Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

“Hasil Kebudayaan Pada Zaman Megatilikum”


Gambar-gambar atau alat-alat dari zaman megalitikum, tiap gambar di beri pengertian
beserta fungsinya.

Dela Mouja
22812010

1. Dolmen

Salah satu peninggalan dari zaman Megalitikum adalah Dolmen, yaitu meja batu yang digunakan
oleh manusia pada masa lampau untuk meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh
nenek moyang. Dolmen umumnya berupa batu berukuran besar dengan permukaan datar, yang
panjangnya sekitar 300 cm dengan lebar sekitar 100 cm. Batu besar dan datar ini kemudian
disangga dengan beberapa batu berukuran besar dan kecil hingga mencapai tinggi sekitar 115
cm.

Fungsi Dolmen

Dolmen merupakan salah satu peninggalan zaman praaksara yang berfungsi sebagai tempat
untuk meletakkan sesajian, yang akan dipersembahkan kepada arwah nenek moyang dan untuk
peribadatan. Adakalanya, ruang di bawah dolmen digunakan sebagai tempat meletakkan jenazah
agar terhindar dari binatang buas. Selain itu, dolmen juga digunakan oleh ketua suku supaya
mendapatkan anugerah dari leluhurnya.
2. Menhir

berasal dari bahasa Keltik, men yang artinya batu, dan hir yang berarti panjang. Jadi, arti menhir
adalah batu panjang. Benda peninggalan zaman Megalitikum ini dapat berupa batu tunggal
(monolith) atau berupa sekelompok batu yang diletakkan sejajar di atas tanah. Ukuran menhir
bisa sangat bervariasai, tetapi sering kali berbentuk meruncing ke arah atas. Dalam kepercayaan
animisme, menhir adalah alat pengikat antara arwah nenek moyang dengan anak cucunya.
Sehingga melalui tugu batu ini, mereka memuja arwah nenek moyangnya.

Fungsi Menhir
 Sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang
 Sebagai tempat memeringati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal
 Sebagai tempat menampung kedatangan roh
 Sebagai penolak bahaya yang mengancam
3. Punden berundak
Dikutip dari jurnal Eksistensi Punden Berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung,
Kintamani Bangli (Kajian tentang Sejarah dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sejarah)
(2013) oleh I Wayan Pardi, punden dalam bahasa Jawa berarti orang yang dimuliakan.
Sementara berundak artinya bertingkat-tingkat. Dengan demikian, punden berundak adalah
bangunan suci tempat pemujaan roh leluhur yang bentuknya bertingkat-tingkat atau berundak-
undak. Hal ini memberi anggapan bahwa nenek moyang berada di puncak gunung. Puncaknya
yang berundak menunjukkan tingkatan perjalanan roh nenek moyang ke dunia arwah, yakni
puncak gunung, yang dilambangkan dengan menhir.

Fungsi punden berundak

Fungsi utama punden berundak ialah sebagai sarana pemujaan untuk memuja serta
menghormati roh leluhur. Berkaitan dengan kepercayaan masyarakat saat itu, pemujaan roh
leluhur ditujukan untuk mencegah datangnya bencana atau musibah, seperti wabah dan gempa
bumi. Selain itu, peninggalan era Megalitikum ini juga sering digunakan untuk meletakkan
sesajen atau persembahan lainnya.
4. Waruga
Fungsi dari waruga adalah sebagai makam, di mana orang Minahasa diduga telah
menggunakannya sejak abad ke-9. Pada awalnya, orang Minahasa yang meninggal dibungkus
dengan woka, atau sejenis daun palem. Dalam perkembangannya, mereka mulai menggunakan
waruga, di mana jenazah akan diletakkan dalam posisi menghadap ke utara karena percaya
nenek moyangnya berasal dari utara. Waruga berasal dari dua kata dalam bahasa Tombulu,
yakni wale yang memiliki makna rumah, dan ruga yang berarti hancur atau terbongkar.
Penamaan ini didasarkan pada bentuk waruga yang mirip dengan rumah penghancur jasad atau
tempat untuk melakukan kremasi.
5. Sarkofagus
Fungsi Sarkofagus

Setelah mengetahui pengertiannya, terdapat beberapa fungsi sarkofagus


yang perlu Anda ketahui. Secara umum, fungsi sarkofagus digunakan
sebagai keranda atau peti mati untuk menyimpan jenazah yang
diperkirakan ada pada zaman megalitikum. Selain itu, fungsi sarkofagus
juga berguna sebagai dolmen atau kubur batu. Fungsi ini seperti sarkofagus
yang ditemukan di Bondowoso, Jawa Timur. Selain itu, di beberapa situs
bersejarah, sarkofagus juga ditemukan bersama dengan benda peninggalan
lainnya seperti menhir, arca, batu susu, dan plumping. Sedikit berbeda jika
di Mesir, fungsi sarkofagus digunakan sebagai pelindung mumi dari
keluarga kerajaan. Terkadang, sarkofagus di Mesir dipahat khusus
menggunakan alabaster, yaitu tepatnya di zaman Mesir Kuno. Bukan hanya
di Mesir, sarkofagus juga digunakan oleh bangsa Romawi, hingga
berkembang dalam ajaran Nasrani untuk menguburkan mayar di dalam
tanah.

6. Kubur batu

Sedangkan sesuai dengan namanya fungsi dari kubur batu sendiri sebagai
tempat penguburan (stonecists) bagi orang-orang yang dihormati di
lingkungan masyarakat yang hidup pada masa megalit. Di situs Tanjung Aro
ini kubur batu berjumlah 2 buah dan letaknya berdampingan dengan bentuk
dan ukurannya hampir sama. Kubur batu terbuat dari susunan lempengan
batu membentuk sebuah ruang atau bilik dan terletak di bawah permukaan
tanah, bilik tersebut memiliki ukuran a) lebar 1,33 m, panjang 1,74 m, tinggi
1,57 m dan b) lebar 0,70 m, panjang 0,85 m, tinggi 0,90 m.  Kubur batu ini
sudah dilakukan pengamanan dengan cara diberi pagar keliling yang terbuat
dari kayu dengan ukuran panjang 5,50 meter dan lebar 5 meter. Sedang
bagian atas di beri cungkup seng dengan tiang penyangga dari kayu dan
pondasi semen.

Anda mungkin juga menyukai