SYARAHAN
SYARAHAN
Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada kesempatan ini
Kami akan membawakan syarahan dengan judul, “Kewajiban Manusia Memelihara dan
Memakmurkan Alam”, dengan rujukan firman Allah, surat al-Hijr ayat 19-20 :
{ َازقِين َ ِايRRا َم َعRRَا لَ ُك ْم فِيهRRَ} َو َج َع ْلن19{ض َم َد ْدنَاهَا َوَأ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر َوا ِس َي َوَأ ْنبَ ْتنَا فِيهَا ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َموْ ُزو ٍن
َ Rِهُ بRَتُ ْم لRش َو َم ْن لَ ْس
ِ رR َ َْواَأْلر
}20
Artinya : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan
Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.(19) Dan Kami telah menjadikan
untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk
yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.(20)”
Hadirin Rahimakumullah,
Prof. Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan, bahwa
kalimat وْ ُزو ٍنRR ْي ٍء َمRR ِّل َشRRا ِم ْن ُكRRَا فِيهRRَوَأ ْنبَ ْتن “dan
َ kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut
ukuran”, dipahami oleh sementara ulama dalam arti bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di
bumi ini aneka ragam tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman
itu masa pertumbuhan dan penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan makhluk
hidup. Demikian juga Allah swt menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitat
alamnya.
Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk
memakmurkan bumi, mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya sebagai
tempat tinggal dan menetap. Sebagaimana terurai di dalam al-Qur’an surat Huud ayat 61 :
Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-
Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (do`a hamba-Nya).”
Demikianlah firman Allah yang yang menginformasikan kepada kita bahwa manusia
diciptakan dari tanah dan ditugasi untuk memakmurkan tanah atau bumi. Karena itu dalam
bidang ilmu pengetahuan alam kita mengenal istilah alam biotiks (alam raya) dan alam abiotis
(berupa moral manusia). Kerusakan alam biotiks biasanya berwal dari kerusakan alam abiotis
yakni moral manusia. Sebagai contoh : berdasarkan penelitian Wahana Lingkungan Hidup di
DKI Jakarta tercatat memiliki 2.118 Sumur Bor dengan kedalaman tidak kurang dari 40 M,
sehingga jika terjadi penambahan sumur lagi pada tahun 2050 nanti, Wilayah DKI Jakarta bisa
mencapai daratan 0,0 M, dari permukaan laut alias rata menjadi laut.
Lalu bagaimanakah tanggung jawab dan usaha kita sebagai warga negara dalam
memelihara alam lingkungan ini? Sebagai jawabannya, Pertama : Kita harus mendukung dan
membantu program pemerintah dengan jalan melakukan reboisasi tanah-tanah gundul,
pembuatan terasering untuk mencegah longsor, penanggulangan limbah dan sampah bersama-
sama dan menghentikan pemburuan satwa serta penebangan hutan secara liar. Kedua : Kita
syukuri alam sebagai nikmat Allah swt dengan cara memeliharanya agar kita dikasihi oleh Allah
swt. Rasulullah saw bersabda :
“Sayangilah oleh kamu sekalian segala apa yang ada di muka bumi ini niscaya yang di atas
(Allah) akan menyayangimu.”
Apabila sikap ini kita aplikasikan maka Allah swt menjamin kemakmuran alam raya yang kita
miliki sehingga kita jauh dari petaka, terhindar dari bencana tapi dekat dengan nikmat dan
barakat dari Allah swt yang Maha Qudrat.
Melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Semoga Allah memberikan kekuatau kepada kita dalam mengemban amanah sebagai
khalifah di muka bumi ini terutama dalam mengelola alam, semoga Allah memberikan
keberkahan kepada bangsa ini, amin ya rabbal ‘alamin.