KERJA UNJUK KARYA (SIKUYA) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ADMINISTRASI SISTEM JARINGAN KELAS XI TKJ DI SMK TRISAKTI NGAWI PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: EDY PURNAMA, S.Kom. SMK TRISAKTI NGAWI Alamat: JI. Kenari No. 7 Desa Beran Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi TAHUN 2019 LEMBAR PENGESAHAN Pada hari Jum/at tanggal Dua Puluh Bulan Desember tahun Dua Ribu Sembilan Belas, disetujui dan disahkan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul, PENERAPAN METODE SIMULASI KERJA UNJUK KARYA (SIKUYA) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ADMINISTRASI SISTEM JARINGAN KELAS XI TKJ DI SMK TRISAKTI NGAWI Disusun oleh: NAMA Edy Purnama, S.Kom. JABATAN : Guru UNIT KERJA : SMK TRISAKTI ‘Nama yang identitasnya tersebut di telah menyusun dan sudah kami teliti serta layak untuk diajukan sebagai bahan referensi bagi guru dan si Demikian harap maklum dan dapat digunakan sebagaimana mestinya, KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta kelvarga, sahabat-sahabatnya dan para pengikut beliau yang telah dengan ikhlas memeluk agama Allah SWT dan mempertahankannya sampai akhir hayat. Alhamdulillah, PTK yang penulis beri judul “Penerapan Metode Simulasi Kerja Unjuk Karya (SIKUYA) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Administrasi Sistem Jaringan Kelas XI TKJ Di SMK Trisakti Ngawi" Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang tethormat : 1. Bapak Suyanto, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala SMK Trisakti Ngawi 2. Para guru dan staff Tata Usaha SMK Trisakti Ngawi yang telah memberikan bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Penelitian Tindakan Kelas. Akhimnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Penelitian Tindakan Kelas ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembeca atau pihak lain yang membutuhkan. Ngawi, 20 Desember 2019 Penyusun, Edy Purnama, S.Kom. vi DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul i Halaman Pengesahan .... See Baas v Kata pengantar vi Daftar Isi i a eee é oi vi Daftar Gambar xi Daftar Tabel ee Bee oa ee x Daftar Lampiran Hee eee ane oa xi ABSTRAK Ete oe oe oe ee BABI PENDAHULUAN |. z Pree z 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 2 C. Pembatasan Masalah 3 D. Rumusan Masalah 3 E. Tujuan Pengembangan ... 3 F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan 3 G. Manfaat Pengembangan 4 BAB Il TINJAUAN PUSTAKA |. 5 ‘A. Kajian Produk yang Dikembangkan 5 B. Kajian Cara Pengembangan ... 8 C. Kajian Penelitian yang Relevan "1 D. Kerangka Pengembangan ....... i : 13 BAB Ill METODE PENELITIAN eatin oe eee 14 ‘A. Metode Pengembangan ...... 14 B. Prosedur Pengembangan eesti 14 C. Tempat dan Waktu Penelitian 16 D. Sumber Data Penelitian eee . : 16 E. Teknik Instrumen Penelitian : E ot 7 F. Teknik Analisis Data acces ee 7 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pr 22 A. Deskripsi Hasil Pengembangan 22 B. Hasil Pengembangan ___ Eee i EEE 22 vii C. Pembahasan BAB V PENUTUP ‘A. Kesimpulan B. Saran. DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN viii 38 39 39 40 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Instruksional ADDIE ... 8 Gambar 2.2 Kerangka Pengembangan Produk en 13 Gambar 4.1 Desain Metode Pembelajaran Simulassi kerja unjuk karya 24 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Kelompok Kontrol KD. 3.8 ...... 32 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Kelompok Eksperimen KD. 3.8 32 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Kelompok Kontrol KD. 3.9... 33 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Kelompok Eksperimen KD.3.9..... = 34 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Komponen Pembelajaran Simulassi kerja unjuk karya,. 15 Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Angket Kebutuhan Peserta Didik ee 18 Tabel 3.3 Konversi Kriteria Penilaian Angket 18 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Angket Respon Guru dan Peserta Didik 19 Tabel 3.5 Konversi Kriteria Penilaian Angket Respon Guru dan Peserta Didik 20 Tabel 3.6 Konversi Kriteria Penilaian Angket Respon..... apse 20 Tabel 4.1 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Peereeeeeeeeer29. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik 23 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan Hee 25 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru oo ssssssnsnsne 28 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Peserta Didi 29 Table 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan Simulasi keria.unjuk karya 29 Tabel 4.7 Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi KD. 3.8 cee HHS. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Data Kelompok Kontrol... 31 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Data Kelompok Eksperimen 32 Tabel 4.10 Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi 33 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Data Kelompok Kontrol 33 Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Data Kelompok Eksperimen 34 Tabel 4.13 Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi 1 dan Evaluasi 2 Eecrreeeaa Tabel 4.14 Hasil Test Normalitas 36 Tabel 4.15 Hasil Test Homogenitas ... 36 Tabel 4.16 Hasil Uji Independen T-test EEE = H 37 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Daftar Sampel Kelompok Kontrol .. . 48 Lampiran 2 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Peserta Didik . 44 Lampiran 3 Angket Analisis Kebutuhan dan Pembelajaran Peserta Didik 45 Lampiran 4 Analisis Validitas Angket Kebutuhan Peserta Didik 47 Lampiran5 Analisis Reliabilitas Angket Kebutuhan Peserta Didik 49 Lampiran6 —_Kisi-kisi Angket Respon Guru... 50 Lampiran7 — Angket Respon Guru fH 51 Lampiran 8 Analisis Validitas Angket Respon Guru 53 Lampiran9 Analisis Reliabilitas Angket Respon Guru 55 Lampiran 10 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik 56 Lampiran 11. Angket Respon Peserta Didik 58 Lampiran 12 Analisis Validitas Angket Respon Peserta Didik 60 Lampiran 13 Analisis Reliabilitas Angket Respon Peserta Didik PeeHee: Lampiran 14 Lembar Observasi 1 Keterlaksanaan Pembelajara Simulasi kerja unjuk karya, 63 Lampiran 15 Lembar Observasi 2 Keterlaksanaan Pembelajara Simulasi kerja unjuk karya, 65 Lampiran 16 Soal Evaluasi 1 dan Evaluasi 2. 67 Lampiran 17 Analisis Validitas Soal Evaluasi 1 68 Lampiran 18 Analisis Reliabilitas Soal Evaluasi 1 . 69 Lampiran 19 Analisis Validitas Soal Evaluasi 2 ee 70 Lampiran 20 Analisis Reliabilitas Soal Evaluasi 2 . Eee Lampiran 21 Daftar Hasil Evaluasi 1 Kelompok Kontrol... Cee. Lampiran 22 Daftar Hasil Evaluasi 2 Kelompok Kontrol 73 Lampiran 23 Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Evaluasi 1 dan 2 Kelompok Kontrol... at ca: Lampiran 24 Daftar Hasil Evaluasi 1 Kelompok Eksperimen 78 Lampiran 25 Daftar Hasil Evaluasi 2 Kelompok Eksperimen _. : 79 Lampiran 26 Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Evaluasi 1 dan 2 Kelompok Eksperimen sentiment 80 xi Lampiran 27 Lampiran 28 Lampiran 29 Lampiran 30 Lampiran 31 Lampiran 32 Lampiran 33 Analisis Normalitas dan Hemogenitas Kelompok Kontrol Dan Kelompok Eksperimen . aa Analisis Uji Independen T-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Tabel Statistik nn ot Hasil Sebaran Angket Kebutuhan Peserta Didik Hasil Sebaran Angket Respon Guru Hasil Sebaran Angket Respon Peserta Didik Foto Kegiatan Pembelajaran Simulasi kerja unjuk karya xii 84 86 87 88 89 90 95 ABSTRAK PENERAPAN METODE SIMULASI KERJA UNJUK KARYA (SIKUYA) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN ADMINISTRASI SISTEM JARINGAN KELAS XI TKJ DI SMK TRISAKTI NGAWI Oleh: Edy Purnama, S.Kom.*) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode Simulassi kerja unjuk karya dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik : (1) Mendiskripsikan langkah- langkah pembelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital menggunakan metode Simulassi kerja _unjuk karya, (2) Mendiskripsikan seberapa tinggi hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital peserta didik setelah menggunakan metode Simulassi kerja unjuk karya (3) Menguji efektivitas, efisiensi dan kepraktisan metode Simulassi kerja unjuk karya dalam meningkatkan hasil belajar simulasi dan komunikasi Digital Penelitian ini menggunakan metode penelitian Reseach and Development (R&D) Walter Dick & Lou Carey. Dilaksanakan di SMK Trisakti Ngawi Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian dilakukan melalui tahapan analisis, Desain, pengembangan, uji coba implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian ditentukan secara purposive sampel yaitu kelas X TKJ A sebagai kelompok kontrol dan Kelas X TKJ B sebagai kelompok eksperimen. Data dikumpulkan menggunakan angket, observasi dan hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Hasil penelitian menunjukkan hasil : (1) langkah-langkah pembelajaran Simulassi kerja unjuk karya didiskripsikan dengan baik dengan adanya buku panduan Simulassi kerja unjuk karya (2) Metode Simulassi kerja unjuk karya meningkatkan hasil belajar peserta didik, berdasarkan hasil evaluasi 1 dan 2, dimana rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (3) Analisis Kepraktisan dan efisien dari hasil angket respon guru 4,05>3,40 dengan Kriteria sangat baik. Hasil angket kebutuhan peserta didik 3,96>3,40 dengan Kriteria sangat baik. Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran adalah 88,24%>80% dengan kriteria baik. Analisis efektifitas diperoleh dati uji independen t-test, diperoleh nilai Sig (2 tailed) sebesar 0,000<0,05. Karena <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima karena indeks signifikan pada t-hitung lebih kecil. Ada perbedaan hasil belajar antara metode Simulassi kerja unjuk karya dengan metode biasa, perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 0,05. Kata-kata Kunci : ASu, Simulasi, Karya, TKJ xiii BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak selalu harus fokus hanya pada pengetahuan saja, pendidikan harus seimbang antara pengetahuan teoritis dan kemampuan praktik. Di Sekolah Menengah Pendidikan Kejuruan, anak didik dituntut memiliki keterampilan, lulusan SMK diharapkan siap terjun ke dunia kerja. Karena itulah berbagai strategi dilakukan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dalam bidang keahlian yang telah dipilihnya. Hasil dari usaha yang dilakukan masih belum dapat dirasakan secara langsung. Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektit yang didukung dengan sarana prasarana yang memadai untuk mendukung kualitas lulusan yang sesuai dengan perkembangan dunia kerja. Pendidikan di SMK menerapkan pembelajaran secara teori dan praktik, agar peserta didik memiliki Kompetensi sesuai dengan jurusan yang ditekuni dan diselenggarakan oleh sekolah yang bersangkutan. Sekolah sebagai wadah pendidikan yang memiliki kurikulum yang diatur sedemikian rupa dengan tyjuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari hasil pendidikan tersebut. Sehingga dengan memiliki input (kurikulum) yang berkualitas dan melalui proses (pembelajaran) baik secara teoritis dan praktik, output (hasil) yang diharapkan peserta didik memiliki kompetensi yang kompeten, bukan kompetensi yang asal sulap dan asal jadi. Pemerintah bertanggungjawab merumuskan dan mengesahkan kurikulum, sekolah _bertanggungjawab menyelenggarakan pendidikan, guru bertanggungjawab dalam proses pendidikan di dalam kelas, bertanggungjawab dalam pembentukan karakter anak didik, sehingga sekolah dapat melahirkan peserta didik yang berkualitas, kompeten dalam bidang keahliannya dan memilki karakter dan kepribadian bangsa. Berdasarkan pengamatan selama mengajar di SMK Trisakti Ngawi, khususnya mata pelajaran Administrasi_ sistem jaringan, sebagian peserta didik mampu mengerjakan tugas praktiknya pada saat itu juga, namun sering lupa cara dan langkah pengerjaan dari tugas tersebut. Anak didik cenderung memiliki kebiasaan malas mencatat atau malas membuat rangkuman dari tugas yang telah diterangkan dan dijelaskan guru. Apabila diberi tugas merangkum, anak didik lebih suka memillh mencontoh rangkuman milik temannya daripada repot mencari bahan literasi dan merangkum sendit v Peserta didik memiliki kebiasaan malas mencatat menyebabkan hasil belajamya tidak sesuai yang diharapkan. Ketika dihadapkan dengan obyek praktik, peserta didik “merasa mampu’, namun ketika dihadapkan pada soal ulangan ataupun soal ujian teori, peserta didik kesulitan menjawab pertanyaan. Hal itu menyebabkan adanya kesenjangan antara nilai pratikum dan nilai teor. Kebiasaan malas tersebut meluas dan berubah menjadi kebiasaan tidak berlaku jujur, dengan mengakui hasil pekerjaan orang lain dengan cara copy paste. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar menurun dan integritas karakter bangsa tidak bisa berkembang. Disamping permasalahan diatas, metode pembelajaran yang selama ini dilakukan dirasa kurang mengena, guru terlalu membebaskan peserta didik, Pengumpulan tugas selalu menggunakan batas waktu pengumpulan, hanya saja Karena waktu pratikum yang sangat terbatas menyebabkan guru memberi kebebasan peserta didik untuk mengerjakan di rumah atau di warnet, hal ity memicu niatan dalam hati peserta didik untuk copy paste tugas teman yang lain. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis membuat dan mengusulkan inovasi pembelajaran SIKUYA (Simulasi Kerja Unjuk Karya) yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan diatas. Dengan melakukan simulasi kerja, peserta didik akan termotivasi untuk membuat catatan-catatan kecil tentang langkah kerja suatu proses pembuatan obyek. Karena untuk menyatakan bahwa itu hasil karyanya, peserta didik dituntut mampu menjelaskan dan mendemostrasikan langkah dari awal proses pembuatan hingga proses jadi sebuah karya. Karena hal tersebut maka penulis membuat sebuah inovasi pembelajaran yang berjudul: " Metode Sikuya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Administrasi_ sistem jaringan” . Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut 1. Peserta didik malas merangkum, sehingga setelah kegiatan pembelajaran selesai sering lupa dan tidak bisa menyelesaikan kegiatan pratikum. 2. Peserta didik sering mengakui karya orang lain sebagai hasil karyanya dengan cara copy paste. 3. Hasil belajar Administrasi sistem jaringan rendah, nilai pratikum dan nilai teori tidak seimbang. 4, Belum pernah ada inovasi baru untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, maka peneliti membatasi masalah pada Penerapan Metode Sikuya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Administrasi sistem jaringan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Seberapa tinggi hasil belajar Administrasi sistem jaringan peserta didik sebelum menggunakan metode Sikuya ? 2. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran Administrasi sistem jaringan menggunakan metode Sikuya ? 3. Seberapa tinggi hasil belajar Administrasi sistem jaringan peserta didik setelah menggunakan metode Sikuya ? 4. Seberapa tinggi efektivitas, efisiensi dan kepraktisan metode Sikuya dalam meningkatkan hasil belajar Administrasi_ sistem jaringan? E. Tujuan Pengembangan ‘Atas dasar rumusan masalah diatas maka tujuan pengembangan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mendiskripsikan seberapa tinggi hasil belajar Administrasi_ sistem jaringan peserta didik sebelum menggunakan metode Sikuya. 2. Mendiskripsikan langkah-langkah pembelajaran Administrasi_ sistem jaringan menggunakan metode Sikuya. 3. Mendiskripsikan seberapa tinggi hasil belajar Administrasi sistem jaringan peserta didik setelah_ menggunakan metode Sikuya. 4. Menguji efektivitas, efisiensi dan kepraktisan metode Sikuya dalam meningkatkan hasil belajar Administrasi_ sistem jaringan. F. Spe: kasi Produk yang Dikembangkan Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah metode pembelajaran SIKUYA (Simulasi Kerja Unjuk Karya), diharapkan dapat menghasikan metode pembelajaran yang lebih aktif dan menarik bagi peserta didik. Dengan menggunakan metode SIKUYA diharapkan peserta didik memiliki kemampuan yang seimbang antara teori dan praktik. NOP OMS 8. Spesifikasi metode pembelajaran Sikuya Guru hanya sebagai fasilitator Guru memberikan topik bahasan yang akan dibahas Mengelompokkan peserta didik menjadi beberap kelompok kecil Peserta didik bekerja dan berdiskusi dalam beberapa kelompok kecil Peserta didik membuat rangkuman dari materi yang sudah ditentukan Guru memberikan job sheet pratikum sesuai dengan materi Peserta didik menyelesaikan job sheet, dan mengkomunikasikan dan mensimulasikan hasil karya yang telah dibuatnya di depan kelas Peserta didik memperlihatkan hasil kerjanya. . Mantaat Pengembangan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermantaat bagi : 1. 2. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dinarapkan mampu memberikan sumbangan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian yang menggunakan metode pembelajaran sejenis. Manfaat Praktis a. Bagi Penelit Sebagai bahan informasi peningkatan hasil belajar peserta didik melalui penerapan metode Sikuya (Simulasi Kerja Unjuk Karya) b. Bagi Guru 1) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode/pendekatan dalam proses belajar mengajar. 2) Sebagai masukan dan refleksi atas penggunaan metode/pendekatan dalam proses belajar mengajar. c. Bagi Sekolah Sebagai sumbangan pemikiran untuk usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik dan memupuk sikap karakter bangsa pada peserta didik BAB Il TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Produk yang Dikembangkan 1. Metode Simulasi Kerja Unjuk Karya (Sikuya) a. Pengertian Simulasi Kerja Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya (state of affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum menggambarkan sifat-sifat karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik atau sistem yang abstrak tertentu. (https://d.wikipedia.org/wiki/ Simulas). Sedangkan menurut Law and Kelton (1991) Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses-proses yang terjadi dalam suatu. sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah. Udin Syaefudin Salud (2005:129) simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenamya. Simulasi_ memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata... Sri Anitah, W. DKK (2007:5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh peserta didik pada kelas tinggi di sekolah dasar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005:554) “kerja diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian’, Sependapat dengan Moh. Thayeb Manribu (199:27) “kerja diartikan sebagai suatu kelompok aktivitas, tugas atau kewajiban yang sama dan dibayar, yang memerlukan atribut-atribut yang sama dalam suatu organisasi tertentu’. Menurut Wjs. Poerwadarminta (2002:492) "kerja adalah melakukan sesuatu’, sedangkan menurut Talizid Uhu Ndraha (1991:1), “kerja adalah proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya, pengubahan atau penambahan nilai pada suatu unit alat pemenuhan kebutuhan yang ada’. Menurut Dewa Ketut (199317) “kerja adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja’ Menurut B. Renita (2006:125) kerja dipandang dari sudut sosial merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum, terutama bagi orang-orang terdekat (keluarga) dan masyarakat, untuk mempertahankan dan mengembangkan_kehidupan, sedangkan dari sudut rohani atau religius, kerja adalah suatu upaya untuk mengatur dunia sesuai dengan kehendak Sang Pencipta. Dalam hal ini, bekerja merupakan suatu komitmen hidup yang harus dipertangungjawabkan kepada Tuhan Berdasarkan pendapat dari beberapa ahi diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sesuatu sebagai usaha pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengertian dari simulasi kerja adalah cara yang digunakan untuk menggambarkan suatu proses pekerjaan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya terjadi sebagai bentuk upaya pemenuhan kebutuhan . Pengertian Unjuk Karya Pengertian unjuk adalah suatu kegiatan = mengangkat dan mengunjurkan tangan ke atas_ (https://kobi.web.id/unjuk). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan oleh penulis, bahwa unjuk adalah suatu kegiatan untuk memperlihatkan, memperkenalkan suatu obyek atau hasil yang telah dicapai. Sedangkan pengertian dari karya adalah _hasil perbuatan; buatan; ciptaan (terutama hasil_karangan) ~—manusia (https://kbbi.web.id/karya). Sehingga dapat disimpulkan bahwa karya adalah suatu hasil ciptaan baik berupa benda ataupun pemikiran dari seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unjuk katya adalah suatu kegiatan untuk memperlihatkan atau memperkenalkan suatu hasil ciptaan balk berupa benda atau pemikiran dari seseorang. Berdasarkan pendapat di atas dapat simpulkan bahwa metode Simulasi Kerja Unjuk Karya (Sikuya) adalah suatu metode pembelajaran yang menuntut peserta didik memahami konsep ilmu mata pelajaran secara mendalam, baik secara teoritis maupun secara praktik. Peserta didik dituntut mampu merencanakan, membuat dan memperkenalkan hasil pekerjaan didepan umum. 2. Pengertian Hasil Belajar Menurut Djamarah (2008:13), belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitit, afetit dan psikomotor. Pengertian belajar menurut Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2013:9), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Sanjaya (dalam Christiawan, 2013:12) mendefinisikan hasil belajar sebagai berikut: Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan Khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah _merancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan peserta didik tujuan pembelajaran. Horward Kingsley dan Gagne (dalam Christiawan, 2013:13) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Sedangkan dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 (tiga ranah), yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa, hasil belajar dapat penulis simpulkan sebagai kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajamya. Hasil belajar dapat dillhat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. B. Kajian Cara Pengembangan Terdapat beberapa macam metode pengembangan produk pembelajaran diantaranya adalah model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modeinya adalah model Hannafin and Peck. Sedangkan metode pengembangan model berorientasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatinan, kurikulum sekolah, dan lain- lain. Contohnya adalah model ADDIE. Desain pengembangan model pembelajaran ada biasa kita sebut sebagai model prosedural dan mode! melingkar. contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey sedangkan model melingkar contohnya ada model Kemp. Dalam penelitian ini, cara pengembangan metode pembelajaran menggunakan model pengembangan model ADDIE. Tahapan desain pengembangan ADDIE sebagai berikut. Implement Gambar 2.1. Instruksional ADDIE (Robert Maribe Branch, 2009:2) Menurut Benny A. (dalam Bintari Kartika Sari, 2017:93) ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model ADDIE (Analysis- Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun tahap pengembangan yakni: perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini menggunakan § tahapan yaitu : 1. Analysis (analisa) Desain tahap analisis berfokus pada target audiens. Pada tahap analisis, dilakukan pendefinisian permasalahan _instruksional, _tujuan instruksional, sasaran pembelajaran serta dilakukan identifikasi lingkungan pembelajaran dan pengetahuan yang dimillki oleh peserta didik. Tahap Analisis umumnya membahas pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Bagaimana latar belakang keseluruhan dari peserta didik seperti usia, pengalaman masa lalu, tingkat pengetahuan, minat, latar belakang budaya, dll? b. Apa yang peserta didik butuhkan untuk menyelesaikan pada akhir program pembelajaran atau apa kebutuhan peserta didik? c. Apa yang diinginkan peserta didik dari_hasil_pembelajaran? Apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku? d. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan untuk mereka cukup? aspek apa yang perlu ditambahkan, diklarifikasi dan diperbaiki? @. Apa fokus tujuan instruksional? f. Apakah lingkungan belajar kondusif atau tidak? Apa jenis lingkungan belajar lebih disukai? g. Apakah akan sumber daya baik itu teknis maupun dukungan sudah mencukupi? 2. Design (desain/perancangan) Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen penilaian, latihan, konten, dan analisis yang terkait materi pembelajaran, rencana 10 pembelajaran dan pemilihan media. Fase desain dilakukan secara sistematis dan spesifik. Dalam tahap desain, yang ditanyakan adalah’ a. Berbagai sumber dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran. Apa sumber cukup tersedia untuk menyelesaikan pembelajaran? b. Tingkat dan jenis kegiatan yang akan dihasilkan selama pembelajaran. Apakah terjadi kolaboratif,interaktif atau individu? c. Apa pendekatan atau cara apa yang akan diterapkan pada _pembelajaran? Misalkan behavioris konstruktivs, dll d. Berapa banyak waktu yang akan ditugaskan untuk setiap tugas dan bagaimana pembelajaran yang akan dilaksanakan (per pelajaran, bab, modul)? e. Apa saja keterampilan kognitit yang ditentukan bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran? f. Apakah guru memiliki cara untuk menentukan nilai-nilai yang telah dicapai oleh peserta didik? Apa metode untuk menentukan kompetensi yang diinginkan oleh peserta didik? g. Bagaimana merancang kegiatan pembelajaran sehingga menarik minat peserta didik? Development (pengembangan) Dalam tahap pengembangan dilakukan pembuatan dan penggabungan konten yang sudah dirancang pada tahapan desain. Pada fase ini dibuat storyboard, penulisan konten dan perancangan grafis yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Apakah metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai jadwal? b. Apakah ada tim kerja di beberapa peserta didik? Apakah ada anggota yang bekerja secara efektif dalam sebuah tim? c. Apakah peserta didik berkontribusi sesuai kapasitasnya? |. Implementation (implementasi/eksekusi) Pada tahap implementasi, pelaksanaan metode pembelajaran diterapkan kepada kelas yang menjadi obyek penelitian. Menguji setiap tahapan pembelajaran yang sudah didesain, apakah sudah tepat guna dan tepat sasaran. 1 Beberapa contoh implementasi yang dapat ditentukan: a. Apa tanggapan emosional yang diberikan oleh guru dan peserta didik selama pebelajaran? Apakah mereka benar-benar tertarik, bersemangat, kritis atau bertahan? b. Sebagai hasil pembelajaran, apakah guru melihat bahwa peserta didik dapat memahami topik dengan segera atau apakah mereka perlu bantuan? ¢. Bagaimana menangani setiap kesalahan yang mungkin terjadi selama pembelajaran. Apa reaksi guru ketika kegiatan untuk peserta didik tidak berjalan seperti yang direncanakan? d. Ketika masalah teknis dan lain muncul apakah guru memiliki_ strategi ‘cadangan’? e. Apakah implementasi untuk skala kecil atau skala besar? f. Ketika kelompok peserta didik mendapat materi, apakah mereka dapat bekerja secara mandiri atau memerlukan bimbingan? 5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik) Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini adalah multidimensional dan merupakan komponen penting dari proses ADDIE. Ini mengasumsikan bentuk evaluasi formatif dalam tahap pengembangan. Evaluasi dilakukan selama tahap implementasi dengan bantuan instruktur dan peserta didik. Setelah_pelaksanaan pembelajaran selesai, evaluasi sumatif dilakukan untuk perbaikan pembelajaran. Perancang seluruh tahap evaluasi_harus memastikan apakah masalah yang relevan dengan program pelatinan diselesaikan dan apakah tujuan yang diinginkan terpenuhi. C. Kajian Penelitian yang Relevan R. Mursid. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi Berorientasi Produksi. FT Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran praktik berbasis kompetensi berorientasi produksi yang layak digunakan dalam pembelajaran praktik dan efektit dapat meningkatkan hasil belajar mahapeserta didik pada mata kuliah teknologi permesinan. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi mahapeserta didik yang berorientasi 12 produksi; (2) model pembelajaran tersebut efektit dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran praktik; (3) model pembelajaran tersebut dapat menciptakan iklim belajar yang memposisikan mahapeserta didik sebagai centre learning dengan segala aktivitas yang dilakukannya, memotivasi belajar mahapeserta didik melalui ide-ide yang Konstruktif, mendorong dan membangkitkan keberanian belajar dan bekerja yang didasari komitmen yang tinggi dan berdisiplin, meningkatkan kecepatan belajar, motivasi belajar, semangat belajar, Kerja sama kelompok, kreatifitas, dan inovasi. Indra Martha Rusmana, Sudiyah Anawati, Abdul Karim. 2017. Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Ganda Terhadap Motivasi Dan Sikap Belajar Peserta Didik. Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. Potensi kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Kecerdasan (intelligence) yang dimiliki oleh peserta didik yang dirumuskan oleh Howard Gardner yaitu The Seven Types of Intelligence adalah Spatial-Visual, Linguistic, Interpersonal, Musical, Bodilykinesthetic, Intrapersonal dan Logical mathematical. Kemudian oleh Bobbi de Porter ditambahkan satu kecerdasan lagi yaitu Naturalist. Sehingga hadirlah istilah SLIM-n-BIL. Salah satu tujuan dari pengembangan metode pembelajaran berbasis kecerdasan ganda adalah untuk memotivasi peserta didik dalam belajar matematika dan memiliki sikap yang posit terhadap pembelajaran matematika, dengan adanya perangkat pembelajaran yang dikembangkan, diharapkan para peserta didik dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, selain itu peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang menyenangkan. ‘Ayu Sulasari. 2015. Politeknik Negeri Malang. mempelajari konsep-konsep cara pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Dalam mempelajari konsep dan kemampuan berfkir kritis tersebut mereka bekerja secara bersama-sama dalam kelompoknya untuk mengkaji masalah-masalah iil dalam kegiatan bisnis. D. Kerangka Pengembangan Kerangka pengembangan produk dapat digambarkan dalam gambar berikut ini Analisis Kebutuhan dan Identifikasi Sumber ¥ Desain Produk : Metode Sikuya * Pengembangan Produk + Uji Coba pelaksanaan tethadap Kelompok Eksperimen + Evaluasi Validasi Ahli/Teman Validasi Peserta didik Sejawat sebagai kelompok eksperimen Revisi dan penyempuraan Gambar 2.2 Kerangka Pengembangan Produk BAB Ill METODE PENELITIAN ‘A. Metode Pengembangan Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan model Dick & Carey yaitu sebuah model yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (1990). Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keetektitan produk tersebut (Sugiyono, 2009:297). Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk berupa metode pembelajaran Sikuya dan Buku Panduan penggunaan metode pembelajaran Sikuya B. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan pada penelitian ini menurut model Dick & Carey yaitu: 1. Tahap Analisis a. Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goals) Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan oleh peserta didik dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Definisi tujuan pembelajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan belajar peserta didik di dalam kelas. b. Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a goal analysis) Setelah_mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan seperti apa metode pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik. Analisis ini mencakup ketrampilan, proses, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Desain Desain penelitian yang digunakan pada uji coba penelitian ini adalah Contro-Group Pretest-Posttest Design, yang terdiri dari _kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Ag. Bambang Setiadi, 2006:143). Desain ini membandingkan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok 14 15 kontrol. Pada kelas kontrol pembelajaran tetap menggunakan metode sehari- hari, sedangkan kelas eksperimen menggunakan metode Sikuya. Metode pembelajaran Sikuya (Simulasi Kerja Unjuk Karya) memfokuskan pembelajaran pada aspek pengetahuan dan keterampilan. Karena itulah penelitian membuat rancangan desain proses Pembelajaran Sikuya sebagai berikut : Tabel 3.1. Komponen Pembelajaran Sikuya No. | Komponen Strategi Cara Implementasi 1. | Pendekatan Pembelajaran | Sikuya menggunakan pendekatan scientifik, pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam K13. Yang mencakup kegiatan mengamati, mengidentifikasi_ (merumuskan masalah, mengajukan atau membuat hipotesis), mengumpulkan data, mengasosiasi (menganalisis dan _menarik kesimpulan) dan mengkomunikasikan. 2. | Proses pembelajaran Proses pembelajaran terpusat kepada peserta didik, guru bertindak sebagai fasilitator. 3. | Tahapan pembelajaran —_|1. Guru menetapkan pokok bahasan materi 2. Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dengan memberi pertanyaan- pertanyaan yang sesuai dengan pengetahuan dasar peserta didik. 3. Peserta didik + mengamati dan mengidentifikasi. dan — merumuskan masalah, 4. Guru membagi peserta_didik dalam kelompok kecil terdiri dari 5-6 orang. 5. Peserta didik berdiskusi, dan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti Internet, buku pelajaran, dan modul. 6. Peserta didik menganalisis dan menarik kesimpulan dari hasil diskusi. 7. Beberapa kelompok maju bergantian untuk mengomunikasikan hasil diskusi. 8. Guru menanggapi dan melengkapi tiap jawaban atau —informasi_—_-yang disampaikan 9. Peserta didik membuat rangkuman materi 10. Peserta didik mengerjakan job sheet 11.Peserta didik melakukan simulasi kerja unjuk karya dari hasil job sheet. 4. | Suasana kelas Berdasarkan tahapan proses pembelajaran, bisa_terlinat_kelas menjadi lebih hidup, 16 karena peserta didik aktif mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber. 5. | Pengembangan belajar —_| Terdapat tahapan proses yang berbeda dari metode pembelajaran lain, Sikuya menitik beratkan pada penguasaan materi secara menyeluruh baik dati aspek pengetahuan maupun aspek keterampilan 6. | Media Pembelajaran Menggunakan media powerpoint dan media interaktit lainnya, seperti youtube dan animasi disesuaikan dengan tiap kompetensi dasar yang akan dicapai. 3. Pengembangan a. Merancang langkah pembelajaran metode Sikuya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. b. Merancang buku panduan langkah-langkah metode pembelajaran Sikuya. c. Melaksanakan metode pembelajaran sikuya pada kelas XI TKJ B yang dijadikan sebagai kelas eksperimen. Hasil akhir pembelajaran akan dibandingkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penggunaan metode sikuya dalam pembelajaran. 4, Uji Coba Implementasi Uji coba metode sikuya pada kelas yang dijadikan kelompok eksperimen 5. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran. Langkah evaluasi yang dilakukan adalah : a. Melakukan validasi dari teman sejawat b. Melakukan validasi dari peserta didik dengan memberikan angket respon terhadap metode pembelajaran sikuya yang telah dilakukan. c. Melakukan revisi terhadap metode pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap ini mengulangi siklus pengembangan metode pembelajaran sikuya. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Trisakti Ngawi yang beralamatkan di JI. Kenari No. 7 Desa Beran Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi. Tanggal 1 September 2019 sampai dengan 30 Nopember 2019. D. Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian ini dijadikan sebagai sumber penyusunan laporan, sumber data dalam laporan ini adalah 7 1. Hasil belajar peserta didik Kelas XI TKJ A dan kelas XI TKJ B, untuk mengetahui perbedaan atau tingkat keberhasilan penerapan metode Sikuya. 2. Angket respon guru dan peserta didik tentang metode pembelajaran Sikuya 3. Angket kebutuhan peserta didik 4, Observasi keterlaksanaan pembelajaran Sikuya E. Teknik dan Instrumen Penelitian Dalam peneiitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut 1. Tes Hasil Belajar Tes merupakan sederetan pertanyaan atau latinan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes tersebut diberikan pada akhir kegiatan implementasi yang digunakan untuk menunjukan hasil belajar yang dicapai, 2. Observasi Observasi ialah teknik pengumpulan data dengan cara pemusatan perhatian setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya. Obsevasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Angket ‘Angket yang digunakan adalah angket langsung yang bersifat tertutup. Angket langsung karena peserta didik mengisi sendiri sesuai dengan keadaan yang dialami. Angket tertutup karena pertanyaan dalam angket telah diatur oleh peneliti, sehingga respoden tinggal memberi jawaban yang telah disediakan dalam angket. 4, Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan data dan pengkajian terhadap dokumen tertulis yang tersedia untuk ditarik kesimpulan sebagai bahan penelitian. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa hasil observasi, hasil tes, catatan lapangan dan foto yang memberikan gambaran kongkret mengenai kegiatan peserta didik. F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Angket Kebutuhan Peserta didik Sugiyono, (2015:134) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Cara pemberian skor hasil isian angket ditunjukan pada tabel berikut Tabel 3.2 Kriteri Penilaian Angket Kebutuhan Peserta Didik Skor Negatit | Skor Positif Kriteria i 4 Sangat Butuh (SB) 2 3 Butuh (8) 3 2 Kurang Butuh (KB) 4 1 Tidak Butuh (TB) a. Menghitung skor rata-rata penilaian Rumus yang digunakan dalam menghitung skor rata-rata penilaian angket adalah : galt Keterangan : . = : rata — rata perolehan skor Ex :jumlah skor yang diperoleh a: banyaknya butir pernyataan b. Mengkonversi skor rata-rata yang diperoleh ke dalam tabel konversi skala 5 menjadi nilai kualitatif seperti yang ada pada tabel berikut. Tabel 3.3 Konversi Kriteria Penilaian Angket Respon Interval Skor Kategori 3,40 rtabel, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid. Kriteria penyajian jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid. (Arikunto, 2010:213). b. Analisis Reli fas Suatu instrument dikatakan reliabilitas apabila instrument tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221), Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tums sebagai berikut (ial 3) Keterangan : ry, =Reliabilt as instrument k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Yo} =Jumlah varian butir 7; = Varian total Setelah didapat harga ri tersebut, harga ri dibandingkan dengan harga r tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel maka item tes yang diujicobakan reliable. Kriteria penyajian data jika t hitung >ttabel maka item dinyatakan reliabel (Arikunto, 2010:239). 3. Analisis Kepraktisan Analisis kepraktisan didasarkan pada angket respon guru dan siswa serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. a. Lembar respon guru dan siswa 1) Tabulasi hasil angket respon guru dan siswa Sugiyono, (2015:134) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Cara pemberian skor hasil isian angket ditunjukan pada tabel berikut Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Angket Respon Skor Negatit | Skor Posi Kriteria 1 4 Sangat Setuju (SS) 2 3 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 4 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 20 2) Menghitung skor rata-rata penilaian Rumus yang digunakan dalam menghitung skor rata-rata penilaian angket adalah : qeolt Keterangan : =: rata — rata perolehan skor =x _— : jumlah skor yang diperoleh mn : banyaknya butir pernyataan 3) Mengkonversi skor rata-rata yang diperoleh ke dalam tabel konversi skala 5 menjadi nilai kualitatit seperti yang ada pada tabel berikut. Tabel 3.5 Konversi Kriteria Penilaian Angket Respon Guru dan Peserta Didik Interval Skor Kategori 2,80 riab (0,329) dengan taraf signifikan cukup tinggi Dari hasil penghitungan item angket kebutuhan didapatkan hasil bahwa tit> tia dengan taraf signifikan 5% adalah rhit 0,743>rtab 0,329 (Lihat lampiran 5). Berdasarkan hal itu maka validitas angket kebutuhan peserta didik dinyatakan valid. 22 23 2) Uji Reliabilitas Uji Realibilitas angket kebutuhan peserta didik menggunakan aplikasi SPSS, dengan N=36 adalah taraf siginifikasi 5% dinyatakan reliable, karena tit > ao (0,755>0,329) dengan taraf signifikan 5%. berdasarkan tabel interprestasi nilai tiab. (Lihat Lampiran 6) Tabel 4.1. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's | Standardized Alpha Items Nofltems 755 aaa 2 Berdasarkan gambar diatas bisa dillhat bahwa hasil cronbach alpha didapatkan hasil 0,755 yang berarti sudah reliable karena lebih besar dari nilai tas yaitu 0,329. (Lihat lampiran ) b. Hasil pengolahan data angket kebutuhan peserta didik Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik pada lampiran maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Tabel 4.2 Rekapitulasi hasil angket kebutuhan peserta didik Kriteria [__Skor [_Jumlah_ | Total Sangat butuh 4 0 Butuh 3 16 8 Cukup butuh 2 19 | 38 Kurang butuh 1 1 1 Tidak butuh 4 0 Total 36 87 Sehingga berdasarkan tabel diatas, maka dapat dihitung : De 87 L435 n Berdasarkan hasil tersebut apabila dikonversikan ke dalam tabel pedoman rata-rata skor, maka hasil angket kebutuhan peserta didik 4,35 lebih dari 3,40 sehingga mencapai Kriteria sangat butuh, dengan kata lain peserta didik membutuhkan metode pembelajaran yang baru. 2. Hasil Perancangan a. Desain metode pembelajaran Sikuya 24 Berdasarkan hasil analisis angket kebutuhan peserta didik, peneliti membuat perancangan desain metode pembelajaran Sikuya. sebagai berikut a Bordiskusi dan Kelompok 1 >| membuat P| rangkuman materi >| (sumboriterasi rent aa nak wan, | Membag) Kelompok cuau Bah a | Kolompok 2 t Job sheet pratikum 4! Kelompoks wi t Unik Karya Simulasi angkah didepan kelas jt kerja karya yang Ginasikan Gambar 4.1 Gambar desain metode pembelajaran Sikuya b. Langkah-langkah pembelajaran Sikuya 1) Guru menentukan topik bahasan materi 2) Kemudian guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok kecil yang berjumiah 5-6 peserta didik, yang bertugas untuk mencar’ literatur dan menganalisis materi yang disampaikan guru. 3) Guru sebagai fasilitator akan memberikan umpan berupa pertanyaan dan meminta tanggapan dari salah satu kelompok, dan kemudian setiap kelompok memberikan tanggapan. Sehingga akan tercipta kondisi kelas yang aktif dimana setiap anak dalam kelompok diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. 4) Setelah proses diskusi dan Tanya jawab selesai, guru meminta peserta didik membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas 5) Kemudian guru memberikan tugas berupa jobsheet pratikum sesuai dengan materi yang telah disampaikan. 6) Peserta didik diharuskan menyelesaikan tugas pratikum sekaligus menyelesaikan laporan berupa proses dari awal sampai akhir dari tugas pratikum yang telah diselesaikannya. Dengan kata lain, peserta didik diharuskan membuat langkah kerja dari karya yang dihasilkan. 7) Peserta didik mempresentasikan laporan dengan cara mensimulasikan langkah kerja dari karya yang dihasilkan. 25 8) Peserta didik memperlihatkan hasil karyanya dihadapan guru dan teman-temanya 3. Hasil Pengembangan (Uji Coba, Revisi) a. Uji Coba 1) Observasi 1 keterlaksanaan Pembelajaran Sikuya Pada tahap uji coba, peneliti meminta teman sejawat, dalam hal ini wakasek kurikulum untuk memvalidasi proses pembelajaran menggunakan lembar observasi keterlaksanaan Pembelajaran Sikuya. Hasil yang diperoleh dari 17 aspek yang diamati dalam proses tahapan pembelajaran Sikuya, adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil observasi Ya, dilaksanakan Tidak dilaksanakan 5 Total 17 Hasil tersebut dihitung dengan rumus = Banyaknya skor jawab " Banyaknya aspek yang diamati = 2 00 =70,59 7 Prosentase= Hasil tersebut dikonversikan ke dalam tabel Kriteria penilaian keterlaksanaan pembelajaran, dan diperoleh hasil bahwa 70,59% termasuk dalam kategori cukup. 2) Kendala atau permasalahan yang terjadi pada saat observasi keterlaksanaan pembelajaran Sikuya. a) Pada tahap pelaksaan awal, guru tidak melakukan apersepsi untuk memotivasi peserta didik tentang pentingnya mempelajari materi pembelajaran. Hal ini terjadi, murni merupakan faktor human error, guru terlalu bersemangat sehingga langsung fokus pada tahap pembelajaran selanjutnya sehingga menyebabkan proses ini terlewatkan. b) Pada tahap inti, peserta didik yang seharusnya melakukan diskusi kelompok secara aktif untuk menemukan konsep masalah hingga menyimpulkan dengan berdasarkan alur belajarnya, peserta didik banyak yang tidak serius dalam melakukan diskusi, bahkan cenderung mereka sibuk dengan hal-hal lain. 26 c) Pada tahap mengkomunikasikan hasil diskusi, banyak kelompok yang belum siap dengan materi diskusi. Hal ini terjadi karena pada saat diberi kebebasan untuk mengakses internet untuk mencari literasi materi, peserta didik banyak yang browsing hal lain, dan terjadi hal diluar kendali peneliti yaitu terjadi mati lampu sehingga proses terganggu. d) Proses Sikuya belum bisa dilakukan karena kurangnya manajemen waktu, sehingga waktu pembelajaran 3x45 menit belum cukup sampai pada tahap simulasi kerja. Hal ini dikarenakan terjadinya kendala-kendala seperti : peserta didik tidak fokus pada pokok bahasan pembelajaran, terjadi hal tak terduga yaitu mati lampu atau daya listrik yang tidak kuat. e) Pembelajaran ditutup terkesan dengan tergesa-gesa, karena waktu pergantian jam yang sudah melebihi batas. Ketika banyak tahapan yang tidak tepat waktu, maka hal ini menjadi hal yang tidak dapat dihindari, Karena tiap tahapan pembelajaran seharusnya diberi batas waktu, sehingga proses pembelajaran bisa dilakukan dengan baik dan sempurna. b. Revisi Pada tahap ini, dilakukan revisi kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana. Terdapat beberapa point penting yang bisa digaris bawahi : 1) 2) Guru harus memahami alur pembelajaran, melakukan tahap demi tahap agar tercapai hasil akhir yang sudah ditentukan Memberi batasan waktu dalam setiap tahapan Sikuya, hal ini agar peserta didik dapat lebih focus pada tugas dan tanggung jawabnya. Mengantisipasi apabila terjadi mati lampu atau tegangan listrik tidak kuat dengan membatasi pemakaian Komputer, sebagai suatu misal, tiap kelompok yang terdiri 5-6 orang hanya diperbolehkan menggunakan 2 unit Komputer. Dengan adanya batasan waktu dan batasan penggunaan komputer, maka hal itu dirasa mampu mengatasi kendala-kendala yang terjadi. Sehingga proses akhir pembelajaran, guru masih memiliki waktu untuk melakukan refleksi pembelajaran. 27 4. Hasil Implementasi a. Analisis kepraktisan Analisis kepraktisan metode pembelajaran Sikuya, diperoleh dari angket respos guru dan peserta didik. Angket respon guru terdiri dari 20 butir soal dan angket respon peserta didik terdiri 25 butir soal. 1) Angket respon guru Analisis validitas dan reliabilitas angket respon guru a) Uji Validitas angket respon guru ‘Angket respon guru diberikan kepada 37 guru di MGMP TKJ dan rekan-rekan guru SMK Trisakti Ngawi. Di olah menggunakan aplikasi SPSS, yang berdasarkan pada korelasi product momen diperoleh hasil ri validitas angket kebutuhan peserta didik menunjukkan bahwa 20 item pertanyaan angket, dinyatakan valid Angket tersebut dinyatakan valid apabila ria dengan N=37 dengan Gf=N-2 adalah siginifikan karena thit>ria» (0,325) dengan taraf signifikan cukup tinggi. Dari hasil penghitungan item angket kebutuhan didapatkan hasil bahwa thi> tas dengan taraf signifikan 5% adalah rhit 0,762>rab 0,325 (selengkapnya di lampiran 9). Berdasarkan hal itu maka validitas angket respon guru dinyatakan valid b) Uji Reliabilitas Uji Realibilitas angket respon guru menggunakan aplikasi SPSS, dengan df=N-2 (37-2-35) adalah taraf siginifikasi 5% dinyatakan reliable, karena mt> nab (0,724>0,325) dengan taraf signifikan 5% berdasarkan tabel interprestasi nilai tub. (selengkapnya di Lampiran 10) Hasil pengolahan data angket respon guru Berdasarkan hasil angket respon guru pada lampiran maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil angket respon guru Kriteria Skor Jumlah_| Total Sangat baik 4 12 48 Baik 3 16 48 Cukup 2 6 12 Kurang 1 : Sangat kurang 0 : - Total 37 708 2) 28 Sehingga berdasarkan tabel diatas, maka dapat dihitung : x welt Basa berdasarkan hasil tersebut apabila dikonversikan n ke dalam tabel Konversi penilaian angket respon, maka hasil angket respon guru 5,4>3,40 sehingga mencapai Kriteria sangat baik. Angket respon peserta didik Analisis validitas dan reliabilitas angket respon guru a) Uji Validitas angket respon peserta didik Angket respon peserta didik dihitung menggunakan aplikasi SPSS, yang berdasarkan pada korelasi product momen diperoleh hasil rit validitas angket kebutuhan peserta didik menunjukkan bahwa 25 item pertanyaan angket, dinyatakan valid. Angket tersebut -2 adalah siginifikan karena rhit>tia (0,329) dengan taraf signifikan cukup dinyatakan valid apabila ris dengan N=36 dengan df tinggi. Dari hasil penghitungan item angket kebutuhan didapatkan hasil bahwa i> tab dengan taraf signifikan 5% adalah rhit 0,572>rtab 0,329 (selengkapnya di lampiran 13). Berdasarkan hal itu maka validitas angket respon peserta didik dinyatakan valid. b) Uji Reliabilitas Uji Realibilitas angket respon guru menggunakan aplikasi SPSS, dengan df=N-2 adalah taraf siginifikasi 5% dinyatakan reliable, karena tht > tab (0,750>0,329) dengan taraf signifikan 5% berdasarkan tabel interprestasi nilai tb. (selengkapnya di lampirant 0) Hasil pengolahan data angket respon peserta didik Berdasarkan hasil angket respon peserta didik pada lampiran maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil angket respon peserta didik Kriteria Skor | Jumlah | Total Sangat baik 4 9 36 Baik 3 14 | 42 Cukup | 2 iste Kurang 1 5 5 Sangat kurang 0 - - Total 36 99 Sehingga berdasarkan tabel diatas, maka dapat dihitung : 29 99 n 25 dikonversikan ke dalam Konversi penilaian angket respon termasuk dalam kriteria sangat baik jika nilai 3,403,40 sehingga mencapai Kriteria sangat baik. 96 berdasarkan hasil_tersebut_—_apabila 3) Observasi 2 Keterlaksanaan pembelajaran Sikuya Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan Hasil observasi Jumlah Ya, dilaksanakan 15 Tidak dilaksanakan 2 Total 7 Hasil tersebut dihitung dengan rumus Banyaknya skor jawab Prosentase = 298 St EN _S_x 100 Banyaknya aspek yang diamati == x100 =88,24% 7 Hasil tersebut dikonversikan ke dalam tabel Kriteria penilaian keterlaksanaan pembelajaran 80%80% sehingga termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan analisis kepraktisan dari hasil angket respon guru, respon peserta didik dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran Sikuya, maka peneliti menyimpulkan bahwa metode Simulasi Kerja Unjuk Karya, praktis bisa diterapkan pada mata pelajaran Administrasi Sistem Jaringan. . Analisis efektifitas Analisi efektifitas metode pembelajaran Sikuya diperoleh dari analisis hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperiman. Kedua hasil tersebut di uji normalitas dan homogenitas serta uji independen t- test. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan tingkat efektifitas metode pembelajaran Sikuya. Selain itu, dengan menghitung selisih rata-rata hasil evaluasi dari kedua kelompok sudah dapat terlihat perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 30 ‘as Butir Soal a) Uji Validitas Soal Evaluasi KD. 3.8. Mengevaluasi Database server Soal evaluasi KD. 3.8. dihitung menggunakan aplikasi SPSS, yang 1. Analisis Validitas dan Reliabil berdasarkan pada korelasi product momen diperoleh hasil rit validitas butir soal menunjukkan bahwa 5 item soal, dinyatakan valid soal tersebut dinyatakan valid apabila re dengan N=36 dengan GI=N-2 adalah siginifikan karena rhit>ria» (0,329) dengan taraf signifikan cukup tinggi. Dari hasil penghitungan item butir soal didapatkan hasil bahwa thi> tis» dengan taraf signifikan 5% adalah hit 0,534>rtab 0,329 (selengkapnya di lampirant8). Berdasarkan hal itu maka validitas butir soal dinyatakan valid. b) Uji Validitas Soal Evaluasi KD. 3.9. Mengevaluasi Mail server Soal evaluasi KD. 3.2. dihitung menggunakan aplikasi SPSS, yang berdasarkan pada korelasi product momen diperoleh hasil it validitas butir soal menunjukkan bahwa 5 item soal, dinyatakan valid. soal tersebut dinyatakan valid apabila ras dengan N=36 dengan Gf=N-2 adalah siginifikan karena rhit>ria» (0,329) dengan taraf signifikan cukup tinggi. Dari hasil penghitungan item butir soal didapatkan hasil bahwa ri> nav dengan taraf signifikan 5% adalah hit 0,697>rtab 0,329 (selengkapnya di lampiran 20). Berdasarkan hal itu maka validitas butir soal dinyatakan valid. c) Uji Reliabilitas Soal Evaluasi KD. 3.8. Mengevaluasi Database server. Uji Realibilitas butir soal evaluasi KD. 3.8. menggunakan aplikasi SPSS, dengan df=N-2 adalah taraf siginifikasi 5% dinyatakan reliable, karena thi > nab (0,660>0,329) dengan taraf signifikan 5% berdasarkan tabel interprestasi nilai tas. (selengkapnya di lampiran 19) 4) Uji Reliabilitas Soal Evaluasi KD. 3.9. Mengevaluasi Mail Server Uji Realibilitas butir soal evaluasi KD. 3.9. menggunakan aplikasi SPSS, dengan df-N-2 adalah taraf siginifikasi 5% dinyatakan reliable, karena tht > nav (0,581>0,329) dengan taraf signifikan 5% berdasarkan tabel interprestasi nilai tub. (selengkapnya di lampiran 21) 31 2. Hasil Evaluasi 1 KD. 3.8 Mengevaluasi Database Server Hasil penghitungan Mean, Median, modus, Standar Deviasi Tabel 4.7 Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi Hasil Kelompok Kontrol_|_Kelompok Eksperimen Rentang kelas 40 42 Kelas Interval 6 6 Panjang kelas ia 7 Mean 63,4 70,80 Median 63,35 76,5 Modus 63,85 87,9 ‘Standar Deviasi 10,22 11,26 Nilai Rata-rata 62 71 Tabel.4.8 Distribusi Frekuensi Evaluasi 1 Data Kelompok control Interval [_f x__ | Prosentase 43 - 49 5 46 14% 50 - 56 5 53 14% 57 - 63 7 60 19% 64-70 9 67 25% 71-77 8 74 22% 78 - 84 2 81 6% JUMLAH | 36 100% Berdasarkan hasil distribusi nilai diatas dapat dibuat histogram sebagai berikut : Histogram Hasil Belajar Kelompok Kontrol KD.3.8 m Prosentase 43-49 90-96 57-63 4-70 71-77 78-8 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Kelompok Kontrol 32 Tabel.4.9 Distribusi Frekuensi Data Kelompok Eksperimen: Interval t x Prosentase 47-53 2 50 | 6% 54-60. 8 57 22% 61-67 3 64 8% 68-74 7 71 19% 75-81 8 78 22% 82-87 8 85 22% JUMLAH | 36 Berdasarkan hasil distribusi nilai diatas dapat dibuat histogram sebagai berikut : Histogram Hasil Belajar Kelompok Eksperimen KO. 3.8. 1m Prosentase 4753 S860 167 68.74 7581 82-87 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Kelompok Eksperimen . Hasil Evaluasi 2 KD. 3.9 Mengevaluasi Mail Server Hasil penghitungan Mean, Median, modus, Standar Deviasi Tabel 4.10 Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi Rentang kelas 45, 39 Kelas Interval 6 6 Panjang kelas 8 7 Mean 67 74,38 Median 755 76.5 Modus 65,5 79,9 Standar Deviasi 10,23 9,75 Nilai Rata-rata 67 74 33 Tabel.4.11 Distribusi Frekuensi Data Kelompok Kontrol Interval [__f x__ | Prosentase 44-51 3 475 8% 52-59 | 5 | 55.5 14% 60 - 67 10 63.5 28% 68-75 | 11 | 715 31% 76 - 83 5 79.5 14% 4-91 | 2 | 87.5 | 6% JUNLAH | 36 100% Berdasarkan hasil distribusi nilai diatas dapat dibuat histogram sebagai berikut : Histogram Hasil Belajar Kelompok Kontrol KD. 3.9 m Prosentase 48-51 52-59 60-67 68-75 76-83 84.91 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Kelompok Kontrol Tabel.4.12 Distribusi Frekuensi Data Kelompok Eksperimen. Interval ff x__| Prosentase 50 - 56 2 88 6% 57 - 63 3 81 22% 64-70 6 74 8%. 71-77 12 67 19% 78 - 84 6 60 22% 85-91 7 53 22% JUMLAH | 36 100% Berdasarkan hasil distribusi nilai diatas dapat dibuat histogram sebagai berikut : 34 Histogram Hasil Belajar Kelompok Eksperimen KD. 3.9. 1m Prosentase 4752 5460 6167 B74 TS8L DAT Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Kelompok Ekperimen Berdasarkan dari hasil penghitungan nilai rata-rata dan distribusi frekuensi data dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dapat dillhat hasil sebagai berikut : pada evaluasi 1 rata-rata nilai kelompok kontrol sebesar 62 dan kelompok eksperimen 71, pada evaluasi 2 rata- rata nilai_kelompok kontrol 67 dan kelompok eksperimen 74. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Sikuya mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Administrasi Sistem Jaringan. |. Analisis Normalitas, Homogenitas dan Independen a. Analisis Normalitas dan Homogenitas “test Penghitungan normalitas dan homogenitas, __peneliti menggunakan nilai rata-rata dari hasi evaluasi 1 dan evaluasi 2 pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Diujl_ menggunakan aplikasi SPSS, dengan teknik pengujian independen tes uji Shapiro Wilk dan Lilliefors. Tabel 4.13 Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi 1 dan Evaluasi 2 Rata-rata Kelompok _| Rata-rata Kelompok Kontrol Eksperimen 66 82 68 86 75 70 66 64 7 64 55 82 61 65 65 53 53 7 68 76 60 73 68 70 54 67 66 83 87, 65 66 74 m1 79 68 84 70 86 72 67 72 65 72 57 67, 64 87, 78 64 83 51 64 59 87 73 68 60 72 63 65 61 7 63 73 62 74 55 81 71 71 74 7 Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.14. Hasil Test Normalitas 35, Tests of Normality Kolmogoror Smimnor™ Shapiro-Mik Ketompox | Saisie | _ af Sg__| Saisie | at 3g Watt 703 36 | 200 ore 38 59 2 099 36 | 200" 94 38 285 *This is a lower bound ofthe tue significance, a Lillefors Significance Corection 36 Tabel di atas menunjukkan hasil uji Shapiro Wik dan Lilliefors. Nilai p value (Sig) liliefors 0,200 pada 2 kelompok di mana >0,05 maka berdasarkan uji_illiefors, data tiap kelompok berdistribusi normal. P value uji Shapiro wilk pada kelompok 1 sebesar 0,549>0,05 dan pada kelompok 2 sebesar 0,285>0,05 Karena semua >0,05 maka kedua kelompok sama-sama berdistribusi normal berdasarkan uji Shapiro wilk. Tabel 4.15. Hasil Test Homogenitas Test of Homogeneity of Variance Tee some | on | ae | oe Tar Saved nian zeta] me] Based on Nedian ae} | m| ne oe ram] | exer | 126 Betedontimmed mean vel | | 0 Tabel di atas menunjukkan hasil uji homogenitas dengan metode Levene’s Test. Nilai Levene ditunjukkan pada baris Nilai based on Mean, yaitu 2,335 dengan p value (sig) sebesar 0,131 di mana >0,05 yang berarti terdapat kesamaan varians antar kelompok atau yang berarti homogen. Uji Independen T test Hasil uji independen t-test dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut : Tabel 4.16. Hasil Independen T-Test Group Statistics, Bia Ear Kelompok | __N Mean _| Std. Deviation Mean Nia 36) e472 3760 1127 2 36 | 7286 8.546 1.424 Tabel di atas menunjukkan Mean atau rerata tiap kelompok, yaitu pada kelompok 1 nilainya 64,72 di mana lebih rendah dari kelompok 2 yaitu 72,86. 37 Nilaihasil uji levene test untuk homogenitas sama dengan bahasan di atas, yaitu homogen. Karena homogen, maka menggunakan baris pertama yaitu nilai t hitung -4,482 pada DF 70. DF pada uji t adalah N-2, yaitu pada kasus ini 72-2 =18. Nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel pada DF 70 dan probabilitas 0,05. Berdasarkan tabel diatas, nilai Sig (2 tailed) atau p value adalah sebesar 0,000<0,05. Karena <0,05 maka perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 0,05. Sehingga dapat ditark kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena indeks signifikan pada thitung lebih kecil. Yang artinya ada perbedaan hasil belajar antara metode Sikuya dengan metode biasa Berdasarkan hasil analisis normalitas, homogenitas dan_uji Independen test, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, metode pembelajaran Sikuya dapat diterima, telah meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Administrasi Sistem Jaringan C. Pembahasan Hasil analisis data menunjukan bahwa metode pembelajaran Sikuya praktis dan efektit dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Administrasi Sistem Jaringan. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata kelompok eksperimen pada evaluasi 1 dan 2, yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik, peneliti merancang dan mendesain proses pembelajaran Sikuya, kemudian diuji coba dan direvisi. Metode pembelajaran dianggap layak apabila memenuhi beberapa analisis uji coba dan perhitungan data. Analisis Kepraktisan dan efisiensi, peneliti mengambil dari data angket respon guru dan angket respon peserta didik serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Sikuya. Hasil angket respon guru 4,05>3,40 sehingga mencapai Kriteria sangat baik. Hasil angket kebutuhan peserta didik 3,96>3,40 sehingga mencapai Kriteria sangat baik. Dan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran adalah 88,24%>80% sehingga termasuk dalam kriteria baik. 38 Analisis efektifitas pembelajaran Sikuya, peneliti memperoleh data dari analisis nilai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Di analisis normalitas, dan hemogenitas, kemudian di uji dengan teknik pengujian independen t-test, yang berfungsi untuk uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang berskala data interval/rasio. Hasil uji normalitas data tiap kelompok berdistribusi normal. P value uji Shapiro wilk pada kelompok 1 sebesar 0,549>0,05 dan pada kelompok 2 sebesar 0,285>0,05. Karena semua t-hit>0,05 maka kedua kelompok sama-sama berdistribusi normal berdasarkan uji Shapiro wilk. Hasil analisis homogenitas yaitu 2,335 dengan p value (sig) sebesar 0,131 di mana t-hit>0,05 yang berarti terdapat kesamaan varians antar kelompok atau yang berarti homogen. Hasil uji independen t-test diperoleh nilai Sig (2 tailed) atau p value adalah sebesar 0,000< 0,05. Karena < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima karena indeks signifikan pada t-hitung lebih kecil. Yang artinya ada perbedaan hasil belajar antara metode Sikuya dengan metode biasa, perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 0,05. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Bertolak dari hasil analisis data sebagaimana telah diuraikan di depan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil belajar Administrasi Sistem Jaringan kelompok kontrol diambilkan dari nilai rata-rata pada evaluasi 1 dan evaluasi 2. Nilai rata-rata pada evaluasi 1 adalah 62, dan nilai rata-rata pada evaluasi 2 adalah 67. 2. Langkah-langkah pembelajaran Administrasi Sistem Jaringan menggunakan metode Sikuya adalah sebagai berikut : a. Guru menentukan topik bahasan materi b. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok kecil yang berjumlah 5-6 peserta didik, yang bertugas untuk mencari literatur dan menganalisis materi yang disampatkan guru c. Guru sebagai fasilitator akan memberikan umpan berupa pertanyaan dan meminta tanggapan dari salah satu kelompok, dan kemudian setiap kelompok memberikan tanggapan. Sehingga akan tercipta kondisi kelas yang aktit dimana setiap anak dalam kelompok diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. d. Setelah proses diskusi dan tanya jawab selesai, guru meminta peserta didik membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas. e. Kemudian guru memberikan tugas berupa jobsheet pratikum sesuai dengan materi yang telah disampaikan. f. Peserta didik menyelesaikan tugas pratikum dan membuat laporan proses dari awal sampai akhir dari tugas pratikum yang telah diselesaikannya. Dengan kata lain, peserta didik diharuskan membuat langkah kerja dari karya yang dihasilkan. g. Peserta didik mempresentasikan laporan dengan cara mensimulasikan langkah kerja dari karya yang dihasilkan sampai menjadi karya. 3. Hasil belajar Administrasi Sistem Jaringan kelompok Eksperimen setelah memperoleh perlakuan pada evaluasi 1, nilai rata-rata 71 dan evaluasi 2, nilai rata-rata 74. 4. Tingkat kepraktisan metode Sikuya diukur dengan menggunakan angket respon guru dan peserta didik, sedangkan untuk tingkat efektifitas dan 39 40 efisiensi menggunakan hasi rata-rata evaluasi 1 dan 2 dengan menggunakan Uji Independen T-test. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Tingkat Kepraktisan Berdasarkan hasil angket respon guru diperoleh rata-rata 5,4 berdasarkan hasil tersebut apabila dikonversikan ke dalam tabel Konversi penilaian angket respon, maka hasil angket respon guru 5,4>3,40 dengan Kriteria sangat baik. Hasil angket peserta didik diperoleh rata-rata total 3,96, berdasarkan hasil angket tersebut, maka 3,96>3,40 sehingga mencapai Kriteria sangat baik. Dan berdasarkan analisis observasi 2 keterlaksanaan pembelajaran Sikuya, diperoleh hasil 88,24% sehingga termasuk dalam kriteria baik. b. Efektifitas dan efisiensi Hasil uji normalitas P value uji Shapiro wilk pada kelompok 1 sebesar 0,549>0,05 dan pada kelompok 2 sebesar 0,285>0,05. Karena semua >0,05 maka kedua kelompok sama-sama berdistribusi normal. Pada uji hemogenitas diperoleh p value (sig) sebesar 0,131 di mana >0,05 yang berarti terdapat kesamaan varians antar kelompok atau yang berarti homogen. Hasil uji independen T-tes diperoleh nilai Sig (2 tailed) atau p value adalah sebesar 0,000<0,05. Karena <0,05 maka perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 0,05. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena indeks signifikan pada T-hitung lebih kecil. Yang artinya ada perbedaan hasil belajar antara metode Sikuya dengan metode biasa. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah Pihak sekolah memberikan motivasi kepada bapak ibu guru untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan kelas, sehingga mampu memanajemen pembelajaran agar lebih menarik minat belajar, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Bagi Guru Bapak ibu guru harus lebih kreatit dalam menerapkan metode pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan mendorong peserta didik berfikir kreatif dan inovatif. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri, W, dkk. (2007) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi. Aksara. , 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi Jakarta: PT. Rineka Cipta Christiawan, Pratomo Adi. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (Stad) Pada Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA N 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. httpy//eprints. uny.ac.id/17698/1/SKRIPSI.pdf Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Diterbitkan dengan kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Diterbitkan dengan kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah. Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Hadi, Sutrisno. 1990. Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset Hadi, Sutrisno. 2015. Statistik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Mulyatiningsih, Endang. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan Bandung: Alfabeta. Sardiman, 2016. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung : Raja Grafindo Persada (Rajawali, Press) Sardiman, 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung : Raja Grafindo Persada (Rajawali, Press) Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), him. 297 a Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Abin. (2005) Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Jurnal Indra Martha Rusmana, Sudiyah Anawati, Abdu! Karim. 2017. Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Ganda Terhadap Motivasi dan Sikap Belajar Peserta Didik. Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta R. Mursid. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi Berorientasi Produksi. FT. Universitas Negeri Medan. Siti Aisyah, Adelina Hasyim,Riswandi. Model Pemebelaran kooperatif Learning tipe make a match Mata pelajaran Leaning tipe make, a math Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X SMK. http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/view/1708/1621 http://eprints.umsida.ac.id/432/1/ARTIKEL%20Bintari%20Kartika%20Sari.paf http://hatedself. blogspot.com/2015/02/definisi-simulasi-menurut-para-ahli.htm! https://id.wikipedia.orgiwiki/ Simulasi 42 Lampiran 1 DAFTAR SAMPEL KELOMPOK KONTROL DAFTAR SAMPEL KELOMPOK EKSPERIMEN +_[AGUS ZAINURI XTKIA {_|FADHILLA ARTHA RAYA S. X18 2 [ALF RAMADANT XoTKIA, 2_[FITA MARDAWATI XTKIB ‘3_|AMELIA NARASAPUTAT XCTKIA 3_|GALUH JUNIAT XTKIB “4_ [ANA IRAWATI XTKIA, 4 |GALUH NOVIANA XTKIB 5 _|ANGGITA DWI WAHYUNT XCTKIA. 5 HARESTA YUANDITAMEGA P| _XTKJB 6_[ANIS LATIFAH WIDIASTUTI X TIA, 6_IMELLA BELLI CAHVANT XT 7_[ANISA IVANDA PUTRI XT, 7_[INAWATI SHOLEKAH. XNB ‘@_[APRILYA NUR KHOLIFAH: X TIA, ‘@_INGGIT MEIRTA PRASTIKA XT ‘9 [AYU AMBAR WAT X TIA, ‘9_JINGKE ULFIYANL XTKIB 70 |BAVBANG DWI PRASETYO. X TIA, 10_[INTAN DWI NURYANI XT 11_[BETY PRIVANTINING DIAH. XCTKIA 11_[INTAN KUSUMA WARDANT XTKIB ‘12_[BINTIUSWATUN UMAYAR X TSA, 12_[KENZIA MAYA FIRSTINESIA X18 73 |GHOLINA SITI LESTARI XCTKIA 13_[ KHARISMA EKA OKTAVIANA XB 14_ [CRISTINA DWI PUSPITASARI |X TKJA 14_[KIVA KHARISMIA A. XTKIB 45_ DENY AGUSTIN LISTIANA XCTKIA. 45__|LATHIFA QONT ATUL JANNAH, XT 16 |DEVITA IKA PUTRI WULANDART |X TKJA 16 [LILIK SAI KALIMAYATI XTKIB 17_|DHIKA ARDIANSYAH, XCTKIA. 17_[LINTANG AYU SURYA SAFITAI | _XTKIB) 18_|DIAH ANGGUN DWI RAHAYU |X TKJA 418_[MASRUL ZULAIKA. X78 19 |DIKA INDRA SUCIPTO. XCTKIA. 19 MERLINA DIAH KUMALA SABI XTKIB 20_[DINI RIKA SARI. X TIA, 20_|MIFTAKHUL KASANAH XTIB 21_|DITO AGAM IDARA XTKIA, 21_[MILA FEBRIVANTI XTKIB ‘22 [DWI LESTARI X TIA, '22_|NISRINA EKA PUTRI X18 23 [OWI LESTARL XCTKIA 23 [NIZA LUTE! FAUZIAH XT '24_|OWI MARTHA WIDYANINGRUM |X TKJA. ‘24 [NOVI MARLINDA X18 25 [OWI NOVA ROMANDHANT XCTKIA '25_NOVIA NUR DWIYANTI XT 25 [EKA PURWANINGSIH XA, '26_|NOVIAN GILANG RAMADHAN XB ‘27 ELVA GINDI PRAMELIA XCTKIA ‘27 [NUR ENDANG SULASTAI XTKIB 28 [EMA PUJIRAMAWATL XTKIA, 28_|NUR QOMARIAH RAMADANT XTKIB 29 [ENDANG LESTARININGSIA XCTKIA 29” [NURI FITRIANT XTKIB '30_|ENDANG YULI YANI X TIA, '30_|NURUL KASANAH. X78 '31_[ENGGAR DIAH AYU PUTRI XCTKSA ‘31_JOKTAVIA NAFIRAH AYUS. XTKIB '32_JERNA INTAN SAPUTAI X TIA, ‘92_|PAULA DIAN DAMAYANTI XTB 33 [ERNAWATI XTKIA, '33_[PIPIT WAHYUNI XTKIB '34_[ERNAWATI X TIA, ‘34_ [PUTRI ARVAWATI X18 '35_ERNI TYAS OKTAVIANA, X TIA, '35_[RAGIL ANAMA SUKRA XT '36_[EVILIANA, X TSA, '36_[RAHAYU NUR ANI X18 48 Lampiran 2 KISI-KISI ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK No. Aspek Indikator Nomor soal | Jumiah Soal 1 Pemahaman dan Peserta didik kebutuhan peserta didik | mampu memahami terhadap kemampuan _| materi pelajaran 1,2,3,4,5,6 6 guru dalam mengelola | dengan baik kelas 2 | Pemahaman dan Peserta didik kebutuhan peserta didik | menjadi terhadap metode bersemangatdan | 7, 8,9, 10, 11 5 pembelajaran yang aktit dalam kegiatan diterapkan oleh guru pembelajaran 3 Pemahaman dan Peserta didik kebutuhan peserta didik | merasa nyaman ‘eee ie. terhadap cara dalam proses 5 ; 16 pendekatan yang pembelajaran dilakukan guru 4 | Pemahaman dan Peserta didik lebih kebutuhan peserta didik | termotivasi dengan terhadap media pemakaian media 417,18 2 pembelajaran yang pembelajaran yang digunakan guru menarik 5 | Pemahaman peserta Peserta didik didik terhadap tahapan mampu proses pembelajaran memanajemen Gases 7 waktu dalam setiap pelaksanaan tugas ataupun pratikum Jumlah 20 20 Lampiran 3 A. D. ANGKET ANALISIS PERMASALAHAN KEBUTUHAN DAN PEMBELAJARAN (Metode Sikuya dalam pembelajaran Administrasi Sistem Jaringan) Identitas Responden Nama Kelas Tujuan 1. Angket ini diberikan dengan tujuan untuk mendapatkan data dalam rangka penelitian 2. Demi mengembangkan metode pembelajaran dimohon peserta didik (responden) untuk menjawab pertanyaan/pernyataan dengan jujur. 3. Pilihlah masing-masing pernyataan dengan 1 jawaban yang memang benar- benar sesuai dengan isi hati anda. 4, Berilah tanda centang atau check list (v) pada jawaban yang sudah anda pilih. 5. jawaban peserta didik (responden) tidak akan berpengaruh terhadap nila pelajaran dan dijaga kerahasiaannya. Keterangan 4=SB : Sangat Butuh 3=B Butuh 2=KB : Kurang Butuh 1=TB Tidak Butuh SOAL NO} Pernyataan SB/B | KB | TB 1. | Setelah bel masuk kelas berbunyi, guru langsung masuk kelas 2. | Gurumampu menjelaskan materi pelajaran simulasi dan komunikasi digital dengan jelas sehingga mudah difahami peserta didik 3 | Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru memberikan contoh konkret, sehingga apa yang disampaikan mudah dimengerti. 4 | Guru mampu berkomunikasi dengan baik, sehingga peserta didik mampu menyerap pelajaran 5 | Sebelum pelajaran dimulai, guru menyiapkan kondisi kelas agar siap menerima pelajaran 6 | Guru memberikan teguran kepada peserta didik yang mengganggu kegiatan belajar mengajar 7 | Metode pembelajaran yang digunakan terasa monoton dan kaku 8 | Guru dalam mengajar selalu membaca buku (text book)? 9 | Guru langsung menjelaskan materi pelajaran tanpa) menghubungkan dengan materi lalu 45 10 Guru selalu memberi jawaban atas soal yang diajukan oleh peserta didik 17 Guru dalam mengajar menggunakan metode secara bervatiasi (ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, kerja kelompok)? 12 Dalam memberi penjelasan materi pembelajaran guru hanya berdiri di depan kelas 13 Saat proses pembelajaran guru hanya memberikan tugas pada peserta _didik, kemudian meninggalkan ruang kelas tanpa alasan 4 15 Dalam menyajikan materi pelajaran, guru menciptakan kegiatan atau perlakuan yang berbeda antara karakteristik peserta didik yang memiliki kemampuan rendah dengan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi Guru memberikan motivasi dan nasihat kepada peserta didik ketika mengajar 16 Setelah selesai menjelaskan materi pelajaran guru langsung mengakhiri tanpa menyimpulkan terlebih dahulu 7 Pembelajaran Sikomdig dilakukan dengan cara yang berbeda 18 19 Guru menggunakan media yang bervariasi dalam menyampaikan materi Guru menyelesaikan proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. 20 Guru memberikan peserta didik waktu untuk bertanya setelah selesai memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran yang disampaikan. 46 Lampiran 4 VALIDITAS ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK Correlations [pataseto enrtatons ar of2 es] bie] Bs] vee] ar p32 ar] me] 223 70] — 70" 7380] a 0 ey Pep op ep sp esaann waa Te aT ae ea *-Codatons sites the 0.05 ol (2a, aol? Lampiran 5 RELIABILITAS ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK st Fe Deen — ace Procossng Summary T Usiwae doctan ascT Ova TES liability Statics ‘9 Lampiran 6 KISI-KISI ANGKET RESPON GURU Aspek yang diamati Indikator pencapaian Nomor Butir Tahapan pembelajaran Sikuya | Pembelajaran Sikuya 17 Proses kegiatan pembelajaran Penyajian RPP 812 Materi pembelajaran Penyajian Materi 13-20 Lampiran 7 ANGKET RESPON GURU A. PENGANTAR Angket ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/lbu tentang metode pembelajara Sikuya yang telah digunakan selama pembelajaran Administrasi Sistem Jaringan. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket ini diucapkan terima kasih. B. PETUNJUK 1. Bapak/Ibu dimohon memberikan penilaian dengan memberi tanda checklist pada kolom alternatif penilaian yang tersedia. Adapun deskripsi skala penilaian adalah sebagai berikut 1 ‘Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju 4 = Sangat setuju 2 Bapak/lbu dimohon memberi saran, kritik atau masukan pada lembar terakhir. C. PENILAIAN No i Penilaian Butir Penilaian STS) TS| S| SS 1 | Urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah- langkah pembelajaran Sikuya 2 | Guru membentuk kelompok-kelompok kecil beranggotakan lebih dari 7-9 peserta didik 3 | Guru menentukan materi sesuai dengan Kompetensi dasar yang akan dibahas 4 | Peserta didik berkelompok dan berdiskusi mencari iterasi materi dari sumber belajar internet 5 | Tidak harus mengerjakan job sheet, peserta didik dapat mengembangkan mengerjakan sesuai idenya sendiri 6. | Peserta didik lebih kreatif, penuh ide-ide segar dalam mengembangkan materi 7 | Peserta didik tidak harus melakukan simulasi Kerja unjuk karya didepan kelas 8 | Tahapan pembelajaran mendorong peserta didik aktif dalam mencar' literasi 9 | Tahapan pembelajaran menuntut peserta didik menguasai materi berdasarkan kemampuan pengetahuan 10 | Tahapan pembelajaran menuntut peserta didik menguasai materi berdasarkan kemampuan keterampilan 11 | Simulasi kerja unjuk karya melatin kemampuan berkomunikasi_peserta didik di depan kelas 12 | Simulasi kerja unjuk karya melatin keberanian mengungkapkan pendapat peserta didik di depan kelas 13 | Materi yang disajikan merupakan materi yang terkandung dalam Kompetensi Dasar 14 | Indikator pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar 16 | Materi yang disajikan sesuai dengan indikator pembelajaran 16 | Materi yang disajikan benar sesuai dengan konsep Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda 17 | Pemilihan metode disesuaikan dengan kemampuan peserta didik untuk memahami materi atau permasalahan 18 Komponen RPP disajikan dengan runtut dan jelas 19 | Bahasa yang digunakan dalam RPP sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia 20 Alokasi waktu yang disediakan efektif untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam RPP SARAN Ngawi, Nopember 2019 Responden, Lampiran 8 VALIDITAS ANGKET RESPON GURU strc aot, a Ta wep a] Carlson sinter atthe 00 on 2 aes, s3ot2, Lampiran 9 RELIABILITAS ANGKET RESPON GURU Rolability ‘Scale: ALL VARIABLES ‘case Procesing Summary ssoft Lampiran 10 KISI- KISI ANGKET RESPON PESERTA DIDIK TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN SIKUYA Dimensi Indikator No. Item Soal Jumlah Penerapan model pembelajaran Sikuya pada pokok bahasan: 3.8 Mengevaluasi Database Server 4.8Mengkonfigurasi Database Server 3.9 Mengevaluasi Mail Server 3.9Mengkonfigurasi Mail Server Penerapan model pembelajaran Sikuya pada materi Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda Tanggapan peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran Sikuya Penerapan model pembelajaran Sikuya dapat memotivasi peserta didik untuk belajar Penerapan model pembelajaran Sikuya dapat menciptakan hal yang baru dalam Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda dengan melakukan Simulasi Kerja Unjuk Karya Keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Sikuya Pendapat peserta didik tentang penerapan model pembelajaran Sikuya pada pokok bahasan Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda Keseriusan peserta didikterhadap pembelaja ran penerapan model Sikuya Efektiitas model pembelajaran Sikuya terhadap pembelajaran Pemahaman peserta didik pada pokok bahasan Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda 1,2, 34 16 56 78 9,10 14,12 13,14 56 Meningkatan Hasil Belajar 9. 10. 4 12, 13. 15. 16. 17. 14, Menambah pengetahuan peserta didik Guru dan peserta didik lebih interaktit Membuat peserta didik lebih banyak bertanya Berbagi pengetahuan dengan teman Dapat menjawab pertanyaan guru Lebih menarik menggunakan mode! Sikuya Penilaian proses belajar Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda dengan adanya model pembelajaran Sikuya Melakukan diskusi secara aktif antara sesama peserta didik dengan guru Penerapan model Sikuya dapatmeningkatkan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda 19 20 21 22 23 24 17,18 25 15 Jumiah Item 25 25 57 Lampiran 11 ANGKET RESPON PESERTA DIDIK TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN SIKUYA Nama Kelas Pelajaran Pokok Bahasan : Tanggal A. Petunjuk: 1. 2. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan cermat dan pilihlah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu Pertimbangkan setiap pernyataan dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain atau jawaban temanmu Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan tanda centang (v) Keterangan pilihan jawaban: Sangat tidak setuju = Tidak Setuju Setuju Sangat setuju B, Pernyataan angket No PERNYATAAN STS|TS| S |SS 1_| Saya merasa puas adanya pembelajaran_ Sikuya 2 | Model pembelajaran Sikuya dapat menghilangkan rasa bosan saat proses kegiatan belajar mengajar 3 [Dalam pembelajaran Sikuya motivasi saya untuk belajar semakin meningkat 4 | Model pembelajaran Sikuya membuat saya semangat untuk mempelajari_Konsep Logika dan Algoritma 5_| Model Sikuya membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran 6 | Model Sikuya saya menjadi sering bekerjasama dengan teman dalam pembelajaran 7 [Saya _ setuju model pembelajaran Sikuya sangat _ cocok diterapkan padapokok bahasan Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda @ | Dengan model pembelajaran Sikuya membuat saya bersung guh- sungguh mempelajari pokok bahasan Konsep logika dan algoritma dan metode peta minda 9 [Saya setuju model pembelajaran Sikuya dierapkan pada materi pelajaran lain 10 | Model pembelajaran Sikuya membuat keingintahuan saya besar_tethadap pokok bahasan _Konsep logika_dan 58

Anda mungkin juga menyukai