Faktor-Faktor Ekologi Yang Mempengaruhi
Faktor-Faktor Ekologi Yang Mempengaruhi
MATA KULIAH:
EKOLOGI PEMERINTAHAN
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
A. IBNOE RAMADHANI AD. AR.
NPP: 25. 1068 / Kelas: A.1
Program studi : Manajemen Sumber Daya Aparatur
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
1
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillah, Alhamdulillah Segala Puji syukur atas segala nikmat dan ilmu dari Tuhan
Yang Kuasa Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kesehatan dan pengatahuan
kepada seluruh umat manusia, sehingga umat manusia dapat menjadi beradab dapat menjadi
pemimpin dari seluruh makhluk di permukaan bumi
Sholawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi dan Rasul -Nya yang mulia
yakni Nabi Muhammad Shalallahu A’laihi Wasallam. Beliau adalah pembawa hidayah islam
kepada seluruh manusia dan beliau yang telah membawa ajaran yang benar. Semoga kita
menjadi umat yang mendapatkan syafa'at di yaumil akhir nanti.
Penulis yang merupakan mahasiswa semester V berusaha semaksimal mungkin agar
penyajian Makalah ini dapat bermanfaat, tidak hanya sekedar memenuhi tugas akhir
semester, lebih jauh lagi dapat memberi manfaat kepada pembaca terkhusus kepada penyusun
sendiri. Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”. Tidak ada manusia yang
sempurna. Penulis juga berterima kasih kepada segala pihak, terkhusus kepada Bapak dosen
pembimbing mata kuliah Ekologi Pemerintahan, Bapak Irfan Setiawan, S.IP, M.Si. Atas
segala ilmu dan pengetahuan yang beliau bagi kepada kami selaku peserta didik
Terakhir, di dalam Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang bersifat perbaikan dari Bapak dosen pembimbing dan teman-
teman sekalian akan penulis terima dengan senang hati.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI .......................................................................................................................2
BAB II : Pembahasan
A. Definisi Ekologi..............................................................................................................6
B. Definisi Pemerintahan..................................................................................................6-7
C. Definisi Ekologi Pemerintahan....................................................................................7-8
D. Faktor-Faktor Ekologi Yang Mempengaruhi Pemerintahan.....................................8-12
Referensi............................................................................................................................14
3
TUGAS
MAKALAH
BAB I
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan pemerintahan daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
mengalami beberapa perubahan pada sistem pemerintahan yang dari awalnya bersifat
sentralistik menjadi desentalisasi dengan adanya pemerintahan daerah sebagaimana diatur
dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pada pasal 18
(1) Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi atas
Daerah Provinsi yang dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap daerah provinsi
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-
Undang’’.
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Pemerintahan, merupakan
organ atau lembaga yang memiliki wewenang untuk menjalankan pelayanan publik dan
memiliki kewajiban untuk menjalankan pelayanan sipil. Sebagai organisasi, pemerintah
merupakan sebuah organism, yaitu suatu entitas sosial yang bidup secara evolutif, seperti:
lahir, tumbuh, berkembang, matang, dewasa dan akhirnya juga mati.
Ekologi berasal dari bahasa Yunani Kuno, secara etimologis kata tersebut berasal dari
kata Oikos yang berarti rumah dan Logos yang berarti ilmu, rumah sudah barang tentu
mempunyai lingkungan di sekitarnya yang memiliki pengaruh timbal balik makhluk hidup
maupun benda organik. Ekologi pemerintahan muncul karenaadanya gejala dan peristiwa
pemerintahan yang silih berganti dan dinamisselama bertahun-tahun. Tidak hanya itu, suatu
negara dinilai kinerjapemerintahannya kemudian mendapatkan pandangan yang lebih
jikadibandingkan dengan negara lain.
Aspek-aspek yang menentukan apakah negara tersebut masuk ke dalam negara gagal
atau tidak sangat banyak,salah satunya adalah dari segi keramahan terhadap
lingkungannya.Lingkungan, atau dalam konteks ini ekologi, adalah ilmu tentang
lingkunganhidup, tumbuh dan berkembang yang menggambarkan adanya hubungantimbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya, termasukkemampuan beradaptasi
dengan perubahan lingkungan (Wasistiono, 2013: 9)
Oleh karena itu ekologi pemerintahan merupakan suatu ilmu penting dala kajian
pemerintahan. Hal ini disebabkan ekologi memandang objek sebagai sebuah ekosistem yang
dapat dikaji. Faktor-faktor eksternal dan internal juga berperan dalam pemerintahan nasional,
berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan
5
Nasional). Dengan latar belakang tersebut penulis mengangkat topik mengenai “Faktor-
Faktor Ekologi Yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Pemerintahan Nasional”.
C. Tujuan
Berkaitan dengan masalah diatas, tujuan penulis untuk menyusun makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi ekologi dan pemerintahan
2. Untuk mengetahui pengertian ekologi pemerintahan
3. Untuk memahami faktor-faktor ekologi yang mempengaruhi pemerintahan nasional
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ekologi
Istilah Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu :
Oikos : berarti rumah atau tempat tinggal, lebih tepat jika dikatakan sebagai tempat
atau lingkungan dimana organism itu hidup (berdiam)
Logos : berarti ilmu
Beberapa pengertian tentang ekologi1 menurut beberapa ahli :
1. Edward S. Rogers
Ecology is of the study of relationship between organism and their environment.
2. Fuad Amsyari
Suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara satu organisme dengan yang lainnya
dan antara organism – organism tersebut dengan lingkungannya.
3. Prajudi Atmosudirjo
Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan mutual (timbal-balik) antar satu
orgaisme dengan lingkungan sekelilingya.
4. H. Sitanggang
Ekologi ialah ilmu yang mempelajari saling hubungan antara lingkungan dengan
faktor- faktornya, saling hubungan antar faktor – faktor lingkungan sendiri dan saling
hubungan antar unsur sesuatu faktor dengan selamanya,serta saling hubungan dengan
lingkungannya.
B. Definisi Pemerintahan
Menurut UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Pusat
adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Menurut Prof. Dr.Taliziduhu Ndraha (2002 : 10), Ilmu Pemerintahan adalah Ilmu
yang mempelajari bagaimana memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan tiap orang
akan jasa publik dan layanan civil dalam hubungan pemerintahan (sehingga dapat diterima)
pada saat dibutuhkan oleh yang bersangkutan.
1
Lihat https://geologi09.wordpress.com/2011/06/25/ekologi-pemerintahan/ (posted 25 Juni 2011)
7
Pemerintahan adalah kelompok orang tertentu yang secarabaik dan benar serta indah
melakukan sesuatu (eksekusi) dan tidak melakukan sesuatu dalam emngkoordinasikan,
memimpin dalam hubungan antara irinya dengan masyarakat, antara departemen dan unit
dalam tubuh pemerintah itu sendiri. Pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana
melaksanakan koordinasi dan kemamuan memimpin bidang legislatif, tudikatif dan ekskutif
dalam hubungan pusat dan daerah, antara lembaga serta antara yang memerintah dengan yang
diperintah secara baik dan benar dalam berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan.2
2
Lihat Kencana, Inu. 2000. Ekologi Pemerintahan. Perca
8
- Mempelajari keberadaan dan pengaruh Ppemerintahan bayangan terhadap entitas
pemerintahan yang Formas
Faktor Internal
Lingkungan internal3 berpengaruh secara timbal balik terhadap sistem pemerintahan
yaitu sebagai berikut :
- Dimensi waktu. Salah satu ciri visi dan misi yang baik adalah terikat pada waktu.
Dapat dinyatakan secara eksplisit maupun secara implisit. Visi dan misi organisasi yang
telah tercapai akan ditinggalkan dan digantikan dengan visi dan misi yang baru yang
lebih menantang.
- Dimensi Ruang. Dimensi ini menggambarkan bahwa visi dan misi organisasi
pemerintah berlaku untuk wilayah administratif tertentu. Misalkan ada visi dan misi
organisasi pemerintah nasional dan adapula visi dan misi organisasi pemerintah
subnasional. Dimana visi dan misi organisasi dalam ruang yang lebih besar harus
menjadi rujukan bagi organisasi dibawahnya (disebut pendekan atas kebawah top down
approach). Sedangkan Dimana visi dan misi organisasi dalam ruang yang lebih rendah
menjadi bahan pertimbangan bagi organisasi yang lebih tinggi (disebut pendekatan
bawah ke atas bottom up approach).
- Dimensi Konteks. Dalam dimensi ini sebuah visi dan misi organisasi dibedakan baik
dalam konteks perencanaan pembangunan,konteks keunggulan wilayah, dalam visi dan
misi pemerintahan,pencalonan kepala daerah maupun kepala daerah yang sudah terpilih
dan lain sebagainya.
2. Budaya Organisasi
Secara ekologis budaya organissi mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem
pemerintahan. Dimana penjelasan mengenai hal ini mengenai latar belakang
pendidikan,pengalaman serta hasil olah pikirnya. Secara sederhana kata “pemeritah” merujuk
kepada badan atau orang atau isa disebut sebagai organisasi tertinggi dalam suatu negara
yang diberi tugas memerintah untuk mencapai tujuan negara. Menurut Jones Budaya
11
organisasi merupakan nilai dan norma yang telah dipahami berama yang diunakan untuk
mengendalikan interaksi anggota organisasi yang satu dengan lainnya.
Schein memberikan sepuluh kategori yang dapat diasosiakan dengan budaya yaitu :
1) Perilaku yang dapat diobservasi pada saat pejabat pemerintah berinteraksi antara lain
dalam penggunaan bahasa nasional maupun bahasa daerah.
2) Norma-norma kelompok.
3) Organisasi pemerintahan tidak semuanya memiliki nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang
coba ingin dicapai,sehingga banyak pegawainya yang bekerja secara naluriah,bekerja
karena perintah peraturan atau atasan.
4) Filosofi formal yang berisi garis-garis kebijakan dan prinsip ideologis
5) Dalam setiap organisasi pemerintahan harus mempunyai “aturan main” , baik dalam
konotasi positif maupun negatif.
6) Iklim organisasi berkaitan dengan tata letak ruang, sirkulasi pegawai, atau bahkan
kantin untuk makan siang yanh representatif.
7) Keahlian.
8) Paradigma kebiasaan berpikir, model/mental.
9) “Makna yang disebar-luaskan” maksudnya adalah berbagai pesan moral yng
disampaikan secara terus menerus akan menjadi komitmrn bersama.
10) Konsep lambang-lambang terintegrasi.
3. Organisasi/Pemerintah Bayangan
Dalam setiap organisasi formal akan selalu diikuti adanya organisasi informal. Posisi
pemerintahan bayangan dalam ekologi pemerintahan ditempatkan pada faktor internal ataupn
faktor eksternal,tergantung komposisi dan peran yang dimainkan oleh pemerintah bayangan
tersebut. Apabila komposisinya diisi oleh orang-orang dalam pemerintahan resmi yang
mencari jalan terobosan yang cenderung melanggr aturan, maka pemerintah bayangan ini
dikelompokkan kedala faktor internal. Sebaliknya jika komposisi dan pernnya diisi oleh
orang luar maka dapat dikategorikan sebagi faktor eksternal.
Pemerintah byangan sering sekali dikaitkan dengan jarigan mafia karena punya tujuan
yang sama yakni mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, dengan modal sekecil-kecilnya
tanpa terjerat oleh hukum.Pemerintah bayangan inilah yang menentukan siapa yang
direkomendasikan menjadi meneteri dan perusahaan manakah yang akan menggarap proyek
12
raksasa. Dalam kebijakan pengelolaan anggaran negara, dalam hal untuk menambah
anggaran suatu kegiatan, kementerian/lembaga tingkat nasional harus berbicara dengan
komisi-komisi di DPR-RI,bukan dengan Ketua BAPPENAS atau Menteri Keuangan, padahal
pada saat yang sama DPR-RI mempunyai fungsi pengawasan,termasuk pengawasan
penggunaan APBN. Bagaimana mungkin mengawasi dengan baik apabila “wasit ikut dalam
permainan”.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, dimana sistem ekologi terbentuk
karena adanya hubugan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkunganny dan suatu
tempat dimana makhuk hidup mupun tak hidup saling berinteraksi disebut ekosistem.
komponen yang ada memiliki fungsinya masing-masing, selama komponen tersebut
melaksanakan Fungsinya dengan baik maka ekosistem tersebut berada dalam suatu
keseimbangan
Faktor Internal dan eksternal ekologi pemerintahan sangat besar dampaknya terhadap
keberlangsungan sistem pemerintahan Indonesia. Diantara fungsi faktor internal adalah untuk
penanaman nilai-nilai bagi anggota organisasi pemerintahan. Karena pada umumnya faktor-
faktor internal sangat banyak mempengaruhi anggota organisasi pemerintahan.
Faktor eksternal ekologi terdiri dari ideologi plitik, ekonomii, budaya dan agama serta
faktor lain yang secara tidak langsung mempengaruhi pemerintahan nasional. Pemerintah
sebagai pemegang kontrol harus mampu menjaga stabilitas negara. Baik dalam lingkup
nasional maupun dengan hubungan dengan pemerintah daerah.
14
REFERENSI
A. Buku Bacaan/Literatur
Wasistiono, Sadu. 2013. Pengantar Ekologi Pemerintahan (Edisi Revisi). Jatinangor: IPDN
Press
Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
B. Internet
Imratussalihah. 2011. Ekologi Pemrintahan. 25 Juni 2011. Diakses tanggal 16 Desember
23:33 WIB
https://geologi09.wordpress.com/2011/06/25/ekologi-pemerintahan/
Kencana, Inu. 2000. Ekologi Pemerintahan. diakses tanggal 16 Desember 2016 23:50 WIB.
https://www.academia.edu/20828064/
EKOLOGI_PEMERINTAHAN_DR._H._INU_KENCANA_SYAFII
Hasanah, Rika. 2015. Ekologi Pemrintahan. 2015. Diakses tanggal 17 Desember 00:19 WIB
https://www.academia.edu/11202264/ekologi_pemerintahan
C. Undang-undang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
\
15