Anda di halaman 1dari 44

Update Data: 3 Agustus 2020

TRACING (KARANTINA DAN ISOLASI)

1
TRACE TEST

PEMERINTAH
TREAT
STRATEGI ISOLASI/
VAKSINASI

PENCEGAHAN KARANTINA

DAN
PENGENDALIAN MENGGUNAKAN
MASKER

MASYARAKAT

MENJAGA MENCUCI
JARAK TANGAN
Update Data: 3 Agustus 2020

Tracing
3
2

TRACING
Proses mengidentifikasi (mengenali), menilai dan mengelola orang
yang diduga terpapar covid-19 untuk mencegah penularan lebih lanjut.
3 kegiatan utama dalam Contact Tracing yaitu :
• Identifikasi seluruh kontak erat dan suspek dari kasus
terkonfirmasi
• Menilai status Kesehatan seluruh kasus dan kontak, melakukan
follow up setiap hari perkembangan kesehatannya dan Melakukan
Tindakan bagi kontak erat yang muncul gejala (suspect) sesuai
prosedur
• Containment dalam bentuk Isolasi dan Karantina
Definisi Kasus Konfirmasi, Suspek dan Probable
● Kasus Terkonfirmasi : Seseorang dengan pemeriksaan Suspek : orang yang memenuhi salah satu kriteria berikut:
Lab diagnostik positif (RT-PCR atau RDT antigen ● Kriteria klinis: 1) Demam akut dan batuk; atau 2) Minimal 3
gejala berikut: demam, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri otot,
sesuai kriteria wilayah) nyeri tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak napas,
● Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat anoreksia/mual/muntah, diare, atau penurunan kesadaran;
kontak dengan kasus probabel atau dengan kasus atau 3) Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
terkonfirmasi COVID-19 dan memenuhi salah satu Akut) berat dengan riwayat demam/demam (> 38℃) dan
batuk yang terjadi dalam 10 hari terakhir, serta
kriteria berikut: a. Kontak tatap muka/berdekatan membutuhkan perawatan rumah sakit; atau 4) Anosmia
dengan kasus konfirmasi dalam radius 1 meter (kehilangan penciuman) akut tanpa penyebab lain yang
selama 15 menit atau lebih; b. Sentuhan fisik teridentifikasi; atau 5) Ageusia (kehilangan pengecapan) akut
langsung dengan pasien kasus konfirmasi (seperti tanpa penyebab lain yang teridentifikasi.
bersalaman, berpegangan tangan, dll); c. Orang yang
● Kriteria Epidemiologis : 1) Seseorang yang memiliki riwayat
kontak dengan kasus probable/konfirmasi COVID-19/kluster
memberikan perawatan langsung terhadap kasus COVID-19 dan memenuhi kriteria klinis 2) Seseorang dengan
konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag)
standar; ATAU d. Situasi lainnya yang mengindikasikan positif sesuai dengan penggunaan RDT-Ag pada kriteria
wilayah A dan B, dan tidak memiliki gejala serta bukan
adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang
merupakan kontak erat (Penggunaan RDT-Ag mengikuti
ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi ketentuan yang berlaku).
setempat.
Tracing Penting karena kasus konfirmasi dapat menularkan ke orang lain
sejak 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari setelahnya.

TRACING

kunci utama
dalam memutus
rantai penularan
PENULARAN

mulai gejala
CARA PENULARAN

utamanya ditularkan dari orang yang BERGEJALA (simptomatik)


melalui TANPA GEJALA (Asimptomatis)
• Melalui droplet saluran napas (batuk, bersin, bicara) Berpotensi menularkan
• Kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi lalu
menyentuh mulut, hidung atau mata
TRACER adalahpetugasyang melakukantracing.

Tracer dapat berasal dari petugas kesehatan maupun masyarakat seperti


Satlinmas, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, kader, karang taruna, PKK dan
SIAPA YANG relawanlainnyayang telah mendapatkan pelatihan
MELAKUKAN Tracer diutamakan yang sehat dan tidak memiliki kondisi penyerta
TRACING?
PERAN TRACER
1. Mencari dan memantau kontak erat selama karantina dan
Isolasi.
2. Memberikan informasi yang benar terkait COVID-19 termasuk
pentingnya karantina dan isolasi yang benar.
Tracing 3. Memantau kondisi kesehatan orang yang melakukan
dikoordinasikan oleh Karantina dan Isolasi dengan menanyakan bagaimana
Puskesmas keadaan kesehatannya selama masa karantina dan Isolasi.
4. Melaporkan hasil pemantauan kepada Petugas Puskesmas
(koordinator tracer).
TAHAPAN TRACING

1. IDENTIFIKASI KONTAK
ELEMEN UTAMA (CONTACT IDENTIFICATION)

TAHAPAN
 Dukungan masyarakat;
 Perencanaan yang matang
2.PENCATATAN DETIL KONTAK
dengan mempertimbangkan (CONTACT LISTING)
situasi wilayah;
 Dukungan logistik;
3.TINDAK LANJUT KONTAK
 Pelatihan dan supervisi;
(CONTACT FOLLOW UP)
 Sistem manajemen data
tracing
ALUR Hasil All record, notifikasi dari daerah
TRACING lain laporan masyarakat dsb

1
2.

3.
APA SAJA ALAT YANG DIBUTUHKAN?
1. Formulir pelacakan kontak
2. Formulir pemantauan harian Karantina
dan Isolasi
3. Alat tulis
4. Alat Pelindung Diri/APD (masker bedah,
dan Hand sanitizer)
5. Media Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) tentang COVID-19
6. Daftar nomor-nomor penting
7. Identitas diri dan surat tugas
8. Alat komunikasi
KASUS KONFIRMASI
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-
19, baik memiliki gejala atau tidakbergejala, dibuktikan
dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR/RDT-Antigen.

TAHAP I : a. Sampaikan maksud dan tujuan.


b. Catat data dan informasi sesuai dengan formulir pelacakan
Wawancara kasus kontak dan formulir pemantauan harian.
konfirmasi dan c. Berikan informasi bahwa semua kasus konfirmasi
Identifikasi Kontak Erat
dilakukan isolasi dan pemantauan harian.
d. Laporkan semua informasi baik melalui aplikasi maupun
secara manual.
Jika kasus konfirmasi sudah meninggal, wawancara dapat dilakukan
pada keluarga/kerabat dekat.
KONTAK ERAT yaitu orang yang memiliki riwayat:
 Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus konfirmasi
dalam jarak 1 meter selama 15 menit atau lebih; atau
 Bersentuhan fisik langsung dengan kasus konfirmasi seperti
TAHAP II : berjabat tangan, berpegangan tangan, berpelukan, dan lain-
lain; atau
Wawancara kasus  Merawat langsung kasus konfirmasi tanpa menggunakan
konfirmasi dan alat pelindung diri (APD) sesuai standar; atau
Identifikasi Kontak
Erat  Situasi lainnya yang dianggap berisiko terjadinya kontak,
sebagai berikut:

Identifikasi diprioritaskan untuk orang yang tinggal serumah,


sekolah, dan tempat kerja. Namun perlu diidentifikasi lebih lanjut
sumber paparan lain seperti restoran, pusat perbelanjaan, tempat
ibadah, tempat berkumpul dan tempat umum lainnnya.
KONTAK ERAT  Situasi yang dianggap berisiko

RUMAH TANGGA • Anggota Keluarga


• Kunjungan kerabat
• Pembantu rumah
tangga
MASYARAKAT • Tetangga, teman
sekolah, teman
kerja/kolega
• Pedagang Keliling
• Warung kopi/makan,
restoran
• Kerumunan Masyarakat
PERJALANAN Rekan seperjalanan di dalam
penerbangan/ kereta api / bis
/ taksi / becak dan lain-lain.
INTERAKSI Pernikahan, pesta perayaan
SOSIAL lainnya, pemakaman,
pertemuan keagamaan,
rapat/pertemuan di
masyarakat
BAGAIMANA MENENTUKAN KONTAK ERAT?
A. KASUS KONFIRMASI BERGEJALA, maka tanyakan bertemu siapa saja dalam 2 hari sebelum
bergejala hingga 14 hari setelah bergejala (atau hingga kasus melakukan isolasi) sesuai dengan kriteria kontak
erat.

B. KASUS KONFIRMASI TIDAK BERGEJALA, maka tanyakan bertemu siapa saja dalam 2 hari sebelum diambil swab
dengan hasil positif hingga 14 hari setelahnya (atau hingga kasus melakukan isolasi) sesuai dengan kriteria kontak erat.
BAGAIMANA MENENTUKAN KONTAK ERAT?
1. wawancara kepada kontak erat (menggunakan
telepon/WA, atau kunjungan langsung)
TAHAP III : 2. Sampaikan maksud dan tujuan.
Wawancara 3. Catat data dan informasi sesuai dengan formulir
Kontak erat pemantauan harian.
4. Berikan informasi bahwa semua kontak erat
dilakukan karantina dan pemantauan harian
5. Memastikan bahwa kontak erat akan pemeriksaan
swab sesuai alur pelacakan
6. Laporkan semua informasi baik melalui aplikasi
(silacak) maupun secara manual.
PERHATIAN KHUSUS: kontak erat orang lanjut usia (berumur diatas 60 tahun),
ibu hamil, dan orang dengan penyakit penyerta seperti penyakit jantung,
penyakit darah tinggi, penyakit paru, penyakit kencing manis, dan lain-lain
segera laporkanke puskesmas.
 Lakukan di luar ruangan/tempat dengan ventilasi baik/terbuka,
jaga jarak minimal 1 meter, gunakan APD yang sesuai, dan pastikan
orang yang diwawancara juga menggunakan masker/masker medis.
 Cuci tangan dengan sabun atau gunakan hand sanitizer sebelum
dan sesudah wawancara.
 Pastikan tidak menyentuh barang-barang
BAGAIMANA
WAWANCARA
DILAKUKAN ?

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI
DAFTAR APD
- Masker medis untuk petugas.
- Masker medis untuk responden.
- Termometer suhu tanpa sentuh, jika
tersedia.
- Handsinitizer berbasis alkohol.
• Tracer memantau dan mencatat (isi form pemantauan harian):
 Gejala yang muncul, seperti demam, batuk,kelelahan, sakit kepala,
nyeri pada otot, nyeri tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak
nafas, mual/muntah, diare, penurunan kesadaran, gejala akut
hilangnya kemampuan indra penciuman atau hilangnya
kemampuan indra perasa.
 Keluhan-keluhan lain seperti kebutuhan dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial,dsb
TAHAP III : • Jika muncul gejala atau keluhan lain segera laporkan ke Petugas
PEMANTAUAN puskesmas
HARIAN • Saat pergi untuk mencari perawatan, kontak erat menggunakan
Status Kesehatan saat masker medis dan hindari menggunakan transportasi umum.
Karantina/Isolasi Ambulans dapat dipanggil, atau kontak yang sakit dapat diangkut
dalam kendaraan pribadi dengan semua jendela terbuka

Tracer memantau diri lapor bila timbul gejala COVID-19


Update Data: 3 Agustus 2020

PENDAMPINGAN
KARANTINA DAN ISOLASI
MANDIRI
21
2
Karantina dan Isolasi
(UU No. 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan)

Karantina adalah proses memutus rantai penularan dan identifikasi dini COVID-19
melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum memiliki gejala COVID-19
tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 atau memiliki riwayat
bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal.
Isolasi adalah proses memutus rantai penularan melalui upaya memisahkan individu
yang sakit baik yang sudah dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala COVID-19
dengan masyarakat luas
20
20
er

kt
Karantina/isolasi dilakukan untuk menjaga
ob
O
6
supaya orang-orang di sekitar kita tidak
tertular dan memudahkan tracer dan petugas
ta:
D
a
tekesehatan untuk memantau kesehatan orang
pd
a yang dikarantina/isolasi.
U
Menghitung Masa Karantina
PEMBAGIAN PERAN DI TINGKAT DESA/KELURAHAN

PERAN PUSKESMAS: PERAN TRACER/KADER/ BABINSA/ PEMERINTAHAN


• Mengkoordinakan kegiatan BABINKAMTIBMAS: DESA/KELURAHAN DAN
pelacakan kontak • melakukan pelacakan dan MASYARAKAT SETEMPAT
• Mengumpulkan dan pemantauan kontak erat • Menyiapkan tempat untuk
menganalisa data pelacakan dan • Meminta kontak erat untuk karantina/isolasi jika tidak
pemantauan yang dilakukan melakukan pemeriksaan di dimungkinkan
oelh tracer puskesmas • Turut mendukung kegiatan
• Melakukan pemeriksaan • Melaporkan data kontak erat dan pelacakan dan pemantauan
menggunakan RDT-Ag hasil pemantauan kepada Petugas kontak erat
• Mengunjungi rumah kontak erat Surveilans di Puskesmas • Memantau kebutuhan sehari-hari
untuk melakukan pemeriksaan kontak erat selama menjalankan
RDT-Ag jika tidak karantina mandiri
memungkinkan datang ke
puskesmas
2

Tempat Karantina dan Isolasi

• Rumah masing-masing
• Fasilitas khusus (tempat yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah/satgas
percepatan penanganan COVID-19, seperti wisma, hotel, apartemen, balai
pelatihan, dll) dengan tetap berkoordinasi dengan petugas puskesmas di wilayah
• RS non rujukan dan RS rujukan

20 GEJALA TEMPAT KARANTINA/ISOLASI


20
er

kt
Tidak bergejala atau - di rumah masing2 jika memenuhi syarat
ob
O Gejala ringan - Di fasilitas khusus jika rumah tidak memenuhi syarat
6
ta:
D Gejala sedang Di RS non rujukan
a
te
pd
Gejala berat Di RS rujukan
a
U
2

Karantina mandiri

• Kamar tidur terpisah dari penghuni lain


• Tersedia ruang terbuka dengan sinar matahari cukup
• Terdapat jendela yang cukup dan bisa dibuka dengan aliran udara
yang baik dan lancar, dan pencahayaan yang cukup
• Tersedia masker dan sarana cuci tangan atau hand sanitizer
• Sampah dan cucian terpisah dari anggota keluarga lain
20 • Alat makan dan alat mandi tersendiri
20
er • Selalu menjaga jarak
kt
ob
O
• Menjaga kebersihan ruangan
6
ta:
D
• Anggota keluarga yang merawat/melayani memperhatikan protokol
a
te kesehatan
pd
a
U
Perhatikan Fasilitas Isolasi/Karantina

• Jaga jarak
• Ventilasi (aliran udara)
yang baik
• Jarak antar
• Pencahayaan yang baik tempat tidur
dan cukup min 1 meter

• Cuci tangan
• Disinfektan/ bersihkan
• Alat makan sendiri permukaan dg
• Atur penggunaan fasilitas disinfektan berkala
MCK – physical
distancing, menggunakan
alat mandi sendiri

• Bantu lakukan pemantauan harian gejala


• Selalu berkoordinasi dengan fasilitas layanan
kesehatan setempat
2

Pemantauan selama Masa Karantina (1)

• Pemantauan dilakukan setiap hari selama masa karantina


• Pemantauan dapat dilakukan dengan mengunjungi kontak erat (minimal 2x selama
masa karantina, untuk memastikan bahwa karantina memang benar-benar
dilakukan) atau melalui telepon
• Saat mengunjungi kontak erat, gunakan APD yang sesuai (masker bedah dan
20
sarung tangan) dan dilakukan di ruangan terbuka untuk meminimalkan potensi
20
er penularan
kt
ob
O • Tim contact tracing berkoordinasi dengan pemerintah dan masyarakat setempat
6
ta: (RT/RW) untuk memantau kebutuhan sehari-hari kontak erat dan keluarganya
D
a
te
pd
a
U
2

Pemantauan selama Masa Karantina (2)

• Petugas tracer memantau dan mencatat:


• Gejala yang muncul, seperti demam ( 380C), batuk, kelelahan, sakit kepala, nyeri pada
otot, nyeri tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah,
diare, penurunan kesadaran, gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa)
• Keluhan-keluhan lain seperti kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial, dsb
20
20
• Jika muncul gejala atau kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial segera
er
laporkan ke puskesmas atau RS
kt
ob
O
6 • Saat pergi untuk mencari perawatan, kontak erat menggunakan masker medis dan
ta:
D hindari menggunakan transportasi umum. Ambulans dapat dipanggil, atau kontak yang
a
te
pd
sakit dapat diangkut dalam kendaraan pribadi dengan semua jendela terbuka
a
U
2

20
20
er

kt
ob
O
6
ta:
D
a
te
pd
a
U
2

Peran Masyarakat (Community Engagement)

• Tim contact tracing puskesmas melibatkan pemerintah setempat dan


masyarakat dalam pelaksanaan karantina/isolasi mandiri, agar tidak
muncul stigma
• Warga bergotong royong membentuk RT-RW/desa/kelurahan siaga
COVID-19 yang berpartisipasi melalui kegiatan seperti bergiliran
menyediakan kebutuhan makanan atau membantu menyiapkan
kebutuhan logistik makanan untuk anggota warganya yang harus
20
20
menjalani karantina/isolasi jika diperlukan dengan tetap melakukan upaya
er
pencegahan penularan
kt
ob
O
• Masyarakat diharapkan dapat turut berperan dalam upaya deteksi dini
6
ta: kasus COVID-19 sehingga setiap kasus dapat ditangani segera, tidak
D
a
te
terjadi penularan di lingkungan masyarakat dan bagi yang sakit dapat
pd
a
segera mendapatkan perawatan dengan benar sampai sembuh
U
Update Data: 3 Agustus 2020

Tatalaksana
32
Mengapa melakukan treatment?

Treatment, atau tatalaksana dilaksanakan untuk memutus dan mengembalikan kualitas


adalah endpoint 3T rantai penularan di hidup penderita dari aspek
masyarakat biopsikososial
Dasar Treatment di Indonesia

•Tatalaksana Covid-19 mencakup


penyebab penyakit, komplikasi,
dan komorbid penderita.
•Tatalaksana yang diberikan
diklasifikasikan berdasarkan:
• Status infeksi pasien yaitu
konfirmasi atau belum
terkonfirmasi
• Derajat gejala, yaitu tanpa
gejala, ringan, sedang, berat,
atau kritis
Buku 5 Organisasi Profesi KMK No. HK.01.07-MENKES-413-2020 ttg
Kedokteran Edisi 3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
COVID-19
Garis Besar Treatment COVID-19

Risiko tinggi pada:


Belum ditemukan antivirus Tatalaksana diberikan Semakin cepat ditangani,
Lanjut usia spesifik untuk penyakit ini untuk meminimalisir semakin besar peluang
perburukan dan penderita untuk sembuh
Ibu hamil memaksimalkan imuntias dan kembali seperti
penderita sediakala
Anak

Penderita penyakit kronis


tertentu

Petugas kesehatan
Regulator Treatment COVID-19

Dirjen Yankes Rujukan Subbidang Optimalisasi Fasilitas Dinas Kesehatan Provinsi RS Rujukan Covid-19
Dirjen Yankes Primer Kesehatan, Bidang Penanganan Dinas Kesehatan Ka/Ko Puskesmas setempat
BPPSDMK Kesehatan
dll.
Prioritas Subbidang Optfaskes

Peningkatan kapasitas tenaga medis melalui pelatihan terhadap


• Dokter Umum
• Perawat RS Rujukan
• Dokter Spesialis penerima HFNC

Meningkatkan mutu pelayanan klinis melalui Mortality Audit


Pasien COVID-19

Menyediakan wadah konsultasi COVID-19 24 jam antar Dokter


melalui National Expert Consultation for COVID-19 Cases (NEC3)
Update Data: 3 Agustus 2020

IMPLEMENTASI PPKM
SKALA MIKRO
38
IMPLEMENTASI PPKM MIKRO

Personil yang terlibat dalam POS DESA/KEL


Pembentukan
POS DESA/KEL KETUA
Lurah/Kepala Desa
Puskesmas

WAKIL KETUA
Ketua BPD/Tokoh
Masy

Tokoh Tenaga Kesehatan


Babinsa Masy/Agama/Adat/ Relawan
-Tim Tracing Pendamping
Bhabinkamtibmas Pemuda Karang Taruna
-Tim Testing
Penyuluh
Relawan
PKK

Alur pelaporan
Alur Koordinasi
Tugas setiap fungsi
FUNGSI PERSONIL POS DESA
Pencegahan
- Sosialisasi dan Penerapan
3M
- Pembatasan Mobilitas
Babinsa/ Pendamping
Bhabinkamtibmas Penanganan
- 3T
Pencegahan Penanganan
Pembinaan
- Ekonomi
Pendukung
Pendukung - Sosial
Pos Jaga Desa Pembinaan
- Penegakan disiplin
Tokoh Relawan/Karang - Pemberian sanksi
masy/adat/agama/pe Taruna
muda, penyuluh, Pendukung
PKK Petugas Kesehatan
Penanganan,
- Data
Pendukung - Logistik (beras dan
Pencegahan
masker)
Penanganan
Sumber:
- Komunikasi
Presentasi Tim Pakar STPC-19 - Administrasi
FUNGSI PENCEGAHAN

SOSIALISASI 3M PEMBATASAN MOBILITAS

• Spanduk Pos jaga di setiap titik keluar


• Poster masuk wilayah
• Kunjungan rumah • Masy yang keluar wilayah
• Dalam aktifitas sehari-hari melaporkan daftar tempat yang
dikunjungi selama di luar wilayah
• Di tempat ibadah
 formular terlampir
• Fasilitas umum
Indikator Penerapan PPKM Mikro Tingkat RT

Zona Hijau Zona Kuning Zona Oranye Zona Merah

Jika tidak ada rumah di Jika terdapat 1-5 rumah di Jika terdapat 6-10 rumah Jika terdapat >10 rumah di
satu RT yang memiliki kasus satu RT yang memiliki kasus di satu RT yang memiliki satu RT yang memiliki kasus
konfirmasi positif (dalam konfirmasi positif (dalam kasus konfirmasi positif konfirmasi positif (dalam
perawatan/ isolasi mandiri) perawatan/ isolasi mandiri) (dalam perawatan/ isolasi perawatan/ isolasi mandiri)
selama 7 hari terakhir. selama 7 hari terakhir mandiri) selama 7 hari selama 7 hari terakhir
terakhir

- Surveilans aktif PPKM level rumah tangga PPKM level rumah tangga PPKM level RT
- Seluruh suspek di test. - Temukan kasus suspek - Temukan kasus suspek - Temukan kasus suspek dan
- Pemantauan kasus tetap dan pelacakan kontak erat dan pelacakan kontak erat pelacakan kontak erat
berlangsung berkala - Isolasi mandiri pasien - Isolasi mandiri pasien - Isolasi mandiri dengan
Update Data: 11 Oktober 2020

positif & kontak erat positif & kontak erat pengawasan ketat
dengan pengawasan ketat dengan pengawasan ketat - Tidak boleh berkumpul >3 orang
di luar rumah
- Rumah ibadah, tempat
- Rumah ibadah, tempat bermain
bermain anak & tempat
anak & tempat umum ditutup
umum ditutup (kecuali
(kecuali sektor esensial)
sektor esensial)
- Keluar masuk wilayah dibatasi
max pukul 20.00
- Kegiatan masyarakat tidak
dilakukan (arisan, tahlilan, dst)
*Detail SOP pengendalian dijabarkan dalam Peraturan Satgas Penanganan COVID-19
“Without High Quality Surveillance (Data), The Billion Dollars Program
Effort Will Flying Blind” – unknown

“Mereka yang dilapangan sama pentingnya dengan yang pegang


stetoskop, mereka “Memenangkan Perang” di komunitas”

"Health is not everything, but without health, everything is nothing"


(Arthur Schopenhauer, 1788-1860)
BERSATU LAWAN COVID-19
PAKAIMASKER • JAGA JARAK • CUCI TANGAN • OLAHRAGA, ISTIRAHATCUKUP, TIDAKPANIK • MAKANAN BERGIZI

MEMAKAI MASKER • MENJAGA JARAK • MENCUCI TANGAN

Anda mungkin juga menyukai