Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAKTERIOLOGI II

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI


MYCROBACTERIUM TUBERCULOSIS
PENYEBAB INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

Disusun oleh:

Kelompok 2
I Dewa Ayu Intan Adelia Paramita (P07134221014)
Ni Luh Gede Yung Liang Li Diva Natasha (P07134221015)
Gusti Ayu Mirah Yanthi (P07134221029)
Ida Ayu Putu Risma Dewi (P07134221033)
I Made Yogi Wijaya (P07134221044)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES DENPASAR
2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah Bakteriologi II ini tepat waktu. Sebagai salah satu syarat kelulusan pada
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Denpasar.
Selama penyusunan laporan praktikum ini, penulis mendapat banyak
bimbingan, dukungan, bantuan, serta petunjuk yang bermanfaat sehingga dapat
melancarkan pembuatan makalah ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada, Bapak Burhannuddin S.Si., M.Biomed
selaku dosen bakteriologi yang telah memberikan pengetahuan dan wawasan serta
membmbing kami selama melakukan praktikum Bakteriologi.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan serta cara penulisan makalah ini, karena saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan
praktikum ini sangat diharapkan agar penulis dapat memperbaiki laporan ini.

Denpasar, 26 November 2022

Kelompok2

ii
Daftar Isi

JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I ..................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN ................................................................................................. iv
Latar Belakang ................................................................................................... iv
Rumusan Masalah ............................................................................................... v
Tujuan ................................................................................................................. v
BAB II ..................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 1
Mycobacterium tuberculosis ............................................................................... 1
Jenis – jenis Mycobacterium ............................................................................... 3
Biakan dan Identifikasi Mycobacterium tuberculosis ......................................... 4
Media kultur Mycobacterium tuberculosis ......................................................... 6
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................. 11
KESIMPULAN ................................................................................................. 11
SARAN ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran
sangat kecil. hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Mikroorganisme terdapat dimana-mana. Interaksinya dengan sesame
mikroorganisme ataupun organisme lain dapat berlangsung dengan cara
yang aman dan menguntungkan maupun merugikan. Mikroorganisme
di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan.
Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan
untuk kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak
juga mikroorganisme yang tidak menguntungkan kita yaitu dengan
menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia. Salah satu
mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia
adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkn
penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan
salah satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di
dunia. Tuberculosis merupakan penyakit berbahaya ke-3 yang
menyebabkan kematian didunia setelah penyakit kardiovaskuler dan
penyakitsaluran pernapasan, dan merupakan nomor satu dari golongan
penyakit infeksi. Saat ini tuberculosis disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menginfeksi sepertiga
populasi dunia, setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberculosis,
tetapi hanya bakteri yang aktif yang menyebabkan orang menjadi sakit.
Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita tuberkulosis paru menular di
dunia, ditambah lagi penderita yang tidak menular. Hal ini
menggambarkan setiap tahun di dunia akan ada sekitar 8 juta penderita
tuberkulosis paru,dan ada sekitar 3 juta orang meninggal setiap
tahunnya akibat penyakit ini.

iv
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah untuk mengetahui
Isolasi dan Identifikasi bakteri mycrobakterium tuberculosis penyebab
infeksi saluran pernafasan.
1. Apa Itu bakteri Mycrobacterium Tuberculosis?
2. Apa saja klasifikasi bakteri Mycrobacterium Tuberculosis?
3. Apa saja jenis-jenis Mycrobacterium Tuberculosis?
4. Bagaimana Identifikasi Mycobacterium tuberculosis?
5. Apa saja media kultur Mycrobacterium Tuberculosis?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bakteri Mycobacterium Tuberculosis
2. Untuk mengetahui klasifikasi Mycobacterium Tuberculosis
3. Untuk mengetahaui jenis-jenis. Bakteri Mycorbacterium
Tuberculosis
4. Untuk mengetahui identifikasi Mycobacterium Tuberculosis
5. Untuk mengetahui media kultur yang digunakan dalam
Mycobaterium Tuberculosis

v
BAB II

PEMBAHASAN
A. Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar
0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. Dinding Mycobacterium tuberculosis
sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun
utama dinding sel Mycobacterium tuberculosis adalah asam mikolat
merupakan asam lemak berantai panjang yang dihubungkan dengan
arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan peptidoglikan oleh jembatan
fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut
adalah polisakarida. Struktur dinding sel yang kompleks tersebut
menyebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis bersifat tahan asam,
yaitu apabila sekali diwarnai akan tahan terhadap upaya penghilangan zat
warna tersebut dengan larutan asam-alkohol (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, 2006).

Mycobacterium tuberculosis mempunyai sifat khusus yaitu tahan


terhadap asam pada pewarnaan Zielh-Nelssen, oleh karena itu disebut pula
Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.

1
Dalam jaringan tubuh bakteri ini dapat bertahan lama selama beberapa
tahun (Ichwan, 2009).

Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob obligat dan


parasit intraseluler fakultatif dan memiliki waktu generasi yang lambat
antara 15-20 jam. Mycobacterium tuberculosis tidak bisa diklasifikasikan
sebagai bakteri gram positif atau gram negatif karena tidak memiliki
karakteristik kimia yang baik, meskipun bakteri ini mengandung
peptidoglikan dalam dinding sel mereka. Jika pewarnaan gram dilakukan
pada Mycobacterium tuberculosis maka akan terlihat warna yang sangat
lemah pada gram positif atau tidak terlihat sama sekali (Todar, 2012).

Sebagian besar Mycobacterium tuberculosis menyerang paru tetapi


dapat juga menyerang organ tubuh yang lain. Sumber penularan dari bakteri
ini adalah melalui inhalasi dari manusia ke manusia secara kontak langsung
lewat udara melalui percikan sputum yang mengandung partikel
Mycobacterium tuberculosis (Widyaningsih, 2008).

B. Klasifikasi Mycobacterium tuberkulosis


Pembagian kelompok Mycobacterium menurut sub divisio:
• Mycobacteria
• Actinomycetes
• Actinomycetales
• Mycobacteriaceae
• Mycobacterium
• Mycobacterium tuberculosis (Girsang, 2012).

Mycobacteria berbentuk basil, merupakan bakteri aerobik yang tidak


membentuk spora. Meskipun mereka tidak terwarnai dengan baik ,
segera setelah diwarnai mereka mempertahankan dekolorisasi oleh
asam atau alkohol, oleh karena itu bakteri ini dinamakan basil tahan
asam. Bakteri ini biasanya tumbuh lambat dan tidak tumbuh pada
pembenihan biasa, tetapi memerlukan pembenihan yang diperkaya
dengan albumin telur misalnya dengan kultur dengan media Lowenstein

2
Jensen. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberkulosis dan
merupakan patogen pada manusia. Mycobacterium avium-intraselluler
dan Mycobacterium atipikal lain sering menginfeksi pasien AIDS,
bersifat patogen opportunistik pada orang immunokompromis dan
kadang-kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem
immun normal (Gupte, 1990).

C. Jenis – jenis Mycobacterium

Mycobacteria merupakan mikroba tahan asam, bakteri ini lebih


mirip dengan bakteri Nocardia. Tingkat ketahanan bakteri ini terhadap
asam alkohol sangat bervariasi, tergantung spesiesnya. Beberapa jenis
dari Mycobacteria ini ada yang tidak patogen dan sering ditemukan pada
manusia dan lingkungan tempat tinggal. Beberapa jenis Mycobacteria
yang sering ditemukan pada manusia dan lingkungan tempat tinggal
antara lain Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis,
Mycobacterium leprae, Mycobacterium fortuitum- chelonaecomplex
(Girsang, 2012).

Dari sudut pandang kecepatan tumbuh dan jenis pigmen,


Mycobacterium dapat dibagi atas:

1. Photochromogen dengan koloni berpigmen kuning. Bakteri


golongan ini koloninya akan berwarna jika inkubasi dilakukan
dengan pencahayaan. Bakteri Mycobacterium yang termasuk
golongan ini adalah M. kansasii, M. marinum, M. simiae, M.
asiticum.
2. Non Photochromogen Bakteri golongan ini koloninya tidak
berpigmen. Bakteri Mycobacterium yang termasuk golongan ini
adalah M. tuberculosis, M. gastrii, M. malmoense, M. haemophilum,
M. xenopi.
3. Scotochromogen dengan koloni berpigmen kuning atau orange.
Bakteri golongan ini koloninya akan berwarna jika inkubasi
dilakukan dalam keadaan gelap. Bakteri Mycobacterium yang

3
termasuk golongan ini adalah M. szulgai, M. flavesens, M.
gordonae, M. scrofulaceum.
4. RapidGrower
Bakteri golongan ini merupakan Mycobacterium yang
pertumbuhannya cepat. Bakteri Mycobacterium yang termasuk
golongan ini adalah M. fortuitum – chelonae complex.

Bakteri yang tidak termasuk golongan rapid grower mempunyai


waktu pembelahan puluhan jam. Oleh karena itu koloni yang diisolasi
dari spesimen biasanya mulai tampak setelah 2 minggu. Sementara
bakteri yang termasuk golongan rapid grower biasanya akan tampak
dalam waktu 1 minggu (Sjahrurachman, 2008).

D. Biakan dan Identifikasi Mycobacterium tuberculosis

Dasar pemeriksaan kultur bakteri adalah adanya pertumbuhan


bakteri yang ditanam dalam media pembenihan. Penggunaan media padat
berbahan telur Lowenstein-Jensen merupakan metode pemeriksaan yang
direkomendasikan oleh badan keseahatan dunia ( Srioetami, 2013).

Diagnosis pasti penyakit tuberkulosis ditegakkan bila ditemukan bakteri


Mycobacterium tuberculosis didalam spesimen yang berasal dari organ
yang terinfeksi. Sputum penderita tuberkulosis paru aktif mengandung
mikobakterium yang relatif banyak, karena sputum berasal dari aktifitas di
paru-paru. Biakan Mycobacterium tuberculosis merupakan metode
pemeriksaan bakteriologi yang lebih sensitif daripada pemeriksaan metode
mikroskopis TB (Indahwaty, 2007).

Diagnosis TB paru juga dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis,


foto toraks, sputum mikroskopis dan biakan sebagai standar baku emas
diagnosis. Hasil sediaan apus BTA negatif dari sputum tidak cukup untuk
menyatakan seseorang pasien tersebut tidak terinfeksi TB, oleh karena itu
diagnosis TB harus di konfirmasi dengan biakan Mycobacterium
tuberculosis. Biakan lebih sensitif dibandingkan sediaan apus mikroskopis

4
yaitu 80-85% dibandingkan 30-60% karena biakan dapat mendeteksi hingga
50 bakteri per ml sputum, memiliki nilai spesifisitas cukup tinggi yaitu 98%
dan dapat mendeteksi hingga 80% kasus. Kendala yang sering ditemukan
pada biakan M.tuberculosis adalah waktu yang lama karena memang
aktivitas metabolik M.tuberculosis yang rendah (Setiarsih, 2012).

Pemeriksaan sputum secara mikroskopis merupakan pemeriksaan


yang efisien, mudah dan murah. Pemeriksaan standar baku emas untuk
mendiagnosis tuberkulosis adalah melalui kultur, tetapi membutuhkan
waktu yang lama. Sifat Mycobacterium tuberculosis yang lambat pada
waktu pembelahan sekitar 20 jam, sehingga pada kultur pertumbuhan baru
tampak setelah 4-8 minggu. Untuk dapat tumbuh dimedia kultur diperlukan
100-1000 kuman / ml sputum (Widyaningsih, 2008).

Indikasi utama dalam melakukan pemeriksaan kultur


Mycobacterium tuberculosis adalah tiga kali BTA negatif sedangkan yang
bersangkutan dicurigai TB karena mempunyai gejala saluran pernafasan,
penderita TB pada anak, spesimen yang berasal dari extra paru dari
seseorang penderita TB. Semua yang berkaitan dengan pasien TB-HIV
(Sjahrurachman, 2008).

Identifikasi Mycobacterium dimulai dengan menilai waktu


pertumbuhan, warna pigmen, morfologi koloni dan hasil pewarnaan BTA.
Identifikasi yang lebih rinci dilakukan dengan berbagai uji biokimia yaitu
antara lain uji niasin, uji reduksi nitrat, dan uji katalase. Langkah awal untuk
identifikasi Mycobacterium adalah:

1. Seleksi Koloni

- Amati jumlah dan jenis koloni. Deskripsikan apakah


kasar, halus cumbung, halus menyebar, halus
dengan tepi berkeriput, kasartransparan, kasar keruh
dan sebagainya
- Amati Pigmen pasca inkubasi ditempat gelap

5
- Jika terdapat lebih dari satu jenis koloni, dilakukan
subkultur untuk tiap jenis koloni.

2. Pewarnaan BTA dengan Ziehl-Neelsen


3. Kecepatan tumbuh. Rapid grower akan tumbuh
dalam 7 hari atau kurang, sedangkan slow grower
akan tumbuh setelah itu. Namun hal tersebut tidak
selalu jelas batasnya M. chelonae atau M.
thermoresistible pada suhu 35 - 37oC akan tampak
sebagai slow grower.
4. Pencahayaan. Mycobacterium yang termasuk
photokromogen akan menghasilkan pigmen jika
dipaparkan cahaya. Namun pigmen hanya optimal
jika koloni kuman terpisah, jika pertumbuhannya
sangat padat pigmen tidak akan muncul
(Sjahrurachman, 2008).

E. Media kultur Mycobacterium tuberculosis

Biakan Mycobacterium tuberculosis merupakan pemeriksaan


bakteriologi yang lebih sensitif daripada pemeriksaan mikroskopis Zielh-
Nelsen. Jenis media biakan secara umum terdiri dari dua macam yaitu
medium padat dan medium cair. Medium padat terdiri dari dua jenis yaitu

6
medium padat berbasis telur dan medium padat berbasis agar. Medium
padat berbasis telur merupakan pilihan utama untuk biakan yang berasal
dari spesimen sputum. Terdapat dua jenis medium berbasis telur yaitu media
Lowenstein-Jensen (LJ) dan media Ogawa. Media LJ digunakan secara luas
di dunia, sedangkan media Ogawa hanya digunakan di Jepang dan di
Indonesia (Indahwaty, 2007). Media ini mengandung inhibitor untuk
menjaga kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri lain. Waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan koloni adalah 4-8 minggu (Todar, 2012).

• Metode kultur dengan menggunakan medium Lowenstein Jensen


(LJ).

Medium Lowenstein Jensen dipersiapkan menurut petunjuk pabrik


(BBL, Merck). Medium pembiakan disiapkan dengan menimbang
18.65 gram medium dasar LJ dan dilarutkan ke dalam 300 ml
aquadest. Ditambahkan 6 ml glycerol dan 10 ml larutan malachite

green 2%. Larutan disterilkan dalam autoclaved pada 121oC selama


30 menit dan didinginkan. Ditambahkan telur yang telah
dihomogenkan 500 ml dan dicampurkan. Medium dibagikan ke
dalam tabung bertutup alur sebanyak 6-8 ml. Tabung biakan ini

dipanaskan pada 85oC selama 50 menit. Untuk mengecek sterilitas,

disiapkan media pembiakan dengan menginkubasi pada 37oC


selama 48 jam dan disimpan dalam refrigerator bila tidak ada
kontaminan yang terdeteksi. Semua tabung ditutup dengan ketat
untuk mencegah penguapan selama penyimpnan. (Sumber: Ang et.
al., 2011)

7
Keterangan:

• dcBila terdapat kontaminasi pada kultur, segera laporkan dan


ulangi pembuatan kultur
• Bila kultur positif dan pertumbuhan dinilai sebagai M
tuberculosis, segera laporkan pada pihak berkepentingan.
• Bila kultur positif dan pertumbuhan dinilai sebagai M
tuberculosis, segera laporkan pada pihak berkepentingan.
• Pada minggu ke-4 dapat dibuat laporan sementara.
• Pada minggu ke-8 dibuat laporan akhir (Sumber:
Sjahrurachman, 2008)

• Metode kultur dengan menggunakan medium Ogawa 3%.

Prosedur untuk mempersiapkan biakan media Ogawa 3%


berdasarkan pada petunjuk yang tersedia dalam buku pedoman,
Minimum Essentials of Laboratory Procedures for Tuberculosis
Control oleh the Research Institute of Tuberculosis, Japan Anti-
Tuberculosis Association. KH4PO4 sebanyak 3 gram dan 1 gram
Natrium glutamate (vetsin) dilarutkan ke dalam 100 ml aquadest dan

disterilkan pada 1210C selama 15 menit. Ditambahkan 6 ml glycerol


dan malachite green 2% dalam larutan garam dingin. Ditambahkan
200 ml telur yang telah dihomogenkan dengan menambahkan
larutan dan dicampur dengan hati-hati. Setelah dihomogenisasi,
medium kasar dibagikan ke dalam tabung bertutup. Tabung kultur

dipanaskan pada 90oC selama 1 jam. (Sumber: Ang et. al., 2011)

Medium cair terdiri dari beberapa jenis yaitu Middlebrook 7H9


(medium cair konvensional), broth base culture system (Bactec 460TB,
Septi-Check AFB, dan MGIT) dan yang terbaru menggunakan sistem
kolorimetrik adalah MB/Bact240. Medium cair memiliki kemampuan

8
mendeteksi pertumbuhan Mycobacterium lebih cepat, terutama pada kasus
TB ekstraparu, sehingga penggunaaan medium ini sangat membantu para
klinisi dalam menentukan dianosis penyakit lebih dini (Indahwaty, 2007).

• Pembuatan media cair Middle Brook 7H9

Ditimbang 0,327 g MiddleBrook dan casitone 0,069 g kemudian


dimasukkan dalam wadah, ditambahkan 0,172 ml gliserol kedalam
wadah dan dicukupkan dengan aquadest hingga 50 ml. Dikocok
sampai homogen, disterilisasi menggunakan autoklaf ± 20 menit

pada suhu 121 oC.

• Pembuatan stok ekstrak uji.Ditimbang seksama ekstrak uji


sebanyak 50 mg dan dimasukkan ke dalam wadah vial. Ekstrak
dilarutkan menggunakan aquadest sebanyak 50 ml ke dalam vial,
kemudian dihomogenkan dengan magnetik stigner. Sampel
disimpan sebagai larutan stok ekstrak. Setelah itu dibuat deret
konsentrasi 250 ppm, 500 ppm, 750 ppm, dan 1000 ppm untuk uji
aktivitas inhibisi pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis strain
H37RV. F. Pembuatan Suspensi bakteri Mycobacterium
tuberculosis Diambil larutan media cair MiddleBrook7H9 sebanyak
25 ml, dan ditambahkan OADC 2,5 ml ; PANTA + OADC 0,5 ml
dan dihomogenkan. Kemudian ditambahkan bakteri
Mycobacterium tuberculosis strain H37RV sebanyak 1 ml, dan
disuspensikan kedalam tabung steril yang berisi 25 ml media
MiddleBrook7H9 dan dihomogenkan.
• Pengujian Mycobacterium tuberculosis dengan metode MODS
(Microscopically Observed Drug Susceptibility) Disiapkan plate 24
well untuk strain H37RV. Dipipet 50 μl DMSO kemudian
ditambahkan ke plate H37RV (masing- masing triplo) sebagai
kontrol negatif. Dipipet 50 μl obat Isoniazid kemudian ditambahkan
ke plate H37RV (masing- masing triplo) sebagai kontrol positif.
Selanjutnya dipipet 50 μl setiap konsentrasi ekstrak uji kedalam

9
masing-masing well H37RV (masing-masing duplo) kecuali
kontrol. Setelah itu, ditambahkan 950 μl suspensi bakteri kedalam
seluruh well pada plate lalu dihomogenkan. Kemudian diinkubasi

selama 7 hari dengan suhu 30 0C dan diamati pada mikroskop


(Marieke et al. 2016).

10
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Mycobacterium tuberculosis mempunyai sifat khusus yaitu tahan


terhadap asam pada pewarnaan Zielh-Nelssen, oleh karena itu disebut
pula Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi dapat hidup beberapa jam ditempat yang
gelap dan lembab. Yang memiliki 5 Pembagian kelompok
Mycobacterium menurut sub divisio: Mycobacteria,Actinomycetes,
Actinomycetales, Mycobacteriaceae, Mycobacterium, Mycobacterium
tuberculosis . Jenis media biakan secara umum terdiri dari dua macam
yaitu medium padat dan medium cair. Medium padat terdiri dari dua
jenis yaitu medium padat berbasis telur dan medium padat berbasis
agar. Medium padat berbasis telur merupakan pilihan utama untuk
biakan yang berasal dari spesimen sputum. Terdapat dua jenis medium
berbasis telur yaitu media Lowenstein-Jensen (LJ) dan media Ogawa.
Medium cair terdiri dari beberapa jenis yaitu Middlebrook 7H9
(medium cair konvensional), broth base culture system (Bactec
460TB, Septi-Check AFB, dan MGIT) dan yang terbaru menggunakan
sistem kolorimetrik adalah MB/Bact240. Medium cair memiliki
kemampuan mendeteksi pertumbuhan Mycobacterium lebih cepat,
terutama pada kasus TB ekstraparu, sehingga penggunaaan medium ini
sangat membantu para klinisi dalam menentukan dianosis penyakit
lebih dini.

B. SARAN

Agar mahasiswa dapat lebih memahami tentang materi Isolasi dan


identifikasi bakteri mycrobacteriologi tuberculosis penyebab infeksi
saluran pernapasan. Maka ada baiknya mahasiswa melakukan kegiatan
yang mencakup atau yang berhubungan dengan mata kuliah
Bakteriologi khususnya tentang pembahasan mengenai bakteri
mycrobacteriologi tuberculosis di luar dari apa yang telah kelompok

11
kami bahas dari berbagai sumber, agar dapat menambah wawasan
mahasiswa mengenai topik yang telah kelompok kami paparkan.

12
DAFTAR PUSTAKA
M. Rusdi, Mukhriani, Rezky Ramadhani. 2018. AKTIVITAS EKSTRAK
ETANOL AKAR PARANG ROMANG (Boehmeria virgata (Forst.) Guill)
TERHADAP PERTUMBUHAN Mycobacterium tuberculosis. Diakses
pada:
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/126/5/128700015_file5.p
df.

Anonym. Tp. Tinjauan Pustaka Mycobacterium tuberculosis . diakses


pada :
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/126/5/128700015_file
5.pdf .

Widodo , Agus Irianto dan Hendro Pramono. 2017. Karakteristik Morfologi


Mycobacterium tuberculosis yang Terpapar Obat Anti TB Isoniazid (INH)
.diaksespada
https://journal.bio.unsoed.ac.id/index.php/biosfera/article/download/316/3
44. Poltekkes Kemenkes Semarang

Anonym. Tp. BAB 1 Mycobacterium tuberculosis . diakses pada


http://eprints.ukmc.ac.id/981/2/BAB%20I.%20PENDAHULUAN.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai