Anda di halaman 1dari 12

TEOREMA WILSON DAN EULER

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama: Alexander Delpiero Siagian
Npm: 2001070004
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Teori fungsi euler dan
Teorema wilson ini tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Theresia Siahaan pada mata kuliah Teori Bilangan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Theresia Siahaan selaku Dosen
Pembimbing dalam mata kuliah Teori Bilangan yang telah memberikan tugas ini
sehingga saya dapat mempelajari dan mengerti lebih dalam tentang Teori fungsi
euler dan Teorema Wilson.

Saya sangat berterimakasih kepada kakak saya yang selalu membantu dan
memberikan sarannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Dan saya juga sangat terbantu membuat makalah ini berkat referensi yang saya
dapat dari internet .
Dalam makalah ini saya akan menjelaskan ,memberikan defenisi dan membuat
contoh soal yang berkaitan dengan Teori fungsi euler dan Teorema wilson.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. TEORI FUNGSI EULER……………………………………………
B. TEORI WILSON…………………………………………………….
BAB 3 PENUTUPAN
A. KESIMPULAN………………………………………………………5
B. SARAN………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori bilangan adalah salah satu dasar matematika yang telah
lama dipelajari. Teori bilangan merupakan cabang matematika
yang mempelajari tentang sifat-sifat bilangan bulat dan
penerapannya dalam kehidupan. Pada awalnya bilangan hanya
digunakan untuk mengingat jumlah. Namun dalam
perkembangannya setelah para ilmuan matematika menambahkan
simbol-simbol dan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan
bilangan, bilangan menjadi hal yang penting bagi kehidupan. Tidak
bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari selalu bertemu
dengan bilangan. Sesuai dengan perkembangan kehidupan, konsep
bilangan juga ikut berkembang sehingga ada yang disebut dengan
bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan irrasional, bilangan
kompleks, dan bilangan bulat Gaussian
Dalam mangenal teori teori bilangan ada tiga matematikawan yang
memberikan kontribusi besar dalam pengembangan teori bilangan
yaitu Fermat, Wilson, dan Euler. Ketiga matematikawan ini
menciptakan teorema-teorema yang diberikan nama sesuai nama
mereka yaitu Teori Fermart, Teori Wilson dan Teori Euler.
Teorema dan konsep terkait yang dikembangkan oleh tiga
matematikawan ini memotivasi kami sebagai mahasiswa untuk
membuat makalah agar pembaca lebih mengenal bagaimana teori
ini digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan
mempelajari teorema ini juga, kita bisa mengetahui apa sebenarnya
teorema yang didedikasikan oleh Fermat, Wilson, dan Euler serta
bagaimana keterkaitan antara ketiga teorema ini. Untuk lebih
jelasnya akan dibahas pada makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa itu Teori fungsi Euler ?

 Bagaimana rumusnya teori Euler?

 Bagaimana bentuk soal teori Euler?

 Apa itu Teorema Wilson?

 Bagaimana rumus Teorema Wilson?

 Bagaimana bentuk soal Teorema Wilson?

 Apa keterkaitan Teori euler dan Teorema?

C. TUJUAN
Supaya kita memahami ap aitu teori EULER dan bagaimana bentuknya

Supaya kita memahami apa itu teori WILSON dan bagaimana bentuknya

Dan supaya kita mengetahui apa keterkaitan teori EULER dan WILSON

BAB 2
PEMBAHASAN
A. TEORI EULER
Rumus euler dinamai dari leonhard euler
Teorema Euler adalah Teorema dasar aritmatika yang menyatakan bahwa
himpunan bilangan bulat positif N dapat difaktorkan ke dalam bentuk N =
p1q1,p2q2, ...pnqn, dimana pi adalah bilangan prima yang berbeda, dan qi
adalah bilangan bulat positif. Berapa banyak bilangan bulat 1 ≤ k ≤ N yang
ada sehingga
gcd (k, N) = 1? Hal ini tampaknya sulit untuk menghitung secara langsung,
jadi alih-alih, mempertimbangkan bilangan bulat 1 ≤ k ≤ N sedemikian rupa
sehingga gcd (k, N) ≠ 1 (k adalah bilangan bulat habis dibagi pi untuk
beberapa i). Dari bilangan bulat kurang dari N, NP1 dari mereka adalah
kelipatan p1. Demikian pula, NP2 dari bilangan bulat kurang dari N
merupakan kelipatan dari p2.
Namun, kami telah menyertakan kelipatan p1p2 di kedua perangkat ini,
sehingga pendataan ganda. Prinsip Inklusi dan Pengecualian (PIE) adalah
suatu metode untuk menghitung jumlah elemen dalam himpunan tumpang
tindih. Untuk i = 1 sampai n, biarkan Pi adalah himpunan bilangan bulat
kecil dari atau sama dengan N yang merupakan kelipatan dari pi. Kemudian
jumlah bilangan bulat yang merupakan kelipatan dari pi | Pi | = NPI. Jumlah
bilangan bulat yang merupakan kelipatan dari pipj adalah | Pi ∩ Pj | = Npipj
Hal ini berlaku secara umum: untuk himpunaniap bagian S dari {1,2, ..., n},
jumlah bilangan bulat yang merupakan kelipatan dari Πs ∈ Sps ini | ⋂ s ∈
SPs | = NΠs ∈ Sps.Kemudian, himpunan bilangan yang memenuhi gcd (k,
N) = 1 adalah persis himpunan bilangan yang bukan kelipatan dari
himpunaniap pi, maka tidak di salah satu himpunan Pi. Dengan Prinsip
Inklusi dan Pengecualian, Jumlah bilangan bulat kecil daripada N yang
koprima ke N adalah Euler phi fungsi φ (N).
Euler Teorema: Jika gcd (a, N) = 1, maka ≡ 1 (mod N).
Bukti:
Misalkan S adalah himpunan bilangan bulat yang koprima N. Maka aS
adalah himpunan (mungkin diulang) bilangan bulat dari bentuk {sebagai: s ∈
S} diambil modulo N. Pertama, kami menunjukkan bahwa tidak ada
pengulangan. Jika ada ulangan, yaitu, ASI ≡ ASJ (mod N), maka modulo
aritmatika properti H menyiratkan si ≡ sj (mod N). Tapi karena himpunaniap
elemen dalam S lebih kecil dari N, hal ini tidak mungkin. Kedua, kami
menunjukkan bahwa aS terkandung dalam S. Hal ini benar karena diberikan
s unsur S, 1 ≤ gcd (s, N) ≤ gcd (a, N) × gcd (s, N) = 1 × 1 = 1 , sehingga gcd
(s, N) = 1 yang menunjukkan bahwa s unsur S. Karena aS adalah
seperangkat φ (N) elemen yang berbeda yang terkandung dalam S, yang juga
satu himpunan φ (N) unsur yang berbeda, sehingga perangkat ini adalah
sama modulo N.
Sejak himpunan berisi persis sama elemen modulo N, produk dari semua
unsur aS sama dengan produk dari semua elemen S modulo N. Oleh karena
itu,
as1 ⋅ ⋅ ... ⋅ as2 asφ (N) ≡ s1 s2 ⋅ ⋅ ⋅ ... sφ (N) (modN). Sejak s1 s2 ⋅ ⋅ ⋅ ... sφ
(N) adalah koprima ke N, maka dari Modulo Aritmatika Properti H yang:
aφ (N) ≡ 1 (mod N).
Catatan: Himpunan S juga disebut sistem residu modulo N. Berkurang
Bekerja

Identitas EULER adalah persamaan: ein +1 = 0

contoh
1. Apa unit digit dari 9753?
Solusi:
Menemukan unit digit nomor adalah himpunan dengan bekerja modulo 10.
Dengan teorema Euler, kita hanya perlu menentukan nilai eksponen
753 Modulo φ (10) = 10 × (1-12) × (1-15) = 4. Kita hanya perlu menentukan
nilai eksponen 53 Modulo φ (4) = 4 × (1-12) = 2. Kemudian
537539753 ≡ 137.193 131 ≡ 3729 9 (mod 2) (mod 4) (mod 10)
Catatan: Pendekatan lain adalah untuk menyadari bahwa 9 N (mod10)
adalah urutan 9,1,9,1,9,1, ... yang memiliki periode

2. Jika p adalah prima dan integer, menunjukkan bahwa ap ≡ a (mod p).


Solusi:
Perhatikan bahwa jika p adalah prima, maka φ (p) = p × (1-1p) = p-1. Oleh
karena itu, oleh teorema euler, jika gcd (a, p) = 1, maka ap-1 ≡ 1 (mod p) ⇒
ap ≡ a (mod p). Bagaimana nilai-nilai sedemikian rupa sehingga gcd (a, p) ≠
1? Dalam hal ini, akan menjadi kelipatan p, jadi ap ≡ 0p 0 ≡ a (mod p).

Perhatikan jika prima maka , teorema euler berubah menjadi teorema kecil
fermat. Dengan demikian kita bisa menganggap teorema euler sebagai
generalisasi teorema kecil fermat
Dalam teori bilangan, teorema Euler (juga dikenal sebagai teorema Fermat-
Euler) yang menyatakan bahwa jika n adalah bilangan bulat positif, dan a
adalah prima relatif, maka aφ(n) =1(mod n) dimana φ(n) melambangkan
fungsi phi Euler.
Contoh
ü 1, 2, 4, 5, 7, 8 adalah sistem residu tereduksi modulo 9.
Jumlah bilangannya harus 6 yaitu 1,2,4,5,7,8 Perhatikan juga bahwa
bilangan-bilangan itu harus koprima dengan 9, dan mempunyai kelas sisa
yang berbeda satu sama lain.
ü -5, 7, 14, 19, 29, 35 adalah sistem residu tereduksi modulo 9.
Perhatikan bahwa semua bilangannya koprima dengan 9.
Tiap bilangan juga memiliki kelas sisa yang berbeda:
-5=4(mod 9) =7(mod9)
14= 5(mod 9)
19=1(mod 9)
29=2(mod 9)
35=8(mod 9)
Jika ada adalah sistem residu yang tereduksi modulo n,
dan a adalah integer positif dimana , maka: juga merupakan sistem residu
yang tereduksi modulo n.
Bukti
Karena juga merupakan sistem residu tereduksi modulo n, maka tentunya
sisa residu positif dari adalah dalam urutan tertentu (acak).

B. TEOREMA WILSON
Teorema Wilson adalah salah satu teorema yang menggambarkan sifat dari
bilangan prima. Menurut teorema wilson,  adalah bilangan prima
jika  membagi . Begitu pula sebaliknya suatu bilngan  yang membagi  maka
bilangan tersebut adalah prima. Secara formal teorema wilson ditulis sebagai
berikut
Teorema wilson: Bilangan bulat  adalah prima jika hanya jika  

Bukti: 

Karena teorema ini berbentuk bi-implikasi, kita harus membuktikannya


secara dua arah
 Diberikan bilangan prima  maka dapat dibentuk himpunan bilangan  yang
merupakan grup atas perkalian modulo . Karena  grup maka setiap
elemen  mempunyai elemen invers  sedemikian hingga . Jika  maka
.
 atau
Diperoleh nilai  atau . Dengan kata laian hanya 1 dan  yang merupakan
invers terhadap dirinya sendiri sedangkan elemen lainnya pada  mempunyai
invers yang berbeda. Itu berati setiap elemen di  berbentuk
pasangan  dengan  KECUALI untuk 1 dan .
Jika semua elemen  dikalikan, diperoleh

Dengan kata lain hasil dari  pada  adalah  dengan . Dapat disimpulkan


dari  pada  adalah  dengan . Dapat disimpulkan

Diketahui  andaikan  komposite tidak prima maka  mempunyai faktor prima


dengan . Ituberarti   membagi  dan juga membagi , Jelas itu suatu mustahil.
Dengan kata lain  adalah hal yang mustahil jika  tidakprima.
Jika p suatu bilangan prima maka kekongruenan X2 1 (mod p) mempunyai
tepat dua solusi, yaitu 1 dan p-1.
Bukti:
Misalkan r adalah suatu solusi dari pengkongruenan X2 1 (mod p) maka r2 –
1 0 (mod p) (r+1)(r-1) 0 (mod p) Pengkongruenan terakhir ini berarti p I
(r+1) (r-1) karena p suatu bilangan prima maka: p I (r+1) atau p I (r-1) r+1 0
(mod p) atau r-1 0 (mod p) r -1 (mod p) atau r 1 (mod p) r (p-1) (mod p) atau
r 1 (mod p).
Teorema Wilson menyatakan bahwa bilangan asli n > 1 adalah bilangan
prima jika dan hanya jika hasil perkalian dari semua bilangan bulat
positif kurang dari n adalah satu kurang dari kelipatan n . Yaitu
(menggunakan notasi aritmatika modular ), 
faktorial {\ displaystyle (n-1)! = 1 \ times 2 \ times 3 \ times \ cdots \ times
(n-1)}( n  - 1)! = 1 x 2 x 3 x …x  ( n  - 1)memuaskan
{\ displaystyle (n-1)! \ \ equiv \; - 1 {\ pmod {n}}}( n  - 1) =  - 1 (mod n)
persis ketika n adalah bilangan prima. Dengan kata lain, sembarang
bilangan n adalah bilangan prima jika, dan hanya jika, ( n  - 1)! + 1 habis
dibagi n . 

Contoh:
Tentukan sisa pembagian (7-1)faktor rial dibagi 7 !
Jawab :
(7-1) faktor rial = 6 faktorrial = 1,2,3,4,5,6
Selain 1 dan 6 ,naka kita akan Menyusun pasangan pasangan yang
merupakan invers modulo ,oleh karna kita lakukan sebgai berikut 6 faktor
rial = 1(2.4) (3.5) .6
Selain mod 7 ,kita bisa mencoba yang lain .

BAB 3
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
 Rumus euler dinamakan dari Leonhard euler
 Identitas euler adalah persamaan:
ein + 1 = 0
 Dimna m merupakan suatu bilangan bulat positif dan (a,m)= 1 maka
1 ( mod m)
Dan himpunan s disebut juga risido modulo (n) .
 Teorema Wilson adalah salah satu teorema yang menggambarkan sifat
dari bilangan prima.
 Teorema wilson: Bilangan bulat  adalah prima jika hanya jika  (p – 1 )!
 Dalam Teorema Wilson, Jika p suatu bilangan prima maka kekongruenan
X2 1 (mod p) mempunyai tepat dua solusi, yaitu 1 dan p-1.
 Teorema Wilson menyatakan bahwa bilangan asli n > 1 adalah bilangan
prima jika dan hanya jika hasil perkalian dari semua bilangan bulat
positif kurang dari n adalah satu kurang dari kelipatan n
 Antara teorema Fermat, Wilson, dan Euler memiliki keterkaitan antara
satu sama lain, dimana teorema Wilson mengembangkan teorema
Fermat, dan teorema Euler mengembangkan 2 teorema yaitu teorema
Fermat dan teorema Wilson.
B. SARAN
Untuk lebih memahami materi mengenai teorema Fermat,
Wilson, dan Euler sebaiknya menggunakan berbagai referensi.
Namun sebelum mempelajari ketiga teorema ini maka terlebih
dahulu kita harus mempelajari dan memahami mengenai materi
bilangan prima dan kekongruenan agar lebih memudahkan
dalam memahami teorema ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arif Muhammad, dkk. 2009. Pengenalan Teori Bilangan. Makassar: CV.
Andira Karya Mandiri
Anonim. 2012. Theorema Euler. Tersedia:
http://odeittelkom.blogspot.com/2012/04/theorema-euler.html

Anonim. 2010. Theorema Terakhir Euler. Tersedia:


http://mathmagics.wordpress.com/2010/02/06/teorema-terkahir-fermat/

Anonim. 2008. Theorema Terakhir Euler. Tersedia:


https://ariaturns.wordpress.com/2008/09/13/teorema-terakhir-fermet/

Anda mungkin juga menyukai