Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENOLONG ATAU MEMANFAATKAN?

: TELAAH
PERSPEKTIF AGAMA AGAMA ISLAM TERHADAP EKSPLOITASI KEMISKINAN

Disusun Oleh:

Nama Peneliti : 1. Annada Falisha Mahadan


2. Natasyah Rahmawati
Bidang Peneliti : Ilmu Keagamaan
Jenjang : Madrasah Tsanawiyah
Nama pembimbing : Siti Maryam, M.Pd.

KKM MADRASAH TSANAWIYAH


PROVINSI DKI JAKARTA

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 15 JAKARTA


2023

Judul :
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENOLONG ATAU MEMANFAATKAN?:

1
TELAAH PERSPEKTIF AGAMA AGAMA ISLAM TERHADAP EKSPLOITASI
KEMISKINAN
Bidang Penelitian:
Ilmu Keagamaan

Nama Penelitian
Annada Falisha Mahadan dan Natasyah Rahmawati
Asal Sekolah
MTs Negeri 15 Jakarta
Latar Belakang Masalah (Maksimal 450 Kata)
Ketika korona bagaimana ustad bicara tentang ibadah
Bisa diteliti di
Berapa jurnal
Kaidah ushul fiqih

A. Latar Belakang Masalah

Budaya Korean Pop atau K-Pop merupakan budaya musik asal Korea Selatan yang unik dan
berkembang sangat pesat hingga telak menarik kalangan muda-mudi di seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Kehadiran K-pop mulai menjadi trend yang seringkali memiliki
anggapan negatif dari masyarakat karena dipandang terlalu mengagung-agungkan sang idola.
Mereka dengan bangga menirukan tarian-tarian atau dance dari Girlband maupun Boyband
kesukaan mereka. Dikhawatirkan sekali, sedikit ditemui kawula muda yang bangga akan
tarian tradisional sebagai identitas dan budaya bangsa sendiri. Hal ini terlihat bahwa remaja
Indonesia menganggap budaya Korea lebih unggul dibandingkan budaya Indonesia.

Seiring dengan berkembangnya teknologi pada era globalisasi ini sangat memudahkan bagi
remaja untuk memperoleh informasi salah satunya dengan akses perkembangan dunia K-Pop.
Penggemar K-Pop sering kali menghabiskan waktu mereka untuk mencari informasi-
informasi seputar idola mereka, bahkan terkadang menjadi berlebihan atau obsesi terhadap
idolanya. Banyak juga penggemar yang meniru idola mereka untuk memenuhi keinginan agar
terlihat seperti idola mereka, seperti membeli album, poster, merchandise, photocard, boneka
dan lainnya yang berkaitan dengan idol K-Pop sampai melebihi kapasitas ekonomi mereka.
Adapula sebagian pecinta Korea yang rela menghabiskan uang puluhan juta hanya untuk
bertemu idolanya. Hal tersebut dinamakan pemborosan atau berlebihan. Pemborosan dan
berlebihan merupakan salah satu hal yang dilarang keras dalam Islam, karena Islam
mengajarkan untuk selalu berhemat dan menggunakan harta untuk tujuan yang bemanfaat.

Melihat dari perkembangan kasus budaya Korea yang memiliki pengaruh kuat dalam aspek
kehidupan di zaman ini, mulai dari selera musik, fashion, makanan dan pengetahuan seperti
contohnya adalah anak anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar sudah tergila-gila

2
dengan budaya K-Pop. Dilansir dari Kompasiana.com, ketika di tanya tentang budaya
Indonesia (sendiri) mereka tidak bisa menjawabnya dan hanya 5% yang mereka ketahui.
Contoh lainnya adalah saat McDonald’s meluncurkan menu baru sebagai hasil kolaborasi
dengan BTS yang menghebohkan para fans BTS. Hampir seluruh gerai McDonald’s ramai di
datangi oleh para ARMY serta driver gojek online dengan layanan GoFood atau GrabFood.
Mereka bahkan rela mengantri berjam jam di tengah kerumunan antrian yang ramai terlebih di
tengah kondisi pandemi saat itu demi mendapatkan makanan hasil kolaborasi dengan BTS.
Hal ini menunjukkan betapa besar partisipasi, minat serta rasa penasaran masyarakat akan
paket menu tersebut.

Dilihat dalam agama Islam, demam Korean Style (K-Pop) merupakan bahaya laten bagi umat
Islam khususnya remaja Indonesia, apalagi jika remaja Indonesia tidak bisa memilah mana
budaya yang baik dan mana budaya yang buruk. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pembekalan agama yang kuat dalam diri mereka. Dengan banyaknya pro dan kontra tentang
budaya K-Pop ini baik dari segi sosial maupun agama, selain mencemari tradisi budaya
Indonesia yang terkenal santun, juga merusak sendi-sendi akhlak dan mendonstruksi prinsip-
prinsip dalam agama.
Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik untuk menuliskan penelitian dengan judul
“Budaya K-Pop: Sudut Pandang daam Perspektif Agama”.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana sudut pandang agama Islam terhadap budaya K-Pop?


2. Sejauh mana budaya K-pop mempengaruhi remaja?

Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui bagaimana sudut pandang agama Islam terhadap budaya K-Pop
2. Untuk mengetahui sejauh mana budaya K-pop mempengaruhi remaja

Manfaat penelitian
Manfaat penelitian diantaranya :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan informasi tentang gambaran fenomena


K-Pop dikalangan remaja muslim.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebijakan yang sesuai dengan norma
budaya bangsa Indonesia.

Kajian Teori (Maksimal 250 Kata)

1. Teori Culture Studies


Cultural Studies atau sering disebut dengan kajian budaya adalah sebuah teori karya Stuart
Hall yang mengadopsi teori kritis Marx. Stuart Hall berpendapat bahwa suatu budaya pasti
3
memiliki dan menyimpan ideologi yang lebih berkuasa. Teori ini menempatkan
komunikasi massa harus memahami konteks kultur yang ada, bukan hanya mencari tahu
tentang sesuatu. Dan teori ini, sebenarnya mengkaji berbagai kebudayaan dan praktek
budaya serta kaitannya dengan kekuasaan. Tujuannya adalah mengungkapkan hubungan
kekuasaan serta mengkaji bagaimana hubungan tersebut mempengaruhi berbagai bentuk
kebudayaan (Sosial, Politik, Ekonomi, Ilmu Pengetahuan, Hukum, dll).

2. Teori Interaksi Simbolik


Kemudian teori interaksi simbolik yang dikemukakan oleh George Herbert Mead dan
Herbert Blumer. Teori ini pada dasarnya adalah teori behaviorisme sosial, yakni
memusatkan diri sendiri pada interaksi alami yang terjadi antara individu dalam
masyarakat dan sebaliknya, masyarakat dan individu. Interaksi yang muncul berkembang
lewat simbol-simbol yang diciptakan, meliputi gerak tubuh, suara, gerak fisik, ekspresi,
hingga dilakukan dengan sadar.

Tinjauan Pustaka / Penelitian Terdahulu

Tinjauan Pustaka

1. Budaya K-pop
K-Pop adalah salah satu bagian dari budaya Korea Selatan yang berkembang pesat hingga
keseluruh dunia. Mulai dari negara Eropa sampai ke negara Asia, termasuk Indonesia. K-
Pop sendiri merupakan musik populer yang memiliki berbagai macam genre, seperti Pop,
Indie, Rock, Hip-hop, R&B, dan Classic. Musik K-Pop banyak dibawakan oleh Boyband
dan Girlband yang biasanya berjumlah 4-23 personil. Masuknya budaya K-Pop ke
Indonesia mulanya pada tahun 2002 lewat drama korea yang dikenalkan lewat televisi-
televisi swasta. Drama korea yang diperkenalkan televisi-televisi swasta tersebut membuat
hal berbau korea mulai diminati masyarakat Indonesia, salah satunya dalam bidang musik
karena tidak sedikit drama korea yang menggunakan soundtrack lagu-lagu K-Pop untuk
membuat penonton semakin terhanyut dalam cerita. Mulai dari sinilah musik K-Pop
merambah di Indonesia, kemudian ditambah dengan artis-artis Korea yang memiliki fisik
yang menarik dan tentu saja membuat fans-fansnya histeris.

Dilansir dari Kompasiana,com, pada akhir tahun 2019 sampai 2021 penggemar K-Pop
mulai melonjak secara drastic sehingga seringkali menimbulkan anggapan negatif dari
beberapa pihak, karena bertentangan dengan syariat Agama Islam. Tak sedikit dari
penggemar K-Pop yang mulai berlebihan atau obsesi dalam mengikuti gaya idol kesukaan
mereka.

Mulai dari gaya berpakaian idol K-Pop yang notabenenya terbuka, gaya hidup di Korea
4
yang telah merealisasikan operasi plastik, hubungan sesame jenis, dan perilaku konsumtif
(hedonis) serta gaya makanan mereka yang rata-rata mengandung alcohol dan daging babi
yang jelas diharamkan oleh agama Islam.

2. Islam Sebagai tuntutan Hidup


Dilansir dari dutadamaisumatrabarat.id mengenai mengidolakan artis idola cukup, banyak
ulama ustadz, atau seseorang yang baru belajar agama, membahasnya. Ada yang berkata
bahwa mengidolakan artis K-Pop hukumnya adalah boleh asal tidak berlebihan, adapula
yang mengatakan bahwa hukumnya adalah tidak boleh. Seperti, ustadz wijayanto yang
mengatakan bahwa kita oleh untuk mengidolakan seseorang karena sifatnya, seperti baik,
suka sedekah, atau dermawan. Namun, kita tidak boleh berlebihan mengidolakan
seseorang. Adapula ustadz somad yang mengatakan bahwa artis K-Pop merupakan orang
kafir, tidak bersunat, tidak mandi wajib, berzina kerjaannya. Lalu, ia berkata bahwa
jangan suka kepada orang kafir. Dalam ceramahnya ia berkata:

‫َم ْن تَ َشبَّهَ بِقَوْ ٍم ہ وہ فَهُ َو ِم ْنهم‬


Artinya: “Siapa yang suka kepada orang kafir, maka dia bagian dari kafir itu” (HR.
Ahmad dan Abu Dawud).

Para ulama membagi cinta terhadap orang kafir menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Golongan Pertama, adalah orang yang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Hukumnya adalah kukur, karena dia mencintai kekafirannya.
2. Golongan Kedua, adalah orang yang mencintai orang kafir karena motivasi duniawi.
Hukumnya adalah haram, karena ia betingkat-tingkat sesuai degan tingkat buruknya
alasan dia mencintai orang kafir tersebut.
3. Golongan Ketiga, adalah orang yang mencintai karena cinta bawaan. Hukumnya
adalah boleh, atau tidak akan mengakibatkan dosa, selama pelakunya tidak melakukan
hal-hal yang melanggar syariat atas dorongan rasa cinta ini.

Idola bisa menyebabkan lunturnya iman seseorang dan bisa mengkonversi dari mukmin
menjadi munafiq. Kelompok munafik adalah sejelek-jeleknya umat. Mereka lebih hina
daripada orang kafir. Oleh karenanya dalam QS. an-Nisaa’ 144, Allah melarang orang-
orang beriman untuk mengidolakan orang-orang kafir. Firman Allah:

ُ ‫ُون ا ْل ُمْؤ ِمنِينَ َأتُ ِريدُونَ َأن ت َْج َعلُو ْا هّلِل ِ َعلَ ْي ُك ْم‬
ً ‫س ْلطَانا ً ُّمبِينا‬ ِ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُو ْا الَ تَت َِّخ ُذو ْا ا ْل َكافِ ِرينَ َأ ْولِيَاء ِمن د‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi
wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang
nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).” (QS: Al-Nisaa’. 144).

5
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Mansur (Mansur: 2022 ) dengan judul “KONSELING
LINTAS BUDAYA DAN AGAMA SEBAGAI SOLUSI FENOMENA KOREAN WAVE
DAN K-POPERS” memiliki kesamaan yaitu sama-sama menggunakan agama dalam
variabelnya. Dalam penelitian ini didapat kesimpulan agama sebagai solusi fenomena
gelombang budaya Korea. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian kami adalah dari tujuan
penelitiannya.
Penelitian lainnya yaitu oleh Yuliawan: 2022) dengan judul “PENGARUH FENOMUNA
KOREAN WAVE (K-POP DAN K-DRAMA) TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF
PENGGEMARNYA PERSPEKTIF ISLAM” memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti
perilaku dan diukur dalam perspektif agama. Dalam penelitian ini didapat kesimpulan bahwa
ada kecenderungan untuk menjadi penggemar yang konsuntif. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian kami adalah selain penelitian ini memiliki dua variable terikat, penelitian kami
meneliti hal-hal apa saja yang sudah melmpaui batas yang dilakukan penggemar remaja dilihat
dari konteks Agama Islam.

Hipotesis (Jika ada)

Metode Penelitian (Maksimal 500 Kata)

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif Deskriptif. Menurut Srivastara, A. &


Thomson, S.B., 2009 penelitian kualitatif dimulai dengan ide yang dinyatakan dengan
pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian itulah yang nantinya akan menentukan
metode pengumpulan data dan bagaimana menganalisisnya. Metode kualitatif bersifat
dinamis (berubah sesuai dengan keadaan). Metode ini membantu peneliti dalam
mengetahui latar belakang, alas an, dan sejauh mana mereka mengidolakan K-pop.

Subjek penelitian

Subject penelitian ini adalah remaja berusia 10-19 tahun yang menyukai budaya K-pop
yang diambil secara purposive sampling. Kategori usia ini dipertimbangkan bahwa di usia
ini lah banyak yang mengidolakan K-pop dan penulis adalah anak remaja.

Teknik dan Alat Pengumpul Data

1. Wawancara
Definisi wawancara adalah komunikasi antara kedua belah pihak atau lebih. Bisa
dilakukan dengan tatap muka ataupun secara online, dimana salah satu pihak berperan
menjadi pewawancara dan pihak lainnya berperan sebagai narasumber. (RA Fadhallah
6
,2021).
Wawancara pada penelitian ini menggunakan metode terstruktur yakni sebuah
prosedur sistematis untuk menggali informasi mengenai responden dengan kondisi
dimana satu set pertanyaan ditanyakan dengan urutan yang telah disiapkan oleh
pewawancara dan jawabannya direkam dalam bentuk yang terstandardisasi.
Rata-rata semua penelitian metode wawancara paling banyak digunakan dalam
pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara peneliti bisa tahu secara
fakta dan jelas akan informasi yang diberikan oleh narasumber atau informan. (MS.
Soegijono, 1993).
2. Analisis Konten
Analisis konten dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa video-video konser
dan video lainnya yang menayangkan K-pop. Analisis ini untuk mengetahui sejauh
mana budaya K-pop yang telah melampaui batas dalam perspektif agama Islam

Analisa Data

Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada Gill et.al (2008) yaitu Analisa data
kualitatif yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu dengan terjun ke lapangan (TKP).
2. Reduksi data dan klarifikasi data
Langkah ini untuk menyaring data mentah. Peneliti memilih informasi atau data
yang berhubungan untuk mendukung penelitian mereka.
3. Tampilan data
Dalam fase proses ini, peneliti membuat baris, menentukan jenis format dan
format data yang akan dimasukkan kedalam bidang metrik. Misalnya, data
ditampilkan dalam bagan, diagram alur.
4. Menarik kesimpulan
Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Isi kesimpulan harus mengambil
semua informasi yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu, bahasa yang
digunakan untuk menjelaskan kesimpulan harus mudah dipahami.

Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2023. Adapun rincian kegiatan
penelitian ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

7
No Deskripsi kegiatan Maret April Mei

1 Penggalian ide v
2 Penyusunan dan pengajuan judul v
3 Penyusunan Proposal v
4 Pengumpulan data v
5 Revisi proposal v
6 Finalisasi proposal v
7 Pelaksanaan observasi V
8 Penyusunan dan pengumpulan V
laporan hasil penelitian

Daftar Pustaka

https://www.kompasiana.com/amp/ichalindaa/61d52e3d2da2374a14440452/apakah-budaya-
populer-kpop-memiliki-pengaruh-besar-terhadap-budaya-di-indonesia (Diakses tanggal 22
Maret 2023, pukul 08.47)

https://www.kompasiana.com/amp/ichalindaa/61d52e3d2da2374a14440452/apakah-budaya-
populer-kpop-memiliki-pengaruh-besar-terhadap-budaya-di-indonesia (Diakses tanggal 22
Maret 2023, pukul 10.12)

https://egsa.geo.ugm.ac.id/2021/12/21/trend-budaya-k-pop-di-kalangan-remaja-indonesia-bts-
meal-hingga-fanatisme/ (Diakses tanggal 22 Maret 2023, pukul 11.27)

http://muslimlokal.blogspot.com/2014/01/islam-populer-islam-dan-budaya-kpop-di.html?m=1
(Diakses tanggal 22 Maret 2023, 12.20)

https://www.gurusiana.id/read/medianusantara/article/analisis-pengaruh-budaya-korea-
terhadap-generasi-milenial-dalam-islam-di-indonesia-1042470#:~:text=Dampak%20negatif
%20dari%20budaya%20Korea,aspek%20kehidupan%20yang%20berbau%20Korea (Diakses
tanggal 22 Maret 2023, pukul 12.56)

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/teori-interaksionisme-simbolik/ (Diakses tanggal 25


Maret 2023, pukul 10.08)

https://bramantiaibrahim.blogspot.com/2017/04/teori-cultural-studies-kajian-budaya.html?
m=1 (Diakses tanggal 24 Maret 2023, pukul 10.15)

https://bimbinganislam.com/hukum-mengidolakan-artis-korea-dalam-islam/ (Diaksess tanggal


25 Maret 2023, pukul 11.20)

https://www.pikiran-rakyat.com/khazanah-islam/pr-014512359/haramkah-seorang-muslim-
mengidolakan-k-pop-simak-hukum-dan-penjelasannya#:~:text=Perlu%20diketahui%20bahwa
%20menyukai%20K,lupa%20salat%20dan%20waktu%20ibadah.&text=Jika%20itu%20terjadi
%2C%20maka%20menyukai,dalam%20mengidolan%20seorang%20K%2Dpop (Diakses 25
Maret 2023, pukul 11.27)

https://hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/2012/04/05/2325/virus-k-pop-dan-dekonstruksi-
aqidah.html (Diakses tanggal 25 Maret 2023, pukul 12.37)

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12773/Memahami-Metode-Penelitian-
Kualitatif.html#:~:text=Dalam%20hal%20pengumpulan%20data%2C%20Gill,interview
%20(individual%20atau%20grup) (Diakses tanggal 25 Maret 2023, pukul 08.30)

https://www.gramedia.com/literasi/penelitian-kualitatif/ (Diakses tanggal 25 Maret 2023, pukul


11.30)

Fadhallah, R.A, (2020). Wawancara (Jurnal). Unj Press.

Hastono, P.S, (2001). Analisis Data. (Jurnal)

8
Mansur (2022), KONSELING LINTAS BUDAYA DAN AGAMA SEBAGAI SOLUSI
FENOMENA KOREAN WAVE DAN K-POPERS. Jurnal At-Taujih : Bimbingan dan
Konseling Islam. Vol 5, No 1 (2022): Jurnal At-Taujih. Vol.18No.01(2022): 35-48

Putri, L.A, (2020). Dampak Korea Wave Terhadap Perilaku Remaja Di Era Globalisasi
(Jurnal). Uin Suska. Vol.17 No.01(2022): 30-40

Soegijono, M.S, (1993). Wawancara sebagai salah satu metode pengumpulan data. (Jurnal)

Yuliawan, BA& Subakti (2022) Pengaruh Fenomena Korean Wave (K-Pop dan K-Drama)
Terhadap Perilaku Konsumtif Penggemarnya Perspektif Islam. Vol.18No.01(2022): 35-48

Anda mungkin juga menyukai