APRILIA NUR AZZIZAH - Short Essay SISPOL
APRILIA NUR AZZIZAH - Short Essay SISPOL
NIM : 19323173
Dalam masalah demokrasi, Indonesia masih mengalami jalan di tempat yang berlarut-larut,
bahkan di beberapa tempat mengalami kemunduran. Demokrasi di Indonesia dinilai belum dapat
terkonsolidasi dengan baik. Ciri-ciri demokrasi yang terkonsolidasi adalah :
Permasalahan demokrasi yang krusial saat ini adalah menipisnya kritis dari masyarakat sipil
mengenai kekuasaan, kaderisasi partai politik yang buruk, hilangnya oposisi, pemilu biaya tinggi yang
disebabkan money politic dalam pemilu, penyebaran berita bohong atau palsu, rendahnya wawasan
politik bagi warga, kebebasan media, serta rendahnya toleransi terhadap kelompok minoritas.
Kritisnya suara mengenai kekuasaan diduga disebabkan oleh tindakan elemen masyarakat
(mulai dari LSM, kampus, media dan mahasiswa) yang memilih untuk merapatkan diri dengan kekuasaan
yang ada saat itu, atau setidaknya memilih diam atas sesuatu yang terjadi untuk menghindari stigma
keberpihakan kepada kelompok intoleran yang anti-Pancasila.
Kemudian polarisasi politik yang tajam juga dianggap memiliki andil dalam absennya kritis
masyarakat terhadap kekuasaan karena polarisasi politik yang terjadi berhasil membelah Indonesia
menjadi dua kubu, yaitu kubu anti-pemerintah yang terbentuk dari setiap suara kritik untuk pemerintah.
Padahal, hadirnya kritik dalam sistem pemerintahan dan politik Indonesia memiliki peran besar di
bidang pelaksanaan demokrasi. Kritik merupakan kekuatan yang sehat untuk mengontrol kekuasaan,
agar tidak terjadi kekuasaan yang absolut.
Lalu, beberapa waktu terakhir kampus terlihat sangat berlomba-lomba untuk merapat kepada
kekuasaan. Maraknya praktik kooptasi ikatan alumni dengan orang-orang di lingkaran istana, pemberian
gelar doctor honoris causa kepada elite politik yang bukan lagi didasarkan oleh kontribusinya kepada
masyarakat, namun lebih karena pertimbangan politik. Suara-suara mahasiswa yang dahulu seringkali
menyuarakan keadilan dan kritisi politik juga dirasa kian menghilang. Hingga campur tangan yang cukup
besar oleh pemerintah untuk menentukan rektor terpilih melalui kementrian dikti.