Anda di halaman 1dari 2

Adanya wacana perubahan masa jabatan Presiden dari dua periode menjadi tiga periode diharapkan

membawa dampak positif yaitu Presiden dapat memaksimalkan pelaksanaan program-program kerjanya
dengan sebab memiliki waktu menjabat yang cukup lama, sehingga membuat pembangunan dapat
mengalami kemajuan. Apabila dilihat dari sejarah, Presiden Soeharto yang menjabat sebagai Presiden
dalam jangka waktu yang lama memberi banyak kontribusi dalam pembangunan di Indonesia dan
hingga kini beliau dikenal sebagai “Bapak Pembangunan”. Berdasarkan keberhasilan-keberhasilan
Presiden Soeharto tersebut, wacana perubahan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode diharapkan
dapat membawa dampak positif. Dengan lebih lamanya masa jabatan Presiden diharapkan dapat
memajukan perekonomian Indonesia seperti apa yang telah dilakukan oleh Presiden Soeharto. Tidak
seperti saat ini, yang dibatasi hanya dengan dua periode, banyak Presiden yang malah mewariskan
masalah-masalah struktural yang dapat menghambat kemajuan negeri, serta banyak juga program
pembangunan yang terlantar sebab pemimpin baru enggan melanjutkan program pembangunan yang
belum sempat terlaksana dari Presiden sebelumnya.

Masa jabatan Presiden diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebelum dilakukan amandemen, Pasal 7 berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya
selama masa lima tahun jabatan, dan sesudahnya dapat dipilih kembali”. Berdasarkan bunyi Pasal
tersebut artinya seseorang Presiden dan Wakil Presiden yang telah habis masa jabatannya selama lima
tahun dapat kembali dipilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden tanpa dibatasi untuk berapa periode.
Selanjutnya dilakukan amandemen terhadap ketentuan Pasal 7 menjadi “Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama,
hanya untuk satu kali masa jabatan”. Dengan perubahan tersebut maka periode masa jabatan Presiden
dan Wakil Presiden menjadi lebih tegas, yaitu hanya boleh memegang jabatan selama dua kali periode.

Adanya wacana perubahan masa jabatan Presiden dari dua periode menjadi tiga periode diharapkan
membawa dampak positif yaitu Presiden dapat memaksimalkan pelaksanaan program-program kerjanya
dengan sebab memiliki waktu menjabat yang cukup lama, sehingga membuat pembangunan dapat
mengalami kemajuan. Apabila dilihat dari sejarah, Presiden Soeharto yang menjabat sebagai Presiden
dalam jangka waktu yang lama memberi banyak kontribusi dalam pembangunan di Indonesia dan
hingga kini beliau dikenal sebagai “Bapak Pembangunan”.
Positifnya;

program kerjanya bisa dilihat dengan jelas. Berbeda yang hanya 1 periode, belum ada kemajuan, semua
sistem diubah oleh presiden yang baru, ngulang lagi.Perkembangan Negara bisa dilihat dengan jelas dan
mungkin signifikan, karena tidak tersandung-sandung.

Secara pribadi saya sangat setuju jika pemilihan presiden dilakukan melalui MPR, hanya jika yang duduk
di kursi MPR adalah manusia suci tanpa cela, yang tak suka harta, dan hanya mengabdi pada negara.
Jangan sampai perubahan sistem dilakukan hanya untuk memberi makan para pejabat.

Biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih kecil dari pada pemilihan umum.Potensi menangnya kaum
minoritas sama dengan mayoritas. Selama ini dalam pemilihan umum, calon mayoritas memiliki peluang
menang yang lebih besar.Kembali pada sistem demokrasi pancasila sila ke-4 yaitu: "Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan”da Jokowi untuk
melenggang maju.Ia menyebut bahwa penambahan masa jabatan Jokowi adalah hasil dari aspirasi
masyarakat. Jokowi tiga periode juga didukung oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan
Investasi—Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut big data yang dia punya, ada 110 juta warganet yang
menghendaki Indonesia

presiden membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengawasi pemulihan ekonomi dan
mengimplementasikan agendanya, termasuk rencana relokasi ibu kotanya yang ambisius senilai $32
miliar, yang telah terganggu oleh pandemi.Secara politik masuk akal karena parlemen dikuasai oleh
mayoritas pendukung Presiden Joko Widodo

Anda mungkin juga menyukai