Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL INVESTIGASI KETERLAMBATAN SISWA

Sumber Data Primer : Wawancara dengan Siswa yang terlambat


Sumber Data Sekunder : Buku Piket Tahun Ajaran 2023-2024
Rentang Pengambilan Data : 2 Minggu ( 24 Juli – 5 Agustus 2023)

Tujuan diadakan Investigasi : Untuk mengetahui permasalahan yang di hadapi siswa yang
terlambat

Hasil yang diharapkan : Dengan adanya data yang diperoleh, dan kesimpulan yang di ambil
dapat menjadi bahan evaluasi keterlambatan siswa dengan harapan
dapat menimbulkan solusi-solusi keterlambatan siswa guna
mengurangi keterlambatan siswa di SMK Nusantara

Penulis : Guru Piket SMK Nusantara Tahun Ajaran


Tim Investigasi : Guru Piket SMK Nusantara Tahun Ajaran
Dari informasi Diagram di atas dapat disimpulkan minggu kedua lebih banyak yang
terlambat di banding minggu pertama, kondisi ini tentu saja tidak baik. Di harapkan pada minggu
ketiga angka keterlambatan siswa bisa dibawah 25 siswa atau rata-rata tidak lebih dari 4 siswa
setiap harinya yang terlambat.
Berdasarkan gambar diagram diatas, hari yang paling banyak siswa terlambat adalah hari
senin dan kamis. Fokus utamanya bukanlah di hari senin dan kamis, tapi 1 hari sebelumnya,
dimungkinkan ada aktivitas berbeda yang mempengaruhi sehingga siswa lebih banyak presentase
keterlambatan pada hari senin dan kamis.
Berdasarkan kelas dengan jumlah tertinggi siswa yang terlambat terlihat didominasi kelas
XI, disusul kelas X dan kelas XII (Kelas XII dihitung hanya 2 hari, yaitu pada hari sabtu). Dalam
hal ini butuh peran wali kelas dalam menindaklanjuti permasalahan siswa yang terlambat.
Berdasarkan diagram lingkaran di atas. Selisih 2 persen antara jurusan pemasaran dengan
perkantoran. Masih dapat dikatakan berimbang apabila dilihat dari data siswa yang terlambat,
namun akan menjadi focus apabila presentase diambil dari jumlah siswa secara keseluruhan baik
jumlah siswa pemasaran maupun dengan jumlah siswa perkantoran. Dalam hal ini butuh peran
Kepala Program dalam menindaklanjuti permasalahan siswa yang terlambat di programnya
masing-masing.
Berdasarkan Kategori keterlambatan, 76% permasalahan terlambat itu rentang 1-10 menit
setelah apel pagi di mulai. Yang menjadi focus adalah 24% siswa hadir setelah bel tanda masuk
jam pertama dibunyikan. Beberapa di antara mereka mengaku bahwa mereka kesiangan bangun
tidurnya.
Sebanyak 54% siswa terlambat masih dapat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya,
mereka hanya kalah cepat mengkondisikan kendaraannya di tempat parkir dengan waktu
pelaksanaan apel.
Ternyata budaya setiakawan atau ketergantungan dengan teman masih ada, terlihat 22%
mengaku terlambat dengan alas an menunggu temannya dan sisanya bangun tidur kesiangan.
Dari 59 kasus terlambat, terdapat 8 siswa yang lebih dari 1 kali terlambat datang kesekolah,
7 siswa sebanyak 2 kali dan 1 siswa 3 kali terlambat dalam waktu 2 minggu awal KBM.

Semoga hasil investigasi ini dapat menimbulkan adanya sebuah solusi Bersama, baik untuk
sekolah, maupun siswa dan wali murid dirumah.

Anda mungkin juga menyukai