Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PARASITOLOGI

~Hewan Arthropoda sebagai transmisi


atau Vektor Penyakit











Oleh
Nama: Veronika Y. W. Foju
Nim: 0906052426


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2011

A. Arthropoda sebagai Vektor Penyakit
Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga yang dikenal
sebagai arthropod-borne diseases atau sering juga disebut sebagai vektor-borne diseases
merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersiIat endemis maupun epidemis dan
menimbulkan bahaya kematian. Di Indonesia, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
serangga merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu antara lain seperti Demam Berdarah
Dengue (DBD), malaria, kaki gajah dan sekarang ditemukan penyakit virus Chikungunya yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, disamping penyakit saluran pencernaan seperti
dysentery, cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang ditularkan secara mekanis oleh lalat
rumah (Chandra, 2006). Sebagai contoh kecenderungan penyakit DBD di Indonesia semakin
meningkat. Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh
propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.
Kasus tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (Depkes RI, 2004).
Keberadaan vektor dan binatang penggangu harus ditanggulangi, meskipun tidak mungkin
membasmi sampai keakar-akarnya. Kita hanya mampu berusaha mengurangi atau menurunkan
populasinya ke satu tingkat tertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan
manusia. Harapan tersebut dapat dicapai dengan adanya suatu manajemen pengendalian, dengan
arti kegiatan-kegiatan atau proses pelaksanaan yang bertujuan untuk menurunkan densitas
populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan (Nurmaini, 2001).
. Pengertian Vektor
Vektor adalah arthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu infectious agent
dari sumber inIeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat,
binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia karena
disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang
sudah diartikan di atas (Nurmaini, 2001). Arthropoda merupakan vektor penting dalam penularan
penyakit parasit dan virus yang spesiIik.
C. Macam-macam Vektor
Vektor hanya terdiri atas arthropoda, sedangkan tikus, anjing, dan kucing bertindak sebagai
reservoar (Chandra, 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011) menyebutkan
bahwa tikus bertindak sebagai reservoar untuk penyakit seperti salmonelosis, demam gigitan
tikus, trichinosis, dan demam berdarah Korea, sedangkan vektornya adalah pinjal, kutu, caplak,
dan tungau yang merupakan arthropoda. Sumber lain menyebutkan bahwa tikus hanya sebagai
binatang pengganggu (Nurmaini, 2001).
Ada dua jenis vektor yaitu vektor biologis dan vektor mekanis. Vektor disebut vektor
biologis jika sebagian siklus hidup parasitnya terjadi dalam tubuh vektor tersebut. Vektor disebut
sebagai vektor mekanis jika sebagian siklus hidup parasitnya tidak terjadi dalam tubuh vektor
tersebut (Natadisastra dan Agoes, 2005). Contohnya lalat sebagai vektor mekanis dalam
penularan penyakit diare, trakoma, keracunan makanan, dan tiIoid, sedangkan nyamuk
Anopheles sebagai vektor biologis dalam penularan penyakit malaria (Chandra, 2006).
D. Peranan Vektor
Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal
sebagai arthropod-borne diseases atau sering juga disebut sebagai vektor-borne diseases. Ada 3
jenis cara transmisi arthropod-bome diseases, yaitu (Chandra, 2006):
1. Kontak Langsung
Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau inIestasi dari satu orang ke
orang lain melalui kontak langsung. Contohnya adalah scabies dan pediculus (Chandra, 2006).
2. Transmisi Secara Mekanik
Agen penyakit ditularkan secara mekanik oleh arthropoda, seperti penularan penyakit
diare, typhoid, keracunan makanan dan trachoma oleh lalat. Secara karakteristik arthropoda
sebagai vektor mekanik membawa agen penyakit dari manusia berupa tinja, darah, ulkus
superIisial, atau eksudat. Kontaminasi bisa hanya pada permukaan tubuh arthropoda tapi juga
bisa dicerna dan kemudian dimuntahkan atau dikeluarkan melalui ekskreta (Chandra, 2006).
Agen penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda adalah enteric bacteria
yang ditularkan oleh lalat rumah. diantaranya adalah Salmonella typhosa, species lain dari
salmonella, scherichia coli, dan Shigella dysentry yang paling sering ditemui dan paling
penting. Lalat rumah dapat merupakan vektor dari agen penyakit tuberculosis, anthrax,
tularemia, dan brucellosis (Chandra, 2006).
3. Transmisi Secara Biologi
Bila agen penyakit multiIlikasi atau mengalami beberapa penularan perkembangan
dengan atau tanpa multiIlikasi di dalam tubuh arthropoda, ini desebut transmisi biologis dikenal
ada tiga cara, yaitu:
3.1 Propagative
Bila agen penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi multiIlikasi di dalam tubuh
vektor. Contohnya Plague bacilli pada rat fleas.
3.2 Cyclo-propagative
Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multiIlikasi di dalam tubuh arthropoda.
Contohnya parasit malaria pada nyamuk Anopheles.
3.3 Cyclo-developmental
Bila agen penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak mengalami multiIlikasi di
dalam tubuh arthropoda. Contohnya parasit Iilaria pada nyamuk Culex dan cacing pita pada
cyclops.
Beberapa istilah dalam proses transmisi atrhropod-borne disease sebagai berikut (Chandra,
2006):
1. Inokulasi (inoculation)
Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh manusia
melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membrana mucosa disebut sebagai inokulasi
(Chandra, 2006).
2. InIestasi (infestation)
Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut
sebagai inIestasi, contohnya scabies (Chandra, 2006).
3. xtrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation Period
Waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh vektor disebut
sebagai masa inkubasi ektrinsik, sedangkan waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen
penyakit dalam tubuh manusia disebut sebagai masa inkubasi intrinsik. Contohnya parasit
malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkisar antara 10-14 hari tergantung dengan temperatur
lingkungan. Masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar antara 12-30 hari tergantung
dengan jenis plasmodium malaria (Chandra, 2006).
4. Definitive Host dan Intermediate Host
Apabila terjadi siklus seksual dalam tubuh vektor atau manusia maka vektor atau manusia
tersebut disebut sebagai host deIinitiI, sedangkan apabila terjadi siklus aseksual maka disebut
sebagai host intermediet. Contohnya parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh
nyamuk dan siklus aseksual dalam tubuh manusia, maka nyamuk Anopheles adalah host deIinitiI
dan manusia adalah host intermediet (Chandra, 2006).
Vektor berperan dalam penularan arthropod-borne diseases. Arthropod-borne diseases
merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersiIat endemis maupun epidemis dan
menimbulkan bahaya kematian. Jenis penyakit yang ditularkan melalui vektor berdasarkan jenis
vektornya ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Arthropod-borne Diseases Berdasarkan Jenis Vektornya
No. Vektor Penyakit
1. Nyamuk Malaria, Iilariasis, demam kuning, demam berdarah
dengue, encephalitis
2. Lalat Rumah Thypus abdominalis, salmonellosis, cholera,
dysentry bacillary dan amoeba, tuberculosis,
penyakit sampar, tularemia, anthrax, Irambusia,
conjunctivitis, demam undulans, trypanosomiasis,
spirochaeta
3. Lalat Pasir Leishmaniasis, demam papataci, bartonellosis,
demam phletobomus
4. Lalat Tsetse Trypanosomiasis, penyakit tidur
5. Lalat Hitam Oncheocerciasis
6. Tuma Kepala,
Tuma Badan,
dan Tuma
Kemaluan
pidemic typhus, epidemic relapsing fever, demam
parit
7. Pinjal Penyakit sampar, endemic thypus
8. Kissing Bugs Penyakit chagas
9. Sengkenit Rickettsia, penyakit virus seperti demam berdarah,
penyakit bakteri dan spirochaeta
10. Tungau Penyakit tsutsugamushi, demam remiten,
lymphadenitis, splenomegali
11. Cyclops Penyakit akibat parasit Diplyllobothrium latum,
Dracunculus mendinensis, dan Gnasthostoma
spinigerum
Sumber: Chandra, 2006
Berikut ini adalah daItar arthropoda parasit atau parasit yang menggunakan arthropoda sebagai
vektor:
Arthropoda Parasit Parasit dengan Vektor Arthropoda
Kuda terbang vektor Trypanosoma spp. (Penyakit Tidur
AIrika) adalah tse tse Ily
Nyamuk, spesies apapun vektor dari Plasmodium spp. (Malaria)
adalah nyamuk
Aedes aegypti (demam kuning) vektor Dirofilaria immitis (heartworm
Canine) adalah nyamuk
Sarcoptes scabei. kudis menyebabkan vektor Onchocerca volvulus (Sungai
Kebutaan) adalah lalat hitam
kutu vektor Leishmania adalah lalat pasir
Ichneumon tawon: serangga parasit vektor Babesia adalah centang
TABUHAN BRAKONIDA: serangga
parasit
vektor Rickettsiae termasuk kutu dan kutu
tubuh manusia
Bed bug vektor kucing cacing pita adalah kutu
Penyakit Manusia yang disebabkan oleh Parasit Arthropoda .
1. Nyamuk
4 Anopheles
Malaria Malaria, ganas, EnseIalitis Viral, Wuchereria bancroIti & malayi
4 Culex
Burung Malaria, EnseIalitis Viral, demam RiIt Valley (sakit kepala,
pembengkakan), Wuchereria bancroIti
4 Aedes
Kuning (jaundice), Dengue (tulang & nyeri sendi), demam RiIt Valley.
2. Agas
Semua jenis Leishmaniasis, penyakit Carrion (anemia, nodul kulit), demam sandIly,
Harrara (R alergi parah untuk menggigit).
3. Simulidae
Onchocerciasis, Presbydermis, Hang Selangkangan
4. Culicoides (Ceratopogonidae)
M. Ozzardi & Perstans -~ Filariasis
5. Chrysops
Loa Loa -~ Loaisis
6. Musca domestica
TiIoid, Poliomielitis, disentri basiler, Myiasis Terkadang
7. Stomoxys
Trypanosomes, Leishmaniasis cutaneous, Malaria, Myiasis Terkadang
8. Glossina (Tse Tse)
Tidur Manusia Penyakit (akut atau kronis)
9. Calliphoridae Keluarga (Calliphora, Lucilia, Chrysomia, Sacrophaga, WohlIartia)
Semi-spesiIik Myiasis
10. Oesteridae
SpesiIik jenis Myiasis
11. Kutu (Anoplura)
4 Pediculus (capitis & Corporis)
Vagamond yang DSE (dermatitis, hiperpigmentasi), TiIus, Rickettsia, demam
Trench & Epidemi Relapsing.
4 Phthirius pubis
Pengembara yang DSE, gatal, mata-tutup peradangan
12. ed ugs (Cimex)
Hepatitis B Virus (dugaan), Menggigit pada malam hari -~ kegelisahan & insomnia
13. ugs bersayap (Reduvida)
Chaga yang DSE (oleh T. cruzi)
14. Kutu
Wabah (Ant. Station), TiIus Rickettsia (Post. Station), H. Nana & Diminuta (melalui
Tikus), D. caninum (melalui Anjing / Kucing), Chigger yang DSE (pembengkakan
nodular, ulserasi, inIeksi bakteri 2ry), Dermatitis (karena menggigit)
15. Kutu
4 Umumnya
Kelumpuhan Tick, Tick Dermatosis
4 Keras Kutu
suatu. Demam -~ Q, Rocky Mountain Spotted, Tick AIrika, Colorado Tick,
Dengue, virus MeningoenseIalitis
b. Lyme DSE, Tuleramia, Babesiosis
4 SoIt Kutu
Demam -~ Q, Penyebaran Relapsing
16. Tungau
4 Itch Mite (Scabei)
Kudis (vesikel, menggaruk, 2ry B. inIeksi)
4 Kutu rambut Iolikel (D. Follicrum)
Jerawat, Kepala Hitam, blepharitis
4 Red Mite (T. Akamushi)
Dermatitis, Ruam, Punched-out Bisul
4 Tungau Debu Rumah
Dermatitis, Asma, Rhinitis bronkial Gatal, konjungtiva
4 Penyimpanan Tungau
Dermatitis, Pencernaan & Pernapasan Gejala, Gatal konjungtiva
17. Kalajengking
Kelumpuhan, Kejang, Shock, Edema, miokardium, Lokal (sakit parah, gatal, mati rasa)
18. Cyclops
Diphyllobothrium Latum / mansoni, Madinah Worm
http.//www.solex-un.net/repository/id/hlth/CR6-Res3-ind.pdf.)
D. Klasifikasi Vektor
Arthropoda (arthropous) adalah Iilum dari kerajaan binatang yang termasuk di dalamnya
kelas Insecta, kelas Arachnida serta kelas Crustacea, yang kebanyakan speciesnya penting
secara medis, sebagai parasit, atau vektor organismeyang dapat menularkan penyakit pada
manusia. KlasiIikasi arthropoda sebagai vektor penyakit secara rinci sebagai berikut (Chandra,
2006). Arthropoda membentuk kumpulan besar hewan coelomate kecil dengan "kaki
bersendi" (maka nama arthro-polong). Mereka menunjukkan segmentasi tubuh mereka
(metamerism) yang sering bertopeng pada orang dewasa karena mereka 10-25
segmen tubuh digabungkan menjadi 2-3 kelompok-kelompok fungsional (disebut
tagmata). Mereka menunjukkan berbagai tingkat cephalization dimana elemen saraf,
reseptor sensorik dan struktur makan terkonsentrasi di wilayah kepala. Arthropoda
memiliki exoskeleton kutikula yang kaku terutama terdiri dari protein kecokelatan dan
kitin. Exoskeleton biasanya keras, tidak larut, hampir dicerna dan diresapi dengan
garam kalsium atau ditutupi dengan lilin. Exoskeleton memberikan perlindungan fisik
dan fisiologis dan berfungsi sebagai tempat untuk lampiran otot. Piring rangka
bergabung dengan membran fleksibel dan artikular sendi engsel atau pivot terbuat dari
chondyles dan soket.
1. Kelas Insecta
memiliki 3 bagian tubuh yang berbeda, umumnya disebut kepala, dada dan perut.
epala memiliki 2 antena dan thorax memiliki 6 kaki diatur dalam 3 pasang bilateral.
Banyak spesies serangga juga memiliki 2 pasang sayap yang melekat pada thorax.
Spesies serangga parasit kutu termasuk, lalat dan kutu yang aktif makan pada jaringan
host dan cairan pada beberapa tahap dalam siklus kehidupan mereka.
1.1 osquito (Nyamuk)
1.1.1 Anophelesne



Gambar 2.1 Nyamuk Anopheles
1.1.2 Culicines
1.1.3 Aedes
1.2 Flies (Lalat)
1.2.1 Houseflies (lalat rumah, usca domestica)


Gambar 2.2 Lalat Rumah (usca domestica)
1.2.2 Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus)
1.2.3 Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina)
1.2.4 Blackflies (lalat hitam, genus Simulium)
Lalat dan Nyamuk adalah serangga bersayap dengan dua pasang sayap yang melekat
pada dada dan kepala baik dikembangkan dengan organ sensorik dan makan. Mereka
mengalami metamorfosis lengkap melibatkan tahap pupation. Spesies yang berbeda
bervariasi dalam kebiasaan makan mereka, baik sebagai orang dewasa (parasit atau
hidup bebas) dan larva (parasit atau gratis-hidup). Ada lebih dari 120.000 spesies yang
termasuk 140 keluarga. Dua subordo utama diakui berdasarkan perbedaan struktural,
Nematocera (tahap dewasa parasit, tahap larva seringkali berenang bebas) dan
Brachycera (tahap dewasa parasit atau hidup bebas, tahap larva sering predaceous).
1.3 Human Lice (Tuma)
adalah parasit epidermal dari vertebrata darat yang dapat menyebabkan anemia, dermatosis,
kelumpuhan, otoacariasis dan inIeksi lain (mengirimkan virus, bakteri, riketsia, spiroketa,
protozoa dan cacing patogen). Mereka makan terutama pada darah dan mulut mereka
dipersenjatai dengan kecil menghadap ke belakang gigi untuk membantu dalam lampiran. Semua
kutu mengalami metamorIosis bertahap / tidak lengkap dimana instar larva dan NIMFA
menyerupai orang dewasa. Integumen relatiI tebal dan respirasi terjadi melalui spirakel (biasanya
hanya satu pasangan) dan trakea. Dua keluarga utama dari kutu diakui berdasarkan Iitur
morIologi banyak: para Ixodidae (kutu keras dengan kutikula tangguh dan tameng anterodorsal
besar) dengan beberapa spesies yang menduduki 650 mamalia, burung dan reptil, dan Argasidae
(kutu lembut dengan integumen kasar dan tidak ada tameng) dengan 160 spesies yang
menduduki terutama burung dan beberapa mamalia.
1.3.1 Head and body lice (tuma kepala atau Pediculus humanus var capitis dan tuma badan
atau Pediculus humanus var corporis)

Gambar 2.3 Kutu Kepala (Pediculus humanus)

1.3.2 Crab lice (tuma kemaluan atau Phthirus pubis)
1.4 Fleas (Pinjal)
1.4.1 Rat fleas (pinjal tikus).
Beberapa pinjal tikus yang penting untuk bidang media adalah sebagai berikut:
1.4.1.1 Rat fleas (oriental)
1.4.1.1.1 Xenopsylla chepis
1.4.1.1.2 Xenopsylla astila
1.4.1.1.3 Xenopsylla bra:iliensis
1.4.1.2 Rat fleas (temperate :one) yaitu Nospsylla fasciatus



Gambar 2.4 Pinjal Tikus
1.4.2 Human fleas yaitu Pulex irritans
1.4.3 Dog and cat fleas yaitu Ctenocephalus felis
1.4.4 Reduviid bugs (kissing bugs, Penggigit Muka)

2. Kelas 7achnida
memiliki bagian-bagian tubuh 2 dikenal sebagai prosoma (atau cephalothorax) dan
opisthosoma (atau perut). Cephalothorax memiliki 8 kaki diatur dalam 4 pasang bilateral
dan arakhnida tidak memiliki sayap atau antena. Assemblages parasit penting adalah
kutu dan tungau yang menggigit jaringan dan makan dari cairan host
2.1 Tick (Sengkenit)
2.1.1 Hard Ticks (sengkenit keras, Iamili Ixodidae)
2.1.2 Soft Ticks (sengkenit keras, Iamili Argasidae).

Gambar 2.5 Sengkenit

2.2 ites (Chiggers, Iamili Trombidiidae)
adalah arakhnida mikroskopis yang mengalami metamorIosis bertahap atau tidak lengkap. Orang
dewasa dan nimIa memiliki 4 pasang kaki sedangkan larva memiliki 3 pasang. Lebih dari 30.000
spesies tungau telah diuraikan, banyak spesies hidup bebas, parasit beberapa tanaman sementara
yang lain parasit pada host terestrial dan perairan. Kebanyakan parasit spesies pakan pada sisa-
sisa kulit atau getah bening menghisap, beberapa liang ke dalam kulit, beberapa hidup di Iolikel
rambut, dan beberapa di kanal telinga. Mulut mereka, tetapi variabel dalam bentuk hypostome
tidak pernah dipersenjatai dengan gigi. Integumen adalah perintah biasanya tipis dan tiga diakui
berdasarkan sistem pernapasan mereka: Mesostigmata dengan spirakel pernapasan (stigmata)
dekat coxae ketiga; yang Prostigmata (TrombidiIormes) dengan spirakel antara chelicerae atau di
hysterosoma dorsal; dan Astigmata (SarcoptiIormes) tanpa sistem trakea karena mereka bernaIas
melalui tegument tersebut.
2.2.1 Leptotrombidium dan Trombiculid mites (tungau musim panen, tungau merah)
2.2.2 Itch mites (tungau kudis, scabies, Iamili Sascoptidae)
http.//depts.washington.edu/molmed/courses/conf504/2007/session2/hemingwaytrendsparasito
l0706.pdf.)
. Kelas 7:stacae yaitu clops
Beberapa jenis tikus (rodensia) pembawa vektor penyakit adalah Rattus norvegicus, Rattus
rattus diardi, us musculus. Rattus norvegicus (tikus got) berperilaku menggali lubang di tanah
dan hidup dilibang tersebut. Sebaliknya Rattus rattus diardii (tikus rumah) tidak tinggal di tanah
tetapi disemak-semak dan atau diatap bangunan. Bantalan telapak kaki jenis tikus ini disesuaikan
untuk kekuatan menarik dan memegang yang sangat baik. Hal ini karena pada bantalan telapak
kaki terdapat guratan-guratan beralur, sedang pada rodensia penggali bantalan telapak kakinya
halus. us musculus (mencit) selalu berada di dalam bangunan, sarangnya bisa ditemui di dalam
dinding, lapisan atap (eternit), kotak penyimpanan atau laci (Depkes RI, 2011).
E. Kesimpulan
Vektor adalah organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke
hewan lain atau manusia. Organisme yang berperan sebagai vektor penyakit yaitu arthropoda,
yang sebagian dibawa oleh tikus (seperti pinjal dan kutu). Vektor berperan penting dalam
penularan berbagai penyakit parasit dan virus berbahaya, seperti malaria, Demam Berdarah
Dengue (DBD), serta berbagai jenis penyakit berbahaya lainnya yang biasa disebut vector-borne
diseases atau arthropod-borne diseases. Peran vektor yang signiIikan dalam penularan penyakit
menyebabkan diperlukannya pengendalian vektor secara eIektiI. Pengendalian vektor secara
umum dapat dilakukan secara lingkungan, kimiawi, biologi, genetik, penggunaan perangkap, dan
penggunaan racun. Pengendalian secara terpadu dapat dilakukan untuk mencapai keeIektiIan
dalam pemberantasan vektor penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Departeman Kesehatan RepubIik Indonesia. 2011. Pedoman Pengendalian Tikus.
http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian20tikus.pdI. Diakses tanggal 5 Maret 2011.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Kajian Masalah Kesehatan Demam Berdarah
Dengue. http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/DEMAMBERDARAH1.pdI. Diakses
tanggal 9 Maret 2011.
Hemingway, Beaty, Rowland, Scott, and Sharp. 2006. The Innovative Vector Control Consortium:
Improved Control oI Mosquito-Borne Diseases. Science Direct, Trends in Parasitology Jol. 22
No.7 July 2006. Diakses tanggal 5 Maret 2006.
Natadisastra dan Agoes. 2005. Parasitologi Kedokteran. Ditinfau dari Organ Tubuh yang Diserang.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Nurhayati, Siti. 2005. Prospek Pemanfaatan Radiasi dalam Pengendalian Jektor Penyakit Demam
Berdarah Dengue. Artikel Iptek Ilmiah Populer, Agustus dan Desember 2005, 17-23.
http://www.batan.go.id/ptkmr/Biomedika/Publikasi202005/SNBAlaraVol71202Des05.
pdI. Diakses tanggal 5 Maret 2011.
Nurmaini. 2006. Identifikasi, Jektor dan Binatang Pengganggu Serta Pengendalian Anopheles
Aconitus Secara Sederhana. Diakses tanggal 4 Maret 2011.
World Health Organization (WHO). 1993. Kader Kesehatan asyarakat. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai