Panduan Pengkajian Pasien
Panduan Pengkajian Pasien
DEFINISI
1.1 Asesmen pasien adalah tahapan pasien Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat
Jalan, dan Instalasi Rawat Inap mulai dari proses dimana dokter, perawat,
dietisien mengevaluasi data pasien baik subyektif maupun obyektif untuk
membuat keputusan terkait :
a. Status kesehatan pasien
b. Kebutuhan perawatan
c. Intervensi
d. Evaluasi
1.2 Asesmen Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awal dari proses dimana
dokter, perawat, dietisien mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama sejak
pasien masuk rawat inap atau bisa lebih cepat tergantung kondisi pasien dan
dicatat dalam rekam medis.
1.3 Asesmen Awal Pasien Rawat Jalan adalah tahap awal dari proses dimana
dokter mengevaluasi data pasien baru rawat jalan.
1.4 Asesmen Ulang Pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter, perawat,
dietisien mengevaluasi ulang data pasien setiap terjadi perubahan yang
signifikan atas kondisi klinisnya.
1.5 Asesemen Individual adalah isi minimal dari asesmen yang ditentukan oleh
departemen / KSM terkait.
1.6 Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
1.7 DPJP adalah seorang dokter / dokter gigi yang bertanggung jawab atas
pengelolaan asuhan medis seorang pasien. DPJP juga bertanggung jawab
terhadap kelengkapan, kejelasan dan kebenaran serta ketepatan waktu
pengembalian dari rekam medis pasien tersebut.
1.8 Case Manager adalah perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan atas setiap pasien. Tujuannya untuk menjamin mutu asuhan
keperawatan dari pasien tersebut.
1.9 Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan &
kebidanan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan yang di mulai
dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun
memelihara derajat kesehatan yang optimal.
1
1.10 Dietisien adalah seorang profesional medis yang mengkhususkan diri dalam
dietetika, studi tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk mencegah dan
mengobati penyakit.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
ASESMEN
MENGEMBANGKAN RENCANA
ASUHAN
MELAKUKAN
EVALUASI
Dalam asesmen, pasien dan keluarga harus diikutsertakan dalam seluruh proses,
agar asuhan kepada pasian menjadi optimal. Pada saat evaluasi, bila terjadi
perubahan yang signifikan terhadap kondisi klinis pasien, maka harus segera
dilakukan asesmen ulang. Bagian akhir dari asesmen adalah melakukan evaluasi,
umumnya disebut monitoring yang menjelaskan faktor-faktor yang akan
menentukan pencapaian hasil-hasil nyata yang diharapkan pasien.
4
2.2 Alur Masuk Rawat Inap
Mulai
Pasien
Tandatangani persetujuan perawatan
Tidak Ya
Prosedur
DPJP Perlu HCU / ICU? DPJP Meminta
HCU / ICU
Melakukan penanganan persetujuan masuk HCU /
lanjut ICU
Ya
Selesai DPJP Prosedur
Mengisi Form resume medis kamar jenazah
5
2.3 Alur Masuk Rawat Jalan
Mulai
Perlu Penunjang?
ya
Perlu Tindakan?
DPJP
ya Asesmen medis:Anamnesis &
Pemeriksaan fisik
D PJP Menulis surat dan
D PJP Menulis resep / entri work order
surat kontrol / tdk
rujuk balik Perlu MRS?
Selesai
6
4. Riwayat pengobatan, termasuk kepatuhan dan efek samping (dari pasien,
bukan dari profil obat yang terkomputerisasi).
5. Alergi.
6. Riwayat sosial dan/atau keluarga.
7. Tinjauan/ulasan sistem organ
b. Bagian objektif (O) berisi informasi tentang pemeriksaan fisik, tes – tes
diagnostik dan laboratorium dan terapi obat.
c. Bagian asesmen (A) menilai kondisi pasien untuk diterapi.
d. Bagian plan (P) berisi rencana pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan,
rencana terapi yang akan diberikan dan rencana pemantauan khusus yang
akan dilakukan untuk menili perkembangan kondisi pasien.
7
BAB III
TATA LAKSANA
b. Pemeriksaan Fisik
1. Skor GCS
Mata
Motorik
Verbal
2. Generalis
Kepala
Mata
THT Leher
Gigi dan Mulut
Jantung & pembuluh darah
Thoraks, paru – paru, payudara
Abdomen
Kulit dan sistem limfatik
Tulang belakang dan anggota tubuh
Sistem saraf
Genitalia, anus dan rebtum
3. Lokalis
Inspeksi
Palpasi
8
Perkusi
Auskultasi
c. Skrining Nyeri
Semua pasien yang masuk ke rawat inap harus dilakukan skrining nyeri
(Lihat Panduan Manajemen Nyeri).
9
6. Eliminasi :
BAB normal,konstipasi/obstipasi,diare,colostomy,iliostomi
BAK normal, retensi, hematuri, disuri, inkontinensia dll
7. Respon emosi : Takut, tegang, marah, sedih, menangis, senang, gelisah
Respon kognisi pasien / keluarga: Menginginkan informasi penyakit,
pengobatan, perawatan, diet, biaya, dll
8. Sistim sosio spiritual:
Ketaatan menjalankan ibadah rutin, kadang-kadang.
Kondisi rumah lantai 1, lantai 2 dll
Luas rumah
10
7. Selanjutnya Dietisien akan melakukan asesmen/pengkajian gizi pada pasien
dengan kriteria risiko malnutrisi sedang dan tinggi (berdasarkan MST) dan
pasien dengan diagnosis penyakit Diabetes Mellitus, Ginjal Kronik, sirosis
hati, PPOK, HD, Kanker, Stroke, Pneumonia.
b. Asesmen Gizi Pasien Anak
1. Asesmen Gizi Pasien Anak :
- 3-12 bulan = (usia + 9) :2
- 1-6 thn = (usia × 2) + 8
- 6-12 thn = (usia ×7-5) : 2
2. Asesmen Gizi Pasien Anak :
- BBI = (TB-100) – 10%
11
Baring
Terpasang infuse Ya 20
Tidak 0
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10
Normal/tirah baring/imobilisasi 0
Status mental Sering lupa akan keterbatasan yang 15
dimiliki
Sadar akan kemampuan diri sendiri 0
Total
Kategori
Risiko Tinggi = ≥45
Risiko Rendah = 25-44
Tidak ada Risiko = 0-24
3. Asesmen risiko jatuh pada anak-anak
Pencegahan risiko jatuh pasien anak-anak:
Kategori Pasien dengan Risiko Tinggi
- Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi roda terkunci
- Pagar sisi tempat tidur/brankard dalam posisi berdiri/terpasang
- Lingkungan bebas dari peralatan yang tidak digunakan
- Berikan penjelasan kepada orang tua tentang pencegahan jatuh
- Pastikan pasien memiliki stiker penanda risiko tinggi jatuh pada
gelang identifikasi dan tanda kewaspadaan dan panel informasi
pasien.
Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan Humpty
Dumpty sebagai berikut:
12
anorexia, syncope
Perilaku 2
Lain – lain 1
Gangguan Kognitif Keterbatasan daya pikir 3
Pelupa, berkurangnya orientasi 2
sekitar
Dapat menggunakan daya pikir 1
tanpa hambatan
Faktor Lingkungan Riwayat jatuh atau bayi / balita 4
yang ditempatkan di tempat
tidur
Pasien yang menggunakan alat 3
bantu/ bayi balita dalam ayunan
Pasien di tempat tidur standar 2
Area pasien rawat jalan 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
pembedahan,
Dalam 48 jam 2
sedasi,
dan anestesi Lebih dari 48 jam / tidak ada 1
respon
Penggunaan obat- Penggunaan bersamaan 3
obatan sedative, barbiturate, anti
depresan, diuretik, narkotik
Salah satu dari obat di atas 2
Obatan –obatan lainnya / tanpa 1
obat
TOTAL
Kategori:
Skor: 7-11 Risiko Rendah (RR)
≥ 12 Risiko Tinggi (RT)
Adapun format untuk assesmen resiko jatuh harian yaitu sebagai berikut:
NAMA :_____________________ KAMAR: __________
No. RM : ____________________
Diagnosa Medis : _____________________
Umur : ____________________
bulan: skor tanggal tanggal tanggal tanggal
13
faktor risiko (berikan tanda cek (√) pada keluhan yang dimiliki pasien)
delirium/disorientasi 2
inkontinensia uri 3
keterbatasan aktivitas 1
TOTAL SKOR
Psikotropika
Diuretic
Antihipertensi
anti-Parkinson
Opioid
Hipnotik
Kardiovaskular
anti-ansietas
Laksatif
Kebutuhan alat: (beri tanda cek (√) pada alat yang dibutuhkan)
14
Inisial Petugas
b. Asesmen Nyeri
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
1. Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya
2. Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan
dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari-hari).
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas seharihari).
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari).
3. Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka, gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain Scale sebagai
berikut:
15
- Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
- Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang,
asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan
respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri.
Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
Asesmen ulang nyeri adalah prosedur menilai ulang derajat nyeri pada
pasien yang bertujuan untuk mengevaluasi intervensi yang telah
dilakukan terkait penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan, dengan
interval waktu sesuai kriteria sebagai berikut :
- 15 menit setelah intervensi obat injeksi
- 1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya
- 1 x / shift bila skor nyeri 1 – 3
- Setiap 3 jam bila skor 4 -6
- Setiap 1 jam bila skor nyeri 7 – 10
- Dihentikan bila skor nyeri 0
Tatalaksana nyeri:
- Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter.
- Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana
nyeri kepada pasien yang sadar / bangun.
- Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri ≥4. Asesmen
dilakukan 1 jam setelah tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri
≤ 3.
- Sebisa mungkin, berikan analgesik melalui jalur yang paling tidak
menimbulkan nyeri.
- Nilai ulang efektifitas pengobatan.
- Tatalaksana non-farmakologi
o Berikan heat / cold pack.
o Lakukan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh
pasien.
o Latihan relaksasi, seperti tarik napas dalam, bernapas dengan
irama / pola teratur, dan atau meditasi pernapasan yang
menenangkan.
o Distraksi / pengalih perhatian.
16
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai:
- Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
- Menenangkan ketakutan pasien.
- Tatalaksana nyeri.
- Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa
nyeri sebelum rasa nyeri tersebut bertambah parah.
17
5. Pencernaan
- Nafsu makan,
- NGT,
- Porsi makan,
- Minum,
- Mulut,
- Mual, muntah,
- Buang air besar,
6. Muskuloskeletal/Intergumen
- Kemampuan pergerakan sendi,
- Warna kulit,
- Odema,,
- Dekubitus,
- Luka,
- Kontraktur,
- Fraktur,
- Jalur infuse,
- lain lain.
18
spontan pasien terhadap area tertentu yang di lindungi. Tahapan asesmen
berupa:
1. Keadaan umum:
a. Tingkat kesadaran, kontak mata, perhatian terhadap lingkungan sekitar.
b. Tonus otot: normal, meningkat, menurun / fleksid.
c. Respons kepada orang tua/pengasuh: gelisah, menyenangkan.
2. Kepala:
a. Tanda trauma.
b. Ubun – ubun besar (jika masih terbuka): cekung atau menonjol.
3. Wajah:
a. Pupil: Ukuran, kesimetrisan, refleks cahaya.
b. Hidrasi: air mata, kelembaban mukosa mulut.
4. Leher: kaku kuduk
5. Dada:
a. Stridor, retraksi sela iga, peningkatan usaha napas.
b. Auskultasi: suara napas meningkat/menurun, simetris kiri dan kanan,
ronki, mengi (wheezing); bunyi jantung: regular, kecepatan, murmur.
6. Abdomen: distensi, kaku, nyeri, hematoma
7. Anggota gerak:
a. Nadi brakialis.
b. Tanda trauma.
c. Tonus otot, pergerakan simetris.
d. Suhu dan warna kulit, capillary refill.
e. Nyeri, gerakan terbatas akibat nyeri.
8. Pemeriksaan neurologis
19
2. Status Generalis
a. Keadaan umum.
b. Gizi.
c. Lain-lain.
3. Lokasi
a. Keterangan gambar.
b. Diagnosa banding.
4. Status Lokalis
a. Lokasi.
b. Effloresensi Pada Kulit.
c. Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual.
5. Diagnosa Kerja
a. Pemeriksaan Penunjang.
b. Diagnosa.
6. Pengobatan
a. Topikal.
b. Sistemik.
7. Tindakan
a. Jenis tindakan.
20
mata dan mengikuti gerakan tangan pemeriksa, merespons terhadap
stimulus yang diberikan, memiliki tonus otot normal dan tangisan normal.
21
Glasgow Coma Scale Anak
>Usia 2 tahun < usia 2 tahun Skor
22
2. Diagnosis
a. Diagnosis Klinis.
b. Diagnosis Fungsional.
3. Daftar Masalah Kedokteran Fisik & Rehabilitasi
a. Status lokal
b. Pemeriksaan penunjang (EMG-NCV, Biofeedback, Pemeriksaan
KFR lain, Laboratorium, Radiologi)
R1 (Mobilisasi)
R2 (ADL)
R3 (Komunikasi)
R4 (Psikologis)
R5 (Sosial Ekonomi)
R6 (Vokasional)
R7 (Lain-lain)
23
c. Perencanaan
24
Keluhan utama :
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis dll
- Riwayat alergi
Pertumbuhan dan perkembangan
Rasa nyaman Neonatal Infant Paint Scale (NIPS) rentang 0-7
semakin tinggi score semakin nyeri
Dampak hospitalisasi (Psikososial): orang tua,anak tenang, takut,
marah, sedih, menangis, gelisah
Pemeriksaan fisik :
o B1
- Nafas spontan, RR, jenis dipsnoe, kusmaul, ceyne stoke dll
- Suara nafas bersih, vesikuler, stridor, wheezing, ronchi dll
- Alat bantu oksigen
o B2
- Nadi, tensi, CRT
- Irama jantung teratur/tidak teratur, S1/S2 tunggal
- Acral hangat, kering, merah, pucat dingin
- Conjungtiva anemis ya/tidak
o B3
- Kesadaran composmentis, somnolen, delirium, apatis, stupor,
coma
- Istirahat tidur, gangguan tidur banyak siang hari, lebih banyak
malam hari, tidak tidur, tidur terus
- Sklera mata icterus, hiperemis
- Panca indera tidak ada gangguan/ada
- Tingkat kesadaran berespon terhadap nyeri ya/tidak
- Tangisan kuat, lemah, tidak ada, melengking, merintih
- Kepala lingkar kepala, kelainan ada/tidak ada dan ubun-ubun
datar ,cekung /cembung
- Pupil bereaksi terhadap cahaya ya/tidak
- Gerakan lemah, paralise, aktif
- Kejang subtle, tonik klonik
- Reflek rooting ada/tidak
25
o B4
- Kebersihan bersih, kotor, dan secret ada/tidak
- Produksi urine, jam,warna jernih, keruh, bau
- Gangguan anuri, oliguri, retensi, inkontinensia, nokturia dll
- Alat bantu kateter, cystotomi dll
o B5
- Nafsu makan baik, menurun dan frekuensi
- Minum jenisnya dan cara minum menetek, peroral, sonde
lambung, muntah, puasa
- Anus ada/tidak
- Bab berapa kali perhari, konsistensi, warna, ada darah/lender
- Perut tegang, kembung, nyeri tekan, peristaltic berapa kali
permenit
- BB lahir, MRS, saat ini berapa gram, reflek rooting ada/tidak
ada
- Kelainan labio schizis, palato schizis, gnato schizis
- Lidah lembab kering, kotor, selaput lendir kering, lesi
o B6
- Pergerakan sendi bebas, terbatas.
- Warna kulit pucat, icterus, sianotik, hiperpigmentasi
- Integritas utuh, kering, rash, bullae, pustule, kemerahan,
ptechiae, lesi
- Kepala bersih, kotor, bau.Tali pusat kering, basah, pus,
kemerahan, bau
- Turgor baik, sedang, jelek
- Oedem tidak ada/ada
- Kekuatan otot 0, 1, 2, 3, 4, 5
o Alat genital
- Laki-laki testis sudah/belum turun, rugae jelas/tidak jelas,
hipospadi ada/tidak ada
- Perempuan labia mayor sudah menutupi labio minor, labia
mayor dan minor sama menonjol
o Sosial ekonomi
- Biaya perawatan sendiri, perusahaan
- Status anak diharapkan/tidak diharapkan
- Kontak mata ya/tidak
- Menggendong ya/tidak
26
2. Perawat jiwa
Penting untuk melakukan pemeriksaan pada pasien dengan masalah
kesehatan jiwa karena kejadian masa lalu yang sama dengan
kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang
berbeda.Banyak pasien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat
menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang
berbeda dan kontradiksi.Kemampuan mereka untuk berperan dalam
menyelesaikan masalah juga bervariasi. Tahapan asesmen
keperawatan jiwa:
Keluhan utama: Riwayat penyakit sekarang
Alasan dirawat: marah-marah, ngomel-ngomel, tidak mau bicara,
menyendiri, tidak mau makan minum, tidak mau mandi, susah
tidur, gelisah, reaksi lepas obat dll.
Pernahkah mengalami gangguan jiwa
- ya/tidak
- Pengobatan sebelumnya : berhasil/tidak
- Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa :
ada/tidak
- Trauma sebelumnya : penolakan, tekanan, kegagalan, konflik,
kehilangan dll
Psikososial
- Faktor keluarga: acuh, sabar, keras dll
- Hubungan social: dominasi, tergantung,menarik diri, dalam
batas normal
- Konsep diri: kebingungan, harga diri rendah
- Spiritual: menjalankan/tidak
Status Mental
- Kesan umum:rapi/tidak
- Kesadaran:berubah, sopor, stupor dll
- Proses berpikir :
o Bentuk : nonrealistic/realistic
o Arus : inkohern, kohern, aslong, dll
- Persepsi: waham, ptm, obsesi dll
- Afek/emosi:datar, tumpul, dangkal
- Psikomotor : meningkat, menurun, dalam batas normal
- Kemauan : meningkat/menurun
27
3. Perawat kritis
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal rawat
inap di ruang kritis(ROI, ICU, High care) pemeriksaan akan
dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan pada pasien, antara lain :
Pemeriksaan fisik yaitu :
Pernafasan:
- irama nafas,
- suara nafas tambahan
- sesak nafas,
- batuk, sputum,
- alat bantu nafas, mode, SpO2
kardiovaskuler
- irama jantung,
- akral,
- pulsasi,
- perdarahan,
- CVC,
- tekanan darah nadi, MAP, suhu,
- lain lain
Persyarafan: .
- GCS,
- Kesadaran,
- ICP,
- tanda tanda peningkatan TIK,
- konjungtiva,
- lain lain.
Perkemihan :
- kebersihan area genetalia,
- jumlah cairan masuk,
- buang air kecil,
- produksi urine
Pencernaan :
- nafsu makan,
- NGT,
- porsi makan,
- minum,
28
- mulut,
- mual, muntah,
- buang air besar,L
- Lain lain
Musculoskeletal/intergumen:
- kemampuan pergerakan sendi,
- warna kulit,
- odema,,
- dekubitus,
- luka,
- kontraktur,
- fraktur,
- jalur infuse,
- lain lain.
4. Kebidanan
Serangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal rawat inap
pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi
masalah kebidanan pada pasien, antara lain :
Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan oleh ibu yang menyebabkan
adanya gangguan, diantaranya adalah :
- After pain (mules-mules pada perut)
- Masalah pengeluaran pengeluaran lochea
- nyeri pada bekas jahitan
- Nyeri dan tegang payudara karena bendungan AS
- Cemas karena belum bisa bertemu bayinya
Riwayat Keluhan
- Apa saja yang pernah dirasakan oleh ibu
Riwayat Menstruasi
- Menarche
- Siklus
- Teratur
- Tidak teratur
- Lama
- Volume
- Keluhan saat haid
29
Riwayat Perkawinan
- Status
- Berapa kali
- Umur menikah
- Tahun menikah
- cerai
Riwayat Obstetri
- Kehamilan keberapa
- Umur kehamilan
- Jenis persalinan
- Penolong
- BBL
- Keadaaan anak sekarag
- menyusui
Riwayat KB
- Kapan
- Jenis
- Lamanya
Riwayat Hamil Ini ANC yang sudah dilakukan, keluhan serta
tindakan apa yang sudah didapatkan
Riwayat Penyakit yang Lalu
- Penyakit apa yang pernah diderita oleh ibu dan mendukung
dengan keadaannya sekarang
Riwayat Alergi
- Apakah pernah mengalami alergi
Riwayat Penyakit Keluarga
- Apa saja penyakit yang pernah diderita oleh keluarga yang
berhubungan kasus saat ini yang derita oleh ibu
Riwayat Ginekologi
- Apakah pernah mengalami gangguan kesehata reproduksi
Kebutuhan Biopsikososial
- Pola makan
- Pola minum
- Pola eliminasi
- Pola istirahat
- Psikologi
30
- Dukungan social
- spiritual
Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, temperature, pernafasan,
keadaan umum pada setiap kasus.Tekanan darah dan nadi harus
diukur setiap seperempat jam pada periode pemulihan sesaat
pascaoperasi. Suhu harus diukur setiap 2 jam (myles, 2009). Suhu
yang melebihi 38˚C pasca pembedahan hari ke 2 harus dicari
penyebabnya. Yakinkan pasien bebas demam selama 24 jam sebelum
keluar dari rumah sakit. Jika ada tanda infeksi atau pasien demam,
berikan antibiotika sampai bebas demam selama 48 jam (Sarwono,
2008).
Pemeriksaan fisik
- Dilakukan secara focus sesuai dengan kasus yang dikerjakan
- Pemeriksaan kebidanan
- Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus kebidanan mulai dari
abdomen sampai dengan genetalia
Prosedur Invasif
Alat yangterpasang saat itu, meliputi: infuse intravena, central
line, dower Catether, selang NGT
Kontrol Resiko Infeksi
Apakah mengalami infeksi: MRSA, TB dll dan tindakan apa yang
sudah dilakukan
31
BAB IV
DOKUMENTASI
32