Anda di halaman 1dari 10

PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022


ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

PENERAPAN PEMBELAJARAN BILINGUAL DALAM


MEMPERSIAPKAN SISWA MENGHADAPI TANTANGAN DALAM
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Andi Hermawan1, Rina Yuliana2, Damanhuri3
1,2,3
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia
1
andiher2010@gmail.com, 2 rinayuliana@untirta.ac.id, 3
damanhhuri@untirta.ac.id

IMPLEMENTING BILINGUAL LEARNING IN PREPARING


STUDENTS TO FACE THE CHALLENGES IN THE INDUSTRIAL
REVOLUTION 4.0
ARTICLE HISTORY ABSTRACT
Abstract: This study aimed to provide an overview of the implementation of two languages or
bilingual (Indonesian and English) learning to face the challenges of the industrial revolution
4.0. Through a descriptive approach, this study was conducted at SDIT Widya Cendekia,
Serang. The researchers conducted interviews, observation, and documentation to obtain the
Submitted: data. The subjects of this study were the principal, the homeroom teachers, and students of
12 September 2021 SDIT Widya Cendekia, Serang. The learning implementation in the bilingual class followed the
12th September 2021 national curriculum and school curriculum, and bilingual learning was conducted by
implementing a project-based learning model and a scientific approach. It aimed that students
would have 4C skills (Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity, and
Innovation) to deal with the challenges in the industrial revolution 4.0.

Keywords: learning, bilingual, industrial revolution 4.0

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan


Accepted: pembelajaran yang menggunakan dua bahasa (billingual) yakni bahasa Indonesia dan bahasa
14 Januari 2022 Inggris sebagai upaya menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 yang dilaksanakan di SDIT
14th January 2022 Widya Cendekia Kota Serang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif,
untuk memperoleh data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara, observasi dan dokumentasi. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah kepala
sekolah, wali kelas serta peserta didik SDIT Widya Cendekia kota Serang. Perencanaan
pelaksanaan pembelajaran pada kelas billingual mengacu kepada kurikulum nasional dan
kurikulum sekolah sedangkan pelaksanaan pembelajaran billingual menggunakan model
pembelajaran project based learning dan pendekatan saintifik, hal ini bertujuan agar peserta
didik mempunyai keterampilan 4C (Critikal Thingking, Communication, Colaboration dan
Creativity and Inovation) sebagai upaya mengahadapi tantangan revolusi industri 4.0.
Published:
25 Februari 2022 Kata Kunci: pembelajaran, bilingual, revolusi industri 4.0
25th February 2022
CITATION
Hermawan., A., Yuliana, R., & Damanhuri, D. (2022). Penerapan Pembelajaran Bilingual
dalam Mempersiapkan Siswa Menghadapi Tantangan dalam Revolusi Industri 4.0.
Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11 (1), 88-97. DOI:
http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546.

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 88
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

PENDAHULUAN batas wilayah negara dengan menggunakan


Revolusi industri yang dihadapi saat perangkat teknologi yang semakin canggih.
ini telah mengubah kehidupan masyarakat. Internet sangat membantu manusia dalam
Perubahan yang sangat terasa ada pada aspek berkomunikasi. Jika semua orang sadar bahwa
tekonolagi dan digitalisasi, dengan adanya revolusi industri membuka keran bahwa setiap
perubahan ke arah digital tersebut kehidupan individu bisa terhubung dengan masyarakat
manusia semakin dimudahkan, manusia dapat global maka kemampuan berkomunikasi
bertransaksi, berkomunikasi tanpa harus menjadi sangat penting terutama
mengeluarkan usaha ekstra. Interaksi tersebut berkomunikasi dengan bahasa Asing terutama
dapat dilakukan dengan orang lain yang tidak bahasa Inggris yang menjadi bahasa
dikenal sebelumnya bahkan orang-orang yang Internasional yang paling sering digunakan
berada dibelahan dunia manapun tanpa harus Untuk mencapai tujuan yang
bertatap muka langsung. diharapkan, yakni mengajarkan keterampilan
Revolusi industri membawa perubahan berbicara terutama keterampilan peserta didik
yang sangat besar terhadap berbagai aspek dalam Bahasa asing, dalam pembelajarannya
kehidupan masyarakat. Tidak luput perubahan sekolah tidak bisa hanya terpaku pada jam
tersebut juga dirasakan pada aspek pendidikan. pelajaran saja akan tetapi seharusnya sekolah
Adanya revolusi industri membuat setiap sudah mampu menjadikan Bahasa asing
peserta didik dapat belajar di manapun menjadi sebuah program pembiasaan dalam
kapanpun dan dengan siapapun bahkan dengan pengantar pembelajaran penyampaian materi
apapun. Internet saat ini menjadi sarana belajar atau dalam berkomunikasi di sekolah semisal
hampir seluruh peserta didik di Indonesia peserta didik yang izin pergi ke kamar mandi
bahkan dunia. Melalui mesin pencari, harus menggunakan Bahasa asing, menyapa
keterbukaan informasi bisa dengan mudah di dalam Bahasa asing dan lain sebagainnya.
akses sehingga memudahkan dalam mendapat Pelaksanaan pembelajaran dengan
informasi baru yang sebelumnya tidak menggunakan dua bahasa sering kita dengar
diketahui. Kemudahan dalam mengakses dengan istilah billingual.
informasi dan pengetahuan baru tersebut harus Billinggual dapat dipahami dengan
dibarengi dengan kecakapan oleh para kegiatan pembelajaran yang menggunakan dua
pelakunya sehingga manfaat dari revolusi bahasa dimulai dari proses perencanaan,
industri 4.0 0 khususnya dibidang teknologi pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan,
dapat di manfaatkan secara optimal. monitoring dan penilaian atau evaluasi (
Mengacu kepada kecakapan yang Sugianto 2014:26). Penyelenggaraan sekolah
harus dimiliki di era revolusi industri 4.0 berbasis bilingual yang terwujud dalam suatu
maka kecakapan berbicara (Communication) kelas atau lingkungan pendidikan merupakan
merupakan kecakapan yang harus dikuasai salah satu program yang diterapkan guna
ketika seseorang mau ikut bersaing dengan meningkatkan kecerdasan linguistik peserta
masyarakat global, perubahan secara global didik sehingga peserta didik mempunyai
menuntut manusia untuk mampu menguasai keterampilan dua bahasa yakni bahasa asing
verbal-lingusitik terutama kemampaun dan bahasa Indonesia.
berbicara dan berkomunkasi dalam bahasa Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
asing. Kecakapan dalam bahasa asing 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting karena dalam pasal 61 Ayat (1) menyatakan bahwa :
merupakan salah satu kompetensi yang harus Pemerintah pusat bersama-sama pemerintah
dimiliki peserta didik pada. Nurjanah ( 2019: daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya
395) yang menjelaskan bahwa abad 21 adalah satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar
abad digital. Komunikasi dilakukan melewati dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 89
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

jenjang pendidikan menengah untuk Pembelajaran merupakan proses


dikembangkan menjadi sekolah bertaraf komunikasi dua arah antara guru dan peserta
internasional. Mengacu kepada peraturan didik dimana guru bertindak sebagai sosok
pemerintah tersebut banyak sekolah terutama yang membimbing dan mengarahkan peserta
sekolah swasta berupaya untuk menjadikan didik sehingga terjadi interaksi anatar guru dan
sekolahnya menjadi sekolah yang berkualitas peserta didik.Pembelajaran sebagai proses
dan menghasilkan lulusan yang diakui secara belajar yang dibangun oleh guru untuk
nasional dan internasional. Untuk mencapai mengembangkan kreativitas peserta didik yang
tuujuan tersebut salah satu realisasi dari dapat meningkatkan kemampuan berpikir
layanan pendidikan yang berkualitas ini adalah peserta didik, serta dapat meningkatkan
dengan menyelenggarakan Kelas Bilingual kemampuan mengkonstruksi pengentahuan
atau bahkan Sekolah Bertaraf Internasional. baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan
Sekolah yang sudah mampu menerapkan yang baik terhadap materi
program tersebut, tentu hal yang menjadi pembelajaran.Menurut Ujang Jamaludin
unggulan program mereka ialah penguasaan (2018:35) pembelajaran merupakan proses
terhadap bahasa asing, terutama Bahasa interaksi antara guru dan peserta didik sebagai
Inggris, selain bahasa asli daerah atau Bahasa wahana menanamkan nilai-nilai atau
Ibu. Peserta didik dituntut menguasai bahasa pengetahuan yang dipandang perlu sebagai
Inggris, karena sekolah seperti ini memang upaya mendewasakan para generasi untuk siap
dikondisikan untuk mampu bersaing di kancah hidup di masa yang akan datang secara
dunia Internasional. berkualitas. Dalam pelaksanaan pembelajaran
Di kota Serang provinsi Banten SDIT tidak terlepas dari banyak nya komponen
Widya Cendekia merupakan salah satu sekolah penunjang keberhasilan pembelajaran dan
yang sudah menerapkan program bilingual. ketercapaian tujuan pembelajaran hal itu
SDIT Widya Cendekia kota Serang merupakan karena pembelajaran merupakan suatu system
salah satu sekolah yang sudah mampu kesatuan yang tidak dapat dipisahakan.
memfasilitasi pembelajaran menggunakan Taufik (2013:119) mengatakan bahwa
bahasa asing melalui pengaplikasian program pendiikan suatu sistem dipahami bahwa
kelas billingual yang dikembangkan sendiri pendidikan dalam mewujudkan tujuannyatidak
oleh para pendidiknya serta didukung juga berdiri sendiri, akan tetapi memiliki beberapa
dengan bahan ajar dan tentunya tenaga komponen yang saling terkait didalamnya dan
pendidik yang profesional di bidangnya saling memberi penggaruh.
Program Billingual yang dilaksanakan di SDIT Pembelajaran dikatakan sebagai suatu
Widya Cendekia juga menjadi salah satu sistem karena pembelajaran adalah kegiatan
alasan para orang tua menyekolahkan putra- yang bertujuan, yaitu membelajarkan peserta
putrinya disana hal ini agar anak-anaknya didik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
mampu berbahasa asing secara aktif namun yang sudah direncanakan maka ada beberapa
tidak melupakan aspek agama yang sudah pasti komponen yang harus di siapkan dalam
mendapatkan porsi lebih di sekolah tersebut. pelaksanaan pembelajaran. Aprida Pane dan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Darwis Dasopang ( 2017:340) menyebutkan
peneliti tertarik untuk mengambil judul komponen-komponen pembelajaran tersebut
“Pelaksanaan Pembelajaran Billingual dalam terdiri dari guru, peserta didik, tujuan
mempersiapkan Peserta Didik Menghadapi pembelajaran, media pembelajaran, metode
Tantangan Revolusi Industri 4.0” pembelajaran, sumber belajar, strategi
pembelajaran dan evaluasi.
KAJIAN TEORI
1. Pembelajaran

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 90
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

2. Billingual billingual identik dengan proses pembelajaran


Pembelajaran billingual merupakan menggunakan dua Bahasa yaitu Bahasa Inggris
model pendekatam menggunakan dua bahasa dan Bahasa Indonesia hal ini dipilih karena
untuk menyampaikan materi kurikulum bahasa inggris merupakan bahasa asing yang
dengan tujuan menguatkan kompetensi peserta paling sering digunakan dalam kehidupan
didik dalam berbahasa asing. Dengan sehari-hari. Dengan pengguanaan dua bahasa
menerapkan pendekatan ini terdapat dua hal ini, peserta didik menjadi mempunyai dua
yang penting yang diperoleh peserta didik, keterampilan yakni keterampilan menguasai
yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan mata pelajarandana keterampilan
keterampilan berbicara dalam dua bahasa. menggunakan bahasa inggris. Model
Bambang Sugianto (2014:36) pembelajaran ini akan memberikan motivasi
penerapan kelas billingual adalah suatu proses pada peserta didik mengenai pengenalan
pencapaian tujuan pembelajaran kelas Bahasa asing yang akan digunakan pada proses
billingual yang dimulai dari proses pembelajaran. Agar peserta didik terbiasa,
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, maka peserta didik hendaknya sering berlatih
pelaksanaan, monitoring dan penilaian. dalam pengucapan pada saat proses
Dalam pembelajaran kelas bilingual pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan
tentunya dibutuhkan desain atau perencanaan nya ada beberapa tahapan, peserta didik tidak
yang khusus dan matang agar dalam proses langsung sepenuhnya dihantarkan dengan
pembelajaran didalam kelas berlangsung bahasa asing, guru tetap memberi pejelasan
secara optimal. Desain pembelajaran dengan bahasa indonesia agar peserta didik
sebenarnya dapat dimaknai dari bebagai memahami materi yang disampaikan. Jika
perspektif, seperti sebagai disiplin, ilmu, peserta didik sudah benar-benar menguasai
sistem, dan proses. Sebagai disiplin, desain bahasa inggris maka guru dapat sepenuhnya
pembelajaran membahas berbagai penelitian memberikan pengantar pelajaran dengan
dan teori tentang strategi serta proses menggunakan bahasa inggris. Hal terpenting
pengembangan pembelajaran dan dalam pelaksanaan kelas billingual adalah
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain kemampuan guru – guru yang mengajar
pembelajaran merupakan ilmu untuk hendaknya sudah mampu menguasai bilingual,
menciptakan spesifikasi pengembangan, berpengalaman dan sudah terlatih dalam
pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan mengisi kelas bilingual. Semua unsur sekolah
situasi yang memberikan fasilitas pelayanan hendaknya mendukung segala macam
pembelajaran dalam skala makro dan mikro keperluan kelas billingual agar proses
untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan
tingkat kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran.
pembelajaran merupakan pengembangan Dari uraian di atas peneliti dapat
sistem pembelajaran dan sistem menyimpulkan bahwa dalam penerapan kelas
pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur billingual, guru harus menguasai terlebih
untuk meningkatkan mutu belajar. Novan Ardy dahulu bahasa yang akan diajarkan kepada
Wiyani (2017:21). peserta didik nya agar tidak terjadi
Mackey dalam Abdul Syukur Ibrahin miskonsepsi. Guru juga harus memahami
(2013:4) mengungkapkan billingualisme karakteristik peserta didik nya karena tidak
bukanlah fenomena sistem bahasa, melainkan semua peserta didik dapat dengan mudah
fenomena pertuturan atau penggunaan bahasa, memahami bahasa dengan baik, hal ini sangat
yakni praktik penggunaan bahasa secara perlu dilakuakn agar tidak terjadi kebingungan
bergantian. Billingualisme bukan lambang pada peserta didik dimana hal itu akan
bahasa melainkan ciri pengungkapan. Kelas

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 91
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

mengakibatkan keterlambatan berbicara pada (learning and inovation skill) di samping


peserta didik . menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Revolusi Industri 4.0 sesuai dengan bidang yang digeluti (Zubaidah,
Pengertian Revolusi industri di 2018). Karena trend abad 21 lebih berfokus
definisikan sesuai dengan tingkatan revolusi pada spesialisasi tertentu, maka tujuan
indutri itu terjadi. Revolusi industri yang pendidikan nasional Indonesia harus diarahkan
dihadapi saat ini dikenal dengan istilah pada upaya membekali lulusan memiliki
revolusi industri 4.0. Pada revolusi industri keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21
tahap keempat ini perubahan yang sangat yang dimaksudkan adalah setiap orang
terasa ada pada aspek tekonolagi dan menguasai 4C yang merupakan sarana untuk
digitalisasi. Saat ini segala hal yang mencapai kesuksesan dalam kehidupan di
berhubungan dengan kebutuhan manusia dapat masyarakat pada abad 21 ini. Keterampial
dengan mudah diakses melalui dukungan alat abad 21 menjadi topik yang sangat banyak
serta teknologi yang ada seperti kemudahan dibicarakan di semua lembaga pendidikan.
dalam mengakses. Semua pendidikan berusaha melatih anak
Astrid Savitri (2019:19) Revolusi didiknya untuk menguasai keterampilan
Industri adalah titik balik utama dalam sejarah tersebut Pada kurikulum 2013 diharapkan
yang ditandai dengan pergeseran dunia dari dapat diimplementasikan pembelajaran abad
ekonomi agraris dan kerajinan tangan menjadi 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman
ekonomi yang didiminasi oleh industri dan yang semakin kompetitif. Adapun
manufaktur mesin. pembelajaran abad 21 mencerminkan empat
Adanya revolusi industri membuat hal. 1. Critical Thinking dan Problem Solving
setiap peserta didik dapat belajar di manapun 2. Communication Skills 3. Collaboration
kapanpun dan dengan siapapun bahkan dengan Skills 4. Creativity Skills dan Innovation.
apapun. Internet saat ini menjadi sarana belajar 5. Keterampilan Dasar Mengajar
hampir seluruh peserta didik di Indonesia Salah satu kemampuan yang harus
bahkan dunia. Melalui mesin pe-ncari, dimiliki guru adalah kemampuan profesional.
keterbukaan informasi bisa dengan mudah di Kemampuan profesional merupakan
akses sehingga memudahkan dalam mendapat kemampuan yang berkaitan dengan
informasi baru yang sebelumnya tidak penyelesaian tugas keguruan untuk menguasai
diketahui. Kemudahan dalam mengakses landasan pendidikan, pemahaman terhadap
informasi dan pengetahuan baru tersebut harus bidang penguasaan materi, pemanfaatan media
dibarengi dengan kecakapan oleh para ajar dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
pelakunya sehingga manfaat dari revolusi Dalam sebuah proses pembelajaran, untuk
industri 4.0 khususnya dibidang teknologi dapat membawakan dan mengelola kelas
dapat di manfaatkan secara optimal. dengan apik dan baik, seorang guru hendaknya
4. Pembelajaran abad 21 menguasai berbagai kompetensi. Kompetensi
Menghadapi era revolusi industri guru pada dasarnya dibagi menjadi 4, yaitu :
4.0 bukan merupakan perkara mudah. Hal pertama kompetensi Pedagogik, yang berarti
ini harus disongsong dengan mempersiapkan suatu kemampuan guru dalam mengelola
sumber daya manusia yang dapat adaptif pembelajaran. Kedua kompetensi Kepribadian,
dengan tuntutan era revolusi industri 4.0. yang berarti kemampuan personal yang
Peranan lembaga pendidikan, memegang mencerminkan kepribadian seorang guru,
peranan penting dalam mempersiapkan sumber dimana kepribadian seorang guru tersebut
daya manusia. yaitu dengan meningkatkan harus mencerminkan ucapan, sikap dan
kompetensi lulusan yang memiliki perilaku yang baik sehingga dapat menjadi
keterampilan sesuai tuntutan abad 21 teladan bagi siswa. Ketiga kompetensi Sosial,

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 92
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

yang berarti suatu kemampuan yang dimiliki Widya Asri Ruko BB No 4 kota Serang
guru dalam berkomunikasi dan bergaul secara provinsi Banten. Pelaksanaan penelitian ini
efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga dilaksanakan kurang lebih selama 6 bulan,
kependidikan, orang tua/wali siswa, dan dimulai sejak bulan Januari 2021 sampai
masyarakat sekitar. dan yang keempat yaitu dengan bulan Juni 2021.
kompetensi Profesional, yang berarti Metode penelitian yang digunakan
kemampuan guru dalam mengikuti adalah kualitatif deskriptif yaitu manurut
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi Denzin dan Lincolen dalam Moleong (2017:5)
yang senantiasa harus dikembangkan seiring mengenai penelitian kualitatif sendiri bahwa
berjalannya waktu dalam proses pembelajaran penelitian kualitatif adalah penelitian yang
(Mulayasa, 2017 : 31). Pada umumnya saat berdasar pada data yang apa adanya dengan
pembelajaran berlangsung guru dituntut untuk tujuan mengartikan peristiwa-peristiwa yang
memiliki sejumlah keterampilan dasar dalam ada dengan menggunakan berbagai jenis
dalam mengajar. Sutrisno (2017: 156) metode. Kemudian yang dimaksud dengan
mengemukakan bahwa, keterampilan dasar metode deskripsi menurut (Sukmadinata, 2010:
mengajar adalah keterampilan yang melekat 54) menjelaskan bahwa suatu metode
pada profesi guru sebagai hasil dari proses penelitian yang dituliskan secara deskriptif
pendidikan yang diselenggarakan oleh tentang peristiwa-peritiwa yang terjadi di
lembaga pendidikan tertentu. lapangan, yang dilakukan saat ini ataupun yang
Hidayat (2017:129) menjelaskan sudah terjadi (lampau).
bahwa ada 8 jenis keterampilan dasar mengajar Teknik pengumpulan data yang
yang harus dimiliki oleh seorang guru ketika digunakan adalah observasi, wawancara dan
hendak menjadi tenaga pengajar dan dokumentasi. Jenis Peneliti menggunakan jenis
melaksanakan kegiatan pembelajaran adalah wawancara semi terstruktur karena dengan
keterampilan dasar mengajar membuka dan menggunakan jenis wawancara tersebut
menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, diharapkan pertanyaan yang diajukan kepada
keterampilan bertanya dasar dan lanjutan, narasumber dapat dijawab secara meluas
keterampilan memberi penguatan, namun juga mendalam, jenis jenis
keterampilan mengadakan variasi stimulus, pengumpulan data dengan menggunakan jenis
keterampilan mengelola kelas, ketarmpilan observasi non partisipatif karena dengan
membimbing diskusi kelompok kecil, menggunakan jenis observasi ini data yang
keterampilan pembelajaran kelompok kecil didapatkan akan lebih alami sesuai dengan
dan perseorangan. kebiasaan yang dilakukan. Tabel di bawah ini
akan menunjukan panduan wawancara dan
METODE PENELITIAN observasi yang telah peneliti buat dalam
Penelitian ini dilakukan pada kelas V melakukan kegiatan penelitian
di SDIT Widya Cendekia kota Serang. Yang
beralamat di JL. Lingkar Selatan Perum Taman

Tabel 1. Pedoman Pengumpulan Data Pelaksanaan Pembelajaran Billingual dalam


Mempersiapkan Peserta Didik Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0
Sub Fokus Aspek yang diteliti Teknik Narasumber Alat pendukung
Penelitiian Pengumpulan penelitian
data
Persiapan guru Proses persiapan Wawancara dan Kepala  Catatan lapangan
dalam dalam menyusun RPP Dokumentasi Sekolah dan  Pedoman observasi
melaksanakan Kriteria pemilihan guru  Pedoman wawancara
kegitan metode Pembelajaran

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 93
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

pembelajaran Proses penentuan  Recorder


billingual di SDIT Strategi Pembelajaran  camera
Widya Cendekia Proses Menentukan
Media Pembelajaran
Proses Kegiatan Observasi dan Guru dan  Catatan lapangan
Pelaksanaan Kelas pembelajaran Dokumentasi Peserta didik  Pedoman observasi
Billingual yang Respon dan  Pedoman wawancara
Dilakukan di Karakteristik peserta  Recorder
SDIT Widya didik  camera
Cendekia Evaluasi pembelajran

Peneliti menggunakan jenis model dianalisis dengan menggunakan model miles


analisis Miles dan Huberman. Adapun dan Huberman. Dari penelitian yang telah
aktivitas analisis data yang dapat dilakukan dilakukan maka diperoleh hasil penelitian
adalah dengan melakukan proses wawancara sebagai berikut:
kepada narasumber, observasi terkait
Pelaksanaan pembelajaran billingual di SDIT 1. Persiapan Guru dalam Melaksanakan
Widya Cendekia, dan yang terakhir adalah Kegiatan Pembelajaran Billingual di
dengan dokumentasi untuk memperkuat data SDIT Widya Cendekia..
yang didapat. Dari ketiga teknik pengumpulan Meskipun SDIT Widya Cendekia
data tersebut harus saling singkron antara satu memiliki program kelas billingual, namun
dengan yang lainnya, maksudnya adalah data dalam pelaksanaan nya kegiatan pembelajaran
yang didapatkan melalui wawancara, yang terjadi pada program billingual tersebut
observasi, dan dokumentasi saling hanya mencakup kepada beberapa kelas
menguatkan satu dengan yang lainnya tertentu, belum menjadi program sekolah yang
sehingga data yang didapatkan menjadi data mana program terasebut berlaku di seluruh
valid. jenjang tingkatan pendidikan di sekolah dasar.
Uji Keabsahan Data sangat perlu Oleh karena itu, dalam persiapan kegiatan
dilakukan agar data yang dihasilkan dapat pembelajaran kelas bilingual masih mengacu
dipercaya dan dipertanggung jawabkan secara kepada rpp yang digunakan secara umum
ilmiah. untuk menguji keabsahan data yang yakni kurikulum 2013 yang menjadi kurikulum
telah peneliti kumpulkan, peneliti mengguakan nasional. SDIT Widya Cendekia bukanlah
tiga teknik uji keabsahan data pada penelitian sekolah internasioal maupun sekolah
kualitatif meliputi kredibilitas (creadibility) billingual, namun kedudukan billingual di
dengan cara triangulasi; uji keteralihan SDIT Widya Cendekia hanya sebatas program
(transferability); uji ketergantungan kelas yang secara umum memiliki perbedaan
(dependability); dan uji kepastian dengan sekolah billingual.
(conformability). Pelaksanaan program bilingual
dilandasi oleh beberapa peraturan, yakni (1)
HASIL DAN PEMBAHASAN Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun
Penelitian ini dilakukan di kelas V 2005, setiap Standar Nasional Pendidikan
SDIT Widya Cendekia kota Serang provinsi (SNP) pada jalur formal dan non-formal wajib
Banten. Penelitian ini dilakukan dengan tiga melakukan penjaminan mutu pendidikan, yang
teknik pengumpulan data yaitu wawancara, bertujuan untuk memenuhi Standar Nasional
observasi dan dokumentasi yang kemudian Pendidikan, (2) Keputusan Menteri Pendidikan

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 94
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Nasional Nomor 22 tahun 2006 Tentang lebih dekat dengan ajaran agamanya, sikap
Standar Isi, (3) Peraturan Menteri Pendidikan spiritual ini menjadi sikap utama yang harus
dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 54 dioptimalkan karena akan menumbuhkan
tahun 2013 mengenai Standar Kompetensi karakter yang lain pada peserta didik.
Lulusan (SKL) pendidikan dasar dan Kegiatan membuka pembelajaran yang
menengah, yang dikembangkan untuk dilakukan guru seperti mengecek kesiapan
memenuhi kebutuhan kompetensi pada abad peserta ididk memulai kegiatan pembelajaran
ke-21, persaingan yang semakin global, dan dengan berdoa, melakukan apersepsi,
kebutuhan lokal serta nasional, (4) Keputusan memberikan motivasi dan menyampaikan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun tujuan pembelajaran penting dilakukan oleh
2006 tentang Standar Implementasi Keputusan guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan karena dapat meningkatkan motivasi belajar
23 tahun 2006, dan (5) Rencana Strategis dan kesiapan peserta didik untuk mengikuti
(Renstra) Departemen Pendidikan Nasional proses pembelajaran sampai akhir. Menurut
tahun 2005-2009. (Ridwan 2015: 38) Permendikbud No. 65 Tahun 2013 pada
Merujuk pada aturan di atas, kegiatan pendahuluan guru dapat melakukan
pembelajaran bilingual pada tingkat Sekolah beberapa kegiatan sebagai berikut. a.
Dasar memiliki tujuan yang jelas, yakni menyiapkan peserta didik secara psikis dan
menghasilkan lulusan yang menguasai bahasa fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b.
asing serta berkelas nasional dan internasional. memberi motivasi belajar peserta didik secara
Lulusan berkelas nasional secara jelas telah kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi
dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
Nasional, serta dijabarkan dalam Peraturan nasional dan internasional; c. mengajukan
Pemerintah 19 Tahun 2005 tentang Standar pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
Nasional Pendidikan dan dalam Peraturan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun akan dipelajari; d. menjelaskan tujuan
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
(SKL), serta dalam “pedoman penjaminan dicapai; dan e. menyampaikan cakupan materi
mutu Sekolah/Madrasah internasional pada dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya
2. Proses Pelaksanaan Kelas Billingual terfokus kepada guru atau peserta didik akan
yang Dilakukan di SDIT Widya tetapi terjalin kolaborasi antara peserta didik
Cendekia Kota Serang dan guru. Interaksi antara peserta didik dan
Selama pandemi Covid-19, guru sangat penting terjadi dalam proses
pelaksanaan pembelajaran billingual di SDIT pembelajaran, guru tidak hanya bertugas
Widya Cendekia kota Serang dilakukan secara menyampaikan materi tapi mengajak peserta
daring (dalam jaringan) menggunakan aplikasi didik untuk menemukan pengetahuan baru
Microsoft Teams. Kegiatan pembelajaran oleh peserta didik itu sendiri sehingga peserta
dibuka dengan berdo’a bersama, melakukan didik memiliki pengalaman belajar yang
apersepsi dan menyampaikan tujuan bermakna. Pembelajaran berlangsung dengan
pembelajaran merupakan kegiatan yang penggunaan pendekatan saintifik beliau
penting dilakukan sebelum kegiatan meminta peserta didik untuk menganalisis
pembelajaran dimulai, berdo’a merupakan peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar
salah satu capaian pada kompetensi inti (KI-1) untuk menemukan pengetahuan baru terkait
tentang sikap spiritual karena dengan berdo’a dampak dan penyebab suatu peristiwa (Critikal
peserta didik akan diajarkan untuk mengenal Thinking). setelah menganalisis peserta didik

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 95
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

diberi kesempatan untuk menyampaikan dan berkehidupan dalam abad ke-21 ditandai
analsisi nya hal ini bertujuan untuk melatih dengan kompetensi pemahaman yang tinggi,
komunikasi peserta didik. Keterampilan kompetensi berpikir kritis, kompetensi
komunikasi berperan sebagai kunci untuk berkolaborasi dan berkomunikasi, serta
menghadapi perubahan paradigma kehidupan kompetensi berpikir kreatif. Pelaksanaan
di abad 21 selain keterampilan berkolaborasi, pembelajaran billingual dan penggunaan
berpikir kritis, dan kreativitas. Keterampilan model pembelajaran project based learning di
komunikasi bermanfaat bagi siswa untuk SDIT Widya Cendekia diharapkan dapat
mengidentifikasi sumber informasi yang meningkatkan kemampuan keterampilan
akurat, menyaring informasi sebagai kompetensi 4C yang menjadi kompetensi yang
pengetahuan baru, dan menjadikan informasi harus dimiliki oleh peserta didik dalam
sebagai tambahan pengetahuan dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
pengembangan dirinya. Oleh sebab itu,
keterampilan komunikasi sangat perlu dikuasai SIMPULAN DAN REKOMENDASI
oleh siswa. Optimalisasi literasi dapat menjadi Berdasarkan penelitian yang
salah satu upaya untuk meningkatkan mneggunakan teknik pengumpulan data
keterampilan komunikasi siswa Keterampilan wawancara observasi dan dokumentasi
komunikasi adalah keterampilan individu mengenai “Pelaksanaan Pembelajaran
untuk menyampaikan dan menerima pesan Bilinngual Dalam Mempersiapkan Peserta
sesuai dengan konteks. Komunikasi membantu Didik Menghadapi Tantangan Revolusi
siswa untuk mengartikulasi gagasan dan Industri 4.0”. Peneliti memberi kesimpulan
pikiran baik secara lisan, tertulis, atau bahwa
nonverbal dalam berbagai konteks dengan 1. Guru kelaas V SDIT Widya Cendekia pada
tujuan pendengar dapat menerima pesan program billingual sangat memperhatikan
dengan tepat dan efektif. persiapan sebelum melaksanakan
Untuk mengatasi kurangnya jam pembelajaran. Persiapan pembelajaran yang
pelajaran daring, guru menggunakan model dilakukan dengan menyusun rencana
pembelajaran based learning peserta didik pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
diminta untuk membuat kerajinan yaitu dibuat beberapa hari sebelum pelaksanaan
membuat kreasi dari barang-barang yang sudah pembelajaran, rpp tersebut menjadi
tidak terpakai agar menjadi barang yang panduan dalam melaksanakan pembelajaran
memiliki nilai guna dan mengajak peserta pada kelas billingual. RPP yang dibuat juga
didik untuk berperan aktif dalam menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran
menyelamatkan lingkungan. Tugas yang jarak jauh yakni dirancang lebih sederhana
diberikan tersebut dapat menumbuhkan dan penggunaan model pembelajaran yang
kreatifitas pada peserta didik dimana saat ini, juga ikut disesuaikan, pada pembelajaran
kreatifitas sangat penting dimiliki. Kreatifitas billingual ini rpp yang dibuat masih
tidak bisa disamaratakan, setiap peserta didik menggunakan bahasa Indonesia karena rpp
dapat mengembangkan kreatifitasnya dengan yang dibuat masih mengacu kepada
berbeda- beda. Guru hendaknya bersikap kurikulum nasional.
terbuka terhadap prespektif kreatifitas peserta 2. Pembelajaran pada kelas billingual ini
didik. Dengan begitu peserta didik dapat lebih di dominasi dengan penggunaan
termotivasi untuk terus mengembangkan bahasa inggris, pemebelajaran yang
kreatifitasnya dan dapat meningkatkan dilaksanakan tidak terfokus kepada guru
prestasinya. atau peserta didik saja tapi terjadi interaksi
Morocco dalam Lina Sugiyarti antara guru dan peserta didik. Dengan
(2018:441) menyatakan kompetensi belajar model pembelajaran yang digunakan,

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 96
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8546
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

kegiatan pembelajaran diarahkan kepada Keislaman. vol 03 No2,340. Diakses


peningkatan ketrampilan 4C pada tanggal 2 Desember 2020
(Communikation, Colaboration, Critikal Pemerintah Indonesia. (2003). UU. RI No. 20
thingking, Creativity) yang menjadi Tahun 2003 Tentang Sistem
kompetensi pembelajaran abad 21 Pendidikan Nasional, Bab IV Pasal 29
kompetensi 4C tersebut merupakan ayat 1. Lembaran Negara RI Tahun
keterampilan yang hars dimiliki dalam 2003, No. 20. Sekretariat Negara.
menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Jakarta.
Mengacu pada hasil penelitian yang Pemerintah Indonesia. 2013. Permendikbud
sudah dijabarkan di atas, peneliti ingin No.65 tahun 2013 tentang standar
memberikan saran rekomendasi kepada proses pendidikan dasar dan
beberapa pihak terkait, yaitu kepada peserta menengah. Sekretariat Negara. Jakarta
didik agar dapat menjaga semangat belajarnya, Ridwan, dkk. (2015) Penjaminan Mutu
terlebih dalam mempelajari bahasa Inggris Sekolah,: Jakarta: Bumi Aksara
karena kemampuan bahasa inggris sangat Savitri, A.(2019). Revolusi Industri 4.0
penting dimiliki terlebih sekarang yang Mengubah Tantangan Menjadi
memasuki persaingan secara global. Peluangdi Era Disrupsi 4.0.
Yoyakarta: Genesis
DAFTAR PUSTAKA Sugianto, B. (2014). Optimalisasi Penerapan
Hidayat. S (2017) Pengembangan Guru Kelas Bilingual menuju Pembelajaran
Profesional. Bandung : PT Remaja Efektif Di SMP Negeri 1 Dukun
Rosdakarya Gresik. Kebijakan dan Pengembangan
Jamludin, U., dkk. (2018). Pelajaran Pendidikan. Vol 2 Nomor 1:36.
Pendidikan IPS : Teori Konsep dan Diakses pada tanggal 15 November
Aplikasi Bagi Guru dan Mahapeserta 2020
didik. Bekasi: CV.Nurani Sugiarti. L dkk Pembelajaran Abad 21 Di SD.
Maleong., dkk. (2013). Metode Penelitian Prosiding Seminar dan Diskusi
Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT. Nasional Pendidikan Dasar. ISSN:
Remaja Rosdakarya 2528-5564. di akses pada 29 Agustus
Mujib, A.,dkk. (2017). Ilmu Pendidikan Islam. 2021
Jakarta :Kencana Sutrisno, T 2017. Keterampilan Dasar
Mulyasa. (2017). Guru Dalam Implementasi Mengajar. Jawa Timur: Duta Media
Kurikulum 2013. Bandung:PT Remaja Publishing
Rosdakarya Taufik, M. 2013. Pengantar Pendidikan.
Nurjanah, S.A (2019) Analisis Kompetensi Bandung: CV. Mujahid Press
Abad-21 Dalam Bidang Komunikasi Zubaidah, S (2018). Keterampilan Abad Ke-
Pendidikan Jurnal Kehumasan ISSN – 21:Keterampilan yang Diajarkan
2655 – 1551 Vol 2 Nomor 2, 395 Melalui Pembelajaran. diakses
diakses pada 25 April 2021 tanggal 15 juli 2021 pukul 08.00
Pane, A., dkk. (2017). Belajar dan WIB.
Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu

Andi hermawan, Rina yuliana, Damanhuri. || Pembelajaran, billingual, revolusi industri 4.0
Halaman | 97

Anda mungkin juga menyukai