Anda di halaman 1dari 21

Volume.

2
Nomor. 1
Tahun. 2017

Pengaruh Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran
PKN Kelas IV SDN Mojoroto Kota Kediri

Frans Aditia Wiguna


PGSD FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri
frans@unpkediri.ac.id

Abstrak
Konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik dan konsep belajar berakar
pada pihak peserta didik. Pendidik sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar yang
efektif. harus mengetahui dan menguasai setiap metode atau model pembelajaran. Guru
dapat menggunakan metode tanya jawab, pemberian tugas (resitasi), metode diskusi, dan
masih banyak pilihan metode yang dapat digunakan untuk keberhasilan suatu tujuan
pendidikan. Oleh karena adanya kesenjangan antara teori dan praktik serta eratnya
pemilihan metode pembelajaran yang harus relevan dengan peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa maka menjadi penting untuk memilih dan menerapkan metode
pembelajaran yang relevan dan efektif. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh metode pemberian tugas (resitasi) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen, dengan menggunakan Pretest-Postest yang dilaksanakan di SDN 3
Mojoroto Kota Kediri (Kel. Eksperimen) dan SDN 6 Mojoroto Kota Kediri (Kel. Kontrol),
dengan sasaran penelitian adalah siswa kelas IV, selanjutnya teknik analisis t-test
digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil temuan penelitian adalah: pretest rerata nilai
pada kelas kontrol yaitu 51, dan rerata nilai pada kelas eksperimen yaitu 54. Mean pada
tabel statistik Pretest kelompok eksperimen adalah 54,38 dengan Std. deviation 7,497, dan
Std. deviation 7,594. Sedangkan Mean kelompok kontrol pada tabel statistik Pretest adalah
51,94 dengan Std. Deviation 8,532 dan kelas kontrol pada tabel statistik postest adalah
66,94 dengan Std. Deviation 8,234. Nilai rerata hasil belajar menggunakan metode
pemberian tugas (resitasi) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa untuk
menyelesaikan soal PKn tentang globalisasi dengan menggunakan metode resitasi rerata
pada kelas kontrol yaitu 66 dan Mean pada kelas eksperimen yaitu 74. Sehingga dapat
disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan metode pemberian tugas (resitasi) terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Mojoroto Kota
Kediri.

Kata Kunci : Pengaruh Model Pembelajaran, Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing,


Hasil Belajar IPA
46 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Abstract
In learning science in elementary school requires a new innovation that is able to
activate and make the learning process more enjoyable so that students are able to
understand the material being studied. This requires teachers to be more creative and
innovative in selecting a learning model that will be used. One example of learning model that
can be used is a cooperative learning model Snowball Throwing. Throwing Snowball In
lessons students will learn in groups and in collaboration with the group of their friends in
solving problems. So that students can easily understand the material and also in expressing
ideas that can maximize learning outcomes. This study aims to determine whether or not the
influence of cooperative learning model with Snowball Throwing on learning outcomes of
science in grade IV SDN Bondrang Sawoo District of Ponorogo in the academic year
2016/2017. Subjects in this study were students of class IV SDN 1 Bondrang and fourth grade
students of SDN 2 Bondrang. In this study, using a quantitative approach to experimental
research methods. Sampling was done by sampling research saturated. While the researchers
to collect data using the test method, and documentation. Data analysis techniques used in
this research is the prerequisite test and test hypotheses. The results showed that the
application of learning models Snowball Throwing can affect learning outcomes IPA grade IV
SDN Bondrang Ponorogo, where the result the average value of the experimental class was
83.23 and in control group was 71.47. The conclusions of this research is no effect of the
application of cooperative learning model with Snowball Throwing on learning outcomes of
science in grade IV SDN Bondrang Sawoo District of Ponorogo in the academic year
2016/2017.

Keywords : Effects of Learning Model, Snowball Throwing Cooperative Learning, Learning


Outcomes IPA

A. PENDAHULUAN menjadi warga negara yang demokratis


serta bertanggungjawab.1
Menurut Undang-undang Sistem Kualitas pendidikan perlu untuk terus
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor ditingkatkan. Kualitas pendidikan ini terkait
20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa dengan kualitas proses dan kualitas hasil.
Pendidikan Nasional berfungsi untuk Kualitas proses dapat dicapai apabila proses
mengembangkan kemampuan dan
pembelajaran berlangsung secara efektif
membentuk watak serta peradaban
dan siswa dapat menghayati serta menjalani
bangsa yang bermartabat dalam rangka
proses pembelajaran secara bermakna.
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain
Kualitas hasil dapat dilihat pada unjuk kerja
itu, disebutkan dalam Undang-undang
siswa yang menunjukkan kecakapan hidup
tersebut bahwa Pendidikan Nasional
dan kompetensi dengan tingkat penguasaan
bertujuan untuk mengembangkan potensi
yang tinggi; yang meliputi pemahaman dan
peserta didik agar menjadi manusia yang
penghayatan,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
1 Depdiknas, “UURI No. 20 Th. 2003 Tentang
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan Sisdiknas Bab II Dasar, Fungsi dan Tujuan Pasal 3”
(Depdiknas, 2003).
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 47

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan Menyadari pentingnya peningkatan


juga nilai-nilai terhadap tugas-tugas kualitas SDM khususnya sekolah tingkat
belajar sesuai dengan kebutuhan siswa dasar (SD), pemerintah telah melakukan
dalam kehidupannya dan tuntutan yang upaya-upaya diantaranya adalah dengan
ada di masyarakat (dunia kerja). program-program peningkatan mutu
Peningkatan kualitas sumber daya pendidikan. Dalam bidang pendidikan
manusia dalam sebuah bangsa juga tidak pembenahan yang dilakukan antara lain;
dapat dipisahkan dengan pendidikan. 1) dalam bidang sarana dan prasarana
Pendidikan adalah usaha nyata untuk seperti pengadaan gedung dan buku
mengembangkan potensi sumber daya pelajaran,
manusia (SDM). Sumber daya manusia 2) dalam bidang kompetensi tenaga
dapat berkembang dengan baik apabila kependidikan, dengan mengadakan
melalui pembelajaran yang baik pula. pelatihan-pelatihan bagi kepala sekolah,
Konsep belajar berakar pada pihak guru, dan tenaga kependidikan lainnya,
peserta didik dan konsep pembelajaran 3) dalam bidang kurikulum juga telah
berakar pada pihak pendidik. Peserta melakukan revisi terhadap kurikulum
didik adalah seseorang atau sekelompok 1994 dievaluasi menjadi kurikulum 2004
orang sebagai pencari, penerima pelajaran yaitu kurikulum berbasis kompetensi
yang dibutuhkannya, sedangkan pendidik (KBK) dan dalam waktu dekat hingga
adalah seseorang atau sekelompok orang sekarang kurikulum yang diberlakukan
yang berprofesi sebagai pengelola adalah kurikulum tingkat satuan
kegiatan belajar mengajar yang efektif. pendidikan (KTSP), bahkan berdasarkan
Peningkatan kualitas sumber daya pertimbangan dan pemikiran KTSP
manusia dalam sebuah bangsa juga tidak kembali mendapat perbaikan dengan
dapat dipisahkan dengan pendidikan. Hal hadirnya kurikulum 2013.
ini tidak dapat diabaikan karena Salah satu upaya agar proses belajar
pedididikan adalah dasar atau fondamen mengajar dapat berjalan dengan lancar,
dari masyarakat yang berkualitas.2 Upaya guru harus mengetahui dan menguasai
peningkatan suber daya manusia tidak setiap metode atau model pembelajaran.
hanya dilakukan dengan memberikan Dalam hal ini guru tidak hanya
sebuah pendidikan, akan tetapi harus menggunakan metode ceramahsaja dalam
disertai dengan peningkatan mutu kegiatan belajar. Guru dapat menggunakan
pendidikan itu sendiri. Pembangunan metode tanya jawab, pemberian tugas
pendidikan adalah sesuatu yang penting (resitasi), metode diskusi, dan masih
dalam rangka mewujudkan kualitas banyak pilihan metode yang dapat
Sumber Daya Manusia. Suatu negara yang digunakan untuk keberhasilan suatu
melaksanakan pembangunan mulai dari tujuan pendidikan. Sebagaimana hal ini
dunia pendidikan saat ini sudah tampak ditegaskan dalam Undang-Undang 20
menunjukkan kemajuan yang pesat. Tahun 2003 pasal 3 tentang fungsi dan
tujuan pendidikan, dimana Pendidikan
2 Tilaar H. A. R, Standarisasi Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Nasional (Bandung: Rineka Cipta, 2006).
48 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

kemampuan dan membentuk watak serta kehidupan sesuai dengan kaidah yang
peradaban bangsa yang bermartabat berlaku. Hal tersebut hendaknya
dalam rangka mencerdaskan kehidupan melibatkan dunia nyata sebagai suatu
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya konteks belajar bagi siswa. Dengan
potensi peserta didik agar menjadi demikian, penyajian suatu masalah yang
manusia yang beriman dan bertakwa autentik dan bermakna akan dapat
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak memberikan kemudahan kepada siswa
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, untuk melakukan penyelidikan dan
mandiri, dan menjadi warga Negara yang penemuan.
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan,
Metode pembelajaran dapat maka dalam proses pembelajaran harus
dipahami sebagai strategi dalam proses memperhatikan aspek-aspek yang mampu
belajar mengajar.3 Metode pembelajaran mencetak sumber daya manusia yang
adalah kerangka konseptual yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan.
melukiskan prosedur yang sistematis Berdasarkan hasil observasi awal, ternyata
dalam mengorganisasikan pengalaman kondisi pembelajaran yang nampak di SDN
belajar untuk mencapai tujuan Mojoroto kota Kediri belum sesuai dengan
pembelajaran tertentu, dan berfungsi harapan. Siswa belum dapat berpikir kritis
sebagai pedoman bagi para perancang tentang pembelajaran PKn. Hal ini menjadi
pembelajaran dan para pengajar dalam tugas guru untuk memberikan bimbingan
merencanakan dan melaksanakan akti- kepada siswa tentang cara berpikir kritis
vitas belajar mengajar. dalam memahami nilai-nilai pancasila dan
Oleh karena itu, sebagai guru harus budaya masyarakat Indonesia dalam
mencari atau memilih metode pembe- pengaruh globalisasi. Untuk memperoleh
lajaran/ metode mengajar yang tepat dan informasi dan me-ngembangkan konsep-
sesuai dengan kondisi siswa serta materi konsep sains, siswa belajar tentang
yang disampaikan. bagaimana membangun kerangka
Metode pembelajaran yang sama masalah, menyusun fakta, menganalisis
dengan karakter siswa yang berbeda, data, dan menyusun argu-mentasi terkait
hasilnya akan berbeda pula. Demikian juga pemecahan masalah, kemudian
untuk materi yang berbeda seorang guru memecahkan masalah, baik secara
tidak bisa menerapkan metode pembe- individual maupun dalam ke-lompok.4
lajaran yang sama.
Metode pembelajaran yang dipilih Oleh karena adanya kesenjangan
diharapkan mempertimbangkan kemu- antara teori dan praktik serta eratnya
dahan bagi siswa dalam menangkap pemilihan metode pembelajaran yang
materi yang disampaikan oleh guru harus relevan dengan peningkatan
sehingga dapat diaplikasikan dalam kemampuan berpikir kritis siswa maka
menjadi penting untuk memilih dan
3 Arief M. Sardiman, Interaksi & motivasi
belajar mengajar (Rajagrafindo Persada 4 Hariyanto Warsono, Pembelajaran Aktif Teori dan
(Rajawali Pers), 2004). Asesmen (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012).
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 49

menerapkan metode pembelajaran yang pakan mata pelajaran yang memfokuskan


relevan dan efektif. Berdasarkan uraian pada pembentukan diri yang beragam dari
tersebut, maka peneliti sangat tertarik segi
untuk melakukan penelitian dengan
mengetengahkan judul Pengaruh Metode agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan
Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap suku bangsa untuk menjadi warga negara
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada yang cerdas, terampil, dan berkarakter
Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Mojoroto seperti yang diamanatkan oleh Pancasila
Kota Kediri. dan UUD 1945.6
Pendidikan Kewarganegaraan telah
Permasalahan dalam penelitian ini
mengalami perkembangan sejarah yang
yang dapat dirumuskan adalah “Apakah
sangat panjang, secara konseptual istilah
ada pengaruh metode pemberian tugas
Pendidikan Kewarganegaraan dimulai dari
(resitasi) terhadap kemampuan berpikir
Kewarganegaraan (1956), Civic (1959),
kritis siswa. Adapun tujuan dalam
Kewarganegaraan (1962), Pendidikan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
Kewarganegaraan (1968), Pendidikan
seberapa besar pengaruh metode
Moral Pancasila (1975), Pendidikan
pemberian tugas (resitasi) terhadap
Pancasila Kewarganegaraan (1994), Pen-
kemampuan berpikir kritis siswa.
didikan Kewarganegaraan (UU No.20
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
Tahun 2003).
adanya pengaruh yang signifikan metode
pemberian tugas (resitasi) terhadap Pendidikan Kewarganegaraan dapat
kemampuan berpikir kritis siswa. diartikan sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur dan moral yang berakar pada
B. Hakikat Pembelajaran PKn
budaya bangsa Indonesia yang diharapkan
Terkait dengan naskah lampiran
dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Standar Isi di sebutkan bahwa mata
Landasan PKn adalah Pancasila dan
pelajaran Pendidikan kewarganegaraan
UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai
merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan agama, kebudayaan nasional Indonesia,
warganegara yang memahami dan mampu serta tanggap pada perubahan zaman.
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya Selain itu juga dari Undang-undang No. 20
untuk menjadi warga negara Indonesia Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
yang cerdas, terampil, dan berkarakter Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD tahun 2004 serta Pedoman Khusus
1945.5 Sedangkan dalam rumusan naskah Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata
Kurikulum 2004 menyatakan bahwa Pelajaran Kewarganegaraan yang
Kewarganegaraan (Citizenship) meru- diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan

5 Depdiknas, “Permendiknas RI No. 22. Tentang


Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan
6 Enco Mulyasa, Kurikulum berbasis
kompetensi: konsep, karakteristik, dan implementasi
Menengah” (Depdiknas, n.d.). (PT Remaja Rosdakarya, 2002).
50 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan kenegaraan, dengan harapan melalui mata


Menengah Umum. pelajaran PKn ini dapat terbina insan
Tujuan mata pelajaran Pendidikan warga negara yang baik (Good-
Kewarganegaraan adalah sebagai berikut: Citizenship). Dijelaskan pula unsur terkait
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan dengan pengembangan PKn, antara lain: a)
kreatif dalam menanggapi isu kewar- hubungan pengetahuan interseptif
ganegaraan; 2) Berpartisipasi secara (intaceptive knowledge) dengan
bermutu dan bertanggung jawab, serta pengetahuan ekstraseptif (extraceptive
bertindak secara cerdas dalam kegiatan knowlede) atau antara agama dan ilmu; b)
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; kebudayaan Indonesia dan tujuan
3) Berkembang secara positif dan pendidikan nasional; c) disiplin ilmu
demokratis untuk membentuk diri pendidikan terutama psikologi pendi-
berdasarkan pada karakter-karakter dikan; d) disiplin ilmu-ilmu sosial,
masyarakat Indonesia agar dapat hidup khususnya “ide fundamental” ilmu
bersama dengan bangsa-bangsa lain, dan Kewarganegaraan; e) dokumen negara,
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain khususnyanya Pancasila, UUD 1945 dan
dalam peraturan dunia secara langsung perundangan negara serta sejarah
dengan memanfaatkan teknologi informasi perjuangan bangsa; f) kegiatan dasar
dan komunikasi.7 manusia dan; g) pengertian pendidikan
Sementara itu, PKn di Indonesia IPS.9
diharapkan dapat mempersiapkan peserta Ketujuh unsur diatas nantinya akan
didik menjadi warga negara yang memiliki mempengaruhi pengembangan PKn.
komitmen yang kuat dan konsisten untuk Karena pengembangan dalam PKn akan
mempertahankan Negara Kesatuan mempengaruhi pengertian PKn sebagai
Republik Indonesia (NKRI). PKn meru- salah satu tujuan IPS.
pakan usaha untuk membekali peserta Sehubungan dengan itu, PKn sebagai
didik dengan pengetahuan dan salah satu tujuan pendidikan IPS yang
kemampuan dasar yang berkenaan dengan menekankan pada nilai-nilai untuk me-
hubungan antara warga negara dengan numbuhkan warga Negara yang baik,
negara serta pendidikan pendahuluan bela patriotik, lebih lanjut dipaparkan batasan
negara agar menjadi warga negara agar pengertian PKn sebagai berikut: salah satu
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. 8 tujuan pendidikan IPS. Pendidikan
Dari pengertian pendapat di atas dapat Kewarganegaraan adalah seleksi dan
disimpulkan PKn merupakan mata adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial,
pelajaran yang berfokus pada pembinaan ilmu kewarganegaraan, humaniora, dan
karakter warga negara dalam perspektif kegiatan dasar manusia, yang
diorganisasikan dan disajikan secara
7 Depdiknas, “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan psiologis dan ilmiah untuk ikut mencapai
(KTSP) Untuk Sekolah Dasar/ MI.” (Depdiknas,
2006).
8 Muhammad Numan Soemantri, Menggagas
pembaharuan pendidikan IPS (Bandung: 9 Soemantri, Menggagas pembaharuan
Remaja Rosdakarya, 2001), 154 dan 158. pendidikan IPS.
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 51

salah satu tujuan pedidikan IPS.10 Selain penuh tanggung jawab memerlukan
itu tujuan dari PKn yang pernah penguasaan seperangkat ilmu penge-
dikemukakan adalah sebagai berikut: a) tahuan dan keterampilan intelektual serta
Secara umum tujuan PKn harus ajeg dan keterampilan untuk berperan serta.
mendukung keberhasilan pencapaian Partisipasi yang efektif dan bertanggung
Pendidikan Nasional, yaitu: “mencer- jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut
daskan kehidupan bangsa yang mengem- melalui pengembangan disposisi atau
bangkan manusia Indonesia seutuhnya. watak-watak tertentu yang meningkatkan
Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kemampuan individu berperan serta
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi dalam proses politik dan mendukung
pekerti luhur, memiliki kemampuan berfungsinya sistem politik yang sehat
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan serta peraikan masyarakat.12 Sehubungan
jasmani dan rohani, kepribadian mantap dengan era globalisasi, dimana semua
dan mandiri serta rasa tanggung jawab telah berkembang dengan segala
kemasyarakatan dan kebangsaan”. b) kecanggihannya. Siswa harus diper-
Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina kenalkan dengan segala bentuk globalisasi
moral yang diharapkan diwujudkan dalam baik di bidang komunikasi, transportasi,
kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang politik, dan perekonomian. Siswa harus
memancarkan iman dan taqwa terhadap memahami segala pengaruh baik atau
Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat buruk dari globalisasi tersebut agar
yang terdiri dari berbagai golongan agama, menjadi manusia yang bertanggung jawab
perilaku yang mendukung kerakyatan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
yang mengutamakan kepentingan
bersama diatas kepentingan perseorangan Metode Resitasi
dan golongan sehingga perbedaan Metode pembelajaran adalah suatu
pemikiran pendapat ataupun kepentingan pengetahuan tentang cara-cara mengajar
diatasi melalui musyawarah mufakat, serta yang dipergunakan oleh guru atau
perilaku yang mendukung upaya untuk instruktur.13 Pengertian lain mengatakan
mewujudkan keadilan sosial seluruh pelajaran kepada siswa di dalam kelas,
rakyat Indonesia.11 baik secara individual ataupun secara
Sedangkan tujuan pendidikan kelompok agar pelajaran itu dapat diserap,
kewarganegaraan adalah, Partisipasi yang dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa
penuh nalar dan tanggung jawab dalam dengan baik.
kehidupan politik dari warga negara yang Gagne berpendapat bahwa metode
taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip pembelajaran adalah serangkaian kegiatan
dasar demokrasi konstitusional Indonesia yang dirancang untuk memungkinkan
partisipasi warga negara yang efektif dan
12 Sapriya, “Analisis Signifikasi „Content‟ PKn
Persekolahan Dalam Menghadapi Tuntutan Era
10 Ibid., 159. Demokrasi dan Penegakan Hak Asasi Manusia,”
11 A. Kosasih Djahiri, Dasar-dasar Umum Jurnal Civicus 1 (2001): 57–72.
Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral (Bandung: 13 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi
IKIP Bandung, 1995), 10. belajar mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 52.
52 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

terjadinya proses belajar pada siswa.14 Metode pemberian tugas merupakan


Dapat disimpulkan bahwa metode suatu aspek dari metode-metode
pembelajaran adalah metode yang mengajar. Karena tugas-tugas meninjau
digunakan oleh guru sebagai cara untuk pelajaran baru, untuk menghafal pelajaran
mencapai tujuan pembelajaran yang telah yang sudah diajarkan, untuk latihan-
ditetapkan. Hal ini mendorong seorang latihan, untuk memecahkan suatu masalah
guru untuk mencari metode yang tepat dan seterusnya.16
dalam penyampaian materinya agar dapat Siswa yang kurang menguasai materi
diserap dengan baik oleh siswa. mengajar pembelajaran tentu akan mempunyai nilai
secara efektif sangat bergantung pada yang lebih rendah dibandingkan dengan
pemilihan dan penggunaan metode siswa yang lebih menguasai materi ajar.
mengajar. Untuk menguasai materi ajar maka
Metode resitasi merupakan salah dituntut adanya aktifitas dari siswa yang
satu pilihan metode mengajar seorang bukan hanya sekedar mengingat, tetapi
guru, dimana guru memberikan sejumlah lebih dari itu yakni memahami,
item tes kepada siswanya untuk mengaplikasikan, menganalisis,
dikerjakan. Pemberian item tes ini mensintesis, dan mengevaluasi materi
biasanya diberikan pada akhir setiap ajar.
pertemuan atau akhir pelajaran. Setiap metode memiliki kelebihan
Pemberian tugas merupakan salah satu dan kekurangan, sehingga ketepatan guru
alternatif untuk menyempurnakan dalam memilih metode pembelajaran
penyampaian tujuan pembelajaran. Hal ini sangat diperlukan agar kekurangan
disebabkan oleh padatnya materi tersebut tidak menjadi kendala yang dapat
pelajaran yang harus disampaikan menghambat ketuntasan belajar siswa.
sementara waktu belajar sangat terbatas. Metode resitasi ini dianggap efektif,
Salah satu metode yang digunakan bila hal-hal berikut ini dilaksanakan yaitu :
dalam pelajaran PKn adalah metode merumuskan tujuan khusus yang hendak
resitasi. Metode resitasi adalah cara untuk dicapai, tugas yang diberikan harus jelas,
mengajar yang dilakukan dengan jalan dan waktu yang disediakan untuk
memberi tugas khusus kepada siswa. menyelasaikan tugas harus cukup. 17
Pelaksanaannya bisa di kelas, di Langkah-langkah yang ditempuh dalam
perpustakaan, di laboratorium, atau yang pendekatan pelaksanaan metode resitasi
ada hubungannya dengan tugas tersebut yaitu: 1) Tugas yang diberikan harus jelas;
dan hasilnya dipertanggung-jawabkan.15 2) Tempat dan lama waktu penyelesaian
Untuk penelitian ini lebih difokuskan tugas harus jelas; 3) Tugas yang diberikan
metode resitasi dilakukan di dalam kelas. terlebih dahulu dijelaskan/ diberikan
petunjuk yang jela, agar siswa yang belum
mampu memahami tugas itu berupaya
14 Udin Saripudin Winataputra et al., “Materi
dan pembelajaran PKN SD,” 2014,
http://repository.ut.ac.id/4114/1/PDGK4401-TM.pdf. 16 I.LPasaribu, Didaktik dan Metodik
15 Imansyah Alipandie, Didaktik Metodik (Bandung: Tarsito, 1986), 108.
Pendidikan (Surabaya: Penerbit Usaha Nasional,
1984), 93. 17 Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan, 93.
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 53

untuk menyelesaikannya; 4) Guru harus nya. Berpikir itu sendiri memiliki empat
memberikan belajar atau salah arah dalam aspek yaitu penyusunan konsep, pemeca-
mengerjakan tugas; 5) Memberi dorongan han masalah, penalaran formal, dan
terutama bagi siswa yang lambat atau pengambilan keputusan tingkat tinggi.
kurang bergairah mengerjakan tugas.18 Berpikir adalah daya jiwa yang dapat
Adapun kelebihan metode penugasan meletakkan hubungan-hubungan antara
(resitasi) dapat disebutkan sebagai pengetahuan, merupakan proses yang
berikut: 1) Tugas lebih merangsang siswa “dialektis” yang bahwa selama berpikir,
untuk belajar lebih banyak, baik pada pikiran dalam keadaan tanya jawab, untuk
waktu di kelas maupun di luar kelas; 2) dapat meletakkan hubungan pengetahuan.
Metode ini dapat mengembangkan Berpikir kritis sangat diperlukan dalam
kemandirian siswa era globalisasi seperti sekarang ini untuk
yang diperlukan di kehidupan kelak; 3) menyelesaikan sebuah permasalahan yang
Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa komplek dalam kehidupan modern ini.
yang dipelajari dari guru, lebih memper- Kegiatan berpikir dilakukan guna
dalam, memperkaya/memperluas panda- memahami realitas dalam rangka antara
ngan tentang apa yang dipelajari; 4) Tugas lain: 1) Mengambil keputusan; 2) Meme-
dapat membina kebiasaan siswa untuk cahkan Persoalan, dan 3) Menghasil-kan
mencari dan mengolah sendiri informasi sesuatu yang baru. Memahami realitas
dan komunikasi, dan 5) Metode ini dapat berarti menarik kesimpulan serta berbagai
membuat siswa bergairah dalam belajar kemungkinan penjelasan dari realitas
karena kegiatan belajar dilakukan dengan eksternal dan internal. Berpikir kritis
berbagai variasi sehingga tidak mem- merupakan salah satu keterampilan ting-
bosankan. kat tinggi yang sangat penting diajarkan
Sedang kekurangan dari metode kepada siswa selain keterampilan berpikir
penugasan (resitasi) adalah: 1) Siswa sulit kreatif.
dikontrol, apa benar mengerjakan tugas Berpikir adalah suatu kegiatan
ataukah dikerjakan orang lain; 2) Tidak mental yang melibatkan kerja otak.
mudah memberikan tugas yang sesuai Walaupun tidak bisa dipisahkan dari
dengan perbedaan individu siswa; 3) aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih
Sering memberikan tugas yang monoton, dari sekedar kerja organ tubuh yang
sehingga membosankan.19 disebut otak. Memikirkan sesuatu berarti
mengarahkan diri pada objek tertentu,
Kemampuan Berpikir Kritis menyadari secara aktif dan menghadir-
Berpikir diperlukan oleh manusia kannya dalam pikiran kemudian mem-
dalam kehidupan sehari-hari. Melalui punyai wawasan tentang objek tersebut.20
berpikir manusia dapat mengenali Pengertian berpikir kritis adalah
masalah, memahami, dan memecahkan- berpikir pada sebuah level yang kompleks
dengan menggunakan berbagai proses
18 N. Sudirman, Ilmu pendidikan (Bandung: Tarsito,
20
1992), 145. Abu Ahmadi, Psikologi umum (Jakarta: Rineka
19
Ibid., 142. Cipta, 2003), 120.
54 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

analisis dan proses evaluasi terhadap Definisi tersebut mengimplikasikan


informasi yang didapatkan. lima hal 1) berpikir logis dengan
Definsi tentang berpikir kritis yang menggunakan alasan-alasan yang baik; 2)
dikemukakan para ahli, diantaranya Chaffe berpikir reflektif dengan secara sadar
berpikir kritis adalah berpikir untuk mencari dan menggunakan alasan-alasan
menyelidiki secara sistematis proses yang baik; 3) berpikir terfokus, yaitu
berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak berpikir untuk tujuan tertentu; 4)
hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi pengambilan keputusan mengenai hal
juga meneliti bagaimana kita dan orang yang akan dipercaya atau diyakini dengan
lain menggunakan bukti dan logika.21 mengevaluasi pernyataan atau perbuatan;
Bimbingan utamanya kepada siswa yang 5) kecenderungan dan kemampuan, yaitu
mengalami kesulitan Berpikir kritis kemampuan kognitif dan kecenderungan
merupakan kegiatan mengevaluasi dalam untuk menggunakan kemampuan terse-
mempertimbangkan kesimpulan yang but.23
akan diambil dengan beberapa faktor Dari beberapa pendapat para ahli di
pendukung untuk membuat keputusan. atas mengenai berpikir kritis, maka dapat
Selain itu, berpikir kritis adalah logis dan diartikan bahwa berpikir kritis merupakan
reflektif yang difokuskan pada pengam- sebuah proses aktif dan cara berpikir
bilan keputusan mengenai hal yang akan secara teratur serta secara sistematis guna
dipercaya/ dilakukan. memahami informasi yang secara menda-
Berpikir kritis adalah berpikir secara lam, sehingga kemudian membentuk
beralasan dan reflektif dengan menekan-kan sebuah keyakinan tentang kebenaran dari
pembuatan keputusan tentang apa yang informasi atau pendapat-pendapat yang
harus dipercayai atau dilakukan. Berikut disampaikan. Proses aktif menunjukkan
adalah contoh-contoh kemampuan berpikir bahwa keinginan dan atau motivasi guna
kritis, misalnya 1) membanding dan menemukan jawaban serta mencapai
membedakan, 2) membuat kategori, pemahaman.24
3) meneliti bagian-bagian kecil dan
keseluruhan, 4) menerangkan sebab, 5) C. Rancangan dan Desain Penelitian
membuat sekuen/urutan, 6) menentukan Pada penelitian ini menggunakan
sumber yang dipercayai, dan 7) membuat rancangan eksperimen murni dengan
ramalan.22 alasan yaitu lebih memberikan perlakuan
khusus terhadap kelompok eksperimen
yakni pembelajaran menggunakan metode
21 Suriadi, “Pembelajaran dengan Pendekatan
resitasi dan hanya melakukan kontrol
Discovery yang Menekankan Aspek Analogi
Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan pada kelompok lain. Dimana eksperimen
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA.” murni adalah rancangan yang melibatkan
(Universitas Pendidikan Indonesia, 2006).
22 Mustaji, “Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran,” 23 Anthony J. Nitko, Educational
diakses 4 assessment of students (ERIC, 2001), 65–66,
Juni 2017, http://eric.ed.gov/?id=ED449193.
http://www.academia.edu/3782126/Pengembangan_K 24 Hendra Surya, Cara Belajar Orang Genius
emampuan_Berpikir_Kritis_dan_Kreatif_dalam_Pem (Jakarta: : Elex Media Komputindo, 2013), 159.
belajaran.
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 55

satu variabel eksperimen yang berkaitan Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka
diberikan perlakuan khusus (manipulasi) dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
dan satu kelompok kontrol dengan keseluruhan individu atau objek penelitian
perlakuan yang berbeda setelah itu yang di duga memiliki sifat dan karakteristik
menguji hasilnya. yang sama dan menjadi keberlakuan
Desain penelitian yang digunakan kesimpulan dalam penelitian. Dalam
adalah suatu rancangan pretest dan penelitian ini yang menjadi populasi adalah
postest yang dilaksanakan pada dua siswa kelas IV SDN Mojoroto Kota kediri.
kelompok, yaitu kelompok eksperimen Adapun siswa kelas IV SDN Mojoroto 1 kota
dan kelompok kontrol. Sebagaimana kediri dengan jumlah siswa 32 orang
terlihat dalam Tabel 3. 1 berikut ini. sebagai kelas uji coba, kelas IV SDN
Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian Mojoroto 3 dengan jumlah siswa 32 orang
Kelompok Pretest Perlakuan Postest sebagai kelompok eksperimen dan siswa
Eksperimen Y1 X Y2
kelas IV SDN Mojoroto 6 dengan jumlah
Kontrol Y1 - Y2
siswa 31 orang sebagai kelompok kontrol.
Keterangan: Alasan memilih kelas tersebut karena
Y1 = Pretest mempunyai karakteristik yang sama, antara
Y2 = Postest
X = Perlakuan, yaitu penerapan metode
lain: 1) Sasaran yang diteliti disamakan
Resitasi terhadap kemampuan berpikir kelasnya, yaitu pada kelas IV SDN Mojoroto
kritis pada mata pelajaran PKn Y1 Kota Kediri; 2) Kelas eksperimen dan kelas
= Y2 (butir soal Y1 sama dengan Y2)
Ditinjau dari perannya variabel penelitian kontrol terdapat pada satu lembaga yang
terdiri dari variabel bebas, variabel terikat sama, yaitu SDN Mojoroto kota Kediri; 3)
dan variabel perantara. Variabel penelitian Jumlah dan usia siswa pada kelas
adalah objek penelitian, atau apa yang eksperimen dan kelas kontrol relatif sama;
menjadi titik perhatian suatu penelitian.25 4) Ruangan kelas kedua kelompok
Pada penelitian ini, variabel yang eksperimen dan kontrol itu tidak ada
digunakan adalah variabel bebas dan perbedaan kebisingan, kepengapan, karena
variabel terikat. Variabel bebas yang ventilasi yang kurang, tata ruang, dan tata
biasanya dinyatakan tanda huruf (X), cahaya; 5) Siswanya mempunyai
adalah variabel yang mempengaruhi atau kemampuan yang sama dalam PKn, dengan
menjadi penyebab bagi variabel yang lain, rerata nilai siswa
dalam penelitian ini adalah Metode Tanya antara 70-75 dan 6) Untuk memantapkan
Jawab (Resitasi). Variabel terikat yang karakteristik yang sama, maka dilakukan
biasanya dinyatakan tanda huruf (Y), dengan uji-t.
adalah variabel yang dipengaruhi atau Kegiatan penelitian dirincikan dalam
disebabkan bagi variabel yang lain. tiga tahapan sebagai berikut: 1. Tahap
Populasi adalah jumlah dari Persiapan (Tahap Awal) di mana dalam
keseluruhan subjek penelitian.26 tahap ini ada dua kegiatan utama dalam
tahap persiapan atau tahap awal ini, yaitu:
25 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu (a) Penyusunan perangkat yang meliputi:
Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 56.
26 Ibid., 130. Studi literatur dan studi lapangan;
56 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Menentukan lokasi penelitian; Penyu- terkumpul. Proses analisis data


sunan proposal penelitian. Kegiatan merupakan usaha untuk memperoleh
selanjutnya adalah (b) Pengembangan jawaban dari permasalahan penelitian.
instrumen penelitian yang meliputi: Sebagaimana mengetahui analisis statistik
Pemilihan sampel; Menyusun topik dan akan berwujud angka-angka, begitu pula
subjek penelitian; Menyusun instrumen dengan uji statistiknya. Metode statistik
penelitian; Validasi eksperimen; Revisi yang dipakai untuk menguji hipotesis
instrumen; Menyiapkan instrumen dan kerja adalah menggunakan Uji-t sampel
administrasi penelitian. 2. Tahap Pelaksa- berpasangan dengan bantuan program
naan Penelitian, dimana dalam tahap ini SPSS. Analisis kemampuan berpikir kritis.
meliputi kegiatan: (a) Melakukan uji coba Analisis data:
pada instrumen tes yang akan digunakan; a. Validitas adalah suatu ukuran yang
(b) Memberikan tes awal kepada kedua menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
kelas; (c) Pelaksanaan pembelajaran PKn atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu
di kelas eksperimen dengan pembelajaran instrumen yang valid atau sahih mempu-
berorientasi pada metode pemberian nyai validasi tinggi. Sebaliknya, instrumen
tugas (resitasi) yang diawali dengan yang kurang valid berarti memiliki
penjelasan materi pada siswa dengan validitas rendah.27
metode ceramah, serta kelas kontrol b. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan
hanya menggunakan metode pembela- (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana
jaran ceramah (konvensional); (d) suatu tes dapat dipercaya untuk
Pemberian tes akhir pada kedua kelas menghasilkan skor yang ajek/ konsisten
untuk mengetahui tingkat ketercapaian (tidak berubah-ubah). Tes yang reliabel
kemampuan berpikir kritis; dan (e) atau dapat dipercaya adalah tes yang
Pengisian angket oleh siswa pada menghasilkan skor ajeg, relatif tidak
kelompok eksperimen untuk mengetahui berubah walaupun di teskan pada situasi
tanggapan dan antusiasme siswa terhadap dan waktu yang berbeda-beda. Reliabilitas
komponen dan cara pembelajaran bero- instrumen soal uraian pada penelitian ini
rientasi pada metode pemberian tugas menggunakan rumus Alpha, yaitu:
(resitasi). Selanjutnya tahap terakhir
yaitu:
[ ][ ]
3. Tahap Penyelesaian (Tahap Akhir),
dimana dalam tahap ini ada dua kegiatan
( )

Keterangan:
yaitu: (a) Mengelola dan menganalisis data
hasil penelitian dan (b) Menyusun laporan Rii = reliabilitas instrumen
penelitian k = banyaknya butir pertanyaan
Tempat yang dijadikan penelitian = jumlah varians butir
oleh peneliti adalah SDN Mojoroto kota
Kediri. Penelitian direncanakan akan = varians total
dilakukan pada tanggal 23 bulan Januari.
Analisis data dilakukan setelah data
27 Ibid., 108.
27
57

Adapun kriteria reliabilitas instrumen 28


ditentukan sebagai berikut28: digunakan dalam penentuan kelas
r < 0,40 =derajat reliabilitas sampel. Pengujian ini dianalisis dengan
rendah menggunakan uji Bartlett.29 Adapun
0,40 ≤ r < 0,80 = derajat reliabilitas rumus Bartlett:
sedang 2
29X
= (In10) [B-∑(ni-1) log
0,80 ≤ r =derajat reliabilitas tinggi 2
si ] Keterangan:
Uji normalitas digunakan untuk 30
menentukan penggunaan statistik uji kelas ke-i
31
parametrik dan non-parametrik. Uji kelas 32
ke-i
parametrik apabila menunjukkan data
harga lain yang perlu dihitung:
berdistribusi normal, sedangkan apabila
data menunjukkan berdistribusi tidak 33
2
normal, maka menggunakan uji non- tiap sampel Si = n∑xi2−
2
parametrik. Untuk melakukan uji (∑xi)
34
normalitas dalam penelitian ini 35
menggunakan rumus che-square (X2), s2 = 2
seluruh sampel ∑ (ni − 1) si
dengan kriteria apabila probabilitas (sig)
lebih besar dari (0,05), maka hasil tes
36
dikatakan berdistribusi normal. (ni −1)
Rumus untuk menghitung che-square
adalah sebagai berikut:
X2= ∑ (f0 – fn)2
fh
Keterangan:
3. Harga satuan B dengan
fo = frekuensi yang diamati rumus B = (log s2) ∑ (ni −1)
fh = frekuensi yang diharapkan Pengujian hipotesis dilakukan pada
2 2
Uji normalitas juga digunakan program taraf nyata α = 0,05 dengan H0: σ1 = σ2 =
σ32. Kriteria penerimaan dan penolakan
SPSS 20
hipotesis adalah:
Dalam penelitian perlu dilakukan 2 2
H0 diterima jika x hit< x (1-σ) (k-1)
pengujian terhadap kesamaan 2 2
H0 ditolak jika x hit ≥ x (1-σ) (k-1)
(homogenitas) beberapa bagian sampel. a. Secara Inferensial, dengan Uji-t. Dimana
Pengujian yang dilakukan adalah Untuk menguji hipotesis pada penelitian
pengujian dengan menggunakan tes awal ini digunakan uji t. uji t merupakan uji
yaitu uji homogenitas pada kelompok hipotesis untuk membandingkan dua
kelas dalam populasi yang bertujuan keadaan atau dua keadaan diketahui,
untuk mengetahui homogenitas pada dengan cara menguji kesamaan dua rerata
kelompok kelas dalam populasi yang populasi. Dimana Rumus Uji t yang
bertujuan untuk mengetahui homogenitas digunakan adalah30:

28 Ibid., 105.
29 Sudjana, Metoda Statistika, 6 ed. (Bandung:
Tarsito, 1997), 263.
30 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek.
58 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017
∑ ∑
√( )( )
Keterangan:
M = nilai rerata hasil perkelompok
N = banyaknya subjek
X = deviasi setiap nilai x2 dan x1
Y = deviasi setiap nilai y2 dari mean y1

D. Hasil Penelitian
Uji validitas instrumen ini dilakukan
dengan menghitung korelasi nilai tiap item
terhadap nilai total sehingga diperoleh r
hitung untuk tiap item. Pengujian validitas
ini dilakukan dengan teknik Pearson
Correlation. Selanjutnya untuk
menetapkan valid tidaknya tiap item
instrumen, nilai r-hitung akan Uji reliabilitas terhadap instrumen
dibandingkan dengan r kritis tabel (0,349) ini dilakukan uji Cronbach’s Alpha.
menunjukkan bahwa item tersebut valid.31 Adapun kriteria keputusan reliabilitas
Dari perhitungan inilah diputuskan dapat instrumen dengan mengikuti ketentuan
tidaknya item tersebut digunakan untuk berikut.
mengambil data dalam penelitian.  Jika harga r-hitung > r kritis (0,60)
 Jika r-hitung ≥ r kritis (0,349), maka maka item tersebut dinyatakan
item tersebut dinyatakan signifikan, signifikan, jadi dapat dinyatakan
jadi dapat dinyatakan valid sehingga reliabel sehingga layak untuk
layak untuk digunakan dalam digunakan dalam penelitian
penelitian.  Jika harga r-hitung < r kritis (0,60)
 Jika r-hitung < r kritis (0,349), maka maka item tersebut dinyatakan tidak
item tersebut dinyatakan tidak signifikan, jadi tidak cukup reliabel
signifikan, jadi tidak cukup valid sehingga harus direvisi atau diganti.
sehingga harus drop, direvisi atau Selanjutnya ringkasan hasil analisis
diganti. uji reliabilitas dapat dilihat sebagaimana
Selanjutnya proses analisis validitas
pada tabel berikut.
sebagaimana secara rinci dari seluruh
Tabel Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas
item yang diuji cobakan menunjukkan
bahwa mayoritas cukup valid
sebagaimana tampak pada tabel berikut.
Tabel Hasil Uji Validitas Berdasarkan ringkasan hasil
analisis uji reliabilitas instrumen di atas
diperoleh nilai Alpha sebesar 0,966 yang
berarti jauh lebih besar dari 0,60.Dengan
31 Sugiyono, MetodePenelitian Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2010), 24. demikian simpulan hasil analisis dapat
dinyatakan bahwa keseluruhan item
instrumen adalah reliabel, dengan
demikian instrumen penelitian cukup
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 59

layak untuk dignakan mengambil data eksperimen tidak dipengaruhi atau tidak
dalam penelitian. berhubungan dengan data kelompok
kontrol, dan 3) Peneliti tidak memiliki
Hasil Uji Penelitian informasi mengenai ragam populasi dari
Uji normalitas terhadap data hasil kedua sampel.
penelitian ini dilakukan dengan teknik
analisis uji Lillie (Kolmogorov-Smirnov Uji Homogenitas
Test), yang mana proses analisis uji Sebelum melakukan uji hipotesis
normalitas. Uji normalitas ini diperlukan kesamaan rerata 2 populasi dengan uji-t 2
sebagai persyaratan bagi teknik analisis sampel independen, masih perlu dipenuhi
data dengan menggunakan teknik analisis satu syarat lagi yakni dilakukan uji
uji-t sampel (Statistik Parametik). Apabila homogenitas varians. Dalam konteks
data tidak normal, maka uji-t sampel tidak penelitian ini digunakan Levene’s Test
tepat diterapkan. Equality of Variances. Adapun dalam uji
Hipotesis uji normalitas data sebagai homogenitas ini dengan menggunakan
berikut. α=0,05.
H0 : Data menyebar normal Selanjutnya hasil uji homogenitas
H1 : Data tidak menyebar normal menunjukkan bahwa data dari kedua
Hasil uji normalitas dengan mengunakan kelompok adalah homogen, seperti
α=0,05 tampak pada kutipan ringkasan hasil uji
Adapun ringkasan hasil uji normalitas berikut ini.
dapat dikutip pada tabel berikut.
Tabel Ringkasan Hasil Uji Homogenitas
Tabel Ringkasan Hasil Uji Normalitas
(Pretest)
(Pretest)

Dari hasil proses analisis uji


Bertolak dari hasil proses analisis uji homogenitas menggunakan Levenes’s
normalitas menunjukkan bahwa harga Sig Test for Equality of
diperoleh 0,200 berada di atas α0,05 maka Variancesmenunjukkan bahwa harga F
disimpulkan gagal menolak H0, yang diperoleh 0,452 dengan taraf signifikan
berarti bahwa keseluruhan data menyebar sebesar 0,504 yang kedudukannya berada
normal (berdistribusi normal). di atas α0,05 maka hasil uji dapat
disimpulkan gagal menolak H0 yang
Selanjutnya dapat dipahami pula
berarti bahwa kondisi kedua sampel
bahwa dengan terpenuhinya asumsi
adalah Homogen.
normalitas data di atas, maka layak
dianalisis dengan uji-t sampel independen
karena: 1) Kedua data menyebar normal; Analisis Uji-t Pretest
2) Dua sampel tersebut bersifat Sebagaimana di atas telah
independen, karena data kelompok dipaparkan bahwa data-data hasil
60 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

penelitian telah memenuhi asumsi analisis Pada tabel 4. 9 dapat dipahami


statistika parametrik, dengan uji-t 2- bahwa analisis seperti tertuang pada
sampel independen. Uji hipotesis dengan kolom Kolmogorov kelompok eksperimen
menggunakan α=0,05 sebagai berikut. H0 : mempunyai taraf signifikan 0,200
μKK= μKE sebagaimana pada kelompok kontrol juga
H1 : μKK≠ μKE yang kedudukannya di atas atau lebih
Selanjutnya mengenai kutipan hasil besar dari nilai α = 0,05. Dengan demikian
analisis Pre-Tes (Tes Awal), menggunakan dapat disimpulkan bahwa data hasil
SPSS Versi 20. 0, dapat dipaparkan berikut penelitian berdistribusi normal.
ini. Asumsi selanjutnya yang harus
dipenuhi adalah kedua variabel yang
Tabel statistik Pretest (Tes Awal)
dibandingkan adalah memiliki varians
yang homogen. Untuk itu dilakukan
dengan uji Levene’s Test for Equality of
Variance yang ternyata dari hasil uji
menunjukkan bahwa untuk masing-
masing kelompok yang dibandingkan
adalah homogen, ringkasannya dapat
Bertolak dari hasil proses analisis dikutip seperti ditunjukkan pada tabel
data dan uji-t 2 sampel independen, berikut.
diperoleh harga t sebesar -1,207 dengan Tabel Homogenitas Posttest
signifikansi 0,232. Selanjutnya dari hasil
perbandingan dapat diketahui bahwa
signifikansi t-hitung sebesar 0,232 > α0,05
maka hasil uji dapat disimpulkan gagal
menolak H0, yang berarti bahwa kedua
Dapat dipahami bahwa hasil analisis
sampel tidak berbeda secara signifikan.
seperti tertuang pada tabel mempunyai
Output diatas menunjukkan bahwa
taraf signifikan sebagaimana tampak pada
terdapat cukup bukti yang menyatakan
kolom yaitu 0,487, yang kedudukannya
bahwa rerata siswa pada kelompok
berada di atas atau lebih besar dari nilai α
kontrol dan rerata pada kelompok
= 0,05. Dengan demikian dapat
eksperimen tidak berbeda secara
disimpulkan bahwa kondisi data hasil
signifikan atau kedua kelompok memiliki
penelitian adalah homogen.
performance yang sama.
Uji Hipotesis Uji t-2 Sampel Independen
Tabel Hasil Normalitas Posttest Dengan terpenuhinya asumsi
penerapan uji-t2 sampel independen,
maka dapat dilakukan proses analisisyang
secara lengkap dimaksudkan untuk
melakukan uji hipotesis penelitian.
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 61

Selanjutnya ringkasan hasil analisis data perlakuan dengan metode pemberian


penelitian sebagai berikut. tugas (resitasi). Mean dari kelompok
Tabel Statistik Posttest (Tes Akhir) eksperimen lebih besar daripada
kelompok kontrol (74,38>66,94). Mean
pada kelompok kontrol dengan
menggunakan metode ceramah
(konvensional) juga mengalami
peningkatan akan tetapi peningkatan pada
kelompok kontrol kurang optimal dan
masih belum dapat dikatakan mencapai
tujuan pembelajaran atau belum
Pada tabel di atas dapat dipahami
menunjukkan peningkatan yang signifikan.
bahwa hasil analisis t-tes sebesar 3,730
berdasarkan df 61 diperoleh t hitung pada
Dengan demikian dapat disimpulkan
taraf signifikan 5% sebesar 2,00 dengan
kemampuan berpikir kritis siswa pada
demikian kedudukan t-tes 3,730 > t-tabel
kelompok eksperimen lebih tinggi
2,00 (α=0,05). Dapat disimpulkan bahwa
daripada kelompok kontrol. Metode
probabilitas kesalahan dalam penelitian
pemberian tugas (resitasi) berpengaruh
ini masih di bawah 0,05.
positif terhadap kemampuan berpikir
Pengujian hipotesis dapat
kritis siswa.
diputuskan, bahwa dengan tingginya
harga t-hitung sebesar 3,730 memiliki
E. Diskusi Hasil Penelitian
taraf signifikan 0,000 yang ternyata
Pemberian motivasi pada awal
kedudukannya masih jauh berada di
pembelajaran sangat diperlukan dalam
bawah nilai α = 0,05. Dengan demikian
rangka menyiapkan siswa untuk
penelitian ini berhasil menolak H0 pada
menerima materi yang akan
taraf signifikansi 5%. Selanjutnya dapat
disampaikanterutama hubungannya
disimpulkan bahwa H1 terbukti benar.
dengan suatu permasalahan yang
Pada tabel di atas dapat diketahui
berkaitan dengan materi. Motivasi siswa
mean dari pretes dan postes. Mean pada
melalui situasi menantang pada penelitian
tabel statistik pretes kelompok
ini yaitu materi tentang globalisasi yang
eksperimen adalah 54,38 dengan Std.
diberikan dalam bentuk soal tes tentang
Deviation 7,487, dan pada tabel statistik
permasalahan atau fakta-fakta sesuai
postes kelompok eksperimen adalah 74,38
materi. Berdasarkan permasalahan atau
dengan Std. Deviation 7,594. Sedangkan
fakta-fakta tersebut siswa dapat
mean pada kelompok kontrol pada tabel
menyelesaikan permasalaha tersebut
statistik pretes adalah 51,94 dengan Std.
dengan mengarah pada kemampuan
Deviation 8,532 dan kelas kontrol pada
berpikir kritis. Pembelajaran pada
tabel statistik postes adalah 66,94 denan
penelitian ini mengacu pada SK tentang
Std. Deviation 8,234. hal ini membuktikan
globalisasi.
bahwa terjadi peningkatan pada kelas
eksperimen yang telah diberikan
62 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Tugas menyelesaikan masalah/soal pada tabel statistik postest adalah 66,94


yang diberikan dengan kemampuan dengan Std. Deviation 8,234. Nilai rerata
berpikir kritis yang diberikan dapat hasil belajar menggunakan metode
memantapkan siswa dalam kemampuan pemberian tugas (resitasi) terhadap
belajar agar lebih kritis dalam kemampuan berpikir kritis siswa untuk
pemikirannya. Hal ini sejalan dengan teori menyelesaikan soal PKn tentang
“seseorang dapat dikatakan dapat berpikir globalisasi dengan menggunakan metode
kritis apabila dapat menguji pengalaman, resitasi rerata pada kelas kontrol yaitu 66
menilai pengetahuan dan gagasan dan dan rerata pada kelas eksperimen yaitu
menimbang argumen-argumen sebelum 74. Dapat disimpulkan kemampuan
sampai pada penilaian”.32 berpikir kritis siswa pada kelompok
Pengalaman dan pengetahuan siswa eksperimen lebih tinggi daripada
diuji dengan menggunakan soal-soal yang kelompok kontrol. Metode pemberian
mengandung pemahaman berpikir kritis. tugas (resitasi) berpengaruh positif
Metode pemberian tugas (resitasi) terhadap kemampuan berpikir kritis
dapat membantu siswa merealisasikan siswa.
pengetahuan yang telah mereka peroleh Hasil keterlaksanaan pembelajaran
dan dapat diterapkan kepada situasi baru, ini hanya untuk memastikan bahwa
dan proses ini menuntun siswa untuk rancangan RPP dengan metode pemberian
memperoleh pengetahuan baru. Dengan tugas (resitasi) yang telah dibuat dapat
menggunakan metode pemberian tugas terlaksana sesuai dengan rencana yang
(resitasi) memungkinkan siswa itu telah disusun sebelumnya. Oleh karena itu
menjadi lebih kritis dalam menyelesaikan hasil ini hanya dijadikan pendukung saja
masalah yang mereka hadapi dalam tidak digunakan dalam kesimpulan.
kehidupan sehari-hari.
Nilai rerata hasil belajar
menggunakan metode pemerian tugas
(resitasi) terhadap kemampuan berikir F. Penutup
kritis siswa untuk menyelesaikan soal PKn Dapat disimpulkan bahwa metode
tentang globalisasi sebelum diberikan pemberian tugas (resitasi) berpengaruh
pembelajaran pretest rerata nilai pada positif terhadap kemampuan berpikir
kelas kontrol yaitu 51, dan rerata nilai kritis pada pembelajaran PKn siswa kelas
pada kelas eksperimen yaitu 54. Mean IV Sekolah Dasar Negeri Mojoroto Kota
pada tabel statistik Pretest kelompok Kediri.
eksperimen adalah 54,38 dengan Std. Adapun saran yang dapat penulis
deviation 7,497, dan Std. deviation 7,594. berikan berkaitan pembelajaran sebaiknya
Sedangkan Mean kelompok kontrol pada dirancang sesuai kebutuhan dan
tabel statistik Pretest adalah 51,94 dengan kemampuan individu siswa. Agar
Std. Deviation 8,532 dan kelas kontrol pembelajaran menarik guru dapat
menggunakan metode atau model
32 Alec Fisher, Berpikir kritis sebuah pembelajaran yang dapat menarik
pengantar (Jakarta: Erlangga, 2009).
Pengaruh Metode Pemberian. . . | 63

perhatian siswa dan dapat meningkatkan Nitko, Anthony J. Educational assessment of


kemampuan berpikir siswa sehingga hasil students. ERIC, 2001.
belajar siswa juga diharapkan lebih baik. http://eric.ed.gov/?id=ED449193.
Sapriya. “Analisis Signifikasi ‘Content’ PKn
Persekolahan Dalam Menghadapi
G. Daftar Pustaka Tuntutan Era Demokrasi dan
Ahmadi, Abu. Psikologi umum. Jakarta: Penegakan Hak Asasi Manusia.”
Rineka Cipta, 2003. Jurnal Civicus 1 (2001).
Ahmadi, Abu, dan Joko Tri Prasetya. Sardiman, Arief M. Interaksi & motivasi
Strategi belajar mengajar. Bandung: belajar mengajar. Rajagrafindo
Pustaka Setia, 2005. Persada (Rajawali Pers), 2004.
Alipandie, Imansyah. Didaktik Metodik Soemantri, Muhammad Numan.
Pendidikan. Surabaya: Penerbit Menggagas pembaharuan
Usaha Nasional, 1984. pendidikan IPS. Bandung: Remaja
Depdiknas. “Kurikulum Tingkat Satuan Rosdakarya, 2001.
Pendidikan (KTSP) Untuk Sekolah Sudirman, N. Ilmu pendidikan. Bandung:
Dasar/ MI.” Depdiknas, 2006. Tarsito, 1992.
———. “Permendiknas RI No. 22. Tentang Sudjana. Metoda Statistika. 6 ed. Bandung:
Standar Isi Untuk Satuan Tarsito, 1997.
Pendidikan Dasar Dan Menengah.” Sugiyono. MetodePenelitian Pendidikan.
Depdiknas, n.d. Bandung: Alfabeta, 2010.
———. “UURI No. 20 Th. 2003 Tentang Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian
Sisdiknas Bab II Dasar, Fungsi dan Suatu Pendekatan Praktek.
Tujuan Pasal 3.” Depdiknas, 2003. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Djahiri, A. Kosasih. Dasar-dasar Umum Suriadi. “Pembelajaran dengan
Metodologi dan Pengajaran Nilai Pendekatan Discovery yang
Moral. Bandung: IKIP Bandung, Menekankan Aspek Analogi Untuk
1995. Meningkatkan Pemahaman
Fisher, Alec. Berpikir kritis sebuah Matematik dan Kemampuan
pengantar. Jakarta: Erlangga, 2009. Berpikir Kritis Siswa SMA.”
H. A. R, Tilaar. Standarisasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,
Nasional. Bandung: Rineka 2006.
Cipta, 2006. Surya, Hendra. Cara Belajar Orang Genius.
I.LPasaribu. Didaktik dan Metodik. Jakarta: : Elex Media Komputindo,
Bandung: Tarsito, 1986. 2013.
Mulyasa, Enco. Kurikulum berbasis Warsono, Hariyanto. Pembelajaran Aktif
kompetensi: konsep, Teori dan Asesmen. Bandung:
karakteristik, dan implementasi. Remaja Rosdakarya, 2012.
PT Remaja Rosdakarya, 2002. Winataputra, Udin Saripudin, Rahmat
Mustaji. “Pengembangan Kemampuan Rahmat, Sapriya Sapriya, H.
Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Sumardi, Syaiful Mikdar, Kuswaya
Pembelajaran.” Diakses 4 Juni Wihardit, dan Dadang Sundawa.
2017. “Materi dan pembelajaran PKN SD,”
http://www.academia.edu/378212 2014.
6/Pengembangan_Kemampuan_Ber http://repository.ut.ac.id/4114/1/
pikir_Kritis_dan_Kreatif_dalam_Pe PDGK4401-TM.pdf.
mbelajaran.
64 | | Vol 2 No 1 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai