Anda di halaman 1dari 14

PRASYARAT SOCA BLOK 17

I. MIGRAIN
A. Anatomi Cranium & Struktur Peka Nyeri
Cranium terdiri atas 28 tulang individu:
- 11 pasangan os → os parietale, os temporale, os zygomaticum, maxilla, os palatinum, os nasale, os lacrimale, os concha
nasal inferior, malleus, incus, stapes
- 6 tulang satuan: os frontale, os occipitale, os sphenoidale, ethmoidale, vomer, mandibula
Fungsi : Proteksi (otak & organ sensorik khusus) & Gerakan mastikasi pada art. temporomandibularis
Struktur peka nyeri pada kepala:
- Intrakranial
- Arteri untuk suplai dura mater (a. Meningea media)
- Arteri pada basis cranii
- Sinus venosus
- Dura mater di basis otak
- Ekstrakranial
- SCALP (Skin, Connective Tissue, Aponeurotic tissue, Loose connective tissue, Pericranium), otot, tendon, fascia
daerah kepala & leher
- Mukosa sinus paranasalis, cavum nasi
- Gigi geligi
- Telinga luar & tengah
- Tulang tengkorak → supraorbita, temporal, occipital bawah, orbita & isinya
- Arteri ekstrakranial
Struktur tidak peka nyeri:
- Intrakranial:
- Parenkim otak
- Pia mater
- Sebagian dura mater
- Ependym
- Plexus choroideus
- Ekstrakranial:
- Tulang tengkorak
Saraf tepi yang peka nyeri:
- N. trigeminus
- N. facialis
- N. glossopharyngeus
- N. vagus
- N. spinales C1-3
Vaskularisasi (di basis cranii)
- A. carotis interna → anterior:
- A, cerebri anterior → anterior & medial hemisphere
- A. cerebri media → lateral hemisphere
- A. basilaris → posterior:
- A. cerebri posterior → posterior & medial hemisphere
- A. cerebelli anterior inferior
- Aa. pontines
- A. cerebelli superior
B. Fisiologi Nosiseptor
Jenis nyeri:
- Nosiseptif: aktivasi oleh stimulus berbahaya. Ujung saraf bebas di kulit, otot, kapsula sendi, tulang & organ interna
- Neuropatik: akibat gangguan / trauma pada neuron
- Inflamasi: respon biologis oleh jaringan sebagai reaksi terhadap stimulus berbahaya untuk eradikasi sel nekrotik & proses
penyembuhan
Nyeri nosiseptif: nyeri yang secara jelas berhubungan dengan kerusakan jaringan / inflamasi. 4 tahapan nosiseptif:
1. Transduksi: perubahan / konversi energi dari stimulus termis, mekanis, kimia yang berbahaya menjadi energi listrik
(impuls saraf) oleh reseptor sensorik (nosiseptor)
- Nosiseptor: reseptor nyeri dengan akhiran saraf bebas yang terdistribusi pada hampir semua jar. Tubuh
- Berdasarkan fungsi, dibagi menjadi:
- High threshold mechanoreceptors / A Fiber Mechanoheat Nociceptors
- Polymodal Nociceptors / C Fiber Mechanoheat Nociceptors
Trauma → kerusakan jar. → pelepasan substansi sel & mediator inflamasi → aktivasi & sensitasi nosiseptor
2. Transmisi: penghantaran sinyal saraf dari nosiseptor (perifer) ke neuron aferen, lalu ke otak & batang otak
Proses:
- Perifer ke medulla spinalis
- Impuls saraf melalui axon neuron sensorik primer → cornu posterior MS (pelepasan asam amino
eksitatorik pada sinaps antar sel)
- Medulla spinalis ke otak
- Neuron ke atas melalui tractus ascendens
- Neuron mentrasmisi ke 4 area:
- Thalamus → cortex somatosensory
- Formatio reticularis → sistem limbik
- Hipotalamus → cortex frontal
- Mesencephalon
3. Persepsi: apresiasi / hasil akhir dari serangkaian aktivitas neuron dalam proses nosiseptif berupa rasa nyeri
4. Modulasi: pengutan, percepatan, pelemahan, penghambatan terhadap pelbagai level dari jalur penyaluran sinyal impuls
sensorik
Terjadi pada tingkat perifer, spinal & supraspinal
Jaras sensorik
Sensory receptor → sensory nucleus → thalamus → cortex cerebri
- Neuron sensorik primer
- Badan sel terletak di luar SSP (ganglia sensorik)
- N. trigeminus ← ganglion trigemini gasseri
- N. spinalis cervicalis ← ganglion radix dorsalis
- Semua saraf sensorik peka nyeri di kepala
- Neuron sensorik sekunder
- Badan sel terletak pada substansia grisea MS
- Axon-nya menyilang garis tengah menuju kontralateral
- Nucleus trigeminalis
- Neuron sensorik tertier
- Badan sel terletak pada thalamus
- Axon-nya menuju cortex sensorik cerebri
C. Farmakologi Analgetik & gol. Triptan
Golongan Agonis 5-hydroxytryptamine 1 (agonis reseptor serotonin)

Indikasi Serangan migraine akut

Efek samping Mual, pusing, vasokonstriksi koroner, paresthesia, nyeri leher, rasa berat pada dada

Kontraindikasi Myocard infark, CAD, peripheral vascular disease, hipertensi tidak terkontrol, severe hepatic/renal
failure, kehamilan, ibu menyusui (kec. sumatriptan)

Mekanisme kerja Mengikat reseptor serotonin 5-HT1B dan 5-HT1D di P.D kranial & inhibisi pelepasan proinflammatory
neuropeptide → induksi vasokonstriksi P.D
II. KEJANG DEMAM
A. Anatomi cortex cerebri
Otak terdiri atas: cerebrum yang dibagi atas hemisphere cerebri & diencephalon; cerebellum & truncus encephali
Pembagian lobus hemisphere cerebri:
a. Lobus frontalis → pada fossa cranii anterior, tampak gyrus precentralis
b. Lobus parietalis → tampak gyrus postcentralis
c. Lobus temporalis → pada fossa cranii media
d. Lobus occipitalis → pada tentorium cerebelli
e. Lobus limbicus → pada facies inferior cerebrum, digolongkan sebagai sistem limbik
Struktur pada potongan coronal:
1. Cortex cerebri, terbentuk oleh substansia grisea, sebagai pusat persepsi, integrasi dan asosiasi stimulus sensasi dengan
memori, kemudian menghasilkan respons berupa gerakan otot yang terkoordinasi ; antara lain: Area somato-sensoris
pada gyrus postcentralis. Area motorik pada gyrus precentralis. Kedua area ini memperlihatkan proyeksi gambaran
manusia dalam posisi terbalik (homunculus sensoris dan homunculus motoris). dengan gambaran homunculus, berturut-
turut mulai dari arah sisi lateral ke arah tengah tersusun dari lidah dan larynx, wajah, tangan – lengan, tungkai – kaki.
Pusat pendengaran, persepsi bahasa dan pusat bicara pada lobus temporalis. Pusat penglihatan pada lobus occipitalis
2. Substantia alba: terdapat di bagian dalam hemispherium cerebri, terbentuk oleh serabut penghantar sistem sensoris dan
motoris, terdapat
a. Fibra commissuralis, penghubung antar hemispherium: corpus callosum, commissura anterior & posterior
b. Fibra associations, serabut penghubung dalam hemispherium unilateral.
c. Fibra projectionis, penghubung hemispherium dengan struktur lain yang letaknya lebih caudal: corona radiata –
capsula interna

B. Fisiologi cortex cerebri


Fungsi dari lobus otak adalah sbb :
1. Lobus frontal
a. Pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir, abstrak dan nalar, motoric bicara (area
broca di hemisfer kiri), pusat penghidup, dan emosi
b. Pusat pengontrolan gerakan volunteer di gyrus presentralis (area motorik primer)
c. Terdapat area asosiasi motoric (area premotor)
2. Lobus parietal
a. Pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis (area sensorik primer)
b. Terdapat area asosiasi sensorik korteks serebri
3. Lobus oksipital
a. Pusat penglihatan dan area asosiasi penglihatan : menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari
nervus optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain dan memori
b. Merupakan lobus terkecil
4. Lobus temporal
a. Berperan dalam pembentukan dan perkembangan emosi
b. Pusat pendengaran
Area brodmann

Area sensorik:
● Primary somatosensory (1,2,3)
● Primary visual (17)
● Primary auditory (41,42)
● Primary gustatory (43)
● Primary olfactory (28)
Area motorik:
● Primary motor (4)
● Broca’s speech (44,45)
Area asosiasi :
 Somatosensory (5,7)
 visual (18,19)
 facial recognition (20,21,37)
 auditory (22)
 orbitofrontal (11)
 Wernicke’s (22,39,40)
 common integrative (5,7,39,40)
 prefrontal cortex (9,10,11,12)
 premotor (6)
 frontal eye (8
Potensial Aksi dan Transmisi Sinaptik
- Depolarisasi
- Diawali dengan ion na+ masuk sel neuron diikuti K+ keluar sel->aksi potensial → Vesikel (isi neurotransmitter)
→ membrane pre sinaps → saluran Ca2+ terbuka → ion Ca2+ masuk sel → isi vesikel dilepaskan ke sinaps
(eksositosis) → neurotransmiter berikatan dengan reseptor di membran post sinaptik → impuls saraf disalurkan
ke sel neuron berikutnya
- Repolarisasi
- K+ masuk sel neuron,diikuti na+ keluar sel → mengakhiri potensial aksi - neurotransmitter :
Didegradasi Dinonaktifkan oleh enzim
Di reuptake oleh neuron yang melepaskannya.

C. Biokimia neurotransmitter
Neurotransmiter adalah molekul kimiawi yang berfungsi dalam transportasi sinyal antara sel-sel saraf, sehingga terjadi komunikasi
antara sel saraf dan antara sel saraf dengan jaringan target. Klasifikasi neurotransmitter :
● Berdasar Fungsi :
● Excitatory Neurotransmitter :
Efek Rangsang pada neuron -> meningkatkan potensial aksi
Cth : epinefrin dan norepinefrin
● Inhibitory Neurotransmitter :
Efek penghambatan pada neuron -> mengurangi potensial aksi
Cth : serotonin dan Gamma-aminobutyric Acid (GABA)
● Berdasar Transportasi sinyal pada jaringan saraf
○ Anterograde transport (AT)
Neurotransmitter di transport dari nucleus -> Sinaps
Kinesin -> meningkatkan transport anterograde
○ Retrograde transport (RT)
Neurotransmitter di transport dari sinaps
Dienin ->berperan pada transport retrograde
● Berdasar struktur kimia
1. Amino Acids
a. Gamma-aminobutyric acid ( GABA)
i. Control motorik,eksitasi,regulasi kecemasan
ii. Gejala deficit -> seizure (kejang),iritabilitas,anxietas
iii. Gejala berlebihan -> sedasi, gangguan memori
iv. Epilepsi dikaitkan dengan defisiensi GABA di otak
v. Obat yang meningkatkan efisiensi GABA : benzodiazepine,valium,barbiturate,alcohol
b. Glutamate
i. Fungsi kognitif (memori dan pembelajaran)
ii. Berlebihan -> eksitotoksisitas ->kematian sel
iii. Alzheimer,stroke,serangan epilepsy -> peningkatan glutamate
2. Peptide
a. Oxytocin
i. Hormone (kontraksi Rahim) dan neurotransmitter
ii. Produksi oleh hipotalamus
iii. Mengatur perilaku,interaksi (suami-istri,ibu-bayi),reproduksi seksual
b. Endorphins
i. Menghambat transmisi sinyal nyeri,meningkatkan euphoria
3. Monoamines
a. Epinefrin (adrenalin)
i. Hormone stress -> dikeluarkan oleh sistem adrenal
ii. Neurotransmitter -> meningkatkan frekuensi denyut jantung,tekanan darah
b. Norepinefrin
i. Kewaspadaan -> mengambil tindakan saat bahaya dan stress
c. Histamin
i. Neurotransmitter di otak dan di medulla spinalis
ii. Peran dalam reaksi alergi
d. Dopamin
i. Mengontrol motorik,motivator behavior (makan)
ii. Beberaa jenis obat adiktif meningkatkan kadar dopamine di otak
iii. Penyait Parkinson  hilangnya neuron penghasil dopamine di otak → gangguan motorik
e. Serotonin
i. Suasana hati,tidur,kecemasan,seksualitas,nafsu makan
ii. Defisiensi → depresi,gangguan obsesif-kompulsif,bunuh diri
iii. Obat antidepresan → penghambat reuptake serotonin
4. Purines
a. Adenosine
i. Sebagai neuromodulator di otak -> menekan gairah dan meningkatkan kualitas tidur
b. Adenosine triphosphate (ATP)
i. Neurotransmitter di sistem saraf pusat dan perifer
Kontrol otonom,transduksi sensorik,nyeri,gangguan neurodegenerative
5. Gasotransmiter
a. Nitric oxide
i. Peran pada otot polos,vasodilatasi,meningkatkan aliran darah
b. Karbon monoksida
i. Neurotransmitter yang membantu modulasi respons peradangan tubuh
6. Asetilkolin
a. Neurotransmitter sistem saraf otonom, sistem saraf pusat dan perifer
b. Neuron motorik,memori,tidur
c. Penderita Alzheimer,kekurangan 90% asetilkolin
III. MENINGITIS
A. Anatomi Meningens & Sistem Ventrikel
Meningens:
- Lapisan pelindung otak (cranial meninges) dan medulla spinalis (spinal meninges)
- Pachymeninx (jar. keras): dura mater
- Leptomenix (jar. lunak): arachnoidea & pia mater
- Terdiri atas 3 lapisan jar. ikat:
1. Dura mater
- Lapisan terluar, paling tebal, kuat & keras
- Terletak di bagian permukaan dalam dinding cranium (pericranium) / vertebra
- Membatasi:
- Spatium subdural: suatu celah di antara arachnoid & duramater
- Spatium epidural: diluar dura mater
Terdapat 2 jenis dura mater:
a. Dura mater cranialis
- Dura periosteal
- Dura meninges
- Kedua lapisan → falx cerebri & tentorium cerebelli
- Pada beberapa tempat tampak sinus venosus duralis berjalan antara kedua lapisan duramater
b. Dura mater spinalis

2. Arachnoid mater
- Lapisan tengah, menyerupai gambaran sarang laba-laba
- Dibeberapa tempat dekat sulcus sagitalis superior → villi arachnoidalis yang menonjol ke dalam sinus
venosus, untuk alirkan LCS dalam sinus venosus
- 2 ruang yang batasi arachnoidea mater:
- Spatium subdural: batasi bagian luar (dura - arachnoid mater)
- Spatium subarachnoid: batasi bagian dalam (arachnoid - pia mater)
3. Pia mater
- Lapisan pelindung paling dalam
- Melekat sangat erat pada permukaan dalam otak & meliputi gyri cerebri & sulci cerebri, serta melekat
sangat erat terhadap medulla spinalis
Sistem ventrikel:
- Serangkaian rongga dalam otak (ventrikel) yang permukaannya dilapisi ependima (sel penyokong saraf) & berisi cairan
otak
- Terdiri dari:
- LCS (cairan otak): diproduksi dalam plexus choroideus terutama di ventriculus lateralis, III & IV
- Ventrikel lateralis ka/kiri → foramen interventricularis → ventriculus III → aqueductus cerebri (sylvii) → ventriculus IV
- Melalui apertura lateralis (= foramen luschka) & apertura mediana (= foramen magendie) di bagian dorsal ventriculus IV
→ spatium subarachnoidalis
- Sebagian akan → canalis centralis di medulla spinalis
- LCS dari spatium subarachnoidalis akan dilairan kembali ke sistem vascular melalui villi arachnoid granulations → sinus
venosus duramatrix → cavum cranii melalui v. jugularis interna
B. Jenis Infeksi SSP
Ciri klinis (umum):
- Demam
- Nyeri kepala
- Awitan akut / subakut
- Gejala neurologis fokal / difus
- Frekuensi lebih tinggi pada keadaan imunosupresi
Pembagian berdasarkan lokasi:
- Infeksi difus pada meningen (meningitis)
- Infeksi difus pada otak (encephalitis)
- Infeksi fokal di otak (abses)

C. Mikroba / Parasit penyebab infeksi SSP


Mycobacterium tuberculosis
● Bakteri batang tahan asam, 3x 0,5 μm, obligat aerob, katalase positif, non motile, tidak menghasilkan spora, slow growth
rate (12 jam)
● Struktur
○ Dinding Sel
■ Struktur mirip bakteri gram negatif, lipopolisakarida dengan lapisan lipid mengandung asam mikolat dan
glikolipid, peptidoglikan tipis yang membentuk jaringan lipoarabinomannan, dan arabinogalactan
○ Dapat berikatan dengan Fc receptor, receptor mannose dan komplemen pada makrofaga
● Faktor virulensi: mycosides (cord factor, chaperonin 10) iron siderophore (mycobactin), facultative intracellular growth
(bertahan dan bereplikasi dalam makrofaga)
● Bakteri ini mampu bertahan dalam hospes melalui 2 mekanisme: Menghentikan progresi normal fagosom menjadi
fagolisosom dan menghentikan atau meminimalisasi induksi respon imun produktif dengan menekan kaskade yang
berperan dalam induksi respon imun dari sel yang terinfeksi.
IV. STROKE
A. Anatomi pembuluh darah otak
Susunan saraf pusat:
- Encephalon (otak)
- Cerebrum (otak besar)
- Hemisphere cerebri
- Diencephalon
- Truncus encephali (batang otak)
- Cerebellum (otak kecil)
- Medulla spinalis
Cortex cerebri, terbentuk oleh substansia grisea, sebagai pusat persepsi, integrasi dan asosiasi stimulus sensasi dengan memori,
kemudian menghasilkan respons berupa gerakan otot yang terkoordinasi ; antara lain: Area somato-sensoris pada gyrus
postcentralis. Area motorik pada gyrus precentralis.

Sirkulasi arteri serebral anterior: (sirkulasi carotis) Dibentuk oleh percabangan a.carotis interna:
1. A.cerebri anterior memperdarahi aspek anterior dan medial hemisphere. A.communicans anterior penghubung a.cerebri
anterior sinistra dan dextra
2. A.cerebri media, memperdarahi aspek lateral hemisphere. a.lenticulostriate untuk area capsula interna.
3. A.communicans posterior
Sirkulasi arteri serebral posterior Sirkulasi vertebrobasiler) Dibentuk oleh a.vertebralis dan percabangannya:
1. A.basilaris, mempercabangkan:
* A.cerebri posterior memperdarahi aspek posterior dan medial hemisphere, termasuk lobus occipitalis, cerebellum, thalamus dan
batang otak
* Cabang-cabang lain a.basilaris: a.inferior anterior cerebelli, aa.pontis, a.superior cerebelli
2. A.inferior posterior cerebelli
- Kedua sirkulasi arteri serebral (anterior & posterior) dihubungkan oleh a.communicans posterior → Circulus
Willisi

B. Fisiologi jaras motorik, sensorik & cortex cerebri


Sistem motorik piramidal = tractus corticospinalis (cerebrum → medulla spinalis / UMN)
Di medulla oblongata: sistem pyramidal dipecah 2:
- Membentuk decussatio pyramidum kontralateral, sebagai tractus corticospinalis lateralis berakhir si sel-sel motorik di
cornu anterior
- Tractus corticospinalis anterior tidak menyilang di medulla oblongata menuju cornu anterior sesudah menyilang di
commisura anterior segmen yang bersangkutan
Akson sel-sel motorik di cornu anterior akan keluar sebagai radix ventralis nn.spinales, otot-otot tubuh dan ekstremitas. Dikenal
sebagai lower motor neuron

Tractus corticonuclearis:
Membawa impuls saraf dari cortex cerebri hingga nucleus motorik di batang otak, sebelum mencapai nucleus motorik ybs, serabut
saraf terlebih dahulu akan menyilang garis tengah.
Sebagian besar nucleus motorik pada batang otak mendapatkan persarafan bilateral dari ke dua hemispherium cerebri. Namun
beberapa nucleus hanya mendapatkan persarafan dari sisi kontralateral saja.
- Nucleus motorik N-VII yang mempersarafi wajah di bawah mata hanya mendapat persarafan dari sisi kontralateral saja,
tetapi nucleus motorik N-VII yang mempersarafi otot-otot wajah di atas mata mendapatkan persarafan bilateral.
- Nucleus motorik N-XII untuk m.genioglossus hanya mendapatkan persarafan dari sisi kontralateral saja, sedangkan otot-
otot lidah lainnya mendapat persarafan bilateral.

Perbedaan paralysis central N-VII & paralysis perifer N-VII


- Lesi setinggi capsula interna (lesi supranuclear) menyebabkan lumpuhnya otot-otot di bawah mata pada sisi kontralateral.
Otot wajah di atas mata mendapat persarafan bilateral sehingga tidak terjadi kelumpuhan (tipe kelumpuhan UMN)
- Lesi setinggi nucleus motorik atau n.facialis (lesi nuclear): kelumpuhan seluruh otot wajah ipsilateral (tipe kelumpuhan
LMN)
Fisiologi aliran darah otak:
● Darah mengalir secara rata-rata pada orang dewasa dengan kecepatan 50 - 65 ml per 100 gram jaringan otak per menit;
atau setara dengan 750 - 900 ml/min.
● Ukuran otak hanya sekitar 2% tubuh namun menerima darah sekitar 15% curah jantung.
● Faktor metabolik yang mempengaruhi regulasi aliran darah otak :
○ konsentrasi karbondioksida
○ konsentrasi ion hydrogen
○ konsentrasi oksigen
○ zat-zat yang dilepaskan oleh astrosit sel non neuronal yang memiliki fungsi regulasi aliran darah lokal.
Sawar darah otak (BBB):
● Fungsi : membatasi masuknya bahan-bahan di aliran darah ke dalam jaringan otak.
● Merupakan susunan kapiler otak yang merupakan tight junctions → tidak memungkinkan keluar masuknya molekul
melalui celah antar sel satu-satunya cara keluar masuk zat adalah melalui kapiler itu sendiri.
● Zat larut lemak seperti O2, CO2, alkohol, dan hormon steroid berpenetrasi dengan mudah dengan melarut di dalam
membran plasma lipid. Molekul air dapat berdifusi melewati molekul fosfolipid di membran plasma atau melalui aquaporin
(water channel). Glukosa, asam amino, dan ion masuk ke dalam otak melalui highly selective membrane-bound carriers.
Auto regulasi :
● Fungsi : untuk mencegah fluktuasi perubahan tekanan darah arterial
● Pada aktivitas sehari-hari, tekanan arteri dapat berfluktuasi; meningkat pada aktivitas berat, dan menurun pada kondisi
istirahat atau tidur. Walaupun demikian, aliran darah otak dipertahankan tetap pada 60-140 mmHg oleh mekanisme
autoregulasi ini. Walaupun demikian, jika tekanan darah arteri turun lebih rendah dari 60 mmHg, aliran darah ke otak
akan terganggu dan menjadi sangat menurun.
● Faktor yang berperan dalam autoregulasi :
○ Pelepasan nitric oxide
○ Pelepasan zat vasoaktif : H+, K+, O2, adenosine
○ Myogenic behavior of the cerebral smooth muscle
● Faktor-faktor yang mempengaruhi peredaran darah ke otak adalah:
1. Cardiac output
2. Tekanan darah
3. Diameter lumen pembuluh darah
4. Viskositas darah
5. pH jaringan otak
6. Sirkulasi kolateral
V. MYASTHENIA GRAVIS
A. Anatomi SSP & SST

Anatomi SSP
1. Encephalon (sub. Alba di dalam, sub. Grisea di luar)
a. Cerebrum (otak besar)
● Telencephalon
→ Hemisphere dextra, sinistra
→ Ganglia basalis
● Diencephalon (penghub. Hemisphere cerebri - batang otak)
→ Thalamus, epithalamus, metathalamus, subthalamus, hypothalamus
b. Cerebellum (otak kecil)
● Lokasi: Fossa cranii posterior
● Lobus (anterior, posterior, flocculonodular)
c. Truncus Encephali (batang otak)
● Mesencephalon
● Pons
● Medulla oblongata
2. Medulla spinalis (sub. Grisea di dalam, sub. Alba di luar)
a. Anterior
● Fissura mediana anterior
● Columna anterior (2)
● Funiculus anterior (2)
● Funiculus lateralis (2)
● Radix anterior (2)
b. Posterior
● Sulcus medianus posterior
● Columna posterior (2)
● Funiculus posterior (2)
○ Fasciculus gracilis (2)
○ Sulcus intermedia posterior
○ Fasciculus cuneatus (2)
● Radix posterior (2)
c. Canalis centralis
● Substantia gelatinosa centralis
Anatomi SST
1. Secara anatomis
a. Nervi cranialis
Nervus Lokasi melewati basis cranii

N. olfactorius (N. I) Lamina cribrosa

N. opticus Canalis opticus

N. oculomotorius Fissura orbital superior

N. trochlearis Fissura orbital superior

N. trigeminus
V-1 N. ophthalmicus Fissura orbital superior
V-2 N. maxillaris Foramen rotundum
V-3 N. mandibularis Foramen ovale

N. abducens Fissura orbital superior

N. facialis Meatus acusticus internus

N. vestibulocochlear Meatus acusticus internus

N. glossopharyngeus Foramen jugulare

N. vagus Foramen jugulare

N. accessorius
Pars cranialis Foramen jugulare
Pars spinalis Foramen magnum

N. hypoglossus Canalis hypoglossus

b. Nervi spinalis
● Terdapat 31 pasang radix dorsalis & ventralis
○ 8 cervical: C1-8
○ 12 thoracal: T1-12
○ 5 lumbal: L1-5
○ 5 sacral: S1-5
○ 1 coccygeal: Cx1
● Radix dorsalis (sensorik)
○ Serabut aferen meneruskan masukan dari reseptor sensorik tubuh melalui n. Spinalis menuju
medulla spinalis
● Radix ventralis (motorik)
○ Saraf motorik yang membentuk radix ventralis meneruskan impuls dari medulla spinalis
menuju efektor
2. Secara fungsional
a. Sistem saraf somatik → gerakan volunteer
b. Sistem saraf otonom → gerakan involunter
B. Histologi SSP & SST
Histologi SSP
1. Cortex cerebri
2. Cerebellum
3. Medulla spinalis
4. Neuron pada medulla spinalis

Histologi SST
1. Serabut saraf bermyelin:
● Kumpulan axon diselubungi selubung sel schwann & jar. Ikat
● Diluar selubung sel schwann terdapat lapisan jar. Ikat:
○ Endoneurium → Mengelilingi akson bermielin, tempat bersinggungan dengan neurilemma.
○ Perineurium → Meliputi beberapa endoneurium (membentuk fasikulus)
○ Epineurium → Meliputi beberapa perineurium (tebal & kuat)
2. Serabut saraf non-bermyelin:
● Axon dengan diameter kecil yang diselubungi membran sel satu sel Schwann secara sederhana.
● Impuls pada serabut saraf tidak bermielin akan berjalan lebih lambat dibandingkan dengan serabut saraf
bermielin.
3. Ganglion
● Kumpulan sel-sel saraf yang terdapat diluar SSP, pada umumnya akan berbentuk bulat/ovoid, dilingkupi jar. ikat
dan sel satelit di sekelilingnya, dengan kapsula jaringan ikat padat di bagian luarnya.
● Ada 2 jenis :
○ Ganglion Sensoris (Spinalis)
○ Ganglion Motorik Otonom

C. Fisiologi SSP & SST


Fisiologi SSP
Komponen proteksi utama pada SSP:
● Cranium (Tulang tengkorak) & Columna vertebrae (Tulang belakang)
● 3 lapis meninges yang berada diantara tulang dan jaringan saraf (Dura, Arachnoid & Pia Mater)
● Cairan serebrospinal
● Blood-Brain Barrier (BBB)
Fisiologi SST
● Sistem saraf sensorik (aferen): mengirim impuls dari tubuh menuju SSP hingga ke organ efektor
● Sistem saraf motorik (eferen):
○ Sistem saraf somatik yang berfungsi mengatur kontraksi volunter otot skelet.
○ Sistem saraf otonom yang mengatur kontrol involunter dari otot polos, jantung, dan kelenjar.
Perbedaan sistem saraf otonom & somatik
Sistem saraf somatik Sistem saraf otonom

Input sensoris: somatik (taktil, termal, nyeri, proprioseptif) & Input sensoris: interoseptor (P.D, organ viscera, oto, sistem
special sense (dengar, rasa, raba & keseimbangan) saraf yang memonitor kondisi lingkungan dalam), sebagian dari
somatik & special senses

Volunteer Involunter

One neuron pathway Two neuron pathway

Neurotransmitter: Asetilkolin (Ach) Neurotransmitter: Asetilkolin (Ach), Norepinefrin/Epinefrin (NE/E)

Efektor: otot skelet Efektor: otot polos, otot jantung & glandula

Respons: kontraksi otot skelet Respons: meningkat/menurun

Anda mungkin juga menyukai