Anda di halaman 1dari 16

BAB II

2.1 Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

N NAMA PENELITI JUDUL HASIL PENELITIAN


O
PENELITIAN

1 Lintang Jurnal ”Diplomasi Dari uraian tersebut di atas,


Suproboningrum, Maritim dalam
tulisan ini sudah menunjukkan
Yandry Kurniawan Keberhasilan
bahwa pelaksanaan diplomasi
Patroli
Terkoordinasi maritim ketiga negara dapat
Indonesia-
dianalisis dalam tiga bentuk
Malaysia-
yaitu rezim, diplomasi
Singapura Di Selat
Malaka” 2018 kooperatif dan diplomasi

koersif. Dalam bentuk rezim

meliputi prinsip yaitu ASEAN

Way dengan mengutamakan

pada prinsip kedaulatan dan

non intervensi.

2 Riskey Oktavian Jurnal “REZIM Selat Malaka adalah lautan


KEAMANAN
yang terbentang diantara pulau
MARITIM DALAM
Sumatera dan Semenanjung
PENANGANAN
PEMBAJAKAN Malaya, serta terhubung
KAPAL DI SELAT
dengan Laut Andaman di
MALAKA”2021
Samudera Hindia dan Selat

Singapura hingga Laut

Tiongkok Selatan di Samudera

Pasifik. Ia memiliki panjang

600 mil atau sekitar ± 520

neutical mil (nm) yang diukur

dari Tanjung Jambuaye, Aceh,

Indonesia sampai Tanjung

Pergam, Pulau Bintan,

Indonesia.

3 Kementrian Buku Diplomasi Buku Diplomasi Poros


Luar Negeri
Poros Maritim: Maritim: Keamanan Maritim
Indonesia
Keamanan Maritim dalam Perspektif Politik

dalam Perspektif Luar Negeri memiliki sumber –

Politik sumber mengenai Mekanisme

Luar Negeri 2016 Kerja Sama keamanan Maritim

Dalam Melakukan Penelitian Ini Penulis Menggunakan beberapa rujukan Pustaka


dalam bentuk jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah yang penulis gunakan merupakan karya
Lintang Suproboningrum dan Yandry Kurniawan dengan Judul “Diplomasi
Maritim dalam Keberhasilan Patroli Terkoordinasi Indonesia-Malaysia-
Singapura Di Selat Malaka” , jurnal ilmiah ini dipublikasikan oleh “Politica :
Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri & Hubungan Internasional”. Dalam
Jurnal Ilmiah ini terdapat informasi maupun data-data mengenai Patroli Bersama
TNI AL dengan Negara-Negara Tetangga.

Jurnal ini sangat bermanfaat bagi penelitian ini karena topik penelitian yang
dibahas dalam jurnal ini sesuai dengan topik penelitian penulis saat ini.
(Suproboningrum dkk., 2018.).

Untuk mengoptimalkan diplomasi TNI AL guna mewujudkan Indonesia sebagai


poros maritim dunia, diperlukan postur ideal TNI AL yang terdiri dari beberapa
sistem alutsista modern. Sebagai bagian dari pertahanan yang kuat secara
teknologi, kekuatan TNI Angkatan Laut ditentukan oleh alutsista yang canggih
dan modern untuk menciptakan kewibawaan dan daya tangkal di kancah
internasional, yang mampu mendukung kebijakan dan kepentingan nasional
pemerintah Indonesia. Di sisi lain, alutsista diperlukan untuk mempengaruhi atau
bahkan menindas kebijakan negara lain sedemikian rupa sehingga sesuai atau
setidak-tidaknya tidak mengganggu kepentingan nasional RI.

Pelaksanaan diplomasi TNI AL memerlukan penelaahan iptek, baik kuantitatif


maupun kualitatif, agar peran TNI AL dalam mendukung kebijakan maritim
pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dapat
dilaksanakan secara maksimal.

Ada banyak aktor yang terlibat dalam politik maritim Indonesia dengan peran,
kewenangan dan aturannya masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan sinergi
untuk menciptakan kesatuan pemahaman dan tindakan seluruh pemangku
kepentingan maritim untuk mewujudkan optimalisasi Diplomasi TNI AL dan
mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Selain jurnal Diplomasi Maritim dalam Keberhasilan Patroli Terkoordinasi


Indonesia-Malaysia-Singapura Di Selat Malaka penulis juga menggunakan jurnal
ilmiah karya Riskey Oktavian dengan judul “REZIM KEAMANAN MARITIM
DALAM PENANGANAN PEMBAJAKAN KAPAL DI SELAT MALAKA” Dalam
Jurnal Riskey Oktavian, penulis mencari informasi terkait sistem keamanan
maritim Selat Malaka. Jurnal karya Riskey Oktavian ini memuat beberapa
informasi terkait keamanan wilayah NKRI dan terkait kondisi di Selat Malaka.

Selat Malaka memiliki nilai strategis sebagai jalur penghubung pelayaran dan
perdagangan internasional, daerah transit pelayaran internasional, serta kaya akan
sumber daya alam yang sangat penting untuk menjaga keamanannya.
Perkembangan perompakan di Selat Malaka sejak krisis keuangan Asia 1997-
1998 telah menjadi ancaman keamanan maritim yang diinterpretasikan secara
dinamis tergantung pada kepentingan maritim negara pantai dan non pantai.
Negara-negara pantai Indonesia dan Malaysia melihat ini sebagai ancaman
terhadap penegakan hukum, ekonomi dan kepekaan terhadap kedaulatan terkait
dengan intervensi militer oleh aktor non-teritorial. Negara pesisir Singapura,
sementara itu, menilai pembajakan kapal bisa menjadi aksi terorisme yang
mengancam seluruh aspek perekonomian negara yang sangat bergantung pada
perdagangan dan hiruk pikuk pelayaran di Selat Malaka. Thailand melihat
ekonomi perdagangan dan pelabuhannya serta reputasi internasional negara itu
sebagai negara pantai di Selat Malaka dalam bahaya. Pembajakan di Selat Malaka
oleh negara-negara non pesisir seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan India
mengancam kepentingan maritim karena bergantung pada perdagangan melalui
jalur pelayaran Selat Malaka. Dengan demikian, Amerika Serikat, yang tidak
memiliki ketergantungan ekonomi besar secara langsung pada Selat Malaka,
mengkhawatirkan kemungkinan terorisme maritim yang mengarah pada
penutupan Selat Malaka dan kekacauan ekonomi global.

Perkembangan ancaman perompakan di Selat Malaka mendorong Indonesia,


Malaysia, Singapura, dan Thailand untuk membentuk kerjasama MSP sebagai
pengaturan keamanan maritim berdasarkan pengaturan keamanan kooperatif yang
terdiri dari lima keyakinan inti dan tiga standar hak dasar dan tanggung jawab.
negara pantai, didukung oleh non-bank, untuk melawan perompakan di Selat
Malaka, menghormati kedaulatan dan UNCLOS 1982. (Oktavian, 2021)

Tinjauan Pustaka yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah buku Diplomasi
Poros Maritim: Keamanan Maritim dalam Perspektif Politik Luar Negeri 2016.
Buku Diplomasi Poros Maritim memiliki Sumber-Sumber mengenai mekanisme
kerja sama maritim yang menjadi objek penelitian ini. Isi dalam buku Diplomasi
Poros Maritim memberikan penulis informasi tentang ancaman ancaman yang
berada di wilayah laut sehingga sangat membantu dalam penelitian ini.

Luasnya wilayah laut juga menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Laut
Indonesia rawan terhadap tindakan kriminal. fitur seperti Terorisme, pembajakan,
perampokan bersenjata, perdagangan narkobaBerbahaya dan lainnya selalu
menjadi perhatian utama keselamatan pelayaran Indonesia. Selain tindakan
tersebut juga wilayah maritim Indonesia terkena eksploitasi sumber daya alam
secara ilegal seperti penangkapan ikan dan IUU Fishing Pencemaran lingkungan.
Indonesia, misalnya, telah mengalaminya sendiri Kerugian minimal Rp 100 triliun
per tahun akibat kejahatan. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat
pengawasan maritimnya ukuran Fitur umum diperlukan untuk mengatasi ancaman
di atas pendapat berbagai otoritas dan institusi terkait dengan konstruksi
keamanan maritim yang menjadi kepentingan Indonesia. Kesamaan Pandangan
tersebut dapat ditimbulkan melalui identifikasi bersama terkait Pemahaman
potensi laut nasional, dinamika dan perkembangan wilayah serta negara-negara
tetangga Indonesia, kekuatan Indonesia (terutama terkait dengan posisi strategis
Indonesia) dan ancaman Keamanan Maritim Terpenting Indonesia (Kenali
Kemampuan Anda, Tetangga Anda, Kekuatan Anda dan ancaman). Jika Indonesia
dapat mengidentifikasi setiap poin tersebut, maka akan dapat menentukan strategi
dan alat yang tepat mengalahkan ancaman terhadap keamanan maritim nasional.
Namun, harus dipahami bahwa proses identifikasi keempat isu tersebut masih
terus berlangsung harus didukung oleh koordinasi nasional yang solid. Ini dia
setidaknya 16 pemangku kepentingan yang dipilih secara sah untuk pengelolaan
masalah keamanan maritim. Juga disediakan bahwa masing-masing Lembaga Ini
memiliki domain, tujuan operasional, dan kekuatan armada patrol berbeda Kalau
koordinasi bisa berjalan dengan baik, ya memastikan bahwa pemahaman bersama
tentang ancaman dan masalah tercapai prioritas keamanan maritim nasional dan
perumusan tujuan nasional bersifat komprehensif dan tidak bersifat sektoral,
termasuk namun tidak terbatas pada pengertiannya strategi dan alat yang tepat
untuk menerapkan diplomasi keamanan Maritim. (Pengkajian dkk., 2016.)

Globalisasi memiliki peran tersendiri dalam meningkatkan kegiatan ekonomi


dunia, termasuk peningkatan produksi, perdagangan dan distribusi di negara-
negara berkembang di Asia. Akibatnya bisnis dan pengangkutan barang, terutama
barang bekas, juga meningkat laut Dengan perkembangan ini, laut juga menjadi
lebih rentan terhadap ancaman yang semakin kompleks dan multinasional
terhadap keamanan maritim berbatasan Namun, setiap negara memiliki persepsi
yang berbeda terhadap ancaman keamanan maritim. Apa masalahnya Ancaman
terhadap negara belum tentu dilihat sebagai ancaman negara-negara lain
Berdasarkan karakteristik ancaman lintas batas terhadap keamanan maritim dan
Kerjasama internasional yang konstruktif diperlukan untuk mengatasi ancaman
tersebut berkolaborasi dan membangun pemahaman yang sama tentang ancaman
keamanan Pengiriman Diplomasi keamanan maritim diimplementasikan dalam
proses tersebut pada tingkat yang berbeda, yaitu bilateral, regional dan sub-
regional internasional Pada tingkat bilateral, dua negara terlibat selain keamanan
maritim Berdasarkan kepentingan bersama. Pertimbangan yang lebih besar
diberikan pada kerja sama bilateral produktif karena taruhannya tidak rumit dan
Keanggotaan. Selain itu, mitra Kerjasama Tetapkan tujuan dengan mudah untuk
kesuksesan kolaboratif. Di samping Selain keuntungan tersebut, kerjasama
bilateral juga menguntungkan, Mengurangi ketidakpercayaan antar negara,
terutama ketika negara pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian sengketa.
Contoh lain kerjasama bilateral yang saat ini dilakukan Indonesia adalah
Kerjasama Pengiriman dengan Amerika Serikat. 24 Oktober 2015, Indonesia dan
Amerika Serikat menandatangani protokol kerja sama Maritim, yang merupakan
bagian dari kemitraan strategis AS-Indonesia. Kerja keamanan maritim kedua
negara diimplementasikan melalui peningkatan Kemampuan Indonesia untuk
mengamati Fasilitas Kapal dan Pelabuhan Internasional Security (ISPS) Code.14
Tujuan kerjasama adalah Indonesia mampu mendeteksi dan mencegah ancaman
keamanan di industry transportasi air Ke depan, fungsi ini diharapkan bisa
Manfaatkan dan dukung perdagangan dengan Amerika Serikat Indonesia.
Di tingkat regional, kerjasama keamanan maritim memegang peranan penting
dalam upaya tersebut menjaga keamanan dan stabilitas kawasan. Negara-negara
Kawasan Mereka cenderung memiliki minat yang sama, yang menolak ancaman
keamanan maritim yang melintasi perbatasan dan memengaruhi keamanan di
dalam distrik-distrik di. Jika kerjasama bilateral hanya didasarkan pada dua
kepentingan parallel hanya negara yang lebih menekankan kerja sama regional di
bidang keamanan maritim pada isu-isu yang memiliki implikasi dan perhatian
yang signifikan untuk semua negara di dalam distrik-distrik di. Itulah mengapa
penting untuk memahami dan menghargai Indonesia pandangan umum tentang
negara-negara di kawasan. (Pengkajian dkk., 2016.)

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Keamanan maritim

Dalam kerangka teori ini, penulis menggunakan paradigma Keamanan Maritim


sebagai teori untuk menganalisis proses Patroli Bersama TNI AL dengan
Angkatan Laut Singapura yang berada di Selat Malaka. Keamanan maritim
dianggap cukup menjelaskan peristiwa ini karena keterlibatan antara Republik
Indonesia dan Republik Singapura.

Keamanan maritim telah menjadi salah satu perdebatan terkini dalam hubungan
internasional, mendorong para kepala negara untuk memasukkan mereka ke
dalam kebijakan pemerintah atau membentuk pekerjaan mereka dalam kaitannya
dengan keamanan maritim. Keamanan maritim merupakan istilah yang terus
menarik perhatian dan tantangan baru muncul di sektor maritim yang memerlukan
tindakan untuk mengatasinya. Namun, konsensus internasional mengenai definisi
keamanan maritim belum tercapai secara pasti, meskipun telah dilakukan
koordinasi internasional untuk mengatasinya. Kurangnya konsensus atau definisi
yang jelas, serta perbedaan pendapat dan pandangan yang berbeda menciptakan
risiko yang berkelanjutan. Oleh karena itu, mendefinisikan keamanan maritim
secara jelas dan umum membutuhkan pola pikir untuk mengenali persamaan dan
perbedaan tersebut. Artikel ini mengusulkan tiga kerangka pemikiran tentang
keamanan maritim. Pertama, keamanan maritim dapat dipahami sebagai matriks
relasinya dengan konsep lain (hubungan semiotik) seperti keamanan maritim,
pertahanan maritim, ekonomi maritim, dan ketahanan maritim. Kedua, kerangka
kerja keamanan memungkinkan untuk mengkaji bagaimana ancaman maritim
yang berbeda dan persepsi yang berbeda menentukan strategi politik dan ideologis
yang berbeda. Ketiga, teori praktik keselamatan memungkinkan studi tentang apa
yang sebenarnya dilakukan aktor maritim ketika bertindak untuk meningkatkan
keselamatan di laut. Bersama-sama, ketiga kerangka ini memungkinkan
perumusan definisi keamanan maritim. (Dickry Rizanny Nurdiansyah, 2009.)

Dalam pemikiran semiotika, makna suatu ungkapan dapat dipahami dengan


mengkaji hubungan antara ungkapan itu dengan konsep-konsep lainnya. Istilah ini
memperoleh makna relatifnya dari persamaan dan perbedaan antara keduanya.
Keamanan maritim dapat dianalisis dengan cara yang sama dengan
mengidentifikasi hubungannya dengan istilah lain. Keamanan maritim mengelola
jaringan hubungan yang menggantikan atau mengakhiri konsep yang sudah ada
dan yang sudah mapan serta bergabung dengan yang lebih baru. Setidaknya ada
empat konsep lain yang menjelaskan hubungan ini, yaitu: keamanan maritim,
pertahanan maritim, ekonomi maritim, dan ketahanan maritim. Masing-masing
konsep ini membawa kita ke dimensi keamanan maritim yang berbeda. Konsep
keamanan dan pertahanan maritim merupakan konsep lama yang statusnya terkait
dengan tingkat bahaya maritim, sehingga dua konsep keamanan maritim yang
terakhir tampaknya relatif sama.

Wacana keamanan maritim yang mendahului pembahasan “keamanan maritim”


adalah perang angkatan laut, yaitu pentingnya memproyeksikan kekuatan laut dan
konsep kekuatan laut. Menurut pemahaman tradisional tentang keamanan nasional
untuk melindungi kelangsungan hidup warga negara, konsep “kekuatan laut”
bertujuan untuk memperkuat peran kekuatan laut dan mengembangkan strategi
pemanfaatan laut. Di masa damai, kapal perang terutama dipandang sebagai
pelindung jalur laut, memfasilitasi jalur perdagangan, dan mempromosikan
kemakmuran ekonomi melalui pencegahan, pengawasan, dan pencegahan. Konsep
kekuatan laut terkait dengan keamanan maritim dalam dua cara. Yang pertama
menyangkut fakta bahwa Angkatan Laut adalah salah satu kekuatan keamanan
laut yang paling penting. Isu lainnya adalah perdebatan tentang berapa lama
Angkatan Laut dapat beroperasi di luar lautnya, menjangkau wilayah lain di luar
kedaulatannya sendiri, dan hadir di perairan internasional. (Dickry Rizanny
Nurdiansyah, 2009.)

Keamanan maritim merupakan tantangan untuk mengkordinasikan kegiatan


lembaga negara, semakin luas definisi keamanan maritim, semakin banyak
aktor/lembaga eksternal yang terlibat. Ini termasuk koordinasi sipil-militer, karena
sulit untuk memisahkan kegiatan sipil dan militer yang berkaitan dengan
keamanan maritim. Badan pengatur seperti Departemen Perhubungan, Perikanan,
Pertanian, Perdagangan, Penjaga Pantai, Otoritas Pelabuhan, Patroli Perbatasan,
Polisi dan Intelijen tentu terlibat dalam keamanan maritim.

Keamanan maritim dipahami sebagai tugas yang harus dilakukan lintas batas.
Laporan Sekjen PBB tahun 2008 menekankan pentingnya kerja sama
internasional dan tindakan terkoordinasi. Keamanan maritim juga dilihat sebagai
tanggung jawab bersama yang membutuhkan perspektif keamanan yang sama.

Untuk mewujudkan visi “Indonesia sebagai poros maritim dunia”, pemerintah


Republik Indonesia harus menghormati sektor maritim yang meliputi Threats,
Challenges, Obstacles and Turbulence (ATHG) dan Tradisi Pengawasan (marine)
dan keamanan maritim kepentingan nasional, kekuatan maritim, proyeksi
kekuatan) atau tidak konvensional (pemeliharaan tatanan maritim).
2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menunjukan bagaimana alur berpikir dalam memahami


penelitian ini dan analisis dalam pembahasan saya diatas, berikut penyajiannya;

Bagan 1.1

Kerangka Pemikiran

Teori Keamanan Maritim

Patroli Terkoordinasi
Indonesia – Singapura
(Patkor Indosin)

INDONESIA SINGAPURA
RSN (Republic of Singapore Navy)
TNI ANGKATAN LAUT

Menegakkan hukum dalam rangka Menegakkan hukum dalam


memelihara dan meningkatkan rangka memelihara dan
stabilitas keamanan di perairan meningkatkan stabilitas
selat dalam setahun kegiatan keamanan di perairan selat
operasi dilaksanakan. dalam setahun kegiatan operasi
dilaksanakan.

Hasil
2.4 Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan salah satu unsur penelitian yang menjelaskan tentang
karakter suatu masalah yang akan diteliti. Berdasarkan kerangka teori diatas,
dapat dikemukakan definisi konsep sebagai berikut;

Berdasarkan dengan landasan teori diatas, dapat dijabarkan bahwa konsep


Keamanan Maritim untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam penelitian ini.
Konsep Keamanan bersifat dinamis demi menghadapi segala ancaman-ancaman
yang berubah-ubah sesuai dengan kemajuan zaman, konsep Keamanan Maritim
juga harus bisa beradaptasi dengan perubahan kekuatan dunia, yang dulunya
pemimpin yaitu Amerika Serikat dan uni Rusia sekarang menjadi menurun, maka
dari itu strategi pertahanan pun harus bisa menyesuaikan dengan fenomena
tersebut.

Untuk Indonesia konsep Keamanan Maritim adalah hal yang penting demi
menjaga identitas dan keamanan Negara Diwilayah Laut. Menurut undang-undang
nomor 32 tahun 2014 tentang Kelautan Yang Tercantum dalam Pasal 5 Ayat 2
yang menyatakan Kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan meliputi
wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial,
termasuk ruang udara di atasnya serta dasar Laut dan tanah di bawahnya,
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dan Pasal 5 Ayat 3 yang
menyatakan Kedaulatan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tunduk
pada ketentuan peraturan perundang-undangan, Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Hukum Laut Tahun 1982, dan hukum internasional yang terkait.

Keamanan maritim juga terkait dengan keamanan maritim Perlindungan dan


pemeliharaan infrastruktur laut untuk melindungi profesional kelautan dan
lingkungan laut. keamanan maritim Keamanan maritim juga terkait dengan
keamanan maritim Perlindungan dan pemeliharaan infrastruktur laut untuk
melindungi profesional kelautan dan lingkungan laut. keamanan maritim pada
dasarnya penataan galangan kapal dan peralatan kapal, pemantauan rutin prosedur
keselamatan dan pelatihan profesional kelautan untuk memastikan kepatuhan
terhadap peraturan. Penting Keamanan maritim ini terkait dengan mandat
International Maritime Organization (IMO) dan Komite Keselamatan Maritim.
Salah satu bentuk ancaman terhadap keselamatan maritim adalah kapal karam
disebabkan antara lain oleh faktor manusia (human error), kerusakan infrastruktur
Kapal, kesalahan navigasi yang dapat menyebabkan tabrakan kapal dan
penyebabnya alam atau cuaca. Pada umumnya kecelakaan yang dapat terjadi pada
kapal berupa tabrakan dengan kapal lain, hanyut, tenggelam, terbakar atau
meledak, Mesin mengalami kerusakan, Kebocoran Lambung Kapal, atau terjadi
tabrakan kapal satu sama lain. (Pengkajian dkk., 2016.)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.2 Pendekatan Penelitian

Dalam Penelitian ini, Peneliti menggunakan metode pendekatan penelitian


Kualitatif, Pendekatan Kualitatif merupakan suatu metode dengan mengumpulkan
data berupa teks dan gambar, yang kemudian dianalisis dan dijadikan kesimpulan.
Tahapan penelitian Kualitatif, Yang mana seorang peneliti memulai berpikir
secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial
di lapangan, kemudian dianalisisnya serta berupa melakukan teorisasi berdasarkan
apa yang diamati. Penelitian memiliki kemampuan untuk meng-upgrade ilmu
pengetahuan sehingga ilmu pengetahuan menjadi lebih berkembang, up to date
serta dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung


menggunakan analisis induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) ditekankan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori digunakan sebagai pedoman agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta subjek. Selain itu, landasan teori berfungsi sebagai
pedoman agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu,
landasan teori juga berfungsi sebagai gambaran lingkungan penelitian dan sebagai
topik pembahasan hasil penelitian. (Pupu Saeful Rahmat, 2009.)

3.2 Objek dan lokasi penelitian

Didalam penelitian Kualitatif, Fokus penelitian dapat dfidefinisikan sebagai


sebuah Batasan Masalah. Fokus pada pendekatan Kualitatif cenderung meliputi
aspek seperti tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian berfokus pada proses Patroli


Terkoordinasi Singapura-Indonesia, Penelitian ini juga membatasi aktor negara
saja yaitu Indonesia dan Singapura
3.3 Sumber data

Sumber data Utama dalam penelitian Kualitatif adalah Sumber yang secara resmi
didapatkan dengan orang yang mempunyai otoritas dalam Komando Gabungan
Wilayah Pertahanan 1 (Kogabwilhan 1).

a. Data Sekunder
Data Sekunder adalah ddata yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian ddari sumber-sumber yang telah ada.

3.4 Teknik pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian ini, penulis


menggunakan teknik pengumpulan data sekunder. Informasi yang diperoleh
penulis berasal dari individu atau aktor yang berpartisipasi dalam patroli
terkoordinasi antara Singapura dan Indonesia, yang masih terkait dengan isu-isu
yang dibahas dalam penelitian ini. Proses pengumpulan data juga merupakan
analisis data, karena setelah pengumpulan data, peneliti sekaligus menganalisis
materi. (Pupu Saeful Rahmat, 2009.)
3.5 Teknik Analis data

Analisis Data adalah prosedur untuk menganalisis data, Teknik untuk menafsirkan
hasil dari prosedur tersebut, cara merencanakan Teknik pengumpulan data untuk
membuat analisis lebih mudah, lebih tepat atau lebih akurat, dan semua mesin dan
hasil statistic yang berlaku untuk menganalisis data. Bahkan terkadang suatu teori
yang dipilih berkaitan erat secara teknis dengan metode pengumpulan data dan
metode analisis data. Sehingga, peneliti harus memilih Teknik analisis data apa
yang digunakan sesuai dengan kecocokannya dengan objek penelitian. Kegiatan-
Kegiatan analisis dalam penelitian yang dilakukan dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari instrument penelitian. (Pupu Saeful Rahmat, 2009.) Yang terdiri
dari Sesi wawancara, rekaman, dokumentasi dan sebagainya. Berdasarkan definisi
diatas maka Teknik analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut;

1. Penyajian data
Menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk, table, bagan, grafik, dan sejenisnya. Teknik ini
merupakan lanjutan dari mereduksi data, oleh karena itu setelah reduksi
data maka peneliti harus menyajikan data tersebut agar para pembaca lebih
mudah memahami.
2. Penarikan Kesimpulan
Langkah Berikutnya atau analisis data pendekatan kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakakn masih bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
3. Literature review
Merupakan ikhtisar komprehensif tentang penilaian yang sudah dilakukan
mengenai topik yang spesifik untuk menunjukan kepada pembaca apa
yang sudah diketahui tentang topik tersebut dan apa yang belum diketahui,
untuk mencari rasional dan penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide
penelitian selanjutnya. Literature review bisa didapat dari berbagai sumber
baik jurnal

Anda mungkin juga menyukai