Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA


“Sediaan Suspensi Rekonstitusi Ampisilin 120 mg/5 mL”

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Amanda Putri Y (P17335122003) Nadia Oktafani
Dandika Dwirizky S (P17335122006) (P17335122023)
Imani Campernik (P17335122016) Sakinah Nurnadya (P17335122032)
Karina Safitri (P17335122018) Silmi K Wildah (P17335122035)

Pembimbing Praktikum :

Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt.

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN FARMASI
2023
Sediaan Suspensi Rekonstitusi Ampisilin 120 mg/5 mL

I. TUJUAN PERCOBAAN (Silmi Khoerussyami Wildah P17335122035)


1. Mengetahui preformulasi dari bahan aktif
2. Mengetahui pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi ampisilin 120mg/5mL
3. Mengetahui permasalahan dan penyelesaian sediaan suspensi rekonstitusi
ampisilin 120mg/5mL

II. LATAR BELAKANG (Silmi Khoerussyami Wildah P17335122035)

Ampisilin mencegah langkah transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel


bakteri dengan mengikat satu atau lebih protein pengikat penisilin S, sehingga mencegah
biosintesis dinding sel mengakibatkan lisis bakteri. Ampisilin memberikan aksi bakterisida
pada bakteri gram positif dan gram organisme negatif spektrumnya melibatkan organisme
gram positif seperti misalnya Streptococcus pneumoniae, Listeria monocytogenesis dan
gram negatif misalnya Moraxella catharalis dan Escherichia coli. (Journal of
pharmaceutical research and report. Clinical pharmacology of ampisilin)

Ampisilin bertanggung jawab untuk tahap akhir pembentukan peptidoglikan yang


merupakan komponen utama dinding sel. Ampisilin termasuk dalam kelompok obat yang
dikenal sebagai penisilin. Ampisilin diklasifikasikan dalam aminopenisilin (penisilin
spektrum luas). Ampisilin adalah turunan semisintetik dari penisilin yang berfungsi sebagai
antibiotik spektrum luas yang aktif secara oral. (Journal of pharmaceutical research and
report. Clinical pharmacology of ampisilin)

III. TINJAUAN PUSTAKA (Karina Safitri P17335122018)


3.1 Preformulasi Bahan Aktif
3.1.1 Simethicone
Bahan aktif Simethicone
Rumus empiris [-(CH3)2SiO-]
(FI VI, halaman 1611)
Struktur
molekul

Pemerian Cairan kental, tembus cahaya, warna abu-abu. (FI VI,


halaman 1611).
pH intrinsik Antara 3,5 – 4,6 (USP 29)

Kelarutan Tidak larut dalam air, dan dalam etanol, fase cair larut
dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen, tetapi
silikon dioksida tertinggal sebagai sisa dalam pelarut-
pelarut itu. (FI VI, halaman 1611).
Stabilitas
Pemanasan kering, minimal 4 jam pada suhu 160 °C harus
● Panas
disimpan di tempat yang sejuk, kering, jauh dari bahan
● Cahaya pengoksidasi
Tidak boleh digunakan pada formulasi atau proses kondisi
● Air sangat asam (dibawah pH 3) atau sangat basa (diatas pH
10)
(Handbook of Pharma Manufacturing Formulation Liquid
● pH
Product, vol.6, halaman.619)
Inkompatibilitas Simetikon inkompaktibilitas dengan sistem air dan akan
mengapung seperti minyak kecuali jika di emulsi terlebih
dahulu , tidak boleh digunakan pada formulasi atau kondisi
asam (dibawah pH 3) atau sangat basa (diatas pH 10)
karena kondisi ini mungkin cenderung untuk memecah
polimer polidimetilsiloksan. Simetikon biasanya kelak
dapat dicampur dengan pelarut polar . Simetikon
inkompaktibel dengan pengoksidasi
(Handbook of Pharma Manufacturing Formulation Liquid
Product, vol.6, halaman.619)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
(FI VI, halaman 1612).
3.2 Preformulasi Bahan Eksipien
3.2.1 Natrium Sakarin

Bahan Natrium Sakarin


Pemerian Sakarin natrium berwarna putih, tidak berbau atau sedikit
beraroma, bubuk kristal yang berwarna-warni. Rasanya
sangat manis, dengan sisa rasa logam atau pahit yang
dapat terjadi pada tingkat penggunaan normal terdeteksi
oleh sekitar 25% dari populasi
(Handbook of Pharma Manufacturing Formulation Liquid
Product, vol.6, halaman.608)
Kelarutan Larut dalam 1,2 bagian air , larut dalam 3,5 bagian
propilenglikol, dan larut dalam 50 bagian etanol 95%

Stabilitas Sakarin natrium stabil dalam kisaran kondisi normal


digunakan dalam formulasi. Hanya jika terkena suhu tinggi
suhu (125 C) pada pH rendah (pH 2) selama lebih dari 1
jam terjadi dekomposisi yang signifikan. Tingkat 84%
adalah yang paling stabil bentuk natrium sakarin karena
bentuk 76% akan mengering lebih lanjut di bawah kondisi
sekitar. Natrium sakarin harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat di dalam tempat yang kering.
(Handbook of Pharma Manufacturing Formulation Liquid
Product, vol.6, halaman.608)
Kegunaan Pemanis

Inkompatibilitas Natrium sakarin tidak mengalami pencoklatan Maillard


(Handbook of Pharma Manufacturing Formulation Liquid
Product, vol.6, halaman.608)
3.2.2 Gliserin
Bahan Gliserin  
Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna;
rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam
atau tidak enak). Higroskopik; larutan netral terhadap
lakmus.
(Farmakope Indonesia ed VI halaman 681)
Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter,
dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap.
(Farmakope Indonesia ed VI halaman 681)
Stabilitas Gliserin termasuk higroskopik. Gliserin murni tidak rentan
terhadap higroskopik oleh atmosfer dibawah kondisi
penyimpanan biasa, tetapi buruk pada pemanasan evolusi
aklion beracun. Campuran dari gliserin dengan air
etanol(95%) dan propilenglikol stabil secara kimia. Gliserin
dapat mengkristal jika disimpan pada suhu rendah, kristal
itu tidak meleleh sampai dihangatkan pada suhu 28C.
gliserin harus disimpan dalam wadah kedap udara, ditempat
sejuk dan tempat kering.
(HOPE ed VI hal. 284)
Kegunaan Pengawet, kosolven, emolien, humektan,, pelarut, pemanis,
agen tonitas
(HOPE ed VI hal.283)
Inkompatibilitas Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidator
kuat seperti kromium trioksida, kalium klorat, atau kalium
permanganate. Dalam encer, reaksi berlangsung lebih
lambat dengan beberapa produk oksidasi yang terbentuk.
Perubahan warna hitam dari gliserin terjadi dengan seng
klorida atau basa bismuth nitrat. Kontaminan besi dalam
gliserin bertanggung jawab atas penggelapan dalam warna
campuran yang mengandung fenol salisilat dan tannin.
Gliserin membentuk kompleks asam borat yang dimana
merupakan asam yang lebih kuat dari asam borat (HOPE ed
VI hal.286)
Bahan Propil paraben  
Pemerian Serbuk putih atau hablur kecil; tidak
berwarna. (Farmakope Indonesia ed VI halaman 1448)
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut
dalam air mendidih; mudah larut dalam etanol dan
dalam eter. (Farmakope Indonesia ed VI halaman 1448)
Stabilitas Larutan propilparaben encer pada pH 3–6 dapat disterilkan
dengan autoklaf, tanpa dekomposisi.(4) Pada pH 3–6, encer
solusi stabil (dekomposisi kurang dari 10%) hingga sekitar
4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan pada pH 8
atau lebih tunduk pada hidrolisis cepat (10% atau lebih
setelah sekitar 60 hari pada suhu kamar).
Kegunaan Pengawet  (HOPE ed VI hal.596)
Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba propilparaben berkurang secara
signifikan dengan adanya surfaktan nonionik sebagai akibat
dari micellization. Penyerapan propilparaben oleh plastik
telah dilaporkan, dengan jumlah yang diserap tergantung
pada jenis plastik dan kendaraan. Magnesium aluminium
silikat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning, dan biru
ultramarine juga telah dilaporkan menyerap propilparaben,
sehingga mengurangi kemanjuran pengawet. Propilparaben
berubah warna dengan adanya besi dan mengalami
hidrolisis oleh alkali lemah dan asam kuat.
(HOPE ed VI hal. 597)

3.2.3 Propil Paraben


3.2.4 Metil Paraben
Bahan Metil Paraben  
Pemerian Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk
hablur, putih: tidak berbau.berwarna. (Farmakope Indonesia
ed VI halaman 1144)
Larutan metilparaben berair pada pH 3-6 dapat disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 1208C selama 20 menit, tanpa
dekomposisi. Larutan berair pada pH 3-6 stabil
(dekomposisi kurang dari 10%) hingga sekitar 4 tahun pada
suhu kamar, sedangkan larutan berair pada pH 8 atau lebih
tunduk pada hidrolisis cepat (10% atau lebih setelah sekitar
60 hari penyimpanan pada suhu kamar) disimpan di wadah
tertutup, sejuk dan tempat kering.
(HOPE ed VI hal. 443)
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; sukar larut
dalam air mendidih; mudah larut dalam etanol dan
dalam eter. (Farmakope Indonesia ed VI halaman 1144)
3.2.5 Stabilitas Larutan metilparaben berair pada pH 3-6 dapat disterilkan
CMC- dengan autoklaf pada suhu 1208C selama 20 menit, tanpa
Na dekomposisi. Larutan berair pada pH 3-6 stabil
Bahan CMC - Na kurang dari 10%) hingga sekitar 4 tahun pada
(dekomposisi
Pemerian Serbuk
suhu atau sedangkan
kamar, butiran putih hampir
larutan putihpada
berair tidakpHberbau
8 atauhambar
lebih
higroskopik
tunduk (HOPE 8 cepat
pada hidrolisis hal 174)
(10% atau lebih setelah sekitar
Kelarutan Mudah
60 terdispersi pada
hari penyimpanan dalamsuhu
air kamar)
membentuk
disimpanlarutan
diwadah
kolordalsejuk
tertutup, ; tidak
danlarut dalam
tempat etanol
kering. eter ed
(HOPE ; dan pelarut
VI hal. 443)
organik lain (FI Ed VI hal 832)

Kegunaan
Stabilitas Pengawet  (HOPE
Bahan yang ed VI
stabil hal.443)higroskopik larutan berair
meskipun
Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba
stabil pada pH 2 - 10, methylparaben
presipitasi dapatdan paraben
terjadi lainnya
di bawah pH
sangat berkurang
2, viskositas dengan
larutan adanya
menurun surfaktan
cepat di atasnonionik, seperti8
pH 10 (HOPE
polisorbat
Hal 175) 80, sebagai akibat dari micellization. Namun,
Kegunaan propilen glikolstabilizing
Coating agent, (10%) agent,
telah suspending
terbukti mempotensiasi
agent viscosity
aktivitas
increasingantimikroba
agent, waterparaben dengan
absorbing adanya8 surfaktan
agent (HOPE Hal 175)
Inkompatibilitas nonionik
Na- CMCdan mencegah
tidak interaksi
kompatibel antara
dengan metilparaben
larutan asam kuatdan
dan
polisorbat 80. Ketidaksesuaian
dengan garam besi yang larut. dengan zat logam
Beberapa lain seperti
seperti
bentonit,
aluminiummagnesium trisilikat,
merkuri dan seng .bedak,
Tidak tragacanth,
kompatibelnatrium
dengan
alginat,
xanthan minyak
gum. Na-esensial,
CMC sorbitol, dankompleks
membentuk atropin, dengan
telah
dilaporkan.
gelatin dan Ini jugasehingga
pektin bereaksimembentuk
dengan berbagai guladengan
kompleks dan
alkohol
kolasangula
danterkait.
mampu Penyerapan methylparaben
mengendapkan proteinoleh plastik
bermuatan
juga telah
positif dilaporkan; Jumlah yang diserap tergantung pada
(HOPE 8 Hal 176)
Bahan Asam Askorbat
Pemerian Bubuk kristal warna putih hingga kuning muda tidak
hiroskopik tidak berbau atau kristal tidak berwarna dengan
rasa asam yang tajam secara bertahap menjadi gelap
warnanya setelah terpapar cahaya. (Handbook of Pharma
Manufacturing Formulation Liquid Product, vol.6,
halaman.43)
3.2.6 Kelarutan Larut dalam 1:25 etanol 95% dan 1: 3,5 air
Asam (Handbook of Pharma Manufacturing Formulation
Bahan Aqua Destilata
Askorbat Liquid
Pemerian CairanProduct,
jernih, vol.6,
tidak halaman.43)
berwarna, tidak berbau dan tidak
Stabilitas berasabentuk serbuk asam askorbat relatif stabil di udara.
Dalam
(Hope 6tidak
Dengan hal 766)
adanya oksigen dan zat pengoksidasi lainnya
Kelarutan iaBercampur
juga stabildengan sebagian
terhadap panas. besar
Asampelarut polar
askorbat (Hope
tidak stabil6
hal 766)
dalam larutan terutama larutan basa mudah mengalami
Stabilitas oksidasi
Stabil jika
secara
terpapar
kimiawi
udara. Sistem
Proses oksidasi
Penyimpanannya
dipercepat oleh
dan
3.2.7
Aqua tembaga
distribusi
danharus
besi. memastikan
Stabilitas PHterlindungi
maksimum dan
berada
kontaminasi
pada 5,4
Destilata .Larutan
ionik dan
dapat
organik.
disterilkan
Sistemdengan
juga harus
penyaringan.Bahan
terlindungi daricurah
fisik
harus
masuknya
disimpan
Partikel
dalamasing
wadah
danbukan
mikroorganisme
logam yang sehingga
tertutup
rapat
mikroba
terlindung
Pertumbuhannya
cahaya tempat sejuk
Dapat
dan kering
dicegah atau
(Handbook
diminimalkan.
of Pharma
Hans disimpan
Manufacturing
dalam wadah
Formulation
yang sesuai.
Liquid
Product,
(Hope 6vol.6,
hal 766)
halaman.43)
Kegunaan
Kegunaan Antioksidan
Sebagai pelarut (Hope 6 hal 766)
Inkompatibilitas
Inkompatibilitas Inkompatibel
Dalam formulasi
dengan
farmasi,
alkaliairion
dapat
logam
bereaksi
terutama
dengan
tembaga
obat-
dan
obatan
besi dan
bahan
eksipien
pengoksidasi
lain yang
methenamine,
rentan terhadap
phenylephrine,
hidrolisis.
hydrochloride,
Air dapat bereaksi
pyrilamine
keras dengan
maleate,Logam
salicylamide,
alkali dansodium
cepat
nitrite,
Dengansodium
Logam salicylate,
alkali dan theobromine
oksidannya, seperti
salicylate,
kalsium
dan
picotamide.
oksida dan magnesium
Selain itu asam
oksida.askorbat
Air jugaditemukan
bereaksi dengan
dapat
mengganggu
garam anhidrat
uji kolorimetri
untuk terbentuk
tertentuhidrat
dengandari
mengurangi
berbagai
intensitas
komposisi,warna yang dihasilkan
dan dengan organik (Handbook
tertentu bahan
of kalsium
Pharma
Manufacturing
karbida Formulation Liquid Product, vol.6,
halaman.43)
(HOPE 6 hal 768)
IV. SPESIFIKASI SEDIAAN (Dandika Dwirizky_P17335122016)
Bentuk Sediaan : Suspensi Rekonstruksi
Warna : Ungu
Bau : Anggur
Rasa : Anggur
pH sediaan : 6-6,5
Viskositas Sediaan : 37 cP- 40 cPs
Volume/bobot per wadah : 62ml/botol
Kekuatan sediaan : 120mg/5ml
Cara penggunaan :
1. untuk anak 1-4 tahun
sehari 4 kali 10,4167ml
2. untuk umur 4 sampai 17 tahun
sehari 4 kali 20,83ml maksimal 41,67ml
V. PENDEKATAN FORMULA (Amanda Putri Yuliana P17335122003)
No. Nama Zat Jumlah Kegunaan
1. Simetikon 6,67% Bahan Aktif
2. Natrium Sakarin 0,2% Pemanis
3. Gliserin 15% Wetting agent
4. Carboxymethylcellulose Suspending agent dan Flocculating
0,6%
sodium (Na-CMC) agent
5. Propilparaben 0,02% Pengawet
6. Metilparaben 0,18% Pengawet
7. Asam askorbat 0,1% Antioksidant
8. Asam sitrat monohidrat 0,5% Chelating agent
9. Propilen Glikol 5% Pelarut metilparaben dan
propilparaben
10. Essence Melon 0,2% Flavoring agent dan Coloring agent
11. ad
Aquadest Pelarut
100%
VI. PENIMBANGAN (Imani Campernik P17335122016)
No. Nama Zat Jumlah yang ditimbang
6,67 gram
1. simetikon 6,67% × 500 mL = 33,350 gram.
100 mL
0,2 gram
Essence Melon × 500 mL = 1 gram
2. 100 mL
0,2%
→ Diencerkan dalam perbandingan 1 : 10 mL air.
15 gram
3. gliserin 15% × 500 mL = 75,000 gram
100 mL
0,2 gram
× 500 mL = 1,000 gram
100 mL
4. Na Sakarin 0,2% → Diencerkan dalam perbandingan 1 : 1,2 mL air menjadi

1 na sakarin : 2 mL air.
Propil Paraben 0,02 gram
5. × 500 mL = 0,1000 gram
0,02% 100 mL

Metil Paraben 0,18 gram


6. × 500 mL = 0,9 gram
0,18% 100 mL

Carboxymethylc
0,6 gram
7. ellulose sodium × 500 mL = 3,000 gram
100 mL
(Na-CMC) 0,6%
0,1 gram
× 500 mL = 0,500 gram
100 mL
Asam askorbat
8. → larut dalam perbandingan 1 : 3,5 mL air menjadi 0,5
0,1%
asam askorbat : 2 mL air.
0,5 gram
Asam sitrat × 500 mL = 2,500 gram
100 mL
9. monohidrat → sangat mudah larut dalam air (<1) perbandingan 1 : 0,8
0,5%
mL air menjadi 2,5 asam askorbat : 2 mL air.
10. Propilen Glikol 5 gram
× 500 mL = 25,000 gram
100 mL
5%

VII. PERHITUNGAN ADI (ACCEPTABLE DAILY INTAKE) (Amanda


Putri Yuliana P17335122003)
1. Natrium Sakarin
2,5 mg/kg bb (HOPE Ed 6, 2009)
● Anak < 2 tahun = 12,48 kg (ISO vol 43, 2008)
2,5 mg
ADI= x 12,48 kg = 31,3 mg/hari
kg
0,2 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,0006g x 6 =
100 ml
0,0036g = 3,6 mg/hari
● Anak 2-12 tahun = 12,48 - 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
2,5 mg
ADI= x 12,48 kg = 31,3 mg/hari
kg
0,2 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,0006g x 6 =
100 ml
0,0036g = 3,6 mg/hari
2,5 mg
ADI= x 35,52 kg = 88,8 mg/hari
kg
0,2 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,0012g x 6 =
100 ml
0,0072g = 7,2 mg/hari
● Anak > 12 tahun = 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
2,5 mg
ADI= x 35,52 kg = 88,8 mg/hari
kg
0,2 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,0012g x 6 =
100 ml
0,0072g = 7,2mg/hari
0,2 g
Dosis yang dikonsumsi 5,4 ml x = 0,0108g x 6 =
100 ml
0,0648g = 64,8 mg/hari

2. Gliserin
1,0-1,5 g/kg bb (HOPE Ed 6, 2009)
● Anak < 2 tahun = 12,48 kg (ISO vol 43, 2008)
1,5 g
ADI= x 12,48 kg = 18,75 g/hari
kg
15 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,045 g x 6 = 0,27
100 ml
g/hari
● Anak 2-12 tahun = 12,48 - 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
1,5 g
ADI= x 12,48 kg = 18,75 g/hari
kg
15 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,045 g x 6 = 0,27
100 ml
g/hari
1,5 g
ADI= x 35,52 kg = 53,28 g/hari
kg
15 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,09 g x 6 = 0,54
100 ml
g/hari
● Anak > 12 tahun = 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
1,5 g
ADI= x 35,52 kg = 53,28 mg/hari
kg
15 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,09 g x 6 = 0,54
100 ml
g/hari
15 g
Dosis yang dikonsumsi 5,4 ml x = 0,81 g x 6 = 4,86
100 ml
g/hari

3. Propilparaben
10 mg/kg bb (HOPE Ed 6, 2009)
● Anak < 2 tahun = 12,48 kg (ISO vol 43, 2008)
10 mg
ADI= x 12,48 kg = 124,8 mg/hari
kg
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,00006g x 6 =
100 ml
0,00036g = 0,36 mg/hari
● Anak 2-12 tahun = 12,48 - 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
10 mg
ADI= x 12,48 kg = 124,8 mg/hari
kg
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,00006g x 6 =
100 ml
0,00036g = 0,36 mg/hari
10 mg
ADI= x 35,52 kg = 355,2 mg/hari
kg
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,00012g x 6 =
100 ml
0,00072g = 0,72 mg/hari
● Anak > 12 tahun = 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
10 mg
ADI= x 35,52 kg = 355,2 mg/hari
kg
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,00012g x 6 =
100 ml
0,00072g = 0,72 mg/hari
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 5,4 ml x = 0,00108g x 6 =
100 ml
0,00648g = 6,48 mg/hari

4. Metilparaben
10 mg/kg bb (HOPE Ed 6, 2009)
● Anak < 2 tahun = 12,48 kg (ISO vol 43, 2008)
10 mg
ADI= x 12,48 kg = 124,8 mg/hari
kg
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,00006g x 6 =
100 ml
0,00036g = 0,36 mg/hari
● Anak 2-12 tahun = 12,48 - 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
10 mg
ADI= x 12,48 kg = 124,8 mg/hari
kg
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,00006g x 6 =
100 ml
0,00036g = 0,36 mg/hari
10 mg
ADI= x 35,52 kg = 355,2 mg/hari
kg
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,00012g x 6 =
100 ml
0,00072g = 0,72 mg/hari
● Anak > 12 tahun = 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
10 mg
ADI= x 35,52 kg = 355,2 mg/hari
kg
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,00012g x 6 =
100 ml
0,00072g = 0,72 mg/hari
0,02 g
Dosis yang dikonsumsi 5,4 ml x = 0,00108g x 6 =
100 ml
0,00648g = 6,48 mg/hari

5. Asam askorbat
250 mg/hari (HOPE Ed 6, 2009)
● Anak < 2 tahun
2
ADI= x 250 mg = 35,7143 mg/hari
2+ 12
0,1 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,0003g x 6 =
100 ml
0,0018g = 1,8 mg/hari
● Anak 2-12 tahun
2
ADI= x 250 mg = 35,7143 mg/hari
2+ 12
0,1 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,0003g x 6 =
100 ml
0,0018g = 1,8 mg/hari
12
ADI= x 250 mg = 150 mg/hari
20
0,1 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,0006g x 6 =
100 ml
0,0036g = 3,6 mg/hari
● Anak > 12 tahun
12
ADI= x 250 mg = 150 mg/hari
20
0,1 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,0006g x 6 =
100 ml
0,0036g = 3,6 mg/hari
0,1 g
Dosis yang dikonsumsi 5,4 ml x = 0,0054g x 6 g =
100 ml
0,0324g = 32,4 mg/hari

6. Carboxymethylcellulose sodium (Na-CMC)


4-10 mg/kg (HOPE Ed 6, 2009)
● Anak < 2 tahun = 12,48 kg (ISO vol 43, 2008)
4g
ADI= x 12,48 kg = 49,92 g/hari
kg
0,6 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,0018 g x 6 =
100 ml
0,0108g/hari
● Anak 2-12 tahun = 12,48 - 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
4g
ADI= x 12,48 kg = 49,92 g/hari
kg
0,6 g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,0018 g x 6 =
100 ml
0,0108g/hari
4g
ADI= x 35,52 kg = 142,08 g/hari
kg
0,6 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,0036 g x 6 =
100 ml
0,0216g/hari
● Anak > 12 tahun = 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
4g
ADI= x 35,52 kg = 142,08 g/hari
kg
0,6 g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,0036 g x 6 =
100 ml
0,0216g/hari
0,6 g
Dosis yang dikonsumsi 5,4 ml x = 0,0324 g x 6 =
100 ml
0,1944g/hari

7. Propilenglikol
25 mg/kg bb (HOPE Ed 6, 2009)
● Anak < 2 tahun = 12,48 kg (ISO vol 43, 2008)
25 mg
ADI= x 12,48 kg = 312 mg/hari
kg
5g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,015g x 6 = 0,09g =
100 ml
90mg/hari
● Anak 2-12 tahun = 12,48 - 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
25 mg
ADI= x 12,48 kg = 312 mg/hari
kg
5g
Dosis yang dikonsumsi 0,3 ml x = 0,015g x 6 = 0,09g =
100 ml
90mg/hari
25 mg
ADI= x 35,52 kg = 888 mg/hari
kg
5g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,03g x 6 = 0,18g =
100 ml
180mg/hari
● Anak > 12 tahun = 35,52 kg (ISO vol 43, 2008)
25 mg
ADI= x 35,52 kg = 888 mg/hari
kg
5g
Dosis yang dikonsumsi 0,6 ml x = 0,03g x 6 = 0,18g =
100 ml
180mg/hari
5g
Dosis yang dikonsumsi 5,4 ml x = 0,27g x 6 = 1,62g =
100 ml
16200mg/hari (overdosis)
VIII. PROSEDUR PEMBUATAN (Imani Campernik P17335122016)
8.1. Pembuatan air bebas karbondioksida dibuat dengan cara :
1. Aquadest sebanyak 1000 ml dididihkan pada beaker glass diatas
hotplate, bagian mulut beaker glass ditutup dengan kaca arloji
2. Setelah mendidih diamkan hingga suhu kamar 
3. Aquadest dapat digunakan

8.2. Kalibrasi botol  


1. Air keran diukur sebanyak 62 mL menggunakan gelas ukur 100 mL,
kemudian dimasukan ke dalam botol 
2. Batas kalibrasi pada botol ditandai menggunakan label, lalu air keran
tersebut dibuang 
3. Botol dibilas sebanyak 2 kali dengan 2 ml purified water lalu botol
dikeringkan
4. Botol dapat digunakan

8.3. Penimbangan bahan 


1. Ampisilin ditimbang secara langsung seberat 14,8800 g menggunakan kertas
perkamen pada neraca analitik
2. Na sakarin ditimbang secara langsung seberat 0,3100 g dengan
menggunakan kertas perkamen pada neraca analitik
3. PVP ditimbang secara langsung seberat 12,400 g dengan menggunakan
kertas perkamen pada neraca analitik
4. Na-benzoat ditimbang secara langsung seberat 0,6200 g dengan
menggunakan kertas perkamen pada neraca analitik
5. Asam askorbat ditimbang secara langsung seberat 0,6200 g dengan
menggunakan kertas perkamen pada neraca analitik.
6. Sukrosa ditimbang secara langsung seberat 124,0000 g dengan
menggunakan kertas perkamen pada neraca analitik.
7. Essence ditimbang secara tidak langsung seberat 0,1240 g dengan
menggunakan cawan uap pada neraca analitik.
8. Na-CMC ditimbang secara langsung seberat 2,8040 g dengan menggunakan
kertas perkamen pada neraca analitik.
8.4. Pembuatan larutan pengikat
1. PVP yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam beaker glass
2. PVP dilarutkan dengan etanol beberapa ml sambil diaduk hingga
mengental secara homogen dengan menggunakan batang pengaduk
3. Essence yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam beaker glass lalu
diaduk hingga homogen

8.5. Mixing fase dalam


1. semua bahan fase dalam diayak dengan mesh nomor 40 kecuali PVP
2. Wadah disiapkan untuk mixing (toples)
3. Na sakarin yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam wadah, campurkan
hingga homogen selama kurang lebih lima menit
4. Na benzoat yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam wadah, campurkan
hingga homogen selama kurang lebih lima menit
5. Asam askorbat yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam wadah,
campurkan hingga homogen selama kurang lebih lima menit
6. ampisilin yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam wadah, campurkan
hingga homogen selama kurang lebih lima menit
7. Sukrosa yang telah ditimbang dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam
wadah, campurkan hingga homogen selama kurang lebih lima menit

8.6. proses granulasi fase dalam


1. Larutan pengikat ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam wadah yang
berisi fase dalam, dicampurkan hingga homogen dan terbentuk masa kepal
2. Masa kepal yang sudah terbentuk diayak menggunakan mesh nomor 14
3. granul yang telah diayak diletakkan secara merata diatas loyang yang sudah
dilapisi kertas bersih.
4. granul dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 40-60 derajat celcius
5. penentuan kandungan lembab granul dilakukan dengan metode gravimetri
(syarat : kadar air kurang dari 2%).
8.7. Mixing granul dengan fase luar
1. Wadah disiapkan untuk mixing (toples)
2. Hasil granul fasa dalam ditimbang menggunakan neraca analitik secara
langsung dengan menggunakan kertas perkamen
3. Granul fasa dalam yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam wadah lalu
ditambahkan dengan Na-CMC yang sudah ditimbang, campurkan hingga
homogen selama kurang lebih dua menit.

8.8. pembuatan suspensi rekonstruksi


1. hasil campuran granul fase dalam dan fase luar dimasukkan ke dalam masing-
masing botol yang telah dikalibrasi dan telah ditara seberat 14,9140 gram untuk
satu botol
2. air ditambahkan hingga tanda batas (jika langsung direkonstruksi)
3. Botol sediaan diberi etiket, brosur dan kemasan sekunder lalu disimpan pada
tempat yang sejuk, kering, dan terlindungi dari cahaya (jika langsung
direkonstruksi)
4. evaluasi sediaan dilakukan yaitu secara organoleptik, volume sedimentasi,
kemampuan terdispersi, bobot jenis, volume terpindahkan, waktu rekontruksi,
dan uji pH.
IX. PERHITUNGAN DOSIS (Imani Campernik P17335122016)
1. Indikasi : infeksi bakteri.
2. Kekuatan sediaan amphicilin 120 mg/5 ml
3. anak 1-4 tahun : 250 mg, empat kali dalam sehari, ditingkatkan jika perlu hingga
30mg/kg berat badan 4 kali sehari
4. anak 5-15 tahun : 500 mg, empat kali dalam sehari ditingkatkan jika perlu hingga
30mg/kg berat badan empat kali dalam sehari (maksimal perdosis 1 gram)
5. anak 12-17 tahun : 500 mg, empat kali dalam sehari ditingkatkan jika perlu hingga 1
gram empat kali dalam sehari.
(BNF, 2022)
a. Perhitungan dosis :
1. Untuk umur 1-4 tahun :
1X = 250 mg : 120 mg × 5 mL = 10, 4167 mL
1H = 4 × 10,4167 mL = 41,67 mL
2. Untuk umur 5-17 tahun :
1X = 500 mg : 120 mg × 5 mL = 20,83 mL
1H = 4 × 20,83 mL = 83,33 mL
Maksimal :
1X = 1000 mg : 120 mg × 5 mL = 41,67 mL
1H = 4 × 41,67 mL = 166,67 mL
b. Kesimpulan dosis:
1. Anak umur 1-4 tahun Sehari empat kali 10,4167 mL
2. Anak umur 1-4 tahun Sehari empat kali 20,83 mL maksimal sehari empat kali
41,67 mL
X. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN (Sakinah Nurnadya
Hippy P17335122032)
N Jenis Prinsip Syarat Hasil Kesimp
o Evaluasi Evaluasi Evaluasi ulan
1 FISIKA
.
Organolep Pengamatan Warna: Warna: Memen
tik sediaan Hijau Hijau uhi
secara visual Rasa: Rasa: syarat
dengan panca Melon Melon
indera terdiri Bau: Bau: Melon
dari warna, Melon
rasa, dan bau
sediaan
Volume Perbanding Volume - Replikasi Tidak
Sedimenta on volume sediment 1 memen
si akhir don asi Vu = 15ml uhi
endapan (Vu) memiliki V0 =60ml syarat
terhadap nilai - Replikasi
youme awal kurang 2
dar suspensi dari 1 Vu = 15ml
(V0) sebelum sampai V0 =60ml
mengendap lebih - Replikasi
besar 3
dari 1 Vu = 16ml
V0 =60ml
Rata-rata:
0,2533 ±
0,0025%

Bobot Pengukuran 1,00 Perhitungan Memen


jenis yang gr/ml – BJ uhi
dilakukan 1,50 syarat
BJ R1 = =
dengan gr/ml
perbandingan karena 1,0583
bobot zat harus
BJ R2 = =
diudara pada mendeka
suhu yang ti
1,0610
telah pembaw
ditetapkan a air BJ R3 = =
terhadap yaitu
1,0588
bobot air 1,00
dengan gr/ml
Rata-rata =
volume dan
suhu yang 1,0584±0,00
sama
26 gr/ml
( Farmakope
Indonesia Ed
6 hal 2054 )
Viskositas Pengukuran Menurut - cPs
kekentalan SNI
meliputi adalah
penetapan 37 cP –
waktu yang 40 cP
dibutuhkan
dan sejumlah
waktu untuk
mengalir
melalui
kapiler
(Farmakope
Indonesia
Edisi VI
halaman
2065)
Volume Dituang Volume Replikasi 1 Memen
Terpindah perlahan isi rata rata = 61 ml uhi
kan dari tiap cairan Replikasi 2 syarat
wadah/botol yang = 59 ml
sediaan diperole Replikasi 3
kedalam h dari 10 = 60 ml
gelas ukur. wadah Replikasi 4
Penuangan tidak = 60 ml
dilakukan kurang Replikasi 5
hati-hati agar dari = 62 ml
tidak ada 100%
gelembung, dan ada Rata-rata =
dan diamkan satu 60,4 ±
selama 5 wadah 1,1402 ml
menit. Lalu pun yang
ukur volume volumen
dari setiap ya
campuran kurang
(Farmakope dari 95%
Indonesia Ed dari
VI hal 2121) volume
yang
tertera
pada
etiket
2 KIMIA
.
Pengujian Pengujian pH Berdasarkan Memen
pH dengan alat sediaan hasil uji pH uhi
(Evaluasi Potensiometr = 3,5 – menggunak syarat
Kimia) i (pH meter) 5,5 an pH
(Farmako yang sesuai, meter, pH
pe yang mampu sediaan
Indonesia mengukur 1.
Edisi VI harga pH Replikas
halaman sampai 0,02 i 1 =
2066) unit pH 4,55
menggunaka 2.
n elektrode Replikas
indikator i 2 =
kaca dan 4,60
elektrode 3.
pembanding Replikas
yang sesuai i 3 =
(Farmakope 4,45
Edisi VI Rata-rata:
halaman 4,53 ±
2066) 0,0764
Penetapan Perbandinga Indeks R1 Tidak
Indeks n kecepatan bias air memen
Suhu = 27,1
Bias cahaya dalam destilasi uhi
udara dengan adalah ℃ syarat
kecepatan 1,3330
cahaya dalam pada Indeks Bias

zat. Berguna suhu 20°


= 15,2
untuk C dan
R2
identifikasi 1,3325
zat dan pada
Suhu = 27,1
ketidakmurni suhu 25°
an dengan ℃
alat
refraktometer Indeks Bias

(Farmakope
= 15,2
Indonesia
R3
Edisi VI
halaman Suhu = 27,1
2055)

Indeks Bias

= 15,3

Rata-rata =

15,23±0,057

3 MIKRO
. BIOLOGI
Uji Dilakukan Sesuai - -
Efektivita dengan dengan
s menggunaka kriteria
pengawet n bakteri untuk
(Farmako yang sudah mikroba
pe diketahui uji
Indonesia konsentrasin (Farmak
Edisi VI ya kemudian ope
halaman diinokulasika Indonesi
1826) n dengan a Edisi
sediaan dan VI
media uji halaman
dilanjutkan 1829)
dengan tidak ada
mengidentifi aktivitas
kasi kembali mikroba
pada waktu dalam
tertentu sediaan
(menggunaka
n angka
lempeng
total)
XI. PEMBAHASAN (Amanda Putri Yuliana P17335122003)t.
Rute pemberian obat melalui oral merupakan cara pemberian yang umum
dilakukan, dimana formulasi liquid sangat disarankan untuk penggunaan pada
pasien pediatric dan geriatric karena fleksibilitasnya yang meliputi dosis yang
besar, keamanan, dan kenyamanyan pemberian. Suspensi memiliki kelebihan
dalam hal disintegrasi dan kelarutan yang lebih baik serta memiliki sifat yang
lebih akseptabel dibandingkan sediaan tablet terutama untuk pediatric dan
geriatric.
Pada praktikum mata kuliah teknologi sediaan liquida dan semisolida
kali ini dibuat sediaan suspensi rekonstitusi untuk anak-anak yang memiliki
bahan aktif ampisilin dengan kekuatan 120 mg/ 5 mL. Digunakan bahan aktif
yaitu ampisilin dimana kelarutan ampisilin menurut farmakope edisi 6 halaman
138 adalah sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam
benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform. Dipilih sediaan
suspensi karena ampisilin sukar larut dalam air sehingga dibuat sediaan
suspensi. Namun ampisilin memiliki stabilitas yang tidak baik dalam air,
diketahui larutan ampisilin pada suhu ruang (27℃) hanya dapat stabil selama
3-5 hari. Sehingga sediaan dibuat dalam bentuk suspensi rekonstitusi.
Mengenai formulasi sediaan suspensi rekonstitusi ampisilin, pemilihan
bahan-bahan eksipien pada sediaan berdasarkan kesesuaian dengan bahan
aktif, yaitu digunakan purified water (Air bebas karbon dioksida) sebagai zat
pembawa, Dipilih purified water karena merupakan standar untuk sediaan oral
yang tidak dipersyaratkan steril dan bebas pirogen seperti suspensi, tidak
bersifat toksik serta harganya murah. Namun pembawa ditambahkan saat
sediaan akan segera dikonsumsi.
Penambahan Sukrosa dan Natrium Sakarin digunakan sebagai
pemanis untuk meningkatkan akseptabilitas rasa kepada pasien, memiliki pH
yang sesuai dengan pH stabil sediaan serta tidak memiliki inkompatibilitas
baik terhadap bahan aktif maupun dengan eksipien lainya. Kadar yang
digunakan untuk sukrosa yaitu 20% dan Na Sakarin yaitu 0,05% sesuai dengan
standar dalam HOPE dan perhitungan ADI nya pun memenuhi syarat.
Karena sediaan pembawanya air yang dapat menjadi media
pertumbuhan mikroorganisme maka dibutuhkan pengawet agar dapat
meningkatkan stabilitas serta mencegah, menghambat, dan membunuh
mikroorganisme pada sediaan. Pengawet untuk sediaan suspensi rekonstitusi
haruslah yang sangat mudah larut atau mudah larut dalam cairan pembawa. Na
benzoat sebagai pengawet antimikroba, dipilih karena kelarutanya 1 :1,8 dalam
air sehingga sesuai, selain itu tidak memiliki inkompatibilitas baik dengan
bahan aktif maupun dengan eksipiennya. Kadar Na Benzoat yang digunakan
yaitu 0,1%. Kadar tersebut masih sesuai dengan standar dalam HOPE edisi 6
halaman 627 dan perhitungan ADI nya pun memenuhi syarat.
Ampisilin cenderung mudah teroksidasi oleh udara dan cahaya
sehingga penyimpanannya harus dalam botol coklat yang tertutup rapat serta
ditambahkan asam askorbat sebagai antioksidan yang dapat larut dalam air
dengan kadar 0,1%. Kadar tersebut masih sesuai dengan standar dalam HOPE
edisi 6 halaman 43 dan perhitungan ADI nya pun memenuhi syarat.
Karena dibuat suspensi rekonstitusi dengan metode granulasi basah
maka diperlukan cairan pengikat untuk membentuk massa granul. Cairan
pengikat yang digunakan adalah PVP yang dilarutkan dalam etanol. Kadar
PVP yang digunakan adalah 2% dan etanol dianjurkan 10 mL, namun
praktikan menggunakan etanol sebanyak 15 mL karena jika hanya 10 mL
cairan pengikat masih terlalu kental.
Essence anggur sebagai zat pewarna dan perasa (coloring and
flavouring agent) praktikan pilih untuk memperbaiki warna dan rasa dari
sediaan kami agar memiliki warna dan rasa yang menarik sehingga
meningkatkan akseptabilitas palatabilitas dari sediaan yang akan dibuat.
Essence dicampurkan kecalam cairan pengikat dengan kadar 0,02% yang
merupakan standar penambahan essence menurut buku Ansel's Pharmaceutical
Dosage Forms and Drug Delivery tenth edition.
Untuk fase luar ditambahkan suspending agent. Suspending agent
yang dipilih dalam sediaan ini adalah Na-CMC FSH karena bahan aktif
bermuatan kation sehingga dipilih suspending agent yang bermuatan anion
seperti Na-CMC FSH. Dipilih Na-CMC FSH karena bahan tersebut merupakan
suspending agent yang cara pengembangannya tidak rumit sehingga cocok
untuk sediaan rekonstitusi. Kadar yang digunakan sebesar 0,5% karena sesuai
dengan standar dalam HOPE dan perhitungan ADI nya pun memenuhi syarat.
Jika kadarnya terlalu tinggi dapat membentuk gel dan jika terlalu rendah
sediaan akan kurang viscous sehingga mengurangi akseptabilitas dan
palatabilitas saat penuangan. Selain itu Na-CMC FSH dapat juga berfungsi
sebagai flocculating agent untuk mencegah agregasi
Evaluasi pertama yang dilakukan adalah uji waktu rekonstitusi untuk
menjamin sediaan mudah direkonstitusi dengan pengocokan sedang sehingga
diharapkan meningkatkan akseptabilitas. Syaratnya adalah kurang dari 30
detik, rata rata waktu rekonstitusi dari 5 botol adalah 24,6±7,0922 detik dengan
salah satu botol memiliki waktu 34 detik sehingga tidak memenuhi syarat.
Selanjutnya uji volume terpindahkan untuk melihat kesesuaian volume
sediaan dengan volume yang tertera pada etiket. Syaratnya adalah tidak lebih
dari 100% dan tidak kurang dari 95% dari etiket yang tertera, dengan hasil
yang sesuai yaitu 60 ml untuk setiap botolnya. Namun pada praktiknya volume
sediaan dilebihkan 3 % tiap botolnya sehingga volume yang sediaan dibulatkan
adalah 62 % mL. Hasil evaluasi didapatkan rata rata volume terpindahkan dari
5 botol sediaan adalah mL dengan salah satu botol memiliki volume
terpindahkan 53 mL sehingga. Lalu untuk sediaan suspensi dibutuhkan
uji redispersi untuk menentukan apakah sediaan mudah didispersikan kembali
dengan pengocokan sedang sehingga menghasilkan sistem yang homogen.
Syaratnya adalah waktu redispersi kurang dari 30 detik, rata rata waktu
rekonstitusi dari 5 botol adalah
Pada evaluasi fisika dilakukan uji organoleptik, yaitu dengan cara
mengamati sediaan secara visual dengan mengamati warna, aroma dan rasa
sediaan, dan hasil yang didapatkan pada sediaan suspensi rekonstitusi
ampisilin yaitu warna magenta tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan yaitu
ungu. Rasa dari sediaan yaitu rasa anggur sesuai syarat yang diharapkan, serta
berbau anggur sesuai dengan yang diharapkan.
Selanjutnya dilakukan uji pH dengan digunakan alat pH meter yang
telah dibakukan, sehingga didapatkan hasil pH yang sesuai dengan pH stabil
sediaan yaitu 5-7,5 dan pH sediaan sebenarnya yaitu 6,88 sehingga memenuhi
syarat.
Selain itu dilakukan juga evaluasi volume perpindahan dengan
melakukan pemindahan sediaan yang telah dimasukan kedalam botol kedalam
gelas ukur, hal ini untuk menjadi jaminan bahwa volume yang terdapat pada
botol sediaan telah sesuai tidak lebih dari 100% dan tidak kurang dari 95% dari
etiket yang tertera, dengan hasil yang sesuai yaitu 60 ml untuk setiap botolnya.
Namun pada praktiknya volume sediaan dilebihkan 3 % tiap botolnya sehingga
volume yang sediaan dibulatkan adalah 62 % mL. Hasil evaluasi rata rata
volume terpindahkan yang didapatkan adalah
Evaluasi dilanjutkan untuk penetapan bobot jenis dengan melakukan
pada suhu ruang terhadap bobot zat terhadap bobot air dengan menggunakan
piknometer, dengan hasil yang sesuai yaitu 0,9777 g/mL, dimana bobot
sediaan mendekati bobot air yaitu 1,07274±0,0002 g/mL. Maka bobot jenis
sediaan telah memenuhi syarat.
Dan untuk evaluasi terakhir dilakukan evaluasi volume sedimentasi,
yang dilakukan penetapan perbandingan volume akhir dari endapan (Vu)
terhadap volume awal (Vo) sebelum pengendapan. Alat yang digunakan yaitu
gelas ukur sedimentasi dengan waktu pengamatan selama 3 hari. Didapatkan
hasil volume sedimentasi dengan nilai Nilai tersebut tidak memenuhi syarat
karena nilai volume sedimentasi yang baik adalah 1 atau mendekati 1.
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi akhir sediaan menunjukkan bahwa
sediaan kurang memenuhi syarat, diakibatkan karena evaluasi volume
terpindahkan dan volume sedimentasi menunjukkan bahwa sediaan tidak
memenuhi syarat.
XII. ETIKET – BROSUR – KEMASAN SEKUNDER (Amanda Putri Yuliana
P17335122003)

12.1 Gambar kemasan

12.2 Gambar Brosur

12.3 Gambar Label


XIII. KESIMPULAN (Dandika Dwirizky S P17335122006)
No. Nama Zat Jumlah Kegunaan
1. Simetikon 6,67% Bahan Aktif
2. Na Sakarin 0,2% Pemanis
3. Gliserin 15% Wetting agent dan anti caplocking agent
4. Na-CMC 0,6% Suspending agent dan flocculating agent
5. Propil Paraben 0,02% Pengawet
6. Metil Paraben 0,18% Pengawet
7. Asam Askorbat 0,1% Antioksidan
8. Essence Melon 0,2% Perasa dan pewarna
9. Asam Sitrat
0,5% Chelating agent
Monohidrat
10. Propilenglikol 5% Pelarut metilparaben dan propilparaben
11. Ad
Aquadest Pelarut
100%
DAFTAR PUSTAKA
(Nadia Oktafani P17335122023)

BNF 82, September 2021-March 2022, bnf.org. London : Royal Pharmaceutical


Society
Kementerian Kesehatan RI, 2020. Farmakope Indonesia edisi VI. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
Martindale Thirty Sixth Edition, The complete Drug Reference. 2009. London :
Pharmaceutical Press
LAMPIRAN
(Amanda Putri Yuliana P17335122003)

Evaluasi Indeks Bias Evaluasi Indeks Bias Evaluasi Indeks Bias Bobot piknometer +
(Replikasi ke-1) (Replikasi ke-2) (Replikasi ke-3) air

Evaluasi pH Evaluasi pH Evaluasi pH Bobot piknometer


(Replikasi ke-1) (Replikasi ke-2) (Replikasi ke-3) kosong

Bobot piknometer + Bobot piknometer + Bobot piknometer + Penimbangan


sediaan (Replikasi 1) sediaan (Replikasi 2) sediaan (Replikasi 3) granul

Anda mungkin juga menyukai