Kelompok 4 - Wujuh Wa Nadzair
Kelompok 4 - Wujuh Wa Nadzair
WUJUH WA AL-NAZHAIR
Disusun Oleh:
Kelompok 4 / B4IQR
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Wujuh al-Nadzair
Wujuh adalah bentuk jama’ dari wajh ( )وجهyang bisa berarti wajah atau
sesuatu yang menjadi tujuan atau yang dimaksudkan. Sebagaimana ayat berikutini :
Sedangkan nazhair adalah bentuk jamak dari nazhirah ()نظيرة,menurut Ibnu Al-
Manzhur maknanya adalah:
لقد عرفت الظا ئر التي كان النبي يقر بينهن فذكر عشرين سورة من المفصل
Aku tahu nazhair ketika Nabi SAW mengelompokkan 20 surat yang termasuk
mufashshal.
1
Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulum Al-Quran, jilid 1 hal. 102
3
sebagaimana didefinisikan oleh ibn Jauzi adalah sebutan bagi lafaz, namun kata yang
disebutkan di satu tempat adalah kata yang sama (nazhirun) yang disebutkan di
tempat lain. Artinya, kata-kata yang diulang berkali-kali dalam Al-Qur'an bukanlah
pengulangan kata itu sendiri,melainkan kata yang sama (nazhiruhu). 2
Adanya satu kata yang disebutkan dalam tempat-tempat tertentu dengan bentuk lafal
dan harakat tertentu dan dimaksudkan untuk makna yang berbeda dengan tempat
lainnya. Maka, kata yang disebutkan pada suatu tempat sama dengan yang
disebutkan pada tempat lainnya disebut al-nazhair dan penafsiran makna pada
setiap kata berbeda pada setiap tempatnya disebut al-wujuh.3
Para ulama sejak zaman dahulu telah memberikan perhatian lebih terhadap ilmu ini,
sebutlah diantaranya muqatil ibn Sulaiman, kemudian diikuti dengan ibn al-Jauzi, al-
Damaghani, dan Abu al-Hasan ibn Faris. Mempelajari ini memiliki beberapa urgensi
sebagai berikut:
2
Salwa Muhammad al-awwa al-Wujuh wa al-Nadzair, hlm.42
3
Muqatil bin Sulayman al-Balkhy, Al-WujuhWa Al-Nazhair Fi Al-Qur’an Al-‘Azim (Baghdad: Markaz Jum‘ah
al-Majid li al-Thaqafahwa al-Turath, 2005), 7
4
2. Ilmu ini merupakan salah satu metode mentadabburi Al-Quran untuk memahaminya
dengan pemahaman yang benar.
3. Ilmu ini menjelaskan makna yang tepat dari berbagai makna lafadz-lafadz.
4. Menjadikan ilmu ini sebagai syarat utama bagi ahli syariah,ulama dan mufassir. Ilmu
ini juga bisa dibedakan mana lafadz musytarak dan mutawatiah.
5. Disatu sisi merupakan salah satu bentuk tafsir maudhui,dimana seorang peneliti
menelusuri lafadz Qur’an kemudian menggabungkan ayat-ayat yang sama-sama
punya keterkaitan dengan lafadz itu atau kesamaan pada akar katanya.
6. Mengungkap salah satu sisi kemukjizatan Al-Qur’an, dimana satu kata bisa memilki
hingga 20 makna bahkan lebih.
7. Merupakan salah satu sumber tafsir, untuk membantu para mufassir dalam
menggabungkan banyak pendapat para mufassir terdahulu. Untuk mendapatkan
gabungan dari ayat-ayat yang saling bersamaan lafadznya, namun berbeda-beda
maknanya dalam satu tempat dengan cepat.
8. Menjelaskan mana makna yang tepat pada lafadz -lafadz yang memiliki keragaman
makna sesuai dengan konteks ayat.
a) ()الكفر
Kufur secara bahasa yaitu menyembunyikan sesuatu, menggambarkan malam sebagai
kafir untuk menutupi orang, menanam sesuatu yang menutupinya dengan benih di
tanah,dan mengkufurkan terhadap nikmat adalah menyembunyikannya dengan tidak
mensyukurinya. Hal tersebut terdapat dalam Al-Qur’an yang terdiri dalam 8 aspek
yaitu :
1. ( الكفر بالتوحيدkufur tauhid / menolak Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa).
َ س َو ۤاء
علَ ْي ِه ْم َءا َ ْنذَ ْرت َ ُه ْم ا َ ْم لَ ْم ت ُ ْنذ ِْرهُ ْم َل يُؤْ ِمنُ ْو َن َ ا َِّن الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْوا
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad)
beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
(Al Baqarah ayat 6).
4
Muhammad Afifudin Dimyathi,Mabahits Fii Maani Al-Qur’an 1 st edn (Qahirah : Daar Alnbras 2022) hal 144
5
فَاذْكُ ُر ْونِ ْْٓي اَذْكُ ْركُ ْم َوا ْشكُ ُر ْوا ِل ْي َو َل ت َ ْكفُ ُر ْو ِن
Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-
Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. ( Al-Baqarah ayat 152).
3. ( التبريmengingkari)
ُ ض َّويَ ْلعَ ُن بَ ْع
ضكُ ْم بَ ْعضًا ُ ث ُ َّم يَ ْو َم ْال ِق ٰي َم ِة يَ ْكفُ ُر بَ ْع
ٍ ضكُ ْم بِبَ ْع
kemudian pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling
mengutuk.... ( Al-Ankabut ayat 25).
4. ( التغطيةpenyembunyian)
َ َّب ْالكُف
......ار نَبَاتُه َ ث ا َ ْع َج َ َك َمث َ ِل
ٍ غ ْي
5. ( النسيانkeadaan lupa)
َع ِليْم ۢبِ ْال ُمت َّ ِقيْن َو َما يَ ْفعَلُ ْوا م ِْن َخي ٍْر فَلَ ْن يُّ ْكف َُر ْوهُ ۗ َو ه
َ ُّٰللا
6. البطالن
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, dan dia beriman, maka usahanya tidak akan
diingkari (disia-siakan), dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya. ( Al-
Anbiya 94).
7. السجود
َّٰللا َربَّ ْالعٰ لَ ِميْن ْ ۤ ان ا ْكفُ ٖۚ ْر فَلَ َّما َكف ََر َقا َل اِنِ ْي َب ِر
ُ يء ِم ْنكَ اِنِ ْْٓي اَخ
َ َاف ه ِ س ِ ْ شي ْٰط ِن اِذْ قَالَ ل
َ ِال ْن َّ َك َمث َ ِل ال
6
8. كفر الحجة
b) ()الجهاد
Jihad secara bahasa adalah usaha. Usaha untuk menaklukan kesulitan,usaha
merangkul keluasan dan tenaga, kemudian ada usaha ketekunan. Jihad ada tiga jenis :
melawan musuh yang tampak ,melawan setan dan melawan diri sendiri. Dan ketiga
tersebut terdapat dalam Q.S Al-Hajj ayat 78 . Kata jihad terdapat dalam Al-Qur’an
yang terdiri dalam 4 aspek yaitu :
ّٰللا َ غي ُْر اُولِى الض ََّر ِر َو ْال ُم َجا ِهد ُْونَ ف ِْي
س ِبي ِْل ه َ ََل َي ْست َ ِوى ْالقَا ِعد ُْونَ مِنَ ْال ُمؤْ ِمنِيْن
Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang)
tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah.....
( An-Nisa’ 95).
َ َوالَّ ِذيْنَ َجا َهد ُْوا فِ ْينَا لَنَ ْه ِديَنَّ ُه ْم سُبُلَن َۗا َوا َِّن ه
َّٰللا لَ َم َع ْال ُم ْح ِسنِيْن
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-
orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut 69).
7
Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya
sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh
alam. (Al-Ankabut 6).
Contoh yang diberikan oleh Az-Zarkasyi adalah lafadz umat () أمة,yang mana di
dalam Al-Quran punya banyak makna, seperti bermakna kumpulan manusia,
juga bermakna agama,waktu dan termasuk juga bermakna imam atas suatu
kebaikan. Untuk penjelasannya sebagai berikut:
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
9
Daftar Pustaka
10