Anda di halaman 1dari 8

Tahun 2022

Laporan Pengembangan Belanja Kesehatan


Strategis Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak Di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dalam
Program Jaminan Kesehatan Nasional

RINGKASAN
RISET
JKN-KIS
Kedeputian Bidang Riset dan Inovasi

Direktur Perencanaan Pengembangan dan Tim Kajian Ringkasan Riset Pengembangan Belanja Kesehatan
Manajemen Risiko Strategis Untuk Kesehatan Ibu dan Anak di Fasilitas Kesehatan
Mahlil Ruby Tingkat Pertama Program Jaminan Kesehatan
Lisa Nurena I Made Kharistiawan
Penananggung Jawab Dasrial M. Candra Ikhda Nurrohman
Benjamin Saut PS Citra Jaya Raditya Gumelar
Asri Ritonga Ilyasa
Tim Eksternal Sasongko Nugroho Bayu Yudanto
Septo Pawelas Arso Heny Rahayuningsih Fatah Abdela
Sutopo Patria Jati Dina Probowati Septian Firmansyah
Pujiharto Rahma Anindita Agung Waluyo Utomo
Nuryadi Komaruddin Tria Sofa Purnama
Deni Harbianto Agung Tri Mulyanto Pradnyana Putra
Rinisantia Rangga Yoga Febriansyah
BPJS Kesehatan: Erzan Dhanalvin Oktaviana R. Utami
Tim Penyusun Ringkasan Riset Pengembangan Khaterina Kristina Manurung Boy Ingot Netron Sihaloho
Belanja Kesehatan Strategis Untuk Kesehatan Ibu Rahim Irham
dan Anak di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Program Jaminan Kesehatan
Maya Febriyanti Purwandari
Wan Aisyiah Baros
Dedy Revelino

Halaman 1
LATAR BELAKANG Sejauhmana dukungan pembiayaan melalui JKN
tersebut dapat membuat suatu perbaikan dalam
Di Indonesia angka Kematian ibu masih relatif layanan persalinan KIA, telah dilakukan kajian
tinggi sampai tahun 2021 angka kematian ibu penghitungan tarif baru khususnya layanan KIA
mencapai 300 per 100.000 kelahiran hidup, hal (Antenatal Care, Postnatal Care dan Persalinan)
ini masih jauh dari target SDGs (Sustainable untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Development Goals) yaitu menuju rasio 70 per di Kota dan Kabupaten Serang, Banten. Data di
100.000 kelahiran hidup. Menurut hasil riset data Kota dan Kabupaten Serang Provinsi Banten
kesehatan (Riskesdas) kematian ibu disebabkan sebagai daerah uji coba tarif baru layanan KIA
karena faktor resiko pada saat kehamilan, dimana menunjukkan bahwa inefisiensi biaya/belanja
sebesar 24% kematian disebabkan adanya sepsis program Kesehatan Ibu dan Anak saat ini
atau infeksi (32%), hipertensi (24%), lain-lain disebabkan oleh tingginya klaim layanan persalinan
seperti perdarahan, abortus, komplikasi obstetrik, yang dilakukan oleh FKRTL. Bahkan untuk layanan
atau penyakit komplikasi non obstetric (28%). yang seharusnya bisa dilakukan oleh FKTP seperti
ANC dan PNC. Data menunjukkan bahwa 77% ANC
Faktor resiko pada saat persalinan yang me- dan 82% PNC dilakukan di rumah sakit (FKRTL).
nyebabkan kematian ibu menyumbang persentase Angka persalinan SC di FKRTL juga sangat tinggi,
penyebab sebesar 36% karena adanya per- mencapai 37% (standar yang diberikan oleh WHO,
darahan (65%), ruptur uterus (14%), atau 11% angka SC seharusnya pada rentang 5% – 10%
hipertensi. Faktor resiko pada pasca persalinan dari seluruh persalinan)
yang menyebabkan kematian ibu menyumbang
persentase penyebab sebesar 40%, karena Hasil kajian sebelumnya, khususnya di Kota
dimungkinkan adanya sepsis atau infeksi (26%), dan Kabupaten Serang, ditemukan berbagai
perdarahan (15%), lain-lain seperti abortus, permasalahan yang dinilai menghambat dalam
komplikasi obstetrik, penyakit komplikasi non penyelenggaraan JKN dalam mendukung pe-
obstetric (29%). Hal tersebut bisa dicegah dengan nurunan Angka Kematian Ibu, diantaranya adalah
intervensi deteksi dini (screening) oleh dokter belum dilaksanakannya pemeriksaan ANC tidak 10
atau tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan T (Timbang berat badan, ukur tinggi badan, tekanan
yang didukung oleh fasilitas penunjang yang me- darah, ukur lingkar lengan atas (lila), ukur tinggi
madai. Dalam mewujudkan pencapaian target fundus, tentukan letak janin dan denyut jantung
SDGs tersebut, dari sisi dukungan pembiayaan, janin, imunisasi Td, pemberian TTD 90 tablet,
pemerintah Iindonesia menyelenggarakan tes laboratorium (haemoglobin, golongan darah-
program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). protein urine, dan lain-lain). Terkait dengan tata
Dalam pelaksanaan program JKN yang men- laksana penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dukung penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan,
FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) yaitu dan masa sesudah melahirkan, pemerintah
puskesmas dan klinik swasta dapat memberikan telah mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan
pelayanan berupa Antenatal Care (ANC), Menteri Kesehatan; Permenkes 21 tahun 2021.
Persalinan normal dengan penyulit atau tidak, dan Peraturan ini selayaknya menjadi pedoman bagi
pelayanan Postnatal Care (PNC). Pada FKRTL seluruh fasilitas penyelenggara layanan KIA untuk
(Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut) yaitu mencapai target capaian indikator Kesehatan Ibu
Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta dan Anak. Salah satu prosedur baru yang perlu
dapat memberikan pelayanan Sectio Cesaria (SC). menjadi perhatian tenaga Kesehatan di FKTP

Halaman 2
contohnya adalah pemeriksaan ANC sebanyak 2) ANC dan PNC Lengkap di FKTP
6 kali dengan pemerikasaan menggunakan USG dilakukan dengan Monitoring
sebanyak minimal 2 kali sebagai bentuk deteksi Indikator Kesehatan
dini/ skrining awal terhadap risiko tinggi kehamilan 3) Penambahan Manfaat Layanan
atau persalinan. Sehingga ada antisipasi resiko USG dan 6x ANC serta Persalinan 6
yang bisa segera tertangani atau justru sebaliknya, tangan di FKTP
justru persalinan tersebut bisa cukup dilakukan di 4) Penyesuaian Perjanjian Kerja Sama
FKTP tidak perlu dirujuk ke FKRTL. FKTP melalui Kredensialing dengan
melibatkan Dinas Kesehatan
Selain itu juga terdapat prosedur tata laksana 5) Ketersediaan Koordinator Jejaring
kasus, temu wicara, dan pemeriksaan dilakukan untuk monitoring klaim dan kualitas
oleh bidan atau nakes di FKTP. Bidan atau nakes layanan maternal di FKTP
di beberapa FKTP tidak memiliki kompetensi
untuk mendeteksi penyakit penyerta non obstetri b. Maternal Management Program/ Upaya
(penyakit jantung, TB, autoimun, HIV, diabetes Pemberdayaan Kelompok
mellitus, dan lain-lain), padahal komplikasi non- 1) Pelacakan Ibu Hamil dan Program
obstetric adalah penyebab AKI ke-3 tertinggi. Hal Perencanaan Persalinan dan Pen-
ini juga menjadi menghambat dalam peningkatan cegahan Komplikasi (P4K)
kualitas layanan KIA di FKTP. 2) Reminder Kunjungan melalui
Whatsapp
3) Telekonsultasi melalui Mobile JKN
METODE 4) Pelatihan/ Blended Learning Pe-
ningkatan Kompetensi Tata Laksana
Pada uji coba ini, akan dilakukan intervensi untuk KIA untuk FKTP
peningkatan kualitas layanan Kesehatan ibu dan 5) Pembentukan komunitas atau
anak. Mekanisme intervensi tersebut dapat di- kelompok konsultasi medis (KIE)
jelaskan sebagai berikut:
2. Alur Pelayanan
1. Cakupan manfaat (benefit coverage) Tahapan pelaksanaan uji coba layanan
a. Fasilitas Kesehatan, meliputi: kesehatan ibu dan anak di FKTP dari tahapan
1) Kenaikan Besaran Tarif ANC, awal sampai dengan tahapan akhir terlihat
Persalinan dan PNC di FKTP dalam skema berikut:

Halaman 3
3. Tarif Pelayanan 4. Penyempurnaan Fitur Aplikasi PCare BKS
Berdasarkan hasil perhitungan ABC (Activity KIA
Based Costing), tarif non kapitasi yang
diusulkan untuk diterapkan pada uji coba ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TARIF BKS KIA


JENIS PELAYANAN FREK KETERANGAN
Puskesmas Klinik Swasta
ANC Maksimal 6x selama
1 Rp78,000 Rp97,000 masa kehamilan

USG Maksimal 2x (ANC 1


1 Rp100,000 Rp120,000 dan ANC 5) selama
masa kehamilan
Persalinan Normal 1 Rp925,000 Rp1,035,000
Persalinan dengan penyulit
hari rawat 3 hari 1 Rp1,250,000

Persalinan dengan penyulit


hari rawat 2 hari 1 Rp1,000,000

PNC Maksimal 4x selama


1 Rp38,000 Rp49,250 masa kehamilan

Pelayanan pra rujukan


komplikasi 1 Rp186,000 Rp238,000

Pelayanan Tindakan pasca


persalinan PONED 1 Rp176,000

Transportasi rujukan 1 Sesuai Perda


Suntik/Injeksi KB 1 Rp15,000 Rp15,000
Pemasangan Implan/IUD 1 Rp104,000 Rp104,000
Pelayanan KB Vasektomi
1 Rp367,000 Rp367,000

ANC PERSALINAN PNC


1. Lingkar Lengan (cm) 1. Status kehamilan (Gravida …; Partus 1. Status persalinan
2. Tinggi Fundus (cm) …; Abortus …) 2. Status ANC (lengkap/tidak lengkap)
3. Presentasi Janin ( Posisi) 2. Status ANC (lengkap/tidak lengkap) 3. Suhu
4. Diberikan Imunisasi TT (Ya/Tidak) 3. Hb (g/dl) 4. Hb (g/dl)
5. Pemberian Tablet Fe (Ya/Tidak) 4. Bayi lahir pada jam … 5. Lokia berbau (ya/tidak )
6. Status kehamilan (Gravida …; Partus …; Abortus 5. Pelaksanaan Manajemen Kala 3 Aktif 6. Ada perdarahan (Ya/Tidak)
…) pada jam … 7. Status bayi (hidup/meninggal)
7. Hb ( g/dl) 6. Plasenta lahir pada jam 8. Berat badan Bayi (gram
8. Proteinuria (positif atau negatif) 7. Status bayi (lahir mati/lahir hidup)
9. Hasil test Triple Eliminasi (1.HIV/2. Sifilis/3. 8. Berat Bayi Lahir (gram)
Hepatitis B dengan opsi pilihan pada masing- 9. Fitur Kehadiran 6 tangan ( Dokter/
masing adalah reaktif atau non reaktif) Bidan/ Perawat )
10. Hasil USG ( freetext) di ANC 1 dan 5 bila
mencentang USG
11. ANC Ke berapa
12. Fitur Kehadiran Dokter/ Bidan

NO BENEFIT FKTP KONTROL APLIKASI PCARE FKTP KONTROL FKTP INTERVENSI APLIKASI PCARE FKTP INTERVENSI
Persalinan Dilakukan oleh 2 tangan Tidak ada perubahan Dilakukan oleh 6 tangan Perubahan Fitur FKTP Intervensi
1

2 TARIF PERSALINAN Tarif JKN Tidak ada perubahan Tarif BKS KIA Perubahan Fitur FKTP Intervensi
3 FITUR APLIKASI PCARE BARU KONTROL Perubahan Fitur FKTP Kontrol PCARE BARU INTERVENSI Perubahan Fitur FKTP Intervensi
4 USG Tidak Dijamin di FKTP Tidak ada perubahan Dijamin di FKTP Perubahan Fitur FKTP Intervensi
5 ANC 4x Tidak ada perubahan 6x Perubahan Fitur FKTP Intervensi
6 TARIF ANC TARIF JKN Tidak ada perubahan TARIF BKS KIA Perubahan Fitur FKTP Intervensi
FITUR APLIKASI ANC PCARE BARU KONTROL Perubahan Fitur FKTP Kontrol PCARE BARU INTERVENSI Perubahan Fitur FKTP Intervensi
7

8 WAKTU ANC SESUAI ANC 4X JKN Tidak ada perubahan SESUAI ANC 6X BKS KIA Perubahan Fitur FKTP Intervensi
9 PNC Sesuai PNC jkn Tidak ada perubahan Sesuai PNC BKS KIA Perubahan Fitur FKTP Intervensi
10 TARIF PNC Tarif JKN Tidak ada perubahan Tarif BKS KIA Perubahan Fitur FKTP Intervensi
FITUR APLIKASI PNC PCARE BARU KONTROL Perubahan Fitur FKTP Kontrol PCARE BARU INTERVENSI Perubahan Fitur FKTP Intervensi
11
12 JUMLAH FKTP 85 85 FKTP 40 40
13 BENEFIT SESUAI EXISTING Tidak ada perubahan SESUAI BKS KIA Perubahan Fitur FKTP Intervensi
14 TARIF Tarif JKN Tidak ada perubahan Tarif BKS KIA Perubahan Fitur FKTP Intervensi
15 LAYANAN KB Tarif JKN Tidak ada perubahan Tarif BKS KIA Perubahan Fitur FKTP Intervensi

Tabel 1. matriks perbedaan perubahan fitur aplikasi PCare antara FKTP Kontrol dengan Intevensi

Halaman 4
Implikasi Dampak dan Harapan Penyesuasian FKRTL. Perubahan ini tentu saja harus diimbangi
Tarif Layanan Antenatal Care, Postnatal Care dengan perubahan kebijakan. Harus ada intervensi
Dan Persalinan Normal Di Fasilitas Kesehatan khusus pada sisi rujukan dan persalinan sampai di
Tingkat Pertama FKRTL. Pemerintah dan BPJS Kesehatan harus
tegas melakukan pembatasan layanan persalinan.
Kajian terdahulu menyebutkan bahwa salah satu Dimana layanan KIA yang bisa dilakukan di FKTP,
sumbatan dalam layanan persalinan di FKTP harus dilaksanakan cukup di fasilitas pertama
adalah unsur pembiayaan/pendanaan. Faktor pem- tersebut, sampai dengan adanya kondisi tertentu.
biayaan di FKTP terutama pada fasilitas kesehatan Pengenaan tarif baru layanan KIA ini diharapkan
swasta, terasa berat jika mereka juga dibebani akan menyebabkan perbaikan dalam pelayanan
target pencapaian indikator KIA, sesuai dengan persalinan di FKTP.
permenkes. FKTP swasta harus memikirkan
biaya layanan KIA yang masih dibawah angka Tarif baru yang jelas akan menimbulkan kenaikan
keekonomian. Atas dasar ini, maka Kementerian anggaran KIA, tetapi juga ada harapan yang me-
Kesehatan dan BPJS Kesehatan melakukan kaji nimbulkan dampak baik. Dampak yang diharap-
ulang dengan melihat kepada komponen tarif yang kan adalah; kenaikan penggunaan layanan KIA
ada dalam skema program persalinan dari sejak di FKTP, perbaikan tata laksana kasus KIA,
masa kehamilan (ANC) sampai paska-kelahiran perbaikan remunerasi tenaga Kesehatan dan
(PNC). penurunan angka kasus kegawatdaruratan KIA
dengan melakukan deteksi dini yang lebih baik. Hal
Kajian penghitungan ulang tarif layanan KIA di FKTP ini harus didukung sepenuhnya oleh intervensi dan
yang telah dilakukan di Kabupaten dan Kota Serang kebijakan lintas sector terkait dalam menunjang
menggunakan metode campuran (mixed-method) keberhasilan program.
yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
yang digunakan adalah kuasi eksperimen (wilayah Harapan lainnya terkait dengan tarif yang baru,
intervensi: modifikasi BKS KIA; wilayah kontrol: akan menurunkan angka utilisasi layanan dasar
kondisi saat ini). Wilayah intervensi: Kabupaten KIA (ANC dan PNC) di FKRTL dan yang paling
dan Kota Serang, dengan jumlah FKTP sebagai penting adalah meletakkan kembali rumah sakit
responden kajian tarif ini sama dengan responden sebagai layanan sekunder dan tersier dalam
yang akan digunakan sebagai responden uji coba jenjang rujukan. Intervensi besar lainnya yang
yaitu sejumlah 36 FKTP (Pemerintah dan Swasta). harus dilakukan dalam system rujukan persalinan
Penghitungannya menggunakan alat penghitungan adalah dengan melakukan pembatasan layanan
yang biasa digunakan untuk menghitung tarif persalinan melalui operasi Sectio Caesaria
layanan FKTP berdasar kepada penghitungan unit terutama SC yang seharusnya tidak diperlukan
cost per diagnosa pelayanan menggunakan metode (unnecessary-SC). Data Kota dan Kabupaten
ABC (Activity Based Costing) berlandaskan paket Serang menunjukkan, 37% persalinan dilakukan
pelayanan (Clinical Pathway). melalui metode SC, sedangkan menurut WHO,
angka yang paling rasional adalah 5%-15% saja,
Kenaikan tarif dalam jangka pendek akan me- tergantung dengan kondisi ketersediaan dan
nyebabkan belanja anggaran program KIA jelas kelengkapan layanan di masing-masing negara.
akan meningkat. Tetapi dalam jangka waktu yang
lama justru akan menyebabkan efisiensi biaya Dampak secara anggaran terhadap penerapan
yang muncul akibat tingginya klaim persalinan di belanja Kesehatan KIA ini bisa dilihat melalui

Halaman 5
tabel simulasi dibawah ini. Simulasi dilakukan KESIMPULAN
dengan pendekatan “what-if” yaitu membuat
perkiraan sederhana perubahan biaya yang harus Kesimpulan yang bisa diambil untuk dijadikan
dikeluarkan dari pengenaan tarif lama ke tarif baru, bahan pengambilan keputusan adalah:
dengan dua scenario. 1. Perubahan tarif yang saat ini dilakukan, jika
tidak diimbangi dengan perubahan kebijakan
Kedua scenario tersebut adalah 1) Jika tarif baru lain atau intervensi khusus dalam program
dilaksanakan, tetapi pemerintah tidak melakukan KIA, tidak akan berdampak kepada efisiensi
intervensi apapun terhadap program/layanan biaya. Justru yang terjadi akan menyebabkan
persalinan (disimulasikan angka utilisasi akan kenaikan biaya yang lebih besar (karena
mengikuti trend yang ada saat ini). Dan, scenario anggaran yang diberikan untuk FKTP
2) jika pengenaan tarif baru dilakukan bersamaan akan meningkat), tidak diimbangi dengan
dengan kebijakan/intervensi yang mendorong layanan yang lebih baik yang menyebabkan
peningkatan kualitas layanan persalinan di FKTP pergeseran kemauan ibu hamil yang sedianya
dan melakukan pembatasan persalinan SC di bersalin ke FKRTL ke FKTP.
FRTL yang dianggap saat ini adalah satu klaim 2. Perbaikan kebijakan program KIA, yang
berbiaya terbesar dalam skema persalinan di JKN. berdampak penurunan kasus ibu bersalin
Simulasi tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini: resiko tinggi, juga merupakan hal yang

Estimasi Anggaran Efisiensi Anggaran Tarif Baru


Klaim Tahun 2021
  (tarif Baru) 2022 (dalam Rp dan %)

Serang Simulasi 1 (Tidak ada intervensi) IDR 99.479 IDR 35.372 IDR (35.372) -35,6%

Simulasi 2 (Intervensi Layanan) IDR 99.479 IDR (4.552) IDR 4.552 4,6%

Nasional Simulasi 1 (Tidak ada intervensi) IDR 6.748.048 IDR 1.531.629 IDR (1.531.622) -22,7%

Simulasi 2 (Intervensi Layanan) IDR 6.748.048 IDR (738.942) IDR 738.948 11,0%

Tabel 2. simulasi analisis dampak biaya anggaran persalinan di


Kota dan Kab. Serang dan simulasi nasional (dalam juta rupiah)

Terlihat bahwa pengenaan tarif baru yang tidak perlu dilakukan dalam rangka kendali biaya
diimbangi dengan perbaikan kualitas layanan akan persalinan secara umum. Jika ibu bersalin
tetap menghasilkan efisiensi yang buruk (ditandai bisa dilakukan di FKTP, maka beban biaya
dengan angka negatif) sedangkan dengan adanya JKN akan lebih rendah atau menjadi lebih
intervensi yang sesuai dengan prosedur persalinan efisien dimasa mendatang.
dan pembatasan jumlah persalinan SC sesuai 3. Pembatasan layanan persalinan di FKRTL
dengan kebutuhan klinis, akan menyebabkan menjadi kata kunci efisiensi dalam klaim
efisiensinya membaik (ditandai dengan angka biaya persalinan. Pembatasan layanan
positif). persalinan SC (hanya untuk yang benar-benar
membutuhkan layanan ini) akan berdampak
Dampak akhirnya yang diharapkan dari tarif baru besar dalam hal efisiensi biaya.
ini adalah menuju kepada perbaikan mutu layanan,
adanya efisiensi jangka Panjang dalam anggaran
KIA, serta memperkuat jejaring layanan KIA antara
FKTP dan FKRTL..

Halaman 6
REKOMENDASI DAN USULAN KEBIJAKAN Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJS Kesehatan) harus terus melakukan
Pengambil keputusan harus melakukan langkah pengawalan terhadap perubahan tarif layanan
intervensi kebijakan yang tepat, akibat kurang KIA dari mulai pembiayaan pada sisi layanan
berfungsinya layanan KIA (sejak pra kehamilan dasar melalui penggunaan dana kapitasi
sampai dengan paska persalinan). Hal ini dapat di FKTP, serta klaim biaya persalinan baik
dilakukan dengan pendekatan strategic purchasing di FKTP atau FKRTL sebagai bentuk dari
atas pembiayaan program KIA. Untuk itu, terdapat proses kendali mutu dan kendali biaya. BPJS
beberapa usulan kebijakan yang diharapkan dapat Kesehatan harus memastikan ketika tarif
menjadi pertimbangan pengambil keputusan, yaitu: baru diterapkan, ada model pemantauan
dan pengawasan yang kuat. Sehingga peng-
1. Penguatan program dan kebijakan KIA gunaan dana BKS KIA di tingkat FKTP ini
nasional; selalu tepat guna dan tepat biaya.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian
Kesehatan harus melakukan perbaikan 4. Menetapkan kebijakan pengendalian layanan
program layanan Kesehatan Ibu dan Anak KIA di FKRTL yang tidak diperlukan,dalam
pada tingkat pelayanan Kesehatan dasar. rangka kendali biaya;
Program Preventif dan Promosi Kesehatan Pemerintah Pusat melalui Kementerian
harus diperkuat. Penguatan lini hulu terkait Kesehatan dan Badan Penyelenggara
dengan Kesehatan ibu dan Anak harus benar Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
benar diterapkan sesuai dengan prosedur harus menyusun prosedur pelaksanaan terkait
yang berlaku. Selain itu Kementerian dengan alur rujukan dengan tujuan melakukan
Kesehatan juga harus memperkuat layanan pembatasan layanan persalinan sesuai
KIA ini pada sisi penyediaan fasilitas sarana dengan tingkatan layanan. Sehingga kendali
prasarana layanan. biaya untuk pembiayaan layanan kesehatan
tersier yaitu proses layanan persalinan
2. Perbaikan alur dan penguatan jejaring layanan melalui tindakan operasi Caesar (SC) harus
KIA; benar benar sesuai prosedurnya, hanya untuk
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan penanganan persalinan kegawatdaruratan.
dan BPJS bekerja sama dengan FKTP baik
milik pemerintah (Puskesmas) ataupun 5.
Memperkuat dukungan Pemerintah
swasta (Dokter/Bidan Praktek Mandiri serta Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan untuk
Klinik) harus menyusun nota kesepakatan peningkatan kapasitas dan kompetensi FKTP
yang lebih sistematis dan benar-benar mem- melalui Promosi Kesehatan Ibu dan Anak
bantu program pemerintah dalam konteks sebagai kontribusi strategis pencapaian
alur rujukan berjenjang yang lebih efektif Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
(sesuai dengan jenjang layanan) dan efisien Kesehatan.
(pengendalian biaya). Pemerintah daerah selaku otoritas pelayanan
kesehatan di daerah perlu memberikan
3.
Penetapan tarif baru yang mendukung ke arah prioritas penguatan layanan primer untuk
perbaikan layanan dan tersedianya layanan kesehatan ibu dan anak yang merupakan
KIA yang berkualitas di FKTP; aspek strategis pelayanan publik sesuai
Pemerintah Pusat melalui Badan Permenkes nomor 4 tahun 2019. Peningkatan

Halaman 7
kapasitas dan kompetensi Puskesmas melalui 5. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan
koordinasi dinas kesehatan dan dukungan Menteri Kesehatan No. 5 Tahun 2014 Tentang
anggaran untuk sarana prasarana, sumber Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
daya manusia, obat dan alat kesehatan Pelayanan Kesehatan Primer.
untuk menjangkau masyarakat lebih luas dan 6. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri
meningkatkan animo pemanfaatan layanan Kesehatan No. 21 Tahun 2021 Tentang Pe-
KIA di FKTP. Mutu dan cakupan layanan nyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa
KIA di FKTP merupakan berkontribusi pada Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
ukuran keberhasilan kepala daerah dan disisi Dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan
lain mendukung efektivitas Program Jaminan Kontrasepsi, Dan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Nasional. Seksual.
7. Kementerian PPN/Bappenas. Tujuan Pem-
6. BPJS Kesehatan melakukan peningkatan bangunan Berkelanjutan (Sustainable
proses monitoring dan evaluasi layanan Development Goals).
Kesehatan KIA di FKTP melalui pe- 8. Ochieng CA and Odhiambo AS (2019) Barriers
nyempurnaan fitur Aplikasi PCare dengan to formal health care seeking during pregnancy,
melakukan penambahan fitur terutama yang childbirth and postnatal period: a qualitative
berdampak pada kualitas layanan yang menjadi study in Siaya County in rural Kenya. BMC
standar pelayanan medis untuk Kesehatan Pregnancy and Childbirth 19(1): 339.
ibu dan anak yang telah ditetapkan dalam 9. Treacy L, Bolkan HA and Sagbakken M
regulasi seperti fitur pemantauan layanan 10 (2018) Distance, accessibility and costs.
T pada ANC, layanan pemeriksaan HB pada Decisionmaking during childbirth in rural
Persalinan/PNC dan lain sebagainya. Sierra Leone: A qualitative study. PLOS ONE
13(2). Public Library of Science.
REFERENSI 10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
1. Aditama, Tjandra Yoga. (2003). Manajemen 11. WHO, UNICEF, UNFPA. (2019). Trends in
Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Maternal Mortality 2000 to 2017: Estimates by
Indonesia. WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank Group
2. Gabrysch S and Campbell O (2009) Still too far and the United Nations Population Division.
to walk : Literature review of the determinants World Health Organization (ed.) Sexual and
of delivery service use. 18: 1–18. Reproductive Health. Geneva.
3. Gage AD, Carnes F, Blossom J, et al. (2019) 12. World Health Organization. (2019). Fact
In Low- And Middle-Income Countries, Is sheets: Maternal mortality.
Delivery In High-Quality Obstetric Facilities 13. Say L, Chou D, Gemmill A, Tunçalp Ö, Moller
Geographically Feasible? Health Affairs 38(9). AB, Daniels JD, et al. Global Causes of Maternal
Health Affairs: 1576–1584. Death: A WHO Systematic Analysis. Lancet
4. Higgins-Steele A, Burke J, Foshanji AI, et al. Global Health. 2014;2(6): e323-e333.
(2018) Barriers associated with care-seeking 14. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/
for institutional delivery among rural women detail/maternal-mortality (2019)
in three provinces in Afghanistan. BMC 15. https://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-3/
Pregnancy and Childbirth 18(1): 246.

BPJS KESEHATAN
Jl. Letjen Suprapto Kav. 20 No. 14
Halaman 8
Cempaka Putih PO. BOX 1391/JKT, Jakarta Pusat 10510 Telp. (021)
4212938 (hunting)
Fax. (021) 4212940

Anda mungkin juga menyukai