Askep Jiwa Kelompok
Askep Jiwa Kelompok
Disusun oleh:
Amalia Nur
Azizah
J230225147
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA 2023
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
JIWA PROGRAM STUDI PROFESI
NERS FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. A
Diagnosa : Skizofernia Tak Terinci (F.20.3)
Umur : 33 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal pengkajian : 11 Juli
2023 No RM : 090XXX
Informan : Pasien
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan memiliki pikiran yang banyak, ia bingung dan merasa pusing karena
sering mendengar bisikan suara yang memerintahnya untuk membunuh orang lain serta
memberi tahu cara untuk menghilangkan jejak pembunuhan. Ketika mendengar bisikan
itu pasien merasa kacau dan mencoba menenangkan dirinya dengan berdiam diri di
tempat sepi dan sesekali pergi ke tempat bermain, namun ia tetap merasa pusing
sehingga ia sering emosi.
III. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Onset sakit tahun 2021, 1 minggu pasien merasa bingung, tidak bisa tidur, ingin
memukul orang namun masih bisa dikontrol karena perasaan itu hanya muncul sebagai
keinginan saja, pasien sulit diarahkan keluarga, pasien berbicara sendiri, pasien
mendengar suara-suara, emosi labil, dan tidak mau minum obat kontrol terakhir, pasien
merokok (+), tattoo (+), napza (-), riwayat keluarga (-), alergi (-).
Riwayat obat : Risperidone 2x2 mg
IV. FAKTOR PRESIPITASI
1. Biologis
Pasien mengatakan pertama kali dibawa ke RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta tahun
2021 dengan alasan karena mendengar bisikan suara-suara yang menyuruhnya
membunuh orang. Bisikan suara-suara itu membuat pasien pusing dan emosinya tidak
stabil.
2. Psikologis
Pasien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah saat ia di dahului
adik perempuannya menikah, pasien juga mengalami patah hati ketika putus cinta
dengan pacarnya sehingga pasien menjadi banyak pikiran dan membuat emosinya
tidak stabil. Pasien merasa sedih sekali dan menjadi memiliki beban pikiran. Pasien
menjadi sering menyendiri untuk meredamkan emosinya namun justru menjadi sering
mendengar bisikan-bisikan.
3. Sosialkultural
Pasien mengatakan pendidikan terakhirnya yaitu STM dengan jurusan mesin. Pasien
tidak lanjut ke jenjang pendidikan selanjutnya karena memang berkeinginan setelah
lulus STM langsung bekerja. Pasien mengatakan setelah lulus STM ia hanya bekerja
serabutan menjadi kuli bangunan dan membantu ibu berdagang di pasar. Pasien
mengatakan lebih dekat dengan ibu dan adik laki-lakinya. Pasien jarang mengikuti
kegiatan sosial di sekitar rumahnya dibandingkan bapaknya yang menjabat sebagai
ketua RT. Pasien mengatakan ia malu, khawatir dan takut berkegiatan bersama
masyarakat sekitar rumahnya karena ia merasa banyak yang tidak suka dengan
dirinya.
V. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa
✓
lalu Ya Tidak
Jelaskan: Pasien mengatakan pernah dirawat di RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
tahun 2021, karena mendengar bisikan-bisikan yang membuat emosinya tidak stabil.
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang berhasil ✓ Tidak bershasil
Jelaskan: Pasien mengatakan awalnya tertib kontrol dan minum obat, namun karena
tidak ada yang mengingatkan minum obat secara rutin, pasien menjadi tidak rutin
minum obat saat dirumah dan lama tidak melakukan kontrol ke dokter.
3. Penganiayaan
Pelaku/usia Korban/usia Seksi/usia
Aniaya fisik Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Aniaya seksual Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Penolakan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kekerasan dalam
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluarga
Tindakan criminal Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Jelaskan: Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik dan aniaya seksual, pasien juga
tidak mengalami tindakan kekerasan dan criminal baik sebagai korban, pelaku atau
saksi, karena setiap emosinya muncul pasien bisa menahannya dan tidak sampai
melukai diri sendiri maupun orang lain.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami ganggguan
jiwa Ya Tidak ✓
Hubungan keluarga : Baik
Gejala : Tidak
ada Riwayat Pengobatan : Tidak
ada
Dalam keluarga pasien tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Pasien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah saat ia di dahului
adik perempuannya menikah, pasien juga mengalami patah hati ketika putus cinta
dengan pacarnya sehingga pasien menjadi banyak pikiran dan membuat emosinya
tidak stabil.
6. Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang/alcohol/rokok
Pasien mengatakan pernah meminum alcohol dan
merokok
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. TTV
TD : 121/80 mmHg
N : 108 x/menit
S : 37,20C
RR : 20 x/menit
2. Klinis
TB : 175 cm
BB : 69 kg
Keluhan fisik : Tidak ada
VII. GENOGRAM
33
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
33
: Pasien
: Garis keturunan
: Menikah
.......... : Tinggal dalam satu rumah
Jelaskan : Pasien adalah anak pertama dari 3 bersudara dan pasien tinggal serumah
dengan orang tua dan adik laki-lakinya
VIII. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan bahwa rambut pasien berwarna hitam bercampur, kulit pasien
berwarna sawo matang, mata pasien berwarna putih dan hitam, bibir pasien
berwarna merah kehitaman, dan pasien menyukai semua anggota tubuhnya.
Menurut pasien anggota tubuhnya dapat berfungsi secara normal, memiliki
manfaatnya masing- masing dan tidak ada anggota tubuh yang tidak pasien sukai.
b. Identitas
Pasien mengatakan ia sebagai anak laki-laki pertama yang tinggal bersama kedua
orang tua dan adik laki-lakinya. Pasien dapat menyebutkan nama sendiri dengan
jenis kelamin laki-laki berusia 33 tahun. Pasien mengatakan puas dengan statusnya
yang terlahir sebagai laki-laki. Pasien belum menikah dan kepikiran karena
didahului adik perempuannya menikah dan ia patah hati karena putus dari
pacarnya, sehingga memicu pasien memiliki beban pikiran yang membuat ia
pusing dan emosi tidak stabil. Pasien mengatakan kesehariannya bekerja serabutan
yang terkadang membantu ibunya berdagang di pasar. Pasien mengatakan saat ia
bekerja setiap minggu bisa memiliki uang 600.000 dan dapat mencukupi
keseharian diri pasien dan keluarganya, namun saat ini pasien merasa tidak berguna
karena masih memberatkan orang tua sebab ia harus dirawat di RSJ sehingga ia
tidak bisa bekerja seperti biasa untuk membantu orang tuanya.
c. Peran
Pasien berperan sebagai anak, karena belum menikah dan pasien tinggal bersama
orang tuanya serta adik laki-lakinya dirumah, bekerja serabutan dan kadang
membantu ibunya berdagang di pasar.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan cita-citanya dahulu ingin menjadi pengusaha. Saat ini pasien
mengatakan keinginannya adalah ingin cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah.
Pasien ingin segera beraktifitas normal kembali dan memiliki uang untuk
menghidupi keseharian keluarganya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan ia merasa tertinggal dari adik perempuannya yang sudah dahulu
menikah dan ia tidak berguna karena masih memberatkan orang tua sebab dirawat
di RSJ sehingga ia tidak bisa bekerja seperti biasanya untuk membantu orang tua.
Pasien mengatakan orang-orang disekitarnya menganggap pasien tidak berguna
sebab kondisi pasien yang buruk, ia terlambat menikah, bekerja serabutan dan kini
ditambah lagi memiliki gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Kronis (D.0086)
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti: Pasien mengatakan keluarga adalah orang yang sangat berarti
karena pasien tinggal bersama orang tua dan adik laki-lakinya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Pasien mengatakan jarang
mengikuti kegiatan sosial di sekitar rumahnya dibandingkan bapaknya yang
menjabat sebagai ketua RT. Pasien tampak berhubungan baik dengan pasien lain di
bangsal arjuna. Pasien tampak rajin mengobrol dengan pasien lain, aktif dan
kooperatif saat diberikan aktifitas bermain oleh mahasiswa dan pasien menunaikan
sholat berjamaah dengan pasien lain.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Pasien mengatakan jarang
berkomunkasi dengan tetangga. Pasien mengatakan ia khawatir dan takut
berkegiatan bersama masyarakat sekitar rumahnya karena ia merasa banyak yang
tidak suka dengan dirinya.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam, percaya kepada Allah SWT sebagai sang
Maha Kuasa dan yakin bahwa gangguan jiwa yang dialami sekarang adalah takdir
dari Allah SWT yang akan diberikan kesembuhan pula dari Allah.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan kadang menunaikan ibadah sholat 5 waktu, kadang sholat
tahajud yang dilanjutkan dengan sholat fajar dan sholat subuh.
IX. STATUS MENTAL
1. Penampilan
(-) Tidak rapi
(-) Penampilan pakaian tidak sesuai
(- ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: Rambut pasien tampak dipotong pendek namun tampak kusut, penampilan
pasien tampak baik, pasien mandi 2x sehari saat pagi dan sore, dan pasien memakai
pakaian yang disedikan oleh bangsal.
2. Pembicaraan
(✓) Cepat (-) Keras (-) Gagap (-) Inkoheren
(-) Apatis (-) Lambat (-) Membisu
(-) Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan: Pasien menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan, pasien juga
menyampaikan jawaban dengan jelas namun cepat dan terkesan terburu-buru.
3. Aktiviats motorik
(-) Lesu (-) Tegang (-) Gelisah (✓) Agitasi
(-) Tik (-) Grimasen (-) Tremor (-) Komplusif
Jelaskan: Pasien tampak bingung memikirkan sesuatu.
4. Alam perasaan
(-) Sedih (-) Ketakutan (-) Putus asa
(✓) Khawatir (-) Gembira berlebihan
Jelaskan: Pasien mengatakan merasa khawatir dan gelisah karena kelurga tidak
kunjung datang menjeput pasien.
5. Afek
(-) Datar (-) Tumpul (✓) Labil (-) Tidak sesui
Jelaskan: Pasien menunjukkan kondisi mood yang labil, saat dalam kondisi mood baik
pasien menjawab pertanyaan dan mengobrol dengan intonasi yang santai, namun saat
mood buruk pasien menyampaikan jawaban dengan jelas namun cepat dan terkesan
terburu-buru.
6. Interaksi selama wawancara
(-) Bermusuhan (-) Tidak kooperatof (-) Mudah tersinggung
(-) Kontak mata kurang (-) Defensif (-) Curiga
Jelaskan: Pasien mampu menjaga interaksi selama wawancara dengan kontak mata
yang baik.
7. Persepsi
(✓) Pendengaran (-) Penglihatan (-) Perabaan
(-) Pengecapan (-) Penghidu
Jelaskan: Pasien mengalami halusinasi pendengaran. Pasien mengatakan
mendengarkan bisikan-bisikan suara yang memerintahnya untuk membunuh orang
lain serta memberi tahu cara untuk menghilangkan jejak pembunuhan, bisikan-bisikan
tersebut sering muncul saat malam hari dan saat pasien akan meminum obat pada jam
07.00, 15.00, dan 23.00. Ketika mendengar bisikan pasien langsung mengalihkan
pikirannya dengan mengingat Allah dan menghardik bisikan tersebut.
8. Proses pikir
(-) Sirkum stansial (-) Tangesial (-) Kehilangan asosiasi
(-) Flight idea (-) Blocking (-) Presevasari
Jelaskan: Pasien kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan dengan baik
9. Isi pikir
(-) Obsesi (-) Fobia (-) Hipokondria
(-) Depersonalisasi (-) Ide yang terkait (-) Pikiran magis
Wahan