Hand Book
Hand Book
1
Dasar-dasar K3 Pertambangan
A. Pendahuluan
B. Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
A. Keselamatan kerja
Keselamatan kerja :
- Suatu upaya untuk dapat melaksanankan pekerjaan tanpa adanya kecelakaan
- Memberi suatu lingkungan kerja yang aman
- Dicapainya hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya
Lingkungan
Pengawasan Mesin
Kerja
Thd 4 M Material
Aman
Metode kerja Tidak ada
kerusakan/kerugian
2
Prinsip K3:
- Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya
- Penyebab kecelakan harus dicegah/ditiadakan
- Setiap pekerjaan pasti dapat dilakuan dengan aman dan selamat
Kunci bekerja dengan aman maka harus :
- Mengetahui dan memahmi pekerjaan yang dilakukan
- Mengetahui potensi bahaya yang mungkin terjadi
- Melengkapi dengan alat perlengkapankerja yang dibutuhkan
Pentingnya K3 ;
- Menyelamatkan karyawan dari sakit, sedih, penderitaan, kehilangan gaji
- Menyelamatkan keluarga dari : Kesediahan,Kehilangan masa depan,dll
- Menyelamatkan perusahan dari : Kerusakan alat, kehilangan tenaga kerja, melatih dan menganti karyawan yang
celaka,stop produksi
A. Kesehatan Kerja
Adalah untuk melindungi karyawan dari rasa sakit akibat kerja atau lingkungan kerja.
Yang perlu dilakukan perusahaan :
1. Pemeriksaan kesehatan karyawan
a. Pekerja baru : untuk mengetahui kondisi awal karyawan
b. Pekerja Lama : memantau kesehatan yang mungkin timbul selama bekerja
1. Karyawan tambang bawah tanah, 6 bulan sekali
2. Karyawan tambang terbuka, berkala 1 tahun atau 2 tahun sekali
2. Lingkungan Tempat kerja
Dapat merupakan factor yang menimbulkan gangguan kesehatan antara lain :
3
Debu, kebisingan, pencahayaan, getaran, gas-gas beracun / berbahaya.
3. Ergonomi
Kesesuai tempat kerja, misalnya :
a. Tempat duduk yang tsdk sesuai / laying yang menimbulkan pinggang sakit,
b. Ruangan yang dipakai bayak orang tidak ada fentilasi udara/ dimensi tempat kerja
c. Alat kerja
c. Kecelakaan
Adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan , tidak diduga , terjadi kapan saja, dimana saja dan
dapat menimpa siapa saja
1. Jenis-jenis kecelakaan : tergelincir, terpukul, terbentur, terjepit, terkene alian listrik, kemasukan benda, dll
2. Kecelakaan tambang
Harus memenuhi kriteria :
a. Benar-benar terjadi
b. Mengakibatkan cidera pekerja /orang yang diberi ijin
c. Akibat usaha pertambangan
d. Terjadi pada jam kerja
e. Terjadi di wilayah Tambang
4
1. Cidera ringan : lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu sudah dapat kembali ke tempat pekerjaan
semula
2. Cidera Berat : Lebih dari 3 minggu dapat bekerja kembali, cacat tetap sehingga tidak kerja seperti
semula,patah/retak/dislokasi (Kepmen 555.K)
3. Mati : apabila dalam waktu 24 jam sejak kecelakaan terjadi
Penyebab kecelakaan :
5
e. Pendorong kecelakaan
Adalah hal-hal yang mengyebab/ member kontribusi terhadap timbulnya TTA dan KTA yang akhirnya menimbulkan
Kecelakaan
f. Biaya kecelakaan
1. Biaya langsung : biaya kompensasi, biaya perawatan, biaya reparasi alat, biaya penyelidikan
2. Biaya tidak langsung : Biaya pengantinya jam kerja karyawan yang hilang, biaya
pendidikan/keahlian, biaya penganti menurunnya/berhentinya
produksi.
g. Statistik kecelakaan
1. Berdasarkan FR ( kekerapan kecelakaan )
Jumlah korban dibagi jumlah jam kerja kumulatif kali 1.000.000
FR = Jumlah korban x 1.000.000
Jlh jam kerja kumulatif
2. Berdasarkan SR ( keparahan kecelakaan )
Jumlah hari yang hiang dibagi jumlah jam kerja kumulatif kali 1.000.000
SR = Jumlah hari yang hilang x 1.000.000
Jumlah jam kerja kumulatif
6
Pembinaan K3 , Dapat dilakukan dengan ;
A. Penyuluhan
- Ceramah-ceramah K3
- Pemasangan poster-poster K3
- Pemutaran film/slide
B. Safery talk
Dilakukan setiap awal shift dan membahas apa yang akan di kerjakan, apa bahayanya, peralatan yang harus dipakai,
bagaimana penanggulangannya bila terjadi bahaya.
C. Safety training
1. Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan
2. Pelatihan pemadam kebakaran
3. Pelatihan P3K
4. Pelatihan keadaan darurat
D. Safeti inspection
Inspeksi rutin,berkala, dan inspeksi bersama
E. Safety meeting
Dengan pertemuan K3 secara terencana dan rutin maka hal-hal berkaitan dengan K3 dapat dibicarakan dan di
perbaiki
7
F. Pemantauan Kondisi Lingkungan kerja
1. Tingkat kebisingan
2. Tingkat konsentrasi debu
3. Tingkat pencahayaan
G. Penyediann Alat-alat K3
Seperti Detectorgas, safety belt, safety lamp, APAR, dll
H. Organisasi K3
Perlu di bentuk di setiap perusahaan dan bertanggung jawad pada KTI
I. Program K3 Tahunan
Program K3 ini harus mencakup semua aspek yang ada di perusahaan yang bersangkutan, komponen program K3 ;
1. Program pelatihan observasi K3
2. Program JSA
3. Inspeksi K3 terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan dan pelatihan K3
6. Audit K3
J. Pencegahan kebakaran
1. Pengertian Api ; api adalah suatu benda yang menyala yang mengeluarkan lidah api/ tidak (bara)
2. Proses terjadinya api,adanya kontak dari 3 unsur :
a. Bahan yang mudah terbakar: kau, kertas, cairan dll
b. Oksigen; oksigen bebas di udara atau oksigen murni dari pabrik
c. Heat (panas); panas, tenagapanas kimia, listrik, nuklir, dll
8
3. Klasifikasi Api
a. Gol A (Ash/ meninggalkan Abu); berasal dari material padat mudah terbakar
Seperti ; kayu,kertas,kain,plasti,dll
Pemadam; air bertekanan, foam/busa,kering,halon
b. Gol B (boil/cairan mendidih); berasal dari cairan yang mudah terbakar
Seperti ; oli,minyak solar/diesel/bensin/cat tiner/gemuk dll
Pemadam ; foam/busa,CO2,kimia kering,halon
c. Gol C (current/listrik); berasal dari peralatan listrik
Seperti ; generator,mesin listrik, kabel listrik,transformator
Pemadam ; kimia kering,karbon dioksida (CO2)
d. Gol D (Logam); berasal dari metal yang mudah terbakar
Seperti; magnesium,titanium,zirconium,sodium,potassium
Pemadam ; bubuk kering yang mengandung garam,grafit (agar tidak merusak metal)
Gol ini jarang ditemukan di tambang-tambang
9
c. Carbon Dioksida (CO2)….B & C
dipakai sebagai pendingin & menurunkan konsentrasi O2 shg api dpt padam
d. Dry Chemical (tepung kimia kering) ….A,B dan C
Sifat ; pendingin menyelimuti & menahan radiasi panas
e. Bahan Halogen ( Brom, Chlor,fluor = BCF), jenis ini cocok untuk klas B dan C
Ingat BCF 1211 & 1301 tidak boleh di pakai di tambang dalam,karena beracun
10
7. Keadaan Darurat
a. Klasifikasi Emergency
b. Emergency plan
c. Pick up point
d. Prosedur emergency
e. Klinik dan rumah sakit
f. Peralatan dan perlindungan diri
PD
Meeting meet monthly PD & Mgr Meeting
11
TEKNIK INSPEKSI
3. Memperbaiki / mengendalikan
12
C. Kebutuhan Inspeksi :
13
1. Pecegahan kecelakaan
2. Mewujutkan komitmen
4. Pemenuhan peraturan
A. Pengertian inspeksi ;
14
B. Prinsip Inspeksi
15
Bahaya berpotensi mencelakaan atau merusak
Kategori bahaya :
D. Hirarki Kontrol
1. Eliminasi / Penghilangan
2. Subtitusi / pengantian
3. Pengendalian teknis
4. Administratif/ pelatihan
16
5. Pengunaan APD
A. Inspeksi diperlukan : karena tidak ada suatu kegiatan yang bebas dari resiko, resiko tsb :
1. Sesuatu/Peralatan rusak
2. Perubahan kondisi
4. Manajemen mempunyai tanggung jawab moral dan hokum untuk mewujudkan K3 di tmp kerja
1. Inspeksi Eksternal ; inspeksi yang dilakukan dari pihak luar antara lain :
17
b. Inspeksi oleh Konsilan K3
- Midle manajemen
- Lower manajemen
- Karyawan
18
D. Jenis Dan Frekuensi Inspeksi
Jenis-jenis Inspeksi :
1. Inspeksi rutin ; dilakukan pada awal sheft/tukar gilir kerja di pagi hari : - SupervisorPara pekerja
2. Inspeksi Berkala ;
3. Inspeksi khusus ;
a. Sesuai kebutuhan
19
c. Sesuatu yang menjadi perhatian
Tahapan Inspeksi
A. Tahapan perencanaan
20
@. Peraturan Pemerintah
@. Peraturan K3
@. Kebijakan Perusahan
@. Standar kerja
21
3. Acuan Pengurutan Prioritas tindakan
B. Pelaksanaan Inspeksi
22
#. Standar yang berlaku
@. Identifikasi bahaya
23
@. Lakukan segera tindakan perbaikan sementara
3. Teknik inspeksi
A. Inspeksi tidak terencana ; inspeksi yang dilakukan sambil lalu sehingga umumnya berisfat dangkal dan tidak
sistimatis
24
2. Dokumen K3 persahaan untuk umpan balik karyawan
5. Bahan laporan untuk Staf K3 dan manajemen atas ( yang lebih tinggi)
B. Inspersi terencana.
Maksud dari inspeksi ini agar sasaran yang ingin diperoleh dari suatu inspeksi dapat tercapi.
@. Pencatatan dilakukan
25
@. Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk inspeksi daiketahui
4. Area Inspeksi
a. Kegiatan Tambang
b. Fasilitas permukaan
c. Pengolahan
d. Pelabuhan
5. Objek Pengamatan
#. Posisi seseorang 30 %
26
#. Perkakas (alat2 ringan) 20%
#. Alat-alat berat 8%
27
*. Memasang hubungan Tanah
2. Posisi seseorang ; sering merupak perbuatan yang membahayakan. Cara analis dengan pertanyaan apakah
posisi tersebut dapat:
@. Terjepit/terkait
3. Perkakas dan Alat ; waspadai TTA dengan , Apakah alat dan perkakas tersebut:
28
@. Secara benar digunakannya
4. Tatacara ; merupakan prosedur kerja aman,maka perlu memahami 3 langkah prosedur dengan cara bertanya
:
29
#. Temuan inspeksi sebelumnya yang belum di tindak lanjuti
#. Deskripsi bahaya
#. Penanggung jawab
30
Analisa tugas adalah aktifitas program yang kritis tidak saja untuk keselamatan dan kesehatan kerja, sebagai metode pendekatan
yang dilakukan mencakup 6 aspek ;
1. Invertarisasi Tugas
Adalah mebuat suatu daftar yang sistematis dari semua jabatan, misalnya jabatan consentrator ; misl ; Griding
operator,stecker,foation operator,asisten foation operator,Tim plant operator,folter floor operator
Langkah kedua : membagi semua tugas sehingga dapat mentukan tugas yang kritis
1. faktor keparahan
diambil dari biaya yang paling mungkin timbul akibat melakukan kesalah dalam Tugas.
31
2. factor kekerapan/keberulangan
seringnya pekerjaan itu dilakukan dan jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tsb
32
3. Faktor peluang
4. Faktor tugas baru, maka harus diperlakukan sebagi tugas kritis,dan dia terjamin aman.
33
5. menyusun pengendalian dan prosedur/petunjuk kerja
1. Manusia
Sesuatu yang berhubungan dgn kerja yang dpt menimbulkan cidera, penyakit, strees/ketegangan
2. Peralatan
Apasaja bahaya yang ditimbulkan dari peralatan,kondisi darurat yang mungkin timbul,kerugian pada kwalitas dan
produksi
34
3. Material/bahan
Bahaya yang terpapar dari baha/material ,kemungkinan kerugian K3 kwalitas dan produktifitas
4. Lingkungan
Potensi masalah housekeeping/tatatertip, potensi kebisingan, penerangan,panas, dingin, ventilasi dan radiasi serta
factor yang menimbulkan kerugian K3,kwalitas dan produktifitas.
B. Metoda analisa,
4. untuk keakuratan
35
5. ulangi langkah 2 – 4, dengan mengeset, menyetel, memulai, mengerakan dsb
36
3. Biaya bahan 11. Kwalitas
4. apa tujuannya
37
5. mengapa langkah ini diperlukan
I. Pengandalian
Adalah tindakan dan pencegahan yang akan mencegah terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan
dengan efisien yang maksimal.
Adalah suatu alat untuk belajar dan mengajar, maa suatu prosedur harus jelas, ringkas, benar dan lengkap, selain itu prosedur harus
:
38
c. Mengungkapkapkan langkah positif “cara apa yang dilakukan
1. Motivasi
39
3. Pakaian dan alat pelindung diri
JSA ini merupakan suatu tindakan yang diambil untuk TTA dan KTA
40
2. Setiap tugas dapat diuraikan ke dalam suatu urutan tahapan sederhana
Dalam melaksanakan JSA jangan sampai ada yang tertinggal krn akan berakibat fatal.
1. untuk menguasai dan pempunyai kepentingan langsung dengan tiap jenis pekerjaan yang menjadi tugas anak buahnya
Apa Pekerjaan yang akan mereka lakukan dan bagai mana pekerjaan itu dilakukan
41
2. Pelatihan pengawas yang baru
Mempunyai nilai yang sangat besar dalam membantu pangawas menemukan tanggung jawab dasar
42
Dapat digunakan senagi bahan diskusi khusus
6. Penyelidikan Kecelakaan/inseden
Dapat membantu penyelidikan dengan teliti dan proses mana yang terjadu kesalahan.
#. Hasil dari instruksi tugas, observasi,pengajaran,pembibingan pelatihan ketrampilan dan penyelidikan kecelakaan
#. Proteksi yang optimal untuk org, property,proses,produktivitas dan kemampuan utk mendpat untung.
Manfaat JSA ;
43
4. menstimulasi diterimanya kebijakan, peraturan dan prosedur
5. Meningkatkan safety
6. Memperbaiki kwalitas
Contoh JSA
44
PENYELIDIKAN KECELAKAAN
Insiden (Incident) ; Suatu kejadian yang tidak di inginkan yang menurunkan produktifitas tenaga kerja dan peralatan (near miss /
mear accident) , tidak ada cedera
2. Bahaya (Hazard) ; segala sesuatu yang berpotensi untuk menyebabkan kecelakaan (cidera
pada manusia, kerusakan alat/lingkungan sekitar)
a. Eksekutif, memnentukan kebijakan, prosedur , standard an aspek yang berkaitan dengan kebijakan
c. Preventifve maintenance system, Orang yang mengatur sisitem pemeliharaan ; perkakas mesin
peralatan, dll
45
d. Menager yang memilih dan mementukan orang yang dikaryakan
e. Pengawas, orang yang memberi orentasi, instruksi, bimbingan, motivasi dan memimpin pekerja
3. Material, hasil produksi, mis pasir besi,pecahan batu, coal , zat-zat kimia
4. Lingkungan , kondisi tempat kerja yang terjadi akibat suatu kegitan pertambangan, misalnya
temperature/suhu, kelembaban, berdebu,gas, radiasi, getaran, kebisingan, penerangan, tekanan.
4. Rasio Kecelakan
46
5. Gejala Penyebab Kecelakaan
Menurut Frank Bird berdasar teori domino Heinrick memperbaiki dan menyempurnakan dengan menggambarkan hubungan antara
manajemen dengan penyebab kecelakaan, bila manajemen tidak mengontrol setiap leveLmaka akan terjadi kecelakaan.
47
6. Gejala Penyebab Kecelakaan
Menurut Frank Bird berdasar teori domino Heinrick memperbaiki dan menyempurnakan dengan menggambarkan hubungan antara
manajemen dengan penyebab kecelakaan, bila manajemen tidak mengontrol setiap leveLmaka akan terjadi kecelakaan.
48
Pemeriksaan kecelakaan
Tujuan penyelidikan kecelakan ; mencari fakta dan penyebab kecelakan sehingga dapat diambil tindakan pencegahan agar kecelakan
yang sama tidak terulang lagi
A. Sasaran pemeriksaan
Dilakukan terhadap kemungkinan kerugian besar , Mis ; cidera, sakit jabatan,kerusakan alat kebakaran,dll
49
B. Klasifikasi kecelakaan
Dibedakan atas 3 ;
1. kecelakaan ringan
3. kecelakaan mati
C. Pemeriksaan
2. Mengetahi jelas kondisi tempat kerja dan sifat/tabiat orang yang bekerja kepadanya
3. Pengawas harus tahu mengetahui dimana dan bagai mana mendapatkan informasi yang di perlukan
50
1. Takut catatan recort tidak baik
9. menghambat karier
51
1. Insfeksi/peradangan
4. Menjadi kebiasaan.
52
Tahapan Pemeriksaan
53
1. Melakukan peninjauan langsung tempat kejadian untuk dapat gamabaran yang luas
tentang ligkungan terjadinya kecelakaan
b. Saksi tidak langsung, saksi yang tidak berhubungan langsung dengan kecelakaan
6. Bicarakan tindakan koreksi pencegahan & terima kasih atas kerja samanya
54
3. Buat sketsa dan peta
4. Photo-photo kecelakaan
7. Pengujian kecelakaan
8. Rekonstruksi
Setiap supervisor harus tahu prinsip dasar terjadinya kecelakaan, dengan cara
55
4. Penyebab dasar meliputi personal factor dan job factor
56
11. Kesimpulan dan rekomendasi
1. Tempat kecelakaan
6. Apa dasar tindakan, apa yang keliru, dengan cara bagaimana, apa yang menimbulkan kecelakaan
57
1. Rekayasa (engineering)
2. Instruksi/cara kerja
58
Bahaya : - Sesuatu yang yang bisa menimbulkan kecelakaan
Bahaya : Segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kecelakaan(cidera pada manusia, kerusakan pada alat dan lingkungan sekitar)
Resiko/rezh : Kemungkinan kecelakaan ( cidera pada manusia/proses/lingk yang terjadi karena suatu bahaya .
Bahaya dan resiko keslamatan : Sumber bahaya yang berpotensi cidera pada manusia atau kerusakan alat dan lingkungan.
Bahaya dan resiko keselamatan : Sumber bahaya yang meyebabkan gangguan kesehatan, mis ; debu, kebisingan, yang berefek jangka
panjang.
Resiko sisa residu : Suatu resiko yang masih tertinggal walau telah diminimalisir, pencegahannya dengan APD
Lingkungan sekitar : tempat pekerja beraktifitas, hal ini selalu berubah-ubah maka selalu ditinajau ulang.
Sumber-sumber Energi : semua sumber yang bersifat merusak harus dikendalikan, kita perlu mengetahui letak dan pengaruh yang
ditimbulkan
59
Konsekuensi atau akibat : Sasaran ( manusia, peralatan, proses/produksi dan lingkungan) yang terkena dampak negative dari sumber
energi yang muncul (bahaya)
Kemungkinan (likelihottds) : kesempatan suatu sasaran terkena dampak negative dari sumber energi yang muncul. Hal ini
sulit di tentukan waktu kejadian, jumlah energi yang muncul, sasaran yang tekena, dan pengendaliannya
Pengendalian (controls) ; Pengukuran yang dilakukan untuk melindungi sasran. Pengndalian ini harus mengikuti Hirarki Pengendalian.
Tipe-tipe bahaya :
60
61
Klasifikasi bahaya Bahaya baru Setelah di control
Akses resiko
Yes
Temukan control
1. Kekerapan
62
2. Pengelompokan
3. Probabilitas
63
Tabel penilaian bahaya
Penilaian resiko ; menilai kekerapan, konsekwensi bahaya dan probabilitas yang di jumlahkan.
Identifikasi Bahaya
Langkah-langkah dalam identifikasi bahaya : inspection, observation, diskusi dgn pekerja, investigasi kecelakaan,
literature,brainstorming, serta analaisa secara kwantitatif dan kwalitatif
64
2. Brainstorming, melakukan dengan JSA,safety/Efgonomic commitees, MSDS,Informasi dalam
peraturan. Teknik lain : What-if analilis, Hazard and operability studies Hasop, Fault tree Analisis dan Failure mode and
effect analisis (FMEA)I.
1. Identifikasi seluruh oprasi ; Suatu pekerjaan yang luas spt ; penambangan, maintanance,
pengangkutan/transport,pengolahanbukan tugas individu/perorangan
2. Identifikasi bahaya/resiko ; membuat seluruh tugas baik harian /kadang-kadang (daily & occasion) atau pekerjaan
darurat selanjutnya menbuat daftar bahay dan resiko yang mungkin terjadi
3. Identifikasi pengaruh potensial pada personil ; membuat daftar sekumpilan orang yang terpengaruh oleh
bahaya/resiko, meliputi :
65
4. Identifikasi pengendalian saat ini (Existing controls)
66
Jadi nilai Resiko Hv = S + F + P
67
HIRARKI CONTROL BAHAYA (Hazard controls)
d. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara local/menyeluruh guna mengurangi kensentrasi agent
berbahaya di udara
e. Mengatur getaran yang timbul, sehingga kebisingan dan trauma badan dapat du=I kurangi
Contoh :
68
2. memasang pelinding di sekitar pinch point & rotating couplings
3. Merelokasi katup (valves) swiecthes dan shutdown dari are yang berbahaya
2. Administrasi Control ; pengendalian bahaya dari manajemen seperti : pemilihan staff, pembatasan jam kerja,
pengaturan skedul kerja, program pemeliharaan, prosedur pemeliharaan, contoh :
2. Pengendalian jalan masuk, untuk org yang tidak berkepentingan ke area kerja
3. Mengontrakkan pekerjaan kepada kontraktor yang ahli dengan bukti pengelolaan K3nya baik.
3. Tertiary (work pectice) ; tipe control ini berhubungan dengan resiko sisa dan ringan ( mirror & residual
risk),meliputi prosedur kerja, pelatian dan memastikan pekerja tahu mengendalikan dan menghidari bahaya, contoh :
69
3. Mengubah syarat-syarat kepegawaian, saat kerja
4. APD (Alat Proteksi Diri) ; APD merupaan langkah terakhir dari pengendalian bahaya karena untuk manfaat jangka
pendek (short-term exposure)
1. Menyakinkan bahwa setiap orang telah menerima informasi yang penting dalam waktu yang cepat
70
1. Peningkatan kesadaran dan pemahaman pekerja tentang tugas
1. Komunikasi
Hal ini sangat di perlukan dalam pertemuan kelompok, dan penyampaian infor masi dari manajemen ke pekerja.
1. Faktor hilang di jalan ; Semakin banyak orang orang yang berada pada garis komunikasi maka makin besar
kemungkinan terjadinya distorsi,perlambatan, kehilangan makna dan lidah orang kecendrungan merubah, maka komunikasi
Fase to fase seperti pertemuan kelompok akan sangat membatu
71
2. Faktor ketertarikan pada perasaan ; akan menghasilkan pengertian dan tindakan yang lebih cepat dan efektif
3. Faktor penggunaan ; seorang pengawas harus bias mengerti dan membatu pekerja dalam melaksanakan ide dalam
perkejaan mereka
4. Faktor alat bantu ; Alat bantu dalam suatu komunikasi ( audio maupun visual) sangat efektif karena akan
meningkatkan pengertian, kemampuan mengingat bagi pendengar.
72
2. Metode Diskusi
1. Metoda Ceramah dan diskusi ; metoda ini memberi keuntungan pada pemimpin rapat
krn dapat mengendalikan pertemuan, dapat menentukan presentasi, dan dapat menunda pertanyaan sampai ia siap,,
kelemahannya
2. Metoda Diskusi dan Tanya jawab ; dalam metode ini supervisor hanya sebagi
katalisator atau fasilitator yang akan menggali jawaban dari peserta, metode ini untuk merangsang partisipasi
perserta diskusi. Kelemahannya diskusi akan molor tanpa hasil yang memuaskan bila pemimpin rapat tdk dapat
mengendalikan diskusi
3. Metoda pro dan kontra ; metoda ini untuk merangsang peserta mrnyampaikan openi,
pemimpin diskusi harus berperan sebagi orang yang tidak memihak selama diskusi.
Metode ini di fokuskan pada pemimpin diskusi yang selalu menjadi bagian diskusi,memberi atuaran,aktif
mengarahkan dan mengendalikan diskusi.
73
Meliputi :
Pemilihan tpik ini harus teliti karena akan mempengaruhi aktifitas dan antusias peserta,maka di saran kan dalam
memilih topic harus sedapat mungkin secara langsung berhubungan dengan peserta, Hal-hal yang perlu di perhatikan
supervisor dalam memilih topik ;
2. Agenda rapat ; yang perlu di perhatikan dalam menyiapkan agenda rapat adh factor :
74
1. topic ; siapakan topic yang menarik agar semua peserta dapat diajak aktif semua ;
@. Tentang kecelakaan
@. Peratuaran
@. Kebijakan
2. waktu ; kapan pelaksaannya agar hal di bahas dapat di tamkap dan di merngerti oleh peserta, jadi
diusahakan pagi hari
3. peserta ; dengan mempertimbangkan topic dan sasaran yang akan kita capai
75
3. Fasilitas Rapat
1. Ruang
2. Alat bantu
3. Sound system
1. Pembukaan ; untuk menghanggatkan suasana maka alangkah baiknya di awali dengan anekdot,
cerita lucu atau certi agar peserta tertarik dan menghangatkan suasana
a. Senang beragurmen
b. Pesimis
76
c. Suka bercanda
d. Pendiam
e. Sok tahu
f. Penuh inisiatif
3. Pengguna alat Bantu : Film, foto, prosedur kerja sound system dll
4. Pengatuaran waktu
5. Rangkuman
Analisa Pelaksanaan ;
77
c. Apakah dia tetap dalam jalurnya
Manfaat :
5. Meningkatkan K3
Contoh :
78
Topik :
Pembicara :
Peserta : Waktu :
Tujuan pertemuan :
Materi pertemuan :
Metode :
1. Pembukaan 3 menit
2. Ceramah 15 menit
79
4. Saran dan diskusi 10 menit
5. Penutup 5 menit
1. PENGERTIAN
Kebijakan perusahaan ; bekerja seefektif dan seefisien mungkin untuk menghasilkan produksi yang tinggi namun
tetap aman.
Orang accountable : Orang yang yang responsible (bertanggung jawab) terhadap apa yang mereka kerjakan dan
kinerjanya dapat dihitung dengan cara merinci pekerjaan yang tidak dapat dihitung (intangible) menjadi dapat
dihitung (tangible).
80
Respontability pengawas : keadaan dimana seorang pengawas menjalankan kewajiban yang ditugaskan dan
bertanggung jawab terhadap atasan (belum terinci)
Accountibility Pengawas ; keadaan di mana pengawas menjalankan tugasnya bersifat tangible ( dapt di hitung) dan di
mintai pertnanggung jawab,atas terlaksana dan ditaatinya kewajiban yang ditugaskan kepadabya dapat di kenai
sangs I hokum
Respontibility / accountabilitity seorang pengawas oprasional / teknik ; keadaan dimana seorang pengawas menjamin
dan bertanggung jawab atas terlaksananya dan di taatinya peraturan perundang-undangan Keslamatan dan kesehatan
Kerja pada usaha pertambangan yang menjadi pertanggung jawabnya
Orang yang ditunjuk perusahaan dan ditunjuk oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang (KPIT) untuk bertanggung
jawab atas terlaksananya Peraturan perundang-undangan K3 di wilayah pertambangan
3. PENGAWAS
Dalam Kepmen petambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 pasal 11,12,13,14 dijelaskan bahwa :
@. KTT dibantu pengawas yang bertanggung jawab atas unit organisasi perusahaan tersebut
81
@. Bila perusahaan belum menunjuk pengawas tersebut maka KTT dapat menunjuk petugas tersebut
@. Petugas tersebut pengawas oprasional dan Teknik bertnaggung jawab kepada KTT
1. Bertanggung Jawab kepada KTT untuk keselamatan pekerja tambang yang menjadi bawahannya
3. Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan, dan keselamatan kerja dari orang yang ditugaskan
kepadanya
1. Bertanggung jawab kepada KTT untuk keselamatan dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar
dari semua peralatan
2. Mengawasi dan memriksa semua permesinan dan kelistrikan, dalam ruang lingkup yang menjadi
tanggung jawabnya
82
3. Menjamin selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, pengujian, dari permesinan dan kelistrikan
5. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua pemesina dan peralatan sebelum dan setelah di
pasang/di perbaiki
6. Merencanakan, dan memekankan pelaksanakan jdwal pemeliharan serta perbaikan mesin tambang,
pengangkutan, pembuat jalan,dan semua mesin lain yang perlu digunakan.
Pada Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 ; Pemeriksaan tambang untuk memastikan kondisi kerja yang aman, pengawas harus melakukan
pemeriksaan sbb ;
3. Setiap hari kerja memeriksa jalan masuk/tangga yang dugunakan pada hari itu
4. Semua pekerja, front kerja, tanggul, lereng kerja serta pelaksanaan dari pekerjaan memperbaiki, jika diperlukan.
5. Setiap pekerjaan danpek=leksanaan peledakan serta keadaan peralatan dan kendaraan yang di gunakan di tempat itu
83
6. Persiapan alat pengangkutan, jalan-jalan tambang, pengaman permesinan, dan tempat-tempat tidak aman
c. Waktu pengawasan
84
i. Tentukan standart evaluasi
2. Supervisory skill ; Pengawas yang trampil akan cepat melihat KTA dan TTA yang didaerah tempat
kerja dan melakukan tindakan pencegahan, maka pengawas harus dibekali pengetahuan K3 yang cukup.
B. Fungsi Supervisor ; Sebagai penghubung, mediator antara manajemen dengan karyawan di lapangan, maka pengawas
harus mampu mengerakan, memotifasi agar tetap produktif dan bekerja dengan aman menuju tujuan perusahaan,
C. Peranan Supervisor
1. Production oriented ; meggerakkan dan memberi contoh yang baik,maka perlu di lakukan :
85
a. Latar belakang pendidikan
a. Subordinate
1. Uderstanding orther ; mengetahui kebutuhan bawahan dan atasan,saling mempercayai dan tidak
apriori
2. Looking after subordinate ; Mengetahui daimana bawahan berada,apa yang dilakukan, kondisi tempat
kerja dan alat yang di pakai
86
c. Superior ; loyal, komunikasi, sensitivenes
3. Safety oriented ; perkerjaan yang baik,produksi meningkat dengan tidak ada kecelakaan, dan semua
harus berorientasi terhadap safety
D. Wewenang Supervisor
2. Mengatur pekerjaan
4. Mengatur bawahan
5. Menilai bawahan
87
1. Penentuan Tata Pelaksanaan Kerja
Menstandarisasikan metode kerja oprasi agar dalam produksi dapat mutu yang tinggi dan dalam jumlah yang banyak dengan
biaya rendah dekerjakan dengan aman dan sehat
Pengawas harus selalu memperhatikan apakah meode kerja/metode oprasi berbahaya / menganggu dan segera di perbaiki
agar memperoleh hasil yang lebih baik, maka
88
3. Penenpatan pekerja yang tepat
Pengawas harus :
Pengawas langsung memimpin dan membina bawahan melakukan tugas dilapangan dan secara langsung mrngatur bahan,sarana,
mesin dan peralatan di tempat kerja. Yang berhubungan dengan K3 :
89
b. Menyempurnakkan daftar pemeriksaan secara suka rela dan menyuruh bawahan
untuk memeriksa
Langkah2 peningkatan K3 ;
90
a. Peningkatan sarana mesin
a. Menyesuaikan arah pengaliran pekerjaan dan lay out sarana supaya menghilangkan
pekerjaan yang pengangkutan yang tidak di butuhkan
91
d. Tentukan wadah untuk untuk mengumpulkan barang yang tidak dibutuhkan
ditempat kerja
92
#. Penutup/pelindung jeruji dan instalasi yang rusak
9. Peningkatan kesadaran K3
Metode peningkatan K3 :
93
c. Memanfaatkan system paket K3
e. Menentukan hari K3
94
3. Memuji ide yang baik
Melakukan pekerjaan dengan baik dan meninggkatkan keselamatan merupakan usaha bersma antara bawahan dan
pengawas.
1. Kemampuan menyadari masalah dan mencari factor masalah dalam pekerjaan (kemampuan mencari
masalah)
5. Menyusun agar ide baru dapat digunakan secara nyata (kemampuan menyempurnakan
95
96