Khutbah Jumat
Khutbah Jumat
Tak henti-hentinya, mari kita senantiasa menguatkan rasa syukur hendaklah dia memuliakan tamunya" (HR. Bukhari dan Muslim)
kepada Allah swt dalam hati kita dan mengungkapkannya dalam
Ma’asyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
lisan kita biqauli Alhamdulillahirabbil alamin sekaligus
mewujudkannya dalam tingkah laku kehidupan kita. Dengan Dalam hadis tersebut Rasulullah saw menyampaikan tanda-
senantiasa bersyukur, maka Insyaallah nikmat yang telah tanda orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, :
dianugerahkan ini akan senantiasa kita rasakan dan lebih dari itu
1.
akan senantiasa ditambah oleh Allah swt. Amin
Pada kesempatan mulia ini, khatib juga mengingatkan dan Kalimat “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
mengajak kepada segenap jamaah Jumat untuk senantiasa akhirat”, maksudnya adalah barang siapa beriman dengan
keimanan yang sempurna, yang (keimanannya itu)
meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
menyelamatkannya dari adzab Allah dan membawanya
Peningkatan ketakwaan ini bisa dilakukan dengan senantiasa mendapatkan ridha Allah, “maka hendaklah ia berkata baik atau
diam” karena orang yang beriman kepada Allah dengan sebenar-
menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Jika kita
benarnya tentu dia takut kepada ancaman-Nya, mengharapkan
bisa menguatkan komitmen ini, Insyaallah kehidupan kita akan pahala-Nya, bersungguh-sungguh melaksanakan perintah dan
sesuai dengan arah dan rambu-rambu yang telah ditentukan dan meninggalkan larangan-Nya. Yang terpenting dari semuanya itu
disyariatkan dalam agama Islam. ialah mengendalikan gerak-gerik seluruh anggota badannya karena
kelak dia akan dimintai tanggung jawab atas perbuatan semua
Ma’asyiral Muslimin, jamaah shalat Jumat rahimakumullah, anggota badannya, sebagaimana tersebut pada firman Allah :
Rosulullah saw bersabda dalam sebuah hadisnya :
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya
kelak pasti akan dimintai tanggung jawabnya”. (QS. Al Isra’ : 36)
Kalimat “hendaklah ia memuliakan
tetangganya…….., maka hendaklah ia memuliakan
tetangganya” , menyatakan adanya hak tetangga,
keharusan berlaku baik kepada mereka dan menjauhi
perilaku yang tidak baik terhadap mereka. Allah telah
menetapkan di dalam Al Qur’an keharusan berbuat baik
kepada tetangga dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda :
3.
Kalimat “hendaklah ia memuliakan
tamunya…….., maka hendaklah ia memuliakan
tamunya” , menyatakan adanya hak tamu untuk di
muliakan,