Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam perkembangan manusia mulai dari prenatal hingga lanjut usia mengalami
perkembangan agama yang selalu mengikuti seperti pada saat manusia itu dilahirkan pasti akan
mengikuti agama yang dianut oleh orangtuanya karena hanya orangtuanya yang menjadikan
akan itu Islam, Majusi Yahudi atau Nasrani tetapi ketika manusia itu sudah menginjak usia
remaja maka dia akan mulai berfikir secara mandiri bagaimana cara mengimplementasikan
ajaran agaman yang dianutnya dalam kehidupan sehari-harinya hingga dia menginjak usia
dewasa makan dia akan lebih matang dalam beragama. Dalam makalah ini kami mencoba
memaparkan bagaimana perkembangan keberagaman individu pada usia 13-25 tahun.
B. Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang tersebut berikut akan kami paparkan makalah dengan judul “Pola
Perkembangan Keberagamaan pada usia 13-25 tahun” Agar pembahasan dalam makalah ini lebih
terfokus, maka penulis paparkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Remaja ?

2. Bagaimana perkembangan Fisik dan Psikis pada masa remaja ?


3. Bagaimana perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja ?

4. Bagaimana beragama pada masa remaja ?


C. Tujuan Penulisan
1. Dapat menetahui apa pengertian Remaja
2. Dapat menetahui bagaimana perkembangan Fisik dan Psikis pada masa remaja
3. Dapat menetahui bagaimana perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja
4. Dapat menetahui bagaimana beragama pada masa remaja
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat bagi penulis adalah menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman membuat karya
tulis untuk mempersiapkan makalah dikemudian hari. Dan manfaat bagi umum adalah menambah
wawasan dan meningkatkan motivasi untuk menggali ilmu-ilmu pendidikan lebih dalam.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Istilah remaja berasal dari kata latinadolescere (kata bendanya adoloscentia yang berarti
remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik.
Remaja merupakan kelompok yang potensinya dapat dimanfaatkan dan kelompok yang
bertanggung jawab terhadap bangsa dalam masa depan. Masa remaja merupakan masa
perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran dan emosional.Masa remaja
kadang panjang kadang pendek tergantung lingkungan dan budaya di mana remaja itu
hidup.Kehidupan remaja itu sendiri merupakan salah satu fase perkembangan dari diri
manusia.Fase ini adalah masa transisi dari masa kanak-kanak dalam menggapai kedewasaan.
Disebut masa transisi karena terjadi saling pengaruh antara aspek jiwa dengan aspek yang lain,
yang kesumuanya akan mempengaruhi keadaan kehidupan remaja.

B. Perkembangan Fisik dan Psikis pada masa remaja


Perkembangan fisik pada remaja mengalami perkembangan dengan cepat lebih cepat
dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa.Perkembangan fisik mereka terlihat
jelas pada tungkai kaki dan tangan, otot-otot tubuh bekembang pesat sehingga kelihatan
bertubuh tinggi tetapi kepalanya masih mirip anak-anak.
Segala fungsi jasmaniah pada fase ini mulai atau telah dapat bekerja. Kekuatan jasmani
mereka dapat dianggap sama dengan orang dewasa. Demikian pula, segi seks.Mereka telah
mampu berketurunan. Pertumbuhan jasmani dari luar dan dalam (kelenjar) yang telah matang
itu akan mengakibatkan timbulnya dorongan-dorongan seks, yang perlu mendapat perhatian.
Dorongan yang bersifat biologis tersebut menimbulkan kegoncangan emosi, yang selanjutnya
membawa berbagai tindakan, kelakuan, atau sikap yang menjurus ke arah pemuasan dorongan
tersebut.
Pada pria akan nampak hal-hal seperti: (a) timbulnya rambut di daerah alat kelamin ‘public
hair’; (b) timbulnya rambut di ketiak ‘axillary hair’ seringkali tumbuh rambut di lengan, kaki dan
dada; (c) kulit menjadi lebih kasar; (d) kelenjar yang menghasilkan lemak di kulit ‘sebacious’

2
menjadi aktif sehingga timbul banyak ‘kukul’ jerawat; (e) kelenjar keringat bertambah besar dan
aktif sehingga banyak keringat keluar; (f) otot tubuh, kaki dan tangan membesar; (g) timbulnya
perubahan suara pada umur kurang lebih 13 tahun suara mulai membesar.
Sedangkan pada wanita akan nampak hal sebagai berikut: (a) Perkembangan pinggul yang
membesar dan menjadi bulat disebabkan oleh membesarnya tulang pinggul ‘pelvis’; (b)
perkembangan buah dada; (c) timbulnya rambut di daerah kelamin; (d) timbulnya rambut di
ketiak; (e) kelenjar sebaceous menjadi lebih besar dan aktif yang menyebabkan timbulnya
jerawat; (f) kelenjar keringat menjadi lebih aktif; (g) tumbuhnya rambut di lengan dan kaki.
Dalam aspek psikis, pada usia ini pribadi mereka masih mengalami kegoncangan dan ketidak
pastian. Perhatian lawan jenis sangat diharapkan, apabila tidak mendapatkan perhatian dari
lawan jenis maka terkadang akan merasa sedih, menyendiri, atau akan mencoba untuk
melakukan hal-hal yang menarik perhatian. Bahkan kadang-kadang ada yang mengalami
kegoncangan jiwa dengan bermacam-macam gejala.
Pada umur ini, mereka merasa pentingnya pengakuan sosial bagi remaja. Mereka akan
merasa sedih, apabila diremehkan atau dikucilkan dari masyarakat dan teman-temannya.
Karena itu, mereka tidak mau ketinggalan mode atau kebiasaan teman-temannya.Kadang-
kadang mereka juga marah kepada orang tuanya apabila mereka mencoba membatasi mereka.
Mereka juga sering marah pabila ditegur, dikritik, atau dimarahi di depan teman-temannya
karena takut akan kehilangan penghargaan dirinya.

C. Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja


Pada usia remaja, sering kali kita melihat mereka mengalami kegoncangan atau
ketidakstabilan dalam beragama. Misalnya, mereka kadang-kadang sangat tekun sekali
menjalankan ibadah, tetapi pada waktu lain enggan melaksanakannya. Bahkan menunjukkan
sekiap seolah-olah anti agama.Hal tersebut karena perkembangan jasmani dan rohani yang
yang terjadi pada masa remaja turut mempengaruhi perkembangan agamannya.Dengan
pengertian bahwa penghayatan terhadap ajaran dan tindak keagamaan yang tampak pada para
remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan jasmani dan mereka.

3
Zakiah Daradjat, Starbuch, William James, sependapat bahwa pada garis besarnya
perkembangan penghayatan keagamaan itu dapat di bagi dalam dua tahapan yang secara
kulitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda.

Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai berikut:


1. (12-18 Masa awal remaja tahun) dapat dibagi ke dalam dua sub tahapan sebagai berikut: 
Pertama; Sikap negative (meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan alam
pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara hipocrit (pura-
pura) yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan perbuatannya.Mereka
meragukan agama bukan karena ingin manjadi agnostik atau atheis, melainkan karena
ingin menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka
untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.
Kedua; Pandangan dalam hal ke-Tuhanannya menjadi kacau karena ia banyak membaca
atau mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham banyak yang tidak
cocok atau bertentangan satu sama lain.  Ketiga; Penghayatan rohaniahnya cenderung
skeptic (diliputi kewas-wasan) sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan
ritual yang selama ini dilakukannya dengan kepatuhan.
2. Masa remaja akhir yang ditandai antara lain oleh hal-hal berikyut ini: Pertama; Sikap
kembali, pada umumnya, kearah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual,
bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya menjelang dewasa.  Kedua; Pandangan
dalam hal ke-Tuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya.
Ketiga; Penghayatan rohaniahnya kembali tenang setelah melalui proses identifikasi dan
merindu puja ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan
manusia penganutnya, yang baik shalih) dari yang tidak. Ia juga memahami bahwa
terdapat berbagai aliran paham dan jenis keagamaan yang penuh toleransi seyogyanya
diterima sebagai kenyataan yang hidup didunia ini.

Perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan


rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W. Starbuck adalah:

4
a. Pertumbuhan pikiran dan mental
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya
sudah tidak begitu menarik bagi mereka.Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai
timbul.Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan,
social, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya.
b. Perkembangan perasaan
Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis, dan
estetis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang terbiasa dalam
lingkungannya. Kehidupan religious akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke
arah hidup yang religious pula. Sebaliknya bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan
dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual. Masa remaja
merupakan masa kematangan seksual.Didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan
super, remaja lebih mudah terperosok ke arah tindakan seksual yang negative.
c. Pertimbangan sosial
Corak keagamaan para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial.Dalam
kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan
material.Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih
dipengaruhi kepentingan akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk
bersikap materialis.
d. Perkembangn moral
Tipe moral yang juga terlihat pada para remaja juga mencakupi:
1) Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi.
2) Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
3) Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama
4) Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral
5) Deviant, menolak dasar dan hokum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.
e. Sikap dan minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan
hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi
mereka. (besar kecil minatnya)

5
f. Ibadah
1) Pandangan para remaja terhadap ajaran agama, ibadah, dan masalah do’a:
a) 148 siswi dinyatakan bahwa 20 orang di antara mereka tidak pernah mempunyai
pengalaman keagamaan. 128 mempunyai pengalaman keagamaan yang 68 di
antaranya secara alami (tidak melalui pengajaran resmi).
b) 31 orang di antara yang mendapat pengalaman keagamaan melalui proses alami,
mengungkapkan adanya perhatian mereka terhadap keajaiban yang
menakjubkan di balik keindahan alam yang mereka nikmati.
2) Selanjutnya mengenai pandangan mereka tentang ibadah diungkapkan sebagai
berikut:
a) 42 % tak pernah mengerjakan ibadah sama sekali.
b) 33 % mengatakan mereka sembahyang karena mereka yakin tuhan mendengar
dan akan mengabulkan do’a mereka.
c) 27 % beranggapan bahwa sembahyang dapat menolong mereka meredakan
kesusahan yang mereka derita.
d) 18 % mengatakan bahwa sembahyang menyebabkan mereka menjadi senang
sesudah menunaikannya.
e) 11 % mengatakan bahwa sembahyang mengingatkan tanggung jawab dan
tuntunan sebagai anggota masyarakat.
f) 4 % mengatakan bahwa sembahyang merupakan kebiasaan yang mengandung
arti penting.

D. Kesadaran beragama pada masa remaja


1. Pengalaman ketuhanannya makin bersifat individual
Remaja yang menemukan Tuhan-nya akan memiliki kepercayaan diri yang kuat dan berani
berdiri di atas kaki sendiri menghadapi segala macam tantangan dan kesukaran dari dunia
luar. Kalau sikap percaya diri itu berlebihan, bagi remaja yang mempunyai pandangan sempit
dapat menimbulkan fanatisme, sikap radikal dan keberanian tanpa perhitungan.
a) Keimanannya makin menuju realitas yang sebenarnya

6
Kasih sayang tuhan adalah kasih sayang yang jauh lebih mendasar dan lebih luas
daripada kasih sayang orangtua. Setiap kali si remaja mencoba menggambarkan tuhan
dengan sifat-sifat Nya, setiap kali pula ia menyadari bahwa gambaran atau bayangan yang
ada di dalam pikirannya bukanlah tuhan dan sifat tuhan yang sebenarnya. Apa yang
dipikirkan dan diutarakan manusia tentang tuhan dan sifat-sifat Nya tidak pernah
sempurna, karena penggambaran dan tanggapan manusia adalah berasal dari
pengindraan, sedangkan tuhan tidak dapat ditangkap dengan panca indera.

b) Peribadatan mulai disertai penghayatan yang tulus


Pada masa remaja dimulai pembentukan dan perkembangan suatu system moral
pribadi sejalan dengan pertumbuhan pengalaman keagamaan yang individual. Melalui
kesadaran beragama dan pengalaman ketuhanan, akhirnya remaja akan menemukan
tuhannya, yang berarti menentukan kepribadiannya. Ia pun akan menemukan prinsip dan
norma pegangan hidup, hati nurani, serta makna dan tujuan hidupnya. Kesadaran
beragamanya menjadi otonom, subjektif dan mandiri, sehingga sikap dan tingkah lakunya
merupakan pencerminan keadaan dunia dalamnya, penampilan keimanan dan
kepribadian yang mantap.

2. Konflik dan keraguan


Dari analisis hasil penelitian W. Starbuck menemukan penyebab timbulnya keraguan
tentang ajaran agama yang mereka terima, cara penerapan, keadaan lembaga keagamaan,
dan para pemuka agama. Penyebab timbulnya keraguan itu antara lain faktor:
a) Kepribadian, yang menyangkut salah tafsir dan jenis kelamin
1) Bagi seseorang yang memiliki kepribadian introvert, maka kegagalan dalam
mendapatkan pertolongan tuhan akan menyebabkan salah tafsir akan sifat tuhan
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
2) Perbedaan jenis kelamin dan kematangan merupakan faktor yang menentukan
dalam keraguan agama.
3. Kesalahan organisasi keagamaan dan pemuka agama

7
Ada berbagai lembaga keagamaan, organisasi, dan aliran keagamaan yang kadang-kadang
menimbulkan kesan adanya pertentangan dalam ajarannya.Pengaruh ini dapat menjadi
penyebab timbulnya keraguan pada remaja.
a) Pernyataan kebutuhan manusia
Manusia memiliki sifat konservatif (senagn dengan yang sudah ada) dan dorongan
curiosity (dorongan ingin tahu).Ia terdorong untuk mempelajari ajaran agama dan kalau
ada perbedaan-perbedaan yang kurang sejalan dengan apa yang telah dimilikinya akan
timbul keraguan.
b) Kebiasaan
Seseorang yang terbiasa akan suatu tradisi keagamaan yang dianutnya akan ragu
menerima kebenaran ajaran yang baru diterimanya atau dilihatnya.

c) Pendidikan
Dasar pengetahuan yang dimiliki seseorang serta tingkat pendidikan yang dimilikinya
akan mempengaruhi agama sikapnya terhadap ajaran agama.
d) Percampuran antara agama dan mistik
Para remaja merasa ragu untuk menentukan antara unsur agama dengan
mistik.Sejalan dengan perkembangan masyarakat kadang-kadang secara tak disadari
tindak keagamaan yang mereka lakukan ditopang oleh praktik kebatinan dan mistik.

8
BAB III
KESIMPULAN

A. Pengertian Remaja ?
Istilah remaja berasal dari kata latinadolescere (kata bendanya adoloscentia yang berarti
remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik.

B. Perkembangan Fisik dan Psikis pada masa remaja


Pada pria akan nampak hal-hal seperti: (a) timbulnya rambut di daerah alat kelamin ‘public
hair’; (b) timbulnya rambut di ketiak ‘axillary hair’ seringkali tumbuh rambut di lengan, kaki dan
dada; (c) kulit menjadi lebih kasar; (d) kelenjar yang menghasilkan lemak di kulit ‘sebacious’
menjadi aktif sehingga timbul banyak ‘kukul’ jerawat; (e) kelenjar keringat bertambah besar dan
aktif sehingga banyak keringat keluar; (f) otot tubuh, kaki dan tangan membesar; (g) timbulnya
perubahan suara pada umur kurang lebih 13 tahun suara mulai membesar.
Sedangkan pada wanita akan nampak hal sebagai berikut: (a) Perkembangan pinggul yang
membesar dan menjadi bulat disebabkan oleh membesarnya tulang pinggul ‘pelvis’; (b)
perkembangan buah dada; (c) timbulnya rambut di daerah kelamin; (d) timbulnya rambut di
ketiak; (e) kelenjar sebaceous menjadi lebih besar dan aktif yang menyebabkan timbulnya
jerawat; (f) kelenjar keringat menjadi lebih aktif; (g) tumbuhnya rambut di lengan dan kaki

C. Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja


(12-18 Masa awal remaja tahun)
Masa remaja akhir yang ditandai

D. Beragama pada masa remaja ?


Remaja yang menemukan Tuhan-nya akan memiliki kepercayaan diri yang kuat dan berani
berdiri di atas kaki sendiri menghadapi segala macam tantangan dan kesukaran dari dunia luar.
Kalau sikap percaya diri itu berlebihan, bagi remaja yang mempunyai pandangan sempit dapat
menimbulkan fanatisme, sikap radikal dan keberanian tanpa perhitungan

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ahyadi, 2005. Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila.Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Arifin, Bambang Syamsul, 2008. Psikologi Agama,  Bandung: Pustaka Setia
Jalaludin, 2005.Psikologi Agama Memahami Perilaku Keagamaan Dengan Mengaplikasikan
Prinsip-prinsip Psikologi.Jakarta: Raja Grafindo Persada

10

Anda mungkin juga menyukai