25-Article Text-67-1-10-20170620
25-Article Text-67-1-10-20170620
2
Nomor. 1
Tahun. 2017
Abstrak
Konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik dan konsep belajar berakar
pada pihak peserta didik. Pendidik sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar yang
efektif. harus mengetahui dan menguasai setiap metode atau model pembelajaran. Guru
dapat menggunakan metode tanya jawab, pemberian tugas (resitasi), metode diskusi, dan
masih banyak pilihan metode yang dapat digunakan untuk keberhasilan suatu tujuan
pendidikan. Oleh karena adanya kesenjangan antara teori dan praktik serta eratnya
pemilihan metode pembelajaran yang harus relevan dengan peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa maka menjadi penting untuk memilih dan menerapkan metode
pembelajaran yang relevan dan efektif. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh metode pemberian tugas (resitasi) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen, dengan menggunakan Pretest-Postest yang dilaksanakan di SDN 3
Mojoroto Kota Kediri (Kel. Eksperimen) dan SDN 6 Mojoroto Kota Kediri (Kel. Kontrol),
dengan sasaran penelitian adalah siswa kelas IV, selanjutnya teknik analisis t-test
digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil temuan penelitian adalah: pretest rerata nilai
pada kelas kontrol yaitu 51, dan rerata nilai pada kelas eksperimen yaitu 54. Mean pada
tabel statistik Pretest kelompok eksperimen adalah 54,38 dengan Std. deviation 7,497, dan
Std. deviation 7,594. Sedangkan Mean kelompok kontrol pada tabel statistik Pretest adalah
51,94 dengan Std. Deviation 8,532 dan kelas kontrol pada tabel statistik postest adalah
66,94 dengan Std. Deviation 8,234. Nilai rerata hasil belajar menggunakan metode
pemberian tugas (resitasi) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa untuk
menyelesaikan soal PKn tentang globalisasi dengan menggunakan metode resitasi rerata
pada kelas kontrol yaitu 66 dan Mean pada kelas eksperimen yaitu 74. Sehingga dapat
disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan metode pemberian tugas (resitasi) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Mojoroto Kota
Kediri.
Abstract
In learning science in elementary school requires a new innovation that is able to
activate and make the learning process more enjoyable so that students are able to
understand the material being studied. This requires teachers to be more creative and
innovative in selecting a learning model that will be used. One example of learning model that
can be used is a cooperative learning model Snowball Throwing. Throwing Snowball In
lessons students will learn in groups and in collaboration with the group of their friends in
solving problems. So that students can easily understand the material and also in expressing
ideas that can maximize learning outcomes. This study aims to determine whether or not the
influence of cooperative learning model with Snowball Throwing on learning outcomes of
science in grade IV SDN Bondrang Sawoo District of Ponorogo in the academic year
2016/2017. Subjects in this study were students of class IV SDN 1 Bondrang and fourth grade
students of SDN 2 Bondrang. In this study, using a quantitative approach to experimental
research methods. Sampling was done by sampling research saturated. While the researchers
to collect data using the test method, and documentation. Data analysis techniques used in
this research is the prerequisite test and test hypotheses. The results showed that the
application of learning models Snowball Throwing can affect learning outcomes IPA grade IV
SDN Bondrang Ponorogo, where the result the average value of the experimental class was
83.23 and in control group was 71.47. The conclusions of this research is no effect of the
application of cooperative learning model with Snowball Throwing on learning outcomes of
science in grade IV SDN Bondrang Sawoo District of Ponorogo in the academic year
2016/2017.
kemampuan dan membentuk watak serta kehidupan sesuai dengan kaidah yang
peradaban bangsa yang bermartabat berlaku. Hal tersebut hendaknya
dalam rangka mencerdaskan kehidupan melibatkan dunia nyata sebagai suatu
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya konteks belajar bagi siswa. Dengan
potensi peserta didik agar menjadi demikian, penyajian suatu masalah yang
manusia yang beriman dan bertakwa autentik dan bermakna akan dapat
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak memberikan kemudahan kepada siswa
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, untuk melakukan penyelidikan dan
mandiri, dan menjadi warga Negara yang penemuan.
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan,
Metode pembelajaran dapat maka dalam proses pembelajaran harus
dipahami sebagai strategi dalam proses memperhatikan aspek-aspek yang mampu
belajar mengajar.3 Metode pembelajaran mencetak sumber daya manusia yang
adalah kerangka konseptual yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan.
melukiskan prosedur yang sistematis Berdasarkan hasil observasi awal, ternyata
dalam mengorganisasikan pengalaman kondisi pembelajaran yang nampak di SDN
belajar untuk mencapai tujuan Mojoroto kota Kediri belum sesuai dengan
pembelajaran tertentu, dan berfungsi harapan. Siswa belum dapat berpikir kritis
sebagai pedoman bagi para perancang tentang pembelajaran PKn. Hal ini menjadi
pembelajaran dan para pengajar dalam tugas guru untuk memberikan bimbingan
merencanakan dan melaksanakan akti- kepada siswa tentang cara berpikir kritis
vitas belajar mengajar. dalam memahami nilai-nilai pancasila dan
Oleh karena itu, sebagai guru harus budaya masyarakat Indonesia dalam
mencari atau memilih metode pembe- pengaruh globalisasi. Untuk memperoleh
lajaran/ metode mengajar yang tepat dan informasi dan me-ngembangkan konsep-
sesuai dengan kondisi siswa serta materi konsep sains, siswa belajar tentang
yang disampaikan. bagaimana membangun kerangka
Metode pembelajaran yang sama masalah, menyusun fakta, menganalisis
dengan karakter siswa yang berbeda, data, dan menyusun argu-mentasi terkait
hasilnya akan berbeda pula. Demikian juga pemecahan masalah, kemudian
untuk materi yang berbeda seorang guru memecahkan masalah, baik secara
tidak bisa menerapkan metode pembe- individual maupun dalam ke-lompok.4
lajaran yang sama.
Metode pembelajaran yang dipilih Oleh karena adanya kesenjangan
diharapkan mempertimbangkan kemu- antara teori dan praktik serta eratnya
dahan bagi siswa dalam menangkap pemilihan metode pembelajaran yang
materi yang disampaikan oleh guru harus relevan dengan peningkatan
sehingga dapat diaplikasikan dalam kemampuan berpikir kritis siswa maka
menjadi penting untuk memilih dan
3 Arief M. Sardiman, Interaksi & motivasi
belajar mengajar (Rajagrafindo Persada 4 Hariyanto Warsono, Pembelajaran Aktif Teori dan
(Rajawali Pers), 2004). Asesmen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 49
salah satu tujuan pedidikan IPS.10 Selain penuh tanggung jawab memerlukan
itu tujuan dari PKn yang pernah penguasaan seperangkat ilmu penge-
dikemukakan adalah sebagai berikut: a) tahuan dan keterampilan intelektual serta
Secara umum tujuan PKn harus ajeg dan keterampilan untuk berperan serta.
mendukung keberhasilan pencapaian Partisipasi yang efektif dan bertanggung
Pendidikan Nasional, yaitu: “mencer- jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut
daskan kehidupan bangsa yang mengem- melalui pengembangan disposisi atau
bangkan manusia Indonesia seutuhnya. watak-watak tertentu yang meningkatkan
Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kemampuan individu berperan serta
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi dalam proses politik dan mendukung
pekerti luhur, memiliki kemampuan berfungsinya sistem politik yang sehat
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan serta peraikan masyarakat.12 Sehubungan
jasmani dan rohani, kepribadian mantap dengan era globalisasi, dimana semua
dan mandiri serta rasa tanggung jawab telah berkembang dengan segala
kemasyarakatan dan kebangsaan”. b) kecanggihannya. Siswa harus diper-
Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina kenalkan dengan segala bentuk globalisasi
moral yang diharapkan diwujudkan dalam baik di bidang komunikasi, transportasi,
kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang politik, dan perekonomian. Siswa harus
memancarkan iman dan taqwa terhadap memahami segala pengaruh baik atau
Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat buruk dari globalisasi tersebut agar
yang terdiri dari berbagai golongan agama, menjadi manusia yang bertanggung jawab
perilaku yang mendukung kerakyatan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
yang mengutamakan kepentingan
bersama diatas kepentingan perseorangan Metode Resitasi
dan golongan sehingga perbedaan Metode pembelajaran adalah suatu
pemikiran pendapat ataupun kepentingan pengetahuan tentang cara-cara mengajar
diatasi melalui musyawarah mufakat, serta yang dipergunakan oleh guru atau
perilaku yang mendukung upaya untuk instruktur.13 Pengertian lain mengatakan
mewujudkan keadilan sosial seluruh pelajaran kepada siswa di dalam kelas,
rakyat Indonesia.11 baik secara individual ataupun secara
Sedangkan tujuan pendidikan kelompok agar pelajaran itu dapat diserap,
kewarganegaraan adalah, Partisipasi yang dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa
penuh nalar dan tanggung jawab dalam dengan baik.
kehidupan politik dari warga negara yang Gagne berpendapat bahwa metode
taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip pembelajaran adalah serangkaian kegiatan
dasar demokrasi konstitusional Indonesia yang dirancang untuk memungkinkan
partisipasi warga negara yang efektif dan
12 Sapriya, “Analisis Signifikasi „Content‟ PKn
Persekolahan Dalam Menghadapi Tuntutan Era
10 Ibid., 159. Demokrasi dan Penegakan Hak Asasi Manusia,”
11 A. Kosasih Djahiri, Dasar-dasar Umum Jurnal Civicus 1 (2001): 57–72.
Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral (Bandung: 13 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi
IKIP Bandung, 1995), 10. belajar mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 52.
52 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
untuk menyelesaikannya; 4) Guru harus nya. Berpikir itu sendiri memiliki empat
memberikan belajar atau salah arah dalam aspek yaitu penyusunan konsep, pemeca-
mengerjakan tugas; 5) Memberi dorongan han masalah, penalaran formal, dan
terutama bagi siswa yang lambat atau pengambilan keputusan tingkat tinggi.
kurang bergairah mengerjakan tugas.18 Berpikir adalah daya jiwa yang dapat
Adapun kelebihan metode penugasan meletakkan hubungan-hubungan antara
(resitasi) dapat disebutkan sebagai pengetahuan, merupakan proses yang
berikut: 1) Tugas lebih merangsang siswa “dialektis” yang bahwa selama berpikir,
untuk belajar lebih banyak, baik pada pikiran dalam keadaan tanya jawab, untuk
waktu di kelas maupun di luar kelas; 2) dapat meletakkan hubungan pengetahuan.
Metode ini dapat mengembangkan Berpikir kritis sangat diperlukan dalam
kemandirian siswa era globalisasi seperti sekarang ini untuk
yang diperlukan di kehidupan kelak; 3) menyelesaikan sebuah permasalahan yang
Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa komplek dalam kehidupan modern ini.
yang dipelajari dari guru, lebih memper- Kegiatan berpikir dilakukan guna
dalam, memperkaya/memperluas panda- memahami realitas dalam rangka antara
ngan tentang apa yang dipelajari; 4) Tugas lain: 1) Mengambil keputusan; 2) Meme-
dapat membina kebiasaan siswa untuk cahkan Persoalan, dan 3) Menghasil-kan
mencari dan mengolah sendiri informasi sesuatu yang baru. Memahami realitas
dan komunikasi, dan 5) Metode ini dapat berarti menarik kesimpulan serta berbagai
membuat siswa bergairah dalam belajar kemungkinan penjelasan dari realitas
karena kegiatan belajar dilakukan dengan eksternal dan internal. Berpikir kritis
berbagai variasi sehingga tidak mem- merupakan salah satu keterampilan ting-
bosankan. kat tinggi yang sangat penting diajarkan
Sedang kekurangan dari metode kepada siswa selain keterampilan berpikir
penugasan (resitasi) adalah: 1) Siswa sulit kreatif.
dikontrol, apa benar mengerjakan tugas Berpikir adalah suatu kegiatan
ataukah dikerjakan orang lain; 2) Tidak mental yang melibatkan kerja otak.
mudah memberikan tugas yang sesuai Walaupun tidak bisa dipisahkan dari
dengan perbedaan individu siswa; 3) aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih
Sering memberikan tugas yang monoton, dari sekedar kerja organ tubuh yang
sehingga membosankan.19 disebut otak. Memikirkan sesuatu berarti
mengarahkan diri pada objek tertentu,
Kemampuan Berpikir Kritis menyadari secara aktif dan menghadir-
Berpikir diperlukan oleh manusia kannya dalam pikiran kemudian mem-
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui punyai wawasan tentang objek tersebut.20
berpikir manusia dapat mengenali Pengertian berpikir kritis adalah
masalah, memahami, dan memecahkan- berpikir pada sebuah level yang kompleks
dengan menggunakan berbagai proses
18 N. Sudirman, Ilmu pendidikan (Bandung: Tarsito,
20
1992), 145. Abu Ahmadi, Psikologi umum (Jakarta: Rineka
19
Ibid., 142. Cipta, 2003), 120.
54 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
satu variabel eksperimen yang berkaitan Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka
diberikan perlakuan khusus (manipulasi) dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
dan satu kelompok kontrol dengan keseluruhan individu atau objek penelitian
perlakuan yang berbeda setelah itu yang di duga memiliki sifat dan karakteristik
menguji hasilnya. yang sama dan menjadi keberlakuan
Desain penelitian yang digunakan kesimpulan dalam penelitian. Dalam
adalah suatu rancangan pretest dan penelitian ini yang menjadi populasi adalah
postest yang dilaksanakan pada dua siswa kelas IV SDN Mojoroto Kota kediri.
kelompok, yaitu kelompok eksperimen Adapun siswa kelas IV SDN Mojoroto 1 kota
dan kelompok kontrol. Sebagaimana kediri dengan jumlah siswa 32 orang
terlihat dalam Tabel 3. 1 berikut ini. sebagai kelas uji coba, kelas IV SDN
Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian Mojoroto 3 dengan jumlah siswa 32 orang
Kelompok Pretest Perlakuan Postest sebagai kelompok eksperimen dan siswa
Eksperimen Y1 X Y2
kelas IV SDN Mojoroto 6 dengan jumlah
Kontrol Y1 - Y2
siswa 31 orang sebagai kelompok kontrol.
Keterangan: Alasan memilih kelas tersebut karena
Y1 = Pretest mempunyai karakteristik yang sama, antara
Y2 = Postest
X = Perlakuan, yaitu penerapan metode
lain: 1) Sasaran yang diteliti disamakan
Resitasi terhadap kemampuan berpikir kelasnya, yaitu pada kelas IV SDN Mojoroto
kritis pada mata pelajaran PKn Y1 Kota Kediri; 2) Kelas eksperimen dan kelas
= Y2 (butir soal Y1 sama dengan Y2)
Ditinjau dari perannya variabel penelitian kontrol terdapat pada satu lembaga yang
terdiri dari variabel bebas, variabel terikat sama, yaitu SDN Mojoroto kota Kediri; 3)
dan variabel perantara. Variabel penelitian Jumlah dan usia siswa pada kelas
adalah objek penelitian, atau apa yang eksperimen dan kelas kontrol relatif sama;
menjadi titik perhatian suatu penelitian.25 4) Ruangan kelas kedua kelompok
Pada penelitian ini, variabel yang eksperimen dan kontrol itu tidak ada
digunakan adalah variabel bebas dan perbedaan kebisingan, kepengapan, karena
variabel terikat. Variabel bebas yang ventilasi yang kurang, tata ruang, dan tata
biasanya dinyatakan tanda huruf (X), cahaya; 5) Siswanya mempunyai
adalah variabel yang mempengaruhi atau kemampuan yang sama dalam PKn, dengan
menjadi penyebab bagi variabel yang lain, rerata nilai siswa
dalam penelitian ini adalah Metode Tanya antara 70-75 dan 6) Untuk memantapkan
Jawab (Resitasi). Variabel terikat yang karakteristik yang sama, maka dilakukan
biasanya dinyatakan tanda huruf (Y), dengan uji-t.
adalah variabel yang dipengaruhi atau Kegiatan penelitian dirincikan dalam
disebabkan bagi variabel yang lain. tiga tahapan sebagai berikut: 1. Tahap
Populasi adalah jumlah dari Persiapan (Tahap Awal) di mana dalam
keseluruhan subjek penelitian.26 tahap ini ada dua kegiatan utama dalam
tahap persiapan atau tahap awal ini, yaitu:
25 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu (a) Penyusunan perangkat yang meliputi:
Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 56.
26 Ibid., 130. Studi literatur dan studi lapangan;
56 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
Keterangan:
yaitu: (a) Mengelola dan menganalisis data
hasil penelitian dan (b) Menyusun laporan Rii = reliabilitas instrumen
penelitian k = banyaknya butir pertanyaan
Tempat yang dijadikan penelitian = jumlah varians butir
oleh peneliti adalah SDN Mojoroto kota
Kediri. Penelitian direncanakan akan = varians total
dilakukan pada tanggal 23 bulan Januari.
Analisis data dilakukan setelah data
27 Ibid., 108.
27
57
28 Ibid., 105.
29 Sudjana, Metoda Statistika, 6 ed. (Bandung:
Tarsito, 1997), 263.
30 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek.
58 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
∑ ∑
√( )( )
Keterangan:
M = nilai rerata hasil perkelompok
N = banyaknya subjek
X = deviasi setiap nilai x2 dan x1
Y = deviasi setiap nilai y2 dari mean y1
D. Hasil Penelitian
Uji validitas instrumen ini dilakukan
dengan menghitung korelasi nilai tiap item
terhadap nilai total sehingga diperoleh r
hitung untuk tiap item. Pengujian validitas
ini dilakukan dengan teknik Pearson
Correlation. Selanjutnya untuk
menetapkan valid tidaknya tiap item
instrumen, nilai r-hitung akan Uji reliabilitas terhadap instrumen
dibandingkan dengan r kritis tabel (0,349) ini dilakukan uji Cronbach’s Alpha.
menunjukkan bahwa item tersebut valid.31 Adapun kriteria keputusan reliabilitas
Dari perhitungan inilah diputuskan dapat instrumen dengan mengikuti ketentuan
tidaknya item tersebut digunakan untuk berikut.
mengambil data dalam penelitian. Jika harga r-hitung > r kritis (0,60)
Jika r-hitung ≥ r kritis (0,349), maka maka item tersebut dinyatakan
item tersebut dinyatakan signifikan, signifikan, jadi dapat dinyatakan
jadi dapat dinyatakan valid sehingga reliabel sehingga layak untuk
layak untuk digunakan dalam digunakan dalam penelitian
penelitian. Jika harga r-hitung < r kritis (0,60)
Jika r-hitung < r kritis (0,349), maka maka item tersebut dinyatakan tidak
item tersebut dinyatakan tidak signifikan, jadi tidak cukup reliabel
signifikan, jadi tidak cukup valid sehingga harus direvisi atau diganti.
sehingga harus drop, direvisi atau Selanjutnya ringkasan hasil analisis
diganti. uji reliabilitas dapat dilihat sebagaimana
Selanjutnya proses analisis validitas
pada tabel berikut.
sebagaimana secara rinci dari seluruh
Tabel Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
item yang diuji cobakan menunjukkan
bahwa mayoritas cukup valid
sebagaimana tampak pada tabel berikut.
Tabel Hasil Uji Validitas Berdasarkan ringkasan hasil
analisis uji reliabilitas instrumen di atas
diperoleh nilai Alpha sebesar 0,966 yang
berarti jauh lebih besar dari 0,60.Dengan
31 Sugiyono, MetodePenelitian Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2010), 24. demikian simpulan hasil analisis dapat
dinyatakan bahwa keseluruhan item
instrumen adalah reliabel, dengan
demikian instrumen penelitian cukup
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 59
layak untuk dignakan mengambil data eksperimen tidak dipengaruhi atau tidak
dalam penelitian. berhubungan dengan data kelompok
kontrol, dan 3) Peneliti tidak memiliki
Hasil Uji Penelitian informasi mengenai ragam populasi dari
Uji normalitas terhadap data hasil kedua sampel.
penelitian ini dilakukan dengan teknik
analisis uji Lillie (Kolmogorov-Smirnov Uji Homogenitas
Test), yang mana proses analisis uji Sebelum melakukan uji hipotesis
normalitas. Uji normalitas ini diperlukan kesamaan rerata 2 populasi dengan uji-t 2
sebagai persyaratan bagi teknik analisis sampel independen, masih perlu dipenuhi
data dengan menggunakan teknik analisis satu syarat lagi yakni dilakukan uji
uji-t sampel (Statistik Parametik). Apabila homogenitas varians. Dalam konteks
data tidak normal, maka uji-t sampel tidak penelitian ini digunakan Levene’s Test
tepat diterapkan. Equality of Variances. Adapun dalam uji
Hipotesis uji normalitas data sebagai homogenitas ini dengan menggunakan
berikut. α=0,05.
H0 : Data menyebar normal Selanjutnya hasil uji homogenitas
H1 : Data tidak menyebar normal menunjukkan bahwa data dari kedua
Hasil uji normalitas dengan mengunakan kelompok adalah homogen, seperti
α=0,05 tampak pada kutipan ringkasan hasil uji
Adapun ringkasan hasil uji normalitas berikut ini.
dapat dikutip pada tabel berikut.
Tabel Ringkasan Hasil Uji Homogenitas
Tabel Ringkasan Hasil Uji Normalitas
(Pretest)
(Pretest)