Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dina Alifa Apriliani

NIM : 045284102

TUGAS TUTORIAL KE-2


ADBI4235 / KEPABEANAN DAN CUKAI
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1 Menghitung biaya administrasi kepabeanan impor. 50 Modul 2
TEM DESCRIPTION QUANTITY UNIT TOTAL
KB 3
PRICE

BS01SA Power inverter 500 1.500 $ 0,88 $ 1.320


W

$ 1.320

Ketentuan bea masuk sepeda atau barang impor lainnya diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor NOMOR 17/PMK.010/2020
TENTANG PENETAPAN SISTEM KLASIFIKASI BARANG DAN
PEMBEBANAN TARIF BEA MASUK ATAS BARANG IMPOR.

Setiap impor Inverter 8504.40.40 bea masuk sebesar 10% dari harga jual.
Lalu, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas impor sebesar 10 %. Dasumsikan
Kurs yang berlaku pada saat pembayaran 1 US$ = Rp. 14.500, Sebagai
informasi tambahan bahwa PT Sindoro Aji telah memiliki API.

Berdasarkan Invoice di atas coba Anda hitung biaya yang harus dikeluarkan
oleh PT CJDW untuk mengurus administrasi kepabeanan impor!

2 Untuk mengakses sistem aplikasi kepabeanan, pengguna jasa 25 Modul 3


perlu teregistrasi dalam sistem kepabeanan. Jelaskan fungsi KB 2
registrasi kepabeanan bagi DJBC!
3 Terhadap minuman beralkohol impor, bea cukai melakukan 25 Modul 4
pencegahan dengan alasan tidak memenuhi ketentuan Larangan KB 1
dan Pembatasan. Jelaskan maksud pengertian tidak memenuhi
ketentuan Lartas!
* coret yang tidak sesuai

Jawaban 1.
Biaya yang harus dikeluarkan oleh PT CJDW untuk mengurus administrasi kepabeanan impor:
Harga barang = $ 0,88
Bea masuk = 10% x harga barang
= $ 0,09
PPN (masuk ) = 10% x (harga barang + bea masuk )
= 10% x ( $0,88 + $ 0,09)
= $ 0,10
Harga Barang setelah Bea dan Pajak Impor:
= $0,88 + $0,09 + $ 0,10
= $ 1,07

Jawaban 2:
Maksud dan Tujuan Registrasi Kepabeanan berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2006 tidak lagi untuk tertib administrasi, tetapi untuk memperoleh hak akses ke dalam sistem
pelayanan kepabeanan. Dengan demikian registrasi kepabeanan telah menjadi semacam
perizinan untuk mengakses layanan di bidang kepabeanan. Mengingat registrasi kepabeanan
merupakan pintu terakhir yang harus dilalui orang yang akan melakukan kegiatan usaha terkait
ekspor/impor, biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh Nomor Identitas
Kepabeanan (NIK) menjadi komponen dalam perhitungan initial cost dan lamanya waktu yang
dibutuhkan dalam memulai usaha di Indonesia. Perhitungan ini akan mempengaruhi daya saing
investasi di Indonesia dibandingkan negara lain. Suka tidak suka mengingat kedudukannya
dalam rangkaian perijinan, registrasi kepabeanan akan dianggap sebagai etalase Bea dan Cukai.
Registrasi kepabeanan menampilkan sebagian wajah DJBC, baik dan buruknya penilaian
masyarakat terhadap pelayanan registrasi kepabeanan akan mempengaruhi penilaian
masyarakat terhadap institusi DJBC.
Seiring dengan hal tersebut, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
penyederhanaan/penyempurnaan prosedur dan pemutakhiran database profile Pengguna Jasa
serta mengantisipasi semakin berkembangnya penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan
kepabeanan, DJBC menyempurnakan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
63/PMK.04/2011 dan menerbitkan ketentuan baru Registrasi Kepabenanan dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.04/2014 tanggal 25 Maret 2014 dan Peraturan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-10/BC/2014 tanggal 30 Mei 2014. Perubahan yang mendasar
terkait Registrasi Kepabeanan antara lain:
1. Mengoptimalkan penggunaan otomasi untuk proses penelitian internal dan
menyederhanakan jenjang penelitian.
2. Mempercepat proses layanan yang semula paling lama 14 (empat belas) hari kerja menjadi
5 (lima) hari kerja.
3. Penerapan managemen resiko (penjaluran 1 hari, 3 hari dan 5 hari).
4. Menghilangkan penyampaian salinan dokumen pendukung secara hardcopy dengan
menyediakan fasilitas upload salinan dokumen pendukung secara soft copy, serta lebih
memudahkan dalam pengisian form registrasi bagi Pengguna Jasa Kepabeanan.
5. Pemblokiran/pembukaan blokir yang terkait dengan NIK dilaksanakan oleh Direktorat
Informasi Kepabeanan dan Cukai (sebelumnya Direktorat Penindakan dan Penyidikan atas
rekomendasi Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai).

Jawaban 3
Setiap barang kiriman yang masuk ke Indonesia akan dilakukan pemeriksaan oleh pejabat Bea
dan Cukai, baik dokumen maupun terhadap fisik barangnya. Pemeriksaan dilakukan dengan
tujuan untuk menetapkan jumlah pungutan yang harus dibayar atas kiriman barang tersebut
dan memastikan bahwa barang kiriman tersebut bukan termasuk barang yang dilarang
importasinya atau telah dipenuhi kewajiban ijin pembatasannya.
Berikut barang-barang kiriman yang dilarang masuk ke Indonesia:

• Narkotika, psikotropika, dan prekursor tanpa izin.


• Kosmetika tanpa izin edar meskipun hanya untuk pemakaian pribadi dan tidak
diperjualbelikan.
• Obat tradisional, suplemen, dan produk pangan olahan selain untuk kepentingan
pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit.
• Buku, majalah, barang cetakan lainnya, dan barang lain yang mengandung unsur
pornografi/melanggar kesusilaan.
Sementara itu beberapa jenis barang lain diperbolehkan masuk ke Indonesia namun dibatasi
dan memerlukan izin dari instansi teknis terkait seperti:

• Produk makanan, minuman, dan obat-obatan harus memperoleh persetujuan dari


BPOM. Dalam hal kiriman adalah untuk tujuan penelitian termasuk uji klinik,
pengembangan produk, sampel registrasi, bantuan/hibah/donasi, tujuan pameran dan
penggunaan sendiri/pribadi, dapat melalui mekanisme jalur khusus yakni dengan
mengajukan Ijin SAS (Special Access Scheme) ke BPOM.
• Produk kosmetika harus memperoleh persetujuan dari BPOM berupa SKI (Surat
Keterangan Impor).
• Impor kiriman telepon seluler, komputer genggam (handheld), dan komputer tablet
hanya diperbolehkan maksimal 2 (dua) buah sebagaimana diatur di Peraturan Menteri
Perdagangan.
• Impor kiriman pakaian jadi hanya diperbolehkan maksimal 10 (sepuluh) buah
sebagaimana diatur di Peraturan Menteri Perdagangan.
• Impor kiriman produk elektronik hanya diperbolehkan maksimal 2 (dua) buah
sebagaimana diatur di Peraturan Menteri Perdagangan
• Produk hewan, tumbuhan, dan ikan harus memperoleh ijin pemasukan dari Badan
Karantina.
• Produk senjata api, air softgun, dan peralatan sejenis harus mendapatkan ijin dari
Kepolisian.
Terhadap barang kiriman yang tidak bisa diterbitkan perijinannya oleh instansi terkait,
penerima barang dapat mengirim kembali ke negara pengirim (RTO/Return to
Origin/Reekspor) dengan mengajukan permohonan ke Kepala Kantor dan berkoordinasi
dengan PJT terkait.
Khusus untuk barang kiriman berupa produk berupa Barang Kena Cukai (BKC), jumlah
maksimal yang diperbolahkan adalah sebagai berikut:

• MMEA (Minuman Mengandung Etil Alkohol): 350 ml


• Hasil Tembakau: sigaret 40 batang, cerutu 5 batang, tembakau iris 40 gram
• Hasil Tembakau Lainnya: batang 20, kapsul 5, cair 30 ml, cartride 4, bentuk lainnya 50
gram atau 50 ml.
Apabila barang kiriman berupa BKC melebihi batasan tersebut maka terhadap barang kiriman
tersebut harus dimusnakan.

Anda mungkin juga menyukai