Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

METODE PERMAINAN MEMBACA DAN BERHITUNG


PADA ANAK USIA DINI

Di susun oleh :
Putri Andini (2107020174)
Jelly Aulia (2107020152)
Rismawati
Marliana

Dosen Pengampuh :
Adelia Yuriansyah M.Pd

uUu

Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Hikmah Meulaboh


Pembelajaran Baca, Hitung, dan Tulis Al-Quran
2022/2023

8
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang


telah melimpahkan ramat dan karunia nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Pembelajaran
Baca, Hitung, dan Tulis Al-Quran dengan Judul “Metode Permainan Membaca
dan Berhitung pada Anak Usia Dini”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga
ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihakyang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Meulaboh, Oktober 2022

Penulis

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Membaca, menulis, berhitung merupaan komponen penting yang harus
dikuasai anak. Akan tetapi, dalam proses pembelajarannya harus berdasarkan
prinsip pembelajaran paud yaitu belajar sambil bermain. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran membaca, menulis, berhitung tidak dapat di berikan secara
langsung. Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajarannya memiliki beberapa
tahapan yang harus dilalui anak dan diterapkan dengan menggunakan metode
yang tepat dan didukung dengan media yang sesuai dengan pembelajaran anak.

Penguasaan membaca, menulis, dan berhitung bukan merupakan


kemampuan yang wajib dimiliki oleh anak usia dini. Penerimaan peserta didik
paud menuju jenjang pendidikan dasar justru dilakukan melalui sistem zonasi,
yaitu dengan memprioritaskan usia anak dan jarak tempat tinggal peserta didik
dengan sekolah. Kompetensi calistung baru diajarkan secara formal saat peserta
didik berada di jenjang sekolah dasar (SD).

Layanan PAUD di Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan.


Pada sisi payung hokum, layanan ini di atur dalam Peraturan Presiden Nomor 60
Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini yang mengamatkan
kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan gizi,
rangsangan pendidikan, pembinaan moralemosional, dan pengasuhan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana metode pembelajaran membaca dan berhitung pada anak
usia dini?
2. Bagaimana tahap pembelajaran membaca dan berhitung pada anak usia
dini?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengenal metode pembelajaran membaca dan berhitung pada aud.
2. Mengenal tahapan-tahapan pembelajaran membaca dan berhitung pada
aud.

8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Pembelajaran Membaca dan Berhitung pada Anak Usia Dini

1. Metode Pembelajaran Membaca Anak Usia Dini


Demi menunjang keberhasilan pembelajaran anak usia dini,
metode pembelajaran harus dilaksanakan dalam kegiatan mengajar.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan pada
hakikatnya sama dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran
membaca. Oleh karena itu, pembelajaran membaca dan menulis saling
berhubungan.

Menurut Eko Kuntarto dalam pembelajaran baca, tulis, hitung


(2013;28) metode pengenalan pelajaran membaca/menulis ada beberapa
metode, yaitu :

a) Metode ejaan
Pembelajaran dengan menggunakan metode ini di awali dengan
memperkenalkan huruf-huruf secara alphabet dan dilafalkan sesuai
bunyi huruf. Sebagai contoh, a, b, c, d, e, f, g, h, I, j, k, l, m, n, o, p, q,
dan seterusnya. Selanjutnya, huruf-huruf dirangkaikan dengan cara
mengeja sehingga menghasilkan suku kata, misalkan m-a ma (em-a
ma) dan p-a pa (pe-a pa) dan seterusnya. Kemudia suku kata itu
dirangkaikan menjadi kata : mama, papa, caca, dll. Metode eja adalah
belajar membaca yang di mulai dari mengeja huruf demi huruf.

b) Metode suku kata


Metode ini di awali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi,
bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co da, di, du, de, do, dan seterusnya. Kemudia
sukukata tersebut dirangkaikan menjadi kata kata yang bermakna.

c) Metode kata lembaga


Metode ini yaitu kata yang sudah dikenal oleh siswa. Kata
tersebut diuraikan menjadi suku kata, suku kata di uraikan menjadi
huruf. Setelah itu di rangkai lagi menjadi suku kata, dan sukukata di
rangkai menjadi kata. Contohnya seperti mengenalkan kata ayam :
pada sebuah kertas terdapat gambar ayam dan di bawahnya ada tulisan
kata ayam. Kata ayam di urai kan menjadi suku kata (a-yam), suku
8
kata diuraikan menjadi huruf (a-y-a-m). Selanjutnya di uraikan
kembali menjadi kata “ayam”.

d) Metode global
Metode ini didasarkan pada pendekatan kalimat. caranyaialah
guru mengajarkanmembaca dan menampilkan kalimat di bawah
gambar. Metode global juga dapat diterapkan dengan kalimat tanpa
bantuan gambar. Selanjutnya siswa menguraikan kalimat menjadi kata,
menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata
menjadi huruf. Contohnya : guru menyertakan gambar sapi dengan
disertai kalimat yang menunjukkan makna gambar sapi sepeti tulisan
“ini sapi”, kemudian kalimat itu diuraikan menjadi kata “ini” “sapi”,
selanjutnya menjadi (i-ni-sa-pi), terakhir menjadi (i-n-i-s-a-p-i).

e) Metode SAS (structural analitik sintetik)


Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa
digunakan untuk proses pembelajaran menulis membaca permulaan
bagi siswa pemula atau lebih mengarah pada kemampuan bahasa anak.
Serta pelafalan bunyi yang tepat. Misalnya guru menuliskan kalimat
“ini tas saya” kemudian guru menyebutkan kalimat dan anak
mengulangi pelafalan tersebut.

2. Metode Pembelajaran Berhitung Anak Usia Dini


Pembelajaran berhitung permulaan ada banyak metode yang
digunakan untuk membantu anak memahami konsep bilangan. Menurut
Dita Habsari (2013;5) ada beberapa metode dalam pembelajaran berhitung
permulaan, yaitu:

a) Metode bermain
Metode ini dilakukan karena dunia anak adalah bermain.
Anak akan sangat senang bermain, sehingga kegiatan pembelajaran
tentang konsep bilangan yang dilakukan dengan bermain akan
mudah diserap oleh anak. Misalnya, menghitung ada berapa
banyak bola yang dipindahkan oleh anak dalam waaktu 10 detik.

b) Metode bercerita
Melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan gambar
seri maupun media lainnya, anak dapat pula berlatih melakukan
penghitungan terhadap jumlah gambar yang digunakan.misalnya,

8
guru bercerita tentang “Ibu dan anak ayam”, lalu anak menghitung
berapa anak ayam yang ada dalam cerita tersebut.

c) Metode demonstrasi
Melalui demonstrasi anak belajar melalui benda-benda
konkret. Dengan menunjukkan benda-benda nyata, anak akan lebih
mudah menyerapnya dibandingkan hanya dengan penjelasan biasa.
Misalnya, guru menyediakan suatu gambar beberapa domba, lalu
anak mencoba menghitung domba yang ada pada gambar tersebut.

d) Metode pemberian tugas


Jika dibandingkan dengan metode lainnya, metode ini
terbilang membosankan bagi anak. Oleh karena itu, tugas yang
diberikan harus kreatif dan semenarik mungkin. Misalnya dengan
guru menyediakan lembar tugas tentang penjumlahan yang
dilengkapi dengan gambar penuh warna agar anak tidak bosan.

e) Metode karyawisata
Metode ini dapat dilakukan untuk menambah pengalaman
dan pengetahuan anak tentang bilangan atau lainnya. Selain itu
anak juga dapat belajar tentang konsep bilangan dengan
pengalaman langsung.misalnya, melakukan kunjungan ke kandang
sapi ketika puncak tema binatang.

f) Metode proyek
Metode ini dilakukan dengan membuat mainan edukatif
antara guru dan anak. Dengan mengajarkan konsep bilangan
melalui bermain anak akan mudah menyerapnya. Contohnya anak
bermain dengan balok angka.

8
B. Tahapan Pembelajaran Membaca dan Berhitung Anak Usia Dini

1. Tahap membaca anak usia dini


Menurut Steinberg dalam (Ahmad Susanto, 2011;90) mengatakan
bahwa kemampuan membaca anak usia dini dapat di bagi menjadi empat
tahap perkembangan, yaitu :

a) Tahap timbulnya kesadaran terhadap tulisan


Tahap timbulnya kesadaran terhadap tulisan ini, anak mulai
belajar menggunakan buku dan menyadari bahwa buku itu penting,
melihat dan membolak balikkan buku, dan kadang-kadang ia
membawa buku kesukaanya. Misalnya kegiatan yang dapat dilakukan
ialah dengan guru membacakan buku cerita dengan mimik dan intonasi
yang sesuai agar anak tertarik dan mau melihat buku itu juga. Buku
yang di gunakan harus di lengkapi dengan gambar.

b) Tahap membaca gambar


Tahap ini terjadi pada anak usia dini ialah anak telahbdapat
memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam
kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna
gambar, menggunakan bahasa buku walaupun tidak cocok dengan
tulisannya. Anak sudah menyadari bahwa buku memiliki karakteristik
khusus, seperti judul, halaman, huruf, kata, dan kalimat, serta tanda
baca. Contoh kegiatan pada tahap ini yaitu dengan mengenalkan
bentuk huruf dan bunyi huruf dari nama anak itu sendiri.

c) Tahap pengenalan bacaan


Tahap ini anak usia dini telah dapat menggunakan tiga sistem
bahasa seperti fonem (bunyi huruf), semantic (arti kata), dan sintaksis
(aturan kata atau kalimat) secara bersama-sama. Anak yang sudah
tertarik dengan bahan bacaan mulai mengingat kembali cetakan
hurufnya. Dan konteksnya. Anak mulai mengenal tanda-tanda yang
ada pada benda-bend di lingkungannya. Contoh kegiatan pada tahap
ini seperti menampilkan gambar dan menyebutkan bunyi huruf
tersebut secara bersama dan menyanyi tentang huruf A-Z

d) Tahap membaca lancar

8
Tahap ini, anak sudah dapat membaca lancer berbagai jenis
buku yang berbeda dan bahan-bahan yang langsung berubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan untuk melakukan tahapan ini
dengan tersedianya buku-buku yang ada disekolah yang menjadi
pegangan anak. Melalui buku itu anak bisa membaca dengan kata-kata
sederhana yang mempunyai kalimat pendek.

2. Tahap Berhitung Anak Usia Dini


Pada anak usia dini pembelajaran calistung harus dikenalkan secara
bertahap dan harus melalui beberapa tahapan. Tahapan itu ialah
penguasaan konsep, masa transisi, dan lambang ( Eko Kuntarto, 2013;71).
Tahapan tersebut di uraikan sebagai berikut :

a) Tahap konsep atau pengertian


Tahap ini anak belajar menghitung secara konkret dari yang
dapat dilihat dan di hitung. Pada pembelajaran ini, diwajibkan guru
dan orang tua memberikan pembelajaran secara menarik dan dapat
berkesan agar anak tidak mudah bosen dan jera. Salah satu
kegiatannya ialah guru menyediakan keranjang kosong dan 10
bola. Kemudian anak akan memasukkan bola kedalam keranjang
sesuai arahan guru.

b) Tahap transmisi/peralihan
Pada tahap ini anak akan mengalami masa peralihan dari
konkret ke abstrak/lambang. Pada tahap ini, tidak dapat diberikan
jika sang anak belum menguasai tahap sebelumnya. Tahap
transmisi biasanya membutuhkan lebih banyak waktu. Contoh dari
tahap ini adalah dengan guru menunjukkan jumlah 2 tangan
kemudian anak menyebutkan jumlah benda disekitar anak
denganjumlah yang sama.

c) Tahap lambang
Pada tahap ini, anak sudah bisa diberi kesempatan sendiri
dalam menulis lambang, berhitung dan sebagainya. Dalam artian,
pada tahap ini anak bisa melakukan kegiatan berhitung sesuai
konsep anak usia dini tanpa adanya arahan dari guru/orangtua.
Dalam tahap ini anak sudah mengerti tentang berbagai konsep
berhitung. Salah satu kegiatannya yaitu menghitung jumlah gambar
yang ada digambar.

8
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode membaca
dan berhitung anak usia dini itu penting dan sesuai dengan standar
pembelajaran belajar sambil bermain. Metode membaca anak usia dini yaitu :
metode ejaan, metode suku kata, metode kata lembaga, metode global, dan
metode SAS. Adapula metode berhitung anak usia dini yaitu : metode
bermain, metode bercerita, metode demonstrasi, metode pemberian tugas,
metode karyawisata, dan metode proyek.

Tahapan membaca anak usia dini yaitu : tahap timbul kesadaran anak,
tahap membaca gambar, tahap pengenalan bacaan, dan tahap membaca lancer.
Tahapan berhitung anak usia dini yaitu : tahap konsep/pengertian, tahap
transmisi/peralihan, dan tahap lambang.

B. Saran
Seorang pendidik harus kreatif dalam mendidik agar anak tidak bosan
dan jenuh. Seorang pendidik juga harus memiliki cukup banyak materi dan
wawasan yang luas agar dapat mengkreasikan suatu pembelajaran dengan
baik.seorang pendidik untuk anak usia dini juga harus memahami konsep
konsep pembelajaran calistung yang tepat untuk anak.

8
DAFTAR PUSTAKA

Habsari, Dita. 2013. Metode Pengenalan Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok
Umur 4-5 Tahun di TK LKIA 1 Pontianak, Jurnal Pendidikan Anak: Vol.
5 No. 1.

Kuntarto, Eko. 2013. Pembelajaran Baca Tulis Hitung, Jambi: FKIP Universitas
Jambi.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Prenada Media.
Group.

Anda mungkin juga menyukai