Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1

HAKIKAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Kegiatan Belajar 1
Penelitian dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat. Karakteristik PTK adalah sebagai berikut.
1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya).
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap
mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
4. Tujuannya: memperbaiki pembelajaran.

Dari karakteristik tersebut dapat dibandingkan ciri-ciri PTK dengan penelitian kelas dan
penelitian formal.

Guru dianggap paling tepat melakukan PTK karena: (1) guru mempunyai otonomi untuk menilai
kinerjanya, (2) temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki
pembelajaran, (3) guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya, (4) interaksi guru-
siswa berlangsung secara unik, dan (5) keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang
bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di kelasnya.

Kegiatan Belajar 2
Manfaat Keterbatasan, dan Persyaratan Penelitian
PTK bermanfaat bagi guru, pembelajaran/siswa, serta bagi sekolah. Manfaat PTK bagi guru
adalah sebagai berikut.

1. Membantu guru memperbaiki pembelajaran.


2. Membantu guru berkembang secara profesional.
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru.
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Bagi pembelajaran/siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa, di
samping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap
kritis terhadap hasil belajarnya.
Bagi sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan
pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
Di samping manfaat, PTK mempunyai keterbatasan, yaitu validitasnya yang sering masih
dipertanyakan, serta tidak mungkin melakukan generalisasi karena sampelnya hanya kelas dari
guru yang berperan sebagai pengajar dan peneliti.
PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi
tersebut antara lain dukungan dari semua personil di sekolah, iklim yang terbuka yang
memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi, dan saling
mempercayai di antara personil sekolah, dan juga saling percaya antara guru dan siswa. Birokrasi
yang terlampau ketat merupakan hambatan bagi PTK.
________________________________________
MODUL 2
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Kegiatan Belajar 1
Rencana dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah dalam PTK merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari:
1. merencanakan perbaikan,
2. melaksanakan tindakan,
3. mengamati, dan
4. melakukan refleksi.

Untuk merencanakan perbaikan terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah serta
analisis dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola. Setelah masalah teridentifikasi,
masalah perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan menelaah berbagai dokumen yang
terkait. Dari hasil analisis, dipilih dan dirumuskan masalah yang paling mendesak dan mungkin
dipecahkan oleh guru. Masalah kemudian dijabarkan secara operasional agar dapat memandu
usaha perbaikan.
Setelah masalah dijabarkan, langkah berikutnya adalah mencari/ mengembangkan cara
perbaikan, yang dilakukan dengan mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan, berdiskusi
dengan teman sejawat dan pakar, serta menggali pengalaman sendiri. Berdasarkan hasil yang
dicapai dalam langkah ini, dikembangkan cara perbaikan atau tindakan yang sesuai dengan
kemampuan dan komitmen guru, kemampuan siswa, sarana dan fasilitas yang tersedia, serta
iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan skenario
tindakan termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung/sarana lain yang
diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, serta melakukan simulasi
pelaksanaan jika diperlukan.
Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observasi dan interpretasi dilakukan secara
simultan. Aktor utama adalah guru, namun guru dapat dibantu oleh alat perekam data atau teman
sejawat sebagai pengamat. Agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu
diterapkan enam kriteria berikut.
1. Metodologi penelitian jangan sampai mengganggu komitmen guru sebagai pe
ngajar.
• Pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru terlampau banyak.
• Metodologi harus reliabel (handal) hingga guru dapat menerapkan strategi yang sesuai
dengan situasi kelasnya.
• Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan kemampuan dan komitmennya.
• Guru harus memperhatikan berbagai aturan (etika) yang berkaitan dengan tugasnya.
• PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat sekolah.

Kegiatan Belajar 2
Observasi, Analisis Data, Tindak Lanjut, dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pengumpulan data dalam PTK dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti:
observasi, catatan harian, rekaman, angket, wawancara, serta analisis dokumen hasil
belajar siswa.
Tahap observasi dan interpretasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
perbaikan. Selain untuk menginterpretasikan peristiwa yang muncul sebelum direkam,
interpretasi juga membantu guru melakukan penyesuaian. Observasi yang efektif
berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu: (1) harus ada perencanaan bersama antara
guru dan pengamat, (2) fokus observasi harus ditetapkan bersama, (3) guru dan
pengamat harus membangun kriteria observasi bersama-sama, (4) pengamat harus
memiliki keterampilan mengobservasi, dan (5) observasi akan bermanfaat jika balikan
diberikan segera dan mengikuti berbagai aturan. Ada empat jenis observasi yang dapat
dipilih, yaitu: observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur, dan observasi
sistematik. Observasi yang bertujuan memantau proses dan dampak perbaikan dilakukan
dengan mengikuti tiga langkah yang merupakan satu siklus yang selalu berulang, yaitu:
pertemuan pendahuluan (perencanaan), pelaksanaan observasi, dan diskusi balikan. Agar
ketiga tahap ini berlangsung efektif, hubungan guru dan pengamat harus didasari saling
mempercayai, fokus kegiatan adalah perbaikan, proses tergantung dari pengumpulan dan
pemanfaatan data yang objektif, guru didorong untuk mengambil kesimpulan, setiap
tahap observasi merupakan proses yang berkesinambungan, serta guru dan pengamat
terlibat dalam perkembangan profesional yang saling menguntungkan.
Selain melalui observasi, data mengenai pembelajaran dapat dikumpulkan melalui
catatan/laporan harian guru, catatan harian siswa, wawancara (antara guru dan siswa,
pengamat dan siswa, serta pengamat dan guru), angket, dan telaah berbagai dokumen.
Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan
atau mendeskripsikan data dalam bentuk narasi, tabel, dan/atau grafik, serta
menyimpulkan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan hasil analisis dilakukan refleksi,
yaitu renungan atau mengingat kembali apa yang sudah berhasil dikerjakan, mengapa
berhasil. Berdasarkan hasil refleksi, guru melakukan perencanaan tindak lanjut, yang
dapat berupa revisi dari rencana lama, atau baru sama sekali.
________________________________________
MODUL 3
PERENCANAAN TINDAKAN KELAS
Kegiatan Belajar 1
Cara membuat Proposal
1. Menemukan masalah pembelajaran merupakan langkah awal dalam PTK. Masalah
pembelajaran sangat beragam, seperti masalah yang berkaitan strategi pembelajaran, hasil belajar
siswa, sarana dan fasilitas pembelajaran, atau kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Untuk
menemukan masalah, perlu dilakukan identifikasi masalah.
2. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti: melakukan refleksi untuk
mendiagnosis pembelajaran yang kita kelola, melihat hasil belajar siswa, atau melakukan diskusi
dengan teman sejawat, bahkan dengan kepala sekolah atau dosen LPTK.
3. Masalah yang sudah diidentifikasi perlu dianalisis agar akar penyebab masalah dapat kita
temukan. Analisis masalah dapat dilakukan paling tidak dengan tiga cara: yaitu: (1)
merenungkan kembali masalah tersebut dengan melakukan introspeksi/refleksi melalui
pertanyaan yang ajukan pada diri sendiri, mengapa masalah tersebut sampai terjadi: (2) bertanya
kepada siswa baik melalui angket maupun wawancara langsung tentang persepsinya terhadap
pembelajaran; serta (3) menelaah berbagai dokumen seperti pekerjaan rumah siswa, soal-soal
ulangan, serta hasil ulangan/latihan siswa. Analisis berakhir jika akar penyebab masalah sudah
ditemukan.
4. Berdasarkan akar penyebab masalah, kita dapat merumuskan masalah pembelajaran dalam
bentuk masalah/pertanyaan penelitian, yang akan dicari jawabannya dalam PTK. Sehubungan
dengan itu, rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya, mengandung aspek yang akan
diperbaik' dan upaya memperbaikinya.
5. Setelah masalah dirumuskan, hal berikut yang perlu dilakukan adalah mengembangkan
tindakan perbaikan, yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pembelajaran. Untuk
mengembangkan tindakan perbaikan perlu dilakukan hal-hal berikut. Pertama, kaji teori-teori
yang relevan. Kemudian, tetapkan teori mana yang kira-kira sesuai diterapkan untuk mengatasi
masalah tersebut. Kedua, berdiskusi dengan pakar pembelajaran/pakar bidang studi untuk
menemukan cara perbaikan atau memvalidasi teori yang sudah ditetapkan. Ketiga, kita dapat
mengingat pengalaman kita sendiri dalam mengatasi masalah yang serupa.
Bagaimana pendapat Anda tentang rangkuman tersebut? Apakah sudah memuat butir-butir yang
Anda anggap penting? Bagaimana pula dengan rangkuman yang Anda buat sendiri? Jangan
kecewa jika rangkuman itu tidak sama. Sekarang bersiaplah mengerjakan Tes Formatif 2, untuk
menguji tingkat penguasaan Anda.
Kegiatan Belajar 2
Perencanaan Kegiatan
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RP) dibuat dengan menggunakan format yang hampir sama
dengan format Rencana Pembelajaran (RP). Bedanya, dalam RPP terdapat tujuan perbaikan,
deskripsi kegiatan lebih rinci, pertanyaan, soal, dan kunci jawaban dicantumkan secara lengkap,
sedangkan dalam RP unsur-unsur tersebut tidak selalu ditulis. Format dapat disesuaikan dengan
format yang berlaku di sekolah masing-masing.
2. Untuk membuat RPP yang akurat dan dapat diandalkan dalam pelaksanaan, perlu dilakukan
langkah-langkah: (1) membuat skenario pembelajaran, (2) menyiapkan sarana dan fasilitas
pembelajaran, (3) menyusun RPP secara lengkap, (4) mensimulasikan pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan RPP untuk melihat kelayakannya, serta (5) menyempurnakan RPP berdasarkan hasil
simulasi.
3. Prosedur dan alat pengumpul data dtentukan berdasarkan masalah dan tujuan perbaikan. Jika
guru meminta teman sejawat untuk mengobservasi pelaksanaan perbaikan, lembar observasi
harus disepakati terlebih dahulu. Karena data yang dikumpulkan lebih cenderung kepada data
kualitatif, maka prosedur dan alat pengumpul data dapat berupa observasi dengan menggunakan
lembar observasi, wawancara berdasarkan panduan wawancara, catatan guru, dan refleksi.
4. Proposal PTK diperlukan jika guru ingin ikut perlombaan PTK atau mendapat dana untuk
melaksanakan PTK yang diusulkan. Format proposal biasanya ditentukan oleh sponsor/
penyelenggara. Dari segi administratif proposal dapat bervariasi, namun dari segi substansi ke-
PTK-an, pada umumnya sama. Komponen kunci sebuah proposal PTK adalah sebagai berikut.
a. Judul.
b. Bidang Kajian.
c. Pendahuluan, yang memuat latar belakang munculnya masalah serta akar penyebab masalah.
d. Perumusan dan pemecahan masalah, yang terdiri dari: (1) perumusan masalah, (2) pemecahan
masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.
e. Kajian Pustaka.
f. Rencana dan Prosedur Penelitian.
5. Di samping komponen kunci, juga terdapat komponen pendukung/komponen administratif,
seperti:jadwal penelitian, personalia penelitian, biaya penelitian, dan lampiran.
Bagaimana dengan rangkuman yang Anda buat? Apakah sudah memuat konsep-konsep esensial
yang diperlukan dalam merencanakan dan membuat proposal PTK? Jika belum, Anda dapat
melengkapinya. Kini tiba saatnya Anda mengerjakan Tes Formatif 2, untuk menguji tingkat
penguasaan Anda.
________________________________________

MODUL 4
MELAKSANAAN PERBAIKAN DALAM PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 1
Perbedaan Peran Guru Sebagai Pengajar dengan Sebagai Pengajar Pelaksanaan PTK
Sebagai pelaksana PTK, guru mempunyai peran % t gas yang lebih besar dibandingkan guru
yang mengajar tanpa melaksanakan PTK. Pada tahap perencanaan guru pelaksana PTK harus
membuat persiapan yang lebih rinci, menetapkan tujuan perbaikan, mencantumkan pertanyaan
yang akan diajukan, mendeskripsikan dengan cermat setiap langkah kegiatan, serta melakukan
kesepakatan dengan teman sejawat yang akan membantu mengamatinya.
Pada tahap pelaksanaan, di samping mengajar sebagai biasa, guru pelaksana PTK juga harus
mengumpulkan data yang terkait dengan tindakan perbaikan yang sedang dilaksanakan. Data
dapat dikumpulkan melalui catatan kecil, ingatan, dan pekerjaan siswa. Setelah pelajaran usai,
guru pelaksana PTK harus segera menghimpun data dan melakukan refleksi, melengkapi data
yang masih kurang melalui dialog dengan siswa dan teman sejawat yang membantu, serta
melakukan analisis data sampai ditemukan kesimpulan basil tindakan perbaikan yang akan
dijadikan masukan untuk perencanaan berikutnya.
Guru pelaksana PTK sangat perlu membangun kolaborasi dengan teman sejawat, baik di sekolah
sendiri maupun dari sekolah lain, serta dengan pakar bidang studi dan dosen LPTK. Kolaborasi
perlu dilakukan agar masalah yang dihadapi dapat dianalisis secara cermat, kemudian
direncanakan tindakan perbaikan yang sesuai dengan hakikat masalah, teori yang relevan, serta
pengalaman di bidang yang serupa. Kolaborasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti
pertemuan KKG, PKG, pendekatan pribadi, dan melalui media.
Setelah membaca rangkuman, tiba saatnya Anda menguji tingkat pemahaman Anda dengan
mengerjakan Tes Formatif 1 berikut ini.
Kegiatan Belajar 2
Melaksanaan Perbaikan Proses PBM
1. Pelaksanaan tindakan perbaikan harus diawali dengan persiapan akhir, yang meliputi
pemeriksaan/pengecekan berbagai kegiatan/ aspek berikut.
a. Komponen Rencana Perbaikan secara keseluruhan.
b. Kelogisan/kualitas pertanyaan yang akan diajukan.
c. Ketersediaan alat-alat pelajaran yang diperlukan.
d. Mencobakan alat-alat pelajaran yang akan digunakan.
e. Urutan kegiatan pada setiap tahap.
f. Kesiapan lembar observasi yang akan digunakan.
g. Kesiapan teman sejawat untuk membantu sebagai pengamat jika memang diperlukan.
Semua kegiatan ini perlu dilakuka
n untuk meyakinkan keberhasilan tindakan perbaikan. Setelah melakukan persiapan akhir, guru
siap untuk melakukan tindakan perbaikan.
2. Pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung di kelas guru sendiri sesuai dengan rencana
perbaikan yang telah disiapkan. Selama pelaksanaan perbaikan, di samping mengajar, guru
mengumpulkan data, yang dapat dilakukan dengan bantuan teman sejawat atau tanpa bantuan.
Oleh karena itu, guru perlu membuat catatan jika ada kesempatan, atau segera mencatat peristiwa
penting setelah pelajaran usai.
3. Keberhasilan tindakan perbaikan banyak tergantung dari keyakinan guru akan langkah-
langkah yang telah disiapkan, kesiapan guru untuk melakukan perbaikan, dan tentu saja
komitmen dan kerja keras.
4. Refleksi dilakukan setelah data pembelajaran diolah, atau setelah guru mempunyai gambaran
tentang keberhasilan/kegagalan atau kekuatan/ kelemahan tindakan perbaikan yang dilakukan.
Kekuatan ingatan dan kejujuran dalam melakukan refleksi akan sangat membantu guru
menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan perbaikan yang telah dilakukan, sehingga dapat
dihasilkan masukan yang bermakna bagi perencanaan daur berikutnya.
Setelah membaca rangkuman, tiba saatnya Anda mengerjakan Tes Formatif 2 untuk menguji
tingkat penguasaan Anda.
________________________________________
MODUL 5
ANALISIS HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Kegiatan Belajar 1
Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
5. Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan sebagai
peneliti dan pengajar, dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data tersebut lebih
banyak bersifat kualitatif, meski ada juga yang berupa data kuantitatif.
6. Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk
merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan
benar.
7. Sehubungan dengan butir 2, maka analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilah,
mengelompokkan, data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang
mudah dibaca atau dipahami. Penyajian hasil analisis data kualitatif dapat dibuat dalam bentuk
uraian singkat, bagan alur, atau tabel sesuai dengan hakikat data yang dianalisis.
8. Data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menemukan persentase, dan nilai
rata-rata. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi atau grafik.
9. Interpretasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Interpretasi ini pada gilirannya akan menjadi temuan
penelitian.
10. Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan tafsiran/interpretasi
hasil penelitian yang akurat dan valid itu. Oleh karena itu, guru harus sangat berhati-hati dalam
melakukan analisis. Kekurang-akuratan dapat diminimalkan dengan melakukan "cross check"
dengan sumber data atau dengan data lain yang sejenis.
11. Agar mampu melakukan analisis data, guru harus banyak melakukan latihan dan bekerja
dalam kelompok.
Bagaimana dengan rangkuman yang Anda buat sendiri. Cobalah bandingkan. Tidak mustahil
rangkuman yang Anda buat lebih komprehensif dari rangkuman di atas.
Sekarang tiba saatnya Anda mengerjakan Tes Formatif 1, untuk menguji tingkat penguasaan
Anda.
Kegiatan Belajar 2
Tindak Lanjut Hasil Perbaikan
12. Menyimpulkan adalah mengikhtisarkan atau memberi pendapat berdasarkan apa-apa yang
diuraikan sebelumnya. Sejalan dengan itu, kesimpulan atau simpulan adalah kesudahan pendapat
atau pendapat terakhir yang dibuat berdasarkan uraian sebelumnya.
13. Dalam kaitan dengan PTK, kesimpulan harus disusun secara singkat, padat, dan jelas; sesuai
dengan uraian, dan mengacu kepada pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan. Di samping itu,
kesimpulan harus disusun secara sistematis sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian/tujuan
perbaikan.
14. Penyusunan kesimpulan seyogianya dilakukan melalui langkah-langkah: (1) memeriksa dan
memahami pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan, (2) mencermati, menganalisis, dan
mensintesis deskripsi temuan, (3) menulis kesimpulan untuk setiap pertanyaan penelitian/tujuan
perbaikan, (4) mengurutkan setiap butir kesimpulan sesuai dengan urutan pertanyaan
penelitian/tujuan perbaikan, serta (5) memeriksa kesesuaian antara pertanyaan penelitian/tujuan
perbaikan dengan deskripsi temuan, dan kesimpulan.
15. Saran dimaknai sebagai: pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yang dikemukakan untuk
dipertimbangkan. Dalam kaitan dengan PTK, saran merupakan pemikiran yang diajukan oleh
guru peneliti untuk menindaklanjuti hasil penelitiannya.
16. Saran tindak lanjut hasil PTK harus memenuhi rambu-rambu: (1) bersumber atau sesuai
dengan kesimpulan, (2) bersifat kongkret, operasional, dan penting, sehingga menarik untuk
dilaksanakan oleh guru, (3) jelas sasarannya, apakah ditujukan kepada guru atau sekolah, atau
barangkali instansi lain, serta (4) dapat meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metodologi
penelitian.
17. Pembuatan saran dapat dilakukan melalui langkah-langkah: (1) mencermati kesimpulan hasil
PTK, (2) mengkaji aspek-aspek dari kesimpulan tersebut yang perlu ditindaklanjuti, baik oleh
guru peneliti, guru lain, maupun sekolah, (3) menetapkan kepada siapa saran tersebut akan
ditujukan, serta (4) menulis saran.
________________________________________
MODUL 6
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Kegiatan Belajar 1
Cara Penulisan Laporan Hasil PTK
18. Laporan PTK adalah laporan yang ditulis secara sistematis berdasarkan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. Laporan ini ditulis karena merupakan
dokumen yang dapat dijadikan acuan, harus diserahkan kepada pihak sponsor, serta dapat
diketahui oleh umum, terutama oleh para guru yang barangkali mengalami masalah yang sama
dengan yang dilaporkan.
19. Sistematika laporan PTK pada umumnya tidak jauh berbeda dari laporan penelitian formal.
Sesuai dengan format Laporan PTK yang terdapat dalam Panduan Direktorat Jenderal
Pendidikan, maka Sistematika Laporan PTK dibuat sebagai berikut.

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Abstrak
Daftar Isi
. I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah (data awal dalam mengidentifikasi masalah, analisis masalah, dan
pentingnya masalah dipecahkan).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
II. Kajian Pustaka
III. Pelaksanaan Penelitian
A. Subjek Penelitian (Lokasi, waktu, mata pelajaran, kelas, dan karakteristik siswa)
B. Deskripsi per Siklus: (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data/instrumen,
refleksi)
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
. Deskripsi per siklus (data tentang rencana, pengamatan, refleksi), keberhasilan dan kegagalan,
lengkap dengan data.
A. Pembahasan dari setiap siklus.
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
Lampiran

3. Judul penelitian hendaknya menggambarkan aktivitas perbaikan yang dilaksanakan sebagai


fokus PTK.
4. Abstrak memuat sari pati dari setiap komponen penelitian, mulai dari masalah, tujuan
penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Dengan
membaca abstrak, orang akan mendapat gambaran umum mengenai PTK yang dilaporkan.
5. Pendahuluan memuat latar belakang munculnya masalah, analisis dan perumusan masalah,
serta tujuan dan manfaat penelitian.
6. Kajian pustaka menguraikan tentang berbagai teori/hasil penelitian yang terkait dengan
masalah penelitian, yang dapat dijadikan acuan dalam merancang perbaikan dan membahas hasil
penelitian.
7. Pelaksanaan penelitian mengungkapkan tentang subjek penelitian, prosedur pelaksanaan per
siklus, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan cara refleksi.
8. Hasil Penelitian dan Pembahasan menyajikan hasil penelitian setiap siklus dengan data
lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan, refleksi, yang berisi penjelasan
tentang keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Bagian ini didukung dengan tabel dan grafik,
dan disertai dengan pembahasan mengapa hasilnya seperti itu.
9. Kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk menindaklanjuti
hasil penelitian tersebut.
10. Daftar Pustaka memuat semua sumber yang digunakan sebagai acuan, yang disusun
berdasarkan abjad dengan menggunakan gaya penulisan tertentu.
Kegiatan Belajar 2
Diseminasi Hasil PTK
1. Dalam menulis laporan PTK, perlu diperhatikan berbagai ketentuan, seperti: (1) etika
penulisan, (2) penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis, serta (3) berbagai ketentuan teknis.
2. Etika penulisan mencakup: (1) kejujuran, (2) keobjektifan, dan (3) pengutipan. Ketiga aspek
ini sangat berkaitan erat. Kejujuran menuntut penulis jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
dengan cara mengungkapkan dan menafsirkan data/informasi apa adanya tanpa dicampuri oleh
kepentingan pribadi. Keobjektifan menuntut penulis menyajikan informasi sebagaimana adanya,
tanpa manipulasi, sehingga apa yang dibaca oleh pembaca memang benar adanya. Pengutipan
berkaitan dengan mengutip atau menggunakan pendapat orang lain dalam tulisan. Dalam hal ini,
penulis harus mencantumkan sumber kutipan dengan mengikuti aturan yang berlaku.
3. Penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis, menuntut penulis memperhatikan kaidah-kaidah
bahasa tulis, sehingga tingkat keterbacaan laporan menjadi tinggi. Kaidah bahasa tulis paling
tidak mencakup: (1) pilihan kata, (2) struktur kalimat, (3) paragraf, dan (4) ejaan. Kata/istilah
yang digunakan dalam laporan seyogianya merupakan kata/istilah baku yang diketahui oleh
umum, kalimat cukup lugas dan memenuhi unsur-unsur kalimat sempurna, paragraf merupakan
paparan buah pikiran yang utuh, serta cara penulisan harus mengikuti aturan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).

4. Ketentuan teknis berkaitan dengan penampilan laporan yang mudah dibaca. Ketentuan ini
mencakup, sistem penomoran, cara mengutip, serta huruf, spasi, dan margin. Sistem penomoran
dapat menggunakan sistem digit atau campuran angka dan huruf, asal digunakan secara
konsisten. Cara mengutip mengikuti aturan American Psychology Association (APA); sedangkan
huruf yang digunakan adalah Times New Roman atau Arial dengan font size 12, spasi 1,5; serta
margin 4 cm dari pinggir kiri dan atas, dan 3 cm dari pinggir kanan dan bawah.

5. Laporan PTK dapat didiseminasikan melalui berbagai pertemuan tatap muka seperti seminar,
rapat kerja, kelompok kerja guru (MGMP dan PKG); di samping melalui berbagai media, seperti
majalah, jurnal, atau buletin.

Anda mungkin juga menyukai