Anda di halaman 1dari 96

Pelaksanaan diklat kompetensi Pengawas Oprasional Pertama

Yang berlangsung mulai tanggal 13 juli – 16 Juli 2007

Betempat di Hotel diamond Samarinda

Dengan susuna acara :

Materi Diklat pengawas Oprasional Pertama (P.O.P)

1
Dasar-dasar K3 Pertambangan

A. Pendahuluan
B. Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
A. Keselamatan kerja
Keselamatan kerja :
- Suatu upaya untuk dapat melaksanankan pekerjaan tanpa adanya kecelakaan
- Memberi suatu lingkungan kerja yang aman
- Dicapainya hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya

Tujuan keselamatan kerja :

- Mencegah agar karyawan tidak mendapat cedera


- Tidak terjadinya kerusakan /kerugian pada alat/material/produksi
- Upaya pengawasan thd 4 M yaitu : manusia, mesin, material, metode kerja yang dapat member lingkungan kerja
yang aman dan nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan.

Tidak ada kecelakaan


Manusia

Lingkungan
Pengawasan Mesin

Kerja
Thd 4 M Material

Aman
Metode kerja Tidak ada
kerusakan/kerugian
2
Prinsip K3:
- Setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya
- Penyebab kecelakan harus dicegah/ditiadakan
- Setiap pekerjaan pasti dapat dilakuan dengan aman dan selamat
Kunci bekerja dengan aman maka harus :
- Mengetahui dan memahmi pekerjaan yang dilakukan
- Mengetahui potensi bahaya yang mungkin terjadi
- Melengkapi dengan alat perlengkapankerja yang dibutuhkan

Pentingnya K3 ;
- Menyelamatkan karyawan dari sakit, sedih, penderitaan, kehilangan gaji
- Menyelamatkan keluarga dari : Kesediahan,Kehilangan masa depan,dll
- Menyelamatkan perusahan dari : Kerusakan alat, kehilangan tenaga kerja, melatih dan menganti karyawan yang
celaka,stop produksi

A. Kesehatan Kerja
Adalah untuk melindungi karyawan dari rasa sakit akibat kerja atau lingkungan kerja.
Yang perlu dilakukan perusahaan :
1. Pemeriksaan kesehatan karyawan
a. Pekerja baru : untuk mengetahui kondisi awal karyawan
b. Pekerja Lama : memantau kesehatan yang mungkin timbul selama bekerja
1. Karyawan tambang bawah tanah, 6 bulan sekali
2. Karyawan tambang terbuka, berkala 1 tahun atau 2 tahun sekali
2. Lingkungan Tempat kerja
Dapat merupakan factor yang menimbulkan gangguan kesehatan antara lain :

3
Debu, kebisingan, pencahayaan, getaran, gas-gas beracun / berbahaya.
3. Ergonomi
Kesesuai tempat kerja, misalnya :
a. Tempat duduk yang tsdk sesuai / laying yang menimbulkan pinggang sakit,
b. Ruangan yang dipakai bayak orang tidak ada fentilasi udara/ dimensi tempat kerja
c. Alat kerja

c. Kecelakaan
Adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan , tidak diduga , terjadi kapan saja, dimana saja dan
dapat menimpa siapa saja
1. Jenis-jenis kecelakaan : tergelincir, terpukul, terbentur, terjepit, terkene alian listrik, kemasukan benda, dll
2. Kecelakaan tambang
Harus memenuhi kriteria :
a. Benar-benar terjadi
b. Mengakibatkan cidera pekerja /orang yang diberi ijin
c. Akibat usaha pertambangan
d. Terjadi pada jam kerja
e. Terjadi di wilayah Tambang

Harus memenuhi 5 kriteria ini baru bias disebut kecelakaan tambang

3. Klasifikasi kecelakaan Tambang

4
1. Cidera ringan : lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu sudah dapat kembali ke tempat pekerjaan
semula
2. Cidera Berat : Lebih dari 3 minggu dapat bekerja kembali, cacat tetap sehingga tidak kerja seperti
semula,patah/retak/dislokasi (Kepmen 555.K)
3. Mati : apabila dalam waktu 24 jam sejak kecelakaan terjadi

d. Penyebab kecelakaan menurut :


Versi Heinrich: Tindakan tidak aman (88%), Kondisi tidak aman (10%), Taqdir/nasip/lain-lain (2%)

Versi Perusahaan Du-Pont : Tindakan tidak aman (96%),Penyebab lain ( 4%)

Penyebab kecelakaan :

1. Tindakan tidak amam :


a. Tidak mengunanan APD
b. Tidak mengikuti prosedur yang di tentukan
c. Tidak mengikuti peraturan K3 yang telah di tentukan
d. Bekerja sambil bergurau
e. Mengemudi melebihi kecepatan yang di tentukan
2. Kondisi tidak aman
a. Lantai kerja licin
b. Pencahayaan kurang
c. Bagian mesin yang berputar tidak di lindungi
d. Perkakas yang tidak standar
3. Lain-lain/ nasip

5
e. Pendorong kecelakaan
Adalah hal-hal yang mengyebab/ member kontribusi terhadap timbulnya TTA dan KTA yang akhirnya menimbulkan
Kecelakaan

f. Biaya kecelakaan
1. Biaya langsung : biaya kompensasi, biaya perawatan, biaya reparasi alat, biaya penyelidikan
2. Biaya tidak langsung : Biaya pengantinya jam kerja karyawan yang hilang, biaya
pendidikan/keahlian, biaya penganti menurunnya/berhentinya
produksi.
g. Statistik kecelakaan
1. Berdasarkan FR ( kekerapan kecelakaan )
Jumlah korban dibagi jumlah jam kerja kumulatif kali 1.000.000
FR = Jumlah korban x 1.000.000
Jlh jam kerja kumulatif
2. Berdasarkan SR ( keparahan kecelakaan )
Jumlah hari yang hiang dibagi jumlah jam kerja kumulatif kali 1.000.000
SR = Jumlah hari yang hilang x 1.000.000
Jumlah jam kerja kumulatif

Pemeriksaan Kecelakaan, bertujuan :

1. Mencari penyebab dari terjadinya kecelakaan.


2. Memberi rekomendasi/tindakan untk korelasi dari penyebeb tersebut diatas
3. Agar tidak terjadi kecelakaan sejenis

6
Pembinaan K3 , Dapat dilakukan dengan ;

A. Penyuluhan
- Ceramah-ceramah K3
- Pemasangan poster-poster K3
- Pemutaran film/slide

B. Safery talk
Dilakukan setiap awal shift dan membahas apa yang akan di kerjakan, apa bahayanya, peralatan yang harus dipakai,
bagaimana penanggulangannya bila terjadi bahaya.

C. Safety training
1. Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan
2. Pelatihan pemadam kebakaran
3. Pelatihan P3K
4. Pelatihan keadaan darurat

D. Safeti inspection
Inspeksi rutin,berkala, dan inspeksi bersama

E. Safety meeting
Dengan pertemuan K3 secara terencana dan rutin maka hal-hal berkaitan dengan K3 dapat dibicarakan dan di
perbaiki

7
F. Pemantauan Kondisi Lingkungan kerja
1. Tingkat kebisingan
2. Tingkat konsentrasi debu
3. Tingkat pencahayaan

G. Penyediann Alat-alat K3
Seperti Detectorgas, safety belt, safety lamp, APAR, dll

H. Organisasi K3
Perlu di bentuk di setiap perusahaan dan bertanggung jawad pada KTI

I. Program K3 Tahunan
Program K3 ini harus mencakup semua aspek yang ada di perusahaan yang bersangkutan, komponen program K3 ;
1. Program pelatihan observasi K3
2. Program JSA
3. Inspeksi K3 terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan dan pelatihan K3
6. Audit K3

J. Pencegahan kebakaran
1. Pengertian Api ; api adalah suatu benda yang menyala yang mengeluarkan lidah api/ tidak (bara)
2. Proses terjadinya api,adanya kontak dari 3 unsur :
a. Bahan yang mudah terbakar: kau, kertas, cairan dll
b. Oksigen; oksigen bebas di udara atau oksigen murni dari pabrik
c. Heat (panas); panas, tenagapanas kimia, listrik, nuklir, dll

8
3. Klasifikasi Api
a. Gol A (Ash/ meninggalkan Abu); berasal dari material padat mudah terbakar
Seperti ; kayu,kertas,kain,plasti,dll
Pemadam; air bertekanan, foam/busa,kering,halon
b. Gol B (boil/cairan mendidih); berasal dari cairan yang mudah terbakar
Seperti ; oli,minyak solar/diesel/bensin/cat tiner/gemuk dll
Pemadam ; foam/busa,CO2,kimia kering,halon
c. Gol C (current/listrik); berasal dari peralatan listrik
Seperti ; generator,mesin listrik, kabel listrik,transformator
Pemadam ; kimia kering,karbon dioksida (CO2)
d. Gol D (Logam); berasal dari metal yang mudah terbakar
Seperti; magnesium,titanium,zirconium,sodium,potassium
Pemadam ; bubuk kering yang mengandung garam,grafit (agar tidak merusak metal)
Gol ini jarang ditemukan di tambang-tambang

4. Bahan Pemadam Api (Fire extinguisher)


a. Air ; bersifat ;
1. pendingin ( cooling)
2. melarutkan(Dilution); dpt dilakukan bila bahan bakar cair dapat larut dalam air
3. Menutupi/menyelimuti ; api dapat padam karena trersingkirnya udara akibat bahan bakar
diselimuti,tapi tdk dapat mematikan dengan sempurna, kalau cooling bias
4. Emulsi
Prinsipnya; dua cairan tidak dapat bersatu bila diagitasi menjadi emulsi
b. Busa Pemadam; kumpulan gelembung cairan yang didalamnya berisi udara, karena lebih ringan maka
busa akan mengapung diatas caira yang terbakar & menjadi pendesak udara,pendingin,penutup, dan
membawa ir yang berguna untuk pemadam

9
c. Carbon Dioksida (CO2)….B & C
dipakai sebagai pendingin & menurunkan konsentrasi O2 shg api dpt padam
d. Dry Chemical (tepung kimia kering) ….A,B dan C
Sifat ; pendingin menyelimuti & menahan radiasi panas
e. Bahan Halogen ( Brom, Chlor,fluor = BCF), jenis ini cocok untuk klas B dan C
Ingat BCF 1211 & 1301 tidak boleh di pakai di tambang dalam,karena beracun

5. Prinsip Dasar Pengamanan Kebakaran

a. Perlindungan terhadap keselamatan (Live Safety)


b. Perlindungan terhadap harta benda (Property safety)
c. Perlindungan informasi/proses ( Process safety)
d. Perlindungan Lingkungan Hidup (Enviromental safety)

6. Langkah yang perlu dilakukan, bila terjadi kebakaran :


a. Jangan panic, usahakan tenang
1. Cari sumber api,; Besarnya kebakaran ; APAR yang tepat
b. Bunyikan alaram kebakaran / tanda lain
c. Matikan aliran listrik, bahan bakar
d. Penggunaan APAR dengan cepat dan tepat
e. Laporkan kedinas kebakaran / emergency respon
dengan sebutkan; nama,bagian,apa yang terbakar dan lokasinya

10
7. Keadaan Darurat
a. Klasifikasi Emergency
b. Emergency plan
c. Pick up point
d. Prosedur emergency
e. Klinik dan rumah sakit
f. Peralatan dan perlindungan diri

Safety meeting Organisation

PD
Meeting meet monthly PD & Mgr Meeting

Meet monthly, PD, Safertyref Mgrs,Supt,Safety Dept Site safety,


Committee

Meet monthly, Mgr,Supt,Safety Dept Dept. Safety,


Meeting

Meets daily, Superv,Supt,Work


crews,contraltor Safety talk

11
TEKNIK INSPEKSI

A. Arti dan Tujuan Inspeksi

1. Mengenali semua bahaya

2. Sebagai pengamat / pemantau

3. Memperbaiki / mengendalikan

B. Latar Belakang Inspeksi

1. Semua kecelakaan pasti ada penyebabnya

2. Semua kecelakaan dapat dicegah

3. Pekerjaan dapat dilakukan setelah potensi bahaya diidentifikasi

4. Mencegah terjadinya kecelakan

12
C. Kebutuhan Inspeksi :

1. Peralatan mengalami penurunan

2. Untuk mendeteksi bahaya

3. Penurunan kwalitas yang menimbulkan bahaya

4. Peraturan keselamatan Kerja

5. Alat terbaik menenukan masalah

6. Untuk mengetahui kekurangan

7. Mengenali tindakan tidak aman

8. Memberi menajemen informasi

9. Memperlihatkan komitmen manajemen

D. Manfaat Program Inspeksi

13
1. Pecegahan kecelakaan

2. Mewujutkan komitmen

3. Mengurangi biaya pengeluaran

4. Pemenuhan peraturan

5. Reputasi perusahaan baik

PENGERTIAN DAN PRINSIP INSPEKSI

A. Pengertian inspeksi ;

1. Mengamati,mengenali bahaya dan di tanggulangi

2. Menghilangkan penyimpangan dari ketentuan yang ada

3. Itangani sehingga kecelakaan dapat di cegah

14
B. Prinsip Inspeksi

1. Mengetahui gambaran umum dari area

2. Memeriksa wilayah secara sistimatis

3. Cari penyebab dasar bahaya

4. Segera tindak lanjuti hal2 yang penting

5. Lapor segala temuan

6. Cari hal yang tidak tampak

7. Uraikan dan catat segala temuan

8. Perbaikan berulang adalah pemborosan

9. Pendapat yang membias

C. Inspeksi Bahaya dan Resiko

15
 Bahaya berpotensi mencelakaan atau merusak

 Resiko adanya energy atau orang pada bahaya

Kategori bahaya :

1. Bahaya yang mudah terlihat

2. Bahaya yang tersembunyi

3. Bahaya yang berkembang

D. Hirarki Kontrol

1. Eliminasi / Penghilangan

2. Subtitusi / pengantian

3. Pengendalian teknis

4. Administratif/ pelatihan

16
5. Pengunaan APD

PETUGAS, JENIS & FREKUENSI INSPEKSI

A. Inspeksi diperlukan : karena tidak ada suatu kegiatan yang bebas dari resiko, resiko tsb :

1. Sesuatu/Peralatan rusak

2. Perubahan kondisi

3. Manusia tidak sempurna

4. Manajemen mempunyai tanggung jawab moral dan hokum untuk mewujudkan K3 di tmp kerja

B. Tanggung jawab Inspeksi

1. Inspeksi Eksternal ; inspeksi yang dilakukan dari pihak luar antara lain :

a. Inspeksi oleh Inspekstur Tambang

17
b. Inspeksi oleh Konsilan K3

c. Inspeksi oleh perusahaan asuransi

d. Inspeksi oleh pihak-pihak luar yang berkepentingan

2. Inspeksi Internal ; dolakukan oleh :

a. Front line supervisor; ditempat kerja, kegiatan pekerjaan, dll

b. Karyawan yang mendapat delegasi dari atasannya; Alat berat, perkakasMesin

c. Komite / sub komite K3

C. Petugas Inspeksi ; -Top Manajemen ;

- Midle manajemen

- Lower manajemen

- Karyawan

18
D. Jenis Dan Frekuensi Inspeksi

Dari jenis Inspeksi ada 2 :

Jenis-jenis Inspeksi :

1. Inspeksi rutin ; dilakukan pada awal sheft/tukar gilir kerja di pagi hari : - SupervisorPara pekerja

2. Inspeksi Berkala ;

a. Setiap minggu, oleh lower manajemen

b. Setiap bulan, oleh middle manajemen

c. Setiap triwulan, oleh Top manajemen

3. Inspeksi khusus ;

a. Sesuai kebutuhan

b. Mekanis yang sering terjadi

19
c. Sesuatu yang menjadi perhatian

E. Faktor Yang menentukan sering tidaknya Inspeksi

1. Seberapa parah yang mungkin bias di timbulkan

2. Seberapa tinggi kemungkinan kecelakaan bias terjadi

3. Seberapa cepat kondisi peralatan bias rusak & membahayakan

4. Seberapa tinggi angka kecelakaan yang pernah ditimbulkan

5. Anjuran dari pabrik penbuat

Tahapan Inspeksi

A. Tahapan perencanaan

1. Identifikasi ; pengumpulan informasi

20
@. Peraturan Pemerintah

@. Peraturan K3

@. Kebijakan Perusahan

@. Standar kerja

2. Pembuatan Daftar Cek

a. Identifikasi batas-batas fisik daerah

b. Menyusun rute inspeksi

c. Identifikasi bagian utama area inspeksi

d. Menentukan item yang harus diinspeksi

e. Menyusun rancangan daftar cek

f. Mencoba dan mengubah daftar cek

21
3. Acuan Pengurutan Prioritas tindakan

a. Prioritas A ; mengakibatkan cacat tetap/ fatal

b. Prioritas B ; mengakibatkan cidera serius/ cacat sementara

c. Prioritas C ; Menyebabkan cidera ringan

B. Pelaksanaan Inspeksi

1. Persiapan ; #. Mulai dengan sikap positif

#. Tetapkan yang harus diteliti

#. Mengetahui apa yang di cari

#. Area inspeksi sudah di ketahui

#. Lembar daftar periksa

#. Alat ukur/ penguji yang diperlukan

22
#. Standar yang berlaku

#. APD yang di butuhkan

#. Laporan inspeksi yang lalu

2. Inspeksi ; @. Gunakan semua indra

@. Pemeriksaan secara sistimatis

@. Lihat secara teliti dan hati-hati

@. Tekankan hal-hal yang positif

@. Cari praktek substandard

@. Gunakan standar anda

@. Identifikasi bahaya

@. Catat bahaya dan pelanggaran

23
@. Lakukan segera tindakan perbaikan sementara

3. Teknik inspeksi

A. Inspeksi tidak terencana ; inspeksi yang dilakukan sambil lalu sehingga umumnya berisfat dangkal dan tidak
sistimatis

a. Hanya memeriksa kondisi tidak aman

b. Hampir semua TTA lepas dri pengamatnya

c. KTA yang perlu perhatian besar sering terlewatkan

d. Perhatian ebih cenderung pada produksi

e. Pencatatan sering tidak dilakukan

f. Perbaikan dan pencegahan sering tidak sampai mendasar

Laporan kondisi lingkungan kerja bermanfaat untuk :

1. Dasar untuk menentukan tindlan yang lebih baik.

24
2. Dokumen K3 persahaan untuk umpan balik karyawan

3. Data untuk analisis gambaran terkini

4. Tolak ukur kesadaran karyawan tentang K3

5. Bahan laporan untuk Staf K3 dan manajemen atas ( yang lebih tinggi)

B. Inspersi terencana.

Maksud dari inspeksi ini agar sasaran yang ingin diperoleh dari suatu inspeksi dapat tercapi.

Manfaat ; @. Bagian atau daerah yang di inspeksi diketahuai

@. Bersifat khusus sehingga bias menyeluruh

@. Kondisi dan tindakan yang dicari diketahui

@. Kekeran suatu daerah yang diinspeksi diketahui

@. Pencatatan dilakukan

25
@. Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk inspeksi daiketahui

@. Perbaikan dan pencegahan sampai mendasar.

4. Area Inspeksi

a. Kegiatan Tambang

b. Fasilitas permukaan

c. Pengolahan

d. Pelabuhan

e. Pembangkit tenaga listrik

5. Objek Pengamatan

TTA menurut Du-Pont ; % Kecelakaan

#. Posisi seseorang 30 %

26
#. Perkakas (alat2 ringan) 20%

#. Reaksi seseorang 14%

#. Alat pelindung Diri 12%

#. Prosedur dan ketertiban kerja 12%

#. Alat-alat berat 8%

1. Reaksi seseorang ; yang harus diwaspadai ;

*. Membelkan/mengenakan alat pelindung diri

*. Merubah posisi/letak secara tiba-tiba

*. Mengatur kembali/mengentikan/ meninggalkan pekerjaa

27
*. Memasang hubungan Tanah

*. Memasang sistim pengeblokan (lockout)

2. Posisi seseorang ; sering merupak perbuatan yang membahayakan. Cara analis dengan pertanyaan apakah
posisi tersebut dapat:

@. Terbentur atau terkena benturan

@. Terjepit/terkait

@. Terjatuh ketempat yang lebih rendah

@. Terkena temperature/suhu yang tinggi/ aliran listrik

@. Mengisap atau menelan zat-zat berbahaya

@. Memporsis tenaga saat mengangkat,menarik,mendorong/

3. Perkakas dan Alat ; waspadai TTA dengan , Apakah alat dan perkakas tersebut:

@. Sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

28
@. Secara benar digunakannya

@. Aman kondisinya untuk digunakan.

4. Tatacara ; merupakan prosedur kerja aman,maka perlu memahami 3 langkah prosedur dengan cara bertanya
:

@. Apakah Prosedur kerja sudah memadai

@. Apakah prosedur kerja telah ditetapkan dan dimengerti

@. Apakah prosedur kerja sudah diikuti dan di pertahankan

5. APD ; untuk melindungi diri dari bahaya untuk ;

Kepala, tangan, mata, muka, badan, telinga, kaki, system pernapasan

C. Tindak lanjut inspeksi

1. Pembuatan laporan Inspeksi

29
#. Temuan inspeksi sebelumnya yang belum di tindak lanjuti

#. Urutkan/klasifikasi hasil temuan

#. Deskripsi bahaya

#. Tindakan kereksi yang di rekomendasikan

#. Penanggung jawab

#. Tindakan koreksi yang sudah dilaukan

2. Proses Tindak Lanjut

#. Hal-hal yang berbahaya penyimpangan tercatat

#. Guna mengkaji ulang untuk memastikan tindakan perbaikan

JOB SAFETY ANALISIS (JSA)

30
Analisa tugas adalah aktifitas program yang kritis tidak saja untuk keselamatan dan kesehatan kerja, sebagai metode pendekatan
yang dilakukan mencakup 6 aspek ;

1. Invertarisasi Tugas

Adalah mebuat suatu daftar yang sistematis dari semua jabatan, misalnya jabatan consentrator ; misl ; Griding
operator,stecker,foation operator,asisten foation operator,Tim plant operator,folter floor operator

2. Identivikasi tugas yang kritis

Langkah pertama : membuat daftar semua jabatan

Langkah kedua : membagi semua tugas sehingga dapat mentukan tugas yang kritis

Tugas kritis / tidak ada 4 faktor yang di pertimbangkangkan :

1. faktor keparahan

diambil dari biaya yang paling mungkin timbul akibat melakukan kesalah dalam Tugas.

Skala peparahan dari 0 – 6

31
2. factor kekerapan/keberulangan

seringnya pekerjaan itu dilakukan dan jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tsb

32
3. Faktor peluang

Dipengaruhi oleh beberapa factor :

a. Resiko ; bagaimana bahaya yang terkandung dalam tugas tersebut

b. Kesulitan ; bagaimana tugas tsb mempengaruhi kwalitas,produksi dan masalah lain

c. Kerumitan dari tugas

d. Kemungkinan kerugian apabila tugas tersebut tdk dilakukan dengan tepat

4. Faktor tugas baru, maka harus diperlakukan sebagi tugas kritis,dan dia terjamin aman.

3. Mengurai tugas menjadi langkah atau aktivitas

4. menganalisa dengan tepat potensi kerugian

33
5. menyusun pengendalian dan prosedur/petunjuk kerja

6. Pengunaan pada pekerjaan

Identifikasi Dan Analisa Potensi Kerugian

A. Identifikasi Potensi Kerugian

1. Manusia

Sesuatu yang berhubungan dgn kerja yang dpt menimbulkan cidera, penyakit, strees/ketegangan

Pekerja dapat terjepit, terjatuh,atau terbentur

Dapat menurunkan keselamatan, produksi atau kwalitas

2. Peralatan

Apasaja bahaya yang ditimbulkan dari peralatan,kondisi darurat yang mungkin timbul,kerugian pada kwalitas dan
produksi

34
3. Material/bahan

Bahaya yang terpapar dari baha/material ,kemungkinan kerugian K3 kwalitas dan produktifitas

4. Lingkungan

Potensi masalah housekeeping/tatatertip, potensi kebisingan, penerangan,panas, dingin, ventilasi dan radiasi serta
factor yang menimbulkan kerugian K3,kwalitas dan produktifitas.

B. Metoda analisa,

Ada dua dasar pendekatan :

1. Analisa dengan observasi dan diskusi ; ada 6 langkah :

1. seleksi beberapa pekerja utk berbagi pengalaman

2. pastikan yang dievaluasi pekerjaan bukan pekerja

3. catat dala uraian awal

4. untuk keakuratan

35
5. ulangi langkah 2 – 4, dengan mengeset, menyetel, memulai, mengerakan dsb

6. identifikasi kerugian yang terpapar

2. Analisa dengan mengunakan diskusi ; yang dilakukan :

1. Cari beberapa org yang berpengalaman

2. Lakukan satu / beberapa kali pertemuan

3. Jelaskan cara penggunaannya dan cara pendekatan

4. Tentukan langkah yang signifikan dan aktifitas yang kritis

5. identifikasi kerugian yang terpapar

3. Analisa hubungan tujuan manajemen , bahan analisis ;

1. Biaya orang 9.Kwalitas – Orang

2. Biaya alat 10. kwalitas – Peralatan

36
3. Biaya bahan 11. Kwalitas

4. Biaya lingkn 12. Kwalitas – Lingkn

5. Produktifitas 13.Keselamat – orang – Bahan

6. Prods – peralatan 14. Keselamat – Alat

7. Peraltn – lingkn 15. Keselamat – Bahan

8. Produksi – bahan 16. Keselamat – Lingk

C. Membuat Pemeriksaan yang Efisien

1. Sipa yang paling bertanggung jawab

2. dimana tempat yang terbaik untuk melakukan

3. Kapan harus dikerjakan

4. apa tujuannya

37
5. mengapa langkah ini diperlukan

6. bagaimana cara tebaik melakukannya

Pengendalian, Prosedur dan Instruksi Kerja

I. Pengandalian

Adalah tindakan dan pencegahan yang akan mencegah terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan
dengan efisien yang maksimal.

II. Prosedur Kerja

Adalah suatu alat untuk belajar dan mengajar, maa suatu prosedur harus jelas, ringkas, benar dan lengkap, selain itu prosedur harus
:

a. bermanfaat untuk motifasi dan untuk meningkatkan pemahan.

b. Menghadirkan langkah uraian dari bagaimana proses berlangsung

38
c. Mengungkapkapkan langkah positif “cara apa yang dilakukan

d. Buat dalam format yang sederhana dan fungsi yang sederhana.

III. Instruksi Kerja

Pedoman untuk mempersiapkan Instruksi kerja yang fungsional :

a. Hadirkan pedoman yang positif untuk hasil kerja yang benar

b. Tidak terbatas untuk tugas yang spesifik tapi berhubungan dgn


banyak aktifitas

c. Dilakukan oleh pekerja dalam jumlah yang besar, jarang dilakukan,


tugas spesifik

d. Penekanan dalam instruksi kerja :

1. Motivasi

2. Sumber masalah khusus

39
3. Pakaian dan alat pelindung diri

4. Prosedur keadaan darurat

5. Peralatan dan perkakas yang khusus

6. Peraturan dan aturan yang penting

7. Pedoman yang positif dan benar

Job Safety Analisis (JSA)

JSA ini merupakan suatu tindakan yang diambil untuk TTA dan KTA

Dasar pemikiran JSA :

1. Setiap kecelakaan pasti ada penyebebnya

40
2. Setiap tugas dapat diuraikan ke dalam suatu urutan tahapan sederhana

3. Setiap tahapan pekerjaan dapat dikenali bahayanya

4. Setiap bahaya pada pekerjaan dapat diketahui

Dalam melaksanakan JSA jangan sampai ada yang tertinggal krn akan berakibat fatal.

Mengapa JSA diperlukan ;

1. untuk menguasai dan pempunyai kepentingan langsung dengan tiap jenis pekerjaan yang menjadi tugas anak buahnya

2. Mempunyai kepentingan langsung

3. untuk keselamatan pekerja

Penggunaan JSA, untuk :

1. Orentasi pekerja baru/Pelatihan pengawas baru.

Apa Pekerjaan yang akan mereka lakukan dan bagai mana pekerjaan itu dilakukan

41
2. Pelatihan pengawas yang baru

Yang paling memahami pekerjaan pada areal tersebut.

3. Instruksi tugas yang benar

Mempunyai nilai yang sangat besar dalam membantu pangawas menemukan tanggung jawab dasar

4. Observasi tugas yang terancam

Dapat menganalisa sebaik apa performance dari pekerja

5. Safety talk/pertemuan kelompok

42
Dapat digunakan senagi bahan diskusi khusus

6. Penyelidikan Kecelakaan/inseden

Dapat membantu penyelidikan dengan teliti dan proses mana yang terjadu kesalahan.

7. Pelatihan ketrampilan Untuk :

#. Efisiensi safety dan produktifitas yang tinggi

#. Hasil dari instruksi tugas, observasi,pengajaran,pembibingan pelatihan ketrampilan dan penyelidikan kecelakaan

#. Proteksi yang optimal untuk org, property,proses,produktivitas dan kemampuan utk mendpat untung.

Manfaat JSA ;

1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman pekerja

2. Identifikasi dan analisa masalah

3. Membengun penyelesaian masalah

43
4. menstimulasi diterimanya kebijakan, peraturan dan prosedur

5. Meningkatkan safety

6. Memperbaiki kwalitas

Contoh JSA

Nama Pekerjaan : Tanggal :

Bagian : Dianalisis oleh :

Seksi : Disetjui oleh :

Alat pelindung diri :

44
PENYELIDIKAN KECELAKAAN

Insiden (Incident) ; Suatu kejadian yang tidak di inginkan yang menurunkan produktifitas tenaga kerja dan peralatan (near miss /
mear accident) , tidak ada cedera

1. Eksiden/Accident ( kecelakaan) ; suatu kejadian yang tidak di rencanakan tidak


dikendalikan dan tidak diinginkan yang mengakibatkan cideranya seseorang, kerusakan alat, produksi terhenti, dan bahkan
ketiga-tiganya

2. Bahaya (Hazard) ; segala sesuatu yang berpotensi untuk menyebabkan kecelakaan (cidera
pada manusia, kerusakan alat/lingkungan sekitar)

3. Faktor kecelakaan , factor utama kecelakaan :

1. Manusia, meliputi manajemen, karyawan,kontraktor, dll, seperti :

a. Eksekutif, memnentukan kebijakan, prosedur , standard an aspek yang berkaitan dengan kebijakan

b. Perakayasa Engnering,orang yang menciptakan lingkungan tempat kerja karyawan

c. Preventifve maintenance system, Orang yang mengatur sisitem pemeliharaan ; perkakas mesin
peralatan, dll

45
d. Menager yang memilih dan mementukan orang yang dikaryakan

e. Pengawas, orang yang memberi orentasi, instruksi, bimbingan, motivasi dan memimpin pekerja

2. Mesin / peralatan, meliputi perkakas, alat proteksi/keselamatan,peralatanyang bersifat


statis dan dinamis, mis loader,doses,greder dumtruck,bor dll

3. Material, hasil produksi, mis pasir besi,pecahan batu, coal , zat-zat kimia

4. Lingkungan , kondisi tempat kerja yang terjadi akibat suatu kegitan pertambangan, misalnya
temperature/suhu, kelembaban, berdebu,gas, radiasi, getaran, kebisingan, penerangan, tekanan.

4. Rasio Kecelakan

46
5. Gejala Penyebab Kecelakaan

Menurut Frank Bird berdasar teori domino Heinrick memperbaiki dan menyempurnakan dengan menggambarkan hubungan antara
manajemen dengan penyebab kecelakaan, bila manajemen tidak mengontrol setiap leveLmaka akan terjadi kecelakaan.

47
6. Gejala Penyebab Kecelakaan

Menurut Frank Bird berdasar teori domino Heinrick memperbaiki dan menyempurnakan dengan menggambarkan hubungan antara
manajemen dengan penyebab kecelakaan, bila manajemen tidak mengontrol setiap leveLmaka akan terjadi kecelakaan.

48
Pemeriksaan kecelakaan

Tujuan penyelidikan kecelakan ; mencari fakta dan penyebab kecelakan sehingga dapat diambil tindakan pencegahan agar kecelakan
yang sama tidak terulang lagi

Pemeriksaan kecelakaan ini dapat membantu :

1. menentukan gamabaran/kronologistentang terjadinya kecelakaan

2. menentukan penyebab kecelakaan

3. menetapkan otensi bahaya

4. mengembangkan cara pencehanya

5. mendifinikan gejala/ tanda kemungkinan terjadi kecelakaan

6. pemeriksaan secara obyektif

A. Sasaran pemeriksaan

Dilakukan terhadap kemungkinan kerugian besar , Mis ; cidera, sakit jabatan,kerusakan alat kebakaran,dll

49
B. Klasifikasi kecelakaan

Dibedakan atas 3 ;

1. kecelakaan ringan

Dalam Kepmen 555.K/26/DPT/1995


2. kecelakaan berat

3. kecelakaan mati

C. Pemeriksaan

Dalam pemeriksaan pengawas harus ikut terlibat dalam investigasi :

1. Pengawas memiliki kepentingan pribadi

2. Mengetahi jelas kondisi tempat kerja dan sifat/tabiat orang yang bekerja kepadanya

3. Pengawas harus tahu mengetahui dimana dan bagai mana mendapatkan informasi yang di perlukan

Hambatan pelapor kecelakaan ;

50
1. Takut catatan recort tidak baik

2. Takut terkena disiplin

3. Takut reputasi jelek

4. Tidak ingin pekerjaan terganggu

5. Tidak mengerti manfaat dan kerugian bila kecelakaan tidak dilaporkan

6. Tidak ingin hubungan dengan pengawas terganggu

7. Mengganggap kecelakaan itu suatu pelanggaran

8. Tidak meyukai perawatan itu senditi karena alas an pribadi

9. menghambat karier

10. takut terhadap perawatan dokter

Kecelakaan yang tidak dilaporkan akan menimbulkan masalah baru :

51
1. Insfeksi/peradangan

2. Agrevasi (agrevation), Mengukur derita dari rasa sakit yang timbul

3. Tidak ada informasi yang dapat di pelajari pengawas

4. Menjadi kebiasaan.

Untuk hal tersebut diatas maka pengawas harus dapat melakukan :

1. Bertindak dan bersikap positif

2. Memperhatikan peningkatan aktivitas program pengendalian kecelakaan/buat cacatan

3. Mengenal/mengakui perbuatan dengan tepat

4. Tunjukan kepercayaan pribadi,bahwa laporan sudah ditindak lajuti

5. Kembangkangkan kesadaran pekerja tentang keuntungan informasi kecelakaan

6. jelaskan ttg puncak es dan gunung tidak terjadi begitu saja.

52
Tahapan Pemeriksaan

1. Tahap terhadap keadaan darurat

a. Lakukan pengendalin pada tempat kejadian

b. Pertolongan pertama dan panggilan untuk pelayanan darurat

c. Pengendalian terhadap kecelakaan kedua uang mungkin timbul

d. Identifikasi sumber dari fakta-fakta

e. Lindungi fakta-fakta di perubahan.pengantian,pemindahan

f. Invertigasi untuk menentukan potensi kerugian,cidera,dan kerusakan

g. Pemberitahuan kepaka manajer/atasan/yang sesuai

2. Pengumpulan Data dan Informasi

53
1. Melakukan peninjauan langsung tempat kejadian untuk dapat gamabaran yang luas
tentang ligkungan terjadinya kecelakaan

2. Melakukan wawancara terhadap saksi-saksi;

a. saksi langsung, saksi yang terlimbat langsung dengan kecelakaan

b. Saksi tidak langsung, saksi yang tidak berhubungan langsung dengan kecelakaan

Dalam melakukan wawanca harus dapat memberi pengertian, dgn cara :

1. Ingatkan maksud dan tujuan

2. Tanyakan apa dan bagaimana terjadi

3. pertanyaan khusus tentang diri saksi

4. Cek tentang madsud /pengertian saksi dengan pemerikaan

5. Catat informasi yang bersifat khusus,vital secara cepat

6. Bicarakan tindakan koreksi pencegahan & terima kasih atas kerja samanya

54
3. Buat sketsa dan peta

4. Photo-photo kecelakaan

5. Catatan tentang personaltraining,pemeliharaan,prosedur kerja, dll

6. Analisa bahan/bagian yang tidak berfungsi

7. Pengujian kecelakaan

8. Rekonstruksi

9. Evaluasi dan analisa

Setiap supervisor harus tahu prinsip dasar terjadinya kecelakaan, dengan cara

1. Memakai teori sebab akibat

2. Menentukan faktor penyebab kecelakaan

3. Penyebab/tanda-tanda yang meliputi TTA dan KTA

55
4. Penyebab dasar meliputi personal factor dan job factor

5. Penyebab khusus yang sifatnya kritis

6. Kekurang dalam system manajemen

10. Tindakan Perbaikan

1. Pertimbangan dan tindakan pengendalian alternative

2. Lebih rendah kemungkinan terulang lagi

3. Mengurangi potensi kerugian yang lebih parah

4. Tindakan perbaikan sementara

5. Tindakan permanent sesegera mungkin

6. Buat dokomentasi dalam laporan

56
11. Kesimpulan dan rekomendasi

a. Laporan harus ditinjau oleh atasan ( middle or Upper Manager)

Dalam laporan mencakup :

1. Tempat kecelakaan

2. Sedang apakah korban

3. Apakah korban dapat melakukan pekerjaan tersebut

4. Tindakan yang sedang dilakukan korban

5. Apakah tindakan tersebut bagian dari tugas korban

6. Apa dasar tindakan, apa yang keliru, dengan cara bagaimana, apa yang menimbulkan kecelakaan

b. Koreksi dan rekomendasi harus jelas dan terinci

Yang dapat menjadi acuan :

57
1. Rekayasa (engineering)

2. Instruksi/cara kerja

3. penempatan orang dan cara kerja

4. Administrasi dan disiplin

12. Tindak Lanjut

a. Lakukan pertemuan ulang yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut.

b. Lakukan pemntauan secara tepat pelaksanaan perbaikan

c. Analisa data untuk suatu kemungkian

d. Ketepatan dan perubahan berdasar tujuan. Analisis, dan pengalaman

HAZARD IDENTIFICATION (IDENTIFIKASI BAHAYA)

58
Bahaya : - Sesuatu yang yang bisa menimbulkan kecelakaan

Hazard - Sesuatu yang menim,mbulkan cedera fisik

- Kondisi atau tindakan yang berpotensian kecelakaan

Bahaya : Segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kecelakaan(cidera pada manusia, kerusakan pada alat dan lingkungan sekitar)

Resiko/rezh : Kemungkinan kecelakaan ( cidera pada manusia/proses/lingk yang terjadi karena suatu bahaya .

Bahaya dan resiko keslamatan : Sumber bahaya yang berpotensi cidera pada manusia atau kerusakan alat dan lingkungan.

Bahaya dan resiko keselamatan : Sumber bahaya yang meyebabkan gangguan kesehatan, mis ; debu, kebisingan, yang berefek jangka
panjang.

Resiko sisa residu : Suatu resiko yang masih tertinggal walau telah diminimalisir, pencegahannya dengan APD

Lingkungan sekitar : tempat pekerja beraktifitas, hal ini selalu berubah-ubah maka selalu ditinajau ulang.

Sumber-sumber Energi : semua sumber yang bersifat merusak harus dikendalikan, kita perlu mengetahui letak dan pengaruh yang
ditimbulkan

59
Konsekuensi atau akibat : Sasaran ( manusia, peralatan, proses/produksi dan lingkungan) yang terkena dampak negative dari sumber
energi yang muncul (bahaya)

Kemungkinan (likelihottds) : kesempatan suatu sasaran terkena dampak negative dari sumber energi yang muncul. Hal ini
sulit di tentukan waktu kejadian, jumlah energi yang muncul, sasaran yang tekena, dan pengendaliannya

Pengendalian (controls) ; Pengukuran yang dilakukan untuk melindungi sasran. Pengndalian ini harus mengikuti Hirarki Pengendalian.

Kecelakaan / cidera terjadi bila ada persetubuhan langsung

~ resiko bukan akhir dari kejadian

Tipe-tipe bahaya :

60
61
Klasifikasi bahaya Bahaya baru Setelah di control

Akses resiko

Acceptable No pilih control bahaya

Yes

Temukan control

Pengelompokan kecelakaan, berdasar;

1. Kekerapan

62
2. Pengelompokan

3. Probabilitas

63
Tabel penilaian bahaya

Penilaian resiko ; menilai kekerapan, konsekwensi bahaya dan probabilitas yang di jumlahkan.

Penilaian resiko berguna untuk memasukan skala prioritas dalam pencegahan.

Identifikasi Bahaya

Langkah-langkah dalam identifikasi bahaya : inspection, observation, diskusi dgn pekerja, investigasi kecelakaan,
literature,brainstorming, serta analaisa secara kwantitatif dan kwalitatif

1. Observasi atau inspeksi Terencana, terhadap kondisi fakta tempat kerja,peralatan.

64
2. Brainstorming, melakukan dengan JSA,safety/Efgonomic commitees, MSDS,Informasi dalam
peraturan. Teknik lain : What-if analilis, Hazard and operability studies Hasop, Fault tree Analisis dan Failure mode and
effect analisis (FMEA)I.

Penilaian dan Pengkajian

Yang perlu kita lakukan :

1. Identifikasi seluruh oprasi ; Suatu pekerjaan yang luas spt ; penambangan, maintanance,
pengangkutan/transport,pengolahanbukan tugas individu/perorangan

2. Identifikasi bahaya/resiko ; membuat seluruh tugas baik harian /kadang-kadang (daily & occasion) atau pekerjaan
darurat selanjutnya menbuat daftar bahay dan resiko yang mungkin terjadi

3. Identifikasi pengaruh potensial pada personil ; membuat daftar sekumpilan orang yang terpengaruh oleh
bahaya/resiko, meliputi :

a. Masyrakat dari bahaya kebakaran,limpasan dll

b. Pekerja lain dari kebisingan, bahan kiamia dll

c. Kontraktor dari asbestos,isu keamanan dll

65
4. Identifikasi pengendalian saat ini (Existing controls)

5. Penentuan Existing control apakah sudah memadai

6. Penentuan pengendalin lanjut (Futher control) yang tepat

7. Pengendalian Suatu action plan untuk implemenasi pengendalian

Pengkajian bahaya/ resiko, penilaian terhadap :

1. Tingkat kekerapan /Frequency ( F )

2. Tingkat keparahan /Severity ( S )

3. Probabilitas atau kemugkinan / likelihood ( P )

66
Jadi nilai Resiko Hv = S + F + P

Tabel klasifikasi Bahaya

67
HIRARKI CONTROL BAHAYA (Hazard controls)

1. Enginering Control ; Tipe pengendalian dengan teknik rekayasa :

a. Mensubtitusi dgn proses yang kurang bahaya (lebih aman)

b. Mengganti proses untuk mengurangi pemaparan

c. Mengganti proses sehingga bahaya tidak tertransformasi ke pekerja

d. Menggunakan ventilasi isap (exhaust) secara local/menyeluruh guna mengurangi kensentrasi agent
berbahaya di udara

e. Mengatur getaran yang timbul, sehingga kebisingan dan trauma badan dapat du=I kurangi

Contoh :

1. memasang peredam disekeliling paeralatan yang bising

68
2. memasang pelinding di sekitar pinch point & rotating couplings

3. Merelokasi katup (valves) swiecthes dan shutdown dari are yang berbahaya

4. memasang pelindung pada mesin di tempat pemuatan.

2. Administrasi Control ; pengendalian bahaya dari manajemen seperti : pemilihan staff, pembatasan jam kerja,
pengaturan skedul kerja, program pemeliharaan, prosedur pemeliharaan, contoh :

1. mengatur perubahan shift.

2. Pengendalian jalan masuk, untuk org yang tidak berkepentingan ke area kerja

3. Mengontrakkan pekerjaan kepada kontraktor yang ahli dengan bukti pengelolaan K3nya baik.

3. Tertiary (work pectice) ; tipe control ini berhubungan dengan resiko sisa dan ringan ( mirror & residual
risk),meliputi prosedur kerja, pelatian dan memastikan pekerja tahu mengendalikan dan menghidari bahaya, contoh :

1. merefisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja

2. Mengurangi tenaga fisik dalam setiap langkah kerja

69
3. Mengubah syarat-syarat kepegawaian, saat kerja

4. Mengidentifikasi dan memberi / menyediakan peralatan yang lebih baik

4. APD (Alat Proteksi Diri) ; APD merupaan langkah terakhir dari pengendalian bahaya karena untuk manfaat jangka
pendek (short-term exposure)

SAFETY TALK DAN GROUP MEETING

Pertemuan kelompok yang efektif berguna untuk :

1. Menyakinkan bahwa setiap orang telah menerima informasi yang penting dalam waktu yang cepat

2. menciptakan iklim kerja sama dan interaksi kelompok

3. menyatukan presepsi tentang sauatu informasi

4. meningkatkan kemampuan komunikasi pekerja

Petemuan kelompok ini sangat membatu dalam :

70
1. Peningkatan kesadaran dan pemahaman pekerja tentang tugas

2. Membantu identifikasi dan analisa masalah

3. Membangun penyelesaian masalah

4. Menstimulasi diterimannya kebijakan,peraturan dan prosedur kerja

5. Meningkatkan safety ( mengurangi cidera dan kerusakan )

6. Memperbaiki kwalitas ( mengurangi produksi yang rusak dan pengerjaan ulang.

1. Komunikasi

Hal ini sangat di perlukan dalam pertemuan kelompok, dan penyampaian infor masi dari manajemen ke pekerja.

Faktor yang harus di perlukan dalam komunikasi :

1. Faktor hilang di jalan ; Semakin banyak orang orang yang berada pada garis komunikasi maka makin besar
kemungkinan terjadinya distorsi,perlambatan, kehilangan makna dan lidah orang kecendrungan merubah, maka komunikasi
Fase to fase seperti pertemuan kelompok akan sangat membatu

71
2. Faktor ketertarikan pada perasaan ; akan menghasilkan pengertian dan tindakan yang lebih cepat dan efektif

3. Faktor penggunaan ; seorang pengawas harus bias mengerti dan membatu pekerja dalam melaksanakan ide dalam
perkejaan mereka

4. Faktor alat bantu ; Alat bantu dalam suatu komunikasi ( audio maupun visual) sangat efektif karena akan
meningkatkan pengertian, kemampuan mengingat bagi pendengar.

Pekerja akan ingat :

10 % bila mereka membaca

20 % Bila mereka mendengar

30 % Yang mereka liat

50 % Yang mereka liat dan dengar

70 % Yang mereka katakana dan diskusikan

90 % Yang mereka katakan dan lakukan ttg suatu hal

72
2. Metode Diskusi

1. Metoda Ceramah dan diskusi ; metoda ini memberi keuntungan pada pemimpin rapat
krn dapat mengendalikan pertemuan, dapat menentukan presentasi, dan dapat menunda pertanyaan sampai ia siap,,
kelemahannya

2. Metoda Diskusi dan Tanya jawab ; dalam metode ini supervisor hanya sebagi
katalisator atau fasilitator yang akan menggali jawaban dari peserta, metode ini untuk merangsang partisipasi
perserta diskusi. Kelemahannya diskusi akan molor tanpa hasil yang memuaskan bila pemimpin rapat tdk dapat
mengendalikan diskusi

3. Metoda pro dan kontra ; metoda ini untuk merangsang peserta mrnyampaikan openi,
pemimpin diskusi harus berperan sebagi orang yang tidak memihak selama diskusi.

4. Metoda Diskusi kelompok kecil

Metode ini di fokuskan pada pemimpin diskusi yang selalu menjadi bagian diskusi,memberi atuaran,aktif
mengarahkan dan mengendalikan diskusi.

3. Persiapan Pertemuan Kelompok

73
Meliputi :

1. Pemilihan topic yang akan dibahas

Pemilihan tpik ini harus teliti karena akan mempengaruhi aktifitas dan antusias peserta,maka di saran kan dalam
memilih topic harus sedapat mungkin secara langsung berhubungan dengan peserta, Hal-hal yang perlu di perhatikan
supervisor dalam memilih topik ;

a. Topik yang dikuasainya

b. Masalah yang actual

c. Kecelakaan/Eksiden yang baru terjadi

d. Kebijaksanaan atau peratuaran yang baru

e. Rekomendasi pertemuan sebelumnya yang belum tuntas dilaksanakan

f. Kecelakaan yang mungkin bias terjadi pada suatu area kerja

2. Agenda rapat ; yang perlu di perhatikan dalam menyiapkan agenda rapat adh factor :

74
1. topic ; siapakan topic yang menarik agar semua peserta dapat diajak aktif semua ;

@. Topik yang dikuasai

@. Hal-hal yang actual

@. Tentang kecelakaan

@. Kejadian berbahaya (near miss)

@. Peratuaran

@. Kebijakan

@. Rekomendasi rapat sebelumnya

2. waktu ; kapan pelaksaannya agar hal di bahas dapat di tamkap dan di merngerti oleh peserta, jadi
diusahakan pagi hari

3. peserta ; dengan mempertimbangkan topic dan sasaran yang akan kita capai

4. tempat ; di ruang tertutup, atau di ruangan.

75
3. Fasilitas Rapat

1. Ruang

2. Alat bantu

3. Sound system

4. Pelaksanaaan Pertemuan Kelompok

1. Pembukaan ; untuk menghanggatkan suasana maka alangkah baiknya di awali dengan anekdot,
cerita lucu atau certi agar peserta tertarik dan menghangatkan suasana

2. Ceramah/diskusi ; dalam ceramah diharapkan dapat membangkitkan partisipasi perserta


rapat,Seni mengajukan pertanyaan merupakan hal yang sangat penting untuk mendorong partisipasi peserta

Seorang pemimpin rapat harus dapat mengatasi ;

a. Senang beragurmen

b. Pesimis

76
c. Suka bercanda

d. Pendiam

e. Sok tahu

f. Penuh inisiatif

g. Berpikir secara kreatif

3. Pengguna alat Bantu : Film, foto, prosedur kerja sound system dll

4. Pengatuaran waktu

5. Rangkuman

Analisa Pelaksanaan ;

a. Bagaimana pembicara menyampaikan dan mempresentasikan

b. Apakah dia mengusai

77
c. Apakah dia tetap dalam jalurnya

d. Apakah ada informasi yang perlu di sampaikan

e. Apakah dia mendapat presentasi

Manfaat :

1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman pekerja

2. Identifikasi dan analisa masalah

3. Membangun penyelesaian masalah

4. Mempermudah di terimannya kebijaksanaan, peraturan dan prosedur

5. Meningkatkan K3

6. Memperbaiki kwalitas pekerja

Contoh :

78
Topik :

Pembicara :

Peserta : Waktu :

Tujuan pertemuan :

Materi pertemuan :

Metode :

Uraian kegiatan pertemuan :

1. Pembukaan 3 menit

2. Ceramah 15 menit

3. Pembahasan dan diskusi 25 menit

79
4. Saran dan diskusi 10 menit

5. Penutup 5 menit

RESPONBILITY DAN ACCOUNTIBILIY

1. PENGERTIAN

Pengawas adalah penghubung antara pihak manajemen dengan pekerja

Kebijakan perusahaan ; bekerja seefektif dan seefisien mungkin untuk menghasilkan produksi yang tinggi namun
tetap aman.

Respontability : Keadaan wajib menggung segala sesuatu

Accountability ; keadaan yang dipertanggung jawabkan

Orang accountable : Orang yang yang responsible (bertanggung jawab) terhadap apa yang mereka kerjakan dan
kinerjanya dapat dihitung dengan cara merinci pekerjaan yang tidak dapat dihitung (intangible) menjadi dapat
dihitung (tangible).

80
Respontability pengawas : keadaan dimana seorang pengawas menjalankan kewajiban yang ditugaskan dan
bertanggung jawab terhadap atasan (belum terinci)

Accountibility Pengawas ; keadaan di mana pengawas menjalankan tugasnya bersifat tangible ( dapt di hitung) dan di
mintai pertnanggung jawab,atas terlaksana dan ditaatinya kewajiban yang ditugaskan kepadabya dapat di kenai
sangs I hokum

Respontibility / accountabilitity seorang pengawas oprasional / teknik ; keadaan dimana seorang pengawas menjamin
dan bertanggung jawab atas terlaksananya dan di taatinya peraturan perundang-undangan Keslamatan dan kesehatan
Kerja pada usaha pertambangan yang menjadi pertanggung jawabnya

2. KEPALA TEKNIK TAMBANG

Orang yang ditunjuk perusahaan dan ditunjuk oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang (KPIT) untuk bertanggung
jawab atas terlaksananya Peraturan perundang-undangan K3 di wilayah pertambangan

3. PENGAWAS

Dalam Kepmen petambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 pasal 11,12,13,14 dijelaskan bahwa :

@. KTT dibantu pengawas yang bertanggung jawab atas unit organisasi perusahaan tersebut

81
@. Bila perusahaan belum menunjuk pengawas tersebut maka KTT dapat menunjuk petugas tersebut

@. Petugas tersebut pengawas oprasional dan Teknik bertnaggung jawab kepada KTT

A. Kewajiban Pengawas Oprasinal ;

1. Bertanggung Jawab kepada KTT untuk keselamatan pekerja tambang yang menjadi bawahannya

2. Melaksanakan inspeksi,pemeriksaan, dan pengujian

3. Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan, dan keselamatan kerja dari orang yang ditugaskan
kepadanya

4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi dan pengujian.

C. Kewajiban Pengawas Teknis

1. Bertanggung jawab kepada KTT untuk keselamatan dan pekerjaan serta pemeliharaan yang benar
dari semua peralatan

2. Mengawasi dan memriksa semua permesinan dan kelistrikan, dalam ruang lingkup yang menjadi
tanggung jawabnya

82
3. Menjamin selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, pengujian, dari permesinan dan kelistrikan

4. Membuat dan menandatangani penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian

5. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua pemesina dan peralatan sebelum dan setelah di
pasang/di perbaiki

6. Merencanakan, dan memekankan pelaksanakan jdwal pemeliharan serta perbaikan mesin tambang,
pengangkutan, pembuat jalan,dan semua mesin lain yang perlu digunakan.

Pada Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 ; Pemeriksaan tambang untuk memastikan kondisi kerja yang aman, pengawas harus melakukan
pemeriksaan sbb ;

1. Setiap gilir kerja

2. Setiap gilir kerja harus memeriksa setiap tempat sebelum peledak

3. Setiap hari kerja memeriksa jalan masuk/tangga yang dugunakan pada hari itu

4. Semua pekerja, front kerja, tanggul, lereng kerja serta pelaksanaan dari pekerjaan memperbaiki, jika diperlukan.

5. Setiap pekerjaan danpek=leksanaan peledakan serta keadaan peralatan dan kendaraan yang di gunakan di tempat itu

83
6. Persiapan alat pengangkutan, jalan-jalan tambang, pengaman permesinan, dan tempat-tempat tidak aman

7. Mengambil tindakan bila menemukan tindakan tidak aman

5. TANGGUNG JAWAB PENGAWAS YANG ACCOUNTABLE/TERUKUR ;

a. Rinci tahapan pekerjaan pengawasan K3 yang akan dilaksanakan

b. Buat jdwal pengawasan yang baik

c. Waktu pengawasan

d. Buat petunjuk (guidelines) pengawasan

e. Aspek yang wajib di periksa ( Ceklist)

f. Bentukan daerah yang akan di awasi

g. Evaluasi kwantitas pengawasan, daftar hadir dan prosentase ketaatanterhadap K3

h. Tentukan siapa yang bertanggung jawab melakukan pengawasan

84
i. Tentukan standart evaluasi

j. Pelaporan dan arsip

FUNGSI DAN PERANAN PENGAWAS

A. Permasalahan Umum Supervisi

1. Supervisory responsibility/accountability ; kejelasan tanggung jawab, standar evaluasi dari tanggung


jawab dan sangsi apabila melalaikan tugas.

2. Supervisory skill ; Pengawas yang trampil akan cepat melihat KTA dan TTA yang didaerah tempat
kerja dan melakukan tindakan pencegahan, maka pengawas harus dibekali pengetahuan K3 yang cukup.

B. Fungsi Supervisor ; Sebagai penghubung, mediator antara manajemen dengan karyawan di lapangan, maka pengawas
harus mampu mengerakan, memotifasi agar tetap produktif dan bekerja dengan aman menuju tujuan perusahaan,

C. Peranan Supervisor

1. Production oriented ; meggerakkan dan memberi contoh yang baik,maka perlu di lakukan :

85
a. Latar belakang pendidikan

b. Perencanaan kerja dan pengawasan

c. Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus diorganisir dengan baik

d. Pelaksanaan pekerjaan harus dikontrol

e. Laporan harus di buat dengan baik

2. Employee oriented ; bahwahan adalah segalanya, maka yang harus dilakukan ,

a. Subordinate

1. Uderstanding orther ; mengetahui kebutuhan bawahan dan atasan,saling mempercayai dan tidak
apriori

2. Looking after subordinate ; Mengetahui daimana bawahan berada,apa yang dilakukan, kondisi tempat
kerja dan alat yang di pakai

b. Adviser dan instructor ; memberi bimbingan, nasehat, pelatihan, pengarahan,


koreksi

86
c. Superior ; loyal, komunikasi, sensitivenes

d. Peers ; kerjasama, terbuka, saling terbuka, saling mendukung, komulatif

3. Safety oriented ; perkerjaan yang baik,produksi meningkat dengan tidak ada kecelakaan, dan semua
harus berorientasi terhadap safety

D. Wewenang Supervisor

1. Mengatur anak buah

2. Mengatur pekerjaan

3. mengawasi pelaksanaan pekerjaan

4. Mengatur bawahan

5. Menilai bawahan

SEPULUH KUNCI SUPERVISI k3

87
1. Penentuan Tata Pelaksanaan Kerja

Menstandarisasikan metode kerja oprasi agar dalam produksi dapat mutu yang tinggi dan dalam jumlah yang banyak dengan
biaya rendah dekerjakan dengan aman dan sehat

2. Perbaikan Metode Kerja

Pengawas harus selalu memperhatikan apakah meode kerja/metode oprasi berbahaya / menganggu dan segera di perbaiki
agar memperoleh hasil yang lebih baik, maka

a. Mencari hal-hal yang perlu diperbaiki

b. Menganalisa metode sekarang , berdasarkan fakta (memahami keadaan)

c. Mencari masalah , sesuai standar ( mengetahuihal-hal yang menjadi masalah )

d. Mempertimbangkan cara mengatasinya , mempertimbangkan pendapat orang yang


berkaitan

e. Menetapkan metode baru ,mempertimbangkan hasil pelaksanaan (menganalisa


hasil)

88
3. Penenpatan pekerja yang tepat

Pengawas harus :

a. Mengetahui kebutuhan pekerjaan

b. Mengetahui cirri-ciri pekeja dan membagi tugas sesuai ciri-ciri tsb

c. Menanggapi keinginan pekerja sebisa mungkin

d. Bila perlu mengusulkan pemindahan penempatan pekerja pada atasan

4. Pembinaan dan pengawasa dalam melaksanakan tugas

Pengawas langsung memimpin dan membina bawahan melakukan tugas dilapangan dan secara langsung mrngatur bahan,sarana,
mesin dan peralatan di tempat kerja. Yang berhubungan dengan K3 :

a. Menyempurnakan standar pelaksanaan pekerjaan secara selamat dan sehat


menyuruh bawahan untuk menaati

89
b. Menyempurnakkan daftar pemeriksaan secara suka rela dan menyuruh bawahan
untuk memeriksa

c. Mengetahui siapa yang memerlukan pemeriksaan suasana kerja

d. Menyempurnakan pemusnahan dan pembersihan

e. Penempatan pekerja berdasar kwalifikasi dan kemampuan pekerja

f. Melakukan pembinaan dan pelatihan K3

g. Meningkatkan kesadaran bawahan mengenai K3

h. Membuat ketentuan untuk menguasai keadaan darurat

i. Memelihara kesehatan bawahan

j. Memasang petunjuk/tanda di tempat kerja

5. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja

Langkah2 peningkatan K3 ;

90
a. Peningkatan sarana mesin

b. Peningkatan sarana listrik

c. Peningkatan mencegah kebakaran oleh karena ledakan

d. Peningkaran tingkatkesleamatan sarana angkutan

e. Peningkatan kesleamatan akibat terjatuh dan bahaya jatuhan

6. Pemeliharaan syarat lingkuangan kerja

Hal-hal pokok dalam pelaksanaan kerapian dan kebersihan adalah;

a. Menyesuaikan arah pengaliran pekerjaan dan lay out sarana supaya menghilangkan
pekerjaan yang pengangkutan yang tidak di butuhkan

b. Tempat penyimpangan dan cara penyimpangan baik barang-barang

c. Ditentukan koridor, pintu masuk/keluar serta pintu darurat, dan selalu


memelihara tempat tersebut

91
d. Tentukan wadah untuk untuk mengumpulkan barang yang tidak dibutuhkan
ditempat kerja

e. Tentukan penanggung jawab masing wilayah

f. Dilakukan pemeriksaan kerapian dan kebersihan yang dilaksanakan

7. Pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja , meliputi ;

a. Membuat rencana pemeriksaan

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu pemeriksaan

c. Pembuatan cek list

8. Penyelesaian pada waktu yang ditentukan

Hal-hal yang mengakibatkan kecelakaan KTA dan TTA

Kondisi Tidak Aman (KTA)

#. Sarana dan peralatan keslamatan dari mesin yang rusak/kapasita menurun

92
#. Penutup/pelindung jeruji dan instalasi yang rusak

#. Petunjuk meteran bergoyang melewati batas normal

#. Kelainan suara, getaran, suhu, kecepatan mesin yang sedang dioprasikan

Tindakan Tidak Aman (TTA)

#. Bekerja tidak memakai APD

#. Kerja kelompok dilakukan tidak disiplin

#. Tetap menggunakan sarana yang rusak

9. Peningkatan kesadaran K3

Metode peningkatan K3 :

a. Metode tool box meeting

b. Memanfaatkan system usulan K3

93
c. Memanfaatkan system paket K3

d. Memanfaatkan apel pagi

e. Menentukan hari K3

f. Meningkatkan melalui lomba K3

g. Memanfaatkan system penghargaan K3

h. Memanfaatkan poster dan semboyan

10. Kreatifitas untuk mencegah kecelakaan kerja

Cara untuk meningkatkan keraticitas pekerja untuk mencegah kecelakaan kerja ;

a. Menciptakan suasana kerja yang baik untuk meningkatakan kreatifitas ;

1. masalah yang diperoleh melalui program yang dilakukan

2. Usulan untuk perbaikan

94
3. Memuji ide yang baik

b. Memahami situasi secara bersama

Melakukan pekerjaan dengan baik dan meninggkatkan keselamatan merupakan usaha bersma antara bawahan dan
pengawas.

c. Membina daya keratifitas

Beberapa jenis kemampuan kreatifitas ;

1. Kemampuan menyadari masalah dan mencari factor masalah dalam pekerjaan (kemampuan mencari
masalah)

2. kemampuan memanfaatkan pengetahuan dasar (kemampuan menerapkan)

3. Berpikir yang lunak, menciptakan ide baru ( kemapuan imajinasi)

4. Berdasar petunjuk baru dan menciptakan ide baru ( kemampuan menyusul)

5. Menyusun agar ide baru dapat digunakan secara nyata (kemampuan menyempurnakan

95
96

Anda mungkin juga menyukai