Anda di halaman 1dari 23

Pelatihan Konselor Awam SMP-SMA Gloria Surabaya

19 Agustus 2023

Peran
Konselor
Awam

Suherni Santoso, MA.


1 2 3
Siapa Mengapa Peran
Konselor Awam? Konselor Awam Konselor Awam
dibutuhkan?
Siapa Konselor Awam?

 Memiliki HATI  Memiliki TALENTA  Memiliki sikap


yang peduli dan dan KARUNIA RENDAH HATI,
mau menolong rohani mau belajar dan
sesama memperlengkapi
diri

1 Kor. 13

1 Korintus 12:1-11
Siapa Konselor Awam?
 Memiliki hati-beban terhadap anak remaja-pemuda
 Tidak sekedar menjalankan tugas, tapi sebagai satu panggilan
 Ketertarikan pada kehidupan para siswa
 Suka mengamati tingkah laku mereka
 Peduli pada semua siswa, tidak pilih-pilih
 Keinginan membangun kedekatan dengan mereka
 Menolong siswa menghadapi kesulitan mereka, turut merasakan pergumulan
mereka
 Membimbing mereka menemukan dan mengembangkan bakat mereka
 Memberi semangat dan memotivasi mereka
 Menjadi ‘orang tua’ bagi mereka, menjadi teman bicara yang mau
mendengar keluhan mereka tanpa cepat-cepat memberi nasihat
 Memperlengkapi diri agar semakin efektif dalam menjalankan peran dan
tanggung jawab sebagai guru sekaligus konselor bagi mereka
Siapa Konselor Awam?

30% 40% Konselor awam bisa


Therapeutic Extratherapeutic sangat efektif, bahkan
relationship factors in terkadang lebih efektif
environment
dari konselor profesional
15% Gary R. Collins, Christian Counseling:
Harapan A Comprehensive Guide (Nashville:
Resiliansi 15% Thomas Nelson, 2007), 53
Intervensi
Mengapa Konselor Awam
dibutuhkan?
 Banyak masalah hidup sehari-hari yang
dapat ditangani oleh konselor awam.
 Datang kepada konselor awam dirasakan
lebih aman.
 Suasana “informal” juga lebih dirasakan
nyaman.
 Jumlah konselor profesional terbatas.
 Kepedulian dan pelayanan terhadap
“Bertolong-tolonganlah menanggung
sesama merupakan tanggung jawab
bebanmu! Demikianlah kamu
semua orang percaya:
memenuhi hukum Kristus”
(Galatia 6:2)
Mengapa Guru sebagai Konselor
Awam dibutuhkan?
 Guru menempati posisi strategis dalam mengenal
siswa.
 Lebih banyak kesempatan untuk melakukan
pendekatan dan berinteraksi dengan siswa.
 Banyak masalah sehari-hari yang dialami siswa
dapat ditangani oleh guru.
 Datang kepada guru dirasakan lebih aman
daripada orang tua.
 Suasana ‘informal’ juga dirasakan lebih nyaman.
 Keterlibatan guru yang intens dengan siswa dinilai
“Bertolong-tolonganlah menanggung lebih efektif.
bebanmu! Demikianlah kamu  Kepedulian terhadap siswa merupakan tanggung
memenuhi hukum Kristus” jawab semua guru, tidak hanya membagi ilmu tapi
(Galatia 6:2) juga membagi hidup.
Peran Konselor Awam

1 2 3
CONNECTING UNDERSTANDING RESPONDING

 Menjangkau hati siswa  Memahami dan mengenal siswa  Mengantar siswa pada
pertumbuhan
 Connecting = TO LOVE  Undesrtanding = TO KNOW
 Responding = TO GROW
Peran Konselor Awam
1. Connecting = TO LOVE Bagaimana caranya?
 KEPEKAAN ‘membaca’ situasi  Memulai PERCAKAPAN dengan spirit CARING
dan orang-orang di sekitar kita ➢ Hindari kata, kalimat, nada bicara yang menghakimi,
meremehkan, memberi label, komentar atau penilaian negatif.
termasuk anak didik di sekolah
➢ Memilih topik pembicaraan yang membangun keakraban
 AKTIF mencari peluang untuk (relevan, sesuai konteks, seputar peristiwa yang terjadi).

mendekatkan diri pada  Memiliki AWARENESS of body language terhadap diri sendiri
mereka ataupun orang lain dan KETERKAITAN semua elemen komunikasi.
➢ Body language: penampilan, ekspresi wajah, tatapan mata, sikap, postur
 Menghadirkan spirit yang dan gerak tubuh.
PEDULI dengan memberi ➢ Elemen dalam komunikasi : 7% kata/kalimat yang diucapkan – 38% suara-
nada bicara – 55% body language (Dr. Albert Mehrabian’s 7- 38-55 rule)
perhatian dan menjadi teman
 Menghadirkan suasana KONDUSIF
bicara bagi mereka
➢ Sepanjang pertemuan menunjukkan sikap ramah, bersahabat, tidak
 INISIATIF menolong mereka dibuat-buat dan ketertarikan pada apa yang disampaikan.

yang membutuhkan bantuan ➢ Unconditional positive regard, penuh penerimaan dan sikap menghargai ,
yang membuat orang mau bicara, berani terbuka untuk sharing (sudah
ada emotional readiness).
Mari berlatih dan praktekkan
 Pada jam istirahat atau saat kegiatan sekolah berlangsung, SECARA KHUSUS/SENGAJA mendekati siapa
saja yang ada saat itu, BUKAN sekedar obrolan basa-basi dan tidak dilakukan dengan tergesa-gesa
karena ada hal lain yang harus segera dikerjakan.
 Kepada siapa? Misal:
➢ siswa yang pendiam, jarang berinteraksi dengan teman-temannya, sibuk dengan gadget,
tampak sering sendiri, tidak peduli dengan sekitarnya, atau sebaliknya, siswa yang terlalu aktif, atau
tiba-tiba ceria, dsb.
➢ siswa yang tidak terbiasa disapa untuk diajak bicara, tampak murung, sedang melamun, baru
mengalami kedukaan.
➢ Siswa baru yang belum mengenal teman-temannya atau hanya mengenal satu-dua teman.
➢ Siswa yang pasif, tidak suka dengan kegiatan sekolah, tiap hari hanya datang lalu pulang.
 Catatan: Konselor tidak cepat berasumsi, atau mengambil kesimpulan, raut wajah yang tampak happy,
tertawa, tersenyum, tidak selalu pertanda tidak sedang bergumul dengan masalah.
Mari berlatih dan praktekkan
 Selamat pagi Tina.., sudah sarapankah pagi ini?
jika belum sarapan ibu ada biscuit kalau kau mau…
 Selamat pagi Andre.., hati-hati nanti kamu terjatuh….
 Tampaknya tadi pagi kamu tergesa-gesa ya.., siapa yang mengantarmu hari ini? Apakah
rumahmu cukup jauh dari sekolah?
 Hai Andi.., bagaimana kabarmu hari ini? Sepertinya ada yang kamu sedang pikirkan? Jika perlu
bantuan bapak jangan sungkan ya.. Kamu bisa cari bapak kalau diperlukan..
 Bagaimana kabar orang tuamu? Mereka sehatkah? Bagaimana kesibukan orang tuamu? Salam
ya untuk mereka..
 Bagaimana studimu? Apakah ada kesulitan? Bidang studi apa yang kamu paling sukai?
 Bagaimana situasi tadi di kelas? Apa kamu senang bersekolah disini?
 Apa hobimu? Apa kegiatanmu sepulang sekolah? Bagaimana kamu mengisi akhir pekanmu?
Bagaimana liburanmu?
 Dengan siapa kamu berteman? Bersahabat?
 Saat siswa merasa dirinya disambut, disapa, diperhatikan, dipedulikan, diterima, maka ia juga
akan merasa dirinya dihargai dan mulai berani untuk bicara, Siap untuk masuk dalam
percakapan yang lebih dalam, lebih personal, tentang diri, keluarga, atau situasi yang sedang ia
alami.
Peran Konselor Awam

2. Understanding = TO KNOW Bagaimana caranya?


 Membawa ‘klien’ dalam  Memakai Counselor mind BUKAN natural mind, parental mind, teacher mind.
PERCAKAPAN KONSELING: ➢ Natural mind: hanya untuk menyenangkan orang lain, cepat memberi
menjadi konselor yang efektif komentar atau nasihat, suka bercanda, blak-blakan, atau sebaliknya, dibuat-

dan terbebas dari kebiasaan buat, terlalu formal, jaga image, kaku.

peran/percakapan naturalnya.  LISTENING: mendengar secara aktif:


➢ Menangkap cara kerja atau pola EMOSI, PIKIRAN dan PERILAKU klien.
 MEMAHAMI apa yang ingin
➢ Memahami apa yang membuat dirinya memiliki perasaan, pikiran, dan perilaku
disampaikan dibalik bahasa
demikian di tengah realita hidupnya.
verbal (apa yang dikatakan)
 EMPATHY: merasakan perasaan klien dan melihat realita hidup dari perspektifnya.
dan non verbal (intonasi dan
 Terus menerus alert untuk ACCEPTANCE
nada bicara; serta bahasa  Menangkap SINYAL MASALAH
tubuhnya)  Dari 1-2 kalimat yang diucapkan mulai memikirkan berbagai kemungkinan
adanya masalah dalam kehidupan klien.
 Membutuhkan kekayaan dan kepekaan terhadap problematika hidup.
 Fokus pada klien dengan selalu mengajukan OPEN QUESTIONS.
Kendala untuk bisa mendengarkan
secara aktif:

 Mengalami gangguan fisik pada organ


pendengaran; daya konsentrasi rendah;
alur pikir terputus-putus.
?
 Mengalami kelelahan mental karena
masalah emosi yang menguras energi.

 Mengalami problem rohani: ?


keangkuhan/kesombongan, merasa diri
lebih benar dan lebih baik dari orang
lain.
Contoh Counselor Mind

 Counselor mind vs Natural mind yang memikirkan tentang anak yang nakal yang perlu
di-disiplin.
“Kamu tidak boleh melakukan itu, nanti bisa dihukum Tuhan loh!” - NM
“Kadang kita melakukan kesalahan dengan berbagai alasan meskipun tahu ada
resiko-resiko yang bisa terjadi” - CM
 Counselor mind vs Parentals' mind yang ingin melindungi dan menolong anaknya.
“Kamu harus lakukan usaha keras supaya bisa segera beres dari masalah” - PM
“Tampaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut ya, apa yang kira-kira akan kamu lakukan terlebih dulu?” - CM
 Counselor mind vs Teacher's mind yang ingin supaya anak didiknya berhasil lulus.
“Kalau kamu malas belajar dan sering tidak mengerjakan tugas, bagaimana kamu bisa
naik kelas? – TM
“Keberhasilan untuk menempuh jenjang berikutnya tentu membutuhkan usaha dan
kerja keras ya…, karena memang itulah tanggung jawab seorang murid” - CM
Faktor pemicu

Counselor Mind Faktor bawaan

 Counselor mind fokus pada faktor bawaan - predisposing factor yang


menjadi keunikan kepribadian seseorang yang akan menolong-nya untuk
mengenal diri sendiri dan menyadari apa yang sebenarnya terjadi dalam
dirinya.
➢ Siapa sebenarnya orang ini, mengapa dia meresponi faktor
pemicu - precipitating factor seperti itu?"
➢ Apa yang sebenarnya betul-betul ia ingin dan butuhkan?"
➢ Apa keunikan respon yang klien pakai, tepatkah? atau
justru merugikan dirinya?" - misalnya terlalu emosional,
mudah pesimis, putus asa, cemas berlebihan, krtitikal,
cenderung negatif menilai diri atau orang, menyalahkan
orang lain, dsb.
Menangkap Sinyal Masalah
 Siswa A mengeluh ayahnya selalu tidak mau tahu dengan apa yang sebenarnya ia
kerjakan sepulang sekolah, ayah menilai ia hanya main game, tidak pernah belajar, dan
terus-menerus memberi komentar yang negatif, bahkan ketika ia mendapat nilai 9 ayah
mengatakan itu karena ia tidak mau belajar.
 Siswa B yang sebenarnya pandai mengatakan ia tidak puas dengan hasil rapor-nya
sekalipun ia selalu mendapat ranking tiga besar.
 Ayah dari siswa C datang sendiri mengikuti acara seminar untuk orang tua karena istri
bekerja di luar kota.
 Ayah dari siswa D datang memenuhi panggilan kepala sekolah karena anaknya sering
datang terlambat ke sekolah.
 Ibu dari siswa E mengeluh bagaimana mungkin anaknya mau kuliah di Amerika seperti
kedua kakaknya, sementara sekarang ini saja ia harus selalu mendampingi anaknya agar
mau belajar.
 Ibu dari siswa F mengatakan suaminya bekerja di luar kota sehingga jarang komunikasi
dengan anaknya.
 Seorang ibu (single parent) mengatakan anaknya, siswa G sudah semakin mengerti
tanggung jawabnya dalam tugas sekolah, namun dan ia jarang sekai bergaul dengan
teman-temannya dan lebih senang di rumah.
OPEN QUESTIONS
 Fokus pada klien dengan menanyakan tentang dirinya,
bagaimana perasaannya, apa yang dia pikirkan, apa
yang sebenarnya ia inginkan, apa makna kejadian
bagi dirinya,

 Membawa kepada pengenalan yang lebih dalam


tentang diri kilien.

 Contoh pertanyaan seperti:


“Apa yang sebenarnya Anda rasakan saat ini?”
For someone to ask genuine questions
about the other person means they “Mengapa Anda mencemaskan hal tersebut?
want to learn about them and “Apa yang Anda pikirkan mengenai kejadian yang baru
understand them. A concerned “how
saja kamu alami?
are you?” question can lead
someone to share a bit. This can be “Mengapa Anda berpikir demikian?”
followed up by deeper questions “Apa yang Anda lakukan saat itu? Mengapa bisa
“How is that for you?, What’s that like
for you? “Mengapa Anda memilih tindakan tersebut?
Peran Konselor Awam

3. RESPONDING = TO GROW Perubahan apa yang terjadi?


 Tujuan percakapan  Memiliki kesadaran dan pengenalan diri terhadap apa yang telah dan
sedang terjadi dalam dirinya.
konseling: PERTUMBUHAN –
 Tidak lagi fokus pada berbagai fenomena, pemicu persoalan yang ia
Growing in Christ.
hadapi.
 Ada proses TRANSFORMASI:  Tidak berusaha mengontrol, mengendalikan, menuntut, memaksakan,
atau mengubah segala sesuatu termasuk orang lain sesuai dengan
- KOMITMEN menjadi pribadi
keinginannya.
yang hidup sesuai dengan  Mengakui kesalahan atau respon yang keliru yang dilakukan selama ini.
tujuan dan rencana Allah.  Mulai bisa menerima kelemahan atau kekurangan orang lain.
- CHRIST LIKENESS, makin  Terbuka untuk menerima realita hidup sebagai spiritual journey dalam
hubungannya dengan Tuhan.
serupa Kristus.
 Mampu menangkap makna di balik persoalan yang dihadapi.
 Kesediaan memaafkan kesalahan orang lain, tidak lagi menyimpan
kemarahan, sakit hati atau kebencian.
 Mulai bisa ber-empati dan memahami orang lain bahkan mengasihinya.
Latihan
STARTING SKILL
Anda : Selamat siang pak, perkenalkan nama saya Andi salah satu guru
Anda sering melihat seorang bapak di sini..
datang sendiri mengikuti seminar orang Kevin : Oya, nama saya Kevin, ayah dari Citra siswi kelas 2 SMP..
tua yang diadakan setiap bulan di Anda : Apa kabarnya pak Kevin? Saya sering melihat kehadiran bapak
sekolah. Penampilannya selalu rapi dan di sekolah, jadi cukup familiar, bagaimana acara seminar hari
ini? Mungkin ada masukin..
tampak tenang. Selesai seminar seperti
Kevin : Kabarnya baik pak, Acara seminar cukup menyenangkan, ada
biasa bapak tersebut segera berjalan
hal-hal baru yang menambah wawasan sebagai orang tua.
meninggalkan ruangan.
Anda : Bapak sendiri saja? Ibu berhalangan untuk bisa hadir ya pak…
Kali ini Anda ingin coba mendekatinya Kevin : Istri sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya, sering lembur
untuk berinteraksi dan mengenal lebih bahkan sabtu juga kadang harus ke kantor..

jauh. Anda : Jika ada kesempatan mengajak istri, senang sekali bisa
berkenalan juga..

Kevin : Saya juga berharap bisa mangajak istri pak, mungkin lain waktu..
Anda : Kami juga sedang merencanakan acara kebersamaan yang
melibatkan orang tua, siswa-siswi dan semua pengajar..
informasi lebih lanjut akan segera kami sampaikan..

Kevin : Oh.. Baik pak, terimakasih..

Anda : Mari.. Pak Kevin.., sampai jumpa di lain waktu....


Latihan
STARTING SKILL
Anda : Selamat pagi bu Ana, Bagaimana kabarnya? Lama tidak berbincang-bincang.
Anda sudah mengenal Ibu Ana, Ibu A : Puji Tuhan saya baik-baik saja bu..

orang tua siswa A sejak lama, hanya Anda : Senang melihat kehadiran ibu kembali setelah tiga tahun kita melewati pandemi..

Ibu A : Iya bu, anak pertama saya sudah kembali ke Melbourne, suami juga sudah
belum pernah ada waktu khusus
kembali bekerja on-site di kantor, bahkan tidak jarang pulang larut malam, adakalanya
untuk mengenal lebih jauh, dan Anda juga keluar kota lagi seperti sebelum pandemi…

Anda : Rumah terasa sepi ya bu, berdua saja dengan A...


ingin coba mengajak berbincang
Ibu A : Kadang saya ke rumah orangtua, menengok merekalah bu.., apalagi saudara-
tentang banyak hal, membangun saudara semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Pernah saya diajak reuni teman
SMA, malas saya bu, saya tidak aktif dan tidak ada teman yang akrab. Ada juga mantan
komunikasi yang lebih mendalam.
pacar (sambil tersenyum), biasalah bu namanya dulu anak muda..

Anda : Oo... Jadi waktu ibu lebih banyak melakukan aktivitas di rumah ya bu.., sekolah ini
sudah kembali mengadakan pertemuan orrang tua siswa dan guru, jika ibu berkenan bisa
hadir.

Ibu A : Saya usahakan ya.., tidak berani janji (tersenyum lebar)

Anda : Ada juga seminar orang tua bu..

Ibu A : Wah! Saya sebenarnya senang bu kalau bisa hadir, dapat wawasan baru.., tapi
lihat nanti ya bu, lagi-lagi saya tidak berani janji (tertawa)..

Anda : Baik bu Ana, saya tunggu kedatangan ibu.. Mohon pamit ya bu, saya ada
persiapan mengajar, sampai jumpa lain waktu...
Mari berlatih dan praktekkan
LISTENING SKILL
A, siswi SMA tingkat 12 datang menemui Anda atas keinginannya sendiri, ia memasuki ruangan nyaris tanpa suara dan berdiri di
depan Anda dengan kepala tertunduk tanpa mengatakan apapun sampai Anda menyapa dan mempersilahkan ia duduk.

Dengan suara perlahan ia mengatakan: “Saya tidak dapat menyelesaikan studi tahun ini karena ada kendala. Setiap kali
mengerjakan tugas saya selalu merasa hasil pekerjaan saya jelek, saya minder dengan teman-teman yang sudah
menyelesaikan dan mengumpulkan tugas mereka, belum lagi saya harus mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi ujian
akhir. Saya takut dan panik kalau ada yang tanya tentang studi, rasanya tegang tidak tahu harus bilang apa sampai otot
persendian terasa kaku dan sempat tremor.

Saya kesal dengan diri saya sendiri yang selalu menyusahkan orang lain, kadang saya berpikir lebih baik kalau saya tidak ada,
tidak merepotkan orang lain. Tapi saya merasa bersalah kalau sampai tidak lulus dan tidak bisa melanjutkan studi untuk kelak
saya bisa bekerja dan membantu mama dan adik. Saya selalu ingat pesan papa sebelum meninggal, jaga mama dan
dedek…”. Sampai disini ia terdiam, ia hanya menghela nafas dan tidak mampu lagi menahan tangis.
Mari berlatih dan praktekkan
LISTENING SKILL
B, seorang siswa baru dirujuk ibunya datang menemui Anda, ia langsung masuk ke dalam ruangan dan duduk sambil melipat
kedua tangannya menatap Anda tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

Sebelumnya Anda sudah mendapatkan informasi dari ibunya terkait dengan masalah akademik dan kesulitan siwa tersebut
dalam beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan sekolah yang lama. Ia lebih sering sendiri, di kelas tidak banyak bicara
ataupun berinteraksi dengan siswa-siswi lain kecuali jika guru mengajukan pertanyaan kepada dirinya, kadang ia juga tidak
menjawab.

Sementara di rumah B lebih banyak berada di kamar dan bisa berjam-jam main game dengan beberapa teman SMP sampai
selalu harus diingatkan untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah. B tinggal berdua dengan Ibunya karena Ayah bekerja
di luar kota dan jarang sekali pulang ke rumah, komunikasi dengan Ayah juga hanya sesekali, itupun tidak banyak hal yang
dibicarakan.

Apa yang ia katakan kepada Anda sebatas apa yang Anda tanyakan, ia merasa dirinya tidak ada masalah. Ibunya sering
menanyakan pada Anda perkembangan anaknya selama konseling.

Anda mungkin juga menyukai