TB Psikologi Industri Kel 3
TB Psikologi Industri Kel 3
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
Kelompok 3
Fajri Zuli Martin (11950214825)
Ferdi Gusman Hidayat (11950214830)
Gusti Ayu Puspita Sari (11950220062)
Habi Burrahman (11950211642)
Ilham Hadi Lubis (11950214840)
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat, karunia serta hidayahnya, sehingga Tugas Besar ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW Tugas
Besar ini disusun sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah Psikologi Industri di
program studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau.
Banyak orang-orang yang telah membantu penyusun dalam menyusun
tugas besar ini, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Khairunnas Rajab, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Dr. Hartono, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Ibu Misra Hartati, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Bapak Anwardi, ST., MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri UIN
SUSKA RIAU.
5. Ibu Sahria, ST, M.Si, selaku Dosen Pengampu Psikologi Industri Jurusan
Teknik Industri UIN SUSKA RIAU.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industri UIN SUSKA RIAU, yang
telah banyak memberikan masukan dan meluangkan waktu untuk
berkonsultasi guna menyelesaikan tugas besar ini.
7. Orang tua yang selalu memberikan semangat, dorongan dan doanya kepada
penyusun untuk selalu berusaha dengan baik dalam menyelesaikan laporan
ini dengan baik dan benar.
ii
Penulis menyadari dalam penulisan laporan praktikum ini masih banyak
terdapat kekurangan serta kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan adanya
masukan berupa kritik maupun saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan
tugas ini. Akhirnya penulis mengharap semoga laporan ini dapat berguna bagi kita
semua. Dan kepada semua yang telah memberikan dorongan dan bantuan,
penyusun hanya dapat mengucapkan terima kasih, semoga bantuan bimbingan
dan dukungan yang diberikan diberikan balasan dari Allah SWT. Amin.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER .................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. I-1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... I-2
1.3 Tujuan Praktikum .......................................................................... I-2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................. IV-1
4.2 Saran ............................................................................................ IV-1
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I-2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II-2
kompetensi Insinyur, dan standar Program Profesi Insinyur. Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran bertujuan untuk meningkatkan daya
saing bangsa dan negara dalam menggali dan memberikan nilai tambah atas
berbagai potensi yang dimiliki tanah air, menjawab kebutuhan mengatasi segala
kendala dan masalah dari perubahan global yang dihadapi dan selanjutnya dapat
menyumbang banyak bagi kemajuan dan kemandirian bangsa.
II-3
e. Program studi yang mengajukan akreditasi awal, harus memiliki setidaknya
satu orang lulusan sebelum tahun akademik ketika asesmen lapangan
dilakukan
f. Program studi diakreditasi oleh setidaknya salah satu komisi akreditasi ABET
g. ABET memerlukan Self-Study Report awal dari seluruh program studi yang
mengajukan akreditasi awal, jika perguruan tinggi yang menaungi program
studi tersebut tidak memiliki program studi yang saat ini terakreditasi ABET
dalam komisi yang sama.
II-4
BAB III
STUDI KASUS
III-2
mendapatkan keringanan atau pembebasan target meskipun kehamilan telah
dilaporkan kepada atasan/pihak pengusaha. Bahwa pekerja/buruh perempuan
hamil masih dikenakan pekerjaan yang tergolong, di antaranya dengan posisi
kerja berdiri dan mengangkat beban berat. Buruh perempuan hamil juga tidak
dapat mengambil kerja non shift karena dipersulit dengan syarat harus ada
keterangan dari dokter spesialis kandungan dan harus ada kelainan
kandungan. Sebelum mengambil cuti melahirkan, buruh dimintai membuat
pernyataan ditulis tangan dengan materai yang salah satu isinya adalah tidak
akan menuntut kepada perusahaan di kemudian hari terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
5. Bonus Dibayarkan dengan Cek Kosong
Perjanjian bersama pada 4 Januari 2019 yang isinya bonus sebesar Rp.600
juta untuk 600 orang akan dibayarkan dengan cek yang dapat dicairkan
setelah satu tahun sebesar Rp300 juta dan sisanya dicairkan dengan cara
dicicil yakni sebesar Rp25 juta per bulan. Ternyata saat berusaha mencairkan
pada 5 Januari 2020, cek tersebut tidak terdaftar resinya dan saat berusaha
mengonfirmasi kepada pihak perusahaan, dia mengatakan perusahaan
pembayar sudah tutup.
6. Pencemaran Lingkungan
Pada 2018, PT. AFI dilaporkan oleh banyak pihak dari persekutuan buruh
Indonesia karena limbah pabriknya disebut mengandung zat kimia berbahaya,
beracun dan berbau (B3). Bau yang tidak sedap merupakan bukti pengelolaan
limbah B3 PT. AFI sangat buruk dan juga zat amonia dari limbah
membahayakan karyawan karena bisa menyebabkan gangguan pernafasan
dan kesehatan. Sering terjadinya kebocoran gas dalam pipa pendingin
menyebabkan iritasi dan gangguan kesehatan khususnya gangguan
pernapasan pada karyawan pabrik.
III-3
Tindakan pelanggaran etika profesi yang dilakukan oleh PT. AFI tentunya
tidak sesuai dengan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku. Landasan
hukum yang dilanggar oleh PT. AFI adalah sebagai berikut:
1. Pasal 88 Undang-undang Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor. 8 tahun 1981 tentang perlindungan upah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Pasal 79 ayat 2 Undang- undang Nomor. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
5. Pasal 77 dan pasal 78 Undang-undang Nomor. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
6. Pasal 76 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan.
7. Pasal 81 ayat 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
8. Pasal 70 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
III-4
4. Telah melaporkan kepada Polres Bekasi Kabupaten mengenai dugaan pidana
mempekerjakan ibu hamil pada malam hari dengan dasar hukum Perda
Ketenagakerjaan.
Beberapa tuntutan dari karyawan sudah dipenuhi oleh PT Alpen Food
Industry. Beberapa tuntutan yang diberitakan dapat di selesaikan yaitu pemberian
upah yang layak, pencairan bonus. Untuk permasalahan jam kerja ibu hamil dan
pencemaran lingkungan, PT Alpen Food Industry masih bersikukuh bahwa
mereka sudah menjalankan regulasi yang sesuai dengan undang-undang. Beberapa
masalah lainnya seperti sanksi yang tidak sesuai dan sulitnya pekerja mengambil
cuti masih belum ada penyelesaian dan menghilang begitu saja.
III-5
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tindakan PT AFI sangat menyalahi etika bisnis dan kode etik. Pihak
mereka bertindak sewenang wenang terhadap bawahan (buruh) demi terpenuhi
target produksi serta menurunkan biaya produksi. Beberapa tuntutan dapat
diselesaikan oleh PT AFI, akan tetapi untuk tuntutan lain PT AFI masih keras
kepala mempertahankan pendapat mereka, dan beberapa sisanya menghilang
begitu saja tanpa ada kelanjutan.
4.2 Saran
Tindakan yang harus dilakukan PT AFI adalah mendengarkan jeritan para
buruh dan menyelesaikan dengan jantan semua tuntutan yang dipinta. Solusi
lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan adanya pengawasan ketat dari pihak
pemerintah sebagai pembuat regulator yang harus ditaati karyawan mulai dari
lingkungan, limbah hingga hak karyawan. Tak hanya itu, adanya sanksi tegas dan
juga pengawasan berlanjut untuk perusahaan yang telah melanggar hukum yang
berlaku, sehingga ke depannya memperbaiki diri dan tidak melanggar hukum
adalah hal yang tidak kalah penting. Pemerintah sebagai pihak yang harusnya
mensejahterakan rakyat tidak boleh tutup mata dengan keadaan para warganya
yang direbut hak asasi manusianya oleh para pebisnis.
DAFTAR PUSTAKA