Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/366465291

Penyakit Diare

Book · December 2022

CITATIONS READS

0 135

2 authors:

Wulan Pingkan Julia Kaunang Freysi Heidy Mantiri


Sam Ratulangi University Sam Ratulangi University
107 PUBLICATIONS   22 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Epidemiologi Penyakit Menular: Campilobacteriosis View project

Praktik Belajar Lapangan III View project

All content following this page was uploaded by Freysi Heidy Mantiri on 21 December 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ABSTRACT
Diare disebabkan oleh lingkungan yang
tidak higenis. Selain itu kurangnya
pengetahuan tentang penyakit diare oleh
masyarakat menyebabkan kesalahan dalam
penanganannya.

FREYSI MANTIRI
MICHELLES SIHOMBING
Dr.dr. Wulan P J Kaunang Grad.Dip,M.Kes,D

PENYAKIT DIARE
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT -2022-
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan berkah dari Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas yang berjudul “Penyakit Diare”. Tidak lupa juga penulis
ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah epidemiology penyakit menular
yaitu Dr.dr. Wulan Pingkan Julia Kaunang Grad.Dip,M.Kes,DK yang telah
memberikan tugas sekalian membimbing untuk menyelesaikan tugas ini.

Tugas ini disusun untuk memperluas pengetahuan mahasiswa dan


mahasiswi kesehatan masyarakat UNSRAT mengenai bahaya penyakit diare serta
menambah wawasan bagi siapa saja yang membaca tulisan ini. Semoga apa yang
ada dalam pembahasan tugas ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa,pelajar,umum, khususnya pada diri penulis sendiri, dan semua orang
yang membaca tulisan ini untuk memperoleh wawasan yang luas.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari masih banyak


kekurangan yang ada, untuk itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan
yang bersifat membangun untuk memperbaiki tugas ini.

Manado, 30 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1 ......................................................................................................................3
Definisi Diare dan Klasifikasinya ........................................................................3
BAB 2 ......................................................................................................................4
Faktor Risiko Penyakit Diare ...............................................................................4
BAB 3 ......................................................................................................................5
Patogenesis Penyakit Diare ..................................................................................5
BAB 4 ......................................................................................................................6
Epidemiologi Penyakit Diare ...............................................................................6
BAB 5 ......................................................................................................................6
Penyebab terkena Penyakit Diare.........................................................................6
BAB 6 ......................................................................................................................7
Pencegahan Penyakit Diare ..................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................9
BAB 1
Definisi Diare dan Klasifikasinya
Diare adalah keadaan tidak normalnya pengeluaran feses yang
ditandai dengan peningkatan volume dan keenceran feses encer atau bahkan
dapat berupa air saja (mencret) biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari.
Diare atau penyakit diare (Diarrhead Disease) berasal dari bahasa yunani
yaitu Diarroi yang artinya mengalir terus, adalah keadaan abnormal dari
pengeluaran tinja yang frekuen.
Diare merupakan kondisi ketika pengidapnya melakukan buang air
besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Di samping itu, feses pengidap diare
lebih encer dari biasanya. Meskipun bisa berlangsung singkat, namun bisa
juga belangsung selama berhari-hari. Ada juga beberapa kasus yang bisa
terjadi hingga berminggu-minggu.
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat
kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Berdasarkan ketiga definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar dengan bertambahnya
frekuensi yang lebih dari biasanya 3 kali sehari atau lebih dengan
konsistensi cair. Diare dibagi menjadi empat yang pertama yaitu:
1. Diare akut
Diare akut adalah kondisi diare yang berlangsung kurang dari 14
hari
2. Diare disentri
Diare disentri merupakan kondisi dimana seseorang mengalami
diare disertai dengan darah
3. Diare persisten
Diari persisten adalah kondisi diare dengan jangka waktu lebuh
dari 14 hari
4. Diare yang disertai dengan malnutrisi
BAB 2
Faktor Risiko Penyakit Diare
Penyakit diare bisa di alami oleh siapa saja mulai dari bayi hingga
orang dewasa ataupun lansia berdasarkan faktor risikonya seperti:

1. Faktor umur, Komplikasi lebih banyak terjadi pada umur di


bawah 2 bulan secara bermakna, dan makin muda usia bayi
makin lama kesembuhan klinik diarenya. Kerusakan mukosa
usus yang banyak dipengaruhi dan dipertahankan oleh sistem
imunologik intestinal serta regenerasi epitel usus yang pada
masa bayi muda masih terbatas kemampuannya
2. Faktor perilaku diantara lain,
a. Tidak memberikan ASI (ASI eksklusif), memberikan
Makanan Pendamping/MP ASI terlalu dini akan
mempercepat bayi kontak terhadap kuman
b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko
terkena penyakit diare karena sangat sulit untuk
membersihkan botol susu
c. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun
sebelum memberi ASI/makan, setelah Buang Air Besar
(BAB), dan setelah membersihkan BAB anak
d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis

3. Faktor status gizi. Semakin buruk keadaan gizi anak, semakin


sering dan berat diare yang diderita. Diduga bahwa mukosa
penderita malnutrisi sangat peka terhadap infeksi karena adanya
tahan tubuh yang kurang
4. Faktor lingkungan, lingkungan yang tidak bersih menjadi salah
satu faktor penyebab seseorang terkena penyakit diare.
diperkirakan setidaknya 94% kejadian diare disebabkan oleh
kondisi lingkungan yang tidak sehat, seperti sumber-sumber
kotoran (pembuangan limbah, tempat sampah, pengolahan
industri) dan kaitannya dengan faktor risiko seperti, sumber air
minum yang tidak sehat, rendahnya sistem sanitasi dan
higienitas
5. Faktor infeksi, Faktor infeksi penyebab diare dapat dibagi dalam
infeksi parenteral dan enternal. Penyebab infeksi utama
timbulnya diare adalah golongan virus, bakteri, dan parasit.
Rotavirus merupakan penyebab utama diare akut pada anak.

BAB 3
Patogenesis Penyakit Diare
Seseorang bisa terkena penyakit diare disaat lingkungan hidupnya
tidak higenis sehingga mengundang bakteri dan virus penyebab diare.
Berikut penjelasannya

1. Bakteri, bakteri penyebab diare dibedakan menjadi 2 yakni


pertama bakteri non invasif, adalah bakteri yang memproduksi
toksin, dimana bakteri tersebut hanya melekat pada mukosa usus
halus dan tidak merusak mukosa. Kedua bakteri invasif adalah
bakteri yang memberi keluhan pada diare seperti air cucian beras
dan disebabkan oleh bakteri enteroinvasif, yaitu diare yang
menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan
ulserasi, secara klinis berupa diare bercampur lendir dan darah.
2. Virus, diawali dengan masuknya virus melalui makanan dan
minuman ke dalam tubuh manusia lalu masuk ke sel epitel usus
halus sehingga terjadi infeksi sel-sel epitel yang rusak digantikan
oleh enterosit (tapi belum matang sehingga belum dapat
menjalankan fungsinya dengan baik) villi mengalami atrofi dan
tidak dapat mengabsorbsi cairan dan makanan yang terserap
didorong keluar. Manifestasi klinis diare yang disebabkan oleh
virus diantaranya adalah diare akut, demam, nyeri perut, dan
dehidrasi
BAB 4
Epidemiologi Penyakit Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan masih menjadi penyumbang
angka kematian di Indonesia terutama pada balita. Hasil Riset Kesehatan
Dasar tahun 2018 memperlihatkan prevalensi diare untuk semua kelompok
umur sebesar 8%, balita sebesar 12,3%, dan pada bayi sebesar 10,6%.
Sementarapada Sample Registration System tahun 2018, diare tetap
menjadi salah satu penyebab utama kematian pada neonatus sebesar 7% dan
pada bayi usia 28 hari sebesar 6%.

Sasaran pelayanan penderita diare pada balita yang datang ke sarana


kesehatan ditargetkan oleh program sebesar 20% dari perkiraan jumlah
penderita diare pada balita. Sedangkan sasaran pelayanan penderita diare
pada semua umur ditargetkan sebesar 10% dari perkiraan jumlah penderita
diare semua umur.

Pada tahun 2021 cakupan pelayanan penderita diare pada semua


umur sebesar 33,6% dan pada balita sebesar 23,8% dari sasaran yang
ditetapkan. Disparitas antar provinsi untuk cakupan pelayanan penderita
diare semua umur adalah antara 6,7% (Sumatera Utara) dan Banten
(68,6%). Sedangkan disparitas antar provinsi untuk cakupan pelayanan
penderita diare balita adalah antara 3,3% (Sumatera Utara) dan Banten
(55,3%)

BAB 5
Penyebab terkena Penyakit Diare
Sebagian besar penularan diare (75%) yang disebabkan oleh virus
dan bakteri ditularkan melalui faecal-oral dengan mekanisme media air dan
melalui tinja yang terinfeksi. Diare dapat terjadi bila seseorang
menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik sudah tercemar dari
sumbernya, tercemar dalam perjalanan sampai kerumah, atau tercemar pada
waktu penyimpanan di rumah.

Tinja yang sudah mengandung virus dan bakteri yang apabila


dihinggapi hewan lalu hewan tersebut hinggap dimakanan, yang jika
termakan, maka maka akan masuk ke dalam tubuh sehingga orangtersebut
kemungkinan akan terkena diare menyatakan bahwa air minum yang
tercemar merupakan salah satu sumber utama berjangkitnya diare di negara-
negara berkembang. Hal ini diperkuat oleh berbagai penelitian,

ditemukan bahwa perilaku setempat yang tidak sehat, seperti


pembuangan kotoran di tempat-tempat umum, menggunakan keran umum
untuk mencuci, membersihkan peralatan rumah tangga, dan sekaligus
sebagai sumber air minum, serta sistem pemeliharaan dan perlakuan air
yang kurang baik, berpengaruh terhadap terjadinya diare.

BAB 6
Pencegahan Penyakit Diare
Usaha kesehatan dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu usaha
peningkatan (promotif), usaha pencegahan (preventif), usaha pengobatan
(curative) dan usaha pemulihan (rehabilitasi).

Dalam usaha agar tidak terserang penyakit diare maka upaya yang
dilakukan dapat berpedoman pada:

1. Air bersih
Gunakan sumber air minum yang bersih seperti air pipa, air
pancuran dari mata air, sumur pompa tangan, air sumur gali yang
baik, air hujan. Perhatikan membuat sumur hendaknya berjarak
sedikitnya 10 meter dari jamban
2. Makanan dan minuman yang dimasak
Sebelum memasak cucilah tangan dengan sabun, biasakanlah
memakan makanan dan minuman air yang telah dimasak.
Minum air mentah dan makan makanan yang tidak dimasak
terlebih dahulu adalah kebiasaan yang tidak baik. Jagalah agar
anak-anak tidak meminum air mentah. Panaskan sisa makanan
yang akan dimakan kembali terutamapada anak. Untuk buah-
buahan dan sayuran yang dimakan mentah cucilah terlebih
dahulu dengan air bersih.
3. Kebersihan perorangan
Perilaku bersih yang paling penting adalah mencuci tangan.
Mencuci tangan yang baik artinya membersihkan seluruh bagian
tangan dengan menggunakan sabun dan air yang cukup.
Kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang
penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.
Mengubah kebiasaan tertentu (mencuci tangan dengan sabun)
dapat memutuskan penularan.
4. Makanan yang Bergizi
Makanan bergizi seperti tahu, tempe, ikan, daging, sayur, buah-
buahan adalah makanan yang bergizi, yang selalu ada.
5. Lingkungan yang Sehat
Jagalah supaya halaman rumah tetap bersih dari sampah serta
kotoran lainnya, buatlah jamban yang berjauhan dengan sumber
air minum,
DAFTAR PUSTAKA
Buku Saku Petugas Sehat. (2011). Departemen Kesehatan RI.

Huwaida, R. N. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Escherichia


Coli Air Bersih Pada Penderita Diare di Kelurahan Pakujaya Kecamatan
Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Tahun 2014.

Khairunnisa, D. F., Zahra, I. A., Ramadhania, B., & Amalia, R. (n.d.). FAKTOR
RISIKO DIARE PADA BAYI DAN BALITA DI INDONESIA:. Seminar
Nasional Kesehatan Masyarakat 2020, 172-189.

Profil Kesehatan Indonesia 2021. (2022). KEMENTERIAN KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA.

Qisti, D. A., Eka Putri, E. N., Fitriana, H., Irayani, S. P., & zulian Pitaloka, S. A.
(2021). ANALISISIS ASPEK LINGKUNGAN DAN PERILAKU
TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI TANAH SAREAL.
Jurnal Inovasi Penelitian, 1661-1668.

Riskiyah1. (2017). PERANAN ZINC PADA PENANGANAN KASUS


PENYAKIT DIARE YANG. Journal of Islamic Medicine, 22-29.

SETYAWAN, D. A., & SETYANINGSIH, W. (2021). STUDI EPIDEMIOLOGI


DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SPASIAL TERHADAP FAKTOR-
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIANDIARE
PADA ANAK DI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN
SRAGEN. Klaten: Tahta Media Group.

Yusuf, S. (2011). Profil Diare di Ruang Inap Anak. Sari Pediatri, 266-270.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai