Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MATA KULIAH ISLAM NUSANTARA

Oleh :
Ni Ketut Putriani,A.M.Kg

PROGRAM STUDI TERAPI GIGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIFERSITAS NAHDLATUL ULAMA GORONTALO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa
oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan
sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir
Budha Pahyien.
Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu
kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada
masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di
Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun
670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan
Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur,
Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil
memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta
hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan
bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa.
Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya
dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini. Jadi makalah ini ditulis untuk
menambah wawasan sejarah tentang bagaimana proses masuknya agama Hindu-Budha di
Indonesia sampai munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha serta kebudayaan-
kebudayaan yang timbul setelahnya dan dijadikan sebagai kebudayaan Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penyebarana agama hindu di Indonesia?
2. Apa tujuan agama hindu?
3. Apa tradisi agama hindu di Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui penyebaran agama hindu
2. Untuk mengetahui tujuan agama hindu
3. Untuk menegtahui tradisi agama hindu
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI NUSANTARA


Negara India Dan Cina  menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang
baik dengan negara tetangga lainnya. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran 
berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-
Cina adalah Selat Malaka. Dan Indonesia terletak di jalur dua benua dan dua samudera,
serta berada di dekat Selat Malaka. Proses masuknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia.
Agama Hindu- Budha berasal dari India, yang kemudian menyebar ke Asia Timur dan
AsiaTenggara termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat
strategis,yaitu terletak diantara dua benua  Asia dan Australia dan dua samudra Indonesia
dan Pasifik yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.
Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi
beralihkejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India
melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak hubungan antara Indonesia dengan
India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya
budaya India atau pun budaya  Cina ke Indonesia.  Mengenai siapa  yang membawa atau 
menyebarkan agama Hindu Budha ke Indonesia,  tidak dapat diketahui secara pasti, 
walaupun  demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu
– Budha atau kebudayaan India keIndonesia. Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan
perdagangan dan pelayaran internasional tersebut menyebabkan  timbulnya  percampuran,
misalnya saja India, negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu
dalam bentuk budaya Hindu.
Pengaruh agama Hindu mencapai Kepulauan Nusantara sejak abad pertama dan
diketahui berasal dari India. Ada beberapa teori tentang bagaimana Hindu mencapai
Nusantara. Teori (Waishya) adalah bahwa perkawinan terjadi antara pedagang Hindustan
(India) dan penduduk asli Nusantara. Teori lain (Kshatriya) berpendapat bahwa para prajurit
yang kalah perang dari Hindustan (India) menemukan tempat pelipur lara di Nusantara.
Ketiga, teori para Brahmana mengambil sudut pandang yang lebih tradisional, bahwa
misionaris menyebarkan agama Hindu ke pulau-pulau di Nusantara. Terakhir, teori oleh
nasionalis (Bhumiputra) bahwa para pribumi Nusantara memilih sendiri kepercayaan
tersebut setelah perjalanan ke Hindustan
Masuknya ajaran Hindu-Buddha di Nusantara mengalami perkembangan pesat di
masyarakat. Masyarakat Nusantara yang pada awalnya sekitar abad ke-3 menganut
kepercayaan anismisme dan dinasmis, kemudian belajar dan masuk agama Hindu-Buddha.
Penyebaran dan perkembangan ajaran Hindu-Buddha juga tidak lepas berdirinya kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha diberbagai wilayah di Nusantara. Adanya kerajaan-
kerajaan tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat diberbagai bidang.
Berikut kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak Hindu-Buddha:
1. Kerajaan kutai
Kerajaan Kutai yang berada di daerah Kutai Kalimantan Timur merupakan kerajaan
Hindu tertua di Nusantara. Pengaruh datangnya kebudayaan India terutama kebudayaan
Hindu menyebabkan Kutai yang semula merupakan kelompok masyarakat berbentuk
suku berubah sistem pemerintahannya. Kepala pemerintahannya yang semula seorang
kepala suku berubah menjadi raja. Kerajaan Kutai yang letaknya di sekitar aliran Sungai
Mahakam diperkiraan berdiri pada abad ke-5 masehi. Letaknya yang berada di jalur
perdagangan India (barat) dan China (timur) banyak pengaruh dari luar yang masuk.
Bukti adanya Kerajaan Kutai pernah berdiri dengan ditemukannya 7 buah prasasti Yupa
yang diperkirakan berasal sekitar tahun 400 masehi atau abad ke-5. Yupa adalah tugu
batu peringatan dan tempat menambatkan hewan dalam upacara-upacara agama Hindu.
Tulisan pada Yupa dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India.
Dalam prasasti-prasasti yang ditemukan tertera nama Sang Maharaja Kundungga. Nama
tersebut diperkirakan nama asli Indonesia. Raja Kundungga merupakan pertama
Kerajaan Kutai
2. Kerajaan sriwijaya
Merupakan kerajaan Buddha terbesar di Sumatera. Menurut para ahli pusat Kerajaan
Sriwijaya berada di Palembang dan diperkirakan berdiri pada abad ke-7. Bukti tentang
berdirinya Kerajaan Sriwijaya dengan ditemukannya prasasti. Dalam prasasti tersebut
menceritakan tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya seperti Prasasti Kedukan bukit,
Talang Tuo, Karang Berahi, Telaga Batu. Selain prasti dengan berita dari China. Di
mana pendeta I-Tsing pada 671 masehi menyatakan pernah singgah di Sriwijaya dan
belajar bahasa Sansekerta. Kemudian pada pendeta China dianjurkan belajar agama
Buddha di Kerajaan Sriwijaya. Raja-raja Sriwijaya selalu tampil sebagai pelindung
agama Buddha dan penganut yang taat.
3. Kerajaan tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan
Tarumanegara yang terletak di Sunda, Jawa Barat diperkirakan berdir pada abad ke-5.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), keberadaan
Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari prasasti yang ditemukan menggunakan
huruf pallawa dan bahasa Sansekerta serta sumber berita Cina.
4. Kerajaan mataram kuno
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah bagian Selatan. Di mana pusatnya
berada di lembah Sungai Progo yang meliputi dataran tinggi Magelang, Muntilan,
Sleman, dan Yogyakarta. Kerajaan Mataram Kuno berdiri sekitar abad ke-8. Raja
pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya yang dikenal sebagai raja yang
besar, gagah berani dan bijaksana. Kerajaan Mataram Kuno pernah diperintah oleh dua
dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Sailendra. Hal itu bisa ditemui dari prasasti
Canggal 732 masehi dan prasasti Balitung. Dinasti Sanjaya Raja-raja yang berkuasa dari
Dinasti Sanjaya adalah Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Pikatan. Raja Sanjaya
menganut agama Hindu. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan agama Hindu-Budha
berkembang damai di Mataram. Peninggalan dari Dinasti ini, seperti candi di komplek
Dieng dan Gedung Songo. Dinasti Saelendra Raja-raja Dinasti Sailendra beragama
Buddha yang pernah memerintah antara lain Samaratungga, Pramudhawardhani. Pada
Pemerintahan Samaratungga dibangun candi Borobudur pada abad ke 9, Mendut, dan
Pawon.
5. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan Hindu yang letaknya di tepi Sungai Brantas,
Jawa Timur. Kerajaan Kediri berdiri sekitar abad ke-12 ini merupakan bagian dari
Kerajaan Mataram Kuno. Raja Kediri yang terkenal adalah Jayabaya, dan raja
terakhirnya Kertajaya. Pada masa kejayaanya hadir pujangga keraton yang menciptakan
kakawin antara lain Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dengan gubahannya Bharatayudha,
Hariwangsa, Gatotkacaswara.
6. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari merupakan kerajaan bercorak Hindi yang berdiri pada 1222 oleh
Ken Arok. Ken Arok mendapat gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Kan
Arok juga merupakan pendiri Dinasti Rajasa atau Girindra.
Sebelum menjadi raja, Ken Arok memangku jabatan Akuwu (semacam bupati) Tumapel
setelah menyingkirkan Tunggal Ametung. Ken Arok hanya memerintahkan lima tahun,
pada 1227 Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok).
Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Kertanegara
(1268-1292). Kertanegara memperluas wilayah kekuasanya dengan menaklukan
kerajaan-kerajaan di luar Jawa, seperti mengirim ekspedisi Pamalayu ke kerajaan
Melayu pada 1275. Sebagai kerajaan yang luas, Kerajaan Singasari mendapat ancaman
dari dalam dan luar. Dari luar kerajaan Mongol pada masa Kubilai Khan dan dari dalam
berasal dari Jayakatwang yaitu seorang keturunan kerajaan Kediri. Saat Kertanegara
dalam penyerbuan ke Melayu, Singasari diserang Kubilai Khan. Akibatnya Singasari
dapat ditaklukan dan membuat kekuatan lemah. Ini dimanfaatkan oleh Jayakatwang
dengan membunuh Kertanegara dan para Brahmana yang sedang melakukan upacara.
Raden Wijaya (menantu Kertanegara) ber hasil melarikan diri.
7. Kerajaan majapahit
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara.
Kerajaan Majapahit dianggap sebagai kerajaan terbesar sejarah Indonesia. Kekuasaan
Kerajaan Majapahit terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan.
Kerajaan Majapahit berdiri pada 1293. Di mana pada waktu itu dinobatkan Raden
Wijaya sebagai raja Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya
menikahi keempat putri Kertanegara yaitu Tribhuwaneswari, Narendraduhita,
Prajnaparamita, dan Gayatri. Raden Wijaya memerintah dengan baik dan bijaksana.
Pada awal pemerintahannya ia memberi imbalan kepada orang atau panglima yang
membantunya mendirikan Majapahit. Pengganti Raden Wijaya adalah Jayanegara
(1309-1328). Pada masa pemerintahannya terjadi banyak pemberontakan, seperti Juru
Demang (1313), Gajah Biru (1314), Nambi (1314), Semi (1318) dan Kuti (1319). Saat
terjadi pemberontakan Kuti, Jayanegara terdesaK dan mengungsi di Badander. Di sana
diselamatkan oleh pasukan pengawal raja (Bhayangkari) dibawah pimpinan Gajah
Mada. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan. Tahun 1328
Jayanegara dibunuh oleh Tanca tabib istana dan digantikan oleh
Tribhuwanatunggadewi.
Wilayah Kerajaan Majapahit adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam National
Geographic Indonesia edisi September 2012. Ahli arkeologi dan epifrafi Hasan Djafar
menyayangkan banyak sejarawan yang menafsirkan bahwa Nusantara itulah wilayah
Majapahit.

B. Tujuan hidup manusia


Filsafat Hindu klasik mengakui empat hal yang harus dipenuhi sebagai tujuan hidup manusia
—sebagaimana dijabarkan di bawah ini—yang disebut purusarta:
 Darma: Darma adalah prinsip yang tak boleh diabaikan oleh umat Hindu. Darma dapat
dipandang sebagai kewajiban (dalam hal kegiatan duniawi ataupun rohani), hukum,
keadilan, tindakan benar, dan berbagai kualitas yang mendukung harmoni segala sesuatu.
Brihadaranyaka-upanishad memandang darma sebagai prinsip universal—tentang
aturan, kewajiban, dan harmoni—yang berasal dari Brahman. Darma berlaku sebagai
prinsip moral bagi alam semesta. Darma merupakan sat (kebenaran), ajaran pokok dalam
agama Hindu. Hal ini berpangkal pada pernyataan dalam Regweda bahwa "Ekam Sat,"
(Kebenaran Hanya Satu), dari keyakinan bahwa Brahman itu sendiri merupakan
"Satcitananda" (Kebenaran-Kesadaran-Keberkatan). Darma tidak hanya sekadar aturan
atau harmoni, tapi kebenaran murni. Dalam Mahabharata, Kresna mendefinisikan darma
sebagai penegak perkara di dunia manusia dan dunia lain (Mbh 12.110.11). Kata
Sanātana berarti 'kekal', 'tak mati', atau 'selamanya'; maka, agama Hindu sebagai
Sanātana-dharma bermakna suatu darma yang tidak berawal atau berakhir.
 Arta: Arta adalah upaya mencari harta demi penghidupan dan kemakmuran. Hal ini juga
mencakup usaha mencari pekerjaan, berpolitik, memelihara kesehatan, dan mencari
kesejahteraan material. Arta dibutuhkan demi mencapai kehidupan yang makmur sentosa,
terutama bagi umat yang sudah berumah tangga. Ajaran tentang arta disebut
Arthashastra, dan yang termasyhur di antaranya adalah Arthashastra karya Kautilya.[206]
 Kama: Kama berarti hasrat, keinginan, gairah, kemauan, dan kenikmatan panca indra.
Kama dapat pula berarti kesenangan estetis dalam menikmati kehidupan (seni, hiburan,
kegembiraan), kasih sayang, ataupun asmara. Akan tetapi, kama dalam hubungan asmara
atau percintaan hanya dapat dipenuhi melalui hubungan pernikahan. Kama dibutuhkan
dalam membangun kehidupan rumah tangga, atau grehasta.
 Moksa: Moksa atau mukti adalah tujuan hidup yang utama bagi umat Hindu. Moksa
adalah keadaan yang sama sekali berbeda dengan pencapaian surga. Moksa adalah suatu
kondisi saat individu menyadari esensi dan realitas sejati dari alam semesta, sehingga
individu mengalami kemerdekaan dari kesan-kesan duniawi, tanpa suka ataupun duka,
lepas belenggu samsara, serta lepas dari hasil perbuatan (karma) yang melekati individu
selama mengalami proses reinkarnasi.

C. Penggolongan
Agama Hindu sebagaimana biasanya dapat digolongkan ke dalam beberapa mazhab atau
aliran besar. Dalam suatu kelompok mazhab pada masa lalu—yang digolongkan sebagai
"enam darsana"—hanya dua mazhab yang popularitasnya masih bertahan: Wedanta dan
Yoga. Golongan-golongan utama Hinduisme pada masa kini disesuaikan dengan aliran-
aliran besar yang ada: Waisnawa (Waisnawisme), Saiwa (Saiwisme), Sakta (Saktisme), dan
Smarta (Smartisme).
 Agama Hindu rakyat, yaitu agama Hindu yang berdasarkan pada tradisi masyarakat setempat
serta pemujaan dewa-dewi lokal, seperti Hindu Tamil, Hindu Newa, Hindu Bali, Hindu Manipuri,
Hindu Kaharingan, dan lain-lain. Berpangkal dari masa prasejarah atau setidaknya mendahului
penulisan Weda.
 Srauta atau Agama Hindu Weda, dilaksanakan oleh kaum brahmana-tradisional yang disebut
srautin.
 Agama Hindu Wedanta, yaitu agama Hindu yang mengacu pada filsafat Wedanta, meliputi
Adwaita Wedanta (Smarta), dan menekankan pendekatan filosofis pada kitab-kitab Upanishad.
 Agama Hindu Yoga, yaitu sekte yang menitikberatkan pelaksanaan yoga menurut Yogasutra
Patanjali.
 Agama Hindu Dharma atau agama "moralitas sehari-hari", yaitu Hinduisme yang berdasarkan
pada realisasi karma dan pelaksanaan norma kemasyarakatan seperti wiwaha (adat pernikahan
Hindu).
 Bhakti, yaitu agama Hindu yang menekankan pelaksanaan kebaktian bagi entitas tertentu, seperti
Kresna, Siwa, Ganesa.

D. Kepercayaan dan Tradisi Hindu

Praktisi Agama Hindu Dharma di Indonesia sama-sama berbagi banyak keyakinan Hindu
yang umum seperti:
 Sebuah keyakinan dalam satu keberadaan Maha tinggi yang disebut "Ida Sang Hyang
Widhi Wasa", "Sang Hyang Tunggal", atau "Sang Hyang Acintya". Tuhan Yang Maha
Esa dalam budaya suku Toraja dari Sulawesi Tengah dikenal sebagai "Puang Matua" di
keyakinan Aluk To Dolo.
 Sebuah keyakinan bahwa semua dewa adalah manifestasi dari keberadaan tertinggi
tersebut. Kepercayaan ini sama dengan keyakinan Smartha Sampradaya, yang juga
menyatakan bahwa berbagai bentuk Dewa seperti Brahma, Wisnu, Siwa adalah aspek-
aspek yang berbeda dari keberadaan Maha tinggi yang sama tersebut. Dewa Siwa juga
dipuja dalam bentuk lain seperti halnya "Bhatara Guru" dan "Maharaja Dewa"
(Mahadewa) diidentifikasikan erat dengan Matahari dalam bentuk lokal Hindu atau
Kebatinan, dan bahkan dalam dongeng jin Muslim.[2]
 Sebuah keyakinan tentang Trimurti, yang terdiri dari:
 Brahma, sebagai sang pencipta
 Vishnu atau Wisnu, sebagai sang pemelihara
 Çiwa atau Siwa, sebagai sang pelebur (kadang pula perusak/penghancur)
 Sebuah keyakinan tentang semua Dewa-Dewi Hindu lainnya (Hyang, Dewata dan
Batara-Batari)
Kitab suci yang ditemukan di Agama Hindu Dharma adalah Weda. Kitab ini adalah dasar
agama Hindu Bali. Sumber-sumber informasi keagamaan lainnya juga termasuk Purana dan
Itihasa (terutama naskah Ramayana dan Mahabharata).
Salah satu perhatian yang utama tentang kepantasan dalam agama Hindu adalah konsep
kemurnian ritual. Corak penting lain yang membedakan, secara tradisional membantu
menjaga kemurnian ritual, adalah pembagian masyarakat ke dalam kelompok-kelompok
pekerjaan tradisional, atau "varna" agama Hindu: Brahmana (pendeta), Kshatriya (penguasa-
prajurit, "satriya" atau "Deva" dalam bahasa Indonesia), Vaishya (pedagang-petani, "waisya"
dalam bahasa Indonesia), dan Shudra (jelata-buruh, "sudra" dalam bahasa Indonesia).
Seperti Islam dan Buddha, agama Hindu di Nusantara juga telah sangat dimodifikasi karena
menyesuaikan dengan masyarakat Nusantara.
Sistem kasta, meskipun hadir dalam bentuk, tidak pernah secara kaku diterapkan di
Nusantara. Epos Mahabharata (Pertempuran Besar dari Keturunan Bharata) dan Ramayana
(Perjalanan Rama), menjadi tradisi abadi di antara umat Hindu di Nusantara, dinyatakan
dalam kesenian wayang kulit dan seni tari.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam sejarah perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia ada beberapa
teori yang menyebutkannya. Adapun teori itu adalah teori Sudra, Teori Waisya, Teori
Ksatria, Teori Brahmana dan Teori Arus Balik. Adapu teori yang paling utama adalah teori
Brahmana karena ada dua alasan yang mendasarinya yaitu yang pertama hanya kaum
Brahmana yanag mengerti kitab Weda, dan yang kedua hanya kaum Brahmana yang
mengerti tulisan Sansekerta dan bahasa Pallawa.
Adapun kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia yaitu Kutai,
Kalingga, Sriwijaya, Mataram Kuno, Medang Kamulang,Kediri, Singosari,dan Majapahit
yang dimana kesemua kerajaan ini memiliki peninggalannya masing-masing dan masih dapt
dibuktikan secara nyata sampai saat ini.
Banyak peninggalan-Peninggalan sejarah kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
diantaranya, adanya pengaruh kebudayaannya yang berupa system kerajaan turun temurun,
adanya penggolongan masyarakat dengan system kasta. Ada juga perubahan di bidang
kebudayaan yang berupa penyeleggaraan ibadah upacara agama seperti upacara sesajen dan
lain sebagainya. Selain kebudayaan, ada juga warisan yang ditinggalkan dari sejarah Hindu-
Buddha yaitu berupa candi, stupa dan arca.  Ada juga aeni sastra dalam penulisan prasasti
dan seni rupa yang berupa relief yang dipahat pada dinding-dinding pada candi.
Moksa atau mukti adalah tujuan hidup yang utama bagi umat Hindu. Moksa adalah
keadaan yang sama sekali berbeda dengan pencapaian surga. Moksa adalah suatu kondisi
saat individu menyadari esensi dan realitas sejati dari alam semesta, sehingga individu
mengalami kemerdekaan dari kesan-kesan duniawi, tanpa suka ataupun duka, lepas belenggu
samsara, serta lepas dari hasil perbuatan (karma) yang melekati individu selama mengalami
proses reinkarnasi.
Tradisi abadi di antara umat Hindu di Nusantara, dinyatakan dalam kesenian wayang
kulit dan seni tari.
B. SARAN
Demikian pembahasan makalah tentang penyebaran agamahi hindu di nusantara yang dapat
saya sampaikan, besar harapan saya semoga dapat bermanfaat bagiuntuk kalangan semua
orang khususnya aagama hindu. Namun karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, saya
sangan menyadari bahwa tugas ini masih sangat kurang dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritikan dari yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas
ini.
DAFTARA PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/22/143000569/perkembangan-agama-hindu-
buddha-di-nusantara?page=all.
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu
https://id.wikipedia.org/wiki/Hindu_di_Indonesia
https://sulistiantisiregar.home.blog/2018/09/28/makalah-perkembangan-dan-masuknya-hindu-buddha-
di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai