Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

KONTEN DIGITALI PELAYANAN PUBLIK

Program Pelatihan : Latsar CPNS Kabupaten Lombok Timur Tahun 2022


Penyelenggara : BPSDMD Provinsi Nusa Tenggara Barat
Angkatan / Kelompok : VIII / II
Widyaiswara : Dra. BAIQ RUSNIYATI, M.M.
Anggota Kelompok : Indrawan Ari Susandi, S.Pd.
Evitha Latifah, S.Gz.
Indah Rahmawati, S.K.M.
Junita Mariana, S.Tr.Keb.
Yuliana, S.Kep., Ns.

A. KONSEP PELAYANAN PUBLIK


Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik yaitu setiap institusi penyelenggara Negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Kegitan tersebut dilaksanakan oleh pejabat,
pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas
melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik. Dalam pelaksanaan pelayanan
publik harus berdasarkan pada standar pelayanan sebagai tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan
janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau, dan terukur. Pelayanan publik diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, pengaturan ini dimaksudan untuk memberikan kepastian hukum dalam
hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik. Selain itu, pengaturan
mengenai pelayanan publik bertujuan agar terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang
hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik; agar terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik
yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; agar terpenuhinya
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan agar
terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelengaaran pelayanan
publik.
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta
pelayanan administratif yang diatur dalam perundang-undangan. Untuk menjamin kelancaran
penyelenggaraan pelayanan publik diperlukan Pembina dan penanggung jawab. Pembina tersebut
terdiri atas pimpinan lembaga Negara, pimpinan kementerian, pimpinan lembaga pemerintah non
kementerian, pimpinan lembaga komisi Negara atau yang sejenis, dan pimpinan lembaga lainnya;
gubernur pada tingkat provinsi; bupati pada tingkat kabupaten; dan walikota pada tingkat kota. Para
Pembina tersebut mempunyai tugas melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas dari penanggung jawab. Sedangkan penanggung jawab adalah pimpinan
kesekretariatan lembaga atau pejabat yang ditunjuk Pembina. Penanggung jawab mempunyai tugas
untuk mengkoordinasikan kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan standar
pelayanan pada setiap satuan kerja; melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik; dan
melaporkan kepada.
Penyelenggaraan pelayanan publik meliputi pelaksanaan pelayanan; pengelolaan pengaduan
masyarakat; pengelolaan informasi; pengawasan internal; penyuluhan kepada masyarakat; dan
pelayanan konsultasi. Apabila terdapat ketidakmampuan, pelanggaran dan kegagalan
penyelenggaraan pelayanan yang bertanggung jawab adalah penyelenggara dan seluruh bagian
organisasi penyelenggaran. Dengan menerapkan standar pelayanan publik dengan baik, diharapkan
penyelenggaraan pelayanan publik dapat menghasilkan kepuasaan masyarakat sebagai pihak yang
menerima pelayanan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, penyelenggara dituntut untuk
menerapkan prisnsip efektif, efisien, inovasi dan komitmen mutu. Karena orientasi dari pelayanan
publik adalah kepuasan masyarakat, masyarakat mendapatkan pelayanan sesuai dengan apa yang
diharapkan atau bahkan melebihi dari harapan masyarakat.
B. PELAYANAN PUBLIK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DENGAN MENERAPKAN
PROTOKOL KESEHATAN SEBAGAI KONTEN DIGITAL MENDIDIK
Pandemi Covid-19 memberikan dampak dalam pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
publik di FTKP (Puskesmas). Meskipun terdampak oleh Pandemi Covid-19, pelayanan publik harus
tetap dijalankan terutama pelayanan kesehatan yang menyangkut hajat hidup masyarakat. Pelayanan
kesehatan di puskesmas dijalankan dengan tetap menjaga protokol kesehatan dengan konsepsi
adaptasi kebiasaan baru. Walaupun dengan terbatasnya ruang gerak didalam memberikan pelayanan
publik karena harus mengikuti protokol kesehatan, masyarakat harus tetap diberikan haknya sebagai
warga negara untuk dilayani (Rifani, 2021). Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, standar
pelayanan wajib disusun oleh penyelenggara dengan memperhatikan kemampuan penyelenggara,
kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan. Munculnya kasus Covid-19 di Indonesia, ditetapkan
sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020.
Awal tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi dunia termasuk Indonesia, pada dasarnya Covid-
19 merupakan krisis kesehatan dengan onsetnya tiba-tiba, transmisi siap dan berpotensi untuk
membunuh, secara luas Global Coronavirus Crisis (GCC) yang terjadi memiliki dampak yang lebih
luas daripada kesehatan, yakni ekonomi, sosial, politik dan lingkungan.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya
dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Penyebab COVID-19 adalah virus yang
tergolong dalam family coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung)
(Kemenkes RI, 2020).
Penerapan protocol Pencegahan COVID-19 penting diterapkann untuk mejamin kelancaran
pelayanan publik dan mencegah penularan COVID-19 di puskesmas bagi tenaga kesehatan dan non-
kesehanan, pasien, keluarga pasien dan pengunjung. Fasilitas pelayanan Kesehatan sebagai tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan Kesehatan merupakan tempat yang
berpotensi terhadap penyebaran penyakit infeksi termasuk infeksi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Sumber penularan infeksi dapat berasal dari masyarakat/komunitas (Community
Acquired Infection) atau dari fasilitas pelayanan kesehatan (Healthcare Associated Infections/HAIs).
Infeksi Terkait Layanan Kesehatan atau “HAIs” (Healthcare Associated Infections) merupakan
kejadian infeksi yang tidak hanya berasal dari rumah sakit tetapi juga dapat dari fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, tidak terbatas infeksi kepada pasien namun dapat juga kepada tenaga
kesehatan/tenaga nonkesehatan dan pengunjung baik sebagai penunggu maupun pembesuk pasien
yang tertular pada saat berada di dalam lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan. Menghadapi
situasi tersebut, dibutuhkan kesiapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk melakukan langkah-
langkah dalam pencegahan terhadap penyebaran COVID-19 tersebut. Di Indonesia, pandemi telah
mengubah kebiasaan maupun sistem yang ada.
Upaya adaptasi pelayanan kesehatan telah dilaksanakan sejak mulainya Pandemi Covid-19,
karena Puskesmas merupakan garda terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat di wilayahnya,
sehingga Puskesmas tidak pernah berhenti dalam melayani masyarakat baik didalam gedung
maupun diluar gedung. Pada saat ini, dalam masa adaptasi kebiasaan baru, pelayanan puskesmas
telah banyak dilakukan perubahan untuk mengantisipasi potensi meningkatnya kembali kasus
Covid-19. Selain pelayanan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, pelayanan
langsung kepada masyarakat tetap harus dilaksanakan dengan memenuhi protokol kesehatan yang
telah ditetapkan, misalnya
1. Penyediaan alat cuci tangan
2. Pemeriksaan suhu sebelum masuk Puskesmas
3. Pembatasan jumlah pengunjung/pengantar pada ruang tunggu sesuai jumlah kursi yang ada
4. Pemberlakuan sekat untuk membatasi kontak antara pasien dengan petugas kesehatan pada tiap-
tiap bagian pelayanan
Puskesmas pada era tatanan baru ini dalam memberikan pelayanan kesehatan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Puskesmas melaksanakan kegiatan prevensi, deteksi dan respon terhadap COVID-19 secara
optimal.
2. Penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) serta physical distancing secara ketat.
3. Pendaftaran pasien dilakukan denagan pengaturan jarak antar pasien agar tidak terjadi antrian di
loket pendaftaran dan tidak menimbulkan kerumunan di Puskesmas
4. Memastikan pelaksanaan proses triase selalu dilakukan dengan benar serta penyesuaian alur
pelayanan di Puskesmas pada masa pandemi COVID-19.
5. Ruang pemeriksaan khusus dengan sirkulasi udara yang baik digunakan untuk pemeriksaan
pasien dengan gejala ISPA atau penyakit lain yang mudah ditularkan melalui udara.
6. Tata laksana kasus yang tidak gawat darurat, termasuk penyakit kronis didukung dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
7. Pemantauan/pengawasan kondisi kesehatan OTG, ODP dan PDP dengan gejala ringan
dilaksanakan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
Langkah – langkah tersebut diatas dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan
Covid-19 sehingga pasien tetap bisa memeriksakan kesehatannya dengan aman dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai