Anda di halaman 1dari 14

PERBEDAAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS DITINJAU

DARI JENIS KELAMIN

Naskah Publikasi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas


Muhammaadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1

Oleh:
NOVITA DIAN KURNIASARI
F 100 090 138

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

i
PERBEDAAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS DITINJAU
DARI JENIS KELAMIN

Naskah Publikasi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas


Muhammaadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1

Oleh:
NOVITA DIAN KURNIASARI
F 100 090 138

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ii
PERBEDAAN SIKAP DISIPLIN BERLALU LINTAS
DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

Novita Dian Kurniasari


Susatyo Yuwono
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nobitz_deeand@yahoo.com

ABSTRAKSI

Sikap disiplin berlalu lintas harus dimiliki oleh setiap pengguna jalan raya,
karena dengan menaati peraturan lalu lintas dapat menciptakan arus lalu lintas
yang tertib, aman, dan nyaman. Pada kenyataannya masih banyak ditemukan
pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat atau pengguna jalan. Pelanggaran
lalu lintas saat ini lebih banyak dilakukan oleh laki-laki daripada perempuan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan sikap disiplin berlalu
lintas ditinjau dari jenis kelamin. Hipotesis yang diajukan yaitu : Ada perbedaan
sikap disiplin berlalu lintas ditinjau dari jenis kelamin, dimana perempuan
memiliki sikap disiplin lebih positif dibandingkan dengan laki-laki.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Surakarta. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Sampling yaitu melakukan
random untuk kelaurahan yang ada di Kecamatan Banjarsari dan terpilihlah
Kelurahan Kadipiro sebagai tempat penelitian. Subjek berjumlah 120 orang yang
terdiri dari 60 laki-laki dan 60 perempuan. Karakterisitik sampelnya adalah
masyarakat yang berusia 18-40 tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis Independent sampel t-test
menghasilkan t = -2,621 dengan p=0.01 (p≤0,01) artinya ada perbedaan sikap
disiplin berlalu lintas antara laki-laki dan perempuan. Hasil menunjukan bahwa
hipotesis diterima. Rerata empirik sikap disiplin berlalu lintas perempuan sebesar
123,3 yang tergolong tinggi dan rerata sikap disiplin berlalu lintas sikap disiplin
berlalu lintas laki-laki sebesar 118,1 yang tergolong tinggi.

Kata kunci : Sikap Disiplin Berlalu Lintas, Jenis Kelamin

v
PENDAHULUAN perbedaan sifat antara laki-laki
Pemerintah membuat dengan wanita atas hasil surveinya di
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 25 negara. Wanita tampak “secara
2009 tentang Lalu Lintas dan alami” penuh kasih sayang
Angkutan Jalan bertujuan untuk (affectionate), lembut (gentle),
meningkatkan keselamatan pengguna simpatik ( sympathetic), sensitive,
jalan, baik pengendara kendaraan sedangkan laki-laki senang
bermotor maupun orang yang berada berpetualang (adventurous), agresif,
di sekitar jalan raya, sehingga berani (courageous), bebas
undang-undang ini memiliki fungsi (independent). Aube 2000 (Baron
hukum sebagai daya paksa kepada dkk, 2012) juga berpendapat bahwa
masyarakat untuk mematuhi alasan dari perbedaan jenis kelamin
peraturan lalu lintas . Namun pada adalah karena perempuan merasa
kenyataannya masih banyak terlalu bertanggung jawab akan
ditemukan pelanggaran yang kesejahteraan orang lain dan sulit
dilakukan oleh masyarakat atau bersikap asertif dalam hubungannya.
pengguna jalan. Pengguna jalan saat Pelanggaran lalu lintas pada
ini mengganggap bahwa peraturan umumnya lebih sering dilakukan
lalu lintas identik dengan petugas oleh pria daripada seorang
lalu lintas sehingga mereka perempuan karena laki-laki memiliki
berkeyakinan apabila tidak ada sifat lebih berani dalam mengambil
petugas lalu lintas maka tidak ada resiko, senang berpetualang, agresif,
pula peraturan. Sikap demikian bebas, dan berani. Sedangkan
menandakan rendahnya kesadaran perempuan memiliki sifat yang
disiplin berlalu lintas. lembut, penuh kasih sayang, dan
Pengaruh jenis kelamin merasa bertanggung jawab atas
terhadap sikap bermula dari kesejahteraan orang lain. Adanya
perbedaan perlakuan orang tua sifat-sifat yang demikian
terhadap anak yang disebabkan menyebabkan wanita tebih takut
karena perbedaan jenis kelaminnnya. untuk melanggar peraturan
Hal tersebut sesuai dengan pendapat dibandingkan pria sehingga
Berry, dkk (Sari,2006) bahwa mendorong wanita untuk bersikap
perbedaan kategori biologis antara sesuai dengan norma dan hukum
pria dan wanita juga menghasilkan yang berlaku di masyarakat.
praktik kultural yang berupa pola Berdasarkan uraian tersebut
pengasuhan anak, peran, stereotip dapat diketahui bahwa sikap disiplin
gender, dan ideologi peran seks yang pada pengguna jalan raya tergolong
mengarah pada tindakan pemisahan masih rendah sehingga banyak
antara pria dan wanita. Menurut ditemui tindakan-tindakan
Sheavits (Moemsasiati,2001), pria pelanggaran peraturan lalu
dan wanita memang berbeda bukan lintas.Pelanggaran- pelanggraan yang
hanya secara biologis saja tetapi juga terjadi saat ini lebih banyak
perasaan, cara berpikir, perilaku dan dilakukan oleh laki-laki daripada
bersikap. wanita. Idealnya sikap disiplin yang
John Williams (Walgito, sama-sama tinggi harus dimiliki laki-
2011) berpendapat bahwa ada laki dan perempuan agar tercipta lalu

1
lintas yang tertib, aman, dan nyaman, berpendapat sikap adalah reaksi
namun kenyataannya ada perbedaan evaluative yang disukai atau tidak
tingkat disiplin antara laki-laki dan disukai terhadap sesuatu atau
wanita. Atas dasar permasalahan ini, seseorang yang menunjukan
maka timbul pertanyaan penelitian kepercayaan, perasaan, atau
apakah ada perbedaan sikap disiplin kecenderungan perilaku seseorang.
berlalu lintas antara wanita dan pria?. Hal ini menunjukan apabila
Guna menjawab permasalah tersebut seseorang percaya pada peraturan
peneliti ingin mengadakan penelitian lalu lintas maka ia akan menunjukan
dengan judul “ Perbedaan Sikap sikap patuh terhadap peraturan
Disiplin Berlalu Lintas ditinjau tersebut karena merasa aman apabila
dari Jenis Kelamin”. berperilaku sesuai dengan aturan
Salah satu permasalahan yang yang berlaku. Lembaga Ketahanan
dihadapi kota-kota besar adalah lalu Nasional ( Lemhanas) mengatakan
lintas.Kendaraan saat ini dari tahun bahwa disiplin adalah kepatuhan
ke tahun semakin meningkat.Hal ini untuk menghormati dan
nampak memberi pengaruh terhadap melaksanakan suatu kewajiban
keamanan lalu lintas, pelanggaran sesorang untuk tunduk pada
lalu lintas yang menyebabkan keputusan, perintah, atau peraturan
kecelakaan dan kemacetan lalu yang berlaku di
lintas. Menurut penelitian dari masyarakat(Yuwono,2012). Disiplin
kepolisian bahwa faktor terbesar sangat penting di kehidupan
penyebab dari kemacetan dan bermasyarakat karena seseorang
kecelakaan berlalu lintas adalah dapat membedakan mana yang boleh
manusia sebagai pengemudi dimana dilakukan dan tidak boleh dilakukan
tingkat kesadaran akan disiplin agar perilaku sesuai dengan norma-
berlalu lintas masih rendah. norma yang ada di masyarakat.
Pelanggaran ketentuan lalu Sikap disiplin berlalu lintas
lintas yang dilakukan masyarakat menurut Soviana (2011) adalah
dari tahun ke tahun makin kecenderungan untuk bertindak
meningkat. Kesadaran hukum yang sebagai reaksi dari rangsangan dan
selama ini terbangun sebagian dilanjutkan melalui proses dari
masyarakat terkesan hanya kesadaran serangkaian perilaku yang
semu, dimana masyarakat hanya menunjukan nilai kepatuhan,
patuh pada peraturan apabila ada ketaatan, kesetiaan, keteraturan, dan
polisi yang sedang bertugas saja, dan ketertiban Undang-Undang Lalu
jika tidak ada petugas maka Lintas. Faktor sikap kedisiplinan
pengguna jalam akan cenderung berlalu lintas antara lain faktor extern
melanggar lalu lintas. Sikap dan intern. Faktor extern meliputi
demikian menandakan adanya taraf sosial budaya, sosial ekonomi dan
kedisiplinan yang rendah. pendidikan sedangkan faktor intern
Untuk menumbuhkan disiplin meliputi sikap individu, jenis
berlalu lintas yang tinggi maka kelamin dan kesadaran individu.
dibutuhkan sikap yang positif Jenis kelamin merupakan
terhadap peraturan lalu lintas itu salah satu faktor dari sikap disiplin
sendiri. Zanna, dkk (Sarwono,2009) berlalu lintas dan menurut Harvey

2
dan Smith (Moemsasiati,2001), perbedaan dalam pemberian disiplin
mengemukakan pada dasarnya sikap antara laki-laki dan perempuan
merupakan dasar penilaian yang tersebut mengakibatkan perempuan
berhubungan dengan objek tertentu lebih patuh dalam menaati peraturan
dan membangun motif untuk atau larangan, sedangkan laki-laki
berperilaku yang dipengaruhi oleh cenderung melanggar peraturan yang
usia, jenis kelamin, intelegensi, dan ada (Yunita, 2011).
tingkat pendidikan. Dari data Ideologi gender membentuk
Satlantas menunjukan bahwa konstruksi social yang melembaga,
pelanggaran lalu lintas lebih banyak seperti perempuan dan laki-laki
dilakukan oleh kaum laki-laki dibedakan atas kepantasan. Hal ini
daripada perempuan, data ini mengakibatkan adanya perbedaan
menunjukan bahwa adanya jenis kelamin sehingga terciptalah
perbedaan sikap disiplin berlalu streotip bagi laki-laki dan
lintas antara laki-laki dan perempuan. Ideologi gender
perempuan. Hal ini sesuai dengan menerangkan bahwa laki-laki lebih
teori dari mendominasi atau sebagai penguasa
Sheavits,(Moemsasiati,2001) yang yang dikemas dalam mitos, tradisi,
menyatakan bahwa ada perbedaan budaya, bahkan agama yang
antara pria dan perempuan yaitu menjadikan perempuan pada
secara biologis, perasaan, cara akhirnya pada posisi subordinat dari
berpikir, perilaku dan bersikap. laki-laki (Arvianti,2011). Kondisi
Pengaruh jenis kelamin perempuan yang berada di bawah
terhadap sikap bermula dari laki-laki dapat dikatakan sebagai
perbedaan perlakuan orang tua ideologi patriarki dimana ideologi
terhadap anak yang disebabkan patiarki memiliki arti sebagai budaya
karena perbedaan jenis kelaminnnya. yang menempatkan laki-laki pada
Hal tersebut sesuai dengan pendapat posisi pertama dan dominan. Dalam
Berry, dkk (Sari,2006) bahwa pandangan masyarakat secara umum,
perbedaan kategori biologis antara perempuan dicirikan lebih
pria dan wanita juga menghasilkan memperlihatkan sikap patuh dan
praktik kultural yang berupa pola mengikuti norma yang berlaku dalam
pengasuhan anak, peran, stereotip suatu masyarakat dibandingkan laki -
gender, dan ideologi peran seks yang laki. Dengan demikian, perempuan
mengarah pada tindakan pemisahan diharapkan untuk patuh atas
antara pria dan wanita. Teori dari keputusan yang dibuat oleh laki-laki
Hurlock yang menyatakan bahwa atau masyarakat misalnya mematuhi
orang tua dalam mendidik disiplin peraturan lalu lintas.
terhadap anaknya cenderung lebih Broverman dkk (Walgito,
tegas dalam memberikan aturan- 2011) menemukan bahwa laki-laki
aturan dan batasan-batasan sikap dan perempuan keduanya memiliki
terhadap putrinya dibandingkan streotip gender. Pada laki-laki
sikap orang tua terhadap putranya sifatnya lebih independen, agresif,
yang berhubungan dengan tuntunan ambisius, berani, kuat dan kasar
norma masyarakat. Lestari .Streotip gender yang dimiliki
menjelaskan bahwa adanya perempuan antara lain kepekaan

3
emosional, sosial, kehangatan, perbedaan sikap disiplin berlalu
ekspresif dan orientasi interpersonal lintas, karena pengertian sikap dari
yang lebih tinggi daripada daripada disiplin adalah suatu keyakinan
pria. Karakter lain yang dimiliki oleh dalam diri individu yang
seorang perempuan adalah bijaksana, menggerakan seseorang untuk patuh
lemah lembut, menyadari perasaan pada perundang-undanan lalu lintas
orang lain, reigiusitas, tenang, yang telah ditetapkan agar tercipta
mempunyai kebutuhan yang besar lalu lintas yang tertib, aman, dan
akan rasa aman, menyukai seni dan lancar. Berdasarkan uraian diatas
cenderung mengekspresikan penulis ingin melakukan penelitian
perasaan. Aube 2000 (Baron dkk, dengan tujuan ingin mengetahui
2012 ) juga berpendapat bahwa perbedaan sikap disiplin berlalu
alasan dari perbedaan jenis kelamin lintas ditinjau dari jenis kelamin.
adalah karena wanita merasa terlalu Hipotesis
bertanggung jawab akan Ada perbedaan sikap disiplin
kesejahteraan orang lain dan sulit berlalu lintas ditinjau dari jenis
bersikap asertif dalam hubungannya. kelamin.Dimana perempuan
Uraian diatas apabila dihubungkan memiliki sikap disiplin berlalu lintas
dengan sikap disiplin berlalu lintas, lebih positif dari pada pria.
pelanggaran lalu lintas pada
umumnya lebih sering dilakukan METODE PENELITIAN
oleh pria daripada seorang wanita Bentuk sampel yang
karena adanya sifat-sifat yang digunakan dalam penelitian ini
demikian menyebabkan laki-laki adalah cluster sampling (sampling
lebih berani dalam mengambil resiko daerah). Dalam penelitian ini,
karena mereka memiliki sifat yang pengambilan sampel menggunakan
senang berpetualang, agresif, bebas, teknik probabilty sampling. Metode
dan berani sehingga laki-laki pengumpulan data dalah cara yang
cenderung lebih berani melanggar dipakai oleh peneliti untuk
peraturan daripada perempuan. memperoleh data yang diselidiki.
Sedangkan wanita cenderung lebih Pengujian dalam penelitian ini
takut untuk melanggar peraturan menggunakan uji validitas isi. Tenik
dibandingkan pria sehingga reliabilitas yang digunakan dalam
mendorong wanita untuk bersikap penelitian ini adalah teknik alpha
sesuai dengan norma dan hukum cronbach pada program SPSS version
yang berlaku di masyarakat. 17.0 For Windows. Peneliti
Perbedaan sifat antara laki- menggunakan analisis uji-t ( t-test ).
laki dan perempuan memiliki
konsekuensi tersendiri terhadap sikap PEMBAHASAN
patuh pada suatu peraturan dimana Berdasarkan analisis dengan
laki-laki cenderung lebih berani menggunakan independen sample t
untuk melanggar peraturan daripada tes diperoleh uji t sebesar -2,621 dan
perempuan. Perbedaan sikap p = 0.010 dengan p≤0,01. Hasil ini
terhadap peraturan atau norma menunjukan bahwa ada perbedaan
masyarakat antara laki-laki dan yang sangat signifikan antara laki-
perempuan dapat dikatakan sebagai laki dan perempuan pada sikap

4
disiplin berlalu lintas. Jadi hipotesis bagaimana anak perempuan dan laki-
dalam penelitian ini yaitu ada laki seharusnya bersikap dan
perbedaan sikap disiplin berlalu berperilaku. Perbedaan pengasuhan
lintas ditinjau dari jenis kelamin orang tua mengakibatkan masyarakat
diterima, dimana perempuan cenderung menunjukan sikap dan
memiliki sikap disiplin berlalu lintas perlakuan yang berbeda terhadap
lebih positif dari pada laki-laki. anak laki-laki dan perempuan.
Perbedaan sikap disiplin Orang tua mengajarkan
berlalu lintas dapat terjadi karena bagaimana cara bersikap sebagai
laki-laki dan perempuan memiliki seorang laki-laki dan perempuan
karakteristik yang berbeda. Laki-laki kepada anak. Banyak budaya,
dan perempuan berbeda secara perempuan dituntut memiliki sifat
biologis, sosiologis, dan psikologis. kepatuhan yang tinggi, terutama
Hal ini sesuai dengan teori yang kepatuhan terhadap suaminya dan
dikemukakan oleh Horner orang tua mereka (Idrus,2011).
(Prasetyaningrum,1999) yang Dalam pandangan masyarakat secara
menyatakan bahwa perempuan tidak umum, perempuan dicirikan lebih
hanya berbeda secara fisik dengan memperlihatkan sikap patuh dan
pria, tetapi dari sosialisasi yang telah mengikuti norma yang berlaku dalam
didapatkannya, ia juga berbeda suatu masyarakat dibandingkan laki -
secara psikologis dengan pria. laki. Selaras dengan teori dari
Menurut Sheavits Brannon (Sari,2006), yang
(Moemsasiati,2001), pria dan wanita mengatakn bahwa pria diharapkan
memang berbeda bukan hanya secara menunjukkan peran sebagai sosok
biologis saja tetapi juga perasaan, tangguh, percaya diri, berorientasi
cara berpikir, perilaku dan bersikap. pada kesuksesan dan mengejar,
Pengaruh jenis kelamin status, sedangkan wanita diharapkan
terhadap sikap berawal dari menunjukkan peran lemah lembut,
pembedaan perlakuan orang tua sopan, patuh, dan pandai mengurus
terhadap anak yang disesuaikan rumah tangga. Dengan demikian,
dengan peran jenis kelaminnya. Hal perempuan diharapkan untuk patuh
tersebut sesuai dengan pendapat atas keputusan yang dibuat oleh laki-
Berry, dkk (Sari,2006) yang laki atau masyarakat.
mengungkapkan bahwa perbedaan Berdasarkan data yang
kategori biologis antara pria dan diperoleh dari satlantas menunjukan
wanita juga menghasilkan praktik bahwa pelanggaran sering dilakukan
kultural yang berupa pola oleh laki-laki dan perempuan.
pengasuhan anak, peran, stereotip Selaras dengan teori Kartono
gender, dan ideologi peran seks yang (Yunistika,2011) yang menyatakan
mengarah pada tindakan pemisahan bahwa pelanggaran lebih didominasi
antara laki-laki dan perempuan. oleh kaum laki-laki daripada
Sosialisasi yang dialami anak-anak perempuan. Hal ini dikarenakan
dalam masa perkembangannya secara psikologis laki-laki lebih
sangat berpengaruh terhadap agresif dan berani mengambil resiko
pembentukan kepribadian, sosialisasi dalam mengambil keputusan
tersebut di mulai dari konsep tentang sehingga mereka cenderung lebih

5
berani melanggar peraturan- Hasil dari penelitian
peraturan atau norma-norma yang menunjukan rerata empiric (RE)
berlaku di masyarakat. Sesuai teori pada variabel sikap disiplin berlalu
Anderson dkk ( Baron, 2010) yang lintas terhadap jenis kelamin sebesar
mengatakan bahwa laki-laki lebih 120,7 dan rerata hipotetik (RH)
agresif dan dominan, lebih sebesar 95, sehingga dapat diketahui
bermotifasi, dan cenderung lebih bahwa rerata empirik lebih besar
mau mengambil resiko daripada daripada hipotetik. Hasil ini
perempuan. Laki-laki dan perempuan menunjukan bahwa kondisi subjek
memiliki perbedaan secara penelitian tergolong tinggi. Pada
psikologis yaitu laki-laki mampu dasarnya subjek penelitian memiliki
mengendalikan ekspresi perasaan, sikap yang terbentuk dari proses
dominan, ambisius, dan memiliki sosialisasi, pengetahuan, pengalaman
jiwa petualang, sebaliknya anak masa hidupnya dan pengaruh budaya
perempuan lebih didorong untuk masyarakat. Seperti teori yang
mampu mengekspresikan perasaan dikemukakan oleh Katz dan Oechsli
dan permasalahan, tidak agresif, (Widiyanta, 2005) mengungkapkan
tidak ambisius, dan mudah mengalah bahwa sikap dapat berubah dan
(Priyanggaeni,2002). Perempuan berkembang karena hasil dari proses
cenderung lebih dapat mematuhi belajar, proses sosialisasi, arus
peraturan dan bersikap sesuai dengan informasi, pengaruh kebudayaan dan
norma yang ada di masyarakat pengalaman baru individu.
karena perempuan memiliki sifat Dalam berlalu lintas sikap
yang pasif, lembut, tidak agresif, seseorang dapat dibentuk ketika
bijaksana, dan mudah mengalah. mereka berkendara di jalan raya.
Pernyataan ini di dukung dengan Apabila di daerah mereka terbiasa
teori Aube dan Koleganya yang dengan disiplin berlalu lintas dan
menyatakan bahwa alasan dari mengetahui bahwa dengan menaati
perbedaan jenis kelamin adalah peraturan lalu lintas dapat
karena perempuan merasa terlalu menjauhkan diri dari bahaya atau
bertanggung jawab akan kecelakaan maka mereka cenderung
kesejahteraan orang lain dan sulit mematuhi peraturan tersebut.
untuk bersikap asertif dalam Sebaliknya, jika di tempat tinggal
hubungannya ( Baron, 2010). mereka pelanggaran lalu lintas
Adanya sifat-sifat demikian adalah hal yang dianggap wajar
mendorong perempuan untuk karena banyak yang melanggar dan
cenderung lebih patuh terhadap tidak ada sanksi yang tegas bagi
peraturan lalu-lintas karena pelanggar oleh pihak kepolisian
perempuan lebih memiliki rasa maka mereka cenderung akan
tanggung jawab akan kesejahteraan melanggar tata-tertib lalu lintas.
orang lain dan sejak masih anak-anak Berdasarkan hasil kategori
telah diajarkan untuk selalu patuh variabel sikap disiplin berlalu lintas
terhadap segala hal sehingga menunjukan bahwa sikap disiplin
perempuan berusaha selalu bersikap berlalu lintas laki-laki dan
sesuai dengan norma-norma yang perempuan yang tergolong dalam
berlaku di masyarakat. kriteria rendah berjumlah 1 orang

6
laki-laki dengan prosentase 100%. usia, tingkat pendidikan, pekerjaan
Subjek yang termasuk ke dalam dan jenis kelamin.
kriteria sedang berjumlah 12 orang Dalam kaitan antara sikap
yaitu, 8 laki-laki dengan prosentase disiplin berlalu lintas dengan jenis
66,7% dan 4 perempuan dengan kelamin, sikap dibentuk dari
prosentase 33,3%. Subjek yang pengetahuan, proses sosialisasi,
tergolong kriteria tinggi berjumlah pengalaman masa hidup, dan
80 orang, yaitu 43 laki-laki dengan pengaruh kebudayaan yang ada di
prosentase 53,75% dan 37 masyarakat. Sikap disiplin berlalu
perempuan dengan prosentase lintas perempuan lebih positif
46,25%. Sedangkan subjek dengan dibandingkan dengan laki-laki
kriteria sangat tinggi berjumlah 26 dikarenakan anak perempuan dalam
orang yaitu 9 laki-laki dengan awal masa perkembangan mengalami
prosentase 34,61% dan 17 sosialisasi yang mempengaruhi
perempuan dengan prosentae kepribadiannya, dimulai dari konsep
65,38%. Hasil tersebut menunjukan bagaimana perempuan dan laki-laki
bahwa perempuan memiliki sikap harus bersikap dan berperilaku.
disiplin berlalu lintas yang lebih Setiap orang tua mengajarkan kepada
positif dibandingkan laki-laki. anaknya untuk bersikap dan
Subjek dalam kategori berperilaku. Di dalam kehidupan
sangat tinggi memiliki arti bahwa bermasyarakat perempuan lebih
subjek memiliki sikap disiplin yang diperlihatkan sikap patuh dan
baik. Seseorang yang senang menaati senantiasa mengikuti norma yang
peraturan lalu lintas dan mempunyai berlaku di masyarakat dibandingkan
kesadaran diri yang tinggi untuk dengan laki-laki. Sehingga
berkendara sesuai dengan peraturan perempuan lebih bisa mematuhi
yang diberlakukan. Hasil penelitian peraturan lalu-lintas karena sejak
ditemukan pula subjek yang kecil perempuan dituntut untuk
memiliki sikap disiplin berlalu lintas bersikap patuh atau disiplin.
yang tergolong rendah dan sedang, Hasil penelitian menunjukan
hal ini menunjukan bahwa masih ada bahwa jenis kelamin memberikan
faktor lain yang mempengaruhi sikap pengaruh pada sikap disiplin berlalu
disiplin berlalu lintas selain jenis lintas. Perempuan lebih memiliki
kelamin seperti sosial budaya, sosial sikap disiplin yang lebih positif
ekonomi, pendidikan, kesadaran dibandingkan dengan laki-laki.
individu, dan usia. Walgito (2003) Seharusnya sikap disiplin berlalu
menjelaskan bahwa faktor sikap lintas yang positif sama-sama
cukup banyak, namun ada beberapa dimilki oleh perempuan dan laki-laki
yang dianggap penting yaitu factor agar tercipta arus lalu lintas yang
fisiologis, faktor pengalaman tertib,aman, dan nyaman saat
langsung terhadap objek sikap, berkendara di jalan raya.
kerangka acuan, komunikasi sosial.
Sedangkan Faktor-Faktor yang KESIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan masyarakat tidak 1) Ada perbedaan sikap
menaati peraturan lalu lintas di jalan disiplin berlalu lintas ditinjau dari
raya menurut Permatasari (2009): jenis kelamin, dimana perempuan

7
memiliki sikap disiplin berlalu lintas DAFTAR PUSTAKA
yang lebih positif dibandingkan laki-
laki; 2) Tingkat sikap disiplin berlalu Arvianti,I. (2011). Pengungkapan
lintas berlalu lintas perempuan Ideologi Patriarki pada Teks
tergolong tinggi; dan 3) Tingkat Tatawicara Pernikahan Dalam
sikap disiplin berlalu lintas berlalu Budaya Jawa. Jurnal Ilmiah
lintas laki-laki tergolong tinggi. Informatika Universitas AKI.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Vol.2.No.2.
maka penulis dapat membeikan saran
sebagai berikut: 1). Hasil penelitian Aryono. (2012) .Tingkat Kefatalan
menunjukan bahwa sikap disiplin Lakalantas di Solo 2012
berlalu lintas perempuan lebih positif meningkat 110%. Dalam
dibandingkan dengan laki-laki, untuk Solopos Online,Rabu 26
itu diharapkan agar laki-laki lebih Desember 2012. Diakses pada
memahami tata tertib lalu lintas dan 22 febuari 2013 di ,po5 .
menerapkannya saat berkendara di
Baron, R.A. dan D.
jalan raya.2). Sikap disiplin berlalu
Byrne.(2012).Psikologi
lintas masyarakat di Kelurahan
Sosial.Jakarta:Erlangga.
Kadipiro yang tergolong tinggi,
sehinga diharapkan Kelurahan Bramantyo. (2013). Kesadaran Tertib
Kadipiro mengadakan sosialisasi lalu Lalu Lintas di Solo Rendah.
lintas pada masyarakat secara Dalam Okezone Online, 13
berkala agar lebih mengerti dan tetap Desember 2012. Diakses pada
mempertahankan sikap disiplin 22 Februari 2013di
berlalu lintas tersebut. Kelurahan http://jogja.okezone.com/read/
sebaiknya juga mempertimbangkan 2012/12/13/511/731420/redirec
dalam pembuatan surat keterangan t
utamanya untuk pembuatan SIM,
agar anak dibawah 17 tahun tidak Moemsasiati, I. (2001). Sikap
diperbolehkan untuk memiliki surat karyawan terhadap Seks Bebas
ijin mengemudi.3). Untuk peneliti ditinjau dari Tingkat
selanjutnya yang akan melakukan Pendidikan dan Jenis
tema yang sama diharapkan dapat Kelamin.Skripsi.Semarang:
mengungkap lebih dalam lagi dan Universitas Katholik
mempertimbankan faktor lain dari Soegijapranata.
sikap disiplin berlalu lintas seperti
tingkat pendidikan, sosial ekonomi Sari, R. (2006).Pengungkapan Diri
dan sosial budaya. Sebelum Mahasiswa Tahun Pertama
penelitian berlangsung, sebaiknya Universitas Diponegoro
peneliti lebih tertantang, tidak mudah ditinjau dari Jenis Kelamin dan
putus asa dan mempersiapkan diri Harga Diri.Jurnal Psikologi
untuk menghadapi subjek penelitian. Universitas Diponegoro
Selain itu peneliti untuk lebih cermat Semarang. Vol.3.No.2.
dalam menyesuaikan waktu dan Sarwono. (2009).Psikologi
kondisi dari subjek penelitian. Sosial.Jakarta:Salemba
Humanika.

8
Soviana. (2011). Pengaruh
Kampanye Keselamatan
Berkendara ( Safety Riding )
terhadap Sikap Disiplin dalam
Berlalu Lintas. Skripsi( Tidak
Diterbitkan).Surakarta:
Fakultas Muhammadiyah
Surakarta.
Walgito. (2011). Teori-Teori
Psikologi
Sosial.Yogyakarta:Andi.
Yunita. (2011). Disiplin Berlalu
Lintas Pada Remaja
Pengendara Sepeda Motor
Ditinjau Dari Motivasi
Keselamatan Diri dan Jenis
Kelamin. Skripsi( Tidak
Diterbitkan).Surakarta:
Fakultas Muhammadiyah
Surakarta.
Yuwono. (2012). Karakter Disiplin
Berlalu Lintas dalam
Islam.prosiding Seminar
Nasional Psikologi Islami
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai