04a. SKEMA PENYULUH FASILITATOR
04a. SKEMA PENYULUH FASILITATOR
LSP PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
1. LATAR BELAKANG
1.1. Menyikapi kondisi pertanian di Indonesia, saat ini diperlukan tenaga kerja yang profesional di bidang Penyuluhan
Pertanian yang memiliki sertifkat terlisensi. Seiring dengan kebutuhan tersebut, LSP PERTANIAN memfasilitasi
sertfikasi kompetensi dengan memperhatikan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang
Penyuluhan Pertanian.
1.2. Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari sistem pembangunan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam pembangunan sumberdaya manusia pertanian, khususnya pemberdayaan masyarakat tani yang
berada di wilayah pedesaan. Melalui kegiatan penyuluhan, dapat dikembangkan kemampuan dan kemandirian
petani dan keluarganya, agar mampu mengelola usahataninya secara produktif, efektif dan efisien, sehingga
mempunyai daya saing tinggi yang dicirikan dengan tingginya produktivitas, mutu dan efisiensi usaha.
1.3. Salah satu komponen esensial dalam sistem penyuluhan pertanian adalah Penyuluh Pertanian. Fungsi dan
peran Penyuluh Pertanian dalam sistem penyuluhan pertanian, yaitu: (1) memfasilitasi proses pemberdayaan
pelaku utama dan pelaku usaha, (2) mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke
sumber informasi, teknologi, dan sumberdaya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya, (3)
meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha, (4)
membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi
ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola berusaha yang baik dan berkelanjutan, (5)
membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi
pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha, (6) menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku
usaha terhadap kelestarian fungsi lingkungan, dan (7) melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian
yang maju dan modern bagi pelaku utama dan pelaku usaha secara berkelanjutan. Untuk melaksanakan fungsi
dan peran tersebut, perlu peningkatan kompetensi Penyuluh Pertanian agar menjadi Penyuluh Pertanian yang
profesional.
1.4. Penyuluh Pertanian Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi sesuai standar kompetensi kerja
untuk menyelenggarakan kegiatan penyuluhan pertanian. Dalam rangka mendukung profesionalisme penyuluh
pertanianl untuk dapat bersaing baik di dalam maupun di luar negeri, LSP Pertanian Kementerian Pertanian
melaksanakan Sertifikasi kompetensi ruang lingkup Penyuluhan Pertanian.
3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi Fasilitator Penyuluh Pertanian di bidang Pertanian sehingga kompeten
dan mampu menjalankan tugasnya dengan professional.
3.2. Menjadi acuan bagi LSP dan Asesor Kompetensi untuk melakukan Asesment.
2
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
FASILITATOR PENYULUH PERTANIAN
4. ACUAN NORMATIF
4.1. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4.3. Keppres No. 8 Tahun 2012 tentang KKNI
4.4. PP 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4.5. Permenakertrans No 8 Tahun 2012 Tata cara penetapan SKKNI
4.6. Permenakertrans No. 5 tahun 2012 tenang Standar Kompetensi Kerja Nasional.
4.7. ISO 17024: Rev. 2012. General requirement for bodies operating certification systems of persons.
4.8. SKKNI No. KEP.43 Tahun 2013 Tentang Penetapan SKKNI Sektor Pertanian Golongan Penyuluhan Sub
Golongan Penyuluh Pertanian.
4.9. Pedoman BNSP 210 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi
3
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
FASILITATOR PENYULUH PERTANIAN
7.1.2. Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk setiap perubahan persyaratan sertifikasi Fasilitator Penyuluh
Pertanian.
7.1.3. Mendapatkan penjelasan dan informasi tambahan tentang program-program LSP, khususnya menyangkut
dengan persyaratan, perubahan persyaratan, jadwal sertifikasi dan lain-lain.
7.1.4. Menggunakan sebutan/logo LSP.
7.1.5. Mendapatkan sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.
8. BIAYA SERTIFIKASI
LSP PERTANIAN menetapkan biaya sertifikasi sesuai dengan standar pembiayaan yang berlaku.
9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses asesmen jabatan Fasilitator Penyuluh Pertanian yang mencakup persyaratan
dan ruang lingkup sertifikasi ,penjelasan proses penilaian hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban
pemegang sertifikat.
9.1.2. Pemohon mengajukan permohonan demganmengisi formulir permohonan (APL-01) dan dilengkapi dengan
bukti berupa Fc KTP, Fc Ijasah terakhir, dll
9.1.3. Pemohon mengisi Formulir asesmen mandiri (APL-02) yang dilengkapi dengan bukti berupa portofolio.
9.1.4. Pemohon menyatakan setuju dengan semua persyaratan yang berlaku.
4
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
FASILITATOR PENYULUH PERTANIAN
9.2.1. Asesmen jabatan Fasilitator Penyuluh Pertanian direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin
bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti
terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. Metoda asesmen dan perangkat asesmen Fasilitator Penyuluh Pertanian dipilih dinterpretasikan untuk
mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan
9.2.3. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi dengan
peserta sertifikasi
9.2.4. Prinsip asesmen dan aturan bukti diterapkan sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk
mengumpulkan bukti yang berkualitas.
9.2.5. Bukti yang dikumpulkan dari portofolio yang merupakan lampiran dari APL-02 diperiksa dan dievaluasi
untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan
kompetensi telah memenuhi aturan bukti
9.2.6. Hasil proses asesmen yang memenuhi aturan bukti direkomendasikan kompeten dan yang belum
memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk mengikuti ke proses lanjut uji kompetensi
5
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
FASILITATOR PENYULUH PERTANIAN
9.4.7. Sertifikat Fasilitator Penyuluh Pertanian berlaku selama 4 tahun terhitung sejak ditetapkan
9.4.8. LSP memerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang berhak menerima dalam bentuk surat dan dari
atau kartu yang ditandatangani dan disyahkan oleh personil yang ditunjuk oleh LSP
9.4.9 Sertifikat kompetensi LSP sesuai pedoman BNSP, dan dirancang untuk mengurangi risiko pemalsuan.
6
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI KOMPETENSI
FASILITATOR PENYULUH PERTANIAN
d. konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan pengalaman kerja;
e. uji kompetensi;
f. pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi.
9.8. Banding
9.8.1 LSP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap
banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut:
a. proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan untuk memutuskan tindakan
apa yang diambil dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang
serupa;
b. penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya;
c. memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.
9.8.2 LSP membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara
konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.
9.8.3 Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
9.8.4 LSP bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan banding. LSP
menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding
berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.
9.8.5 Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan
diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.8.6 LSP menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya kepada pemohon
banding.
9.8.7 LSP memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding.