Bab Ii
Bab Ii
non intervensi.
Indonesia.
Jurnal ini sangat bermanfaat bagi penelitian ini karena topik penelitian yang
dibahas dalam jurnal ini sesuai dengan topik penelitian penulis saat ini.
(Suproboningrum dkk., 2018.).
Ada banyak aktor yang terlibat dalam politik maritim Indonesia dengan peran,
kewenangan dan aturannya masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan sinergi
untuk menciptakan kesatuan pemahaman dan tindakan seluruh pemangku
kepentingan maritim untuk mewujudkan optimalisasi Diplomasi TNI AL dan
mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Selat Malaka memiliki nilai strategis sebagai jalur penghubung pelayaran dan
perdagangan internasional, daerah transit pelayaran internasional, serta kaya akan
sumber daya alam yang sangat penting untuk menjaga keamanannya.
Perkembangan perompakan di Selat Malaka sejak krisis keuangan Asia 1997-
1998 telah menjadi ancaman keamanan maritim yang diinterpretasikan secara
dinamis tergantung pada kepentingan maritim negara pantai dan non pantai.
Negara-negara pantai Indonesia dan Malaysia melihat ini sebagai ancaman
terhadap penegakan hukum, ekonomi dan kepekaan terhadap kedaulatan terkait
dengan intervensi militer oleh aktor non-teritorial. Negara pesisir Singapura,
sementara itu, menilai pembajakan kapal bisa menjadi aksi terorisme yang
mengancam seluruh aspek perekonomian negara yang sangat bergantung pada
perdagangan dan hiruk pikuk pelayaran di Selat Malaka. Thailand melihat
ekonomi perdagangan dan pelabuhannya serta reputasi internasional negara itu
sebagai negara pantai di Selat Malaka dalam bahaya. Pembajakan di Selat Malaka
oleh negara-negara non pesisir seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan India
mengancam kepentingan maritim karena bergantung pada perdagangan melalui
jalur pelayaran Selat Malaka. Dengan demikian, Amerika Serikat, yang tidak
memiliki ketergantungan ekonomi besar secara langsung pada Selat Malaka,
mengkhawatirkan kemungkinan terorisme maritim yang mengarah pada
penutupan Selat Malaka dan kekacauan ekonomi global.
Tinjauan Pustaka yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah buku Diplomasi
Poros Maritim: Keamanan Maritim dalam Perspektif Politik Luar Negeri 2016.
Buku Diplomasi Poros Maritim memiliki Sumber-Sumber mengenai mekanisme
kerja sama maritim yang menjadi objek penelitian ini. Isi dalam buku Diplomasi
Poros Maritim memberikan penulis informasi tentang ancaman ancaman yang
berada di wilayah laut sehingga sangat membantu dalam penelitian ini.
Luasnya wilayah laut juga menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Laut
Indonesia rawan terhadap tindakan kriminal. fitur seperti Terorisme, pembajakan,
perampokan bersenjata, perdagangan narkobaBerbahaya dan lainnya selalu
menjadi perhatian utama keselamatan pelayaran Indonesia. Selain tindakan
tersebut juga wilayah maritim Indonesia terkena eksploitasi sumber daya alam
secara ilegal seperti penangkapan ikan dan IUU Fishing Pencemaran lingkungan.
Indonesia, misalnya, telah mengalaminya sendiri Kerugian minimal Rp 100 triliun
per tahun akibat kejahatan. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat
pengawasan maritimnya ukuran Fitur umum diperlukan untuk mengatasi ancaman
di atas pendapat berbagai otoritas dan institusi terkait dengan konstruksi
keamanan maritim yang menjadi kepentingan Indonesia. Kesamaan Pandangan
tersebut dapat ditimbulkan melalui identifikasi bersama terkait Pemahaman
potensi laut nasional, dinamika dan perkembangan wilayah serta negara-negara
tetangga Indonesia, kekuatan Indonesia (terutama terkait dengan posisi strategis
Indonesia) dan ancaman Keamanan Maritim Terpenting Indonesia (Kenali
Kemampuan Anda, Tetangga Anda, Kekuatan Anda dan ancaman). Jika Indonesia
dapat mengidentifikasi setiap poin tersebut, maka akan dapat menentukan strategi
dan alat yang tepat mengalahkan ancaman terhadap keamanan maritim nasional.
Namun, harus dipahami bahwa proses identifikasi keempat isu tersebut masih
terus berlangsung harus didukung oleh koordinasi nasional yang solid. Ini dia
setidaknya 16 pemangku kepentingan yang dipilih secara sah untuk pengelolaan
masalah keamanan maritim. Juga disediakan bahwa masing-masing Lembaga Ini
memiliki domain, tujuan operasional, dan kekuatan armada patrol berbeda Kalau
koordinasi bisa berjalan dengan baik, ya memastikan bahwa pemahaman bersama
tentang ancaman dan masalah tercapai prioritas keamanan maritim nasional dan
perumusan tujuan nasional bersifat komprehensif dan tidak bersifat sektoral,
termasuk namun tidak terbatas pada pengertiannya strategi dan alat yang tepat
untuk menerapkan diplomasi keamanan Maritim. (Pengkajian dkk., 2016.)
Keamanan maritim telah menjadi salah satu perdebatan terkini dalam hubungan
internasional, mendorong para kepala negara untuk memasukkan mereka ke
dalam kebijakan pemerintah atau membentuk pekerjaan mereka dalam kaitannya
dengan keamanan maritim. Keamanan maritim merupakan istilah yang terus
menarik perhatian dan tantangan baru muncul di sektor maritim yang memerlukan
tindakan untuk mengatasinya. Namun, konsensus internasional mengenai definisi
keamanan maritim belum tercapai secara pasti, meskipun telah dilakukan
koordinasi internasional untuk mengatasinya. Kurangnya konsensus atau definisi
yang jelas, serta perbedaan pendapat dan pandangan yang berbeda menciptakan
risiko yang berkelanjutan. Oleh karena itu, mendefinisikan keamanan maritim
secara jelas dan umum membutuhkan pola pikir untuk mengenali persamaan dan
perbedaan tersebut. Artikel ini mengusulkan tiga kerangka pemikiran tentang
keamanan maritim. Pertama, keamanan maritim dapat dipahami sebagai matriks
relasinya dengan konsep lain (hubungan semiotik) seperti keamanan maritim,
pertahanan maritim, ekonomi maritim, dan ketahanan maritim. Kedua, kerangka
kerja keamanan memungkinkan untuk mengkaji bagaimana ancaman maritim
yang berbeda dan persepsi yang berbeda menentukan strategi politik dan ideologis
yang berbeda. Ketiga, teori praktik keselamatan memungkinkan studi tentang apa
yang sebenarnya dilakukan aktor maritim ketika bertindak untuk meningkatkan
keselamatan di laut. Bersama-sama, ketiga kerangka ini memungkinkan
perumusan definisi keamanan maritim. (Dickry Rizanny Nurdiansyah, 2009.)
Keamanan maritim dipahami sebagai tugas yang harus dilakukan lintas batas.
Laporan Sekjen PBB tahun 2008 menekankan pentingnya kerja sama
internasional dan tindakan terkoordinasi. Keamanan maritim juga dilihat sebagai
tanggung jawab bersama yang membutuhkan perspektif keamanan yang sama.
Bagan 1.1
Kerangka Pemikiran
Patroli Terkoordinasi
Indonesia – Singapura
(Patkor Indosin)
INDONESIA SINGAPURA
RSN (Republic of Singapore Navy)
TNI ANGKATAN LAUT
Hasil
2.4 Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan salah satu unsur penelitian yang menjelaskan tentang
karakter suatu masalah yang akan diteliti. Berdasarkan kerangka teori diatas,
dapat dikemukakan definisi konsep sebagai berikut;
Untuk Indonesia konsep Keamanan Maritim adalah hal yang penting demi
menjaga identitas dan keamanan Negara Diwilayah Laut. Menurut undang-undang
nomor 32 tahun 2014 tentang Kelautan Yang Tercantum dalam Pasal 5 Ayat 2
yang menyatakan Kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan meliputi
wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial,
termasuk ruang udara di atasnya serta dasar Laut dan tanah di bawahnya,
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dan Pasal 5 Ayat 3 yang
menyatakan Kedaulatan Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tunduk
pada ketentuan peraturan perundang-undangan, Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Hukum Laut Tahun 1982, dan hukum internasional yang terkait.
Sumber data Utama dalam penelitian Kualitatif adalah Sumber yang secara resmi
didapatkan dengan orang yang mempunyai otoritas dalam Komando Gabungan
Wilayah Pertahanan 1 (Kogabwilhan 1).
a. Data Sekunder
Data Sekunder adalah ddata yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian ddari sumber-sumber yang telah ada.
Analisis Data adalah prosedur untuk menganalisis data, Teknik untuk menafsirkan
hasil dari prosedur tersebut, cara merencanakan Teknik pengumpulan data untuk
membuat analisis lebih mudah, lebih tepat atau lebih akurat, dan semua mesin dan
hasil statistic yang berlaku untuk menganalisis data. Bahkan terkadang suatu teori
yang dipilih berkaitan erat secara teknis dengan metode pengumpulan data dan
metode analisis data. Sehingga, peneliti harus memilih Teknik analisis data apa
yang digunakan sesuai dengan kecocokannya dengan objek penelitian. Kegiatan-
Kegiatan analisis dalam penelitian yang dilakukan dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari instrument penelitian. (Pupu Saeful Rahmat, 2009.) Yang terdiri
dari Sesi wawancara, rekaman, dokumentasi dan sebagainya. Berdasarkan definisi
diatas maka Teknik analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut;
1. Penyajian data
Menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk, table, bagan, grafik, dan sejenisnya. Teknik ini
merupakan lanjutan dari mereduksi data, oleh karena itu setelah reduksi
data maka peneliti harus menyajikan data tersebut agar para pembaca lebih
mudah memahami.
2. Penarikan Kesimpulan
Langkah Berikutnya atau analisis data pendekatan kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakakn masih bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
3. Literature review
Merupakan ikhtisar komprehensif tentang penilaian yang sudah dilakukan
mengenai topik yang spesifik untuk menunjukan kepada pembaca apa
yang sudah diketahui tentang topik tersebut dan apa yang belum diketahui,
untuk mencari rasional dan penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide
penelitian selanjutnya. Literature review bisa didapat dari berbagai sumber
baik jurnal