Anda di halaman 1dari 41

HAK CIPTA

DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

SOAL SELEKSI
KOMPETISI SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2022

Bidang Kimia

Waktu : 120 menit

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKERTARIS JENDERAL KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT
PRESTASI NASIONAL
TAHUN 2022
Tetapan dan Rumus

23 –1
Bilangan Avogadro NA = 6,022∙10 partikel.mol
R = 0,08205 L·atm/mol·K

= 8,3145 L·kPa/mol·K
7
= 8,3145 x10 erg/mol·K
Tetapan gas universal, R
= 8,3145 J/mol·K
1 atm = 101,32 kPa

1 atm =760 mmHg = 760 torr

= 101325 Pa = 1,01325 bar


Tekanan gas
1 torr = 133,322 Pa
3
Volume gas ideal (S,T,P) 22,4 liter/mol = 22,4 dm /mol
1 kal = 4,182 J
Energi
Persamaan gas Ideal PV= nRT
Tekanan Osmosis pada larutan  = M RT
o
Tetapan Kesetimbangan air (Kw) pada 25 C 14
Kw= 1,0x10

Tetapan kesetimbangan dan tekanan parsial


∆n
Kp = Kc(RT)
Energi Gibbs pada suhu tetap G  H  T S
Hubungan tetapan kesetimbangan dan
o
G = RT ln K
Isoterm reaksi kimia G = G + RT∙ln Q

( )
Temperatur dan Tetapan kesetimbangan
Tetapan Faraday F = 96500 C/mol elektron
19
Muatan elektron 1,6022 x 10 C
Ampere (A) dan Coulomb (C) A =C/det
Soal KSN-K 2022 – No. 1

uatu ion X memiliki bilangan oksidasi +4, dengan 2 elektron pada n = 1, 8 elektron pada
n = 2, dan 10 elektron pada n = 3. Unsur X adalah ….

A. Argon
B. Vanadium
C. Kromium
D. Titanium
E. Mangan

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 1

Ion X memiliki bilangan oksidasi +4 artinya ia telah melepaskan 4 elektronnya, dan


konfigurasi elektron per kulit 2 – 8 – 10.
Jika elektron dikembalikan maka total elektron yang dimiliki X = 2 + 8 + 10 + 4 = 24
elektron.
Unsur yang mempunyai 24 elektron pada keadaan dasar berarti nomor atomnya juga
24.
Jadi unsur X yang dimaksud adalah 24Cr (kromium).
Jawaban yang tepat C.

Soal KSN-K 2022 – No. 2


Gambar di bawah ini menunjukkan struktur tripeptida yang dilarutkan dalam air.

 
Jika ke dalam larutan ditambahkan senyawa asam hingga pH < 2, maka peptida
tersebut menjadi bermuatan….

A. +6
B. +5
C. +4
D. +3
E. +2

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 2


Ketika tripeptida N-L-alanil-L-arginil-S-metil-L-sistein dilarutkan dalam air dan
ditambahkan asam hingga pH < 2, tripeptida akan menjadi bermuatan positif karena
terdapat tiga gugus amino dan satu gugus sulfhidril  yang terprotonasi. 
-NH2 pada L-alanil terprotonasi menjadi –[NH 3]+ (+1)
-NH2 dan -NH pada L-arginil terprotonasi menjadi –[NH3]+ (+1) dan =[NH2]+ (+1)
-S-CH3 pada S-methyl-L-sistein terprotonasi menjadi –[HS-CH 3]+ (+1)
 
Jadi, jumlah muatan pada tripeptida N-L-alanil-L-arginil-S-metil-L-sistein saat dilarutkan
dalam air dan ditambahkan asam hingga pH < 2 adalah +4.
Jawaban yang tepat C.
Soal KSN-K 2022 – No. 3

Unsur X, suatu padatan berwarna abu-abu, bereaksi dengan unsur Z, suatu gas tak
berwarna, membentuk suatu senyawa di mana jumlah atom X lebih banyak dua kali dari
jumlah atom Z. Manakah diantara pernyataan berikut mengenai konfigurasi elektron
pada keadaan dasar untuk atom-atom tersebut yang paling benar…

A. X memiliki satu elektron valensi sedangkan Z memiliki lima elektron valensi


B. X memiliki dua elektron valensi sedangkan Z memiliki satu elektron valensi
C. X memiliki dua elektron valensi sedangkan Z memiliki lima elektron valensi
D. X memiliki tujuh elektron valensi sedangkan Z memiliki enam elektron valensi
E. X memiliki satu elektron valensi sedangkan Z memiliki enam elektron valensi

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 3

Senyawa dengan jumlah atom X lebih banyak dua kali dari jumlah atom Z memiliki
rumus kimia X2Z. Oleh karena itu, X kemungkinan besar adalah logam yang mempunyai
valensi 1 (stabil dengan melepas elektron valensi sehingga membentuk ion X +) dan Z
adalah non-logam valensi 6 (stabil dengan menerima sebanyak 2 elektron sehingga
membentuk Z2–).

Jawaban yang tepat E.

Soal KSN-K 2022 – No. 4


Senyawa yang menyerap sinar UV/tampak dengan panjang gelombang terpanjang
adalah ….

A. 1,3-sikloheksadiena
B. Benzena
C. Naftalena
D. Tetrasena
E. Antrasena

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 4:


Tetrasene memiliki sistem terkonjugasi panjang dari ikatan rangkap berselang-seling,
yang memungkinkan terjadinya delokalisasi elektron. Elektron yang terdelokalisasi
dalam sistem terkonjugasi dapat menyerap cahaya di wilayah spektrum elektromagnetik
yang terlihat, menghasilkan spektrum serapan yang khas dengan panjang gelombang
yang panjang.

Sebagai perbandingan, benzena memiliki sistem terkonjugasi enam elektron pi (3 ikatan


rangkap), naftalena memiliki sistem terkonjugasi sepuluh elektron pi (5 ikatan rangkap),
dan antrasena memiliki sistem terkonjugasi empat belas elektron p (7 ikatan rangkap)i,
tetapi tetrasena memiliki sistem terkonjugasi lagi dengan elektron 18 pi (9 ikatan
rangkap), menghasilkan panjang gelombang absorbansi yang lebih panjang di daerah
tampak. 1,3-sikloheksadiena bukanlah sistem yang sangat terkonjugasi dan memiliki
panjang gelombang absorbansi yang jauh lebih pendek.
Jawaban yang tepat D.

Soal KSN-K 2022 – No. 5

Urutan besar energi kisi untuk FeCl3, FeCl2 dan Fe2O3 adalah….

A. Fe2O3 < FeCl3 < FeCl2


B. FeCl2 < Fe2O3 < FeCl3
C. FeCl2 < FeCl3 < Fe2O3
D. FeCl3 < FeCl2 < Fe2O3
E. FeCl3 < Fe2O3 < FeCl2

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 5

Energi kisi suatu senyawa ionik adalah energi yang dihasilkan saat pembentukan 1 mol
padatan kristal senyawa ion dari ion-ion penyusunan pada fase gas. Persamaan
termokimia-nya dapat dituliskan aMb+ (g) + bXa– (g) ⟶ MaXb (s) + Energi kisi

Energi kisi bergantung pada muatan ion-ion, ukuran ion-ion, dan jarak antara ion-ion
tersebut.

Muatan dan ukuran ion merupakan faktor penting yang menentukan besarnya energi
kisi. Energi kisi berkaitan dengan energi potensial dari dua muatan yang berinteraksi
yang diberikan dalam persamaan matematika; E = k.(Q 1×Q2)/d

Q1 dan Q2 adalah besar muatan pada partikel dalam satuan coulomb dan d adalah jarak
antara jari–jari dalam satuan meter.

Jari-jari kation: Fe2+ > Fe3+


Jari-jari anion: Cl– > O2–  

Semakin besar jarak jari-jari kation-anion, nilai d semakin besar maka energi kisi
semakin kecil.
Semakin kecil jarak jari-jari kation-anion, nilai d semakin kecil maka energi kisi semakin
besar.

Semakin besar hasil kali jumlah muatan kation-anion maka semakin besar energi
kisinya.
Semakin kecil hasil kali jumlah muatan kation-anion maka semakin kecil energi kisinya.

Perbandingan FeCl2 atau Fe2+ Cl– dengan FeCl3 atau Fe3+ Cl–


Muatan Fe2+ < Fe3+ dan jari-jari kation Fe2+ > Fe3+ sementara keduanya mengandung
anion Cl– maka energi kisi FeCl2 < FeCl3

Perbandingan FeCl3 atau Fe3+ Cl– dengan Fe2O3 atau Fe3+ O2–


Muatan O2– > Cl– dan jari-jari anion O2– < Cl– sementara keduanya mengandung kation
Fe3+ maka energi kisi FeCl2 < Fe2O3.
Jadi, urutan besar energi kisi adalah FeCl 2 < FeCl3 < Fe2O3.

Jawaban yang tepat C.

Soal KSN-K 2022 – No. 6

Pernyataan di bawah ini berkaitan dengan struktur Lewis ion F 2ClO2+

i. Orbital hibrida untuk atom pusat pada struktur ion F 2ClO2+ adalah sp3d2
ii. Muatan formal untuk atom F, O, dan Cl masing-masing adalah 0, 0, dan +1
iii. Jumlah masing-masing ikatan s dan p pada struktur ion F 2ClO2+ adalah 4
iv. Ion F2ClO2+ bersifat polar

Di antara pernyataan tersebut yang benar adalah ….

A. (i), (ii), dan (iii)


B. (i) dan (iii)
C. (ii)
D. (ii), dan (iv)
E. (iv)

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 6

Struktur Lewis F2ClO2+

i. Orbital hibrida untuk atom pusat pada struktur ion F 2ClO2+ adalah sp3, ada 4
domain elektron (2 ikatan rangkap, 2 ikatan tunggal, bukan sp 3d2.
ii. Muatan formal untuk atom F adalah 0, atom O adalah 0, dan atom Cl adalah +1.
Total muatan formal pada ion F2ClO2+ adalah +1.
Cara menghitung muatan formal atom , selisih jumlah elektron valensi atom
dikurangi (elektron bebas ditambah jumlah ikatan yang dimiliki atom tersebut).
iii. Struktur ion F2ClO2+ mempunyai 4 ikatan σ dan 2 ikatan π, jadi total ikatan σ  π
adalah 6, bukan 4. Ingat tiap ikatan tunggal hanya ada 1 ikatan σ dan tiap ikatan
rangkap ada 1 ikatan σ dan 1 ikatan π.
iv. Ion F2ClO2+ bersifat polar karena ia memiliki momen dipol yang tidak sama
dengan nol. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan polar antara fluorin dan klorin,
serta ikatan rangkap antara oksigen dan klorin serta adanya muatan.

Jawaban yang tepat D.


 

Soal KSN-K 2022 – No. 7

Oksigen terlarut dalam air memiliki nilai konstanta Henry pada suhu 25 oC = 1,267 × 10–
3
 M/atm. Jika tekanan parsial oksigen di udara adalah 0,30 atm, konsentrasi oksigen
terlarut dalam air yang berkesetimbangan dengan udara pada suhu 25 oC adalah ….
(mol/L). Diketahui Hukum Henry C = k.P)
A. 4,6 × 10–6
B. 7,2 × 10–6
C. 2,6 × 10–4
D. 5,4 × 10–4
E. 3,8 × 10–4

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 7

Berdasarkan Hukum Henry dapat dihitung konsentrasi oksigen terlarut dalam air yang
berkesetimbangan dengan udara:

C = k.P

Dengan C adalah konsentrasi oksigen terlarut dalam air (dalam mol/L), k adalah
konstanta Henry pada suhu 25 oC, P adalah tekanan parsial oksigen di udara (dalam
atm).

C = k × P
C = (1,267 . 10–3 M/atm) × (0,30 atm)
C = 3,801 × 10–4 M

Jadi, konsentrasi oksigen terlarut dalam air yang berkesetimbangan dengan udara pada
suhu 25 oC adalah sekitar 3,801 × 10–4 M.

Jawaban yang tepat E.

Soal KSN-K 2022 – No. 8

Tabel berikut menunjukkan data laju awal untuk reaksi (C 2H5)2(NH2)2 + I2 → (C2H5)2N2 +
2HI  

[(C2H5)2(NH2)]0 (mol/L) [I2]0 (mol/L) Laju awal pembentukan (C2H5)2N2


0,005 0,045 3,15 × 10–3 M/detik
0,015 0,030 6,30 × 10–3 M/detik
0,030 0,060 25,2 × 10–3 M/detik

Orde reaksi terhadap (C2H5)2(NH2)2 dan I2 berturut-turut adalah ….

A. 0 dan 1
B. 0 dan 2
C. 2 dan 0
D. 1 dan 1
E. 3 dan –1

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 8

No. [(C2H5)2(NH2)]0 (mol/L) [I2]0 (mol/L) Laju awal pembentukan (C2H5)2N2


A B r
1 0,005 0,045 3,15
2 0,015 0,030 6,30
3 0,030 0,060 25,2

Menghitung orde reaksi terhadap A dan B

Perhitungan menggunakan data 3 dan 2

r3/r2 = ([A3]/[A2])x × ([B3]/[B2])y

25,2/6,3 = (0,03/0,015) x × (0,06/0,03)y

4 = (2) x × (2)y

22 = 2 (x+y)

2=x+y

x=2–y

Perhitungan menggunakan data 2 dan 1

r2/r1 = ([A2]/[A1])x × ([B2]/[B1])y

6,3/3,15 = (0,015/0,005) x × (0,03/0,045)y

2 = (3) x × (2/3)y

2 = (3) (2 – y) × (2/3)y

2 = (32)/(3)y × (2/3)y

2 = (32)/(3)y × (2)y/(3)y

2/(32) = (2)y/[(3)y × (3)y

21/(32) = (2)y/(3)2y

21 = (2)y → y = 1

(32) = (3)2y → 2y = 2 → y = 1

Karena 2 = x + y, bila y = 1 maka x = 1.

Jawaban yang tepat D


Soal KSN-K 2022 – No. 9

Suatu basa lemah dengan konsentrasi 0,120 M (pK b = 4,20) dititrasi dengan larutan
asam klorida 0,300 M. Titik ekuivalen tercapat setelah penambahan 20 mL larutan titran.
pH pada titik ekuivalen adalah ….

A. 8,4
B. 7,0
C. 6,3
D. 5,4
E. 3,7

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 9

Pada saat pH pada titik ekivalen, baik basa lemah dan asam klorida (asam kuat) tepat
habis bereaksi, maka terbentuk garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah dan
asam kuat.

n basa lemah = n HCl


0,12 M x V basa lemah = 0,30 M x 20 mL
0,12 M x V basa lemah = 6 mmol
V basa lemah = (6 mmol)/(0,12 M) = 50 mL

V total campuran = 20 mL + 50 mL = 70 mL

n Garam = n HCl = 6 mmol

Menghitung [Garam] = (6 mmol)/(70 mL) = 0,086 M

pH = ½ (14 – pKb – log [Garam])


pH = ½ (14 – 4,20 – log 0,086)
pH = ½ (14 – 4,20  + 1,07)
pH = ½ (10,87)
pH = 5,43

Jawaban yang tepat D

Soal KSN-K 2022 – No. 10

Produk kondensasi aldol yang terbentuk dari 3-pentanon dalam suasana basa memiliki
nama IUPAC…

A. 5-etil-4-metil-5-hepten-3-on
B. 4-metil-4-nonen-3,7-dion
C. 5-etil-4-metil-4-hepten-3-on
D. 3-etil-4-metil-3-hepten-5-on
E. 3-etil-4-metil-2-hepten-5-on

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 10


Reaktan yang diberikan adalah 3-pentanon (H₃C 一 CH₂ 一 CO 一 CH₂ 一 CH₃)

Dua ekuivalen molekul 3-pentanon (H₃C 一 CH₂ 一 CO 一 CH₂ 一 CH₃) bereaksi dengan
adanya basa (NaOH) akan menghasilkan pembentukan β-hidroksiketon kemudian diikuti
dengan pelepasan molekul H₂O yang menghasilkan H₃C 一 CH₂ 一 CO 一 C(CH₃)=
C(CH₂CH₃)一 CH₂ 一 CH₃

Nama IUPAC dari produk yang terbentuk adalah 5-etil-4-metil-4-hepten-3-on.

Jawaban yang benar adalah pilihan B.

Soal KSN-K 2022 – No. 11

Perhatikan gambar berikut.

Urutan besarnya nilai konstanta laju (k) untuk tiga temperatur reaksi (T1, T2, T3) yang
tepat adalah ….

A. k(T1) < k(T3) < k(T2)


B. k(T1) < k(T2) < k(T3)
C. k(T2) < k(T3) < k(T1)
D. k(T2) < k(T1) < k(T3)
E. k(T3) < k(T2) < k(T1)

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 11

Untuk reaksi kimia pada suhu yang berbeda, nilai konstanta laju (k) biasanya akan
berbeda. Secara umum, kita dapat menentukan urutan besarnya nilai konstanta laju (k)
untuk tiga temperatur reaksi jika T1 < T2 < T3 dengan menggunakan Persamaan
Arrhenius:

k = A . e (-Ea/RT)

Keterangan: k adalah konstanta laju reaksi, A adalah faktor frekuensi, Ea adalah energi
aktivasi, R adalah konstanta gas (8,314 J/(mol.K)), dan T adalah suhu absolut dalam
kelvin.

Dari persamaan ini, kita dapat melihat bahwa nilai konstanta laju reaksi (k) akan
berbanding terbalik dengan nilai energi aktivasi (Ea). Semakin tinggi suhu, semakin
banyak molekul yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi energi aktivasi
dan berpartisipasi dalam reaksi. Oleh karena itu, nilai konstanta laju reaksi (k) akan
meningkat seiring dengan peningkatan suhu.

Dengan demikian, urutan besarnya nilai konstanta laju (k) untuk tiga temperatur reaksi
jika T1 < T2 < T3 adalah: k(T1) < k(T2) < k(T3). Artinya, nilai k akan semakin besar
seiring dengan peningkatan suhu reaksi.

Jawaban yang tepat B.

Soal KSN-K 2022 – No. 12


Gambar di bawah ini merupakan spektrum emisi suatu ion yang memiliki satu elektron
dalam fase gas. Semua garis yang dihasilkan merupakan transisi elektronik dari
keadaan tereksitasi ke keadaan dasar n = 3. Jika panjang gelombang garis B terukur
pada 142,5 nm, maka panjang gelombang garis A terukur pada…

A. 113,9 nm
B. 121,6 nm
C. 128,8 nm
D. 164,1 nm
E. 273,5 nm

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 12

Data yang Diberikan:

Keadaan akhir untuk semua transisi adalah n = 3

Panjang gelombang B = 142,5 nm

Karena perbedaan energi orbital berkurang dengan peningkatan panjang gelombang


dan semua transisi terjadi pada n = 3, garis pada panjang gelombang tertinggi sesuai
dengan transisi dari n = 4 ke n = 3.

Oleh karena itu, garis B dalam spektrum sesuai dengan transisi dari n = 5 ke n = 3
(perbedaan energi terendah kedua).

Persamaan Rydberg untuk panjang gelombang dalam sistem satu elektron adalah:

1/λ = R.Z2(1/nf2−1/1/ni2)

(R = konstanta Rydberg = 1,097×107m−1)

Oleh karena itu, dengan menggunakan panjang gelombang garis B, nilai z untuk ion
satu elektron dapat dihitung sebagai:

1/(142,5×10−9 m) = (1,097×107 m−1) Z2(1/32−1/52)

1/(142,5×10−9 m) = (Z2 × (7,801 × 105 m−1)

Z2 = 1/((142,5 × 10−9 m) × (7,801 × 105 m−1))

Z2 = 8,996

Nomor atom ion satu elektron adalah:

Z = √8.996

Z = 2.999 ≈ 3

 
Oleh karena itu, nilai Z untuk ion satu elektron adalah 3 , dan ion tersebut adalah litium.

Karena A adalah baris ketiga, ini akan sesuai dengan transisi dari n = 6 ke n = 3.

Oleh karena itu, panjang gelombang transisi dalam lithium-ion dapat dihitung sebagai
berikut:

1/λ = (1,097×107m−1) × 32 × (1/32−1/62)

1/λ = (1,097×107m−1) × 9 × 0,0833

1/λ = 8,228×106m−1

λ = 1/(8,228 × 106m−1)λ = 1,21536 × 10−7m

λ = 121,53 nm

Jadi panjang gelombang yang sesuai dengan garis A adalah 121,53 nm

Jawaban yang tepat B.

Soal KSN-K 2022 – No. 13

Urutan yang benar berdasarkan kenaikan bilangan gelombang vibrasi regangan


(stretching) berikut dalam spektrum inframerah adalah …….

(1) C–H
(2) O–H
(3) C=O
(4) C≡C

A. (4) < (3) < (2) < (1)


B. (3) < (4) < (1) < (2)
C. (4) < (3) < (1) < (2)
D. (3) < (4) < (2) < (1)
E. (2) < (1) < (4) < (3)

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 13

Bilangan gelombang vibrasi regangan (stretching) berikut dalam spektrum inframerah


untuk ikatan:

1. C-H pada kisaran 2850-2960 cm–1


2. O-H pada kisaran 3200-3600 cm–1
3. C=O sekitar 1700 cm–1
4. C≡C sekitar 2200 cm–1

Jadi urutan yang tepat bilangan gelombang dari terendah ke tertinggi: (3) < (4) < (1) <
(2).
Jawaban yang tepat B

Soal KSN-K 2022 – No. 14

Sebanyak 156 g sampel unsur X direaksikan dengan silikon, menghasilkan 268,3 g


senyawa X3Si4 murni. Jika massa atom relatif silikon 28,086, maka massa atom relatif X
adalah ….

A. 58, 71
B. 52,02
C. 54,95
D. 47,95
E. 55,85

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 14

Dalam kasus ini, unsur X bereaksi dengan Si untuk membentuk senyawa X 3Si4. Oleh
karena itu, perbandingan antara massa unsur X dan Si dalam senyawa tersebut adalah
3:4 atau dapat dimaknai dalam senyawa X 3Si4  terdapat 3 mol X dan 4 mol S.

mM di sini simbol dari massa molar.

(mM X × 3 mol) + (mM Si × 4 mol) = 268,3 g


(mM X × 3 mol) + (28,086 g/mol × 4 mol) = 268,3 g
(mM X × 3 mol) + 112,344 g = 268,3 g
mM X × 3 mol = 268,3 g – 112,344 g
mM X × 3 mol = 155.956 g
mM X = (155.956 g) / (3 mol)
mM X = 51.985 g/mol

Jari Ar S = 51,986 atau jawaban yang paling mendekati adalah 52,02

Jawaban yang tepat B

Soal KSN-K 2022 – No. 15

Di antara molekul di bawah ini yang memiliki ikatan antara C–O yang paling panjang
adalah ….

A. CO
B. CO2
C. CO32–
D. OCN–
E. CH3OH

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 15


Dalam soal ini yang dimaksud adalah ikatan antara C dan O, jadi bisa saja ikatan antara
C dan O berupa ikatan tunggal, ikatan dobel, atau ikatan tripel. Untuk itu perlu diketahui
struktur Lewis setiap molekul/ion.

Prinsip yang panjang ikatan antaratom dalam molekul atau ion:


Ikatan tripel < ikatan dobel < ikatan tunggal.

Dari ke-5 molekul/ion tersebut, yang memiliki ikatan antara C dan O paling panjang
adalah CH3OH karena C–O di molekul ini berikatan tunggal. Sementara dalam
CO32– terdapat struktur resonansi sehingga panjang ikatan C–O relatif lebih pendek
dibanding C–O dalam CH3OH.

Urutan dari panjang ikatan yang terpendek ke yang terpanjang dari molekul/ion:
CO < CO2 < OCN– < CO32– < CH3OH

Jawaban yang tepat E.

Soal KSN-K 2022 – No. 16

Sebanyak 25,0 mL larutan Fe2+ 0,0500 M dititrasi menggunakan larutan Ce4+ 0,0500 M.


Potensial sistem ketika titik ekivalen adalah ….
(E° (Fe3+|Fe2+) = 0,767 V; (E° (Ce4+|Ce3+) = 1,47 V;

A. 1,23 V
B. 0,70 V
C. 1,12 V
D. 2,24 V
E. 1,52 V

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 16

Potensial sistem ketika titik ekuivalen tercapai berlaku:

Etitik ekuivalen = [(n eFe × E°Fe) + (n eCe × E°Ce)]/(n eFe + n eCe)


Etitik ekuivalen = [(1 × 0,767 V)+(1 × 1,47 V)]/(1 + 1)
Etitik ekuivalen = [2,237 V]/(2)
Etitik ekuivalen = 1,1185 V

Keterangan: n e = jumlah transfer elektron yang terjadi pada pasangan spesi.

Jawaban yang tepat C.

Soal KSN-K 2022 – No. 17

Diketahui isotop 82Br memiliki waktu paruh 1000 menit. Jika anda memerlukan 82Br
sebanyak 1,0 g sedangkan waktu pengiriman sampel selama 2 hari, maka
massa 23Na82Br minimum yang harus anda pesan adalah ….
A. 2,0 g
B. 5,8 g
C. 7,4 g
D. 11,8 g
E. 9,4 g

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 17

Waktu paruh peluruhan radioaktif adalah waktu yang diperlukan oleh inti radioaktif untuk
meluruh hingga aktivitasnya menjadi setengah aktivitas mula-mula.

Rumus peluruhan radioaktif:

Nt = N0 × (1/2)t/t1/2

Keterangan :
Nt = jumlah zat radioaktif tersisa
N0 = jumlah zat radioaktif mula-mula
t=waktu peluruhan
t1/2= waktu paruh

Jika diperlukan 1 g 82Br, maka massa 82Br mula-mula maka


t = 2 hari × 24 jam/hari × 60 menit/jam = 2880 menit

Nt = N0 × (1/2)t/t1/2


1 g = N0 × (½)(2880/1000)
1 g = N0 × (½)(2,88)
1 g = N0 × 0,13584
N0 = 7,36 g

Na memiliki massa molar 23 g/mol


23

Br memiliki massa molar 82 g/mol


82

Massa molar (mM) 23Na82Br = 23 + 82 = 105 g/mol

(m 23Na82Br) / (mM 23Na82Br) = (m 82Br) / (mM 82Br)

m (23Na82Br) = [(mM (23Na82Br) / (mM 82Br)] × m 82Br

m (23Na82Br) = ((105 g/mol) /(82 g/mol)) × 7,36 g

m (23Na82Br) = 1,28 × 7,36 g

m (23Na82Br) = 9,4208 g

Jadi massa 23Na82Br yang perlu dipesan adalah 9,4208 g.

Jawaban yang tepat E

Soal KSN-K 2022 – No. 18


Suatu senyawa optis aktif, Y, dengan rumus molekul C 7H12 memberikan hasil positif
ketika direaksikan dengan larutan KMnO4  encer dingin dan spektrum IR memberikan
serapan lebar pada 3300 cm-1 . Ketika Y mengalami reaksi hidrogenasi katalitik,
dihasilkan Z (C7H16) dan Z juga bersifat optis aktif. Struktur Y adalah ….

A. CH3CH2CH(CH3)CH2C≡CH
B. CH3CH2CH2CH2CH2C≡CH
C. (CH3)2CHCH2CH2C≡CH
D. CH3CH2CH(CH3)C≡CCH3
E. CH2=CHCH(CH3)CH2C≡CH

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 18

Senyawa optis aktif Y yang memberikan hasil positif (warna ungu menjadi bening) ketika
direaksikan dengan KMnO4  encer dingin menunjukkan adanya ikatan rangkap atau
ikatan triple. Senyawa optis aktif Y dengan rumus molekul yang memberikan
peregangan IR pada 3300 cm–1 menunjukkan bahwa senyawa tersebut
mengandung gugus alkuna. Senyawa ini pada hidrogenasi katalitik menghasilkan
senyawa Z dengan rumus molekul C7H16. Produk terhidrogenasi menambahkan empat
hidrogen ke senyawa Y. Hal ini menegaskan bahwa senyawa tersebut mengandung
gugus alkuna yang pada hidrogenasi membutuhkan dua mol molekul hidrogen dan
menghasilkan alkana sebagai produk aktif optik. Reaksi ditunjukkan di bawah ini.

Jadi struktur Y yang paling mungkin adalah CH 3CH2CH(CH3)CH2C≡CH (4-metilheks-1-


una)

Jawaban yang tepat A.

Soal KSN-K 2022 – No. 19

Sebanyak 4,500 gram sampel dilarutkan di dalam labu takar 100 mL. Larutan ini dibagi
dua, masing-masing sekitar 50 mL, ke dalam dua buah gelas kimia yang diberi label A
dan B. Larutan dari gelas kimia A diencerkan dengan aqua dm hingga volumenya
menjadi 250 mL. Kemudian larutan ini dipipet 10,0 mL dan diencerkan dalam labu takar
100,0 mL dan ditandabataskan.

Sebanyak 25,0 mL larutan terakhir ini dianalisis dan ditemukan bahwa larutan ini
mengandung tembaga dengan konsentrasi 1,8 ppm. Kadar tembaga (dalam %b/b) yang
ada dalam sampel adalah ….

A. 8,00%
B. 0,20%
C. 0,50%
D. 0,05%
E. 1,80%

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 19

Ilustrasi pengenceran larutan sampel.


Jawaban yang tepat B.

Soal KSN-K 2022 – No. 20

Berikut merupakan inti atom yang dikategorikan sebagai NMR aktif, atau dapat dideteksi
oleh NMR, kecuali…

A. 13C
B. 1H
C. 15N
D. 12C
E. 19F

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 20

Inti atom yang dikategorigan sebagai NMR aktif biasanya memiliki jumlah proton/neutron
genap.

Berikut ini beberapa aturan umum yang berlaku untuk kasus tertentu spin:

1) Genap/Genap.
Inti yang mengandung proton dan neutron yang berjumlah genap memiliki spin = 0 dan
oleh karena itu ia tidak memiliki momen magnetik sehingga tidak dapat dideteksi oleh
NMR.  
Contohnya termasuk 4He, 12C, 16O dan 32S.

2) Ganjil/Ganjil.
Inti yang mengandung jumlah proton maupun neutron ganjil memiliki spin yang bilangan
bulat positif. Contohnya termasuk 14N (spin = 1), 2H (deuterium, spin = 1), dan 10B (spin =
3).

3) Lainnya .
Inti yang mengandung jumlah proton/neutron ganjil/genap atau genap/ganjil semuanya
memiliki putaran x per dua (faktor per-dua).
Contohnya termasuk 1H (spin = 1/2), 17O (spin = 5/2), 19F (spin = 1/2), 23Na (spin = 3/2),
dan 31P (spin = 1/2).

Karena inti atom 12C spin = 0, tidak memiliki momen magnetik sehingga tidak dapat
dideteksi oleh NMR. Namun, inti atom 13C, 1H, 15N, dan 19F memiliki momen magnetik
sehingga dapat dideteksi oleh NMR.

Jadi inti atom yang tidak dapat dideteksi oleh NMR adalah 12C.

Jawaban yang tepat D.

Soal KSN-K 2022 – No. 21


50,0 mL C3H8O3 ditambahkan ke dalam 500,0 mL air pada suhu 50°C. Pada suhu ini
tekanan uap dan densitas air secara berturut-turut adalah 92,5 torr dan 988 g/L. Jika
densitas C3H8O3 1260 g/L. Perubahan tekanan uap larutan adalah…
(1 torr = 1 mmHg, 1 atm = 760 torr, 1 atm = 101325 Pa)

A. ∆P = 0,003 atm; P = 12028 Pa


B. ∆P = 0,03 atm; P = 10305 Pa
C. ∆P = 0,003 atm; P = 12159 Pa
D. ∆P = 0,03 atm; P = 12032 Pa
E. ∆P = 300 Pa; P = 12159 Pa

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 21

Massa molar (mM) C3H8O3 = 92 g/mol


Massa molar (mM) H2O = 18 g/mol

massa C3H8O3 = 50 mL C3H8O3 × densitas C3H8O3


massa C3H8O3 = 50 mL/(1000 mL/L) ×  1260 g/L
massa C3H8O3 = 63 g

n C3H8O3 = massa C3H8O3 / mM C3H8O3


n C3H8O3 = (63 g) / (92 g/mol)
n C3H8O3 = 0,685 mol

n H2O = massa H2O / mM H2O


n H2O = (500 mL × 988 g/1000 mL ) / (18 g/mol)
n H2O = 27,444 mol

Menghitung fraksi mol C3H8O3 dalam larutan


X C3H8O3 = (n C3H8O3) / (n C3H8O3 + n H2O)
X C3H8O3 = (0,685 mol) / (0,685 mol + 27,444 mol)
X C3H8O3 = (0,685 mol) / (28,463 mol)
X C3H8O3 = 0,024352

Menghitung ∆P
∆P = P0 pelarut × X C3H8O3
∆P = 92,5 torr × X 0,024352
∆P = 2,25257 torr

Konversi satuan torr ke atm


2,25 torr = 2,25 torr × 1/760 atm/torr
2,25 torr = 0,002961 atm → 0,003 atm

Menghitung P larutan
P larutan = P0 pelarut × X H2O
P larutan = 92,5 torr × (1 – 0,024352)
P larutan = 92,5 torr × 0,975647908
P larutan = 90,24743 torr

Konversi satuan torr ke Pa


90,24743 torr = 90,24743 torr × 1/760 atm/torr × 101325 Pa/atm
90,24743 torr = 12032,00111 Pa
Jawaban yang tepat D

Soal KSN-K 2022 – No. 22

Untuk menghasilkan larutan bufer dengan pH 4, massa NaF yang harus ditambahkan ke
dalam 2,0 L larutan HF 0,10 M adalah… (pKa HF = 3,1, mM Na = 23 g/mol dan F = 19
g/mol)

A. 1,79
B. 11,13
C. 33,35
D. 53,33
E. 66,69

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 22

Komponen dalam larutan terdiri NaF dan HF , ini merupakan larutan penyangga asam.

Berlaku:

pH = pKa + log ([NaF] / [HF])


4 = 3,1 + log ([NaF] / [HF])
4 – 3,1 =  log ([NaF] / [HF])
0,9 =  log ([NaF] / [HF])
[NaF] / [HF] = 100,9
[NaF] / [HF] = 7,94 (hasil pembulatan)

Diketahui [HF] = 0.1 M

[NaF] / [HF] = 7,94


[NaF] / 0,1 M = 7,94
[NaF] = 0,1 M × 7,94
[NaF] = 0,794 M

n NaF dalam 2 L larutan = [NaF] × 2 L


n NaF dalam 2 L larutan = 0,794 M × 2 L
n NaF dalam 2 L larutan = 1,588 mol

Massa Molar NaF = (23 + 19) g/mol = 42 g/mol

Massa NaF = n NaF × massa molar NaF


Massa NaF = 1,588 mol × 42 g/mol
Massa NaF = 66,696 g

Jawaban yang tepat E.

Soal KSN-K 2022 – No. 23


Suatu basa lemah dengan konsentrasi 0,120 M (pKb = 4,20) dititrasi dengan larutan
asam klorida 0,300 M. Tepat saat titran, pH pada titik ekivalen adalah…

A. 8,4
B. 7,0
C. 6,3
D. 5,4
E. 3,7

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 23

Pada titik ekuivalen terbentuk garam terhidrolisis. Komponen garam yang dapat
bereaksi dengan air adalah kation dari basa lemah sehingga larutan akan bersifat asam.

Reaksi: BOH + HCl → BCl + H2O

Misal volume BOH = 100 mL dengan [BOH] 0,12 M


maka n BOH = 100 mL × 0,12 M = 12 mmol

Karena basa lemah habis bereaksi maka n HCl = n BOH = 12 mmol.

Menghitung V HCl
n HCl = V HCl × [HCl]
12 mmol = V HCl × 0,30 M
V HCl = 12 mmol / 0,30 M
V HCl = 40 mL

Secara stoikiometri maka n garam BCl = n HCl = n BOH = 12 mmol

[BCl] = (n BCl) / V campuran


[BCl] = (12 mmol) / (100 + 40)mL
[BCl] = (12 mmol) / 140 mL
[BCl] = 0,0857 M

Perhitungan pH campuran yang berupa garam terhidrolisis


pH = ½ (14 – pKb – log [G])
pH = ½ (14 – 4,2 – log 0,0857)
pH = ½ (9,8 – (–1,067))
pH = ½ (9,8 + 1,067)
pH = ½ (10,867)
pH = 5,4335

Jadi jawaban yang tepat D

Soal KSN-K 2022 – No. 24

Boron monoksida merupakan salah satu oksida boron yang berwujud gas.
Berikut adalah reaksi pembentukan gas BO:
B(s) + ½ O2(g) ⇌ BO(g)         Kp = 5,025 pada 25 °C

Pada 25 °C sebanyak 10 g boron direaksikan dengan gas oksigen dengan tekanan 10


atm dalam wadah 2 L. Massa boron pada saat kesetimbangan tercapai adalah… (mM B
= 11 g/mol, O = 16 g/mol)

A. 0,29 g
B. 5,23 g
C. 8,34 g
D. 1,66 g
E. 0,88 g

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 24

Skenario penyelesaian:

1. Menghitung n B awal
2. Menghitung tekanan parsial dari O2 saat bereaksi
3. Menghitung n O2 saat bereaksi
4. Menghitung n B saat bereaksi
5. Menghitung sisa n B saat kesetimbangan tercapai.

Menghitung nB awal reaksi

n B = (m B) / (mM B)
n B = (10 g) / (11 g/mol)
n B = 0,91 mol

Persamaan reaksi kimia yang diberikan:


B(s) + ½ O2(g) ⇌ BO(g)
2B(s) + O2(g) ⇌ 2BO(g)

Kp adalah konstanta kesetimbangan tekanan parsial, yang dapat dihitung sebagai


berikut:

Kp = (P BO) / [(P O2) ½]

dengan P BO dan P O2 adalah tekanan parsial BOdan O2 pada saat kesetimbangan. B


berwujud padat tidak dipertimbangkan dalam kaitan dengan nilai K p.

Kp = (P BO) / [(P O2) ½]

Kp2 = (P BO)2 / [(P O2)]


Kp2 = (P BO)2 / [(P O2)]
(5,025)2 = (2x)2 / (10 – x)
25,250625 = 4x2 /(10 – x)
25,250625 (10 – x) = 4x2
252,50625 – 25,250625  x = 4x2
4x2 + 25,250625 x – 252,50625 = 0
Dari hasil hitung menggunakan rumus ABC akar persamaan kuadrat diperoleh x =
5,39288 atm

Jadi saat kesetimbangan tercapai:


P O2 = (10 – 5,39288) atm
P O2 = 4,607120 atm

Menghitung n O2 saat bereaksi dengan tekanan 5,39288 atm

PV = nRT
n O2 = PV / RT
n O2 = (5,39288 atm x 2 L) / (0,08206 L atm K –1 mol–1 x 298 K)
n O2 = 0,44112 mol (hasil pembulatan)

Secara stoikiometri n B saat bereaksi:


n B = 2 × n O2
n B = 2 × 0,44112 mol
n B = 0,88224 mol

n B saat setimbang = n B awal – n B yang bereaksi


n B saat setimbang = 0,91 mol – 0,88224 mol
n B saat setimbang = 0,02776 mol

Massa boron pada saat kesetimbangan:

m B = nB setimbang × massa molar B


m B = 0,02776 mol × 11 g/mol
m B = 0,30536 g

Jadi, massa boron pada saat kesetimbangan adalah = 0,30536 g.

Jawaban yang paling mendekati A.

Soal KSN-K 2022 – No. 25

Produk utama dari serangkaian reaksi berikut adalah ….

A. 3-metilheksanal
B. 4-metil-1-heksanol
C. 4,10-dimetildodekan-6,7-dion
D. 4-metilheksanal
E. 4,10-dimetildodekan-6,7-diol

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 25

Reaksi i) merupakan reaksi adisi pada alkuna dengan menggunakan logam Li terlarut
dalan NH3 menghasilkan trans-alkena.
Reaksi ii) merupakan reaksi ozonolisis alkena yang diikuti oleh penataan ulang.
Karenanya secara keseluruhan dalam ozonolisis, ozon bereaksi dengan alkena (hasil
reaksi pertama) membentuk ozonoida primer.

Reaksi iii) Ozonida primer ditata ulang menjadi ozonida sekunder, yang membentuk
senyawa karbonil dengan Zn dalam asam asetat.

Jawaban yang tepat D.

Soal KSN-K 2022 – No. 26

Dinding eritrosit (sel darah merah) bersifat permeabel terhadap air. Dalam larutan
garam, eritrosit akan berkerut jika konsentrasi garamnya tinggi dan mengembang jika
konsentrasi garamnya rendah. Percobaan menggunakan larutan garam NaCl dengan
titik beku –0,046 °C menunjukkan eritrosit tidak mengembang maupun mengkerut. Jika
densitas larutan garam pada suhu tersebut 997,77 kg/m 3, tekanan osmosis larutan di
dalam eritrosit adalah… (Diketahui Kf air = 1,86 °C/m)

A. 114,2 torr
B. 228,5 torr
C. 456,8 torr
D. 512,5 torr
E. 371,6 torr

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 26

Tekanan osmotik adalah tekanan minimum yang perlu diterapkan pada larutan untuk
mencegah aliran masuk pelarut murni melintasi membran semipermeabel.

Skenario penyelesaian:

1. Hitung molalitas dari ∆Tf yang diketahui


2. Hitung volume
3. Hitung n/V atau konsentrasi
4. Hitung tekanan osmostik
5. Konversi satuan tekanan atm ke torr

Menghitung molalitas larutan:


∆Tf = T pelarut – T larutan
∆Tf = 0 – (–0,046 oC)
∆Tf = 0,046 oC

Reaksi disosiasi: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq)

Dalam larutan NaCl terdapat 2 ion (i = 2)

∆Tf = i. Kf . m
0,046 oC = 2. 1,86 °C/molal . m
0,046 oC = 3,72 °C/molal . m
m = 0,046 / 3,72 molal
m = 0,012365591 molal (hasil pembulatan)
m = 0,012365591 mol/kg

Konversi densitas dengan satuan kg/L


densitas larutan garam 997,77 kg/m3
997,77 kg/m3 = 997,77 kg/m3 × 10–3 m3/L
997,77 kg/m3 = 0,99777 kg/L

Konversi satuan molal ke molar


0,012365591 mol/kg = 0,012365591 mol/kg × 0,99777 kg/L
0,012365591 mol/kg = 0,012338016 mol/L

π = i.(n/V).R.T
π = 2×( 0,012338016 mol/L)×0,08205 atm.L.mol –1.K–1×298 K
π = 0,603351197 atm × 760 torr/atm
π = 458,5469098 torr

Jawaban C yang paling mendekati.

Soal KSN-K 2022 – No. 27

Senyawa Z dengan rumus molekul C10H13Cl memberikan sinyal pada spektrum 1H NMR
sebagai berikut: singlet (d 1,6 ppm); singlet (d 3,1 ppm); multiplet (d 7,2 ppm (5H));
Berdasarkan data tersebut, di antara struktur berikut yang paling tepat  untuk senyawa Z
adalah ….

A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 27

Jawaban yang tepat B

Soal KSN-K 2022 – No. 28

Suatu campuran yang mengandung 1 g boron, sejumlah gas oksigen dan boron
monoksida 1 L dan tekanan total 1 atm kesetimbangan pada T = 25 °C menurut reaksi:
B(s) + ½ O2(g) ⇌ BO(g)       Kp = 5,025    pada  25 °C

Jika volume wadah dikurangi setengahnya pada suhu tetap, pernyataan yang benar
saat kesetimbangan baru tercapai adalah…

A. tekanan parsial gas oksigen tidak berubah


B. tekanan total dalam wadah kurang dari 2 atm
C. mol gas BO bertambah
D. nilai tetapan kesetimbangan bertambah
E. massa campuran bertambah

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 28

Volume atau tekanan akan berpengaruh pada kesetimbangan untuk zat yang berwujud
gas. Bila volume dikurangi maka kesetimbangan akan menuju ke ruas yang total
koefisien gasnya lebih kecil. Dalam soal ini kesetimbangan bergeser ke kiri, namun
karena nilai Kp relatif besar maka reaksi tetap lebih mendukung pembentukan BO,
jumlahnya akan meningkat ketika kesetimbangan terbentuk kembali dalam wadah
volume yang dikurangi. Oleh karena itu, pilihan C benar.

Bila suhu tetap maka nilai tetapan kesetimbangan juga tetap, tetapi derajat disosiasi zat-
zatnya akan berubah dan oleh karena itu tekanan parsial gas akan mengalami
perubahan. Walau demikian tekanan total dalam wadah tidak berubah.

Bila dalam sistem campuran tidak ada massa zat yang diubah maka massa campuran
tidak berubah, tetap, tidak bertambah.

Jawaban yang tepat C.

Soal KSN-K 2022 – No. 29

Jika diketahui:

∆Hco C2H5OH = –1366,8 kJ/mol;


∆Hco CH3COOH = –872,4 kJ/mol;
∆Hfo C2H5OH = –269,29 kJ/mol;
∆Hfo CH3COOH  = –484,93 kJ/mol;
∆Hfo CH3CHO = –196,4 kJ/mol;
∆Hfo H2O = –285,82 kJ/mol; 

∆Ho reaksi 2C2H5OH(l) + O2(g) → 2CH3CHO(l) + 2H2O(l) adalah ….

A. –988,80 kJ/mol
B. –205,87 kJ/mol
C. –247,20 kJ/mol
D. –418,74 kJ/mol
E. –494,40 kJ/mol

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 29


Jawaban yang tepat D.

Soal KSN-K 2022 – No. 30

Suatu campuran yang mengandung klorobenzena (1 mol) dan asetanilida (1 mol)


direaksikan dengan Br2  (0,5 mol dengan adanya sedikit FeBr3). Produk utama dari
reaksi kompetitif ini adalah ….

A. 4-bromoasetanilida
B. 1-bromo-4-klorobenzena
C. 1-bromo-2-klorobenzena
D. 1-bromo-3-klorobenzena
E. 3-bromoasetanilida

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 30

Campuran yang mengandung klorobenzena (1 mol) dan asetanilida (1 mol) direaksikan


dengan Br2  (0,5 mol dengan adanya sedikit FeBr3) ini memang merupakan reaksi
kompetitif. Reaksinya adalah reaksi brominasi substitusi elektrofilik.

Karena ada reaktan klorobenzena dan asetanilida, maka perlu lebih dahulu
dibandingkan reaktivitasnya. Urutan umum reaktivitas terhadap reaksi substitusi
elektrofilik:
anilin > fenol > anisol > asetanilida > toluena > klorobenzena > fluorobenzena > asam
benzoat > benzaldehida > nitrobenzena.

Oleh karena itu reaksi kompetitif ini yang paling mungkin bereaksi adalah asetinilida.

Gugus asetamida pada asetanilida merupakan gugus pengarah orto dan para.


Posisi orto untuk Br kurang stabil dibanding posisi para, pada posisi orto terdapat
halangan sterik dari gugus asetamida, sementara pada posisi para relatif stabil tanpa
adanya halangan sterik. Oleh karena itu produk utama dari reaksi ini adalah 4-
bromoastenilida atau para-bromoastenilida.

Jawaban yang tepat A.

Soal KSN-K 2022 – No. 31

Karet alam terbentuk karena polimerisasi isoprena (2-metil-1,3-butadiena). Apabila


dilakukan reaksi hidrogenasi pada karet alam akan menghasilkan polimer…

A. Polietilena
B. Etilen-propilen kopolimer
C. Polivinil klorida
D. Poliester
E. Polipropilen

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 31

Jawaban yang tepat B


Soal KSN-K 2022 – No. 32

Larutan asam lemah dengan konsentrasi 0,05 M memiliki pH yang sama dengan larutan
asam nitrat 0,01 M, Ka asam lemah tersebut adalah….

A. 1,43 x 10–3
B. 1,67 x 10–3
C. 2,67 x 10–3
D. 2,50 x 10–3
E. 2,00 x 10–3

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 32

Menghitung [H+] dari HNO3 0,01 M 

HNO3 merupakan asam kuat sehingga berlaku:

[H+] = [HNO3]
[H+] = 0,01 M
[H+] = 10–2 M

Menghitung Ka asam lemah


pH asam lemah = pH HNO3  0,01 M
[H+] asam lemah = [H+] HNO3  0,01 M
[H+] asam lemah = 10–2 M

([H+] asam lemah)2 = Ka. [asam lemah]


Ka = ([H+] asam lemah)2 / [asam lemah]
Ka = (10–2)2 / (5 × 10–2)
Ka = (1 × 10–4) / (5 × 10–2)
Ka = 0,2 × 10–2
Ka = 2 × 10–3

Jawaban yang tepat D.

Soal KSN-K 2022 – No. 33

Suatu sampel etanol diketahui telah teroksidasi sebagian menjadi asam asetat.
Sebanyak 24,24 g sampel tersebut dibakar secara sempurna dan menghasilkan kalor
sebesar 595,37 kJ. Persen massa asam asetat dalam sampel tersebut adalah ….

Diketahui:
∆Hc° C2H5OH = –1366,6 kJ/mol;
∆Hc° CH3COOH = –872,4 kJ/mol.

A. 33,95%
B. 86,71%
C. 57,88%
D. 15,62%
E. 29,73%

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 33 

Untuk penyederhaan dalam persamaan digunakan simbol:


Et = etanol; asam asetat = Aa;
massa etanol = mEt;
massa asam asetat = mAa
jumlah etanol (mol) = nEt
jumlah asam asetat (mol) = nAa
mM = massa molar; q = kalor

Sesuai hukum kekekalan massa:


mEt + mAa = 24,24 g
mEt = 24,24 g – mAa

Menghitung jumlah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran etanol:

mMEt = 46 g/mol

nEt = mEt / mMEt


nEt = mEt / 46,07 g/mol
nEt = (24,24 - mAa) g / (46,07 g/mol)

∆HcEt = -1366,6 kJ/mol


q = nEt x ∆HcEt
q = [(24,24 - mAa) / 46,07] mol × (-1366,6 kJ/mol)

Menghitung jumlah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran asam asetat:


nAa = mAa / mMAa
nAa = mAa / 60,05 g/mol

∆HcAa = -872,4 kJ/mol


q = nAa × ∆HcAa
q = (mAa / 60,05 g/mol) × (-872,4 kJ/mol)

Karena pembakaran sempurna, maka jumlah kalor yang dihasilkan oleh etanol dan
asam asetat adalah sama dengan jumlah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran total
sampel (595,37 kJ):

595,37 = q dari etanol + q dari asam asetat

595,37 = [(24,24 – mAa) / 46,07] × (–1366,6) + (mAa / 60,05) × (–872,4)

595,37 x 46,07 x 60,05 = (-1366,6) x (24,24 - mAa) x 60,05 + (-872,4) x mAa x 46,07

1641575,27 = –98895,48 + 82576,4 mAa

1730470,75 = 82576,4 mAa


mAa = 1730470,75 / 82576,4

mAa = 20,96 g (hasil pembulatan)

Jadi massa asam asetat dalam sampel 20,96 g.

Menghitung persentase asam asetat dalam sampel:


% mAa = (mAa / total massa sampel) x 100%
% mAa = (20,96 g / 24,24 g) x 100%
% mAa = 86,71%

Jadi persentasi asam asetat dalam sampel sebesar 86,71%.

Jawaban yang tepat B

Soal KSN-K 2022 – No. 34

Waktu yang diperlukan untuk memanaskan 100 g es dengan suhu awal –10 °C hingga
mencapai suhu kamar (25 °C) dalam microwave dengan daya 600 W adalah…
(∆Hfus = 6 kJ/mol, cp es = 37,62 J mol–1 K–1, cp air = 75,31 J mol–1 K–1)

A. 1,33 menit
B. 1,27 menit
C. 1,22 menit
D. 0,93 menit
E. 0,41 menit

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 34

Menghitung jumlah mol es (n).


n = massa es / mM es
n = (100 g) / (18 g/mol)
n = 5,56 mol

Pemanasan es dari –10 °C menjadi 0 °C tanpa meleleh:


Q1 = n . ces . ΔT
Q1 = 5,56 mol × 37,62 J mol–1 K–1 × (0 °C – (–10) °C)
Q1 = 2.091,67 J

Energi yang diperlukan untuk melelehkan es menjadi air:


Q2 = n . ΔHfus
Q2 = 5,56 mol × 6 kJ/mol
Q2 = 33,36 kJ = 33.360 J

Energi yang diperlukan untuk memanaskan air dari 0 °C hingga suhu kamar 25 °C:
Q3 = n . cair . ΔT
Q3 = 5,56 mol × 75,31 J mol–1 K–1 × (25 °C – 0 °C)
Q3 = 10.468,09 J
Jadi, total energi (Qtotal) yang diperlukan:
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3
Qtotal = 2.091,67 J + 33.360 J + 10.468,09 J
Qtotal = 45.919,76 J

Waktu yang diperlukan untuk memanaskan benda dalam microwave

Qtotal = P . t → t =  Qtotal / P

P = microwave dan t = waktu yang diperlukan.

t =  Qtotal / P
t =  45.919,76 J / 600 W
t = 76,53 detik
t =  76,53 detik × 1 menit/60 detik
t =  1,2755 menit 

Jawaban yang tepat B.

Soal KSN-K 2022 – No. 35

Berikut diberikan data perubahan konsentrasi reaktan A seiring berjalannya waktu akibat
terjadinya reaksi 2A → 2B + C

Waktu (menit) [A] (mol/L)


0 1,00
10 0,59
20 0,37
30 0,22
40 0,13

Pernyataan yang tepat terkait laju reaksi di atas adalah ….

A. Laju rata-rata penguraian A selama 40 menit reaksi adalah 0,044 mol L –1 menit–1
B. laju sesaat bernilai konstan sepanjang waktu reaksi
C. laju reaksi rata-rata selama sepuluh menit pertama adalah empat kali lebih
lambat dari laju reaksi rata-rata selama sepuluh menit keempat
D. laju rata-rata pembentukan C selama 40 menit reaksi adalah 0,011 mol L –1 menit–
1

E. laju reaksi mencapai maksimum saat [A] = [B]

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 35

Reaksi yang diberikan adalah 2A → 2B + C.

A. Perhitungan laju rata-rata penguraian A selama 40 menit


laju rata-rata = –Δ[A] / Δt
laju rata-rata = –([A] akhir – [A] awal) / Δt
laju rata-rata = –(0,13 mol/L – 1 mol/L) / 40 menit
laju rata-rata = –(–0,87 mol/L) / 40 menit
laju rata-rata = 0,022 mol.L–1.menit–1
Pernyataan A tidak tepat.

B. Dari tabel hasil hitung laju sesaat tampak bahwa laju reaksi sesaat berubah-ubah,
tidak konstan. Karena konsentrasi reaktan A terus berkurang seiring berjalannya waktu,
dan konsentrasi produk B dan C meningkat, maka laju reaksi tidak konstan selama
waktu reaksi.
Pernyataan B tidak tepat.

C. Perbandingan laju reaksi 10 menit pertama dan 10 menit keempat:


Dari tabel:
10 menit pertama laju reaksi = 0,041 mol.L–1.menit–1,
10 menit keempat = 0,09 mol.L–1.menit–1,
hal ini dapat dimaknai bahwa laju reaksi 10 menit pertama hampir 4 kali lebih cepat dari
10 menit keempat.
Pernyataan C tidak tepat.

D. Pernyataan laju reaksi = – ½ Δ[A]/Δt = + ½ Δ[B]/Δt = +Δ[C]/Δt

Laju pembentuk C selama 40 menit reaksi = ½ laju penguraian A selama 40 menit


reaksi = ½ 0,022 mol.L–1.menit–1 = 0,011 mol.L–1.menit–1
Pernyataan D tepat.

E. Pernyataan yang menyatakan bahwa laju reaksi mencapai maksimum saat [A] = [B]
tidak benar karena laju reaksi bergantung pada konsentrasi reaktan, dan laju reaksi
akan terus melambat seiring berkurangnya konsentrasi reaktan.
Pernyataan E tidak tepat.

Jawaban yang tepat D.

Soal KSN-K 2022 – No. 36

Rasio kelarutan SrF2 dalam HNO3 0,1 M terhadap kelarutan SrF2 dalam air murni adalah
….
(Ksp SrF2 = 2,5 × 10–9 dan pKa HF  = 3,18)

A. 28,4
B. 2,4
C. 12,03
D. 15,93
E. 21,1

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 36


Rasio kelarutan adalah rasio kelarutan suatu senyawa dalam dua pelarut yang berbeda.
Dalam hal ini, akan ditentukan rasio kelarutan SrF 2 dalam HNO3 0,1 M terhadap
kelarutan SrF2 dalam air murni.

Rasio kelarutan = kelarutan SrF2 dalam HNO3 0,1 M : kelarutan SrF2 dalam air murni

Menghitung Kelarutan SrF2 dalam air murni:

Reaksi disosiasi SrF2


SrF2 ⇌ Sr2+ + 2F–

S = (Ksp/4)1/3

S = (2,5 × 10–9 / 4)1/3

S = (6,25 × 10–10)1/3

S = 8,55 × 10–4M

Menghitung Kelarutan SrF2 dalam HNO3 0,1 M


Reaksi disosiasi SrF2
SrF2 ⇌ Sr2+ + 2F–

Ketika dalam larutan HNO3 maka F– akan bereaksi dengan H+ dari HNO3 membentuk HF


yang merupakan asam lemah,

H+ + F– ⇌ HF  

Misal jumlah F– yang bereaksi sebanyak x mol/L, konsentrasi F– akan berkurang


sebanyak x mol/L dan [HF] terbentuk sebanyak x mol/L.

Ka HF  = ([H+][F– ]) / [HF ]

10–3,18 = (10–1 . (2S – x)) / x

10–3,18 . x = 10–1 . (2S – x)

10–2,18 . x = 2S – x

0,0066 x = 2S – x

1,0066 x = 2S

x = 2S/1,0066

Dari data Ksp SrF2 dan x = 2S/1,0066 dapat dihitung kelarutan SrF 2 dalam HNO3. 

Ksp SrF2 = [Sr2+ ][F–]2

2,5 × 10–9 = S (2S – x)2


2,5 × 10–9 = S (2S – [2S/1,0066])2

2,5 × 10–9 = S (2S[1 – 1/1,0066[)2

2,5 × 10–9 = S (2S[1,0066/1,0066 – 1/1,0066])2

2,5 × 10–9 = S (2S[0,0066/1,0066])2

2,5 × 10–9 = S (0,0131 S)2

2,5 × 10–9 = 0,000172 S3

S3 = (2,5 × 10–9)/ 0,000172

S3 = 1,45 × 10–5

S = (1,45 × 10–5)1/3

S = 2,44 × 10–2 M

Jadi kelarutan SrF2 dalam HNO3  0,1 M = 2,44 × 10–2 M dan kelarutan SrF2 dalam air
murni = 8,55 × 10–4M

Oleh karena itu rasio kelarutannya = 2,44 × 10–2 M : 8,55 × 10–4 M = 28,5

Jawaban yang tepat A.

Soal KSN-K 2022 – No. 37

Di antara rangkaian skema reaksi berikut yang dapat menghasilkan 2-aminopentana


murni adalah ….

A. II dan III
B. II
C. I
D. III
E. I dan II

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 37

Reaksi pertama merupakan reaksi substitusi nukleofilik yang hanya menghasilkan


pentana-2-aminium karena perbandingan jumlah 2-bromopentana dengan NH 3 adalah
1 : 1.

Reaksi akan menghasilkan 2-aminopentana murni bila perbandingan jumlah 2-


bromopentana dengan NH3 adalah 1 : 2.

Reaksi kedua dapat menghasilkan 2-aminopentana. 


Anion azida (N3– ) merupakan nukleofil yang sangat baik.
Tahap pertama dengan perbandingan 1:1, 2-bromopentana dan natrium azida akan
menghasilkan pentana-2-azida.
Tahap kedua pentana-2-azida bereaksi LAH (Lithium aluminium hydride) dalam Et2O
(dietileter).

Reaksi ketiga dapat menghasilkan 2-aminopentana.


Dalam reaksi ini, ftalimida direaksikan kalium hidroksida (KOH) untuk membentuk kalium
ftalimida. Kalium ftalimida kemudian direaksikan dengan 2-bromopentana, untuk
membentuk N-pentil ftalimida. N-pentil ftalimida kemudian dihidrolisis dengan hidrazin
(NH2NH2) untuk menghasilkan 2-aminopetana.

Jawaban yang tepat A.

Soal KSN-K 2022 – No. 38

Suatu enzim memiliki tiga residu katalitik, yaitu asam aspartat (Asp), histidin (His), dan
serin (Ser). Mekanisme reaksi yang dikatilisis oleh enzim tersebut ditunjukkan dalam
gambar di bawah ini.

Gambar di bawah ini menunjukkan struktur tripeptida yang dilarutkan dalam air.

Berdasarkan jenis reaksinya, enzim tersebut merupakan ….

A. oksidoreduktase
B. ligase
C. hidrolase
D. transferase
E. isomerase

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 38

Enzim merupakan katalis, yang mempercepat reaksi dengan menurunkan energi


aktivasi dari reaksi kimia. Berdasarkan gambar mekanisme reaksi, enzim dengan triade
katalitik terlibat dalam reaksi hidrolisis, di mana substrat dipecah menjadi dua bagian
dengan bantuan molekul air.

Mekanisme reaksi yang dilakukan oleh enzim tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:

Substrat diikat pada situs aktif enzim melalui interaksi nonkovalen.


Ser dari triade katalitik menyerang substrat, membentuk intermediate akiral yang stabil.
His dari triade katalitik menarik proton dari Ser, memperkuat kemampuan Ser sebagai
nukleofil.
Asp dari triade katalitik menarik proton dari molekul air, membentuk ion hidroksida
(OH–).
Ion hidroksida menyerang intermediate akiral, membentuk produk yang diinginkan.
Produk dilepaskan dari situs aktif enzim.
Jadi, jenis reaksi yang dikatalisis oleh enzim dengan triade katalitik ini adalah reaksi
hidrolisis dan enzimnya dikategorikan enzim hidrolase.

Jawaban yang tepat C.

Soal KSN-K 2022 – No. 39

Es krim dapat membeku pada temperatur kurang dari –3°C. Es batu yang digunakan
untuk mendinginkan es krim memiliki suhu –12°C   akan tetapi kontak dengan es krim
membuat es batu meleleh pada suhu 0°C (tidak cukup dingin untuk membuat es krim
membeku). Agar es batu tidak cepat meleleh, air untuk membuat es batu ditambahkan
NaCl. Jika titik beku es batu –6,50 °C. Perbandingan garam dan air yang digunakan
untuk membuat es batu dan biaya yang dibutuhkan untuk membeli garam jika digunakan
4,5 kg es batu adalah… (1 kg garam = Rp. 40.000; nilai Kf air = 1,86  °C/m)

16. 1/10, Rp 16.000;


17. 1/5, Rp 30.000;
18. 1/4, Rp 45.000;
19. 1/5, Rp 36.000;
20. 1/10, Rp 18.000;

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 39

Untuk mencari perbandingan garam dan air yang digunakan untuk membuat es batu,
pertama-tama kita harus menghitung molalitas larutan NaCl yang dibutuhkan
menggunakan rumus:

ΔTb = Kf × m × i

ΔTb = perubahan titik beku ((0°C) – (–6,5°C) = 6,50°C)


Kf = tetapan krioscopik air (1,86°C/m)
m = molalitas larutan NaCl
i = 2 (faktor van't Hoff dari NaCl)

Maka,
m = ΔTb / (Kf × i)
m = 6,5 / (1,86 × 2)
m = 1,7 mol/kg 

Jumlah mol NaCl yang dibutuhkan untuk membuat 4,5 kg larutan NaCl dengan molalitas
1,7 mol/kg adalah:
mol NaCl = molalitas × massa pelarut (kg)
mol NaCl = 1,7 mol/kg × 4,5 kg
mol NaCl = 7,65 mol

Jumlah garam yang dibutuhkan adalah:


massa NaCl = jumlah mol x massa molar
massa NaCl = 7,65 mol × 58,45 g/mol
massa NaCl = 447,1425 g
massa NaCl = 447,1425 g × 1 kg/1000 g
massa NaCl = 0,4471425 kg
massa NaCl = 0,450 kg (hasil pembulatan)

Asumsi harga garam adalah Rp. 40.000/kg, maka biaya yang dibutuhkan untuk membeli
garam adalah:
biaya = harga x massa = Rp. 40.000/kg × 0,450 kg = Rp. 18.000

Perbandingan garam dan air yang digunakan untuk membuat es batu


Massa NaCl : massa air = 0,45 kg : 4,5 kg
Massa NaCl : massa air = 1 : 10

Jadi, perbandingan garam dan air yang digunakan untuk membuat es batu 1: 10 dan
harga garam yang dibutuhkan Rp. 18.000.

Jawaban yang tepat D.

Soal KSN-K 2022 – No. 40

Tekanan uap jenuh air pada T = 25 oC adalah 3,1690 kPa dan entalpi penguapan molar
air adalah 40,65 kJ/mol. Sebanyak 100 mL air dimasukkan ke dalam wadah vakum
dengan volume 10 L pada suhu 60 oC. Massa uap air saat kesetimbangan tercapai
adalah …. (Asumsikan bahwa volume cairan dapat diabaikan)

A. 0,231 g
B. 0,274 g
C. 1,157 g
D. 0,207 g
E. 1,294 g

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 40

Penentuan tekanan uap air pada suhu 60 °C menggunakan persamaan Clausius-


Clapeyron:

ln(P2/P1) = (∆Hvap/R) x ((1/T1) - (1/T2))

dengan:
P1 = tekanan uap jenuh pada suhu T1 = 3,169 kPa
T1 = 25 °C = 298 K
T2 = 60 °C = 333 K
∆Hvap = entalpi penguapan molar air = 40,65 kJ/mol = 40.650 J/mol
R = konstanta gas umum = 8,314 J/(mol·K)

Substitusi nilai:

ln(P2/3,169 kPa) = (40,65 kJ/mol / 8,314 J/(mol·K)) × ((1/298 K) – (1/333 K))

ln(P2/3,169 kPa) = 1,72448


P2/3,1690 kPa = e1,72448

P2/3,1690 kPa = 5,6096

P2 = 5,6096 × 3,1690 kPa

P2 = 17,777 kPa

Jadi, tekanan uap air pada suhu 60 °C adalah 17,777 kPa

Ketika air ditempatkan di dalam wadah vakum, tekanan total pada kesetimbangan akan
sama dengan tekanan uap air pada suhu 60 °C. Oleh karena itu, tekanan total dalam
wadah adalah 17,777 kPa.

Penentuan n gas pada suhu 60 °C dengan menggunakan rumus:

PV = nRT

dengan:
P = tekanan total = 17,78 kPa
V = volume gas = 10 L
n = jumlah mol gas uap air
R = konstanta gas umum = 8,314 J/(mol·K)
T = suhu = 60 °C = 333 K

Substitusi nilai menjadi:


n = PV/(RT)
n = (17,777 kPa × 10 L) / (8,314 J/(mol·K) × 333 K)
n = 0,06421 mol

massa gas uap air = n air x mM air


massa gas uap air = 0,06421 mol × 18 g/mol
massa gas uap air = 1,156 g

Jadi, massa uap air yang terbentuk pada kesetimbangan adalah 1,156 g.

Jawaban yang tepat C.

Soal KSN-K 2022 – No. 41

Karbon monoksida (mM = 28,01 g/mL) dalam darah dapat ditentukan dengan
menempatkan sampel darah yang sudah encer dan diasamkan dalam kamar Conway.
Dalam sistem ini CO berdifusi ke dalam PdCl 2. Reaksi yang terjadi adalah:

Pd2+ + 2H2O + CO ⇌ Pd + H3O+ + CO2

H3O+ yang dihasilkan dititrasi dengan larutan NaOH 0,0230 M. Sebagai blanko


digunakan air dan diperlukan dengan cara yang sama.
Hitunglah % volume (mL CO setiap 100 mL darah), jika 1,5 mL sampel memerlukan
0,74 mL titran sementara itu blanko memerlukan 0,52 mL. Anggap CO merupakan gas
ideal pada STP.
A. 4,52%
B. 0,12%
C. 2,15%
D. 1,58%
E. 3,78%

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 41

Dalam reaksi tersebut, H3O+ dihasilkan dari reaksi antara Pd2+, H2O, dan CO. Oleh
karena itu, jumlah H3O+ yang dihasilkan setara dengan jumlah CO yang bereaksi.

Dapat dihitung jumlah mol H3O+ dari larutan NaOH yang digunakan untuk menetralkan
asam yang dihasilkan dari reaksi tersebut.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Hitung jumlah mol NaOH yang digunakan untuk menetralkan H 3O+ yang dihasilkan dari
1,5 mL sampel:
Jumlah mol NaOH = 0,0230 M x 0,74 mL = 0,0172 mmol

Hitung jumlah mol NaOH yang digunakan untuk menetralkan H 3O+ dari blanko:
Jumlah mol NaOH = 0,0230 M x 0,52 mL = 0,01196 mmol

Hitung selisih jumlah mol NaOH antara sampel dan blanko:


Jumlah mol NaOH dari sampel - jumlah mol NaOH dari blanko = 0,0172 mmol - 0,01196
mmol = 0,00506 mmol

Hitung jumlah mol H3O+ yang dihasilkan dari reaksi tersebut juga setara dengan jumlah
mol NaOH maka jumlah mol H3O+ yang dihasilkan adalah 0,00506 mmol.

Hitung jumlah mol CO yang bereaksi:


Jumlah mol CO yang bereaksi juga sama dengan jumlah mol H 3O+, yaitu 0,00506 mmol
atau 0,00000506 mol.

Hitung volume CO dalam darah:


Satu mol gas pada kondisi standar (STP) memiliki volume 22,4 L.
Oleh karena itu, volume CO yang bereaksi adalah:

0,00000506 mol x 22,4 L/mol = 0,00011334 L atau 0,113344 mL

Persentase volume CO dalam darah adalah:


0,113344 mL CO / 100 mL darah x 100% = 0,113344 %

Jadi, persentase volume CO dalam darah adalah 0,113344 %, jawaban yang paling
mendekati hasil hitung adalah 0,12 %

Jawaban yang tepat B

Soal KSN-K 2022 – No. 42


Nilai ∆Hf° O3(g) = 142,2 kJ/mol, pernyataan berikut yang benar adalah…

A. Reaksi pembentukan O3(g) dari unsur bebasnya spontan pada semua rentang
temperatur
B. Reaksi pembentukan O3(g) dari unsur bebasnya tidak spontan hanya pada
temperatur tinggi
C. Reaksi pembentukan O3(g) dari unsur bebasnya tidak spontan pada semua
rentang temperatur
D. Reaksi pembentukan O3(g) dari unsur bebasnya spontan hanya pada temperatur
tinggi
E. Reaksi pembentukan O3(g) berlangsung sangat lambat

Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 42

Diketahui nilai ∆Hf° O3(g) = 142,2 kJ/mol. Reaksi pembentukan derajat ketidakteraturan
(∆S) bernilai – atau dengan kata lain derajat keteraturannya +.

Pada reaksi ini ∆H bernilai + dan ∆S bernilai – maka hasil hitung ∆G akan bernilai +
sehingga pada suhu/temperatur berapapun reaksinya bersifat tidak spontan.

Jawaban yang tepat C.

Soal KSN-K 2022 – No. 43

Konsentrasi ion Cu2+ di dalam larutan dapat ditentukan titrasi iodometri. Pada titrasi
iodometri, larutan tiosulfat dibakukan dengan larutan standar dikromat. Dari pembakuan
Na2S2O3, diperoleh konsentrasi Na2S2O3 sebesar 0,1021 M.

Untuk penentuan kadar tembaga dalam sampel, sebanyak 0,6300 gram sampel
tembaga dilarutkan ke dalam labu takar 100,0 mL. Kemudian 25,00 mL larutan ini
dipipet dan ditambahkan 10 mL KI 10% dan 5 mL H 2SO4 2M.

Cu2+ akan mengalami reduksi menjadi CuI dan I– akan teroksidasi menjadi I2.
Selanjutnya, campuran tersebut dititrasi dengan larutan Na 2S2O3 yang telah dibakukan,
di dalam labu titrasi sampai warna coklat I 2 hampir hilang kemudian ditambahkan 2 mL
amilum 0,2%.

Titrasi dilanjutkan sampai terlihat endapan putih susu dan titrasi dilakukan duplo. Dari
titrasi ini, diperoleh volume titrasi 1 dan 2 berturut-turut 22,4 dan 22,6 mL.

Ion tiosulfat akan bereaksi dengan I2 membentuk  S4O62– dan I–.


Kadar Cu2+ (dalam %b/b) di dalam sampel adalah…

A. 91,34%
B. 90,55%
C. 92,62%
D. 94,69%
E. 89,22%
Pembahasan Soal KSN-K 2022 – No. 43

Reaksi utama yang terjadi pada titrasi iodometri dalam soal ini:

2Cu2+ + 4KI → 2CuI2 + 4K+

2CuI2 → 2CuI + I2

I2 + 2Na2S2O3 → Na2S4O6 + 2NaI

Reaksi net:

2Cu2+ + 4KI + 2Na2S2O3 → 4K+ + 2CuI + Na2S4O6 + 2NaI

Dari reaksi ini nampak bahwa jumlah ekuivalen Na 2S2O3 = jumlah ekuivalen
Cu2+. Artinya jumlah Cu2+ yang bereaksi sama dengan jumlah mol Na2S2O3 yang
digunakan.

Menentukan jumlah mol Na2S2O3 yang digunakan:

n Na2S2O3 = [Na2S2O3] × V Na2S2O3


n Na2S2O3 = 0,1021 M × 0,0225 L
n Na2S2O3 = 0,00229725 mol

Jumlah ekuivalen Cu2+ = jumlah ekuivalen Na2S2O3

n Cu2+ = n Na2S2O3
n Cu2+ = 0,00229725 mol

Menghitung massa Cu2+ dalam 25 mL sampel


massa Cu2+ dalam 25 sampel = n Cu2+ × massa molar Cu
massa Cu2+ dalam 25 sampel = 0,00229725 mol × 63,55 g/mol
massa Cu2+ dalam 25 sampel = 0,146 g

Menghitung massa Cu2+ dalam 100 mL sampel


Massa Cu2+ dalam 100 mL sampel = 0,146 g × 100 mL / 25 mL
Massa Cu2+ dalam 100 mL sampel = 0,58396095 g

Menghitung kadar  Kadar Cu2+ dalam sampel


Kadar Cu2+ = (massa Cu2+ dalam sampel / massa Cu yang dilarutkan) × 100%
Kadar Cu2+ = (0,584 g / 0,630 g)  × 100%
Kadar Cu2+ = 92,70 %

Jadi jawaban yang paling mendekati 92,62%

Jawaban yang tepat C.

Anda mungkin juga menyukai