Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN ANC PASIEN DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI

POLI BKIA RS. DIRGAHAYU SAMARINDA

A. Definisi Emesis Gravidarum


Gejala mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi ada pula yang timbul setiap
saat pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama
kehamilan dan berakhir pada bulan keempat.
Emesis Gravidarum adalah gejala mual yang disertai dengan muntah yang
terjadi pada awal kehamilan. Penyebab emesis gravidarum adalah meningkatnya
hormon Estrogen, Progesteron dan Human Chorionic Gonodothropine (HCG). Pola
makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang
tidur atau kurang istirahat.
Emesis gravidarum merupakan salah satu tanda dan gejala kehamilan yang
umum terjadi pada ibu hamil pada awal kehamilan trimester I. Emesis gravidarum
biasanya ditandai dengan mual muntah saat hamil muda pada beberapa kasus dapat
berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga tapi itu jarang terjadi.
B. Etiologi
Emesis gravidarum lebih sering terjadi pada ibu hamil primigravida, dan
overdistensi rahim pada kehamilan ganda. Sebagian ibu hamil primigravida belum
mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan HCG, sedangkan pada kehamilan
ganda, jumlah hormon yang dikeluakan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi emesis
gravidarum.
Penyebab mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh hormon estrogen dan
progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon human
chorionic gonadotropin (HCG) juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah
(Prawirohardjo, 2010). Produksi HCG akan meningkat sekitar hari ke-70 dan akan
menurun selama sisa kehamilan. Kadar HCG yang tinggi dalam aliran darah dapat
menyebabkan mual dan muntah (morning sickness) (Murni, 2009).
Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan,
serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya emesis gravidarum ini.
Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan makanan yang berprotein tinggi
namun berkarbohidrat dan bervitamin B6 rendah lebih berpeluang menderita mual
hebat. Keparahan mualpun bekaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan,
kurang tidur atau istirahat dan stres dapat memperburuk rasa mual.
C. Patofisiologi
Mekanisme mual dan muntah dikendalikan oleh dua area di SSP yaitu CTZ
(chemoreceptor Trigger Zone) dan di formasio retikularis. CTZ terletak bilateral dasar
ventrikel keempat Medulla Oblongata yang bertanggung jawab terhadap keberadaan
substan emetogenic misalnya toxin, ureum, hypoxia, keton bodies dan segala sesuatu
yang di respon sebagai benda asing yang masuk dalam sistem aliran darah dan
cerebrospinal fluid (CSF). Respon tubuh terhadap emetogenic memberikan sinyal
yang dikirim langsung melalui nervus vagus (N X) kelambung sehingga timbul reaksi
mual muntah. Kasus lain yang dapat merangsang CTZ misalnya iritasi dinding
lambung karena bacteri atau virus, menghirup atau menelan zat/obat-obat kimia,
distensi lambung karena kekenyangan, hambatan passage isi usus, timbunan gas,
termasuk kondisi psikis (cemas, takut, ). Sedang sinyal dinamika psikis akan dikirim
ke formatio reticularis dan selanjutanya ke nervus Vagus. CTZ dan formatio reticularis
mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi melalui pintasan neural.
Berdasar teori di atas, HCG merupakan emetogenic yang paling utama
sebagai penyebab emesis gravidarum karena terjadinya pada trimester I kehamilan.
Dalam hal ini HCG akan direspon secara individual sebagai self antigen yang
memberi sinyal kimia pada CTZ dengan reaksi mual – muntah. Ini konsisten dengan
masa plasentasi yaitu selama kurang lebih 90 hari. Setelah masa ini chorion akan
menjadi plasenta dan kadar HCG menurun, mual muntah pun mereda atau hilang.
Mengenai dinamika psikis, ini merupakan masalah yang sangat terbuka untuk diteliti,
karena respon psikis individu terhadap setiap aspek perubahan kehidupan sangat
variatif.
D. Pathway

E. Manifestasi Klinis
Gejala klinis Emesis Gravidarum adalah kepala pusing, terutama pada pagi
hari disertai mual muntah sampai kehamilan berumur 3 - 4 bulan oleh karena itu
kondisi ini sering di sebut sebagai morning sickness. Penurunan nafsu makan dan
labilitas emosi. Tanda bahaya yang perlu diwaspadai antara lain penurunan berat
badan, kekurangan gizi atau perubahan status gizi, dehidrasi, ketidak seimbangn
elektrolit, ketosis. Selain itu mual muntah berlebihan yang terus menerus saat hamil
akan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh serta penurunan
berat badan. Kehilangan lebih 5 % berat badan sebelum hamil akibat mual muntah
dapat dikategorikan sebagai hiperemesis. Ini dapat berakibat buruk terhadap janin
karena dapat terjadi keguguran, lahir meninggal, lahir lebih awal, BBLR, pertumbuhan
terbelakang, kelainan jari tangan serta cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan
yang sedikit terbelakang. Meskipun penurunan berat badan karena hiperemesis
gravidarum tidak selalu berakibat demikian tetapi perlu diwaspadai atau dihindari agar
hal itu tidak terjadi.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik:
a. USG: mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi
abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis: kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan emesis gravidarum, yaitu:
1. Ikterik
2. Takikardia
3. Suhu meningkat
4. Alkalosis
5. Kelaparan
6. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga
7. Menarik diri dan depresi
8. Dehidrasi
H. Penatalaksanaan
Untuk menangani dan mencegah mual muntah pada ibu hamil dapat dengan
cara
Nonfarmakologi, yaitu:
1. Upayakan lambung tidak kosong
Disebelah tempat tidur simpan makanan kecil misalnya sepotong coklat atau beberapa
cracers untuk dimakan sebelum menginjakan kaki dilantai saat bangun tidur dipagi
hari.
2. Minum segelas susu atau teh manis yang hangat.
3. Isap atau kunyah es.
4. Makanlah apel atau kentang tanpa dikupas
5. Teknik relaksasi dengan bernafas dalam dan keluar dengan perlahan melalui mulut
6. Hindari makan berminyak atau banyak rempah – rempah
7. Hindari stres emosi atau fisik yang tidak perlu karena rasa mual kadang menjadi
parah dengan adanya ketegangan fisik dan emosi.
8. Jangan terlalu cepat bangun dari tidur, sehingga tercapai adaptasi aliran darah
menuju susunan saraf pusat.
9. Dianjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering.
10. Ketika istirahat dengan berbaring kaki dan kepala sedikit dinaikkan.
11. Berolahraga dan hiruplah udara segar.
12. Sebelum tidur, pastikan kamar mendapat udara segar
13. Singkirkan pakaian yangkotor atau bau dan alat rumah tangga lain dari dalam
kamar tidur
14. Konsumsi buah segar yang mengandung cairan misalnya, semangka, melon,
sawo, jeruk manis rambutan dsb juga sangat baik
15. Bila ibu suka mengulum permen pemberian pepermint (pepermint seperti yang
terdapat pada permen pedas) sesudah makan akan menimbulkan relaksasi oesofagus
bagian bawah dan memeberi sensasi lega.

Farmakologi, yaitu:
Perlu ditekankan bahwa penggunaan preparat farmakologi disini (berkaitan
dengan kehamilan) perlu mendapatkan konsultasi yang baik dengan dokter ahlinya.
Ada berbagai obat yang digunakan sebagai anti emetik, baik dalam masa peralihan
maupun pada emesis gravidarum. Neurotransmitter yang terlibat dalam proses
terjadinya muntah dapat diubah oleh kerja obat meliputi: dopamin, asetikolin,
histamin, serotinin, bensoluiazepin, karabinoid.
Sedativa: Phenobarbital
Vitamin: Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
Anti histamine: dramamin, avomin
Anti emetik (pada keadaan lebih berat): Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
Penanganan emesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan pada pasien dengan emesis gravidarum meliputi:

Pengkajian Data Subjektif:


a. Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c. Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan
antenatal, dan komplikasi
d. Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan
muntah, kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg
memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah
dilakukan.
e. Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi,
kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya
f. Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar
dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab,
pekerjaan, dll
g. Riwayat diet: khususnya intake cairan
h. Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen
i. Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j. Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.

Pengkajian Data Objektif:


a. TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat,
adanya nafas bau aseton
b. Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c. Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d. Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e. Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi,
adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f. Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik
g. Status Eliminasi: Perubahan konsistensi feses, konstipasi dan perubahan
frekuensi berkemih
h. Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai
dengan usia kehamilan)
2. Diagnosa keperawatan
Menurut SDKI (2016) diagnosa keperawatan yang dapat ditegakan yaitu:

a. Defisit nutrisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penyebab:
1) Vomitus menetap
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme
5) Proses kehamilan
Gejala dan tanda mayor:
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda minor:
Subjektif:
1) Mengeluh mual muntah
2) Cepat kenyang setelah makan
3) Kram/nyeri abdomen
4) Nafsu makan menurun
Objektif:
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot penguyah lemah
3) Mual muntah berlebihan
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
b. Hipovolemia:
Penurunan volume cairan intravaskuler, intestisial, dan/atau
intravaskuler.

Penyebab:
1) Kehilangan cairan aktif
2) Kegagalan mekanisme regulasi
3) Peningkatan permeabilitas kapiler
4) Kekurangan intake cairan
5) Evaporasi
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif: - Objektif:

1) Frekuensi nadi meningkat


2) Nadi teraba lemah
3) Tekanan darah menurun
4) Tekanan nadi menyempit
5) Membran mukosa kering

6) Volume urin menurun


7) Hematokrit meningkat.
Gejala dan tanda minor:
Subjektif:
Gejala dan tanda minor:
Subjektif:
1) Merasa lemah
2) Mengeluh haus
Objektif:
1) Pengisian vena menurun
2) Status mental berubah
3) Suhu tubuh meningkat
4) Konsentrasi urine meningkat
5) Berat badan turun tiba-tiba
c. Ansietas.
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

Penyebab:

1) Krisis situasional
2) Kebutuhan tidak terpenuhi
3) Ancaman terhadap konsep diri
4) Ancaman terhadap kematian
5) Kekhawatiran mengalami kegagalan
6) Disfungsi sistem keluarga
7) Kurang terpapar informasi
8) Gejala dan tanda mayor:
Subjektif:
1) Merasa bingung
2) Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
3) Sulit berkonsentrasi
Objektif:
1) Tampak gelisah
2) Tampak tegang
3) Sulit tidur
Gejala dan tanda minor:
Subjektif:
1) Mengeluh pusing
2) Anoreksia
3) Palpitasi
4) Merasa tidak berdaya Objektif:
1) Frekuensi napas meningkat
2) Frekuensi nadi meningkat
3) Tekanan darah meningkat
4) Diaforesis
5) Tremor
6) Muka tampak pucat
7) Suara bergetar

Anda mungkin juga menyukai