Anda di halaman 1dari 14
‘SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Sasaran Orang Tua Poli Anak Rawat Jalan Tempat Ruang Tunggu Poli Anak Hari Tanggal Kamis, 7 Juli 2022 Waktu :9.30 WiB Durasi 245 menit Metode : Ceramah dan diskusi Media Lembar Balik dan Leaflet Penyuluh 1. Endah Sarworini, S.GZ.,RD 2. Rosida Indriani R,S.Gz.RD ‘A. LATAR BELAKANG Di Indonesia masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masalah kurang gizi pada anak termasuk dalam periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 1000 HPK dimulai dari 270 hari selama kehamilan dan dilanjutkan 730 hari pada kehidupan pertama bayi atau sampai dengan usia bayi 2 tahun. Gangguan gizi yang terjadi selama 1000 HPK sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan kognitif (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Selah satu kesempatan emas untuk melakukan Pencegahan kekurangan gizi beserta akibatnya dengan cara tercukupi status gizi pada bayi dan balita dan keberhasilan program pemenuhan gizi pada bayi dan balita yang masuk dalam 1000 HPK. Hasil Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa permasalahan gizi pada balita di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu sebanyak 30,8% balita mengalami ‘Stunting, balita kurus dan sangat kurus sebanyak 10,2% dan balita gemuk ‘sebanyak 8%. Selain itu diperoleh data prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebesar 6,2% dan sebanyak 22,7% bayi lahir dengan panjang badan <48 cm. Kondisi gizi ibu hamil juga masih sangat memprihatinkan, dimana sebanyak 17,3% ibu hamil mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) dan 48,9% ibu hamil menderita Anemia Upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan dan perbaikan Permasalahan gizi di Indonesia adalah menetapkan Strategi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) sesuai Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (WHO/UNICEF, 2003) dengan menyesuaikan rekomendasi stendar emas PMBA yaitu Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan ASI Eksklusif sejak bayi lahir sampai berusia 6 bulan, memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) mulai usia 6 bulan, dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Mengingat pentingnya pemberian makan bayi dan anak untuk menjamin kecukupan pemenuhan gizi anak pada masa 1000 HPK, maka perlu disusun Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang menjadi acuan bagi tenaga gizi dan tenaga kesehatan Jain, pengelola program, pengambil kebijakan dan berbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya perbaikan gizi di Indonesia. B. TUJUAN Meningkatkan pengetahuan ibu terkait PMBA yang benar sehingga dapat membantu tumbuh kembang nak yang optimal c. TEMPAT Ruang Tunggu Poli Anak D. WAKTU Hari Kamis, Tanggal 6 Juli 2022, Pukul 9.30 WIB. Durasi penyuluhan sekitar 30 menit dan durasi diskusi sekitar 15 menit £. MATER! 1) Pengertian dan Tujuan Pemberian MP-ASI Makanan pendamping ASI (MP-AS!) adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi selain Makanan Pendamping ASI, ASI-pun harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampei usia 24 bulan, peranan makanan pendamping AS! sama sekali bukan untuk menggantikan AS! melainkan hanya untuk melengkapi ASI jadi dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI (Diah Krisnatuti, 2008), Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) merupakan proses perubahan dari asupan susu menuju ke makanan semi padat. Hal ini dilakukan karena bayi membutuhkan lebin banyak gizi. Bayi juga ingin berkembang dari refleks menghisep menjadi menelan makanan yang berbentuk cairan semi padat dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke belakang (Indiarti and Eka Sukaca Berfiani, 2015). Makanan pendamping ASI merupakan makenan bayi Kedua yang menyertai dengan pemberian ASI. Makanan Pendamping AS! diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi gizi bayi. Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi dari mulai bentuk sari buah, buah segar, bubur kental, makanan lumat, makanan lembek, dan akhimya makanan padat. Alasan pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan karena 8 umumnya bayi telah siap dengan makanan padat pada usai ini (Chomaria, 2013). Tujuan pemberian makanan bayi menurut (Budiastuti, 2009) dibedakan menjadi 2 macam yaitu tujuan mikro dan tujuan makro. Tujuan mikro berkaitan langsung dengan kepentingan individu pasangan ibu-bayi, dalam ruang lingkup keluarga, yang mencakup 3 macam aspek: '@. Aspek fisiologis yaitu memenuhi kebutuhan gizi dalam keadaan sehat maupun sakit untuk kelangsungan hidup, ektivitas dan tumbuh kembang. b. Aspek edukatif yaitu mendidik bayi agar terampil dalam mengkonsumsi makanan pendamping ASI. ©. Aspek psikologis yaitu untuk memberi kepuasan pada bayi dengan ‘menghilangkan rasa tidak enak karena lapar dan haus. Disamping itu memberikan kepuasan pada orang tua Karena telah melakukan tugasnya d. Sedangkan tujuan makro merupakan permasalahan gizi masyarekat luas dan kesehatan masyarakat. Pemberian makanan pendamping AS! bagi bayi bertujuan untuk ‘menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus (Diah Krisnatuti, 2008). Selain itu, pemberian makanan pendamping ASI membantu bayi dalam proses belajar makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik serta mengenalkan berbagai jenis dan rasa makanan 2) Bentuk MP-ASI @. Makanan lumat, yaitu jenis makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang rata dimana konsistensinya paling halus. Biasanya makanan lumat terdiri dari satu jenis makanan (makanan tunggal) Contoh: pepaya dihaluskan dengan sendok, pisang dikerik dengan ‘sendok, nasi tim saring, bubur kacang ijo saring, kentang rebus. b. Makanan lembek, yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair namun biasanya konsistensinya lebih padat daripada ‘makanan |umat. Makanan lembik ini merupaken makenen peralihan 3) ‘antara makanan lumat menuju ke makenan padat.. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, bubur kacang jjo, bubur manado, ©. Makanan keluarga, yaitu makanan padat yang biasanya disediakan di keluarga dimana tekstur dari makanan keluarga yaitu makanan padat Contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit (Argentina dan Yunita, 2014) Prinsip Pemberian MP-ASI Berikut ini merupakan beberapa prinsip pedoman pemberian MP-AS! pada bayi minum ASI menurut Ria Riksani : ‘a. Lanjutkan pemberian AS! sesuai keinginan bayi (on demand) sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih. b. Lakukan, yaitu dengan menerapkan prinsip asuhan psikososial. Sebaiknya, ibu memberikan makanan secara pelan dan sabar, berikan dorongan agar bayi 10 mau makan, tetapi jangan memaksakannya untuk makan, tetapi jangan memaksanya untuk makan, ajak bayi untuk bicara, dan pertahankan Kontak mata. Pada awal- awal pemberian makanan pendamping, bayi membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan jenis makanan baru yang bayi temui. . Jagalah kebersihan dalam setiap makanan yang disajikan, Terapkan pula penanganan makanan yang tepat. 4. Memulai pemberian makanan pendamping setetah bayi berusia 6 bulan dalam jumiah sedikit. Secara bertahap, ibu bisa menambah jumlahnya sesuai usia bayi ©. Sebaiknya, variasi makanan secara bertahap ditambah agar bayi bisa merasakan segala macam citarasa f. Frekuensi makanan ditambah secara bertahap sesuai pertambahan usianya, yaitu 2-3 kali sehari pada usia 6-8 bulan dan 3-4 kali sehari Pada usia 9-24 bulan dengan tambahan makanan selingan 1-2 kali bila dipertukan. . Pilihiah variasi makanan yang kaya akan zat gizi. h. Usahakan untuk membuat sendiri makanan yang akan diberikan kepada bayi dan hindari makanan instan. Jika terpaksa memberikan makanan instan, sebaiknya ibu bijak dalam melihat komposisi nutrisi_ yang ‘tetkandung di dalamnya. i. Saat anak anda terlihat mengalami sakit, tambahkan asupan cairan (terutama berikanlah air susu lebih sering ) dan dorong anak untuk ‘™makan makanan lunak yang anak senangi (Raksani Ria, 2013), 4) Jenis —jenis MP-ASI Secara umum terdapat dua jenis MP-ASI yaitu hasil olahan pabrk Menurut Depkes RI (2006) jenis MP-AS! adalah sebagai berikut: @ Makanan tambahan pendamping ASI lokal (MP-ASI Lokal) adalah makanan tambahan yang diolah dirumah tangga atau di Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia ditempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi oleh bayi b. Makanan tambehan pendamping ASI pabrikan (MP-ASI pabrikan) ‘adalah makanan yang disediakan dengan olahan dan bersifat instan dan beredar dipasaran untuk menambah energl dan zat-zat gizi esensial pada bayi. 5) Jadwal Pemberian MP-ASI Pemberian MP-AS! yang tepat yaitu memenuhi kebutuhan gizinya. MP- ASI harus di sesuaikan dengan usia bayi dimana ketepatan pemberian MP-ASI meliputi jenis, tekstur, frekuensi maupun porsi makan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi sebagai berikut a. Kebutuhan energy dari makanan adalah sekitar 200 kkal/hari untuk bayi usia 6-8 bulan, 300 kkal/hari untuk bayi usia 9-11 bulan dan 550 kkal/hari untuk bayi 12 bulan (1 tahun), b. Usia 6-8 bulan, kenalkan MP-ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur ‘susu sampai dengan nasi tim lunak, 2 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sebanyak: = 6 bulan : 6 sendok makan + Tbulan : 7 sendok makan 12 - 8 bulan : 8 sendok makan ©. Untuk usia 9-12 bulan, berikan MP-AS! dimulai dari bubur nasi sampai asi tim sebanyak 3 kali sehari. Setiap kali makan berikan sebanyak : = 9 bulan : 9 sendok makan = 10 bulan : 10 sendok makan +11 bulan : 11 sendok makan Pada usia 12 bulan, berikan nasi lembek 3 kali sehari, Berikan ASI terlebin dahulu, kemudian MP-ASI. Pada MP-ASI, tambahkan telur /ayam /ikan ftahu empe /daging sapi /wortel /bayamn Jkacang hijau/santan /minyak pada bubur nasi atau nasi lembek. Bila menggunakan makanan pendamping AS! dari pabrik, baca cara menyiapkannya, f. batas usia, dan tanggal kadarluarsa 9. Berikan makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari dan sebagainya h. Berikan buah-buahan atau sari buah, seperti air jeruk manis dan air tomat saring. i. Bayi mulai diajarkan makan dan minum sendiri menggunakan gelas dan sendok (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016). 6) Akibat MP-ASI Dini ‘Ada dua kategori pemberian MP-ASI yang salah menurut (Monika, 2014) yaitu : Dampak pemberian MP-ASI terlalu dini dan kerugian menunda pemberian MPASI. Berikut penjelasannya : a. Dampak dari Pemberian MP-ASI terfalu Dini Sanyak Ibu (umumnya, bila bayi adalah anak pertama) sangat bersemangat untuk segera meberikan MP-ASI karena dalam diri mereka ada perasaan bangga dan bahagia telah membuat pencapaian besar. Hal ini dapat memicu orangtua memberikan MP-ASI dini, Berikut dampak dari pemberian MP- ASI terlalu dini - Bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit. Saat bayi menerima ‘asupan Iain selain ASI, imunitas/kekebalan yang diterima bayi akan berkurang. Pemberian MP-ASI dini berisiko membuka pintu 14 gerbang masuknya berbagai jenis kuman, apalagi bila MP-ASI tidak disiapkan secara higienis, + Berbagai reaksi muncul akibat sistem pencemaan bayi belum siap. Bila MP-ASI diberikan sebelum sistem pencemaan bayi siap untuk menerimanya, makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai_reaksi, seperti diare, sembelit/konstipasi, dan perut kembung atau bergas. Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Berbagai enzim seperti amylase (enzim pencema karbohidrat) yang diproduksi pancreas belum cukup tersedia ketika bayi belum berusia 6 bulan. Begitu pula dengan enzim pencema karbohidrat lainnya (seperi maitase dan sukrase) dan pencerna lemak (lipase). = Bayi ber menderita alergi_ makanan. Memperpanjang pemberian ASI eksklusif menurunkan angka terjadinya alergi makanan. Pada usia 4-6 bulan kondisi usus bayi masih “terbuka’. ‘Saat itu antibody dari ASI masih bekerja melapisi organ pencernaan bayi dan memberikan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya Penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi Produksi antibody dan tubuh bayi sendiri dan penutupan usus terjadi saat bayi berusia 6 bulan. ~ Bayi berisiko mengalami obesitas/kegemukan. Pemberian MP-ASI dini sering dihubungkan dengan peningkatan berat badan dan kandungan lemak di tubuh anak pada masa dating, - Produksi ASI dapat berkurang. Makin banyak makanan padat yang diterima bayi makin tinggi potensi bayi mengurangi permintaan ‘menyusu, Bila ibu tidak mengimitasi frekuensi bayi 18 menyusu dengan memerah, produksi ASI dapat menurun. Bayi yang mengonsumsi makanan padat pada usia yang lebin muda cenderung lebih cepat disapih - Persentase keberhasilan pengatur jarak kehamilan alami menurun. Pemberian ASI eksklusif cenderung sangat efektif dan alami dalam mencegah kehamilan. Bila MP-ASI sudah diberikan, bayi tidak lagi Mmenyusu secara eksklusif sehingga persentase keberhasilan metode pengaturan kehamilan alami ini akan menurun. ~ Bayi berisiko tidak mendapat nutrisi optimal seperti ASI. Umumnya bentuk MP-ASI dini yang diberikan berupa bubur encer/cair yang mudah ditelan bayi. MP-AS| seperti ini mengenyangkan bayi, tetapi nutrisinya tidak memadai - Bayi berisiko mengalami invagasi usus/intususepsi. Invagasi usus/intususepsi adalah keadaan suatu segmen usus masuk ke dalam bagian usus lainnya sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Penyebab pasti penyakit ini belum Giketahui, tetapi hipotesis yang paling kuat adalah karena pemberian MP-ASI yang terlalu cepat. ‘Kerugian Menunda Pemberian MP-ASI Berapa ibu dan orangtua ‘menunda pemberian MP-AS! hingga usia bayi lebih dari 6 bulan dengan alasan agar bayi terhindar dari risiko menderita alergi makanan serta meberikan kekebalan pada bayi lebih lama. Padahal sebuah tinjauan dari sebuah penelitian menyimpulkan bahwa menunda pemberian MP- ASI hingga usia bayi melewati 6 bulan tidak memberikan perlindungan 16 yang berarti. Berikut kerugian jika menunda pemberian MP-ASI + Kebutuhan energi bayi tidak terpenuhi. Bila kebutuhan bayi tidak terpenuhi, bayi akan berhenti tumbuh atau tumbuh dengan tidak optimal, bahkan bila dibiarkan bayi dapet menderita gagal tumbuh. Tingkatkan kuantitas MP-ASI seiring bertambahnya usia bay ~ Bayi berisiko kekurangan zata besi dan menderita ADB (anemia defisiensi besi) ~ Kebutuhan makronutrien dan mikronutrien lainnya tidak terpenubi ‘sehingga mengakibatkan bayi/anak berisiko menderita malnutrisi dan defisiensi mikronutrien + Perkembangan fungsi motorik oral bayi dapat terlambat. - Bayi berpotensi menolak berbagai jenis makanan dan sulit ‘menerima rasa makanan baru di kemudian hari 7) Makanan yang harus Dihindari MP-AS! Kurang dari 1 Tahun @. Telur Setengah Matang Telur termasuk sumber protein yang kaya manfaat bagi Kesehatan. Telur direkomendasikan menjadi salah satu bahan makanan yang sangat baik untuk bayi meskipun telur termasuk sebagai 8 maknana penyebab alergi yang paling banyak ditemukan pada bayi dan anak. Pengolahan telur yang tidak matang sempurna atau telur setengah makan sebaiknya tidak diberikan pada bayi kurang dari satu tahun. Hal ini disebabkan karena pada telur setengah matang masih mengandung bakteri salmonella yang dapat menyebabkan keracunan makanan jika dikonsumsi oleh bayi dan balita. Menurut Intemational Journal of Environmental Research and Public Health, bakteri salmonella dalam telur dapat menyebabkan infeksi yang menimbulkan berbagai gejala tidak nyaman di saluran Pencernaan. Gejala keracunan makanan akibat bakteri salmonella yang biasanya muncul adalah kram perut, diare, muntah, dan demam. Gejala ini biasanya muncul 6 jam sampai 6 hari setelah tertular infeksi dan dapat berlangsung selama 4 sampai 7 hari Setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut. Salmonella Enteritidis bisa _mencemari bagian putih telur atau kuning telurdan akan hilang ketika telur telah benar- benar matang b. Garam dan Gula Merujuk pada American Heart Association Guideliners, bayi berusia ‘enam sampai delapan bulan hanya boleh diberikan tambahan guia sebanyak setengah sampai satu sendok teh, Sedangkan bayi berusia delapan sampai 12 bulen hanya boleh mendapatkan tambahan guia ‘sebanyak setengah sampai satu setengah sendok teh, Berdasarkan data itu, maka Mama hanya boleh menambahkan guia pada MPASI ‘sesuai takaran yang telah direkomendasikan, Gula_memang dibutuhkan si Kecil untuk diolah menjadi energi Walaupun gula diperbolehkan dicampur pada MPASI bayi, Mama sebaiknya tetap mengutamakan pemberian makanan alami untuk memenuhi kebutuhan gula si Kecil. Makanan yang bisa diberikan kepada bayi adalah apel, pir, dan pepaya. Buah-buah tersebut tidak terlalu manis sehingga tidak membahayakan kesehatan si Kecil Madu Madu adalah cairan manis berupa sirup yang mengandung karbohidrat, asam amino bebas, vitamin, dan flavonoid. Masyarakat ‘sering mengonsumsi madu baik sebagai obat herbal tradisional dan juga sebagai pemanis makanan dan minuman ringan seperti kue dan Jus. Salah satu manfaat madu bagi Kesehatan tubuh adalah sebagai antioksidan. Namun, untuk bayi kurang dari satu tahun sebaiknya tidak diberikan madu. Banyak orangtua memberikan madu pada bayi mereka dengan harapan dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindarkan dari penyakit. Pada bayi, madu biasanya diberikan ‘sebagai obat herbal untuk meredakan gejala batuk dan sult tidur karena infeksi saluran napas atas Pemberian madu pada bayi kurang dari satu tahun meningkatkan berbagai resiko infant botulism (penyakit botulisme pada bayi) akibat toksin yang diproduksi oleh kuman Clostridium botulinum yang ada pada madu. Toksin botulinum yang masuk ke saluran cera bayi akan menyerang system saraf bayi dan menyebabkan kelemahan otot atau hipotonia. Hal ini terjadi Karena toksin ini akan berikatan dengan reseptor sehingga menghambat pelepasan asetilkolin yang berakibat terhambatnya hantaran saraf di seluruh tubuh. Gejaia khas yang ‘tampak pada bayi yang mengalami infant botulism adalah lesu, lems, sesak napas, malas menyusu, sulit menelan, sembelit, sult membuka mata dan mulut kering. Selain itu, infant botulism juga dapat menyebabkan kematian karena kelemahan oto napas. F. RENCANA EVALUASI Evaluasi dilakukan melalui pre/post test lisan dengan memberikan ertanyaan terkait materi pada ibu pasien yang hadir untuk melihat ada/tidaknya Peningkatan pengetahuan setelah penjelasan materi (pertanyaan terlampit) G. DAFTAR PUSTAKA Abdulla C/O, Ayubi A, Zulfiquer F, Santhanam G. 2012. infant botulism following honey ingestion. BMJ case reports. doi:10.1136/ber.11.2011.5153, Ahmed N, Sutcliffe A, Tipper C. 2013. Feasibility study: honey for treatment of cough in children, Benjamins L J, Gourishankar A, Marquez V Y, Cardona H E. 2013. Honey pacifier use among an indigent pediatric population. 130:e 1838-1841 Brook |. Infant Botulism, Journal of perinatology. Hal 175-180. Cohen H A, Rozen J, Kristal H, Laks Y. 2012. Effect of honey on noctumal cought and sleep quality: 130:e 465-471, ‘Sastroasmoro Sudigdo. 2007. Membina tumbuh kembang bayi dan balita; makanan tambahan. Jakarta: Badan penerbit ikatan dokter anak indonesia; 2007. Hal115-124, LAMPIRAN Portanyaan pre/post test 1. Umur berapa MP-ASI mulai diberikan? 2. Bagaimana tahapan bentuk makanan MP-ASI? 3. Apa dampak MP-ASI terlalu dini? ‘Apakah boleh saat membuat MP-ASI diberikan santan atau lemak lainnya? 5. Apa saja kanan yang sebaiknya dihindari saat memberikan MP-AS! pada bayi kurang dari 1 tahun? ABSENSI PKMRS INSTALASI GIZI RSUD SIDOARJO No. Nama TID 1 YX acount /* Ys 2 2. Hertin Aguctinn ; re A e Na Aisyah.A-w 4. / = Vivi. RATNASARL | fer 3 5. | Betye Porwoningremn Hy, 6 Amik Mabat & “Ad 7] S- kurnia INdAAK a 3 Rio Arist e 9. . 9. 4 Agel VM / 10. Tod agen FEY i t a Tita : ; at Jerolow. Vi D- Jr eupras Senso A: Samant yah pte 15, F@illa tirana zg ae 16. ae 7 om a ae 17. da 17. Pe 18. 18, 19. 19. 20. 20. 21. 21 Zz 22. 23. 23. 24. 23. 25. 25. 26. 26. 27. 27. 28. 28. 29. 29. 30. 30,

Anda mungkin juga menyukai