Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK RUANG VK DAN LAVENDER RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH KOTA BOGOR

TAHUN 2023

DISUSUN OLEH :

SAFITRI NURMILAH

201913082

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN

WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi

1. Abortus

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin

belum mampu hidup diluar rahim (belum viable), dengan kriteria usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500gram.

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

tertentu) sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan berat janin

kurang dari 500 gram atau buah kandungan belum mampu hidup

diluarkandungan.

Abortus merupakan penghentian kehamilan atau pengeluaran produk

konsepsi sebelum janin hidup.

Abortus (keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum

janin dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum

usia 16 minggu dan 28 minggu memiliki BB 400-1000 gram, tetapi jika

terdapat fetus hidup dibawah 400gram itu dianggap keajaiban karena

semakin tinggi BB anak waktu lahir makin besar kemungkinan untuk

dapat hidup terus ( Amru Sofian, 2015)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa abortus adalah

berakhirnya suatu kehamilan atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum

janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan kurang dari

20 minggu atau berat janin belum mencapai 500 gram


2. Klasifikasi Abortus

Berdasarkan jenis tindakan, abortus dibedakan menjadi 2

golongan yaitu ( Abortus Spontan dan Abortus Provakatus) :

1) Abortus spontan

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan, yang disebabkan oleh

sebab alami

a) Abortus Kompletus (keguguran lengkap)

Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan

mencapai 20 minggu sehingga rongga rahim kosong. Perdarahan

dan rasa nyeri kemudian akan berhenti, serviks menutup dan

uterus mengalami involusi.

b) Abortus inkomplit adalah terjadinya keguguran dengan

dikeluarkannya hasil konsepsi (Manuaba, 2019).

c) Abortus Insipiens

Merupakan suatu abortus yang sedang mengancam, ditandai

dengan pecahnya selaput janin dan adanya serviks telah mendatar

dan ostium telah terbuka.

d) Abortus Iminens (keguguran membakat)

Keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya

fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan

hormonal dan antipasmodika serta istirahat.

e) Missed Abortion
Embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum

kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya

masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.

Perdarahan pervagina berhenti namun produk pembuahan

meninggal dan tetap dalam rahim. Selanjutnya rahim tidak

membesar bahkan mengecil kembali karena absorpsi air ketuban

dan maserasi janin, buah dada mengecil kembali.

f) Abortus Habitualis (keguguran berulang)

Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturutturut 3

kali atau lebih.

g) Abortus Infeksiosus dan Abortus septi

Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi

genetalia. Abortus septik adalah keguguran yang disertai infeksi

berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya kedalam

peredaran darah atau peritoneium.

2) Abortus Provakatus

Abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan

maupun alat-alat. Abortus ini dibagi menjadi dua yaitu (Abortus

Medisinalis dan Abortus Kriminalis) :

a) Abortus medisinalis (abortus therapeutika)

Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila

kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu

(berdasarkan indikasi medis).


b) Abortus kriminalis

Abortus yang terjadi dikarena tindakan-tindakan yang

tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

3. Abortus Inkomplit

Abortus inkompletus adalah proses abortus di mana sebagian

hasil konsepsi telah keluar melalui jalan lahir ( Chrisdiono, 2018)

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal

dalam uterus (Nugroho, 2010).

Abortus inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari

kavum uteri dan masih ada yang tertinggal (Prawiraharjo, 2018).

Abortus inkomplit adalah terjadinya keguguran atau pengeluaran

sebagian hasil konsepsi sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu dan

masih ada tersisa didalam uterus.

B. Etiologi

Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus yaitu faktor ovum itu

sendiri, faktor ibu, dan faktor bapak ( Amru Sofian, 2015)

1. Kelainan ovum

a) Ovum patologis

b) Kelainan letak embrio

c) Plasenta yang abnormal

2. Kelainan genitalia ibu

a) Anomali kongenital (hipolasia uteri, uterus bikornis, dll)


b) Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri dan fiksata

c) Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum

yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen,

endosmetritis, mioma submukosa

d) Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)

e) Distorsio uterus, misalnya karena terdoroong oleh tumor pelvis

3. Gangguan sirkulasi plasenta

4. Penyakit-penyakit ibu

a) Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,

tifoid, pietilis, rubeola, demam malta

b) Keracunan pb, nikotin, gas, racun, alkohol

c) Ibu yang asfiksi seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru

berat, anemia gravis, malnutrisi, avitaminosis, dan gangguan

metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A,C, atau E, diabetes

miletus

5. Antagonis rhesus

Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga menjadi

anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis

7. Perangsang terhadap inu yang menyebabkan uterus berkontraksi. Seperti

sangat terkejut, obat-obat uterotonika, katakulan lapartomi, dll

8. Penyakit bapak : usia lanjut,penyakit kronis

C. Manifestasi Klinis dan Komplikasi


I. Manifestasi klinis

a. Amenorea

b. Sakit perut (mulas-mulas)

c. Perdarahan biasanya berupa stolsel (bekuan darah)

d. Bila terjadi pendarahan hebat ada tanda anemis

e. Jaringan teraba dalam kavum uteri atau kadang sudah menonjol

dari ostium uteri

f. Kram/Nyeri abdomen bagian bawah

2. Komplikasi

a. Perdarahan hebat

b. Syok

c. Perforasi uterus

d. Infeksi/sepsis

e. Kematian kerena perdarahan


D. Pathway

Faktor Predisposisi
: Tumbuh tidak diluar kavum
- Faktor uterus uteri/kehamilan(diuterus,ovarium,intraligamenter

- Faktor ovum ,abdominal,kombinasi,tuba dan servikal)

- Faktor hormonal
- Faktor lain Terjadi abortus/ruptur lalu
masuk ke tuba,lumen tuba

Pelepasan tidak Pelepasan mudigah Terjadi perdarahan pembukaan


sempurna pembuluh darah

Risiko perdarahan Ruptur dinding


uterus,ovarium/sesuai letak
implantasi

Tuba membesar dan


kebiruan/hepatosalping
Trauma kecil seperti
koitus,vaginal toucher

Pelepasan Nyeri
histamin,prostaglandin akut
Pembedahan/operasi

Ansietas
Patofisiologi

Pada awal abortus terjadi tindakan pendarahan dalam desidua basalis

kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut

menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian, sehingga merupakan benda

asing dalam uterus.

Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan

isinya sehingga menyebabkan nyeri. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu

hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum

menembus desidua lebih dalam, sehingga hasil konsepsi mudah dilepaskan. Pada

kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam,

sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat

menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya

yang dikeluarkan setelah ketuban pecah janin disusul dengan plasenta.

Perdarahan jumlahnya tidak banyak jika plasenta terlepas dengan lengkap

(Rahmawati, 2011).

E. Penatalaksanaan Klinik

1. Jika,pendarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16

minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum

untuk mengeluarkan jasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika

pendarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau

misoprostol 400 mg per oral.

2. Jika pendarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan

kurang 16 minggu, evasluasi sisa hasil konsepsi dengan aspirasi vakum


manual. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika

spirasi vakum manual tidak tersedia. Jika evakuasi belum dpat dilakukan

segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskular (dapat diulung setelah 15

menit bila perlu) atau misoprostol 400 mg per oral (dapat diulang setelah

4 jam bila perlu)

3. Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan

dan tranfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum

4. Bila terjadi pendarahan yang hebat, dianjurkan segera melakukan

pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang

mengganjal terjadinya kontraksi uteru segera dikeluarkan, kontaksi

uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa berhenti.

5. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks dapat dikeluarkan secepat

mungkin dengan metode kuretase

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

2. Pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat teraba

dalam kavum uteri.

3. Pemeriksaan histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya

mioma uterus submukosa dan anomalia kogenital.

4. Pemeriksaan laboratorium

F. Pengkajian

1. Identitas klien
Identititas ini meliputi : nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,

alamat.

2. Data subjektif

Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi data klien. Data tersebut tidak dapat

ditentukan oleh petugas kesehatan secara independen tapi melalui suatu

interaksi atau komunikasi secara langsung dengan klien.

3. Alasan masuk Rumah Sakit

Untuk mengetahui alasan yang membuat pasien datang yang

berhubungan dengan abortus inkomplit. Keluhan utama untuk

mengetahui masalah yang sedang dihadapi berkaitan dengan masa

kehamilan,misalnya ada pengeluaran darah dari jalan lahir, pada kasus

abortus biasa terjadi pengeluaran darah dari jalan lahir, badan terasa

lemas, nyeri perut dan penglihatan kunang-kunang.

4. Riwayat penyakit sekarang

Ada tidaknya riwayat penyakit yang diderita sekarang

5. Riwayat penyakit dahulu

Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, dan

kronis seperti jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi

pada masa nifas ini.

6. Riwayat penyakit keluarga


Untuk mengetahui apakah keluarga ada yang menderita penyakit seperti

asma, hepatitis, diabetes melitus derta penyakit menular seperti TBC dan

hepatitis.

7. Riwayat menstruasi

Meliputi : haid pertama, siklus haid, lamanya haid, jumlah darah yang

keluar, pernahkan mengalami nyeri haid.

8. Riwayat pernikahan

Untuk mengetahui status pernikahan, lamanya pernikahan, menikah atau

tidak menikah, berapa kali perkawinan dan berapa jumlah anak yang

dilahirkan.

9. Riwayat KB

Kaji apakah pasien pernah mengikuti KB kontrasepsi, jenis kontrasepsi,

berapa lama pemakaian, rencana KB setelah kuret dan kontrasepsi apa

yang digunakan.

10. Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui selama masa kehamilan, apakah ibu terdapat penyakit,

dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut.

11. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

1. Status generalis

 Keadaan umum : Setelah dilakukan kuret biasanya hasil yang

didapatkan sedang. Adapun tanda-tanda dari post kuret yaitu

adanya nyeri,dan lemas.

 Kesadaran : komposmentis, apatis, somnolen, atau koma.


2. Vital Sign

 Tekanan darah, dilakukan pemeriksaan tekanan darah, sistolik

90-130mmHg dan diastolik 70-90mmHg, tekanan darah pada

abortus normal atau menurun.

 Suhu tubuh, normalnya 36,5º-37,5ºC.

 Nadi, untuk mengetahui denyut nadi pasien dilakukan

pemeriksaan, normal nadi 60-100 x/ menit. Pada pasien yang

mengalami keguguran biasanya denyut nadi normal, cepat dan

lambat. (Irianti, 2014)

 Respirasi Rate, periksa frekuensi pernafasan yang dihitung

dalam menit, normalnya 16-24 x/ menit. Pada kasus abortus

biasanya didapatkan hasil pernapasan lebih lambat.

3. Tinggi Badan

Bila badan kurang dari 145 cm perlu diwaspadai kemungkinan ibu

mempunyai panggul yang sempit.

4. Lingkar Lengan Atas

Normal LILA pada ibu hamil 2,35cm, jika kurang dari 2,35cm maka

dianggap status gizi kurang.

5. Pemeriksaan kepala

Pemeriksaan kepala meliputi mata,hidung,mulut dan gigi,

leher,rambut

6. Pemeriksaan dada
Ada tidaknya nyeri dada, pergerakan pernapasan, payudara

membesar, areola ukuran lebih luas.

7. Pemeriksaan abdomen

Untuk mengetahui keadaan kontraksi uterus,TFU

8. Genetalia

Meliputi kebersihan, raba kulit didaerah selakangan, pada keadaan

normal tidak teraba benjolan kelenjar.

9. Ektremitas

Untuk mengetahui apakah terdapat varises

G. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Nyeri Akut (D.0077)

a. Definisi :

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak

atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung

kurang dari 3 bulan.

b. Penyebab

a) Agen pencedera fisiologis ( mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

b) Agen pencedera kimiawi ( mis. Terbakar, bahan kimia iritan )

c) Agen pencedera fisik ( mis. Abses, ambutasi, terbakar,prosedur

operasi )

c. Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif : mengeluh nyeri


b) Objektif : tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi

nadi meningkat, sulit tidur.

d. Gejala dan tanda minor

a) Subjektif : -

b) Objektif : TD meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan

berkurang, proses berfikir terganggu, menarik diri.

2. Ansietas (D. 0080)

a. Definisi :

Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek

yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang

memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi

ancaman.

b. Penyebab

a) Kriris situsional

b) Kebutuhan tidak terpenuhi

c) Krisis maturasional

d) Ancaman terhadap kematian

e) Kurang terpapr informasi

f) Disfungsi sistem keluarga

c. Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif : merasa bingung, merasa khawatir, sulit berkonsentrasi

b) Objektif : tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur

d. Gejala dan tanda minor


a) Subjektif : mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak

berdaya

b) Objektif : RR meningkat, nadi meningkat, TD meingkat, tremor,

muka tampak pucat

3. Resiko pendarahan (D. 0149)

a. Definisi :

Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam

tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh) (SDKI, 2017)

b. Penyebab

a) Aneurisma

b) Komplikasi kehamilan ( mis. Ketuban pecah sebelum waktunya,

plasenta previa/abrupsio,kehamilan kembar)

c) Tindakan pembedahan

d) Trauma

e) Proses keganasan

H. Rencana Tindakan Keperawatan

Perencanan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan

dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.

Tindakan/intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam

mencapai hasil pasien yang diharapkan.

No. Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan

Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri I. 08238


berhubungan dengan intervensi, maka Observasi

agen pencedera fisik diharapkan nyeri menurun  Identifikasi lokasi,

dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,

Tingkat Nyeri L. 08066 frekuensi, kualitas,

 Nyeri berkurang intensitas

 Meringis berkurang  identifikasi skala nyeri

 Gelisah menurun Terapeutik

 Frekuensi nadi membaik  Berikan teknik non

 Tekanan darah membaik farmakologis untuk

 Pola nafas membaik mengurangi rasa nyeri

(Terapi murotal

Arrahman)

Edukasi

 Ajarkan teknik non

farmakologis (Tarik Nafas

dalam). (frekuensi,

kedalaman, usaha napas)

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian

analgetik , jika perlu

2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Reduksi Ansietas I. 09314

dengan kriris intervensi, maka diharapkan Observasi

situsional ansietas berkurang. Dengan  Monitor tanda-tanda


kriteria hasil: ansietas

Tingkat Ansietas L. 09093 Terapeutik

 Verbalisasi khawatir  Temani pasien untuk

akibat kondisi yang mengurangi kecemasan,

dihadapi menurun jika memungkinkan

 Perilaku gelisah Edukasi

menurun  Anjurkan keluarga untuk

 Perilaku tegang tetap bersama pasien,

menurun  Latih kegiatan pengalihan


untuk mengurangi

ketegangan

 Anjurkan mengambil

posisi nyaman

3. Resiko pendarahan Setelah dilakukan Manajemen Pendarahan I.

berhubungan dengan intervensi keperawatan, 02040

komplikasi kehamilan maka diharapkan tingkat Observasi :

pendarahan menurun  Monitor tanda dan gejala

dengan kriteria hasil : perdarahan

Tingkat Pendarahan L.  Monitor TTV

12111  Monitor terjadinya

 Perdarahan vagina perdarahan

menurun (menjadi Terapeutik :

normal  Istirahatkan area yang


80cc/perhari,tidak mengalami perdarahan

disertai gumpalan)  Lakukan penekanan atau

 Membran mukosa balut tekan, jika perlu

lembap Edukasi :

 Tekanan darah, nadi dan  Anjurkan melapor bila

suhu tubuh tetap normal menmukan tanda-tanda

perdarahan

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian

cairan, jika perlu


ASUHAN KEPERAWTAN PADA NY. E DENGAN ABORTUS

INKOMPLIT DI RUANG VK RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH KOTA BOGOR

TAHUN 2023

I. Pengkajian

Identitas klien :
Nama : Ny. E
TTL : Bogor, 16-10-1981
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Ciampea
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku :-
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Lama bekerja :-
Tanggal masuk RS : 24-05-2023
Sumber informasi : Suami
Keluarga terdekat : Suami
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Ciampea
II. Status kesehatan saat ini
1. Alasan kunjugan/keluhan utama

Klien mengeluh pendarahan, nyeri bagian abdomen, lemas, dan khawatir.

2. Faktor pencetus
Klien mengatakan setelah dari kamar mandi BAK lalu merasakan hal

tersebut

III. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga tidak ada yang mengalami keguguran atau abortus
IV. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Penyakit yang pernah dialami : -
2. Alergi : -
3. Imunisasi : leangkap
4. Kebiasaan : -
5. Obat-obatan : -
V. Pemeriksaan fisik dan keluhan yang di alami
A. Keadaan Umum
1. Kesadaran : Composmentis
2. Vital Sign : S : 36, N : 106x/mnt, TD : 110/70, RR : 20
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan abdomen

Untuk mengetahui keadaan kontraksi uterus sedang,TFU 2 jari dari

pusat

2. Genetalia

Kebersihan (+), tidak teraba benjolan kelenjar

VI. Data Laboratorium

Hematologi Hasil Nilai Rujukan Status


Hemoglobin 11,7 10.8-14.9
Hematokrit 33.7 34.0-45.1 L
Leukosit 9.49 4.79-11.3
Trombosit 242 216-451
Basofil 0.2 0.0-1.0
Eosinofil 1.4 0.7-5.4
Neutrofil
67.3 42.0-71.0
Segmen
Limfosit 23.9 20.4-44.6
Monosit 7.2 3.6-9..9
Masa
pendarahan 3 1-5
(BT)
Masa
Pembekuan 5 2-6
(CT)
GD Sewaktu 98 60-199

VII. Pengobatan

1. Misoprostol 2 tab

2. Concor 1 x 2,5 mg

3. RL 500 Ml

4. Oksigen nasal kanul 5L

ANALISA DATA

Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. DS : Agen pencedera fisik Nyeri akut D.0077
Klien mengeluh nyeri
abdomen, pusing, ada
darah keluar dari jalan
lahir
- P : nyeri perut
- Q : seperti di remas-
remas
- R : abdomen bagian
bawah
- S:5
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak lemah,
pucat
- TD : 110/70 mmHg
- N : 106x/mnt
- RR : 20x/mnt
- S : 36°C
- SpO2 : 98%
- GCS 15
2. DS : Krisis situsional Ansietas D.0080
Klien mengatakan cemas,
takut, dan khawatir dengan
kondisi saat ini
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak tegang
- Klien tampak pucat
- N : 106x/mt
3. DS : Komplikasi kehamilan Resiko pendarahan
Klien mengatakan darah D. 0149
keluar dari jalan lahir
DO :
- Klien tampak lemas
- Klien menggunakan
pembalut yang
terdapat darah
- Perdarahan
pervaginam ±100
cc/hari
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik dibuktikan dengan klien mengeluh nyeri,

tampak meringis, gelisah.

2. Ansietas b.d krisis situsional dibuktikan dengan merasa khawatir dengan

kondisi yang dialami, tampak gelisah dan tampak tegang.

3. Risiko pendarahan b.d komplikasi kehamilan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN ( INTERVENSI )

Rencana Tindakan Keperawatan Nama


Diagnosa
No. Tgl &
Keperawatan Tujuan Intervensi
Paraf
1. 25/ Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri I. 08238
05/
agen tindakan keperawatan Observasi
23
pencedera fisik selama 3 x 8 jam,  Identifikasi lokasi,

maka diharapkan karakteristik, durasi,

nyeri menurun dengan frekuensi, kualitas,

kriteria hasil : intensitas

Tingkat Nyeri L.  identifikasi skala nyeri

08066 Terapeutik

 Nyeri berkurang  Berikan teknik non

 Meringis farmakologis untuk

berkurang mengurangi rasa nyeri

 Gelisah menurun (Terapi murotal

 Frekuensi nadi Arrahman)

Edukasi
membaik  Ajarkan teknik non

farmakologis (Tarik

Nafas dalam). (frekuensi,

kedalaman, usaha napas)

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. 25/ Ansietas b.d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas I. 09314


05/
krisis tindakan keperawatan Observasi
20
situsional selama 3 x 8 jam,  Monitor tanda-tanda
23
maka diharapkan ansietas

ansietas berkurang Terapeutik

dengan kriteria hasil :  Temani pasien untuk


Tingkat Ansietas L. mengurangi kecemasan,

09093 jika memungkinkan

 Verbalisasi Edukasi

khawatir akibat  Anjurkan keluarga untuk

kondisi yang tetap bersama pasien,

dihadapi menurun  Latih kegiatan


 Perilaku gelisah pengalihan untuk

menurun mengurangi ketegangan

 Perilaku tegang  Anjurkan mengambil

menurun posisi nyaman

3. 25/ Risiko Setelah dilakukan Manajemen Pendarahan I.


05/
pendarahan b.d tindakan keperawatan 02040
25
komplikasi 3 x 8 jam, maka Observasi :

kehamilan diharapkan tingkat  Monitor tanda dan gejala

pendarahan menurun perdarahan

dengan kriteria hasil :  Monitor TTV

Tingkat Pendarahan  Monitor terjadinya

L. 12111 perdarahan

 Perdarahan vagina Terapeutik :


menurun (menjadi  Istirahatkan area yang

normal mengalami perdarahan

80cc/perhari,tidak  Lakukan penekanan atau

disertai gumpalan) balut tekan, jika perlu

 Membran mukosa Edukasi :


lembap  Anjurkan melapor bila

menmukan tanda-tanda
 Tekanan darah,
perdarahan
nadi dan suhu
Kolaborasi :
tubuh tetap normal - Kolaborasi pemberian

antipiretik, jika perlu

- Kolaborasi pemberisn

antibiotik, jika perlu

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama
Diagnosa Tindakan Evaluasi
Tgl/waktu &
Keperawatan Keperawatan Tindakan
Paraf
Nyeri akut b.d agen 25-05-23
14.30  Mengidentifikasi S:
pencedera fisik
lokasi,  Klien

karakteristik, mengatakan

durasi, frekuensi, nyeri perut

kualitas, bagian bawah

intensitas  Skala nyeri 5

 Mengidentifikasi  Klien

skala nyeri mengatakan

 Memberi teknik bersedia

non farmakologis mengikuti

untuk teknik

mengurangi rasa nonfarmakologi

nyeri s
O:
 Klien tampak
meringis
 Klien tampak
gelisah
 Klien
mengikuti
teknik tarik
nafas dalam
Ansietas 25/05/23 S:
berhubungan dengan 15.30  Memonitor  Klien
kriris situsional tanda-tanda mengatakan
ansietas masih merasa
 Menganjurkan cemas
keluarga untuk  Klien
tetap menemani mengatakan
klien suami tetap
 Melatih kegiatan menemani
pengalihan untuk diruangan
mengurangi  Klien ingin
ketegangan berlatih untuk
 Menganjurkan mengurangi
mengambil posisi ketegangan
nyaman  Klien
mengatakan
posisinya sudah
nyaman
O:
 Klien tampak
gelisah,tegang
 Suami berada
disamping
pasien
 Klien tampak
nyaman
Risiko pendarahan 25/05/23
b.d komplikasi 16.30  Memonitor S:
tanda dan gejala  Klien
kehamilan
perdarahan mengatakan
 Memonitor darah keluar
TTV dari jalan lahir
 Klien
mengatakan
bersedia untuk
dipantau tanda-
tanda vitalnya
O:
 Pembalut
pasien terdapat
darah berwarna
merah disertai
gumpalan
 TTV
- TD : 100/80
mmHg
- N : 100x/mnt
- S : 36,7°C
- SpO2 : 96%
Nyeri akut b.d agen 25/05/23 S:
21.30  Mengidentifikasi  Klien
pencedera fisik
lokasi, mengatakan
karakteristik, masih nyeri
durasi, frekuensi, perut bagian
kualitas, bawah
intensitas  Skala nyeri 5
 Mengidentifikasi  Klien
skala nyeri mengatakan
 Memberi teknik bersedia
non farmakologis mengikuti
untuk teknik
mengurangi rasa nonfarmakologi
nyeri s
O:
 Klien tampak
meringis
 Klien tampak
gelisah
 Klien
mengikuti
teknik tarik
nafas dalam
Ansietas b.d kriris 26/05/23 S:
07.30  Memonitor  Klien
situsional
tanda-tanda mengatakan
ansietas merasa cemas
 Menganjurkan menurun
keluarga untuk  Klien
tetap menemani mengatakan
klien suami tetap
 Melatih kegiatan menemani
pengalihan untuk diruangan
mengurangi  Klien ingin
ketegangan berlatih untuk
mengurangi
ketegangan
O:
 Klien tampak
lebih tenang
 Suami berada
disamping
pasien
 Klien tampak
nyaman
Risiko pendarahan 26/05/23  Memonitor S:
08.30 tanda dan gejala  Klien
b.d komplikasi
perdarahan mengatakan
kehamilan
 Memonitor darah keluar
TTV dari jalan lahir
 Klien
mengatakan
bersedia untuk
dipantau tanda-
tanda vitalnya
O:
 Pembalut
pasien terdapat
darah berwarna
merah disertai
gumpalan
 TTV
- TD : 100/80
mmHg
- N : 100x/mnt
- S : 36,7°C
- SpO2 : 96%
Nyeri akut b.d agen 26/05/23  Mengidentifikasi S:
pencedera fisik 10.00 lokasi,  Klien
karakteristik, mengatakan
durasi, frekuensi, nyeri perut
kualitas, bagian bawah
intensitas berkurang
 Mengidentifikasi  Skala nyeri 4
skala nyeri  Klien
 Memberi teknik mengatakan
non farmakologis bersedia
untuk mengikuti
mengurangi rasa teknik
nyeri nonfarmakologi
s

O:
 Klien tampak
sedikit
menahan nyeri
 Klien
mengikuti
teknik tarik
nafas dalam
Ansietas b.d krisis 26/05/23  Memonitor S:
11.00 tanda-tanda  Klien
situasional
ansietas mengatakan
 Menganjurkan sudah tidak
keluarga untuk cemas
tetap menemani  Klien
klien mengatakan
 Melatih kegiatan suami tetap
pengalihan untuk menemani
mengurangi diruangan
ketegangan  Klien ingin
berlatih untuk
mengurangi
ketegangan
O:
 Klien tampak
lebih tenang
 Suami berada
disamping
pasien
 Klien tampak
nyaman
11.30  Memonitor tanda S:
dan gejala  Klien
perdarahan mengatakan
 Memonitor TTV darah keluar
dari jalan lahir
 Klien
mengatakan
bersedia untuk
dipantau tanda-
tanda vitalnya
O:
 Pembalut
pasien terdapat
darah berwarna
merah disertai
gumpalan
 TTV
- TD : 120/80
mmHg
- N : 100x/mnt
- S : 36°C
- SpO2 : 98%

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama
Diagnosa Tgl /
Evaluasi SOAP &
Keperawatan waktu
Paraf
Nyeri akut b.d agen 25/05/23 S:
pencedera fisik 14.30 Klien mengatakan nyeri perut bagian bawah
- P : nyeri perut
- Q : seperti diremas -remas
- R : perut bagian bawah
- S: 5
- T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
Klien tampak meringis kesakitan,gelisah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Ansietas b.d krisis 25/05/23 S:
situasional 15.30 klien mengatakan cemas dengan kondisi yang
dialami
O:
klien tampak tegang,dan gelisah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Resiko perdarahan 25/05/23 S:
b.d komplikasi 16.30 klien mengatakan keluar darah dari jalan lahir
kehamilan O:
klien menggunakan pembalut terdapat darah
disertai gumpalan
- TD : 100/80 mmHg
- N : 100x/mnt
- S : 36,7°C
- SpO2 : 96%
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Nyeri akut b.d agen 25/05/23 S:
21.30 klien mengatakan masih merasakan nyeri
pencedera fisik
perut bagian bawah
- P : nyeri perut
- Q : seperti diremas-remas
- R : perut bagian bawah
- S: 5
- T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
klien tampak meringis kesakitan,gelisah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Ansietas b.d krisis 26/05/23 S:
07.30 klien merasakan cemas menurun
situsional
O:
klien sdikit lebih tenang
A : masalah teratasi sebagian,masih dalam
proses pencapaian tujuan
P : lanjutkan intervensi
Risiko pendarahan 26/05/23 S:
08.30 klien mengatakan darah keluar dari jalan lahir
b.d komplikasi
O:
kehamilan klien menggunakan pembalut terdapat darah
disertai sedikit gumpalan
- TD : 100/80 mmHg
- N : 100x/mnt
- S : 36,7°C
- SpO2 : 96%
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Nyeri akut b.d agen 26/05/23 S:
10.00 klien mengatakan nyeri perut bagian bawah
pencedera fisik
berkurang
- P : nyeri perut
- Q : seperti diremas-remas
- R : perut bagian bawah
- S:4
- T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
klien sedikit menahan nyeri,gelisah menurun.
A: masalah teratasi sebagian,proses
pencapaian tujuan
P : lanjutkan intervensi, ditambah dengan
kolaborasi pemberian analgetik
Ansietas b.d krisis 26/05/23 S:
11.00 klien mengatakan sudah tidak cemas,klien
situasional
siap dilakukan tindakan kuret
O:
klien terlihat gelisah dan tegang
menurun,lebih tenang dan rileks
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
11.30 S :
klien mengatakan darah keluar dari jalan lahir
O:
pembalut klien terdapat darah berwarna
merah dan disertai sedikit gumpalan
- Tekanan darah : 100/70mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 37ºC
- SpO2 :
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi,ditambah dengan
kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan
DAFTAR PUSTAKA

1. SDKI. (2019). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

2. SDKI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Indikator Diagnostik (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Indonesia

3. SIKI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Tindakan Keperawatan (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Indonesia.

4. SLKI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan kriteria

Hasil Keperawatan (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Indonesia.

5. Nugroho, Taufan. (2019). Buku Ajaran Obstetri. Nuha Medika. Yogyakarta.

Prawiroharjo, Sarwono. (2018). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina

Pustaka. Jakarta

6. Rahmawati, Eni Ida. (2019). Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya. Victory

Inti Cipta. Surabaya

7. Richahardiyanti, (2015). Konsep dasar kesehatan. http://zainal-

a.fkm10.web.unair.ac.id. diakses pada tanggal 1 Agustus 2019

8. Amita, D., Fernalia, & Yulendasari, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi

Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Sectio

Caesarea di Rumah Sakit Bengkulu. Jurnal Kesehatan Holistik, 12(1), 26–28.

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/download/124/69
9. Apriliana, A. (2019). Pengaruh Terapi Murotal Ar-Rahman Terhadap

Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Caesar di RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. 44(12), 2–8

10. Amin Nerarif Huda, Hardhi K. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis Dan NANDA NIC-NOC Jilid 1. Edisi Revi. Yudha, Budi O,

Editor. Jogja: Mediaction; 2015.

Anda mungkin juga menyukai