Laporan Yunanda
Laporan Yunanda
DI PT PLN ( PERSERO )
UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN
Diajukan Oleh :
NAMA : YUNANDA ADITIYA
NIM : 1905062005
ii
PT PLN (PERSERO)
UNIT PELAKSANA PENGENDALIAN PEMBANGKITAN BELAWAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PELAKSAAN PKLDISUSUN OLEH
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Esa yang mana atas karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan kerja
praktik dan menyelesaikan laporan kerja praktik ini. Tulisan ini merupakan
laporan kerja praktik penulis di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU),
PT PLN (Persero) UPDK Belawan, Medan, Sumatera Utara. Laporan kerja
praktik ini disusun untuk memenuhi persyaratan penulisan tugas akhir pada
Jurusan Teknik Elektro, Program studi Teknik Elektronika, Politeknik Negeri
Medan. Kerja praktik yang diikuti oleh penulis adalah wajib bagi Mahasiswa
Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Medan.
Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktik ini, penulis banyak
memperoleh bantuan dan arahan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin
mengungkapkan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya yang telah memberi
banyak kemudahan dalam pelaksanaan kerja praktik ini.
2. Ayahanda dan Ibunda yang telah mendukung dan memberi motivasi
kepada penulis, baik dari segi materi maupun moril.
3. Ibu Afritha Amelia S.T, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
POLMED
4. Muhammad Rusdi, S.T, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektronika POLMED.
5. Bapak Harmanto, selaku Manager PT PLN (Persero) UPDK Belawan.
6. Bapak Ganda Suaka, selaku Supervisor Bidang Pemeliharaan Kontrol
Instrument atau HAR IC PLTGU di PT PLN (Persero) UPDK Belawan.
7. Bapak Ridwan Siahaan, Bapak Safaruddin Amri, Bang Doli Dores
Sihombing, Bang Alif, Bang Heru, Bang Iqbal, Bang Joni, Bang Rizal,
Bang Sigit, Bang Sukrin dan lainnya yang telah memberikan penjelasan,
arahan, serta bantuan selama kerja praktik di PT PLN (Persero) UPDK
Belawan.
iv
8. Serta pihak-pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu namanya, yang
telah membantu dan mendukung penulis secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karja praktik ini.
(Penulis)
v
ABSTRAK
Pada prinsipnya PLTGU adalah penggabungan antara PLTG dan PLTU,
dengan memanfaatkan energi panas yang terbuang dari hasil pembakaran PLTG
untuk memanaskan air pada HRSG ( Heat Recovery Steam Generator) sehingga
menghasilkan uap yang mampu menggerakan turbin. Siklus yang terjadi pada
PLTGU merupakan siklus tertutup yang terdiri dari siklus turbin gas dan siklus
turbin uap. Dengan demikian energi dimanfaatkan secara optimal. Bahan gas
alam yang diatur di gas stasiun langsung dimasukan ke dalam ruang bakar
bersama dengan udara yang dipasok dari compressor setelah terlebih dahulu
melalui saringan udara. Maka akan menghasilkan gas panas yang selanjutnya
akan dimasukan langsung kedalam turbin gas sedangkan gas bekas yang telah
melalui turbin gas tadi secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin
gas adalah sebagai berikut:
1. Pemampatan ( compression ) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran ( combustion ) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang
bakar dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian ( expansion ) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke
luar melalui nozel ( nozzle ).
4. Pembuangan gas ( exhaust ) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Kerja Praktik 1
1.2 Tujuan Kerja Praktik 1
1.3 Manfaat Kerja Praktik2
1.4 Batasan Masalah 2
1.5 Waktu dan Tempat Kerja Praktik 3
1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktik 3
1.7 Metode Pelaksanaan dan Kerja Praktik 3
1.8 Sistematika Penulisan 4
BAB II : SEJARAH SINGKAT DAN STRUKTUR ORGANISASI PT PLN
(PERSERO) UPDK BELAWAN 5
2.1 Profil Perusahaan 5
2.2 Sejarah Perusahaan 9
2.3 Struktur Organisasi 12
2.4 Gambaran Umum Kegiatan Proses Produksi PT PLN (Persero) UPDK
Belawan 13
BAB III : PELAKSANAAN PKL 15
3.1 Gambaran Umum PLTGU 15
3.2 PLTG 15
3.2.1 Gambaran Umum PLTG 15
3.2.2 Peralatan Utama PLTG 15
3.2.3 Peralatan Bantu PLTG 17
vii
3.3 Steam Turbin 20
3.3.1 Gambaran Umum Steam Turbin 20
3.3.2 Peralatan utama Steam Turbin 21
3.3.3 Peralatan Bantu Steam Turbin 22
3.4 Instrument 27
3.4.1 Pressure Switch 27
3.4.2 Limit Swich 27
3.4.3 Proximity Switch 29
3.4.4 Thermocouple 30
3.4.5 RTD 31
3.4.6 Pressure Transmitter 33
3.4.7 DP Transmitter 35
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
menghadapi teknologi yang ada di dunia industri serta mengembangkannya
meskipun tahap pengembangan ini adalah dalam bentuk studi.
Disamping itu Mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi dan
membenahi kemampuan praktikalnya yang kelak dapat diterapkan setelah
menyelesaikan pendidikan Perguruan Tinggi, yang akan memberikan peluang
kepada mereka untuk menjadi sumber daya manusia yang dapat diandalkan bagi
pembangunan nasional. Dengan demikian setelah Mahasiswa menyelesaikan studi
kuliahnya dapat menjadi sarjana yang siap pakai seperti yang diharapkan,
terutama dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi.
C. Bagi Perusahaan
Merupakan bahan masukan/usulan dalam meningkatkan
perbaikan sistem yang ada pada perusahaan.
Mengetahui keadaan perusahaan dari sudut pandang dunia
akademis.
Memudahkan perusahaan dalam mencari sumber daya manusia
yang profesional.
2
1.4 Batasan Masalah
3
2. Metode Praktik Lapangan
Metode ini merupakan pengamatan secara langsung di lapangan
tentang cara kerja sistem Instrumentasi dan control
4
BAB II
5
memeliharamesin pembangkit yang terdiri dari PLTU, PLTG serta
PLTGU sebagai unit pengelolaan dan pengoperasian.
2 PLTG 5 626,3
PLTGU
3 2 270
TOTAL 1156,3
6
pembangkit tenaga kombinasi gas dan uap yang tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan listrik Sumatera Utaradan Nangroe Aceh
Darussalam.
Tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU
Blok I yang terdiri dari 2 pembangkit gas turbin ( GT11 dan GT 12)
dan 1 pembangkit tenaga uap (ST10). Pembangunan pembangkit ini
berhasil di kombinasikan dan beroperasi mulai tanggal 5 November
1993.
Tahap kedua pada pertengahan tahun 1994 pembangunan
PLTGU Blok II yang terdiri dari dua unit instalasi tenaga gas turbin
(GT 21 dan GT 22) dan satu unit instalasi tenaga uap (ST 21) selesai
dilaksanakan. Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 21 (GT 21)
mulai dioperasikan dalam siklus terbuka (opencycle) dan tanggal 8
Desember 1994 PLTG unit 22 (GT 22) mulai dioperasikan. Instalasi
tenaga uap ST 20 pembangunannya terus dilakukan. Mulai tanggal 8
Agustus 1995 pembangkit tenaga kombinasi PLTGU dinyatakan
bekerja dalam siklus tertutup (close cycle). Berikut dapat dilihat data-
data mulai operasinya mesin-mesin pembangkit:
7
PLTG Unit 2.2 149 MW 08 Agustus 1995
Pada Bulan September 1998 PT. PLN (Persero) PK Belawan menerima unit- unit
pembangkit dari PLN Sektor Glugur sebagai berikut :
Visi
”Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.
Ciri Perusahaan Kelas Dunia :
1. Merupakan barometer standar kualitas pelayanan dunia.
2. Memiliki cakrawala pemikiran yang mutakhir.
3. Terdepan dalam pemanfaatan teknologi.
4. Haus akan kesempurnaan kerja dan perilaku.
5. Merupakan perusahaan idaman bagi pencari kerja.
Tumbuh Kembang :
1. Mampu mengantisipasi berbagai peluang dan tantangan usaha.
2. Konsisten dalam pengembangan standar kinerja.
8
Unggul :
1. Terbaik, terkemuka dan mutakhir dalam bisnis kelistrikan.
2. Fokus dalam usaha mengoptimalkan potensi insani.
3. Peningkatan kualitas input, proses dan output produk dan jasa pelayanan
secara berkesinambungan.
Terpercaya :
1. Memegang teguh etika bisnis.
2. Konsisten memenuhi standar layanan yang dijanjikan.
3. Menjadi perusahaan favorit para pihak yang berkepentingan.
Potensi Insani :
1. Berorientasi pada pemenuhan standar etika dan kualitas.
2. Kompeten, profesional dan berpengalaman.
Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
9
Berdasarkan hasil penelitian, maka dipilihlah Pulau Sicanang (± 24 km dari kota
Medan) sebagai tempat berdirinya PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pengendalian Pembangkit Belawan yang akan dibangun dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah, SK Menteri Pertambangan dan Energi serta SK Direksi
PLN yaitu :
10
(ST 20) mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 1994. Pada tanggal 11
Oktober 1994, PLTG unit 21 (GT 21) mulai dioperasikan dalam siklus terbuka
(open cycle) dan kemudian tanggal 8 Desember 1994 PLTG unit 22 (GT 22)
mulai dioperasikan. Sementara pembangunan terus dilakukan untuk instalasi
tenaga uap (ST 20). Pembangkit tenaga kombinasi PLTG Blok II dinyatakan
bekerja dalam siklus tertutup (close cycle) mulai tanggal 8 Agustus 1995. Dan
selanjutnya dapat dilihat data-data mulai operasinya mesin-mesin pembangkit :
1. PLTU Unit 1 (65 MW) : 14 November 1984
2. PLTU Unit 2 (65 MW) : 30 Mei 1984
3. PLTU Unit 3 (65 MW) : 03 Juli 1989
4. PLTU Unit 4 (65 MW) : 08 September 1989
5. Gas Turbine 1.1 (117,5 MW) : 06 Juli 1988
6. Gas Turbine 1.2 (128,8 MW) : 25 November 1992
7. Steam Turbine 1.0 (140 MW) : 05 November 1993
8. Gas Turbine 2.1 (130 MW ) : 11 Oktober 1994
9. Gas Turbine 2.2 (135 MW) : 08 Desember 1994
10. Steam Turbine 2.0 (162,5 MW) : 08Agustus 1995
11. PLTG LOT 3 (120 MW) : 20 Februari 2010
11
2.3. Struktur Organisasi
12
2.4 Gambaran Umum Kegiatan Proses Produksi PT PLN (Persero) UPDK
Belawan
13
3. Sektor Pengendalian Pembangkitan Nagan Raya
4. Sektor Pengendalian Pembangkitan Pekan Baru
5. Sektor Pengendalian Pembangkitan Pandan
14
BAB III
PELAKSANAAN PKL
PLTGU atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap UPDK Belawan
adalah pembangkit listrik terbesar diwilayah Sumatera bagian utara (Sumbagut).
Produksi listrik dari pembangkit ini juga digunakan sebagai pemasok listrik untuk
daerah Aceh dan sebagian Pekan baru.
PLTGU adalah penggabungan (Combined) dari dua (2) pembangkit listrik
yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU), dimana fuel gas sisa pembakaran PLTG digunakan sebagai media
pemanas dalam HRSG untuk menghasilkan uap kering bertekanan sebagai tenaga
gerak steam turbin.
3.2 PLTG
15
Tegangan Output dari generator adalah 10,5 KV yang kemudian dinaikkan
oleh trafo step-up menjadi 150 KV.
2. Compressor
Compressor merupakan bagian yang berfungsi mengkompressi
udara bakar (mensupplai) ke ruang bakar yang kemudian akan digunakan
sebagai udara pembakaran di Ruang bakar (Combustion Chamber). Udara
luar yang mempunyai tekanan + 1 Atm dan temperatur + 30 0C, akan
dimampatkan oleh compressor akibat berputarnya poros menjadi udara
yang mempunyai tekanan + 10 Bar dan temperatur + 300 0C.
4. Turbin Gas
Turbin merupakan unit yang mengubah energi panas (kalor)
menjadi energi mekanik. Terdiri dari 4 sudu gerak dan sudu diam.
Temperatur pada sudu tingkat I adalah + 1004 0C. Kemudian temperatur
akan turun secara bertahap dari tingkat ke tingkat pada sudu terakhir
(tingkat IV) temperatur + 527 0C. Putaran poros turbine di PLTG UPDK
Belawan adalah + 3000 rpm.
16
dihasilkan oleh generator. Tegangan yang dihasilkan pada PLTG
UPDK Belawan adalah 10,5 KV, yang kemudian dinaikkan oleh
trafo step up menjadi 150 KV.
2. Sistem Minyak Pelumas dan perputaran Poros (Lube Oil and Turning
Gear Sistem)
Sistem yang melayani seluruh pelumasan bearing sehingga tidak
terjadi kerusakan poros dan bearing akibat gesekan yang terus menerus
selama unit PLTG beroperasi. Juga berfungsi sebagai kontrol turbin dan
turning gear.
Pada Sistem PLTG normalnya beroperasi secara kontinu sebagai
salah satu penyedia listrik kepada masyarakat, fungsi utamanya adalah
menghasilkan daya listrik, karena PLTG beroperasi secara kontinu (terus-
menerus) menyebabkan timbulnya efek yang tidak kita inginkan, misalnya
panas, gesekan, korosi, maupun keausan dari mesin PLTG itu sendiri.
17
Sistem pelumasan merupakan suatu persyaratan yang mutlak
dan harus tersedia secara normal. Hal ini dibutuhkan untuk
menunjang sistem operasi PLTG.
18
a. Bahan bakar minyak (Fuel Oil)
Minyak yang digunakan dalam ruang bakar adalah jenis solar.
Solar di suplai dari PERTAMINA yang disimpan dalam tangki minyak
berukuran besar. Selanjutnya solar ini di salurkan melalui pipa-pipa
menuju ruang bakar. Minyak yang disalurkan dalam ruang bakar tidak
langsung di semburkan tetapi harus diupayakan agar dapat mengalir
berupa percikan-percikan minyak agar proses pembakaran dapat terjadi
dengan baik.
Siklus saluran minyak sebelum akhirnya sampai pada ruang bakar adalah
sebagai berikut :
19
Adapun siklus saluran gas sebelum akhirnya sampai pada ruang
pembakaran adalah sebagai berikut :
Gas Station PN Gas Free Filtrer Shut Off Vlv Regulator Vlv
Fire Filter Flow Meter ESV Control Vlv
Ball Vlv Fuel Gas Ruang Bakar.
20
merupakan gas buang (flue gas) hasil pembakaran udara pada combustion
chamber yang terdapat pada PLTG.
21
3. Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Generator pada steam turbin ini
digerakkan dengan menggunakan uap panas (steam).
4. Condensor
Fungsi utama condensor adalah untuk mengkondensasi uap bekas
dari turbin menjadi air kondensat untuk dapat disirkulasikan kembali. Hal
ini dilakukan melalui proses pendinginan uap oleh air pendingin yang
mengalir dibagian dalam pipa-pipa kondensor.
5. Trafo Utama (Main Trafo)
Trafo ini berfungsi untuk menaikkan tegangan yang dikeluarkan
atau dihasilkan oleh generator. Tegangan yang dihasilkan pada Steam
turbin UPDK Belawan adalah 10,5 KV, yang kemudian dinaikkan oleh
trafo step up menjadi 150 KV.
22
untuk pendingin kondensornya. Air pendingin disini digunakan berulang
ulang. Sumber air untuk sistem pendingin resirkulasi ini biasanya sumber
air yang jumlahnya terbatas.
23
sistem pelumasan juga termasuk kebutuhan minyak hidrolik baik sebagai
penggerak aktuator hidrolik (power oil) maupun sebagai minyak kendali
(control oil) pada sitem pengaturan (control valve). Pada turbin yang
menggerakkan generator, sistem pelumasan juga merupakan pasokan
cadangan minyak (back up oil) bagi sistem perapat poros generator (seal
oil sistem).
4. Sistem Air Penambah ke Kondensor.
Air penambah ke kondesor dihasilkan/diproduksi di WTP untuk
mendapatkan conductivity yang rendah (< 0,025 MS). Guna dari
conductivity yang rendah adalah agar pipa-pipa pada boiler tidak korosi,
dan dikondensor air penambah diambil di make up water tank dengan
menggunakan dua buah pompa (make up water pump) untuk di
distribusikan ke kondensor.
Air yang diolah di WTP diambil dari raw water tank yang
merupakan hasil produksi dari Desalination Plant.
5. Desalination Plant.
Desalination Plant adalah suatu unit yang memproses air laut
menjadi air tawar dengan proses pemanasan, proses vacum, serta
penguapan. Pada proses destilasi air laut di panaskan kemudian uap yang
timbul akan di vacum dan didinginkan sehingga akan didapat air tawar
dengan konduktivitas yang diijinkan untuk diolah di WTP dan conductivity
< 20 MS.
Pada keadaan normalnya, air laut akan medidih pada suhu 100.5ºC
atau lebih pada tekanan 1 atm. Tetapi pada sistem Desalination Plant Pada
tekanan lebih rendah akan mendidih dan menguap dibawah 100ºC.
Penguapan air membutuhkan membutuhkan kalor penguapan dan kalor
penguapan ini akan terkandung dalam uap sebagai panas laten. Panas laten
ini akan dilepaskan apabila uap diembunkan dan dipakai sebagai pemanas
(preheat) air laut.
Sebagai media pemanas dalam operasional desalination plant
digunakan Steam (Uap panas) yang disuplai dari HRSG. Sebelum di
24
transfer kedalam desalination plant terlebih dahulu air laut di endapkan
kandungan lumpurnya di dalam basin sedimentasi.
Alasan mengapa pada PLTGU UPDK Belawan menggunakan air
laut yang selanjutnya akan diubah menjadi air tawar melalui proses
desalination plant adalah karena secara geografi PLTGU UPDK Belawan
terletak di tepi laut dan dengan menggunakan air laut maka suplai air yang
akan diubah menjadi air tawar sangat banyak. Air laut tidak dapat
digunakan langsung pada unit-unit PLTGU karena air laut bersifat korosif
yaitu dapat menimbulkan karat pada pipa-pipa saluran sehingga perlu
diubah menjadi air tawar. Sedangkan pipa-pipa yang di gunakan pada
proses desalination plant adalah pipa-pipa yang terbuat dari bahan
titanium. Alasan mengapa pipa-pipa pada proses desalination plant
menggunakan titanium adalah untuk menghindari terjadinya perkaratan
yang disebabkan oleh air laut.
Bagian – bagian utama dari desalination plant adalah :
a. Desuperheater
Desuperheater berfungsi untuk mengatur temperatur yang
masuk ke brine heater.
b. Evaporator
Evaporator berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
penguapan air laut yang dipanaskan di brine heater menjadi titik
– titik air yang kemudian dikumpulkan ke heater dan dinamakan
air destilasi ( destilate water), dimana tekanan evaporator ini
adalah -50 emHg.
c. Brine heater
Brine heater berfungsi untuk memanaskan air laut yang akan
diproses di evaporator. Brine heater ini dilengkapi dengan
safety valve yang berfungsi untuk mengamankan brine heater.
Jika tekanan di brine heater melebihi tekanan yang ditentukan
maka safety valve akan terbuka secara otomatis.
d. Condensate Pump
25
Condensate pump berfungsi untuk mempompakan air yang telah
terkondensasi di brine heater akibat dari terjadinya proses
kondensai dimana uap yang memanaskan air laut bersentuhan
dengan tubing (pipa-pipa kecil) air laut itu sendiri.
e. Anti-Scale
Anti-Scale merupakan suatu bahan kimia yang diinjeksikan ke
evaporator yang befungsi untuk mencegah terjadinya kerak-
kerak dalam ruang evaporator.
f. Anti-Foam
Anti-foam merupakan suatu bahan kimia yang diinjeksikan ke
evaporator yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
gelembung busa (gelembung air) pada evaporator.
g. Ejector
Ejector berfungsi untuk membuat vakum di evaporator dengan
sistem ventury tube yang bertujuan untuk mempercepat proses
proses pemakuman.
h. Brine Blowdown Pump
Brine Blowdown Pump berfungsi untuk memompakan air yang
tidak menguap di evaporator yang kemudian dibuang ke laut.
i. Destilate Pump
Destilate Pump berfungsi untuk memompakan air yang
dihasilkan evaporator yang dinamakan destilate water.
26
WTP adalah proses pemurnian air dari air tawar (Raw Water)
menjadi air murni (Demin Water) didalam mixbed sedangkan air tawar
(Raw Water) sendiri diproduksi dari unit Desalination Plant. Di dalam
mixbed air tawar yang akan diubah menjadi air murni perlu ditambahkan
zat kimia yang disebut resin anion dan resin kation yang merupakan
campuran dari HCl dan NaOH sehingga akan dihasilkan air murni dengan
konduktivitas yang rendah sehingga dapat dipakai pada unit-unit pada
PLTGU yang membutuhkan suplai air murni.
3.4 Instrument
27
Gambar 3.4 Limit switch
Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar di bawah.
28
Gambar 3.6 Contoh limit switch yang digunakan di PLTGU
29
terhadap benturan ataupun goncangan, selain itu mudah pada saat
melakukan perawatan ataupun perbaikan penggantian.
Proximity Sensor terbagi dua macam, yaitu:
1. Proximity Inductive
Proximity Inductive berfungsi untuk mendeteksi objek besi/metal.
Meskipun terhalang oleh benda non-metal, sensor akan tetap dapat
mendeteksi selama dalam jarak (nilai) normal sensing atau jangkauannya.
Jika sensor mendeteksi adanya besi di area sensingnya, maka kondisi
output sensor akan berubah nilainya.
2. Proximity Capacitive
Proximity Capacitive akan mendeteksi semua objek yang ada
dalam jarak sensingnya baik metal maupun non-metal.
- Jarak Diteksi
Jarak diteksi adalah jarak dari posisi yang terbaca dan tidak terbaca
sensor untuk operasi kerjanya, ketika objek benda digerakkan oleh metode
tertentu.
3.4.4 Thermocouple
Thermocouple adalah salah satu jenis alat ukur temperatur yang
menggunakan prinsip termoelektris pada sebuah material. Alat ini tersusun
30
atas dua konduktor listrik dari material yang berbeda yang dirangkai
membentuk sebuah rangkaian listrik. Jika salah satu dari konduktor
tersebut dijaga pada temperatur yang lebih tinggi daripada konduktor
lainnya sehingga ada diferensial temperatur, maka akan timbul efek
termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik. Besar tegangan listrik
yang terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang digunakan,
serta besar perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut.
3.4.5 RTD
Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan
Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menentukan nilai atau besaran suatu temperatur/suhu dengan
menggunakan elemen sensitif dari kawat platina, tembaga, atau nikel
murni, yang memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk masing-masing
temperatur di dalam kisaran suhunya. Semakin panas benda tersebut,
semakin besar atau semakin tinggi nilai tahanan listriknya, begitu juga
sebaliknya.
Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka resistansi elemen
tersebut juga akan meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam
31
yang menjadi elemen resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya.
Elemen RTD biasanya ditentukan sesuai dengan resistansi mereka dalam
Ohm pada nol derajat Celcius (0⁰ C). Spesifikasi RTD yang paling umum
adalah 100 Ω (RTD PT100), yang berarti bahwa pada suhu 0⁰ C, elemen
RTD harus menunjukkan nilai resistansi 100 Ω.
Dalam praktiknya, arus listrik akan mengalir melalui elemen RTD
(elemen resistor) yang terletak pada tempat atau daerah yang mana
suhunya akan diukur. Nilai resistansi dari RTD kemudian diukur oleh
instrument alat ukur, yang kemudian memberikan hasil bacaan dalam suhu
yang tepat. Pembacaan suhu ini didasarkan pada karakteristik resistansi
yang diketahui dari RTD.
Resistance Temperature Detector (RTD) yang banyak digunakan
pada industri adalah jenis Platinum Resistance Temperature Detector. Itu
semua ditetapkan oleh JIS C 1604 di Jepang.
Terdapat dua tipe dari RTD, tipe pertama adalah PT100 yang telah
disesuaikan dengan standar internasional, dan tipe kedua adalah JPT100
yang telah disesuaikan dengan standar Jepang. Keduanya tidak dapat
ditukar karena perbandingan dari nilai tahanan pada 1000C dan 00C
(R100/R0) adalah berbeda.
Tabel 3.1 Tipe Platinum RTD
32
Gambar 3.10 Sensor RTD
33
bawah dan bagian elektronika yang berfungsi sebagai penampil (display)
hasil pembacaan dalam besaran arus ataupun tegangan.
Bagian
Elektronika
Elemen
Penginderaan/
Sensor
Bagian sensor pada pressure transmitter terdiri atas port inlet dan
diafragma/membran sebagai elemen penginderaan. Port inlet berfungsi
untuk menerima aliran fluida yang akan menekan membran. Dimana,
membran sebagai perangkat mekanis yang membaca perubahan tekanan
yang menyentuh pada permukaannya. Tekanan yang mengenai permukaan
membran akan merubah sudut cekungan (defleksi) di permukaannya dan
diubah menjadi sinyal listrik. Yang berfungsi merubah defleksi menjadi
sinyal listrik adalah antara lain:
a. Strain Gauge
b. Differential Capacitance (kapasitansi diferensial)
c. Vibrating Wire (kawat vibrasi)
Sinyal listrik yang dihasilkan dari bagian penginderaan yang hanya dalam
ukuran milivolt harus diperkuat lagi pada range 0-5 V atau 0-10 V atau
beberapa jenis di konversi ke 4-20 mA untuk pengiriman ke instrument
kontrol yang berbeda tempat.
34
Body
Transmitter
Jack Terminal
Power Supply
Baut Pengunci and Signal
Port Inlet
Membran
Fluida
35
Gambar 3.13 Differential Pressure Transmitter
36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja peraktek yang telah dilaksanakan pada tgl 13 Desember 2021
sampai 13 Januari 2022 di PT PLN (Persero) UPDK Belawan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan telah
terpupuk dengan baik di lingkungan kerja PT PLN (Persero) UPDK
Belawan
2. PT PLN (Persero) UPDK Belawan merupakan pemasok utama kebutuhan
listrik di Sumatra Utara, dapat mencapai 95% dari total kebutuhan listrik.
3. Pada kondisi saat ini kapasitas daya terpasang tidak sebanding dengan
kebutuhan beban puncak sehingga apabila terjadi gangguan ataupun
perawatan pada salah satu pembangkit maka sebagian besar konsumen
akan mengalami pemadaman listrik.
4. Peralatan-peralatan pada pembangkit bekerja secara optimal dan kontiniu,
karena dilakukan pemeliharaan (maintenance) pada seluruh peralatan-
peralatan secara berkala, seperti pemeliharaan harian, bulanan, dan
pemeliharaan tahunan.
5. Kedisiplinan kerja sangat diutamakan.
4.2 Saran
1. Hendaknya hubungan antara Mahasiswa/i Perguruan Tinggi dan
perusahaan lebih ditingkatkan dengan cara pemberian fasilitas yang dapat
mendukung dalam pelaksanaan kerja praktek.
2. Bagi Mahasiswa yang akan melaksanakan kerja praktek di PT PLN
(persero) pembangkitan UPDK Belawan diharapkan agar lebih
mempelajari tentang sistem pembangkit dan cara kerja pembangkit karena
sangat berguna dalam pelaksanaan kerja praktek nantinya.
3. Dari pihak Perguruan Tinggi diharapkan agar dapat mengawasi atau
memberi kunjungan ke tempat kerja praktek Mahasiswa agar dapat
37
memonitoring sekaligus lebih memotivasi Mahasiswa dalam
melaksanakan kerja praktek di dunia usaha dan industri.
38