Anda di halaman 1dari 22

RESIMEN SISWA TNI ANGKATAN DARAT

BATALYON SISWA-I

UPAYA DANTON DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ILMU MEDAN


PRAJURITNYA DISATUAN

NAMA :
NO CAPA :
TON / KI / YON :
Bandung, Oktober 2022

RESIMEN SISWA TNI ANGKATAN DARAT


BATALYON SISWA-I

Kebijakan reorganisasi TNI yang bercirikan efektif, efisien dan modern memberikan
dampak yang cukup signifikan bagi peningkatan kualitas personel TNI maupun PNS.Dengan
hal tersebut maka tiap-tiap personel harus dapat meningkatkan kualitasnya khususnya didalam
pembinaaan latihan.

Profesionalisme keprajuritan dicapai melalui suatu upaya pembinaan latihan yang


dilaksanakan secara terus menerus bertingkat dan berlanjut oleh para pimpinan di satuan
manapun. Sistem pembinaan TNI AD dikenal latihan sesuai program dan latihan dalam
satuan. Seorang pimpinan untuk mencapai suatu tingkatan profesional tidak hanya cukup
membina diri melalui keterampilan, serta pengetahuan yang didapat dari hasil pendidikan atau
latihan formal hanyalah merupakan pembekalan ilmu dan keterampilan yang disesuaikan
dengan tingkatan golongan atau jabatan. Adalah merupakan tugas dan tanggung jawab
Komandan Satuan untuk meningkatkan diri dan satuan secara terus menerus dan akan
membentuk menjadi prajurit profesional yang mampu memimpin dan menangkan setiap
pertempuran yang dihadapi.
Untuk membentuk Komandan Peleton yang profesional maka disamping latihan,
pendidikan dan penugasan maka latihan dalam satuan perlu dikembangkan dan dibudayakan di
satuan secara kreatif, modikatif dan moratif.

Memberi gambaran kepada Danyonif tentang langkah yang ditempuh untuk


meningkatkan kemampuan Danton secara optimal, pembinaan latihan di satuan untuk
menunjang tugas pokok.

Sebagai pedoman/masukan kepada Komandan Atas khususnya Danyonif dalam upaya


meningkatkan kemampuan Danton dalam pembinaan latihan di satuan.

Penyusunan karmil ini dibatasi lingkup kemampuan Danton dalam pembinaan llatihan di
satuan. Adapun tulisan ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:

1. Pendahuluan.
2. Kondisi Pembinaan Latihan Saat ini.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi.
4. Pembinaan yang Diharapkan.
5. Upaya Meningkatkan Pembinaan Latihan di Satuan.
6. Penutup.

Metoda dan Pendekatan. Karmil ini disusun dengan pendekatan yang didasarkan pada
teori, pengalaman dan pengamatan di daerah basis maupun di daerah operasi.Khususnya
pengalaman penulis menjabat sebagai Danton disatuan batalyon Infanteri.
RESIMEN SISWA TNI ANGKATAN DARAT
BATALYON SISWA-I

PEMBAHASAN

KONDISI PEMBINAAN LATIHAN SAAT INI

Sebagaimana yang diharpkan oleh para Pimpinan TNI, khususnya TNI AD bahwa
apapun situasi dan kondisi dimanapun satuan berada harus menerima latihan-latihan kegiatan
yang pada dasarnya untuk meningkatkan kesiapan dalam rangka melaksanakan tugas-tugas
operasi, maka visualisasi latihan harus sudah lebih mengarah kepada keadaan yang
sesungguhnya. Suatu pertempuran dikatakan berhasil dan keberhasilan seorang Komandan
Peleton dalam memimpin anggota Peletonnya, baik disatuan manapun di daerah operasi
sangat dipengaruhi oleh kemampuan Komandan tersebut dalam melatih anggotanya.
Pembinaan latihan disatuan dapat memberikan kepercayaan diri dan Komandan Peleton
beserta anggotanya dapat berjalan sesuai dengan apa yang disepakati bersama, kendala-
kendala di lapangan harus dipecahkan bersama-sama.

Kemampuan Danton dalam Binlat. Dalam mempersiapkan prajurit menghadapi tugas-


tugas yang dibebankan, maka diharapkan prajurit selama dibasis mendapatkan suatu
pembinaan mental latihan yang baik hal ini tidak terlepas dari peran Komandan Peleton dalam
menerapkan kepemimpinan dan selaku pembina latihan di Peleton.

1. Memberikan kemampuan teknis dan taktis yang lebih prakmatis dibandingkan apa yang
didapat dari pendidikan.

2. Latihan harus lebih keras dalam arti penggunaan fisik dan dampak psyikologis untuk
menambah keyakinan.
3. Perlu dipegang secara prinsip bahwa latihan adalah pengganti pertempuran yang
sebenarnya.

4. Memberikan kemampuan teknis, taktis dan administrasi yang lebih praktis dan pragmatis
dibanding apa yang didapat dari pendidikan.

5. Latihan harus keras dalam arti pembunaan fisik, adanya tekanan serta ancaman
sehingga memberikan keberanian dan kemampuan dalam pengambilan keputusan.

Kemampuan Danton dalam penerapan pembinaan latihan dalam kepemimpinan sangat


berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya dalam pelaksanaan tugas pokok. Seorang
Komandan Peleton harus mampu menguasai pembinaan latihan sebagai upaya meningkatkan
kemampuan anggotanya.

Penguasaan Binlat. Seorang Komandan Peleton harus menguasai Binlat sebagai dasar
dalam melatih anggotanya. Adapun hal-hal yang berpengaruh terhadap Binlat dan harus
menjadi acuan bagi Danton dalam menerapkan pembinaan latihan adalah:
1. Disiplin. Pembinaan disiplin prajurit sangat diperlukan dimana hal ini sangat
tergantung kepada penerapan disiplin oleh Danton didalam pelaksanaan tugas maupun
di basis.

2. Moril. Pembinaan moril prajurit sangat berpengaruh terhadap tugas pokok. Seorang
Komandan Peleton harus mampu meningkatkan moril anggotanya.

3. Jiwa Korsa. Penerapan kepemimpinan lapangan yang dilakukan oleh Komandan agar
tercipta kebersamaan, kekompakan dan rasa jiwa korsa yang kuat antar prajurit di
satuan, sehingga akan menunjang kesiapan pelaksanaan tugas.

4. Motivasi. Dengan dorongan ini bisa dilakukan selama berada di basis maupun didaerah
operasi, maka motivasi pribadi pimpinan merupakan sikap mental seorang pemimpin
disegala tempat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Watak tingkah laku seorang pemimpin yang merupakan pembawaan sejak lahir akan
berpengaruh terhadap kepemimpinan lapangan saat dirinya mernjadi seorang pemimpin.

Rasa kebanggaan terhadap satuan faktor usia sangat berpengaruh terhadap


pelaksanaan tugas seorang pemimpin yang tentunya memiliki kebanggaan terhadap satuan
dimana dia berada. Karena mustahil suatu tugas akan dilaksanakan dengan baik apabila tidak
memiliki rasa kebanggaan terhadap satuan.

Usia seorang pemimpin sangat terpengaruh dalam penerapan kepemimpinan para


Komandan terhadap para prajuritnya dimanapun dalam Satuan Infanteri.

1. Eksternal.
a. Peluang.
1) Pendidikan. Dengan diselenggarakannya pendidikan Komandan Peleton
atau kursus Komandan Peleton di Pusdikif Kodiklatad, setiap tahun
memberikan peluang bagi perwira-perwira yang akan diarahkan ke jabatan
sebagai Komandan Peleton diharapkan dengan dididiknya perwira-perwira
tersebut di Sus Danton akan dapat memberikan bekal yang cukup sebelum
menjabat sebagai Komandan Peleton.

2) Pembinaan Satuan yang dialksanakan secara terus menerus di satuan


akan secara tidak langsung memberikan pelajaran-pelajaran dan pengalaman
yang sangat berharga dalam membentuk suatu kepemimpinan yang dimiliki.
Oleh seorang Komandan Peleton, dalam pembinaan satuan ini secara
otomatis sasaran yang digunakan adalah suatu kondisi yang diharapkan
dalam rangka menunjang pelaksanaan TUPOK.
b. Kendala.
1) Kegiatan protokoler cenderung mengganggu suatu perencanaan latihan
yang telah dibuat sehingga secara otomatis pelaksanaan latihan akan
terhambat. Kegiatan protokoler hari ini adalah kegiatan yang resmi yang
harus dilaksanakan, sehingga mau tidak mau kegiatan latihan harus
dikorbankan.

2) Pengaruh lingkungan terkadang kurang bersahabat. Seperti pada saat


latihan/perencanaan latihan tiba-tiba terjadi bencana alam seperti banjir,
tanah longsor, gempa atau adanya situasi lingkungan disekitar kita yang tiba-
tiba berubah yang memerlukan keterlibatan personel satuan untuk
membantu. Hal seperti ini tentunya dapat mengganggu
perencanaan/pelaksanaan latihan.

3) Sarana prasarana latihan yang kurang memadai seperti dukungan aloptik


dari satuan atas, kurangnya bujuk tentang penyelenggaraan latihan di
satuan.

2. Internal.
a. Kemampuan
1) Kemampuan seorang Komandan Peleton dalam kepemimpinan dan
kemampuan dalam penyelenggaraan latihan di satuan belum maksimal,
karena kurangnya pengetahuan yang harus dimiliki sehingga dalam
pembinaan latihan di Peleton kurang mencapai hasil yang diharapkan.
Kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan adanya pendidikan/latihan dan
pengalaman dalam pelaksanaan tugas.

2) Kepemimpinan Danton sebagian sudah maksimal. Terbukti dalam


pelaksanaan tugas di lapangan mereka dapat mengendalikan, dan
mengawasi serta memberikan suri tauladan yang baik kepada anggotanya.
Sesuai dengan 11 azas kepemimpinan, tetapi masih ada juga Danton yang
gagal dalam menerapkan kepemimpinan sehingga dicemooh bahkan ada
yang dilawan anggotanya sendiri.

3) Kejuangan pada era reformasi dengan perubahan lingkungan. Mental


dan kejuangan prajurit terkhusus Danton harus menjadi suatu perhatian
khusus. Karena seorang Komandan dapat melaksanakan tugas dengan
berhasil apabila memiliki mental kejuangan yang baik.

4) Disiplin merupakan napas prajurit, karena tanpa disiplin mustahil tugas-


tugas akan dapat dilaksanakan dan disiplin perlu dibudayakan sehingga
pelanggaran dapat ditekan sekecil mungkin.
b. . Kelemahan.
1) Mental. Sebagian Danton belum siap dari segi mental dikarenakan latar
belakang kehidupan yang berada, sehingga dalam memimpin cenderung
untuk ikut arus, ikut kemauan anggotanya yang kurang baik, dari segi mental
Danton merupakan hal yang mutlak, karena tanpa mental yang baik mustahil
Danton dapat berhasil dalam pelaksanaan tugas.

2) Kemampuan jasmani. Seorang Danton harus memiliki kesemaptaan


yang baik tapi kenyataannya banyak Danton fisiknya belum standar sehingga
pelaksanaan tugas kurang behasil.

3) Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Sangat penting artinya bagi


penambahan wawasan serta sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
tugas. Dikarenakan kegiatan latihan secara terus menerus terhadang para
Komandan Peleton apatis terhadap adanya perkembangan Iptek di
lingkungannya sehingga mereka cenderung kuper dan akhirnya masa bodoh

PEMBINAAN YANG DIHARAPKAN

Kepemimpinan merupakan seni dari seorang Komandan untuk melakukan perannya


dalam suatu tugas dan tanggung jawab melaksanakan pembinaan terhadap satuan yang
dipimpinnya. Kepemimpinan Danton dapat dilihat dari penerapan pembinaan satuan terhusus
dalam pembinaan latihan di satuannya.

Sebagaimana yang diharapkan oleh pimpinan TNI, khususnya TNI apapun situasi dan
kondisi dimanapun satuan berada, harus menerima latihan-latihan dan kegiatan yang pada
dasarnya meningkatkan kualitas kemampuan prajurit dan kesiapan dalam melaksanakan
tugas-tugas operasi maka visualisasinya latihan harus sudah sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya.
Peningkatan Kemampuan Danton. Kemampuan seorang Komandan Peleton harus
selalu diasah sehingga semakin lama kan didapatkan seorang Komandan Peleton yang baik.
Sebagai upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan Danton adalah:

Memberikan kesempatan untuk mengikuti kursus Komandan Peleton bagi Danton yang belum
kursus Danton.
1. Dalam penerapan program latihan di satuan Danyon memberikan tanggung jawab
kewenangan sesuai kewenangan penyelenggaraan latihan.

2. Ilmu pengetahuan. Perlu adanya Komandan Peleton untuk meningaktkan


kemampuannya dibidang ilmu pengetahuan umum maupun pengetahuan
kemiliteran baik dari dinas maupun diluar dinas dalam rangka memperluas
wawasan yang intinya akan semakin penting seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

3. Moril dan Motivasi. Menimbulkan rangsangan kepada diri seorang danton untuk
melakukan pekerjaan, pemberian motivasi sedemikian rupa. Agar mau mereka
bersikap dan berbuat secara ikhlas demi tercapainya sasaran dari pelaksanaan
tugas dari motivasi yang dimiliki Danton kita bisa melihat moril yang ada
hakekatnya adalah semangat, sikap mental komandan peleton dalam
melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan moril dan motivasi Danton ini dapat
melalui pemberian pengertian tentang pentingnya tugas yang dilaksanakan,
pemberian penghargaan terhadap pelaksanaan tugas yang baik dan pemberian
hukuman bagi yang bertindak tidak sesuai.

4. Pengetahuan tentang Binlat. Perlunya seorang Danton menguasai pengetahuan


Binlat ini karena sangat menunjang Danton dalam menyelenggarakan suatu
latihan di Peletonnya sehingga latihan yang dilaksanakan mencapai hasil yang
diinginkan.

Penguasaan Bidang Binlat. Untuk menjadi Danton yang profesional dalam tugas dan
jabatannya tidak bisa tumbuh begitu saja tetapi harus melalui proses latihan dan pendidikan,
oleh karena itu seorang Danton harus menguasai taktik dan tehnik militer.
Aplikasi taktik dan tehnik militer dasar maupun kemampuan bertempur perorangan dan satuan.
1. Kemampuan untuk melakukan konsistensi latihan.
2. Tingkat latihan yang harus mutlak dilaksanakan.
3. Penyelenggaraan latihan.
4. Penyusunan naskah latihan dan pelaporan hasil latihan.
5. Mengetahui dan memahami prosedur administrasi tingkat Peleton.
6. Produk-produk latihan.

Dalam pelaksanaan tugasnya Komandan Peleton bertanggung jawab dalam


menyelenggarakan latihan bagi Peletonnya adalah:
1. Bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan siswa unsur yang
berada dibawah Komandannya dengan cara selalu melatih anggotanya agar dalam
pertempuran mempunyai keunggulan kemampuan.

2. Di dalam Administrasi pembinaan latihan, Danton mempunyai tugas:


a. Membuat jadwal mingguan Peleton.
b. Membuat rencana lapangan peleton.
c. Membuat laporan latihan peleton.

3. Dibidang penyelenggaraan latihan di lapangan:


a. Mengendalikan/mengawasi pelaksanaan latihan.
1) Perorangan:
Seluruh anggota peleton.
Komandan peleton atau Bintara peleton.
2) Satuan.
Drill sampai tingkat peleton.
Drill taktis peleton.
Melaksanakan UST tingkat Regu.
Melaksanakan UST tingkat peleton.

b. Menyelenggarakan Administrasi Peleton.


1) Mengecek Renlap yang dibuat Danton.
2) Mengawasi pelaksanaan penjabaran jadwal mingguan Peleton.
3) Sarana dan prasarana latihan. Komandan Peleton hendaknya
berkonsentrasi kepada pencapaian sasaran latihan dengan berpedoman
kepada:
a) Sesuai kemampuan.
b) Sedekat mungkin dengan pangkalan.
c) Mengadakan improvisasi yang praktis di lapangan.
d) Realisme latihan sesuai dengan suasana tempur sebernarnya.

UPAYA MENINGKATKAN PEMBINAAN LATIHAN DI SATUAN

Umum. Rendahnya tingkat profesionalisme prajurit khususnya Batalyon Infanteri bukan


saja ambil dari terbatasnya anggaran dan fasilitas yang tersedia di satuan peran Komandan
satuan sangat berpengaruh dalam membentuk kemampuan prajurit yang handal dimana dapat
dicapai melalui metode pembinaan diharapkan seluruh pimpinan harus mampu berperan
sebagai pembina latihan khususnya Komandan Peleton harus mampu untuk mengadakan
pengawasan didalam pembinaan pembinaan latihan sehingga sesuai dengan program latihan
yang ada di satuan.
1. Tujuan.
Meningkatkan peran Danton dan pengawasan Binlat agar pembinaan latihan yang ada
di satuan dapat berjalan sebagaimana mestinya sehingga latihan yang diselenggarakan oleh
satuan tujuan dapat tercapai pengarahan Danton ada 2 macam bentuk:
a. Pengawasan langsung.
Danton kegiatan kelapangan guna menilai dan mengevaluasi langsung latihan
yang diselenggarakan oleh sasaran bila ada kekurangan Danki memberi arahan
kepada pedidikan latihan tersebut.

b. Pengawasan tidak langsung.


Latihan dilaksanakan tanpa pengawasan langgung oleh Danton dengan
mendelegasikan kepada pencatat yang ada di satuannya sesuai dengan latihannya.

2. Sasaran.
Yang ingin di dapat dalam Optimalisasi Peran Danton yaitu agar kualitas dan kuantitas
Komandan peleton yang ada di satuan meningkat dan Peran Danton secara langsung
bertanggung jawab terhadap hasil koreksi cheklis yang diselenggarakan satuan khususnya
diambil dibawah ke Peleton kebawah.
a. Subyek.
Komandan Batalyon Infanteri merupakan pemantau didalam dan meningkatkan
kemampuan peran Danton didalam penyelenggraan dan danyon ke atasa
menciptakan suasana keadaan dalam pelaksanan pembinaan latihan.

b. Obyek.
Komandan Peleton dimana diharapkan peran Komandan Peleton didalam
pengawasan khususnya dalam pembinaan latihan lebih ditingkatkan agar tercapai
keberhasilan.

Metode yang digunakan didalam meningkatkan peran Danton dalam pengawasan Binlat
dengan motivasi pendidikan latihan melalui pendidikan dengan diadakan kursus-kursus dan
peraturan baik di Lemdik maupun satuan itu sendiri sedangkan latihan sesuai dengan program
yang ada di satuan.

Sarana dan Prasarana yang digunakan dalam mengoptimalkan peran Danki dalam
pengawasan Binlat dengan menggunakan sarana yang ada di satuan yang peranti lunak
maupun peranti kerasnya.Penggunaan sarana dan prasarana latihan disesuaikan dengan
kebutuhan yang ada saat pelaksanaan latihan.

Upaya meningkatkan peran Komandan Peleton dalam pengawasan latihan guna


mewujudkan keberhasilan latihan. Dalam rangka memperbaiki sistem pembinaan latihan
Batalyon Infanteri sehingga mampu dihadapakan kepada tantangan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya,maka perlu dipahami terlebih dahulu permasalahan pembinaan latihan
yang ada pada saat ini yang meliputi bidang personel,manajemen latihan dan permasalahan
hukum Humaniter dan Ham.
1. Ditinjau dari segi personel.
a. Kekurangan Personal dalam suatu organisasi Batallyon Infanteri adalah merupakan
suatu kendala dalam pelaklsanaan kegiatan latihan. Oleh karena itu jarang dijumpai
adanya satuan satuan yang kurang dari kekuatan minimal, dalam arti tidak dapat
memenuhi jumlah TOP satuan yang diprasaratkan.
b. Pelatihan Satuan. Kualitas kemampuan seorang pelatih sangat tergantung pada jiwa
dan sifat individu yang bersumber pada kemauan/usaha, dan kegiatan orang itu
sendiri dalam mengembangkan bekal dasar yang dimilikinya.
c. Motivasi Latihan. Latihan adalah merupakan sarana guna pembinaan satuan, dengan
demikian di dalam pembinaan latihan harus dapat dikembangkan pemupukan jiwa
korsa satuan. Dengan kunjungan, pejabat yang menangani kegiatan latihan, dapat
menjamin terselenggaranya latihan secara realistis. Hal ini dapat dicapai melalui
pemupukan jiwa kompetisi, semangat yang ditampilkan melalui kegairahan latihan.

2. Ditinjau dari segi manajemen latihan.


Manajemen latihan merupakan suatu kegitan dalam penyelenggaraan latihan yang
dimulai dari perencanaan, penyiapan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan
dan pengendalian latihan tidaklah mudah untuk dilaksanakan, oleh karena itu perlu
penanganan yang serius didalam melakukan kegiatan tersebut. Permasalahan yang
dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di Batalyon Infanteri selama ini, bahwa latihan di
dalam penyelenggaraan tidak dilaksanakan sesuai dengan urut-uruutan yang harus
dilakukan. Kondisi ini adalah akibat dari perencanaan program latihan yang kurang
terencana dengan baik, serta menumpuknya berbagai macam kegiatan diluar program yang
muncul secara tiba-tiba. Sehingga kadang-kadang justru dapat mengorbankan pelaksanaan
latihan program.

3. Ditinjau dari segi Hukum Humaniter dan HAM.


Pada akhir-akhiir ini HAM menjadi isu yang sangat penting dan memberikan
pengaruh yang cukup besar dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Yonif, terutama dalam
mengatasi berbagai gejolak politik seperti pemberontakan, gerakan separatis. Dalam
menangani gejolak tersebut, para prajurit masih sering ragu-ragu dalam bertindak sehilngga
telah menimbulkan terjadinya pelanggaran HAM dan diproses secara hukum untuk diminta
pertanggung jawaban atas pelanggaran yang dilakukannya.

Restrukturisasi, Pendidikan dan Latihan. Adapun upaya yang dapat dilakukan


dalam pembinaan latihan yang dilaksanakan dalam rangka menyiapkan personil Yonif dalam
menghadapi tugas adalah dengan melalui metode restrukturisasi, pendidikan dan latihan
pengadaan fasilitas, penugasan, dan kesejakhteraan serta dengan mengintegrasikan antara
materi latihan dengan hukum Hlumaniter dan HAM.
1. Restrukturisasi. Dengan kondisi Batalyon Infantereri dimana ada diantaranya mengalami
kekurangan personel sehingga kondisi tersebut dibawah standar TOP, maka guna
memperlancar pelaksanaan pemibinaan latiahan tersebut perlu dibentuk menjadi satuan
organik agar dapat melaksanakan latihan sesuai dengan proglatsi dan secara bertahap,
bertingkat serta berlanjut. Pelaksanaannya dengan merestrukturisasi satuan tersebut
menjadi kompi utuh dan kelrangka sesuai dengan skala prioritas, yaitu terlebih dahulu
membentuk satuan manuve, bantuan dan baru kemedian satuan pelayanan. Dengan
restrukturisasi ini diharapkan terbentuk kekuatan yang utuh dan siap operasional guna
dihadapkan kepada setiap bentuk kontijensi di wilayahnya.

2. Pendidikan dan Latihan. Guna mendapatkan kualitas Perwira dan Bintara pelatih
yang handal dihadapkan pada pembinaan latihan di satuan, maka diperlukan upaya
Komandan Satuan untuk mendidik dan melatih unsur terkait guna dipersiapkan sebagai
pelatih agar mengetahui dan mampu membina latihan di satuan dengan baik.

3. Latihan. Salah satu sarana untuk memberikan pengalaman terhadap para personel
satuan Yonif adalah dengan memberikan kesempatan berlatih kepada yang bersangkutan.
Dengan kegiatan ini diharapkan personel tersebut memiliki pengalaman yang lebih
dibanding dengan yang dilatih baik dalam hal perencanaan maupun penyelenggaraan
latihan. Adapun sasaran yang harus dicapai dalam latihan dalam satuan ini adalah sebagai
berikut

a. Terwujudnya spesialisasi tentang tingkat kecakapan sesuai dengan fungsi dan


jabatannya.
b. Terpeliharanya kemampuan taktik dan teknik kemiliteran.
c. Bertambahnya pengalaman para perwira dan Bintara sehingga menambah
keyakianan diri dalam penampilan di satuannya.
d. Memahami dan mampu melaksanakan operasi teritorial.
e. Bagi Perwira dan Bintara mampu menyiapkan kegiatan latihan baik latihan teknis
maupun taktis.
f. Kemampuan dan ketangkasan jasmani.

Dengan sasaran tersebut di atas, agar dapat tercapai maka metode yang digunakan
dalam pendidikan dan laihan antara lain :

a. Teori
b. Diskusi
c. Aplikasi
d. Demonstrasi/peragaan

4. Pembinaan. Komandan msatuan merupakan unsur komando yang bertangggung


jawab atas semua pembinaan satuan dan dibantu oleh unsur staf serta komando bawahan
dalam rangka menyiapkan satuan untuk melaksanakan tugas sasaran pembinaan satu
personel, materiil sarana dan lingkungan yang menjadi tanggung jawab komando.

a. Pembinaan Personel.
Komanmdan satuan melaksanakan segala usaha pekerjaan, kegiatan dan
tindakan untuk membina personel satuannnya agar dapat melaksanakan tugasnya
secara baik. Diantara personel tersebut terdapat Bintara yang berfungsi sebagai
penghubung/pembantu pimpinan dalam kegiatan satuan, pembinaan personel bagi
Bintara dapat dilaksanakan dengan cara :

1) Penempatan jabatan. Tempatkan personel sesuai dengan bakat dan


pendidikan yang telah dimiliki.
2) Mendidik dan melatih, Meningkatkan dan memelihara ilmu pengetahuan
dan ketrampilan sesuai dengan latihan yang yang diprogramkan dengan inisiatif
satuan. Dengan demikian ilmu dasar yang telah didapat di lembaga
pendididkan dapat dikembangkan lebih lanjut.
3) Berikan tanggung jawab sesuai dengan posisinya.
4) Berikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya bagi yang berprestasi
baik.
5) Adakan kompetisi yang sehat untuk memberikan semangat.

b. Pembinaan Materiil.
Memberi kesempatan kepada para Bintara dalam kegiatan pemeliharaan materiil
sesuai dengan tanggung jawabnya, agar mereka dapat ikut membina materiil satuan
secara baik.

c. Pembinaan Sarana/Fasilitas.
Komandan dibantu oleh para staf/dan bawahan agar dapat menilai mana fasilitas
yang berfungsi untuk mendukung kegiatan latihan pada peningkatankemampuan
satuan untuk melaksanakan tugas.

d. Pembinaan lingkungan.

1) Kepemimpinan, keberhasilan seorang Komandan dalam melaksanakan


tugasnya adalah hasil dari kepemimpinan yang baik dan tepat.
2) Jiwa Kejuangan. Komandan satuan menanamkan jiwa kejuangan
dengan memberikan santi aji, seperti perjuangan TNI hdan lain-lain.
3) Tradisi Corps. Dengan adanya tradisi Corps dapat terlihat rasa
kebersamaan dan kebanggaan.
4) Dialokasi. Pengaruh lingkungan dimana satuan berada besar
pengaruhnya. Komandan perlu memberikan tindakan pencegahan bila
lingkungan tidak mendukung tugas satuan.

e. Menumbuhkan motivasi para unsur pimpinan di Kesatuan.

Upaya menumbuhkan motivasi pada unsur pimpinan di satuan dapat ditampuh


melalui upaya antara lain meningkatkan kesejahteraan para unsur pimpinan melalui
pemberian cuti berkala dan kenaikan pan,gkat yang tepat waktu, mem,berikan
penghargaan dan solusidengan cara yang tepat waktu, memberikan penghargaan
dan solusi dengan cara yang tepat dan terarah, memberikan keleluasaan kepada
unsur pimpinan untuk mengembangkan kreativitas dalam memimpin serta
kesempatan mengikuti jenjang karier pendidikan dan proposi jabatan.

5. Penugasan.

Untuk memberikan pengalaman kepada para Perwira dan Bintara agar memiliki
kemampuan pembinaan latihan yang baik maka kepada mereka senantiasa diberikan
penugasn untuk merencanakan, mengorganisir, menyelenggarakan latihan sesuai dengan
porsinya. Dengan demikian kemampuan yang bersangkutan akan semakin bertambah.
Secara aplikatif dapat dilakukan upaya sebagai berikut:

a. Pemberian penugasan bagi para Perwira dan Bintara untuk membuat rencana
latihan/rencana lapangan yang bersifat latihan teknis.
b. Pemberian penugasan bagi para Perwira dan Bintara untuk mengoganisir medan
latihan.
c. Latihan Kaderlit dalam latihan teknis
d. On the Job Training

Integrasi antara latihan dengan hukum Humaniter dan HAM. Sampai saat ini para
Perwira masih belum mempunyai jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara Yuridis,
dan para komandan yang pernah mengalami tindakan dua tingkat keatas dalam hati nuraninya
pasti kurang menerima tindakan tersebut karena harus dihukum secara administrasi untuk
sesuatu pelanggaran yang tidak jelas. Perhukuman yang mencerminkan rasa keadilan prajurit
tidak akan menjadi kontra produktif dan akan sejalan dengan tujuan pembinaan. Kondisi
tersebut akan terwujud apabila hukuman yang dijatuhkan sesuai denagn ketentuan hukum yang
dilanggar dan berat ringan hukuman ditentukan berdasarkan pengaruh pelanggaran terhadap
organisasi atau kedinasan dengan mempertimbangkan kodisi keadaan yang meliputi
pelanggaran tersebut. Di lapangan sering terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
prajurit. Diantaranya yang sering terjadi adalah kesalahan prosedur. Hal ini menunjukkan
bahwa masalah hukum Humaniter dan HAM belum dapat dipahami dan tersosialisasi di
lingkungan prajurit Batalyon Infanteri. Untuk menghindari hal tersebut pimpinan perlu
melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Penyuluhan tentang pengetahuan hukum Humaniter dan HAM kepada seluruh prajurit
Batalyon Infanteri.
2. Mengintegrasikan antara kegiatan latihan khususnya materi taktik dengan hukum
Humaniter dan HAM.
3. Memasukkan materi hukum Humaniter dan HAM ke dalam program latihan satuan.
4. Membuat protap satuan tentang pelaksanaan operasi yang berkaitan dengan masalah
hukum Humaniter dan HAM.
PENUTUP

Menjadi Komandan Peleton yang profesional memerlukan suatu proses, upaya nyata
dan kerja keras. Profesionalisme ini meskipun secara nyata dapat dibangun oleh organisasi
melalui pendidikan, pelatihan dan penugasan secara teratur dan berkesinambungan tetapi juga
harus diikuti oleh peran aktif masing-masing pribadi Komandan Peleton dalam menunjang
keberhasilan upaya itu.

Pendidikan dan latihan merupaka jawaban dalam rangka mewujudkan profesionalisme


Komandan Peleton sebagaimana diharapkan, karena melalui pendidikan latihan seorang
Komandan Peleton akan memiliki kualitas dan integritas pribadi yang kuat, bersifat adaptif,
responsif, aspiratif dan komunikatif terhadap setiap permasalahan yang muncul dilingkungan
tugas serta didasari oleh etika moral kebangsaan tinggi serta kadar keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menghadapi tuntutan dan tantangan keadaan masa kini dan masa depan tidak ada
pilihan lagi bagi Komandan Peleton harus meningkatkan kualitas dirinya, dengan demikian
setiap Komandan Peleton akan yakin dan pasti melangkah kedepan, menyongsong panggilan
tugas yang kompleks.

Dihadapkan kepada tantangan tugas, baik yang berdimensi dalam negeri maupun luar
negeri dihadapkan kepada ancaman, gangguan dan hambatan serta tantangan yang akan
datang, maka setiap Komandan Peleton harus memiliki tingkat profesinalisme yang tinggi
sesuai dengan bidang tugas dan spesialisasinya.
Suksesnya pelaksanaan tugas dan peran Komandan Peleton ditentukan oleh tingkat
profesionalismenya yang tiada lain adalah merupakan perwujudan sikap sebagai pemimpin
yang handal.

Demikian tulisan ini dibuat dengan harapan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pembaca betapa kecilnya manfaat dengan tetap menyadari akan kekurangan dan
kelemahan penulis, penulis mengharapkan koreksi-koreksinya pembaca dalam rangka
penyempurnaan.

POLA PIKIR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DANTON DALAM RANGKA


MENCEGAH PELANGGARAN DI SATUAN

LANDASAN
- UU TNI NO.34 TH 2004
- UU NO 3 TH 2002
- SM SP 8 WAJIB TNI
- TAP MPR NO VI/MPR/2000

SUBYEK OBJEK METHODA


KEMAMPUAN KEMAMPUAN
- JAMDAN DANTON
DANTON - DANYON - DIKLAT
SAAT INI DANTON DIHARAPKAN
- DANKI - KETELADANAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


INTERN EKSTERNAL
- KEKUATAN - PELUANG
- KELEMAHAN - KENDALA

UMPAN BALIK
SUMBER DAFTAR PUSTAKA

I. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
a. Tap MPR No. IV tahun 1999 tentang GBHN 1999-2004
b. Indonesia, Kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer (KUHPM)
c. Indonesia, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia,
d. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer Indonesia,
e. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Pradilan Militer

II. BUKU ILMIAH


a. Amieroeddin Sjarif, S.H., Hukum Disiplin Militer Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta,
1996
SEKOLAH CALON PERWIRA TNI AD

DEPARTEMEN STAFF
Bandung, 25 Oktober 2022

Siswa

(isi nama siswa)


Nomor Capa

RIWAYAT HIDUP SINGKAT

1. Data Umum
a. Nama :
b. Pangkat/No Capa :
c. Tempat Tanggal Lahir :
d. Nama Isteri :
e. Jumlah anak :
f. Alamat :

2. Data Pendidikan
a. Umum tertinggi :
b. Militer :

3. Data Penugasan
a.
4. Data lain lain
a.
Bandung, Oktober 2022

(Nama)
(Nomor Capa}

Anda mungkin juga menyukai