Anda di halaman 1dari 7
SAGU, Maret2002 Vol. 1 No, 1.:6-12 ISSN 1412-4404 ——— Efisiensi Pupuk Fosfor pada Beberapa Kultivar Kedelei (Glyeine max L. Merril) ROSMIMI, IDWAR dan MUHAMMAD SYAFRIL Fakultas Pertanian, Universitas Riau ABSTRACT Very low level of Phosphorus (P) availability in lowland area may cause serious hidrance on soybean production in Riau. Addition ofP fertilizer tothe soil is significant for accelerating soybean production, however there were very limited farmers which were wiling to fertilize their soybean due to limited capital and unavailable cultivars that is efficient in absorbing P from soil particles. Therefore, it is important to investigate the efficiency of P fertilizer by soybean cultivars (Glycine max L. Merl. ‘This experiment are intended to identify soybean cultivars that are responsive to P-Fertilizer from the observation on the growth and production of soybean and to investigate the efficiency of P-Fertlizer by soybean cultivars. The experiment has been conducted in the Field Station of Faculty of Agricul ture, Riau University located at Pekanbaru, Riau. The materials consisting of 5 cultivars of soybean, is Kipas Putih, Malabar, Willis, Argomulyo and Bromo. Had been planted in plots applied by four levels of P fertilizer. The levels of P fertilizer were 20 kg, 40 kg, 60 kg P,O, per hectare and control ‘The experiment were arranged in a randomized factorial block experiment with three replications. In general, addition ot Pterillizer did not influence crop growth significantly especially on vegetative dry Weight, the percentage of filled pods, individual seed weight, and P absorption efficiency. The cultivars differed significantly in response to P fertilizer aplication, Optimum efficiency of seed production was found for Kipas Putih and Bromo at the level of 40 Kg P.O, per hectare while in other cultivars, the ‘optimal, was reached when they where not fertilized by P fertilize. Optimum absorption of P fertilizer were detected on Kipas Putih and Bromo at the level of 40 kg P,O, per hectare, while in other cultivars the optimum absorption efficiency was obtained when crops were not fertilized. Keywords : Efficiency, fertilizer, phospor, soybean cultivars PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu tanaman ‘pangan strategis slain beras, namun pening-katan produksi kedelai masin suit diupayakan. Rendahnya produktivitas kedelai tidak terlepas dari faktor pembatas tanah, Akibatnya baik se- ‘caranasional maupumn regional, Indonesia ma-sih selalu kekurangan kedelai, schingga masih harus itutup dengan impor (Daniarti dan Najiyati 1998). Sebenamya perhatian pemerintah da-lam usaha peningkatan produksi kedelai nasional besar sekali, Segala sumberdaya, dana, fikiran, Kemavan dan kemampuan serta pemanfaatan teknologi telah diarahkan guna terca-painya swasembada kedelai. Di daerah Riau khususnya, berbagai upaya perbaikan dan pe-ningkatan budidaya kedelai telah dilakukan melalui serangkaian percobaan-percobaan. Introduksi dan penerapan varietas unggul, pengolahan hasil, pemberian pupuk buatan, pengendalian hama penyakit, penerapan pola tanamdan penggunaan PPC/ZPT telah diper-kenalkan dan dikem- bangkan kepada petani di Riau. Namun enyataannya kebutuhan akan kedelai yang dari tahun ke tahun teras mening-kat belum dapat dipenuhi dari produks seni. Dilan pihak pemu- ppukan yang merupakan salah satu Komponen tek- 6 Sogye 4 (1): 2002 ROSMIMI,IDWAR dan MUHAMMAD SYAFRIL nologi yang diharapkan akan memberikan sum- Dbangan cukup besar dalam peningkatan produksi Kedelai belum memuaskan, sementara harga ‘Pupuk terus meningkatsetiap tahunnya. Pada dasamya pupuk yang dibutubkan olch ‘tanaman tergantung pada kesuburan tanah yang dikelola dan kemampuan varietas. Se-mentara itu masalah kesuburan tanah adalah ketersediaan hara P dalam tanah sering menjadi kendala hasil pertanian, Menurut Soepardi (1990), hanya 8-13 Se dari pupuk yang diberikan discrap oleh tanaman, selainnya terakumulasi di dalam tanah. ‘Tampaknya tng-kat efisiensi penyerapan P sult ditingkatkan, Kecuali jika didapatkan varictas- varietas baru yang marnpu menyerap hara P yang terikat oleh partikel-partikeltanah. Berdasarkan permasalahan di atas, dan Kenyataan bahwa pupuk P adalah sarana pro- duksi yang mahal, salah satu upaya yang di- pandang efektif adalah menggunakan varietas- varietas unggul sehingga dapat meningkatkan ke- ¢fisienan pengambilan hara P dan dapat me- ningkatkan produksi, atau menggunakan varictas- varietas yang mampu beradaptasi pada keter- sedizan P yang rendah dan berproduksi tings PPenelitian ini bertjuan untuk melihat respon varictas terhadap pupuk P,ditinjau dari pertum- buhan dan produksi kedelai serta me-nentukan seberapa besar keefisienan peng-gunaan pupuk P oleh berbagai_varietas kedelai ditnjau dari keefisienan serapan fosfat dan keefisienan roduksi bij BAHAN DAN METODE ‘Bahan yang digunakan dalam pene- adalah kedelai Varictas Kipas Put Malabar, Variets Willis, Varictas Argomulyo, ‘Varietas Bromo, pupuk Urea, $P36, KCl, Super Rhizogen, Matador, Dhitane M-45, papan penelitian, papan label, dan lain-lain, Alat yang igunakan meteran, cangkul, gar, tal, timbangan, ‘gembor, oven, dan pH meter. Penelitian dilaksanakan dengan metode cksperimen menggunakan percobaan faktorial ‘yang disusun secara Rancangan Acak Kelom- ok (RAK) dengan dua faktor dan tiga ulang- an.Faktor I adalah pupuk fosfat (P) sebanyak 4 taraf_yaitu :P, = tanpa pupuk P, P, = 20kg P,OJfha (4 gr P.O,plop, P, = 40 kg P,O,fha (8 gr P,Oyplon), dan P, = 60 kg P,O,fha (12 gr P,OJ/piod. Faktor Il adalah Varietas Kedelai (V) sebanyak 5 taraf yaitu :V, = Varietas Kipas Varietas Malabar, V, = Varietas Varietas Argomulyo dan V, Varietas Bromo. Pupuk yang diberikan adalah Urea dan KCI yang masing-masingnya sebanyak 50 kg/ha (22,2 griplotdan 20 gr/plo), sedang jumlah pupuk P36 diberikan sesuai perlakuan. Pupuk trsebut

Anda mungkin juga menyukai