Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PENGEMBANGAN PERENCANAAN

Pekerjaan Jasa Konsultan Perencanaan Sistem Fire Hydrant Depo dan OH

PT Kereta Commuter Indonesia

Isi Laporan Tahap II

- Design Drawing (b)


- Gambar dan Spesifikasi Teknis (f)

P2M Departemen Teknik Mesin


Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2022
LAPORAN PENGEMBANGAN PERENCANAAN

SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM FIRE HYDRANT DAN


DOKUMEN TENDER

disusun oleh:

P2M DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA

Jakarta, Juli 2022

Hal. | 1
DOKUMEN TENDER

I. Ventilasi Mekanik
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN VENTILASI MEKANIK

1. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


1.1. Persyaratan Umum
Semua persyaratan umum maupun suplement yang ada merupakan juga bagian
dari pada persyaratan sistem instalasi tata udara ini, sejauh yang berlaku dan
berhubungan bagi pekerjaannya.
Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam
spesifikasi ini, berarti hanya permintaan khusus dan ini juga tidaklah berarti
menghilangkan hal-hal lainnya dari persyaratan umum dan suplement yang ada.
Hanya apabila ada yang dinyatakan lain tersendiri di dalam spesifikasi ini, maka
hal-hal dari persyaratan umum maupun suplement tidak berlaku lagi untuk sistem
instalasi ini.

1.2 Persyaratan Pelaksanaan.


1.2.1 Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta
tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

1.2.2 Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pema-


sangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai
dengan standard Internasional maupun Nasional seperti ARI, ASHRAE, SMACNA,
ASTM, NFPA, AMCA, ASME dengan senantiasa mengutamakan peraturan/
standard/ persyaratan Nasional.

1.2.3 Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari
persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

1.3 Pemborong.
1.3.1. Yang dimaksudkan dengan Pemborong dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan
pemasangan instalasi peralatan utama air conditioning ini sampai selesai.

1.3.2. Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan


peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun suplementnya, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit air conditioning, buku-buku dokumen pelelangan, bundel
gambar-gambar serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

1.3.3. Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi/ MK/ Perencana atau pihak
yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya ada yang kurang jelas.

1.3.4. Pemborong wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari
pihak-pihak Pemborong lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan
pihak-pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai

Hal. | 2
terjadi gangguan maka Pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan
untuk segenap pihak.

1.4 Koordinasi Dengan Pihak Lain.


1.4.1. Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong
sipil, elektrikal, plumbing, perlindungan terhadap kebakaran.
1.4.2. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini,
Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

 Masa Jaminan.


Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja
dengan sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini
harus diberi masa jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan
pekerjaan tersebut.

1.6. Masa Pemeliharaan.


Masa pemeliharaan ditetapkan 180 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Pemborong harus
memperbaiki segala kerusakan-kerusakan atau kekurangan-kekurangan yang
disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang
digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Pemborong pada
peringatan pertama dari Direksi/ MK/ Perencana. Kontraktor harus memperbaiki
segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
Jika Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang
sempurna, maka manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk
memperbaiki atau mengganti dengan biaya Pemborong.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau
kekurangan itu telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan
dapat diserahkan untuk kedua kalinya.

1.7. Serah Terima Pekerjaan.


Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
dinyatakan secara tertulis oleh Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis
oleh Pemborong dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki,
dalam waktu 1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Manajemen
Konstruksi. Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi
akan menerima pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara
tertulis dalam Berita Acara Penyerahan Pertama.

2. PEKERJAAN VENTILASI MEKANIK

2.1 Umum
Berikut ini adalah secara umum mengenai ventilasi dan ventialtor, untuk spesifikasi
teknis yang harus diikuti yang khusus adalah sesuai dengan tertera pada gambar
skedul mesin.
Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan/
atau yang dipersyaratkan dibawah ini. Seluruh pemasangan ventilasi mekanik
harus memenuhi persyaratan setempat, ordonansi dan/atau peraturan-peraturan
yang berlaku.
Hal. | 3
Pemborong harus menyediakan dan memasang kipas angin (fan) sesuai dengan
gambar dan spesifikasi. Semua fan adalah dari jenis axial, propeller, centrifugal
atau ditentukan sesuai spesifikasi dinamis dan diuji oleh pabriknya. Setelah
terpasang fan tidak boleh menimbulkan suara yang berlebihan. Semua fan
dipasang karet sekelilingnya (peredam getaran) sebelum dipasang.
Seluruh fan harus disetujui penggunaannya oleh Direksi/ MK/ Perencana pekerjaan
pemasangan dapat dilakukan.

2.2 Exhaust Fan


2.3.1 Seluruh fan harus mempunyai pilot light dan on/off switch pada lokasi/panel yang
tertera dalam gambar serta dapat dimonitor dan/ atau diremote dari pusat kontrol
panel diruang kontrol yang tersedia.
2.3.2 Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat berfasa "single phase".
2.3.3 Pada prinsipnya exhaust fan yang dipasang adalah exhaust fan dari type yang
umum digunakan, dimana :
 Kapasitas : sesuai gambar rencana
 Type : sesuai gambar rencana
 Static : sesuai gambar rencana
Pressure
 Warna : ditentukan kemudian

Exhaust fan harus memiliki damper yang secara automatik bekerja dengan motor
atau dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan (di-off) untuk dampernya harus
dapat tertutup dan sebaliknya.
Cara pemasangan dengan rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa, dapat dibuka/
pasang kembali untuk maintenance.

2.3 AXIAL FAN


 Impeller fan type Airfoil blade, adjustable pitch.
 Material fan : casing hot dipped galvanized steel Impeller alluminium diecast
shaft carbon steel pelumasan grease ball bearing.
 Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting.
 Dilengkapi dengan accessories bell month (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti yang ditunjukan dalam gambar atau data
sheet).
 Fan harus dibalance dan bebas dari Vibrasi.
 Fan dapat ditest sampai 110 % dari kecepatan yang ditetapkan
 Fan yang digunakan untuk Exhaust kitchen harus “Flame proof”.

3. PEKERJAAN LISTRIK

3.1. LISTRIK AC, meliputi dan tidak terbatas pada :


Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi yang
berkaitan dengan paket pekerjaan Ventilasi mekanis sehingga berfungsi baik,
spesifikasi teknis harus sama dengan pekerjaan listrik antara lain :
- Instalasi kabel indoor menggunakan konduit jenis high impact PVC sedangkan
untuk instalasi outdoor menggunakan jenis metal conduit lengkap elbow, dan
accessoriesnya.

Hal. | 4
Semua peralatan yang ada dan mungkin diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
harus dikerjakan oleh Pelaksana pekerjaan ini sampai menunjukkan hasilnya yang
maksimal .

3.2. SYARAT – SYARAT PEKERJAAAN


Semua pekerjaan listrik harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan-peraturan,
Standard, persyaratan PUIL-tahun 2000 dan PUIL-tahun 2011 dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan atau standard dari Negara
dan pabrik pembuatnya.
Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih sesuai.
Seluruh uji pemeriksaan dan pengujian beserta keterangan resmi yang mungkin
diperlukan dilaksanakan oleh Pelaksana/Kontraktor pekerjaan ini dan seluruh biaya
yang timbul sudah termasuk dalam penawarannya.

3.4. PERALATAN, DLL


- Masing-masing unit peralatan harus dilengkapi sistem pengaman yang
terpisah.
- Untuk setiap phasa pada panel harus diberikan lampu indikator penunjukkan
atau alat-alat ukur.
- Semua panel menggunakan plate tebal min.2mm dan harus diberi
lapisan cat anti karat.
- Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan yang lain-lain yang ada
harus diberi nama yang jelas dan tidak mudah rusak.
- Semua alat-alat ukur yang terpasang harus dari daerah kerja yang paling
sesuai dan dengan ketelitian 2%.

3.5. Sekering (Fuse) Cadangan


Untuk setiap panel harus disediakan sekering cadangan sebanyak yang ada dan
disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda pengenal.

3.6. Penyambungan Kabel


Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang
ada diantaranya ialah :
- Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung
tembaga yang sesuai dan dilapisi dengan timah putih.
- Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
- Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.

4. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

4.1 Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material
tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material haruslah dari
Hal. | 5
produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru. Untuk material-material yang
disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/ agen/pabrik.
Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa
biaya extra.

4.2 Daftar Material


Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
turut dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.

4.3 Penyebutan Merk/ Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila
nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tak dapat diadakan oleh Pemborong yang diakibatkan oleh sesuatu alasan
kuat yang dapat diterima Pemilik, Direksi, MK dan Perencana maka dapat dipikirkan
penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.

4.4. Produk Pabrik

N
URAIAN
o
PEKERJAA SPESIFIKASI TEKNIK MERK
N
1 EXHAUST Standard AMCA standard 210 – 74 Systemair,
. FAN / Amerika. Nicotra,
INTAKE Type Axial / Propeller Fan Kruger,
FAN Putaran 1500 rpm, Low noise. Fantec,
Impeller Fan dari Type Air Foil Blade, Yilida,
Adjustable pitch. Vanco

2 Grille Alumunium Anodized lengkap adjustable Trimitra,


volume damper. Idjen,
Comport
Arie,
Primawan
gi, Modul

3 Pengecatan Orica,
. Lapisan cat dasar (prime coating) dan Jotun,
lapisan cat akhir AtlanticOc
ean,IC
4 Penggantung Lokal
Galvanis
. Pipa

Hal. | 6
II. Fire Fighting

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FIRE FIGHTING

1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian-bagian pekerjaan yang menjadi Lingkup tugas dan pelaksanaan kerja dilapangan
pada paket pekerjaan Hydrant adalah :
1.1 Pengadaan dan pemasangan peralatan utama sistem Fire Hydrant yang meliputi
pemasangan pompa-pompa dan panel pompa beserta pemipaannya.
Pompa pemadam kebakaran (fire pump) terdiri dari :
 1 unit pompa jockey, type vertical multi stage.
 1 unit pompa elektrik, type horizontal split casing
 1 unit pompa diesel, type horizontal split casing
Pompa – pompa tersebut diatas mengacu pada standar pompa pemadam kebakaran :
standar NFPA20 termasuk panel-panel power dan panel-panel control pada setiap pompa
kebakaran.
1.2 Pengadaan dan pemasangan peralatan dari sistem dan instalasi/pemipaan, riser, vertikal
dan horizontal pipe dari seluruh pemipaan Hydrant .
1.3 Pengadaan dan pemasanrgan fixtures kebakaran seperti Fire Hydrant Box (HB), Hydrant
Pillar (HP), Seamese Connection (SC).
1.4 Melakukan finishing ceiling ruang-ruang kerja dan pemasangan kembali sampai rapi akibat
dari adanya pemasangan instalasi/pemipaan Hydrant.
1.5 Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem Fire Hydrant hingga
berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan untuk bangunan tinggi. semua sistem
pekerjaan yang terpasang agar memperoleh sistem yang baik sesuai dengan syarat
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia. Serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
1.6 Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan bahwa Instalasi sistem Fire Hydrant dapat dinyatakan baik dan layak pakai
dari instansi DPK atau Pemda Setempat
1.7 Membuat Standard Operation and Prosedure (SOP) dari pekerjaan Hydrant tersebut.
1.8 Setelah mengadakan test com, posisi GWT terisi penuh dengan air pemadam kebakaran
(pada saat serah terima).

2. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS

2.1 Waktu Pelaksanaan


Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan
dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2.2. Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas
dari defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu
barang sesuai dengan tujuan spesifikasi, dan harus mengacu kepada standar ISO
Hal. | 7
14000/14001, Environmental Management System.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda-tangani
berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan
/beban Kontraktor.

2.3. Gambar-gambar dan Spesifikasi


Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan satu
kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan.
Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini
dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan
atau spesifikasi perencanaan saja. Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa ada
biaya tambahan.

2.4. Gambar-gambar Perencanaan


 Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan Fire Figthing dalam Dokumen
Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar FH.
 Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidakcocokan
baik dari segi besaran-besaran diameter pipa maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-hal
diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan
tender/aanwijzing. Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk
menunjukan semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci.
Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifikasi harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor, apabila diperlukan,
agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan
yang wajar.

2.5. Gambar-gambar Kerja


Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan (site).
Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagai-nya. Selama
pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda dengan
pensil/tinta merah pada set gambar atas segala perubahannya, penghapusan atau
penambahan pada instalasi tersebut, gambar kerja harus dibuatkan pemborong
sejumlah 1(satu) set kalkir 3(tiga) set blue print.

2.6. Gambar Pelaksanaan


Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (shop drawing) untuk
disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built
Drawing) yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail
peralatan dari seluruh instalasi diatas/ digambar di kertas kalkir. Pelaksanaan
pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti Pedoman
Plumbing Indonesia tahun 2000. As built drawing dibuatkan sejumlah 1 (satu) set kalkir 3
(tiga) set blue print.

2.7 Contoh-contoh Barang


Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan, kepada MK atau brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan menunggu
persetujuan dari MK sebelum alat-alat tersebut dipasang.
Hal. | 8
Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor penyelidikan
bahan-bahan atas biaya Pemborong/ Kontraktor.
Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak bisa dipakai
oleh MK, maka Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut ke luar lapangan
dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada dilapangan (site).
2.8 Tenaga Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga ahli dalam
bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.
Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang
membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut
memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.
2.9 Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-peralatan untuk
instalasi ini dari pendurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan-peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
2.10 Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, elektrikal, interior dan
sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
2.11 I z i n
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong.
b. Semua pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) dan
lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk
pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya
Pemborong.
c. Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatentkan,
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlu-kan untuk ini. Pemborong
wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
d. Pemborong harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak yang berwajib yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada MK, Konsultan atau pihak yang
ditunjuk untuk ini.

2.12 Korelasi Pekerjaan


a. Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada dilakukan oleh pihak lain Pemborong
harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar pekerjaan ini bilamana
ada kepada pihak yang melaksanakannya.
b. Semua pekerjaan pembuatan dudukan untuk mesin dilakukan oleh Pemborong.
Pemborong harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan
yang diperlukan kepada pihak lain yang memerlukannya.
c. Semua penarikan kabel-kabel listrik sampai ke panel peralatan dilakukan oleh pihak lain.
Pemborong wajib memberikan data-data dan gambar- gambar yang diperlukan kepada
pihak lain yang mengerjakannya.
d. Semua penarikan pipa air termasuk pipa air bersih, pipa hydrant yang tidak tercantum
dalam gambar-gambar dan spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pemborong harus
berkoordinasi dan memberikan data-data, ukuran dan gambar-gambar kepada pihak
lainnya yang mengerjakannya.
Hal. | 9
e. Semua fasilitas listrik, air, saniter darurat hendaknya diusahakan oleh Pemborong.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pihak lainnya untuk menanggulangi persoalan
ini.

2.13. Sub Kontraktor

a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang


ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain
maka Pemborong dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor
lain setelah mendapatkan persetujuan MK.
b. Pemborong wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaan-nya, baik
yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.
c. Pemberi Tugas dan MK tidak dapat dituntut bila ada gugatan sub Kontraktor karena
tidak lancarnya pembayaran yang harus diberikan oleh Kontraktor.

2.14. Pengawas Lapangan


a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang yang
cukup berpengalaman. Ia bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan instalasi
pada proyek ini.
b. Nama, perincian pengalaman kerja, struktur organisasi Pengawas Lapangan
hendaknya diberikan oleh Pemborong kepada MK untuk dimintakan persetujuannya.
c. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak MK, Konsultan atau pihak yang
berwenang Pengawas Lapangan yang ditunjuk itu kurang cakap memimpin maka
Pemborong harus menggantinya dengan orang lain.

2.15. Laporan Instalasi


a. Pemborong harus memberikan contoh semua bahan-bahan yang akan dipergunakannya
kepada MK, Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuan tertulis
pemasangannya.
b. Dengan mencantumkan secara lengkap merk, type, spesifikasi dari semua contoh bahan
yang diajukan.
c. Pemborong harus membuat jadwal/ schedule waktu yang terperinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada MK, Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya.
Pemborong harus mengadakan :
1. Buku Laporan Harian
2. Buku Laporan Mingguan
3. Buku Laporan Bulanan lengkap dengan Photo.
4. Izin kerja lembur/ hari libur.
d. Pemborong harus melaporkan hasil kemajuan pekerjaannya setiap minggu serta
perbandingannya dengan jadwal yang telah tersusun.
e. Bilamana terjadi perbedaan, harus disertakan juga alasan-alasan serta cara-cara
penanggulangannya.

Hal. | 10
f. Bagi setiap tahap-tahap instalasi yang telah selesai dikerjakannya, Pemborong harus
mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak MK, Konsultan dan pihak yang ditunjuk
bahwa tahap instalasi ini telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
g. Tahap-tahap instalasi ini ditentukan kemudian berdasarkan jadwal perincian waktu yang
diserahkan oleh Pemborong.
h. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan "trial run" sistem instalasi ini
haruslah pula dihadiri pihak MK, Konsultan, Ahli dan wakil pemberi tugas, serta pihak-
pihak lain yang bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat pernyataan
hasil pengujian oleh yang berwenang memberikannya.

2.16. Pembersihan Lapangan


a. Lapangan yang dipergunakan harus setiap hari setelah selesai bekerja dibersihkan oleh
Pemborong. Pemborong hendaknya menghubungi pihak- pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan.
b. Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaannya dan peralatannya kecuali yang masih diperlukan selama pemeliharaan.

2.17 Petunjuk Operasi


a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus menyerahkan gambar-
gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin
terpasang di bawah Kontrak ini dalam bahasa Indonesia.
b. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada
Konsultan 1 (satu) set.
c. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Instalation Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Traoble Shooting
Instruction dan brosur-brosur harus asli.
d. Pemborong harus memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan
kepada Pemilik, hendaknya dipasang dalam suatu kaca
berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang
ditunjuk oleh MK.
e. Pemborong harus memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatannya
kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pemilik/ MK secara cuma-cuma
sampai cakap menjalankan tugasnya.
f. Kontrator harus memberikan surat garansi atas peralatan-peralatan utama kepada
Pemberi Tugas.
2.18 Surat Keterangan
Kontraktor harus memberikan Surat Keterangan/ sertifikat / Rekomendasi dari Dinas
Pemadam Kebakaran daerah yang menunjukkan bahwa unit tersebut dapat
dipergunakan terutama pada pekerjaan sistem instalasi pemadam kebakaran.

2.19 Data Suku Cadang


Kontraktor harus menjamin dengan Surat Jaminan adanya suku cadang yang mudah
diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan mengalami gangguan atau
kerusakan dalam waktu yang pendek, baik peralatan utama maupun peralatan
penunjang.

Hal. | 11
3. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN FIRE FIGHTING

3.1. STANDAR DAN PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN


Untuk material/peralatan serta pengerjaan instalasi system Fire Figthing dan sub-sistem
yang menjadi lingkup pekerjaan dalam bab ini, harus memenuhi dan mengikuti beberapa
referensi, standar material dan pengerjaannya, begitu pula Peraturan Daerah terkait
namun tidak terbatas kepada apa yang disebutkan di bawah ini :
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1745-2000 perihal Tata Cara Perencanaan dan
Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0000-2001 tentang Instalasi Pompa Yang Dipasang
Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plambing-2000.
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0255-2000 atau Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL-2000) khusus untuk pekerjaan listrik dalam sub-pekerjaan system plambing ini.
- Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan SNI terkait
seperti : NFPA, National Plumbing Codes, dll.
- Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik
Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
- Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1956 NI-3
1963. PUBB 1969.
- Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955, PBI-NI-2/1971.
- Peraturan Perburuhan Indonesia tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan,
bulanan dan borongan.
- Perda DKI-Jakarta Raya No. 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penanggulangan Bahaya
Kebakaran Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang Dapat dipergunakan
untuk Daerah lainnya.
- SK. Menteri Negara PU No. 28 tahun 2000.

3.2. Material/ Bahan-bahan yang dipakai

Fire fighting ( fire hydrant ) BSP Sch 40, ASTM A 53.


- Untuk pemipaan Hydrant ukuran 2” keatas digunakan bahan Black Steel Pipe (BSP) Sch.
40, ASTM A 53 dan ½” sampai dengan 1” menggunakan bahan Black Steel Pipe (BSP)
Medium class, harus dari satu merk.
- Demikian juga untuk fitting-fitting yang digunakan dari bahan Black Steel Pipe class 20 K,

3.3. Pengujian .
3.3.1. Pengujian Sistem Pembuangan.
a. Seluruh sistem pemipaan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “Vent”
tertinggi.

Hal. | 12
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut Apabila
Pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Pemborong harus
melakukannya tambahan biaya dan menjadi tanggungan Pemborong.
3.3.2. Pengujian Instalasi Sistem Distribusi
a. Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi air bersih,
Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan
utama (pompa-pompa, panel listrik dan panel kontrol, pressure tank dll), Pengujian yang
harus dilakukan minimum antara lain :
 Debit aliran air , Putaran pompa
 Tekanan pompa , Arus kerja motor
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas/ MK untuk diminta
persetujuannya.

b. Bersama-sama Perencana dan Pengawas/MK, Pemilik Proyek dan Perencana,


Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian terhadap performasi peralatan utama
dengan sistem yang telah difungsikan secara penuh. Pengujian ini meliputi :
 Kapasitas pompa , Arus Kerja Motor
 Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Perencana dan Pengawas / MK
untuk dimintakan persetujuannya.
Pengujian harus mengikuti prosedur NFPA 20 pada kondisi Valve tertutup Head pompa
101 ~ 140 %, pada kapasitas 150 % kapasitas normal, Head pompa 65 % dari Head
pompa normal.

3.3.3. Kerusakan dan Kegagalan Uji


Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Pemborong
harus mengganti bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan /
pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan Pengawas.

3.4. Sistem Pemipaan

3.4.1. Sistem Penyambungan Pipa


Pipa fire fighting :
Digunakan sambungan/fitting

Butt weld fitting ANSI B 16.9 SCH 40.Flange:Dia. 40


mm kebawah Black malleable cast iron RF class 300 lb, scewed,Dia. 50 mm keatas,
Forged steel RF class 300 lb, welding joint
Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih
dahulu diberi lapisan Primatone EPOXY ADHESIVE & SEALANTS.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring Pack ujs / gasket dari karet
secara homogen.
Pelaksana/pemborong harus menyediakan tenaga ahli bersetifikat pengelasaan dengan
klasifikasi G6 – SMAW.

3.4.2. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya


a. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (rigit)
ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

Hal. | 13
b. Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu
pemasangan-pemasangan/ dinding porselent dan sebagainya. Dengan pemasangan
fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam kedudukannya untuk komponen, misalnya
fixture, fitting dan sebagainya. Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi
komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
c. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton
dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve
dan sebagainya.
d.
3.4.3. Penggantung / Penumpu Pipa
a. Semua pipa harusdiikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak
antara tidak lebih dari 2,5 m.
c. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan, dipergunakan flexible joint untuk
mencegah patahnya pipa dari pergeseran bangunan.
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada kontruksi bangunan
dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton dengan Ramset.
e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem braket dan dibuat dengan jarak tidak lebih
dari 3 m.

3.4.4. Valve – valve


a.
spendle ", Type Gate Valve.
b. -
spendle ", Type Gate Valve.
c.
yoke ", Type Gate Valve.
d. Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk pekerjaan air
fire fighting digunakan valve dengan tekanan kerja 300 psi, bahan cast iron.
e.
3.4.5. Pipa-pipa Dalam Tana
a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa 4" ke bawah
dan 80-100 cm untuk pipa  5" keatas. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata
sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik. Untuk pipa-pipa air bersih
dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada lubang-lubang yang sama.
b. Galian tanah harus dibersihkan dari kotoran-kotoran/puing-puing. Setelah bersih diurug
dengan pasir urug, kemudian pipa dipasang dalam lubang galian dan diperiksa oleh MK,
ditimbun kembali dengan pasir urug dan tanah bekas galian yang bebas dari puing-puing.
c. Patokan/ pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis tengah
pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/ tanah asli atau bila tidak supaya disesuaikan
gambar rencana.
d. Syarat penyeberangan pipa yang melintasi jalan atau drainase setempat dilihat gambar
rencana..
e. Khusus untuk pipa fire hydrant diluar bangunan (site plan) harus di coating terlebih dahulu
Hal. | 14
dengan bahan Aspal atau anti karat plinkoot kemudian dilapis dengan jacketing.
f. Pipa yang ditaman didalam tanah, ditanam dengan kedalaman minimum 60 cm dan pada
bagian yang berada dinbawah badan jalan / parkir dengan kedalaman minimum 90 cm,
dan dengan menggunakan sleeve/sparing yang besamya dua tingkat pipa yang terpasang
atau ditutup dengan pelat cetakan beton tebal minimum 5 cm.
g. Sebelum diurug/ditimbun kembali, pipa harus dibalut dengan Denso CPT 1000 tape,
minimum overlaping 50%, lebar 100 mm dan tebal 0,6 mm. Sebelum dibalut pipa
dibersihkan terlebih dahulu dan kuaskan dengan Denso Primer D (1 liter untuk 8 m2).
h. Sebelum diurug dengan tanah, pipa harus diurug dengan pasir ; setebal minimum 10 cm
disekeliling pipanya. Pengurugan harus didapatkan sedemikian rupa, sehingga tidak
terdapat rongga-rongga disekitar pipa.
i. Pada instalasi dalam gedung untuk setiap lantai harus ada gate valve yang tersendiri,
sehingga dalam kondisi ada perbaikan/kebocoran maka dapat diisolasi per lantai tanpa
menggangu seluruh sistim dalam keadaan stand by siap pakai.
j. Bila terjadi persilangan instalasi maka jalur ducting Air Conditioning harus
dahulukan/prioritas.
k. Semua kabel instalasi tidak diperkenankan menumpang pada rangka plafond/langit -
langit tetapi harus melalui dak/pelat beton atau menggunakan cabel tray/penggantung.
l. Semua titik instalasi pada suatu lantai, harus menembus pelat beton dari lantai tersebut
dan jalur menyusuri langi langit lantai dibawahnya (tidak diperkenankan menyusuri bagian
atas pelat lantai yang bersangkutan atau tidak diperkenankan berada diantara pelat lantai
dan finishing lantai marmer keramik).
m. Semua sparing-sparing pipa yang berkartan dengan pekerjaan ini adalah scope
pemborong hydrant.

3.4.6. Pengecatan
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor corted) atau
coating untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus
diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh MK.
Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/ cat pada
-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana
terletak pintu pemeriksaan. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
a. Untuk jaringan pipa hydrant warna merah
b. Untuk tanda arah aliran pipa dipakai warna putih.

4. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA

4.1. Pekerjaan Fire Fighting

4.2. Fire Fighting System Pump


Pompa fire fighting merupakan unit yang terdiri dari pompa pembantu, pompa utama
penggerak motor electric dam motor diesel dengan standard NFPA20.

Hal. | 15
4.3 Jockey Pump Dipo Depok:

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


Type pompa : Vertical multistage pump
Kapasitas : 25 UsGpm
Head pompa : 120 m
Putaran pompa : 2930 rpm
Daya pompa : 7,5 kW
Karakteristik
: 380 V, 3 phase, 50 hz
listrik
Jumlah : 1 (satu) unit

4.4 Electric Fire Hydrant Pump Dipo Depok:

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


Type pompa : Horizontal Split Cassing Pump, NFPA.20
Kapasitas : 750 UsGpm
Head pompa : 110 m
Putaran pompa : 2.900 Rpm ~ 3.000 Rpm.
Daya pompa : 110 kW
Karakteristik
: 380 V, 3 phase, 50 hz
listrik
Jumlah : 1 (satu) unit
Standar : NFPA 20
4.5 Diesel Fire Hydrant Pump Dipo Depok:

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


: Horizontal Split Cassing Pump
Type pompa
Karakteristik standar NFPA.20
Kapasitas : 750 UsGpm
Head pompa : 120 m
Putaran pompa : 2900 rpm~ 3.000 rpm.
: Diesel 4 tak multi cylinder ,
- Compression Ignition type
- Double solenoid starter
Type engine
- Lengkap control over speed
- High temperature
- Low oil
Sistem caupling : Direct conection
Daya : 120 HP
: Accu lead acid / Nicad battery 24 Volt, 80 Amp, 2
Power
buah type maintance free

Hal. | 16
4.6 Jockey Pump Dipo Bukit Duri, Manggarai dan Bogor:

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


Type pompa : Vertical multistage pump
Kapasitas : 25 UsGpm
Head pompa : 110 m
Putaran pompa : 2930 rpm
Daya pompa : 7,5 kW
Karakteristik
: 380 V, 3 phase, 50 hz
listrik
Jumlah : 1 (satu) unit

4.7 Electric Fire Hydrant Pump Dipo Bukit Duri, Manggarai dan Bogor:

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


Type pompa : Horizontal Split Cassing Pump, NFPA.20
Kapasitas : 50 UsGpm
Head pompa : 100 m
Putaran pompa : 2.900 Rpm ~ 3.000 Rpm.
Daya pompa : 90 kW
Karakteristik
: 380 V, 3 phase, 50 hz
listrik
Jumlah : 1 (satu) unit
Standar : NFPA 20

4.8 Diesel Fire Hydrant Pump Dipo Bukit Duri, Manggarai dan Bogor:

ITEM SPESIFIKASI TEKNIS


: Horizontal Split Cassing Pump
Type pompa
Karakteristik standar NFPA.20
Kapasitas : 500 UsGpm
Head pompa : 100 m
Putaran pompa : 2900 rpm~ 3.000 rpm.
: Diesel 4 tak multi cylinder ,
- Compression Ignition type
- Double solenoid starter
Type engine
- Lengkap control over speed
- High temperature
- Low oil
Sistem caupling : Direct conection
Daya : 120 HP
: Accu lead acid / Nicad battery 24 Volt, 80 Amp, 2
Power
buah type maintance free

Hal. | 17
Perlengkapan :
 Pompa sudah lengkap terkopel dengan diesel engine diatas base plat, lengkap dengan
radiator, maffler, flexible pipe, tidak loase plate, fuel tank, panel listrik dll.
 Baterai charger
 Tanki bahan bakar keperluan 2 jam ( kap 1 Gal / 1 HP plus 10% )
 Sistem operation, start automatic dan stop manual

4.9 Panel Kontrol dan Pengaturan system


Panel kontrol merupakan kelengkapan unit sistem fire fighting yang dapat mengatur kerja
pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa pembantu, pompa utama
penggerak electric.
Sistem tersebut diatur oleh panel khusus untuk pompa pemadam kebakaran yang
mengikuti peraturan-peraturan NFPA 20 standard, antara lain :
- Power
- Phase reversal
- Relief valve discharge
- Flow meter
- Water level

4.9.1 Pengaturan Hydrant Pump Set adalah sebagai berikut :


a. Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan Oleh adanya kebocoran, uji coba
Hydrant, sampai ambang batas yang telah ditentukan maka Pompa Jockey akan Start
dan akan stop secara otomatis apabila tekanan air mencapai batas ambang sesuai yang
telah ditentukan.
b. Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena terbukanya satu atau lebih katup
hydrant, Main Pump start secara otomatis , dan akan stop secara manual oleh operator
apabila uji coba atau pemadaman telah selesai.

4.9.2 Hydrant Pump Set Electric Driven.


a. Hydrant Pump set harus mampu memasok kebutuhan air pemadam kebakaran sampai
batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat secara otomatis on dan manual
stop.
b. Hydrant Pump Set harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama dan Jockey Pump.
c. Unit pompa Centrifugal Type dengan flanged connection dan komponen Sbb:
- Cast Iron Casing, bronze Impeller
- Heavy duty steel shaft , MECHANICAL seal
- Heavy duty grease lubricat bearing.
d. Motor Pompa harus mendapat sumber daya dari listrik ( PLN dan Genset secara
otomatis).
e. Sumber daya dari PLN harus diambil dari Switch khusus sebelum main switch.
f. Hydrant pump set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut:
- Jockey pump c/w Motor, Main pump switch motor.

Hal. | 18
- Outlet Header, Inlet and Outlet Valve.
- Check valve against water hamer ,Inlet Strainer.
- Power and controle panel, Pressure switch, pressure gauge.
- Flexible connection, Hydraulic connections, Electric connections, Base
frame.
g. Announciating Pump Status:
- Jockey Pump On , indicating lamp , Main Pump with motros
- Water level drop, Alarm horn & indicating lamp.
- Water level too low , Alarm horn & indicating lamp.

4.9.3 Engine Driven Fire Pump.


a. Engine driven fire pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air pemadam kebakaran
pada saat pompa listrik gagal atau diperlukan lebih banyak air untuk pemadaman.
b. Engine driven fire pump harus diuji coba minimal sekali seminggu selama satu jam.
c. Engine driven fire pump harus merupakan satu paket yang dirancang khusus untuk
keperluan pemadam kebakaran terdiri dari :
- Horizontal fire pump, Diesel Engine.
- Staring device with pully or motor starter.
- Battery starter and outside battery charger
- Engine speed controle , Fuel oil tank , Hydraulic Connentions.
- Electric connections, Controle board , Instrumentations.

4.10 Fire Hydrant Box


Box tersebut dari plat baja dengan tebal min ± 1,2 mm untuk box indoor sedangkan untuk
outdoor min ± 2 mm. Dimensi box : lihat gambar perencana. Tinggi pemasangan dari
lantai ± 20 cm. Perletakan engsel disesuaikan dengan keadaan setempat sehingga
mudah untuk dibuka.
 Seluruh box dan pintu dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints dan diberi tulisan
Hydrant dengan warna putih.
 Panjang fire house tidak kurang dari 30 m, mudah dilipat dilengkapi hose rack, tahan
terhadap tekanan dan penyambungannya dengan sistem coupling. Nozzle variable (set
spray) 1 1/2" dan landing valve 2 1/2” semua dalam keadaan baru dan fabricated,
minimal class 200 psi, material bronze.

4.11 Hydrant Pillar


a. Jenis two-way, terbuat dari baja tuang diberi penguat pondasi beton secukupnya.
b. Pillar dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints.
c. Disediakan fire house lengkap dengan nozzlenya, coupling disesuaikan dengan standar
penggunaan coupling DPK setempat, panjang house tidak kurang dari 30 m dengan

Hal. | 19
4.12 Seamese Connection:
a. Digunakan seamese connection jenis two way type Y terbuat dari baja tuang.
b. Dalam pemasangan unit seamese connection harus diberikan pondasi penguat sebagai
dudukan.
c. Lokasi seamese connection mudah dilihat dan dekat dengan lalu lalang mobil agar mudah
untuk dipakai bila diperlukan (lihat gambar perencanaan).

4.13 Fire Hose Cabinet:


Jenis : Semi-recessed wall mounted indoor hydrant
box
Kabinet / Box : Pelat Baja tebal 2,0 mm dengan konstruksi
anrgka, sambungan dengan di las dicat warna merah terang.
Pintu : Pintu berengsel, institutional (heavy duty).
Hose Rack : One piece 16 US gauge steel.
Accessories : 1,5 inch hose rack dilengkapi ; 1,5 inch nipple 1,5
inch cast brass valve 1,5 inch ribber lined hose, panjang 30 meter.
: 1,5 x 10 inch smooth bore, straight type, 300 psi test pressure.
Standart : ANSI.

4.14 Hydrant Check Valve


Jenis : Hydrant underground check valve cast iron,
Ukuran : 6 inch
Standart/ kelas : ANSI, 300 psi WOG .

4.15 Hydrant Main Valve


Jenis : Hydrant underground Gate valve
cast-iron,
Ukuran : 6 inch,
Standart/ kelas : ANSI, 300 psi WOG

4.16 Landing Valve


Jenis : Oblique cast-iron landing valve dicat
merahterang,
: 2,5 inch, 1,5 inch

: Cap and chain, hose coupling, handwheel


operated, cadmium plated escutcheon.
: ANSI. 300 psi WOG.

4.17 Air Realese Valve


Dipasang pada setiap ujung akhir dari pipa tegak hydrant
dalam bangunan,
Jenis : Cast-iron floating Ball
Ukuran : 0.75 inch connection, 1.625 inch valve
Standard / kelas : ANSI / 300 psi WOG
4.18 Pressure Reducing Valve Assy

Hal. | 20
Harus terdiri dari kelengkapan yang mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Constant Pressure Output with pilot operated ( self flushing type ), Maximun pressure
reducing ratio 10 : 3, Body : Ductile Iron, Internal & External : fusion bonded epoxy powder
coating mengacu pada standard NSF 61 ( Portable Water ), seat ring & Stem : SS 316,
Diapharagma : Synthetic end connection.
Tekanan sisi masuk dan tekanan sisi keluar yang diperlukan harus sesuai dengan yang
tercantum pada gambar. Harus dilengkapi peralatan untuk By-pass.
4.19 Pressure Gauge (PG)
Type : Bourdon-Tube Pressure Gauge
Size of Dial : 100 mm
Satuan ukuran : psi dan kg/cm²
Skala ukuran : 0 s/d 25 kg/cm² atau 0 s/d 350 psi
Connection nominal diameter : ½ inch

4.20 Sight Glass


- Material : Glass tahan tekanan
- Mudah dilihat / jelas.
- Diameter 25 mm.

4.21 Peralatan Bantu Pompa (Accessories)


a. Jika tidak ditentukan lain maka pemakaian accessories pemipaan harus menggunakan :
* Dia. 15 s/d 50 mm type ulir
* Dia. 65 keatas type Flens
* Standard / kelas : ANSI / 300 PSI
b. Gate Valve
* Ukuran dia. 15 s/d 50 mm
* Valve body, steam disc bronze material, female thread.
* Ukuran dia. 65 keatas
Non Rising Stem, cast iron body, Henged end
c. Check Valve
* Ukuran dia. 15 s/d 50 mm
Valve body, steam disc bronze material, female thread.
* Ukuran dia. 65 keatas
Cast iron body, flanged end, cast steel disc.
d. Strainer
* Ukuran dia. 15 s/d 50 mm
Valve body, steam disc bronze material, female thread, Y type
* Ukuran dia. 65 keatas
Hal. | 21
Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y type.
e. Flexible Connection
* Ukuran dia. 50 s/d 200 mm
* Synthetic rubber material flanged end.
f. Fortex Plate
Bronze body.

5. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA

5.1. Masa Jaminan


Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan
sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa
jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.

5.2. Masa Pemeliharaan


Masa pemeliharaan ditetapkan minimal 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Pemborong harus
memperbaiki segala kerusakan-kerusakan atau kekurangan-kekurangan yang
disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang digunakan.
Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Pemborong pada peringatan
pertama dari Direksi. Kontraktor harus memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
Jika Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang sempurna,
maka Manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk memperbaiki atau
mengganti dengan biaya Pemborong.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan itu
telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan untuk
kedua kalinya.

5.3. Serah Terima Pekerjaan


Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
dinyatakan secara tertulis oleh Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis oleh
Pemborong dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu
1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Manajemen Konstruksi. Jika
pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi akan menerima
pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dalam Berita
Acara Penyerahan Pertama.

6. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

6.1 UMUM
 Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material
tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis.
 Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin bahwa barang
tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/ agen/pabrik.

Hal. | 22
 Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang
dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya extra.

6.2 DAFTAR MATERIAL


Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang turut
dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.

6.3 PENYEBUTAN MERK / PRODUK PABRIK


 Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu
atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen tertentu terutama
untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
 Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tak dapat diadakan oleh Pemborong yang diakibatkan oleh sesuatu alasan kuat
yang dapat diterima Pemilik, MK, maka dapat dipikirkan penggantian merk/type dengan
suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.

6.4 DAFTAR MATERIAL FIRE HYDRANT

N
O DAFTAR MATERIAL MERK
.
ELECTRIC
1 HYDRANT PUMP Pompa
. Wilo (Wiguna), Peterson, Pumpsense,
Regent, US. Motor,
Panel Control Cuttler, Metron Fire Trol, Hummer,
Tornatec
NFPA20 Standard
JOCKEY
2 HYDRANT PUMP Pompa
. Wilo (Wiguna), Peterson, Pumpsense,
Regent, US. Motor, Marathon, WEG

Panel Control Cuttler, Metron Fire Trol, Hummer,


Tornatec
NFPA20 Standard
Pompa
DIESEL
3 HYDRANT
Wilo (Wiguna), Peterson, Pumpsense,
PUMP
.
Regent, NMFire
Centrifugal Horizontal Split Casing,

Diesel Engine
Engine
CLARKE, Cummins, Iveco

Panel Control Cuttler, Metron Fire Trol, Hummer,


Tornatec

Hal. | 23
N
O DAFTAR MATERIAL MERK
.

NFPA20 Standard
PEMIPAAN
4 Bakrie, SPS, Spindo
.
Galvanised Steel Pipe (GSP),
Sch.40
Fitting Draad JZ, TSP, TG

Fitting Las JZ,TSP,Ricon, FKK


GATE
5 VALVE, CHECK VALVE Showa, Shurjoint, AVK, Toyo, Fivalco,
. Claval, Socla, Honeywell, Yuta
VORTEX PLATED
Diameter 2½ “
Diameter 3 “ ke atas

GATE VALVE,
Pada ruang pompa type OS&Y
MAIN
6 CONTROL VALVE Claval, Globe, Showa, Fivalco, Socla,
. Honeywell, Duyar,

PRESSURE
7 REDUCING VALVE Singer, KKK, Claval, Socla, Honeywell,
. Bayard

HYDRANT
8 BOX, HYDRANT Ferruno, Hoozeki, Viking, Q-Fire, SRI,
PILLAR
. DAN SEAMESE Onfire
CONNECTION
Lengkap dengan accessories
landing valve

Selang
Nozzle spray
Landing Valve
Pengecatan
9 Orica, Jotun,,Atalantic Ocean
.
Fire
1 Exthinguisher Quick Fire, Fire Safe (SRI), Chub,
0 Servoo, Onfire, Yamato
.
Pressure
1 Gauge Wise, Honeywell, Nagano, Wika
1
.
Air
1 Vent Jakwang & Valmatic, Honeywell, Caleffi
2
.

Hal. | 24
N
O DAFTAR MATERIAL MERK
.
Coupling
1 Shurjoint, Vitaulic
3
.

SAFETY
1 VALVE  SINGER
- 20
4 k  KKK
.
Material : Ductile Iron/ Cast Iron  Bayard
AAV
1  Caleffi
 Class
5 20 k, di pompa  YOSHITAKE
 Class 10 k, di riser  Valmatic
 CLAVAL

6.5 DAFTAR MATERIAL POMPA PENGURAS

POMPA
1 PENGURAS : Clean Water Pump : Grundfos,
. T y p e; Ebara
Centrifugal end Suction Pump, (Indobara),
Kap.500 Ltr/mnt, Head = 30 m’, Regent,
daya ± 5,5 kW, Speed= 2.890 rpm, Wilo,
Karakt.listrik 380 – 415 V, 3Ph,
50 Hz.

VALVE-VALVE
2 dan Class 147psi (10Kgf/cm²) sampai Hattersly,
ACCESSORIES
. dengan diameter 2” Bronze Claval,
 Gate Valve, Screwed type, dia.2½” keatas Crane,
 Y Strainer, flanged type Cast Iron class 235psi Kitz,
 Check Valve (16Kgf/cm²), PN-16 standard BS Socla,
(anti water hammer) 1550, ANSI. Elmech,
 Foot Valve Siemens,
 Flexible Joint Weflo, Yuta
 Globe Valve
 Ball Valve
 Selenoid Valve
 Float Valve
 Air Vent Valve
 Pressure
Reducing
Valve (PRV)
 Pressure VPG,
Gauge(PG) Bentuk bulat sesuai spesifikasi Nagano,
 Pressure teknis Siemens,
Switch(PS) USA.
 Water Level
Control Fanal or
Hal. | 25
(WLC) Electroda control (SS-304) Omron
Accessories : stick type
 Roof Drain (RD) Kharisma,
Bahan besi tuang, type dome Lokal mutu
grate, dilapisi bitumen, Terbaik

Slumberger,
 Water Meter VPG,
(WM) Standar 147psi (10Kgf/cm²) Actaris,
”Type horizontal Helix Detachable Elmech,B&R
Magnet-drive Water Meter” anti
magnetism.
4 INSTALASI PIPA : Galvanized Steel Pipe (GSP) Bakrie pipe,
AIR
. BERSIH dan medium class BS.1387-1985, SPS,
ACCESSORIES SNI.07-0039-87 dan SII.0161-81 KHI-pipe,
Spindo.
Accessories pipe :
Elbow, Tee, Reducer bahan Steel Ricon,
butt-welding pipe fittings JZ,
JIS.B.2311 dan malleable cast NP.
iron pipe fittings, Test pressure
25 kgf/cm² (355 lbs/in²).
5 PIPA INSTALASI Dari mainline ke Toilet Polytherm,
AIR
. BERSIH menggunakan PPR-PN.10 & 20 Lesso,
untuk air dingin dan PPR-PN.20 Westpex,
untuk air panas, sesuai Standar SD,
DIN.8077 Polypropylene types- Georg Ficher,
dimensions, DIN.8078 Rucika Green,
Polypropylene types.3–quality Vinilon
requipment-test, DIN.16962 dan
DIN.4726; Test ISO 1628 T3,
density at 23°C ISO 1183;
peruntukan; (pipa distribusi siram
taman).

III. Elektrikal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1 URAIAN PROYEK


Pekerjaan elektrikal di dalam spesifikasi teknis ini meliputi semua pekerjaan elektrikal
mencakup :.
 Instalasi pada Panel existing, ruang pompa dan ruang Genset

Hal. | 26
1.2 GAMBAR-GAMBAR
 Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik
dalam Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode
gambar FH dan GEN.
 Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak
cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan
lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada
waktu penjelasan tender/aanwijzing.
 Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap,
pemborong wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 3 (tiga) set gambar yang
disebut "as built drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan dan
instalasi sistem listrik, (1set kalkir 3 set blueprint)
 Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta
persyaratan dari keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi
setempat pada proyek.
 Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan kontruksi dan
detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan
dengan kontruksi detail yang berhubungan dengan masing-
masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut
seperti "shop drawing" dan gambar-gambar detail.
 Diartikan bahwa bila ada ketidaksesuaian teknis maupun fisik maka hal ini
harus disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan pekerjaan, untuk
dilaporkan kepada MK/ Perencana di lapangan sebagai langkah pelaksanaan,
dimana biaya sudah dicakup pada unit price dari item tersebut.

2. PERSYARATAN UMUM

2.1 STANDARD DAN REFERENSI


Semua bahan, peralatan dan pekerjaan instalasi harus mengikuti persyaratan yang
disebutkan dalam standard dan referensi maupun dokumen lainnya yang diterbitkan
oleh institusi maupun organisasi yang mengacu pada gambar perencanaan,
termasuk namun tidak terbatas pada standard ataupun referensi dibawah ini :
1) Persyaratan Umum Instalasi Listrik di Indonesia edisi terakhir tahun 2011
(PUIL)
2) Peraturan PLN (SPLN) sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku
pada daerah
3) Standard Nasional Indonesia (SNI)

2.2 KLAUSAL YANG DISEBUTKAN


Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain
maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi
malah untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling
bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi teknis maupun BQ, maka yang
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

Hal. | 27
2.3 KOORDINASI PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam
proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya
dapat dihindarkan. Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail
untuk mendapat persetujuan MK/Perencana.

2.4 MATERIAL DAN "WORKMANSHIP"


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan
material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan
dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang
memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Pemborong
harus melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat sertifikat yang sah
untuk setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti
latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam
bidang keahlian masing-masing.

2.5 DAFTAR MATERIAL


Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melam-pirkan
"Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang
pada proyek dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan
brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-
sebagian.

2.6 SHOP DRAWING


Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong
diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop drawings
harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan
sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari
keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan.
Gambar shop drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.
Shop drawing yang harus diajukan adalah :
1. Panel LVMDP
2. Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain.
3. Layout kabel distribusi dan lain-lain.
4. Detail-detail pemasangan lampu dan Fan.
5. Rencana instalasi penerangan dan stop kontak.
Shop drawing dimasukkan untuk diperiksa/ disetujui perencana/ MK paling lambat
14 (empat belas) hari kerja terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

2.7 SUBSTITUSI
a Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi. Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
spesifikasi, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-
Hal. | 28
data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana/MK sebelum
pemesanan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya dalam spesifikasi, Pemborong harus mengaju-kan
secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkan-nya, katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-
produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi proyek.

2.8 CONTOH
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan dari Perencana/ MK sebelumnya. Seluruh biaya
ditanggung atas biaya Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukkan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

2.9 PROTEKSI / GROUNDING


Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara
memadai oleh Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai
instalasi (dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami
kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak
memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek.

2.10 PENGECATAN
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan
yang sempurna. Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Pemborong harus
bertanggung jawab atas pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi
cat dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini
dengan warna sementara ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan
warna. Penentuan jenis warna abu-abu dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan
persetujuan pada MK/Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan proses "stove
ennameled" untuk lampu, sedangkan untuk
panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara "galvanized cadmium plating" atau
dengan "zinc chromatic primer" harus dicat dengan cat bakar.

2.11 GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA


Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di
lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis
sistem outlet panel/kabinet, peralatan, pengkabelan dan seterus-nya dengan dimensi
yang diambil dari patokan center colom (as colom). Pemborong harus melengkapi
gambar pemasangan yang sebenarnya ("as installed") dari instalasi. Pemborong
pada saat mendekati penyerahan (2 minggu sebelum penyerahan) harus
menyerahkan gambar "as built drawing" yang menyatakan gambar-gambar seperti
yang telah terpasang untuk diserah-kan pada Perencana/MK sebanyak 4 (empat) set
gambar cetak dan 1 (satu) set kalkir.

Hal. | 29
2.12 PENGETESAN
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus
melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh
sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami
kerusakan/ cacat/ salah harus digant/dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh
peng-kabelan, instalasi "keur" Pemborong harus bertanggung jawab untuk mem-
peroleh persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya
ditanggung atas beban Pemborong. Lama pengetesan peralatan listrik 1x24 jam
tanpa henti biaya pengetesan ditanggung Pemborong.
dalam proyek ini.

2.13 KEBERSIHAN
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material
yang tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesai-kan
tiap bagian dari instalasi secara teratur serta rapi.

2.14 KELENGKAPAN INSTALASI


Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau
suatu perangkat peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang
dapat beroperasi dengan baik sedemikian rupa sehingga apabila ada bagian atau
komponen dari sistem instalasi yang tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini
maupun pada gambar, maka ini berarti Pemborong harus mengadakan dan menjamin
sistem/instalasi tersebut akan bekerja dengan baik.

3. KABEL

3.1. Kabel Tegangan Rendah (NYY, NYFGbY, NYM)


a) U m u m
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus
memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35°C,
temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi
70°C dan temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh
lebih 250°C.
b) Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau
tembaga "compacted" yang dipilin.
- Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun
penghantar netral.
- Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa.
- Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
- Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
- Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
Penampang kabel yang digunakan adalah :
Hal. | 30
 6 mm²  10 mm²  16 mm²  25 mm²  35 mm²  150 mm²

 50 mm²  70 mm²  95 mm²  240 mm²  120 mm²  185 mm²

c) Penandaan/ Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :
Phasa : Merah netral : Biru
Kuning
Hitam

3.2. FIRE RESISTANCE CABLE

a. Konstruksi pembuatan fire resistance cable harus sesuai dengan IEC PUB 331,
1970. BS 6387 CWZ
b. Konduktor harus terbuat dari tembaga pilin (stranded) yang terdiri dari beberapa
inti.
c. Konduktor dilapis berturut-turut dengan lapisan tahan api terbuat dari mika (fire proof
micca tape wound), isolasi mineral inssulation.
d. Ketebalan lapisan fire proof mica tape minimum 0,5 mm2.
e. Kabel harus dapat menahan interferensi induksi listrik.
f. Untuk pengenalan jumlah urat, kabel harus diberi warna yang jumlahnya sesuai
dengan jumlah uratnya.
g. Kabel hanya mampu menahan api/ panas minimal 950 C untuk selama 3 jam.
h. Tegangan nominal kabel adalah 600 Volt.

3.3. MATERIAL INSTALASI


a) Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal
dan mudah perawatan.
b) Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
c) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box / doos,warna
kabel harus sama.
d) Juction box / doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.
e) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
tipe pemasangan masuk / inbow ( flush mounting ).
f) Stop kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10A dan 16A dan
mengikuti standard VDE, 2Pin+E, sedangkan stopkontak khusus untuk indoor
AC split mempunyai rating 13A, 3 Pin standard BS.
g) Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, stopkontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
h) Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali
ditentukan lain oleh Interior dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis
water tight (WP) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai
atau sesuai gambar
Hal. | 31
i) Konduit instalasi penerangan dan stopkontak yang dipakai adalah dari jenis
PVC High Impact dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter
dalam (19 mm) atau dinyatakan lain pada gambar.

3.4. FIXTURES DAN ARMATURE

3.4.1 Armature Lampu Fluorescent


a) Armature LED Tube 18 Watt, recessed mounting lengkap reflector dan
prismatic diffuser.
- Housing : Bahan plat besi 0,7mm pembuatan harus dengan mesin,
peralatan lampu built in.
- Semua komponen listrik berada di dalam rumahan/ housing (built in).
Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
mudah dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian komponen yang
berada di dalamnya. Seluruh rumahan harus dilapisi dengan cat dasar, serta
diberi lapisan cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara "stove
enamelled/ bake enamelled" (cat bakar).
Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/gantunganya.
b) Armature LED T5 Tube 18 Watt, Open Type/ TKO
 Armature merupakan jenis open type.
 Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir a)
diatas.
c) Armature LED T5 18 Watt dan 14Watt, Open Type/ Balk.
 Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir a)
diatas.
3.4.2 Lampu Emergency dan Exit
Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar perencanaan lampu
tersebut ditandai dengan arah panah dan tanda "KELUAR" dengan warna merah,
untuk lampu yang dipasang ditengah coridor dipasang 2 (dua) sisi (double side)
sedang lampu pada dinding 1 (satu) sisi (single side).
Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya, lampu
tetap menyala baik pada saat sumber PLN ada gangguan. Instalasi dipasang
sebelum swicth/ CB utama pada incoming feeder panel sedemikian rupa sehingga
sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder utama, maka lampu tersebut tetap
nyala dan sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil dari rangkaian stop
kontak.
Spesifikasi Teknis :
 Type : Maintained
 Durasi : 2 jam
 Daya Lampu : LED 3 Watt Exit Lamp
 Input Voltage : 220 V, 50 Hz
 Power Comsumption : 20 VA
 Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ±5
tahun dan diberikan garansi minimum 2 tahun.

Hal. | 32
3.5. SISTEM PENTANAHAN
3.5.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh)
terhadap seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM,
transformator, panel penerangan, daya dan lain-lain.
b. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda
pentanahan.
c. Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 2 .
d. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard
e. Copper Conductors 70 mm² didalam pipa konduit menuju ke elektroda Rod di
dalam bak kontrol.
3.5.2 Standar dan Kode-Kode yang Berlaku
Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan
kode-kode yang berlaku, antara lain :
 British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
 Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On
Grounding dan Bonding Equipment.
 Dan lain-lain standar yang berlaku di Indonesia.
3.5.3 Sistem Pentanahan
 Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar
perencanaan.
 Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu
sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.
 Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar
didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.

4. INSTALASI

4.1. Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
SNI. Semua kabel/ wiring harus baru dan harus jelas ditandai mengenai ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6
mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh
memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian
remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
 Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi penerangan dan stop
kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan
jaringan pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam panel.
 Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel
NYFGbY atau NYY.
 Untuk instalasi lampu taman/ penerangan luar yang memotong jalan harus
dalam conduit GIP.
Semua kabel instalasi dalam bangunan harus berada di dalam conduit PVC
super high impact yang disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench,
kabel rack dan harus diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan
Hal. | 33
instalasi ke masing-masing fixture lampu.

4.2. "Splice"/ Pencabangan


Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam
feeder maupun cabang-cabang kecuali pada kabel instalasi penerangan dan stop
kontak.
Sambungan pada kabel dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electris
dengan cara-cara "solderless connector". Jenis kabel tegangan, jenis "compression
atau soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik, demikian sehingga semua konduktor
tersambung tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselein atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.

4.3. Bahan Isolasi


Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu
harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan
pemerintah dan atau manufacturer.

4.4. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)


4.4.1. Sakelar-Sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/ 250 V,
sakelar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika
tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada
tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan
lain oleh MK. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring,
(standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang
berdekatan.
4.4.2. Stop Kontak
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact (2P+E) dengan
rating 10 A, 16 A, 25 A, 250 V AC.
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke
tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wall duct outlet
sesuai gambar rencana atau petunjuk MK.

4.5. Instalasi Fixtures Penerangan


4.5.1. U m um
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari
bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan
baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture minimum 0,7mm.
Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan
dipasang kepada Perencana/MK untuk disetujui.
4.5.2. Kabel-Kabel untuk Fixture
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup
asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm²,
Hal. | 34
kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana
mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana
diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan/perencanaan fixture
menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan
penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke
terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel
harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
4.5.3. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type
edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak boleh
dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent
haruslah dari jenis cool white atau sesuai perencanaan.

4.6. Instalasi / Konstruksi Panel


4.6.1. Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau dibuat
dari bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel board"
mempunyai ukuran yang proposionil seperti dipersyaratkan untuk panel board, yang
besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau menurut kebutuhan
sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu penuh/ padat.
Frame/ rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada cara-
cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta
tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian
sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit
panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu
kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem master key.

4.6.2. Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/MK.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan
dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer".
Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai
berikut :
 Bagian dalam dari box dan pintu.
 Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat kalau
seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan
cat bakar.

4.6.3. Pemasangan Panel


Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan
mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel. Maka bila
dibutuhkan alas/ pondasi/ penumpu/ penggantung maka pemborong harus
menyediakannya & memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar.

4.6.4. Panel LVMDP


Panel LVMDP harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain. Seluruh
assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel
distribusi utama harus dari jenis in door type terbuat dari plat baja tebal minimum 2
mm dan dibuat mengikuti standard IEC 439.
Hal. | 35
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat .
Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan
plat-plat penutup harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi
kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2011 LMK/ IEC untuk peralatan yang
tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol transfer yang
dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel yang
tersembunyi.

4.6.5. Nama Grouping di masing-masing CB


Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan bagian-
bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus
dibuatkan nama untuk mengindikasi/ mengindentifikasi/ penggunaan nama alat
tersebut. nama harus terbuat dari back plat stainless steel dengan huruf digravier
timbul.
Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi
dengan lebar seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran
yang lebih kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi
dari plat. Dan ketebalan plat minimum 3 mm.

4.6.6. Terminal dan Mur-baut


Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan
menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel
(atau stainless) dengan ring tembaga.

4.6.7. Cadangan/Penyambungan dikemudian hari


Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut
harus dilengkapi dengan busbar, klem-klem pemasangan, pendukung dan
sebagainya, untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa
equipment busbar, panel baru, switch, circuit breaker dan lain-lain.

5. PERSYARATAN BAHAN DAN PERALATAN

5.1. Umum
Semua material atau peralatan yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus
baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan dan material tersebut harus
cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material haruslah dari produk dengan
kualitas baik dari produksi terbaru.
Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup. harus
sesuai dengan spesifikasi teknis atau persyaratan.
Bila dianggap perlu kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dengan
syarat-syarat :
 Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit
 Tidak menyebabkan penambahan bahan
 Tidak menyebabkan penambahan ruang
 Tidak menyebabkan penambahan biaya
Untuk material-material yang disebut di bawah ini maka Pemborong harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
Hal. | 36
Peralatan panel : Switch, circuit breaker, relay-relay dan kontraktor.
Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast dan kapasitor
Peralatan Instalasi : Stop kontak, saklar.
K a b e l : NYM, NYY, NYFGbY, BC, XLPE
In Door Cable Stel-K-002/SII.0621-82

5.2. Daftar Material

No DAFTAR MATERIAL MERK

1. PEKERJAAN LISTRIK

2. PANEL UTAMA TEGANGAN RENDAH (PUTR) Duta Listrik,


LVMDP FORM 3 Hasna Prima, Simetri, Trias, SMBE,
DWP, Sinar Tekindo,
Lancar Rejeki Listrindo
- ACB, MCCB, MCB Schneider, Terasaki, ABB,
Siemens, Legrand, LS, GAE
- Automatic Closed Transition Switch (ACTS) ASCO, Vistro, Secomec, PTI, GE,
- Busbar Support, Type Tested IEC439-1
- Contactor Telemecanique, Terasaki, Hager,
GAE
- Rele Proteksi GE, Crompton, Mikro, GAE
- Metering Revalco, Crompton, Mikro
- Digital Power Meter Socomec, Schneider, AXLE, Mikro,
GAE
3. PANEL DAYA , PENERANGAN Duta Listrik,
Hasna Prima, Simetri, Trias, SMBE,
DWP, Sinar Tekindo,
Lancar Rejeki Listrindo
4. KABEL TM / TR Kabel Metal, Supreme, Jembo,
Kabelindo, Prysmian, Voksel,
Jembo
5. FIRE RESISTANT CABLE (FRC) Betaflam, Nexan, ShanCable,
Pyrotec, Draka, Jembo
6. RAK KABEL Interack, Three Star, Metosu, NPS,
TIMS, Trias
7. KONDUIT PVC DAN FITTING EGA, Boss, Pralon, Elmech
Interlite, Philips, Artolite, Metosu,
8. Luminaire / Armatur
Opple, Lelco, Panasonic, Infilite,
Larina
 Komponen: Philips, GE, Opple
- Lampu T8 dan T5, LED Philips, GE, Opple
- Ballast Low Loss Type (magnetic) Philips, GE, Sylvania, May and
Hal. | 37
No DAFTAR MATERIAL MERK

Christy
Philips, GE, Sylvania, May and
- Electronic High frequency Ballast
Christy
Philips, GE, Sylvania, May and
- Dimmable Electronic High frequency Ballast
Christy
- Starter Philips, Atco
9. LAMPU EMERGENSI & EXIT Menvier, Interlite, Hits, Opple
10. SAKLAR, GRID SWITCH DAN STOP KONTAK Boss, MK, Clipsal, Legrand,

IV. Diesel Genset


SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN DIESEL GENSET

1. UMUM

1.1. Persyaratan Umum.


 Persyaratan umum dan spesifikasi teknis khusus, termasuk instruksi kepada peserta
pelelangan atau pemborong yang akan mengerjakan pekerjaan, merupakan bagian
yang tidak terpisah dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini.
Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta semua instruksi yang diperinci
pada bab-bab /pasal-pasal lebih lanjut.
 Persyaratan umum ini disiapkan untuk pekerjaan Diesel Genset.
 Kemungkinan akan terdapat pasal/klausal dalam persyaratan umum ini yang
keberlakuannya spesifik untuk suatu instalasi tertentu, maka apabila tidak ada
penjelasan terhadap "ketidak berlakuan" klausal tersebut dinyatakan tetap berlaku.
Kejelasan terhadap klausal tersebut agar dipertanyakan pada waktu rapat penjelesan
lelang.

1.2. Gambar-gambar
Gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan instruksi ini secara umum adalah
gambar-gambar diesel genset instalasinya serta gambar-gambar disiplin lain yang
disertakan ataupun sebagai gambar untuk informasi.

1.2.1 Gambar-gambar disiplin lain


 Gambar-gambar dari disiplin lain yang relavan dengan pekerjaan instalasi diesel
genset ini seperti gambar-gambar Arsitektur dan Struktur, Mekanikal dan lain-lain
yang disertakan juga dalam Dokumen Tender diatas adalah untuk membantu
pemborong dalam mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari setiap jenis bahan
dan pemasangannya, terutama untuk koordinasi pemasangan serta relasi antar
pekerjaan.
 Gambar-gambar atau informasi-informasi lain yang diperlukan namun tidak
disertakan didalam Dokumen ini, maka menjadi kewajiban Pemborong untuk
mempertanyakan ataupun mencari informasi tersebut untuk kelengkapan
penawaranya ataupun kelengkapan dan kesempurnaan instalasi yang akan
dipasangnya.

Hal. | 38
1.2.2 Pemeriksaan Design dan Gambar
Pemborong wajib memeriksa design dan gambar kemungkinan ada kesalahan ketidak
cocokan baik dari segi besaran listriknya, fisik maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-
hal yang meragukan atau salah satu harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar
pada waktu penjelasan Tender untuk mendapatkan perbaikan dan penjelasan.

1.2.3. Shop Drawing


Untuk semua macam pekerjaan maka Pemborong harus membuat "Shop Drawing"
sebelum pemasangan kepada Manajemen Konstruksi (MK) sebanyak 3 (tiga) set. "Shop
Drawing" adalah penggambaran yang lebih teliti dari pada komponen, peralatan instalasi
dan hal-hal khusus lainnya yang perlu.

1.2.4 AS Built Drawing


Sebelum pekerjaan selesai seluruhnya ataupun secara bertahap, Pemborong wajib
menyerahkan kepada Manajemen Konstruksi (MK) sebanyak 3 (tiga) set gambar blue
print yang disebut "As Built Drawing" untuk dikoreksi sebelum diberikan kepada Pemilik,
yaitu gambar dari semua material instalasi yang terpasang, dan disesuaikan dengan
as/poros/kolom bangunan dan 1(satu) set gambar kalkir.

1.3 Standar dan Peraturan


Semua material, Pengerjaan dalam paket ini haruslah memenuhi ketentuan-ketentuan/

standar sebagai berikut :

- PUIL edisi terakhir tahun 2011


- Standar PLN (SPLN)
- Peraturan Daerah setempat.
- Peraturan Keselamatan kerja
- DIN / BS
dan aturan-aturan lain atau standar-standar dari negara lain seperti VDE, IEC dan lain-
lain yang berlaku di Indonesia.

1.4 Koordinasi Pekerjaan


Apabila ada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan,
maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan.
Penyebutan merk/ type dari material disebutkan pada pasal bahan/material pada bagian
lain spesifikasi teknis ini.

1.5 Contoh Bahan


a. Untuk bahan yang disebutkan dibawah ini, Pemborong wajib memperlihat-kan contoh
bahannya sebelum pemasangan pada MK/ Perencana untuk disetujui.
b. Apabila dianggap perlu oleh Pemilik MK/ Perencana dan hal ini memungkin-kan,
maka Pemborong wajib memperlihatkan contoh material yang lain sesuai spesifikasi
pada MK, Perencana apabila dianggap perlu.
c. Kualitas listrik dan teknis, merk/ pabrik, besar fisik dan kualitas estetika, dari contoh
material /bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
d. Biaya pengadaaan contoh material adalah menjadi tanggungan Pemborong, contoh
bahan atau material harus diserahkan kepada MK, Perencana 14 (empat belas) hari
kalender setelah Surat Perintah Kerja dikeluarkan.

1.6 Koordinasi.
Dalam melaksanakan pekerjan Pemborong diwajibkan untuk mengadakan koordinasi
dengan pemborong lainnya atas petunjuk Manajamen Kontsruksi.

Hal. | 39
1.7 Pembebasan terhadap Tuntutan
Untuk segala tuntutan terhadap penggunaan bahan /material dan lain-lain yang
menyangkut pekerjaan ini seperti hak patent dan lain-lain maka Pemilik Proyek,
Perencana dan MK bebas terhadap hal tersebut dan ini menjadi tanggung jawab
Pemborong.

1.8 Pas Instalatir dan keahlian :


Untuk pekerjaan instalasi ini maka pemborong harus mempunyai pas instalatir sebagi
berikut :
 Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub
kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi dari Asosiasi Kontraktor Listrik
Indonesia (AKLI) dan mempunyai Surat Penetapan Penanggung Jawab Teknik (SP-
PJT) Golongan D, atau Sertifikat Keahlian / SKA Ahli Utama yang masih berlaku untuk
tahun terakhir yang berjalan.
 Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum Instalasi
Listrik di Indonesia (PUIL)” edisi terakhir tahun 2011 dan Peraturan PLN (SPLN)"
sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).

1.9 Klausal yang disebutkan kembali


Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/ bab/ gambar yang lain, maka
ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi malah
untuk menegaskan masalah.

1.10 Konflik Pelaksanaan dan Pertentangan spesifikasi dan gambar


Apabila terdapat konflik teknis pengerjaan dari pada masing-masing instalasi ataupun
dengan macam instalasi lain yang tidak digambarkan pada Gambar Tender dan baru
muncul pada waktu pelaksanaan maka kewajiban Pemborong untuk mengajukan jalan
keluar yang disarankan olah MK dan Perencana.
Untuk hal inilah maka sebelum penjelasan tender semua gambar, spesifikasi teknis
dengan segala kaitan dan konsekuensinya harus dipelajari dengan teliti.Jika terjadi hal
yang saling bertentangan antara gambar dengan spesifisikasi-spesifikasi teknis maka
yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

1.11 Perapihan / Perbaikan sisa pekerjaan


Semua akibat dari pekerjaan Genset, berupa kerusakan atau sisa-sisa harus dirapikan
kembali.Sisa-sisa bahan atau bekas bongkaran harus dibuang ditempat yang ditentukan
oleh MK.

1.12 Brosur Material


Semua akibat dari pekerjaan Genset, berupa kerusakan atau sisa-sisa harus dirapikan
kembali.Sisa-sisa bahan atau bekas bongkaran harus dibuang ditempat yang ditentukan
oleh MK.

1.13 Pengujian Instalasi dan Uji Coba (Trial Run)


Untuk pekerjaan instalasi ini Pemborong harus melaksanakan :
a. Pengujian terhadap instalasi harus sesuai aturan dan prosedur yang berlaku atas
biaya pemborong.
b. Uji coba dari seluruh instalasi yang terpasang dimana pelaksanaannya menjadi
tanggung jawab Pemborong, termasuk pangadaan bahan bakar/ pelumas. Pengujian
ini dilakukan dengan jalan dibebani secara bertahap 0% - 25% - 50% - 75% - 100%
dan 110% dari beban penuh kapasitas Genset.
Hal. | 40
c. Sarana beban listrik untuk pengujian ini diadakan oleh pemborong.
d. Pelaksanaan testing pembebanan harus dilaksanakan dengan sistem pengetesan
sebagai berikut :
Menggunakan Resistance Load Bank / dengan sistem kumparan.
Pengetesan dengan Load Bank
a. Pengetesan Genset dengan menggunakan Sistem Tester ini harus

dilaksanakan dengan selang waktu setiap ± 15 menit.

b. Setiap selang waktu tersebut diatas genset dibebani dari Trial Run
beban 0%, pembebanan 25%, pembebanan 50%, pembebenan 75%,
pembebanan 100% dan 110% dari beban penuh.

Setiap tahapan tersebut diatas harus dicatat hal-hal sebagai berikut :

1. Engine :  Waktu pengetesan


 Lama waktu pengetesan
 Cooling water temperatur (°C)
 Pressure Bar, Enggine Oil (PSI)
 Enggine Oil Temperatur (°C)
 Speed (rpm)
2. Alternator :  Frequency (hz)
 Voltage (V)
 Ampere (A)
 Beban / Load (kW/kVA)
 Power Faktor / Cos
3. Alat pengetesan harus dilengkapi panel tester yang terdiri sebagai berikut :
 kW Master
 Ampere Meter
 Volt Meter
 Frequency Meter
 Cos  Meter
 Variable Load Adjuster

Prosedur Pengetesan Pembebanan

a. Genset dihidupkan/ Trial Run tanpa beban selama 15 menit.


b. Kemudian diberi beban dengan menggunakan Load Bank seperti tahapan
Pembebanan diatas sebagai berikut :
 15 - 30 menit dengan beban 25%
 30 - 60 menit dengan beban 50%
 1 jam dengan beban 75%
 1 jam dengan beban 100%
 15 menit dengan beban 110%
c. Pembebanan tersebut diatas dapat juga dilaksanakan secara bervariasi atas
petunjuk perencana atau MK dilapangan.
d. Setiap tahapan pembebanan harus dicatat dengan meggunakan tabel laporan
pengetesan standar masing-masing pabrik.

1.14 Masa Pemeliharaan dan Garansi


Masa pemeliharaan atas semua material dan pengerjaan sesuai ketentuan selama 180
Hal. | 41
(seratus delapan puluh hari) kalender setelah instalasi terpasang dan dioperasikan.
Garansi yang diberlakukan oleh pemborong adalah harus sesuai dengan ketentuan
garansi pabrik mesin Diesel/ generator, yakni selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak
start pertama dilaksanakan.

1.15 "Built In Insert" dan "Sleeve"


Pemborong harus menyediakan semua "Insert" dan "sleeve" yang harus dipendam dalam
beton atau pekerjaan pasangan.
Disamping itu pemborong harus memberikan petunjuk-petunjuk dimana tata letak dan
informasi lain untuk pemasangan dalam pekerjaan ini.

1.16 Pengecatan
Dimana perlengkapan-perlengkapan sudah di-"finish" dipabrik dan pengecatan tambahan
dilapangan tidak dipersyaratkan, maka semua permukaan yang cacat harus difinish
kembali untuk memperoleh "Finish" yang sama/merata.
Dimana tidak ada "finish" pabrik dan dipersyaratkan adanya "finish" dilapangan maka
pengecatan dilapangan harus sesuai dengan persyaratan.

1.17 Pengecatan Anti Karat


Dalam hal dimana suatu lapisan pencegahan karat atau "hot dip galvanizing"
dipersyaratkan, maka sistem perlindungan yang kini sudah dipakai oleh manufacturer
perlengkapan untuk maksud yang sama dan bisa memenuhi syarat-syarat percobaan,
dapat juga diterima.

1.18 Perlindungan
Pemborong harus melindungi semua bahan dan perlengkapan dengan cukup dan pantas,
sebelum, selama, dan setelah pemasangan.
Bahan dan perlengkapan yang rusak sebagai akibat kurangnya perlindungan ini tidak
akan diterima.

1.19 Informasi Mengenai "Spare Part"


Begitu keadaan memungkinkan setelah disetujuinya daftar perlengkapan, Pemborong
harus memberikan informasi mengenai "Spare Part" dari semua perlengkapan dari
semua perlengkapan dalam daftar diatas dan barang lain yang ada dalam Kontrak ini
yang dimintakan oleh MK.
Informasi ini meliputi :
a. Daftar lengkap dari spare part dan supply dengan daftar harga terkahir dan sumber
penjualannya.
b. Daftar dan spare part yang biasanya diberikan cuma-cuma dalam pembelian
perlengkapan atau dipersyaratkan disini untuk diadakan sebagai kontrak.
c. Daftar dari onderdil tambahan yang diajukan oleh manufacturer untuk. menjamin
operasi yang effisien dan kontinyu dalam waktu 3 (tiga) tahun.
Informasi diatas tidak membebaskan Pemborong dari tanggung jawab manapun dalam
pasal garansi pada persyaratan ini.
Sebuah petemuan atau rapat yang membahas spare part ini akan diadakan dalam mana
Pemilik akan memutuskan mana-mana dari spare part tersebut harus disediakan. Spare
part ini tidak termasuk dalam penawaran Pemborong.

1.20 Manual dan Instruksi


Pemborong harus memberikan kepada pemilik manual dan instruksi mengenai operasi
dan pemeliharaan dari peralatan-peralatan serta instruksi lisan kalau dipersyaratkan
disini.

Hal. | 42
1.20.1 Manual
 Manual mengenai operasi dan pemeliharaan dari peralatan-peralatan harus
disampaikan kepada pemilik dalam waktu segera setelah dimulainya pengoperasian
dari peralatan.
 Manual ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetail untuk
pemeliharaan dan operasi dari peralatan-peralatan serta sistem-sistem, serta harus
lengkap meliputi informasi yang perlu untuk memulai menyetel menjalankan operasi
yang kontinyu untuk jangka panjang, pembongkaran dan pemasangan kembali unit-
unit lengkap komponen pada sub assembly Manual ini harus menjelaskan model
yang tepat dan ukuran dari perlengkapan sistem yang dipakai.
 Manual yang menjelaskan perlengkapan yang serupa, tapi dari model/type dan
ukuran yang lain tidak akan diterima. Manual ini harus diserahkan dalam 4 (empat)
rangkap.

1.20.2 Instruksi
 Pemborong harus menyediakan wakil-wakil dari manufacturer yang ahli dan terlatih
untuk memberikan instruksi yang mendetail kepada personil-personil yang ditunjuk
oleh Pemilik untuk menjalankan serta memelihara perlengkapan-perlengkapan
tersebut.
 Pemberian instruksi ini harus diatur menurut jadwal pemilik dan dilakukan dalam jam
kerja biasa. Biaya latihan termasuk dalam penawaran pemborong.

1.21 Peninjauan ke Tapak


Pemborong berkewajiban untuk melihat dan mengetahui keadaan proyek /lapangan
sebelum mengajukan penawaran sesuai kebutuhan dan kaitan-kaitannya yang perlu
untuk melaksanakan pekerjaan ini.

1.22 Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi.Segala
biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.

2. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

2.1 Lingkup Pekerjaan


 Pengadaan 1 (satu) unit Genset untuk Dipo Depok kapasitas 350 kVA. Prime Power
3, 380/ 220 Volt, 50 hz.
 Pengadaan 3 (tiga) unit Genset untuk Dipo Bukit Duri, Dipo Manggarai dan Dipo
Bogor masing-masing kapasitas 300 kVA. Prime Power 3, 380/ 220 Volt, 50 hz.
 Pemasangan, Penyempurnaan, Star up, testing, trial operation, 4 (empat) unit Genset
beserta perlengkapannya sampai siap dipergunakan.
 Pengadaan, Pemasangan, testing dan penyempurnaan peralatan pendukung lainnya
yang memungkinkan diesel genset tersebut bekerja dengan baik (antara lain tangki
bahan bakar, pompa, instalasi pipa bahan bakar dan sebagainya)
 Pekerjaan ini termasuk pula penyediaan peralatan kontrol dan monitoringnya serta
penyediaan tool untuk pemeliharaannya.
 Semua peralatan panel kontrol untuk menjalankan enginee accessories dan
generator accessories (Diesel Generator Accessories)
 Pembuatan sistem peredam suara, getaran exhaust genset.
 Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan genset/ peralatan dengan
menggunakan kawat BC 70 mm² mash disekeliling bangunan power house

Hal. | 43
2.2 Diesel Generator Set

2.2.1 Rating Genset


 Putaran Nominal : 1.500 rpm
 Daya output putaran nominal dalam kVA:
1. minimal 350kVA untuk Dipo Depok ( termasuk daya untuk fan radiator ),
2. minimal 300kVA untuk Dipo Bukit Duri ( termasuk daya untuk fan radiator ),
3. minimal 300kVA untuk Dipo Manggarai ( termasuk daya untuk fan radiator ) dan
4. minimal 300kVA untuk Dipo Bogor ( termasuk daya untuk fan radiator )
 Ambient temperature : 35 °C
 Humidity : 90%
 Altitude : 10 m
 DIN. 6271 dengan kemampuan overload 10% selama 1 jam setiap 24 jam.

2.2.2 Generator
 Tegangan output : 220/380 V hubungan bintang
 Frequency : 50 hz
 Phasa :3
 Generator Type : Sinkron
 Brushless exitation (exitasi tanpa sikat) dan automatic self regulated
 Degree of protection IP.23 (VDE) dan ratio frequency noise suppression.
 Insulation class: F dengan 100% impregnation epoxy dan suatu lapisan isolasi yang
resilient untuk reduksi kemungkinan jamur /abration detorition.

2.2.3 Panel Kontrol


Panel ini diperlukan untuk proteksi, kontrol dan paralel generator terhadap mesin dan
outputnya. Panel ini harus dilengkapi dengan :
a. Circuit breaker : Pemutus beban otomatis lengkap dengan proteksi over
current dan thermal over load dengan thermis dan magnetis
tripping.
Minimum rating arus : Lihat gambar perancangan
Breaking capacity : ± 65 kA (rms)
Jumlah Pole : 4 Pole
Tegangan : 380 Volt
Motor Operator : 220 Volt
b. Meter-meter Ampere meter 6 buah lengkap dengan trafo arusnya, voltmeter,dengan
selector switch dan pengaman lampu indikator, frequency meter, cos  meter dan kW
meter.
c. Panel ini dilengkapi dengan sistem AMF (Automatic Main Failure) yang dihubungkan
ke Automatic Transfer Switch (ATS).
d. Sistem Automatic Transfer Switch (ATS) dipasang di panel LVMDP. Pemborong
genset harus menginformasikan yang berhubungan dengan genset ke pemborong
listrik/ LVMDP.
e. Disamping fasilitas otomatis dilengkapi pula sistem manual starter genset
f. Emergency Stop Push Button
g. Automatic Battery Charger

2.2.4 Sistem Operasi Diesel Genset


AMF (Automatic Main Failure) yaitu peralatan yang dapat mendeteksi sistem listrik PLN
dan memerintahkan diesel start.
Diesel Genset akan star setelah mendapat perintah dari AMF, pertama start langsung
dapat mensuplai pompa-pompa dan lift, kemudian diikuti dengan diesel berikutnya untuk
memenuhi semua lampu coridor.
Hal. | 44
Sistem operasi secara otomatis seperti uraian diatas harus dapat dilakukan pula secara
manual.Bila sumber PLN datang kembali maka suplai daya dari diesel genset terputus
secara otomat dan pelayanan kembali dari sumber PLN.

2.2.5 Mesin
Mesin adalah full compression ignition, 4 langkah, vertical V type atau in line, pendingin
air.
Secara integral dilengkapi dengan :
 Sistem suplai/penghisapan bahan bakar (fuel)
 Sistem pelumasan dan pendinginannya
 Sistem penyaringan udara supply
 Sistem pendinginan mesin termasuk pompa, fan dan radiotor
 Sistem pembuangan (exhaust) dan peredam suara (silincer).

2.2.6 Sistem Pengaturan Tegangan


Pengaturan tegangan harus  2% dari keadaan tanpa beban penuh.Daerah pengaturan
adalah  5% tegangan nominal.Modul pengaturan adalah solid state.

2.2.7 Sistem Pengaturan Putaran Mesin


Pengaturan putaran mesin, putaran harus bisa dijaga tidak lebih dari 3% (1,8hz) dari
keadaan tanpa beban sampai beban penuh.menggeser turunnya beban dapat diatur dari
0 s/d 3%.
Governor harus adjustable, hydraulic type, dengan centrifugal speed sensing atau electric
sensing dengan kemampuan yang sama servo motor 24 Volt.

2.2.8 Pelumasan Mesin


Sistem pelumasan adalah integrated didalam mesin dengan sistem full pressure
lubrication. Sistem dilengkapi dengan drain, pemipaan, katup, pompa pelumas dengan
strainer, filter.

2.2.9 Pendinginan
Sistem pendinginan air dilengkapi dengan jacket water cooling system integral dalam
mesin, yang dilengkapi dengan enginee driver fan radiator dengan kapasitas untuk
bekerja pada iklim tropis.

2.2.10 Sistem Supply Udara dan Pembuangan


Sistem supply udara integrated dalam mesin dan dilengkapi dengan filter. Sistem exhaust
yang sudah integrated harus dihubungkan ke silinder dengan pemipaan dan expantion
joint. Silinder harus mempunyai karateristik sebagai noise level tetap rendah (Type
residential / Critical).

2.2.11 Starting
Secara electric dengan menggunakan battery yang menggerakkan built-in electric motor
starter.

2.2.12 Kontrol Unit


Mesin harus dilengkapi dengan unit kontrol yang terdiri dari peralatan tachometer, oil
pressure meter, water temperatur meter, fuel pressure, dimana alat-alat kontrol ini harus
sudah terhubung dengan bagian-bagian mesin, sesuai dengan keperluannya, dan
terpasang di generator panel.

2.2.13 Protection
Mesin harus dilengkapi dengan proteksi yang diperlukan yang sudah terpasang secara
integral, alat-alat tersebut harus berfungsi sebagai berikut :
Hal. | 45
Peralatan-peralatan yang akan mematikan konsumsi fuel :
 Bila perputaran mesin 10% melebihi putaran sinkronnya.
 Bila temperatur mesin melebihi dari batas yang seharusnya.
 Bila tekanan minyak pelumas turun dari batas yang seharusnya.
Selain mematikan mesin, maka alat-alat tersebut juga harus men-trip circuit breaker
pengaman.

2.2.14 P e r a l a t a n
 Radiator, Expansion tank
 Batteray rack + baterry + baterry charger lengkap dengan meter dan pengaman ;
batery type : 120 AH - 24 Volt, lead acid battery
 Fuel daily tank, fuel storage tank
 Generator panel, Diesel panel
 Lain-lain.

2.3. Instalasi Sistem Bahan Bakar Generator Set

2.3.1 Umum
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
 Menyediakan seluruh pekerja, material, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan
seluruh pekerjaan sistem penyimpanan dan pemipaan bahan bakar sehingga dapat
beroperasi secara benar dan sempurna.
 Melaksanakan pengujian/ testing untuk mengetahui sistem bekerja sempurna.
 Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi
dan sesuatu yang tercantum di dalam Gambar dan Spesifikasi bersifat mengikat.

2.3.2 Bidang Pekerjaan yang dikerjakan


a. Penyediaan dan pemasangan tangki utama kapasitas 1 x 5.000 liter lengkap dengan
pipa-pipa:
- Pipa pengisian gear pump dari mobil supply bahan bakar dengan diameter pipa
pengisi 2 ¼ "
- Pipa pengisian ke tangki harian lengkap dengan pipa over flow dari tangki harian.
- Man hole untuk pembersihan tangki
- Pipa ventilasi dia 2" tinggi 40 cm.
b. Penyediaan dan pemasangan tangki harian kapasitas 1 x 1.000 liter lengkap dengan
support dan gelas pengukur lubang tempat pembersih dan pipa-pipa
- Pipa pengisian ke mesin diesel genset lengkap dengan pipa over flow dan
check valve.
- Pipa drain yang dilengkapi dengan gate valve.
- Pipa ventilasi dia 1"
- Elektroda kontrol.
c. Penyediaan dan pemasangan gate valve dan check valve.
d. Penyedian dan pemasangan pipa dan katup untuk pengukuran dengan batang
pengukur, berikut batang pengukur yang terbuat dari tembaga atau kuningan.
e. Penyediaan bak kontrol untuk pipa-pipa pengisian dan ventilasi pada tangki utama,
jika diperlukan untuk membuka penutup tangki.

2.3.3 Teknis Instalasi


a. Umum
Semua pipa yang menyambung pada tangki harian harus melalui socket yang berulir
dan atau dilas dengan sempurna pada dinding tangki.
Penyambungan socket dengan pipa harus diseal tape dengan sempurna tanpa
Hal. | 46
adanya kebocoran sedikitpun.
b. Pipa-pipa penghubung tangki harian/utama yang ditanam harus dibersihkan dengan

amplas besi, kemudian diflincote dan kemudian dibungkus memakai karung.

c. Sedangkan pipa-pipa yang dipasang diatas permukaan, harus dibersihkan dahulu


dengan amplas besi, lalu dicat dengan cat upox-Epoxy, Danapaint, kemudian dicat
lagi dengan cat alumunium (bronz).
d. Semua bak kontrol harus dibuat lengkap dengan penutup yang dapat dibuka guna
pengontrolan.
e. Tangki harus dilengkapi dengan pipa ventilasi, pipa drain dan man-hole /hand-hole.
f. Tangki bahan bakar harian terbuat dari besi plate tebal 4 mm, yang diberi penulangan,
antara besi penulangan dengan besi plate tangki dilas secara penetrasi pen uh
sebanyak dua kali (but welded/ pengisian dan full wellded), pengelasan tangki
dilakukan dari luar dan dalam tangki.
g. Pada tangki harian harus dipasang sistem elektroda yang akan mengontrol motor
pompa pengisian bahan bakar.
h. Untuk tangki harian harus dibuatkan penyangga (support) setinggi ±200 cm dari
Black Steel Pipe (BSP)  3" dan diberi penguat memakai besi siku 40 x 40 x 4 mm
dan dicat sesuai dengan warna tangki.
i. Untuk tangki harian harus diberi pipa penguras (drain).
j. Semua instalasi pipa bahan bakar harus ditest dengan 2 (dua) kali daya kerjanya.
k. Tangki harus ditest dengan jaminan dari Pemborong.

2.3.4 Peralatan Sistem Bahan Bakar


a. Plate tangki utama terbuat dari besi plate dengan ketebalan 8 mm
b. Gate valve dan check valve, Floating Valve, Pompa Elektrik dan Pompa Manual

2.3.5 Pipa
Pipa untuk bahan bakar dari jenis Black Steel Pipe (BSP), medium class, ukuran-ukuran
pipa disesuaikan dengan gambar perencanaan.

2.3.6 Diesel Generator Set (DG Set)


a. Diesel Generator set harus terpasang lengkap dengan peralatan penunjangnya
Diesel Generator Set .
 Sistem supply bahan bakar
 Sistem pembuangan gas dan peredam suara
 Sistem listrik dan Proteksinya
 Sistem starting
 Sistem pendinginannya, dan lain-lain.
Sehingga Diesel Generator Set dapat beroperasi dengan memuaskan dan memenuhi
standard yang ditentukan.
b. Diesel Generator Set dipasang diatas bantalan skid, baut pengikat dilengkapi dengan
bantalan (spring/karet) selain manufacturer, untuk meredam getaran bantalan skid
dipasang diatas pondasi beton.
c. Pemipaan harus sesuai dengan ASTM.

2.3.7 Pentanahan / Grounding


a. Hantaran Pentanahan/ Ground Cable
 Hantaran pentanahan harus terus-menerus (countinous) dan dalam setiap
bangunan harus membentuk rangkaian tertutup (loop) dengan junction pada
panel.
 Penghantar harus terlindungi dari gangguan mekanis.
Hal. | 47
 Pada setiap panel harus disediakan rel hantaran tanah, dan frame/ penutup metal
tidak boleh dipergunakan sebagai penghantar.

b. Grounding
 Setiap panel harus diketanahkan, dengan elektroda pentanahan.
 Apabila ada beberapa panel yang letaknya berdekatan maka elektroda
pentanahan dapat digabung, jarak antar panel maximum adalah 5 meter.
 Elektroda pentanahan harus dilengkapi kontrol box dan terminal pengujian.
 Elektroda pentanahan dipasang diluar bangunan.
 Tahanan pentanahan maximum adalah 2 Ohm ().

3. PENYEBUTAN PRODUKSI PABRIK

Kontraktor harus memberikan physical dan performance data dan brosur diesel enginee
yang ditawarkan.

3.1 Bentuk form data tersebut adalah sebagai berikut :


Kebutuhan untuk setting pondasi genset dan pemipaan gas buang. Gambar
skematik untuk air intake dan exhaust yang menunjukkan besaran pipa dan panjang
maximum. Informasi tentang komponen peralatan diesel genset dan klausal tentang
garansi peralatan.

3.2 Formulir Data-data Diesel Genset


Pemborong/ Supplier harus mengisi data-data teknis sesuai dengan type enginee dan
generator yang ditawarkan dan dilampirkan dalam penawaran.

Diesel Enginee :

Manufacturer .......................................................................................
Model and Type ...............…...................................................................
Overload Rating (kW) .............................................................................
Overload Rating (MP) .............................................................................
Rotative Speed (RPM) ............................................................................
Piston Speed (FRM) ................................................................................
Brake Mean Effective Pressure (PSI) ...........................................................
Number of Cylinder ..............................................................................
Two or Four Cycle ..................................................…...........................
Bore and Stroke ....................................................................................
Type Governor ....................................................................................
Tuborcharged of Naturally Aspirated ..........................................................
Diameter Crankshaft ..........................................................................…
Main Bearing Size and Number ...............................................................…
Connecting Rod Bearing Size .................................................................…
Air Intake Volume (CFM) ......................................................................…
Lub Oil Sump Capacity ........................................................................…
Exhaust Temperature Full Load .............................................................…
Fuel Consumption Full Load (Lbs./kwh) ......................................................
Starting Electrical Battery System .....................................................………..
Weigh of Enginee Only .......................................................................….
Hal. | 48
Generator :
Manufacturer ....................................................................................
t y p e .............................................................................................
Frequency .........................................................................................
Frequency Variation Steady state ..........................................……………………...
kVA …................................................................................................
Full Load a 0,8 PF (kW) ..........................................................................
Voltage .............................................................................................
Emperes ..........................................................................................
Exitation Voltage ...............................................................................
Efficiency Overall : 0,8 PF 1,0
Full Load : ...........................................................................….
Weight of Generator Only ......................................................................
Weight of Rotor ...................................................................................
Weight of Stator ..............................................................................…..
Class Insulation .......................................................………………………………....
Current Voltage Regulation Percent ....................................................…….
Synchronizing Coeffint (kW/radian) ..................................................……....
Full Load (0,8 PF) ..…......................................................................
No. Load …….................................................................................

Exciter Voltage Regulator


Manufacturer ................................................................................
Voltage ......................................................................................
Ampere ......................................................................................

Performance
Time from start signal to full speed ......................................... seconds
Time from start signal to full rated load ..................................... seconds
Voltage dip%, No load to full load (0,8
PF)............………………………………………..

Weight
Enginee generator unit ..................................................................
Shipping weight per unit ..................................................................

Spare Part and Service for One Year


Nearest location ..........................................................................
Recomanded List of Spare Part (Attach List)
Price List of Spare Part (Attach List)

4. PERSYARATAN BAHAN DAN MATERIAL

4.1 Umum
a. Syarat Bahan :

Semua material yang di supply dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis.
Hal. | 49
b. Peralatan Panel
Switch, circuit breaker dan kontaktor.
c. Kabel
d. Dan lain-lain.

4.2 Daftar Material


a. Untuk semua material yang ditawarkan, maka pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan brosur/katalog
yang dilampirkan pada waktu lelang.
b. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi pabrik atau assembling.
c. Tabel daftar material dibawah ini apabila dianggap perlu oleh pemborong dapat saja
dirubah atau ditambahkan atau lebih diperinci pokok-pokoknya harus diisi terutama
mutlak diisi merk dan type.
d. Apabila ada pokok dalam tabel ini yang tidak dapat atau sulit diisi dapat saja tidak
diisi namun perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi bahan peninjauan.
e. Daftar material ini wajib diisi dan disertakan dalam penawaran.

Produk Pabrik

NO. ITEM MERK


1. Kabel NYFGbY & NYY Kabel Metal, Supreme, Kabelindo, Voksel,
Prysmian, Jembo
2. Box Panel Duta Listrik, Hasna Prima, Simetri, Trias,
SMBE, DWP, Sinar Tekindo,
Lancar Rejeki Listrindo
3. Komponen Panel, Switch, CB, Schneider, Terasaki, ABB, Siemens, LS,
MCB, Contactor Legrand, GAE
4. Engine Mitsubishi, MWM, Perkins, Cummins, MAN
5. Attenator Stamford, AVK, Leroy Sommer,
6. Relay SEG, GAE
7. Alat Ukur SEG, GAE
8. Tnki BBM RN Tanki, local
9. Pipa BBM Bakri, Spindo, Bumikaya, SPLINE
10. Valve Toyo, Kitz, Yuta, Socla, AFA
11 Pompa Willo (Wiguna), Regent, Flowserve, Ebara
(Indobara)
12. Intake & Exhaust Sound Attenuator Sonic, NAP, IAC

V. Deep Well

PERATURAN UMUM

1.1 PERATURAN DAN ACUAN


a. Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan
sebagai berikut :
1. SNI PLUMBING TAHUN 2000.
2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2011 yang berlaku.
3. PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan berkaitan dengan instalasi ini.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tranmigrasi No.Per.05/MEN/1982.
Hal. | 50
5. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PDAM, DINAS PERTAMBANGAN setempat, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat
maupun Daerah.
b. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh kontraktor spesialis deep well :
1. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Pemboran Air Tanah Sumur Dalam (Deep
Well) dari Instansi yang berwenang (Direktorat Geologi) yang masih berlaku dan
telah biasa mengerjakan dalam kurun 5 tahun terakhir.
2. Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS
PLN yang dimaksud).
3. Memiliki alat pengeboran mesin sesuai dengan kedalaman sumur dan sistem
pengeboran yang di persyaratkan dan melampirkan daftar peralatan yang akan
digunakan.

1.2 GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. Jika terdapat perbedaan
antara gambar dan persyaratan teknik, dan tidak ada klarifikasi pada dokumen
setelahnya, maka yang berlaku adalah pada ketentuan pada persyaratan teknik.
2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada
dan mempertimbangkan juga kemudahan service/ maintenance jika peralatan-
peralatan sudah dioperasikan.
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
5. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang (As Built
Drawing) yang disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus
diserahkan kepada MK sebelum penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga) terdiri
1 kalkir 2 HVS putih, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi beserta
1 (satu) set CD electronic copy.
6. Kontrkator wajib mengajukan as-built drawing untuk peralatan atau instalasi yang
sudah terpasang perbagian pekerjaan, kompilasi gambar as-built drawing dilakukan
setelah semua system instalasi sudah terpasang dengan lengkap dan benar.
Kompilasi gambar tersebut sebagai dasar acuan untuk pembuatan final as-built
drawing.

1.3 KOORDINASI
1. Kontraktor instalasi ini wajib bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik wajib ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi yang lain menghalangi, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Hal. | 51
1.4 PELAKSANAAN PEMASANGAN
1. Selama memungkinkan, semua peralatan/material tetap dalam packaging asli tanpa
dibuka dari pabrik. Jika tidak memungkinkan harus dibungkus dengan bahan
penutup yang dapat menjaga dari kerusakan. Peralatan/material tersebut harus
diangkat, dibawa, diturunkan dan disimpan dengan baik untuk menjaga agar
terhindar dari kerusakan.
2. Simpan peralatan/material tersbeut ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi
dari kerusakan. Jika peralatan/material rusak, jangan dipasang, tetapi harus
dilakukan secepatnya untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan. Semua
perbaikan harus mendapatkan review dan persetujuan dari Pemberi Tugas dan MK.
3. Bersihkan semua peralatan dan instalasi setelah penyelesaian proyek.
4. Pastikan semua panel listrik, jalur kabel, dll sudah terpasang dengan baik dan benar
sebelum mengaktifkan peralatan.
5. Sediakan lampu penerangan ada sistem distribusi listrik sementara dengan ukuran
yang cukup untuk peralatan yang ada termasuk ukuran kabel feeder yang cukup
untuk mengatasi penurunan tegangan. Panel dilengkapi dengan meter untuk
pembayaran kepihak lain jika diperlukan.
6. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja/ shop drawing dan detailnya kepada Pemberi Tugas /
MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
7. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor
harus segera menghubungi Pemberi Tugas melalui MK.
8. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
9. Gambar pelaksanaan / shop drawing yang digunakan di lokasi proyek mutlak harus
yang sudah disetujui oleh pemberi tugas dan MK.
10. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya harus berkoordinasi secara baik
dengan kontraktor lain yang terkait, untuk mencapai hasil pekerjaan yang sempurna
bagi semua pihak. Jika terjadi resiko ketidak sempurnaan pekerjaan, bongkar pasang
pekerjaan, penggantian material, pembobokan dan sebagainya yang disebabkan
oleh kurangnya koordinasi, maka resiko tersebut merupakan tanggung jawab pihak
yang kurang berkoordinasi. Jika penanggung jawab di antara para kontraktor yang
terkait tersebut tidak dicapai kesepakatan, maka Pemberi Tugas dan MK denga
pertimbangannya sendiri dapat menetapkan penanggung jawabnya. Penyelesaian
atau perbaikan atas resiko tersebut harus dilaksanakan secepat mungkin dengan
waktu yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan MK yang mana dalam hal ini Pemberi
Tugas berhak menunjuk pihak lain yang melaksanakannya dengan biaya yang
ditanggung oleh penanggung jawab yang telah di tetapkan.
11. Kontraktor wajib membuat as-built drawing setiap kali suatu bagian pekerjaan selesai
dipasang, kemudia secara bertahap disusun terintegrasi, sehingga pada akhir
pekerjaan dicapai as built drawing keseluruhan yang lengkap, terintergrasi dan
benar. Bagian-bagian as built drawing yang dibuat tersebut harus diserahkan kepada
Pember Tugas atau MK setiap bulan, atau waktu lain yang di tentukan kemudian
berdasarkan kemajuan pekerjaan, dalam keadaan sudah diperiksa dan benar. Jika
terjadi keterlambatan atau kelalaian dalam menyerahkan as built drawing tersebut,
maka kontraktor dapat dikenakan denda kelalaian dan atau penundaan pembayaran
pekerjaan.

Hal. | 52
1.5 TESTING DAN COMMISSIONING
1. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning untuk
mengetahui dan membuktikan apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan
baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta antara lain :
 Kapasitas dan Head Pompa harus memenuhi sesuai spek
 Kwalitas air yang memenuhi persyaratan kimia, fisik dan bakterologi, dari hasil lab
2. Testing dan commissioning harus benar-benar dilakukan secara lengkap sesuai
dengan metoda dan prosedur yang benar, disaksikan oleh Pemberi Tugas atau pihak
yang ditugaskan, MK. Disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Perencana.
Sebelum melakukan testing dan commissioning, kontraktor wajib menyusun dan
menyerahkan metode dan prosedur testing dan commissioning yang sudah benar
dan disetujui oleh Konsultan MK. Kontraktor dalam rangka melakukan testing dan
commissioning wajib berkoordinasi dengan pihak lain yang terkait. Semua kerusakan
dan kerugian yang diakibatkan oleh kagiatan testing dan commissioning merupakan
tanggung jawab kontraktor.
3. Semua bahan dan pelengkapannya termasuk bahan bakar, tenaga listrik dan air
yang diperlukan serta tenaga kerja untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tangguang jawab Kontraktor.
4. Pemberi Tugas berhak meminta kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap
material / peralatan yang diragukan kesesuaian/keasliannya ke badan independen,
tanpa ada biaya tambahan.
5. Kontraktor berkewajiban mengajukan skedul testing dan commissioning, sesuai
dengan item pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas dan MK,
sebelum dilaksanakan dilapangan.
6. Bila pada keadaan tertentu sehingga pengujian dan commissioning secara
keseluruhan sistem tidak mungkin dilaksanakan secara serempak, maka pada
kesempatan berikutnya Kontraktor wajib mengulang pekerjaan tersebut diatas.
7. Bilamana pengujian gagal, padahal peralatan dan perlengkapannya yang terpasang
telah berfungsi, maka Kontraktor wajib segera memeriksa apakah bagian yang tidak
berfungsi tersebut merupakan kesalahan Sub Kontraktor Pemasok peralatan
sehingga pengujian ulang dapat segera dilaksanakan.
8. Semua peralatan test yang digunakan harus sudah dikalibrasi dengan masa berlaku
sesuai kontrak.
9. Kalibrasi peralatan harus dilakukan oleh badan resmi yang ditunjuk oleh pemerintah.

1.6 SERAH TERIMA PERTAMA


1. Serah terima pekerjaan pertama kali dapat dilakukan setelah pekerjaan selesai
100%, setelah dilakukan testing dan commissioning, dokumen-dokumen yang benar
dan lengkap telah diserahkan.
2. Dokumen-dokumen teknis yang harus diserahkan terlebih dahulu adalah meliputi :
a. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari Instansi
Pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pertambangan setempat, PDAM,
dll, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi
peraturan instansi yang bersangkutan
b. As Built Drawing yang benar, lengkap dan terintergrasi.
c. Berita acara testing dan commissioning yang ditandatangani bersama oleh
Kontraktor, MK dan Pemberi Tugas.
d. Operating, instruction, technical dan maintenance manual.

Hal. | 53
e. Surat Keaslian Barang dari Pabrikan dengan menyebutkan serial number yang
sesuai dan dapat diverifikasi kebenarannya.
Dan surat tersedianya spare part dan mudah dicari dipasaran dan agen yang
ditunjuk.
f. Sertifikat Country of Origin dari pabrikan (khusus untuk peralatan utama)
g. Sertifikat bahwa barang belum pernah dipakai (baru) dan teknologi terbaru serta
tahun pembuatan maksimal 1 tahun sebelum peralatan tersebut atau barang
tersebut dipasang (khusus untuk peralatan utama).
h. Berita acara kesesuaian dengan spesifikasi yang ditandatangani oleh pemeberi
tugas, MK dna kontraktor yang bersangkutan (khusus peralatan utama).
i. Warranty asli dari pabrikan sesuai dengan ketentuan oleh pemberi tugas minimal
1 tahun.
j. Telah menyelesaikan defect test dari tim Audit, baik yang dilakukan oleh Audit
Internal maupun External APG.
k. Garansi sumur deep well selama 5 tahun pemakaian.
Semuanya diserahkan kepada MK sebanyak rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu)
set asli dan khusus untuk poin 1 (satu) set CD electronic copy.

1.7 MASA PEMELIHARAAN


1. Peralatan dan instalasi yangtermasuk dalam lingkup tugas ini harus digaransi
minimum selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama. Penggunaan
peralatan untuk sementara dan testing tidak merupakan awal dari masa garansi.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertaman.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
Kontraktor wajib melaksanakan perawatan rutin minimum satu kali dalam dua
minggu terhadap peralatan dan instalasi yang termasuk dalam lingkup tugasnya,
termasuk penyetelan-penyetelan, pemeriksaan-pemeriksaan, perbaikan-perbaikan,
penggantian-penggantian material untuk memastikan seluruh sistem dari pekerjaan
ini bekerja sempurna dengan pemakaian data dan energi yang paling efisien.
Kontraktor harus membuat catatan-catatan tentang penyetelan dan kondisi peralatan
dan instalasi dan disampaikan secara baik dan teratur kepada Pemberi Tugas.
Perawatan yang dimaksud harus bersifat preventif maintenance dan kontraktor wajib
melaporkan kepada pemberi tugas mengenai hal-hal yang perlu diantisipasi untuk
mencegah terjadinya permasalahan seluruh akibat yang disebabkan oleh
ketidaksempurnaan pekerjaan seperti kebocoran, hubung singkat listrik, beban listrik
berlebih (overload), tekanan berlebih, tekanan kurang, kebanjiran dan lain-lain
merupakan tanggung jawab kontraktor pekerjaan ini. Dalam hal diperlukan tindakan
perawatan maka kontraktor harus menghadirkan teknisi yang menguasai dan
terampil pada bidangnya beserta peralatan yang memedai dan setidaknya material
yang diperlukan untuk tindakan pertama dalam waktu paling lambat 2 (dua) jam sejak
diberitahukan oleh pemberi tugas atau pihak yang ditugaskan untuk itu.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi ini tidak melaksanakan
tugas perawatan / perbaikan / penggantian / penyetelan / lain-lain yang diperlukan,
maka Pemberi Tugas berhak menyerahkan pekerjaan tersebut kepada pihak lain
atas biaya Kontraktor instalasi ini.
Hal. | 54
6. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas sehingga dapat mengenali sistim instalasi
dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.
Pelatihan dalam bentuk modul-modul operasi dan maintenance dan diberikan secara
teori dan praktek lapangan.
7. Setiap kegiatan dalam masa pemeliharaan ini harus dibuatkan berita acaranya.

1.8 SERAH TERIMA KEDUA


Serah terima kedua atau terakhir kali dapat dilakukan setelah seluruh pekerjaan dalam
masa pemeliharaan dilaksanakan dengan baik, melampirkan bukti-bukti pelaksanaan
pekerjaan yang sah dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas. Jika serah teirma kedua
belum dapat dilaksanakan karena adanya pekerjaan atau kewajiban kontraktor yang
belum terlaksana, maka masa pemeliharaan tetap berlaku sampai dengan dilakukannya
serah terima kedua.

1.9 LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan
Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai :

 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Pemberi Tugas yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis
 Jumlah material masuk/ ditolak
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan, cuaca, dan
 Pekerjaan tambah / kurang
 Foto-foto kegiatan yang dilaporkan
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/MK untuk
diketahui/ disetujui.
2. Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas/MK laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
 Foto-foto hasil pengetesan termasuk tanggal pengetesan
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Dan lain-lainnya
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak Pemberi Tugas, MK, disaksikan oleh Konsultan Perencana.

1.10 PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seseorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalanan yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan
teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
Hal. | 55
diberikan oleh pihak MK. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat
pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak MK.

1.11 PENAMBAHAN/ PENGURANGAN/ PERUBAHAN INSTALASI


a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Pemberi
Tugas dan MK.
b. Kontrkator instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Pemberi Tugas/MK dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada MK
secara tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang/ perubahan yang ada harus disetujui
oleh MK secara tertulis.

1.12 IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan ke PDAM, Dina Pertambangan setempat dll, untuk
pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

1.13 PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN


1. Pembobokan tembok, lantai dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semua, menjadi lingkup pekerjaan
instalasi ini.
2. Pembobokan/ pengelasan/ pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak MK secara tertulis.

1.14 PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


1. Pemeriksanan rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu.
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pemberi Tugas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi
ini.
3. Pemberi Tugas atau pihak lain yang ditugaskan dalam melakukan audit proyek
kontraktor harus memberi ijin dan keleluasaan memberikan informasi dan dokumen,
bersedia melakukan pengetesan dan pengukuran termasuk peralatan yang
diperlukan, membantu pemeriksaan, dan sebagainya untuk kelancaran proses audit.
Kontraktor berkewajiban segera memperbaiki cacat-cacat (defects), penyimpangan-
penyimpangan, pengerjaan yang buruk, melakukan penyetelan, penyesuaian-
penyesuaian atas temuan audit sesuai lingkup tugas dan ketentuan yang berlaku.
4. Kontraktor wajib melakukan test atas setiap material yang di gunakan ke Badan
Independen sesuai dengan standart bahan material tersebut dan biaya pengetesan
sudah masuk dalam penawaran.

1.15 RAPAT LAPANGAN


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi
Tugas dan MK.

Hal. | 56
2.0.0 SUMUR DALAM (DEEP WELL)
2.1.0 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi
Sumur dalam/ Deep Well secara lengkap termasuk perlengkapan dan sarana
penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik serta di uji
dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
1. Kap. Pompa air setiap sumur (100 lt/menit)
Jumlah titik sumur 4 lokasi/unit.
2. Kualitas air sesuai dengan yang didapatkan dilapangan, harus dites oleh lab
independent ex : Sucofindo
3. Lingkup pekerjaan ini secara garis besarnya meliputi penyediaan bahan-bahan,
tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya sehubungan dengan pemasangan pompa deep
well dan perlengkapannya, yaitu meliputi :
a. Pelaksanaan pengeboran sumur dalam/ deep well yang sesuai dengan
perencanaan dan spesifikasi.
Termasuk pipa casing; Johnson screen; manhole, dll.
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dari panel air bersih ke deepwell &
ke panel kontrol dan panel kontrol untuk keperluan sumur dalam / deepwell,
lengkap dengan kable-kabel kontrolnya.
c. Mengadakan pengetesan dan pencatatan pada waktu pengeboran sumur yang
berkaitan dengan pekerjaan sumur dalam, seperti logging test draw down test,
time recovery test dan sebagainya. (Detail pengetesan pada pasal 2.4.0 dan
2.5.0)
d. Pengadaan dan pemasangan pipa dari sumur dalam dari mulai pompa sampai ke
reservoir beserta seluruh kelengkapannya, gate valve; meter air; AAV termasuk
bak kontrol / manhole, lengkap dengan tutup dan kuncinya, meter air dll
e. Pengurusan ijin dari pihak yang berwenang (pemda dan dinas geologi).
f. Pemeliharaan selama 6 bulan.
g. Mengadakan training pada operator secara teori dan praktek lapangan.
h. Pembuatan gambar kerja (shop drawing) dan gambar terpasang (as built drawing)
diserahkan 3 rangkap dan copy CD.

2.2.0 Bahan – Bahan dan Cara Kerja Pompa


1. Bahan yang diperlukan dan disediakan oleh pemborong instalasi deep well untuk
pekerjaan sumur dalam adalah seperti (tapi tidak terbatas) di bawah ini :
a. Peralatan Bor
Pemborong instalasi deep well harus memakai cara rotary drilling oleh sebab itu
harus menyediakan larutan bor. Pemborong instalasi deep well bertanggung
jawab pada pemilihan larutan tersebut.
b. Pipa Casing / Jambang
Pipa casing harus disedialan oleh pemborong instalasi deep well, yang terbuat
dari pipa baja galvanized kelas medium dan dalam keadaan baru, dengan
diameter 6” sedalam sesuai gambar, bagian luar dicor beton, agar air pada
kedalaman ini tidak masuk kedalam sumur.
c. Pipa discharge/naik pompa dari pipa galvanis kelas medium dengan diameter 2”
sepanjang sesuai gambar dari lokasi pompa ke GWT di ruang pompa lantai
basement.

Hal. | 57
Lengkap dengan peralatan instalasi yang dibutuhkan seperti : AAV; meter air; gate
valve; check valve; pressure gauge, dll.
d. Saringan yang dipasang harus terbuat dari stainless stell dengan tipe continus
slot : John screen. Diameter screen adalah 3” dan jumlah screen yang disediakan
luasnya lebih besar 10% dari luas dinding pipa. Letak penempatan
screen/saringan harus berdasarkan hasil logging test.
e. Panjang saringan sama dengan panjang Aquifer Minimun 3 lapis Aquifer terbesar
dan terbaik yang diambil berdasarkan pengecekan lapangan.
f. Pipa dibawah pipa jamban diameter 3” dalam sesuai kondisi lapangan dan
gambar, pipa dari bahan galvanis kelas medium BS 1387.
g. Antara pipa jambang 6” dengan pipa naik 3” disambungkan dengan reducer 6” x
3”.
h. Pipa paling bawah harus didop dengan blank flanges.
Pompa Deep Well adalah :
 Jenis/ Tipe : Pompa Submersible multistage
 Kapasitas : 100lt/menit
 Total Head : 120 meter / sesuai kondisi lapangan
 Daya : 3.7 Kw / 3 phase/380 V/50 Hz
 Insulation Motor : Klas F
 IP rating motor : IP 68
 Putaran : 3000 Rpm
 Jumlah : 4 unit / 4 lokasi
i. Water Level Kontrol Pompa (WLC)
Pada sumur DW : Water Level Control
 Off, pada kedudukan TPA minimum (LLWL)
 Level control pada posisi di deep well pada keadaan paling rendah yang
memberikan indikasi ke control panel (pilot lamp/ Alarm)
j. Panel Kontrol
Panel control pompa deep well ditempatkan ditempat yang sudah ditentukan di
Ruang Pompa. Panel pompa tersebut lengkap dengan lampu-lampu indikator
yang menunjukkan :
 Power tersedia
 Power running
 Pompa mati (OVERLOAD)
 Level air disumur pada level yang paling rendah (LLWL)
 Permukaan air dalam Groun Reservoir telah sampai pada batas :
 Maksimal (HHWLA)
 HWL
 LWL
 LLWLA
 Phase terbalik atau phase terputus sebagian
 Tegangan listrik terlalu rendah atau terlalu tinggi
 Arus listrik tidak seimbang
 Daya motor tidak sesuai dengan daya pompa, beban motor berlebihan atau
motor macet
 Pompa berputar balik atau terlalu sering hidup dan mati
Hal. | 58
Disamping itu pada kontrol panel terdapat Auto/manual Switch dan lampu-lampu
indikator. Pada Deep Well kontrol box terdapat saklar pemutus arus.
k. Kontrol Box Deep Well (bak kontrol)
Kontrol Box Deep Well termasuk pekerjaan kontraktor Deep Well. Sebelum
pelaksanaan harus mengajukan gambar-gambar dan pembesiannya. Konstruksi
kontrol box adalah konstruksi beton dengan ketebalan 10 cm. TUTUP dari bahan
plat besi tebal 2mm yang di cat anti karat (zinchromat) dan dicat finish dengan
warna yang akan ditentukan kemudian. Kunci gembok tutup deep well jenis Yale.
l. Semen grounting, Gravvel Pack danlain-lain harus sesuai dengan persyaratan.
m. Cara kerja pompa
Cara kerja pompa deep well direncanakan secara otomatis dan manual oleh
operator, karena pompa ini sebagai sumber air cadangan.
- Operator melihat sight glass pada pipa acrylic
- Posisi air pada RWT terlihat di sight glass
 HHWLA
 HWL
 LWL
 LLWLA
- Kerja pompa :
 Posisi air pada HWL, pompa (1) dihidupkan
 Posisi air pada LWL, pompa (1) dan (2) dihidupkan
 Posisi air pada LLWLA pompa (1); (2) dan (3) dihidupkan
- Setelah air berangsur naik maka, pompa satu persatu dimatikan
- Pompa secara otomatis mati, bila air di sumur deep well pada posisi WLC
bawah (LLWL)

2.3.0 PEMASANGAN
1. Pemborong instalasi deep well harus melakukan pemeriksaan dengan test geolistrik
sebelum pengeboran pada lokasi yang ditentukan oleh MK atau yang tertera pada
gambar atau pengusulan lokasi yang ditentukan oleh MK atau yang tertera pada
gambar atau pengusulan lokasi lain yang lebih baik menurut hasil test yang
dilakukan. Kedalaman pengeboran kurang lebih 200 meter. Dalam penawaran,
pemborong instalasi deep well harus mencantumkan biaya pengeboran permeter,
dengan penawaran pada kedalaman maksimal 200 meter. Hal ini dimaksudkan bila
kebutuhan kedalaman kurang dari 200 meter, maka perhitungan penawaran di
dasarkan pada kedalaman pengeboran.
2. Deviasi vertikal yang diizinkan adalah 20 m untuk setiap 100 meter kedalaman, hal
ini akan di cek setelah selesai dipasang.
3. Pemborongan isntalasi Deep Well harus melakukan catatan pengeboran (Drilling
Log) sekaligus mengumpulkan contoh-contoh lapisan tanah/batuan pada lokasi
catatan pengeboran. Hasil-hasil ini harus selalu tersedia bila sewaktu-waktu
diperiksa oleh MK.
4. Pemasangan perlengkapan sumur dalam, harus dengan cara terbaik, umum dan
wajar, yang biasa dilakukan dalam pembuatan sumur bor.
5. Pengisian kerikil (Gravel Pack) antara lubang bor dengan pipa naik harus
menggunakan pipa pengantar. Volume yang dianjurkan dalam penawaran dan
kontrak tersebut.
6. Sub-Surface Geophysical Methode Test (Electical Logging)
Hal. | 59
Sub-Surface Geophysical Methode Test dimaksudkan untuk mengetahui secara
tepat perubahan susunan batuan, sifat relative prorsitas dan permeabilitas, Ionic
Concentration, dll. Hasil pengukuran ini harus digambarkan dalam profil atau
penampang kolom. Pekerjaan vertikal electrical logging dimaksudkan untuk
mengukur spontaneous potential dan sifat relatif tahan jenis susunan batuan, yang
selanjutnya dipakai sebagai kontrol untuk pemasangan saringan, sehingga tepat
pada lapisan eqifer yang berpotensi. Pekerjaan ini dilakukan setelah kedalaman
pengeboran tercapai sesuai dengan kontrak dan sebelum pemasangan casing
dilakukan.
7. Penyelesaian Sumur
Penyelesaian sumur dimaksudkan untuk menghilangkan :
a) Kotoran dan lumpur yang masuk kedalam lapisan equifer pada waktu pengeboran
dilaksanakan.
b) Pasir halus.
Yang semuanya dimaksudkan agar dapat diperoleh kapasitas maksimal sumur bor.
Penyempurnaan sumur dapat dilakukan dengan cara Jetting, Suging, Billing,
Backwashing, High Rate Pumping dan sebagainya.

2.4.0 PENGUJIAN / TEST SUMUR


1. Pengetesan sumur
Pemborong instalasi Deep Well wajib melaksanakan pengetesan hasil pekerjaan
atas biaya sendiri, termasuk pengadaan peralatan test, listrik dan perlengkapan
lainnya. Sumur yang telah disempurnakan akan diuji hasilnya dengan cara-cara
seperti persyaratan dibawah ini. Untuk hal ini diisyaratkan agar Pemborong instalasi
Deep Well menggunakan pompa submersible yang berkapasitas 12 m³/jam.
Banyaknya air yang dipompakan dari sumur akan diukur dengan alat ukur yang
disediakan oleh Pemborong instalasi Deep Well.
Demikian pula muka air didalam sumur harus selalu diukur secara teliti. Letak pompa
untuk mengetes sumur sedemikian rupa, sehingga didapat hasil maksimal, seperti
yang ditentukan Pemberi Tugas/MK.
Pemompaan uji ini terdiri dari :
 Step Draw Down Test
 Time Recovery Test
Pemberi Tugas/MK akan menetukan lama pemompaan sampai tercapai hasil yang
memuaskan.
2. Step Draw uji ini terdiri dari :
Kapasitas pemompaan dilakukan secara bertahap pada setiap tahap, lama
pemompaan dua jam atau lebih.
Prosedur pengukuran :
Sebelum pompa dijalanka, muka air statis didalam sumur diukur dan dicatat. Pada
saat mulai dilakukan pemompaan diatur seteliti mungkin, sesuai dengan yang
dikehendaki. Setelah kapasitas pemompaan tertentu tercapai, maka muka air dalam
sumur akan diukur setiap 1 menit selama 5 menit, antara 5 sampai 60 menit,
kemudian setiap 10 menit antara 60 sampai 120 menit. Segera setelah tahap
pertama pemompaan berikutnya serta prosedur pengukuran sama dengan tahap
pemompaan berikutnya serta prosedur pengukuran sama dengan tahap pertama
tersebut.

Hal. | 60
3. Time Draw Down Test
a) Kapasitas pompa adalah 5 liter/detik (300 lt/menit), tergantung dari kapasitas
maksimal test yang dapat tercapai
b) Lama pengetesan 3x24 jam
Prosedur pengetesan :
Mengukur muka air statis didalam sumur. Pemompaan ini dilakukan selama 3x24
jam. Untuk waktu 2 jam pertama agar diikuti cara pengukuran seperti Step Draw
Down Test yang tersebut diatas, dan kemudian pengukuran muka air didalam sumur
dilakukan setiap selang selama 30 menit. Jam pada waktu pemompaan dimulai dan
jam-jam sewaktu pengukuran air harus dicatat dengan benar.
4. Time Recovery Test
Segera setelah Time Draw Down Test selesai dan pada saat pemompaan tepat
berhenti, maka Time Recovery Test dilakukan selama 10 menit pertama.
Pengukuran terhadap kenaikan muka air di dalam sumur bor dilakukan setiap selang
1 menit selama 2 jam, selanjutnya pengukuran muka air tiap selang 30 menit.
Test ini terus dilakukan sampai muka air sama seperti sebelum dimulainya Time
Draw Down Test tersbeut diatas.
5. Catatan Test
Setelah pengetesan sumur selesai, Kontraktor instalasi Deep Well harus
menyerahkan catatan test kepada Pemberi Tugas/MK termasuk semua copy catatan
harian pelaksanaan pekerjaan.

2.5.0 PERALATAN UJI


Peralatan uji yang dipergunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah dibaca
secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain :
- Pengukur debit, dengan meter air putar atau meter air Venturi
- Penduga permukaan air, dengan membrane tekan atau sistem elektroda lampu listrik
arus lemah

2.6.0 PEMBUANGAN AIR DAN PENUTUPAN SUMUR


1. Selama pengetesan sumur belangsung, Kontraktor instalasi deep well harus
membuang air kedalam saluran air buangan terdekat atau ke tempat lain yan gtelah
disetujui oleh Pemberi Tugas/MK. Kontraktor instalasi Deep Well harus bertanggung
jawab untuk mencegah agar air buangan tidak dapat merusak pejalan, bangunan dll.
Pembuangan air diusakahan agar tidak masuk ke dalam sumur bor, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Penutupan Sumur
Yang dimaksud dengan penutupan sumur adalah penyemenan seperti tertera pada
gambar dokumen. Pekerjaan ini dapat dilakukan setelah Pumping Test atau
sebelumnya.

2.7.0 BATU KARANG


1. Bila pengeboran menembus batu karang di daerah pipa naik maka diluar pipa naik
setebal batu karang harus di cor beton agar sumber air yang melalui batu karang
tidak diambil.
2. Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur, maka lubang
pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton cor, dan ujung sumur akan
berhenti diatas batu karang.
Hal. | 61
2.8.0 PEMELIHARAAN DAN PEMBERSIHAN LAPANGAN
Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memelihara keadaan lapangan,
sehingga tidak terjadi kerusakan/kehilangan barang, yang akan memperlambar
pekerjaan. Setelah pengetesan sumur dan seluruh pekerjaan selesai, maka Kontraktor
instalasi Deep Well harus membersihakn benda-benda yang tertinggal di dalam lubang
sumur dengan cara-cara yang biasanya dilakukan dalam pekerjaan pembuatan sumur
dalam (Bailing atau Stand Pumping). Pada waktu ditinggalkan, Kontraktor instalasi Deep
Well harus mengusahakan agar lapangan dalam keadaan bersih.

2.9.0 KEDALAMAN SUMUR


Pemakaian material pipa terhadap kedalaman sumur sebagai tertera pada gambar
maupun spesifikasi adalah suatu kedalaman yang diperkirakan.
Informasi kedalaman yang diperhitungkan oleh kontraktor haruslah berdasarkan data-
data geologi ataupun berdasarkan pengalaman untuk daerah tersebut oleh kontrkator
yang bersangkutan.
Ini berarti harga penawaran yang ditawarkan oleh pihak kontraktor adalah terhadap
kedalaman sumur yang sudah diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan oleh
kontraktor dalam mendapatkan sumber air dengan kapasitas dan ketentuan-ketentuan
yang diminta.
Untuk pipa jambang diameter 6” tetap dipertahankan sesuai kondisi lapangan dan
gambar sedangkan pipa naik diameter 3” dapat berubah sesuai dengan kedalaman yang
diperlukan. Perubahan kedalaman pipa naik diameter 3” terhadap penawaran yang
diajukan sesuai gambar tidak akan diperhitungkan jika masih dalam toleransi 10%. Jika
penambahan kedalaman melewati batas 10% akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
tambah kurang.
Untuk itu unit price bagi pekerjaan tambah/kurang pipa naik diameter 3” agar diberikan.

2.10.0 GEOGRAFICAL LOGGING TEST


Geographical logging test bahan-bahan untuk test pompa, pekerjaan concrete termasuk
pekerjaan Kontraktor instalasi Deep Well.

2.11.0 SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Serah terima pekerjaan harus disertai lampiran sebagai berikut :
- Gambar sumur terpasang secara detail
- Laporan hasil pengujian debit dan penurunan muka air
- Laporan hasil pengujian recovery
- Laporan hasil pengujian terus menerus
- Laporan hasil pengujian kimia bakteri dilak
2. Barang dan Jasa yang diserahkan
- Sumur bor siap pakai
- Surat-surat izin pengeboran dan izin pengambilan air tanah
- Surat-surat/gambar-gambar rekayasa dan konstruksi
- Surat garansi alat utama dan surat pernyataan tersedianya spare part
- Hasil lab air yang dihasilkan

Hal. | 62
2.12.0 GARANSI
Kontraktor harus menjamin selama 1 (satu) tahun, bahwa sumur bor dapat dipergunakan
sesuai kebutuhan antara lain :
 Debit air sesuai data yang dilaporkan
 Air tidak tercampur pasir
 Tidak ada gugatan dari pihak yang berwenang mengenai pengambilan air tanah dan
lokasi sumur

3.0.0 DAFTAR MATERIAL


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, Kontraktor harus mengajukan salah
satu merek yang tercantum dalam spesifikasi teknis dan akan mengikat dalam
pelaksanaan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
NO URAIAN STANDART CODE MERK
1 Pompa Sumur Dalam JIS/IEC
- Grundfos
Merk - WILO Wiguna
- Lowara
Submersible stainless Steel 4”
Type
Bore Hole Pump
Gip Medium Class - Bakrie
2 Pipa Air Bersih
BS-138/767 - Spindo
Type GIP Medium Class
- TSP
3 Fitting ANSI B 16.3 - Riser
- Ricon
Type GIP Medium Class
- Hatterslay
- Tayo
4 Gate, Ball, Check Valve ANSI/JIS/BS - Afaflow
- Kitz
- Claval
Type Bronze/Cast Iron, 10kg/cm²
- Nagano
5 Pressure Gauge JIS/BS/ASTM - VPG
- Yamamoto
Type Klas 10K
- Yoshitake
6 Automatic Air Vent JIS
- Caleffi

Hal. | 63
NO URAIAN STANDART CODE MERK
- Fivalco
- Tozen
Type 10 K
- Johnson
7 Screen -
- Pipa Mas
Type Stainless Steel 304, 1mm
8. Komponen Panel IEC 947-2 - Schneider
- ABB
- Siemens
- Legrand
Type MCB

9. Panel maker Ketebalan Plat


Minimum 1.5 mm - Intimuara
(Wall Mounted), 2 - Pura Mayungan
mm (free standing), - Trias
Cat Powder Coating
- Hasna Prima
- Duta Wijaya Panel

10 Kabel SNI 04-0225-00 - Kabelindo


- Kabelmetal
- Supreme
- Voksel

- Omron
- Type Stick - Kosuga
11 Water Level Control
- EN/JIS - Honeywell

- Onda,
Water meter c/w lockable - DM
12 - Type Horizontal
valve - B&R
- Fouzou

Hal. | 64

Anda mungkin juga menyukai