Anda di halaman 1dari 33

CITAYAM FASHION WEEK: KREATIVITAS

ANAK MUDA URBAN DALAM


PERSPEKTIF ISLAM

Disusun Oleh:

Nama Peneliti : 1. Zakiah Kamilah Isroq (NISN: 0089643118)


2. Bilqis Azzahra Siregar (NISN: 0076540380)

Bidang Penelitian : Ilmu Keagamaan

Nama Madrasah : MTs Negeri 15 Jakarta

Nama Pembimbing : Siti Maryam, M. Pd

KKM MADRASAH
TSANAWIYAH PROVINSI
DKI JAKARTA MTS NEGERI
15 JAKARTA
2022
ABSTRAK

Kota Jakarta menjadi kota yang menarik untuk didatangi oleh penduduk urban. Banyak
motif mengapa orang pindah dari daerah ke kota, salah satunya adalah motif ekonomi.
Untuk anak muda urban yang tinggal di sekitar Citayam, Bojong Gede, dan Depok
menjadikan salah satu Sentra di Kawasan Sudirman sebagai tempat untuk membuat
konten di media sosial. Mereka melakukan fashion show di jalan menyeberangi zebra
cross berlengak-lenggok menggunakan busana berbagai mode dan warna layaknya
fashion show yang professional. Gagasan ini merupakan produk dari sebuah kreativitas,
dimana anak muda urban butuh ruang untuk mengekspresikan jati dirinya. Dilihat dari
Teori kebutuhan oleh Maslow kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi.
Aktivitas ini banyak diunggah di media sosial seperti tiktok dan menjadi viral. Pada
perkembangannya kegiatan ini dianggap meresahkan karena yang awalnya kegiatan
tersebut dilakukan hanya untuk membuat konten tetapi sudah mulai terlihat gejala perilaku
penyimpangan sosial yang meresahkan untuk kalangan masyarakat Indonesia seperti
LGBT, pergaulan bebas, dan sebagainya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk
menganalisis bagaimana pandangan Agama Islam terhadap fenomena Citayam Fashion
Week. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisis konten dengan Teknik
Analisa wacana. Hasil pembahasan dalam peneltian ini yaitu ada pendapat ulama yang
menyatakan kegiatan ini positif disertai beberapa catatan dan ada yang menyatakan
bahwa kegiatan ini negative dan membawa kehancuran. Sedangkan Agama Islam
memberi kebebasan berkreativitas asalkan sesuai dengan kaidah fiqih dan akhlakul
karimah.

Kata kunci: Citayam fashion Week, Kreativitas, Agama Islam

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., Pencipta dan pemelihara alam semesta. Shalawat dan salam
semoga terlimpah bagi baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya
yang setia hingga akhir masa.

Tidak ada kata yang paling indah selain ucapan alhamdulillah atas limpahan karunia yang
Allah berikan, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian Jakarta
Madrasah Competition (JMC) Riset 2022 dengan judul “Citayam Fashion Week: Kreativitas
Anak Muda Urban dalam Perspektif Agama Islam”, meskipun proses belajar sesungguhnya
tidak akan pernah berhenti. Laporan ini akan sulit terlaksana tanpa bantuan banyak pihak
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Laporan penelitian disusun selain bertujuan untuk mengikuti Jakarta Madrasah


Competition Riset 2022 dan juga agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang fenomena
Citayam Fashion week sebagai bentuk kreativitas anak muda urban dalam perspektif Islam.
Kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini. Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini menjadi
sumbangsih yang bermanfaat bagi khasanah pengetahuan islam, khususnya bagi penulis
sendiri.

Jakarta, 10 Agustus 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................................................i
ABSTRAK.................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA..............................................................3
A. Kajian Teori.....................................................................................................................3
B. Kajian Pustaka..................................................................................................................2
C. Penelitian Relevan............................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................10
A. Metode Penelitian..........................................................................................................10
B Populasi dan Sampel......................................................................................................10
C. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................10
D. Teknik Analisa Data......................................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................12
A. Hasil Penelitian..............................................................................................................12
B. Pembahasan....................................................................................................................17
BAB V PENUTUP...................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Anak Muda Yang Hanya Berkunjung..................................................................13


Gambar 3. 2 Berjalan di atas Zebra Cross..................................................................................13

DAFTAR TABLE

Gambar 3. 1 Transkripsi Ceramah Ustadz Adi Hidayat...........................................................13


Gambar 3. 2 Transkripsi ceramah Habib Ja’far........................................................................14
Gambar 3. 3 Transkripsi Ceramah Tuan Guru Bajang...............................................................14
Gambar 3.4 Transkripsi ceramah Ustadz Das’ad Latief.............................................................15
Gambar 3. 5 Transkripsi ceramah Ustadz Izul Mujahid, LC......................................................15
Gambar 3. 6 Transkripsi ceramah Ustadz Lutfi Furodil Afthos.................................................15

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian................................................................................22


Lampiran 2 Surat Pernyataan...................................................................................................24
Lampiran 3 Surat Pengantar Kepala Madrasah.......................................................................25

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jakarta adalah sebuah kota metropolitan yang berfungsi sebagai ibukota negara sekaligus pusat

pemerintahan. Sebagai pusat kota, Jakarta sangat menarik bagi penduduk sekitar khususnya

bagi anak muda. Selain gedung pencakar langit, Jakarta juga memiliki banyak pesona lainnya

sehingga Jakarta dijuluki sebagai the city that never sleeps dikarenakan banyaknya aktivitas

yang ada.

Pesona kota Jakarta ini juga mendorong penduduk sekitar Jakarta untuk datang. Peristiwa ini

sering disebut dengan urbanisasi. Urbanisasi juga menjadi fenomena yang kuat di negara-

negara berkembang termasuk Indonesia (Baiquni, 2004) .

Banyak motif yang melatar belakangi terjadinya urbanisasi, salah satunya adalah motif

ekonomi. Kasto (2002) menjelaskan bahwa faktor ekonomi merupakan determinan mobilitas

penduduk yang utama, yang berkaitan dengan kekuatan sentripetal dan sentrifugal di daerah

asal. Kekuatan ini mempunyai daya dorong yang cukup besar dan sulit dibendung. Oleh karena

itu migrasi desa kota (urbanisasi) selalu berkaitan dengan masalah kemiskinan dan

pengangguran di perkotaan serta masalah perkembangan daerah pinggiran kota. Kota besar dan

pusat-pusat industri menjadi tujuan kaum muda untuk mencari pekerjaan. Salah satu fenomena

yang terkait dengan urbanisasi dan anak muda fenomena Citayam Fashion Week.

Akhir-akhir ini Citayam Fashion Week (CFW) terus menjadi bahan perbincangan, pusat

perhatian, dan obyek perdebatan masyarakat luas. CFW merupakan aksi suatu kalangan anak

muda yang beradu kreativitas untuk tampil dengan gaya berpakaian yang mereka sukai. CFW

terjadi di Sudirman tepatnya SCBD, membuat nama SCBD dipleseti sebagai ‘Sudirman,

Citayam, Bojong Gede, Depok’ oleh warganet dan arti sebenarnya, yaitu ‘Sudirman Central

Business District’. Awal mula keteranan CFW adalah konten-konten di TikTok yang

mewawancarai para remaja ini. Para kreator menyorot gaya berpakaian mereka dan kepolosan
1
berbicara pada remaja tersebut. Banyak remaja dari berbagai daerah berkumpul di jalan raya,

berlenggak-lenggok seperti model melintasi zebra cross.

Di satu sisi fenomena Citayam Fashion Week ini dinilai sebagai bentuk ekpresi dari aktualisasi

diri. Menurut Maslow (Howward & Miriam, 2002) kebutuhan mengaktualisasi diri adalah

kebutuhan tingkat yang tertinggi. Dilain pihak Citayam Fashion Week ini menyimpan

keresahan di kalangan pengamat sosial dan ahli agama, karena pada perkembangannya,

kreatifitas para remaja ini dinilai sudah kebablasan sehingga menjadi diskusi menarik apakah

keberadaannya ini patut dilanjutkan.

Berdasarkan latar belakang inilah penulis terarik untuk menuliskan penelitian dengan judul

“Citayam Fashion Week: Kreativitas Anak Muda Urban dalam Perspektif Islam”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan Agama Islam terhadap fenomena Citayam Fashion Week?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis bagaimana pandangan Agama Islam terhadap fenomena

Citayam Fashion Week?

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan dan menyumbangkan ide dan

gambaran mengenai fenomena Citayam Fashion Week dalam perspektif Islam

2. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi konkrit bagi p a r a r e m a j

adalam berkreatifitas

2
3
BAB II
KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Sesuai dengan fokus penelitian kami mengenai kreativitas anak muda urban dalam

perspektif Islam, maka teori yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah teori

kebutuhan dan teori interaksi sosial. Teori kebutuhan dikemukakan oleh Abraham maslow.

Maslow mengungkapkan ada tingkatan kebutuhan, yang tingkatan kebutuhan, yaitu

Kebutuhan Fisiologi, Rasa Aman, Kasih Sayang, Penghargaan, Aktualisasi Diri, yang

paling tertinggi adalah kebutuhan mengaktualisasikan diri. Dalam model hirarki ini,

kebutuhan manusia adalah yang lebih rendah harus terpuaskan sebelum mementingkan

kebutuhan yang lebih tinggi. (Jaenudin 2015)

Kemudian teori perilaku sosial yang dikemukakan oleh Max Weber. Max Weber

menyatakan bahwa setiap perilaku memiliki tipe dan tujuan (Muhlis dan Norkholis, 2016).

Weber membentuk empat tipe perilaku berdasarkan tipe individu yaitu perilaku tradisional,

perilaku afektif, rasionalitas instrumental dan rasionalitas nilai.

B. Kajian Pustaka

1. Fashion Week dan Kreativitas

Ajang fashion week atau dalam Bahasa Indonesia dikatakan sebagai pekan mode adalah

sebuah kegiatan fashion show atau peragaan busana yang dilaksanakan dalam kesempatan

tertentu. Kegiatan ini sudah umum dilakukan di negara-negara Eropa di mana biasanya

pekan mode ini dilaksanakan setiap menjelang pergantian empat musim.

Melansir dari halaman KOMPAS.com, Di negara Perancis kegiatan Fashion week ini

sudah ada sejak tahun 1973 yang dikenal dengan nama Paris Fashion Week.

Dalam menciptakan busana tentunya membutuhkan kreativitas. Hal penting yang dijadikan

pedoman dalam mendesain busana adalah sumber ide. Menurut Kamil (1996: 9) desain

busana adalah mencipta model pakaian. Yang dimaksud mencipta adalah mengeluarkan

3
4
perasaan yang kuat didorong oleh emosi, sehingga menimbulkan atau membentuk sesuatu

yang baru. Jadi, mencipta mode atau fashion design adalah membuat sesuatu yang baru

tentang mode pakaian. Orang yang pekerjaanya mencipta mode disebut pencipta mode atau

perancang mode. Fashion week juga dilaksanakan di Indonesia. Bukan hanya kegiatan

fashion week yang teragendakan oleh asosiasi tetapi juga dilaksanakan di tempat yang

bukan seharusnya. Sebagai contoh adalah fashion week yang digagas oleh anak muda di

sekitar area bisnis Sudirman yang dikenal dengan nama Citayam Fashion Week.

Citayam Fashion Week (CFW) terus menjadi menjadi viral, bahan perbincangan, pusat

perhatian, dan obyek perdebatan masyarakat luas. CFW merupakan aksi suatu kalangan

anak muda yang beradu kreativitas untuk tampil dengan gaya berpakaian yang mereka

sukai. CFW terjadi di Sudirman tepatnya SCBD, membuat nama SCBD dipleseti sebagai

‘Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok’ oleh warganet dan arti sebenarnya, yaitu

‘Sudirman Central Business District’. Awal mula keteranan CFW adalah konten-konten di

TikTok yang mewawancarai para remaja ini. Para kreator menyorot gaya berpakaian

mereka dan kepolosan berbicara pada remaja tersebut. Banyak remaja dari berbagai daerah

berkumpul di jalan raya, berlenggak-lenggok seperti model melintasi zebra cross.

Jika dilihat dari sisi gagasan, tentunya CFW ini adalah salah satu gagasan yang kreatif atau

produk kreatif. Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi untuk kreatif, walaupun tingkat

kreativitasnya berbeda-beda. Kreativitas, seperti halnya setiap potensi lain, perlu diberi

kesempatan dan rangsang oleh lingkungan untuk berkembang. Linhkungan psikis dan fisik

memiliki peranan yang cukup besar dalam mengembangkan kreativitas anak. Kreativitas

begitu penting dalam hidup dan perlu dipupuk sejak dini dalam diri anak karena dengan

berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan

perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok tingkat tertinggi dalam hidup

manusia (Maslow, 1959).

Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. Dengan

kreativitas menjadikan manusia untuk semakin baik kualitas hidupnya. Dalam era
4
5
pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat maupun negara bergantung pada

Sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru dan teknologi baru

menjadi modal untuk membangun kesejahteraan, kejayaan negara. Untuk mencapai hal ini

perlulah sikap, pemikiran dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini. Para psikolog, sosiolog

dan ilmuwan lainnya telah lama mengetahui pentingnya kreativitas bagi individu dan

masyarakat. Adanya keyakinan tradisional bahwa kreativitas, biasanya disebut “jenius”,

diturunkan dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk membuat orang kreatif. Sudah

merupakan suatu keyakinan bahwa manusia dilahirkan dengan “percikan” kejeniusan”

yang hebat atau tidak sama sekali. (Sari, 2005)

2. Perilaku Sosial Anak Muda Urban

Teori perilaku sosial Max Weber menyatakan bahwa setiap perilaku memiliki tipe dan

tujuan (Muhlis dan Norkholis, 2016). Weber membentuk empat tipe perilaku berdasarkan

tipe individu yaitu perilaku tradisional, perilaku afektif, rasionalitas instrumental dan

rasionalitas nilai. Berikut ini penjabaran oleh Jones et al., (2011) dalam bentuk yang lebih

operasional ketika digunakan untuk memahami pelakunya dari klasifikasi empat perilaku

menurut Max Weber:

a. Perilaku tradisional bermakna perilaku yang ditentukan oleh cara bertindak aktor yang

biasa dan lazim dilakukan seperti saya melakukan ini karena saya selalu

melakukannya.

b. Perilaku afektif bermakna perilaku yang ditentukan oleh emosi aktor seperti apa boleh

buat saya lakukan

c. Rasionalitas Instrumental bermakna tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap

perilaku objek dalam lingkungan dan perilaku manusia seperti tindakan ini paling

efisien untuk mencapai tujuan ini

d. Rasionalitas nilai bermakna Tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh

kesadaran akan nilai perilaku etis, estetis, relligius atau bentuk perilaku lain, yang

5
terlepas dari prospek keberhasilan seperti saya hanya tahu melakukan ini.

6
6

Jakarta sebagai kota kosmopolitan kemudian mewujudkan bentuk masyarakat urban.

Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community, pengertian masyarakat kota

lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda

dengan masyarakat pedesaan (Muhammad, 2017). Faktor ekonomi merupakan salah satu

persoalan bagi masyarakat urban, namun dibalik persoalan itu sifat konsumerisnya sangat

tinggi. Sifat konsumeris merupakan ciri masyarakat urban, yakni belanja bukan karena

kebutuhan, namun karena gengsi (Zahra, Mustaqimmah, & Hendra, 2020). Masyarakat

urban Kota Jakarta, terutama kalangan bawah hidup di tempat yang padat penduduk.

Fenomena kepadatan penduduk di Kota Jakarta dapat kita lihat di beberapa kawasan.

Salah satu kawasan yang menjadi objek amatan peneliti adalah Sudirman Central Business

District (SCBD), kawasan ini yang menggambarkan sebuah Kawasan kosmopilitan di

mana terdapat banyak Gedung-gedung tinggi dan pemandangan yang sangat

merepresentasikan kemajuan dan peradaban. Kawasan ini menjadi menarik bagi anak-

anak muda urban yang berasal dari daerah penyangga Jakarta yaitu Citayam, Bojong

Gede, dan Depok. Kawasan ini adalah Kawasan yang beririsan langsung dengan kota

Jakarta. Karena proses kreatifitas menghasilkan ide kreatif maka anak-anak muda urban ini

memanfaatkan ruang publik untuk dijadikan arena fashion show. Mereka berjalan

berlenggak-lenggok layaknya para model professional mengenalkan rancangan mode dan

kreatifitas cara berpakaian mereka sebagai manifestasi ide kreatif.

3. Islam dan Akhlakul Karimah

Agama diangggap sebagai bagian kontruksi sosial (Wirawan, 2012). Yusuf (2018)

berpendapat bahwa perilaku sosial dan agama memiliki hubungan yang sangat erat dan tak

dapat dipisahkan satu sama lain. Perilaku sosial keagamaan yaitu tindakan yang memiliki

tipe kuat dalam menjalakan ajaran agama yang dimaknainya sebagai ibadah

7
kedalam bentuk keputusan tindakan sosial yang konkret dan bermakna bagi sesama dan

lingkunganya (Octaviayani, 2020).

Dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 102, Allah SWT berfirman:

‫ْال َو َساِئ ُل‬


ِ ‫لَهَا َأحْ كَا ُم ْال َمقَا‬
‫ص ِد‬

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadanya dan" :
janganlah
Bertakwa kepada Allah merupakan kewajiban para muslim dalam melaksana kan perintah

dan menjauhi larangan.

Bertakwa kepada Allah sangat penting untuk dijadikan landasan dalam menjadi kehidupan

sehari-hari, baik lahir atau batin. Bertakwa berarti menjalankan segala yang diperintahan

Allah dan menjauhi segala yang dilarang Allah SWT.

Sebagai panduan berperilaku Islam memberi panutan agar berperilaku sesuai dengan

tuntunan nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al Qolam ayat 4:

‫عظي „م خ ق لَ و ِإنَّك‬
‫ل َعلَى‬
Artinya; “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Dilihat dari sudut pandang agama terutama ilmu fiqih. Agama menyerahkan sepenuhnya

untuk berkreasi dalam berpakaian asalkan mengikuti aturan Islam. Artinya, tidak

menjelaskan secara detail model pakaiannya, tetapi Islam menjabarkan aturan umum

seperti dan berpakaian yang mesti diamalkan.

C. Penelitian Relevan

NO PENELITIAN PERSAMAAN PERBEDAAN


1 Judul: Sama-sama membahas 1. Lokasi penelitian:
1. kreatifitas seni Lokasi penelitian
Komunikasi Seni:
Representasi Masyarakat
pada masyarakat ini di Kota
Urban di Kota Bandung urban Bandung,
dalam Bingkai Karya Seni sedangkan penulis
2. Perilaku sosial
melakukan
masyarakat urban
8
8
Karya Mufty Priyanka penelitian di Kota
Nama Peneliti: Warsana. Jakarta
D, dkk 2. Metode Penelitian:
Dipublikasin Pada: metode penelitian
Komunikasiana, Jurnal of ini menggunakan
Communication Studies metode kualitatif
deskriptif, penulis
Hasil Penelitian: menggunakan
metode penelitian
Ditemukan bahwa karya
Analisis Content
yang muncul merupakan
wujud representasi gejala
sosial yang dituangkan
dalam bentuk karya seni
dan secara tidak langsung
maka pada karya seni
Mufty Priyanka menjadi
media komunikasi
penciptanya merespon
berbagai isu terkait gejala
serta interaksi sosial yang
muncul di kawasan padat
penduduk, atau kawasan
yang muncul di tengah
hiruk pikuk masyarakat
urban Bandung dalam
perspektif seni.

2 Judul: Sama-sama menbahas 1. Fokus penelitian ini


perilaku gaya hidup adalah perilaku anak
Makna Gaya Hidup Tengah
Malam Anak Muda Urban di
anak muda urban muda urban di café
Branded Convenience Store sedang focus
dan Café 24 Jam penelitian penulis
adalah perilaku anak
Nama Peneliti: muda dalam
Bambang Sukma Wijaya berkreatifitas.
Dipublikasin Pada: 2. Metode penelitian
ini menggunakan
Jurnal Ilmu metode etnografis
Komunikasi, Volume kritis, sedang
12, Nomor 2, penulis
Mei- Agustus 2014, menggunakan
halaman 163-179 metode Analisys
Hasil Penelitian: content.
penulis menemukan bahwa
begadang bagi anak muda
urban merupakan ekspresi
dan aspirasi insomniak yang
berkelindan dengan pleasure
sosial, hasrat kesuksesan dan
konstruksi identitas. Wacana
9
9
personal ini tidak terlepas
dari kuasa wacana media
dan sosial yang
berkembang di masyarakat,
sementara secara ekonomi-
politik, komodifikasi
begadang oleh media dan
merek
memberikan dampak yang
signifikan bagi
‘kelangsungan hidup’ media
dan merek (convenience
store dan café) tersebut.

1
0
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Analisis

Konten (Content Analysis). Menurut Ahmad (2018) Analisis isi merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk mengetahui kecenderungan isi komunikasi. Ada dua

pendekatan yang sering digunakan yaitu analisis isi kuantitatif dan analisis isi kualitatif.

Rahmat Kriyantono dalam Ahmad (2018) menjelaskan teknik sistematis digunakan untuk

menganalisis suatu pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan mengnalisis isi perilaku

kominikasi yang terbuka dari komunikator yang terpilih. Penelitian ini memahami

kreatifitas dan perilaku anak muda urban yang meramaikan Citayam Fashion Week dalam

perspektif Islam. Data yang didapat akan dianalisis dengan metode analisis wacana

(Discourse Analysis).

B. Populasi dan Sampel

Sumber data penelitian ini adalah media online akun dakwah yang diambil dari

youtube.com Teknik pengambilan subjek penelitian yaitu menggunakan purposive

sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dimana kelompok sampel ditargetkan

memiliki atribut- atribut tertentu. Penulis mengambil enam akun dakwah dari

youtube.com.

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan

Analisa konten dakwah pada youtube.com

1. Observasi sebagai Data Primer

Selama pengumpulan data, kami melakukan observasi. Observasi dilakukan pada hari

1
Sabtu, 2 Juni 2022 (hari libur) mulai pukul 10.00 – 13.00. Observasi secara langsung

1
dilakukan tanpa perantara. Observasi ini untuk penelitian tentang ada nya sistematik

yang terjadi di Citayam Fashion Week, bagaimana cara berpakaiannya saat fashion

show, seperti apa saja memanfaatkan Citayam Fashion Week. Hal tersebut dapat

ditinjau dari beberapa cara tentang terjadinya kegiatan, bagaimana pakaiannya yang

sopan, rencana yang mereka lakukan adalah untuk terjadinya fashion show.

2. Data Sekunder

Media online yang diteliti adalah akun konten dakwah dari youtube.com, dengan

kategori topik pembahasan Citayam fashion Week.

D. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisis wacana (discourse analysis). Analisa wacana adalah

suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana (discourse) yang terdapat atau terkandung

dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Penelitian ini

menggunakan teknik pengolahan data dengan tiga tahapan yaitu mereduksi data, penyajian

data, serta menganalisa hasil penelitian.

1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Observasi

Berikut ini penjabaran hasil penelitian dari panduang observasi. Saat kami turun dari

stasiun Sudirman, terlihat Gedung-gedung tinggi dan indah sepeeti Gedung

perkantoran, café, sentra bisnis, dan. Lain-lain. Kami berada di Kawasan BNI, di sini

banyak pengunjung yang berswafoto karena pemandangannya sangat cosmopolitan.

Aktifitas yang kami temukan di sana adalah pengunjung yang sebagian besar anak

muda melakukan:

a. Berjalan di atas zebra cross seperti layaknya melakukan fashion show;

b. Menjadi penonton kegiatan fashion show;

c. Berkumpul dengan teman sekedar menikmati suasana;

d. Pertunjukan musik;

e. Fotografi terkait kegiatan dan Gedung-gedung sekitar;

Selain itu kami juga melihat adanya beberapa public figure yang datang. Yang

menarik bagi kami adalah cara anak muda dalam berpakaian, di sana kami

melgamati bahwa pakaian yang mereka kenakan itu sangat berfariatif baik dari segi

warna dan model. Pengunjung yang datang ke sana pun terlihat tidak semuanya

dari kalangan menegah tetapi juga banyak dari kalangan kelas bawah terlohat dari

pakaian yang mereka kenakan. Berikut ini gambar suasana di Kawasan Citayam

fashion Week;

1
Gambar 3. 1 Anak muda yang hanya mengunjungi

Gambar 3. 2 Berjalan di atas zebra cross

2. Kontruksi Kategori Media online

Pada penelitian ini kami melakukan analisis tiga aspek yaitu topik, nara sumber, dan

pemberitaan pada akun dakwah dari youtube.com. Topik yang kami ambil adalah

“Citayam Fashion Week”. Berikut adalah hasil ceramah yang telah kami

transkripsikan ke dalam teks:

NO 1
Nama Akun Adi Hidayat Official
Judul UAH Berbicara Tentang Citayam Fashion Week
Nara Sumber Ustadz Adi Hidayat
Isi “Hal ini bila kita pandang dari sudut yang positif adalah satu
peluang besar untuk diisi dengan lahirnya berbagai macam
karya-karya produktif”, ucap ustadz Adi Hidayat.
Oleh karena itu, penting menyikapi permasalahan yang
terjadi dengan melihat dari segi positif. Banyak hal yang
bisa ditampilkan ke ruang public, tentunya dengan aura
yang
positif.
1
Tabel 3.1 transkripsi ceramah ustadz Adi Hidayat

NO 2
Nama Akun Habib Husein Ja’far Short
Judul TANGGAPAN HABIB HUSEIN TENTANG CITAYAM
FASHION WEEK
Nara Sumber Habib Ja’far
Isi “Fenomena SCBD itu ya memang ada hal-hal yang salah di
dalamya, tentu kita semua tahu dan bukan hanya di SCBD,
di tempat tongkrongan manapun belum melihat ada sisi
buruknya,” ucap Habib Ja’far.
“Hal positif lain yang gue temui itu adalah satu ruang public
dimana anak-anak muda mengekspresikan eksistensinya,”
ujarnya.
Maksudnya, dimana ruang public baru yang memberi ruang
bagi khususnya anak muda urban di Jakarta untuk
silahturahmi, berekspresi, menyalurkan hobi, dan lain
sebagainya.

Tabel 3.2 transkripsi ceramah Habib Za’far

NO 3
Nama Akun TGB LOVERS
Judul TUAN GURU BAJANG BUKA SUARA SOAL CITAYAM
FASHION WEEK! Pengajian menyambut 1 muharram 1444 H

Nara Sumber Tuan Guru Bajang


Isi “Anak-anak muda laki-laki dan perempuan yang berlari-lari
bahkan mereka tinggal di situ, tidur di emperan hanya untuk
bisa nyebrang jalan sambil joget-joget,” ucapannya.
“Bukannya kalau ada orang-orang seperti itu kan istilahnya
diobati, diingatkan. Bukan lalu kemudian diberikan ruang
untuk kemudian semau-maunya, Innalillahi,” Jelasnya.
TGB menyebutkan bahwa fenomena seperti citayam ini juga
tak lepas dari kondisi rumah dan keluarga. Oleh sebab itu
TGB mengajak para orang tua turut untuk merenungkannya
baik-
baik dan turut berperan dalam mendidik anak.

Tabel 3.3 transkripsi Ceramah Tuan Guru Bajang

NO 4
Nama Akun ReligiOne.
Judul Citayem Fashion Week, Antara Maslahat dan Mudarat
Nara Sumber Ustadz Das’ad Latief
Isi Negara harus hadir untuk menghadirkan ruang untuk generasi
1
muda. Berikan solusi jangan hanya dilarang.
“Nah buatlah sesuatu yang namanya creative content creator
itu kan kreatif, kreatif ini yang punya ide, ide itu ini yang
positif ya sudah manfaatkan itu dengan sebaik-baiknya
supaya tetap eksis. Tapi ingat tidak ada keburukan yang
eksis begitu sudah tarik perhatian, sudah bagaimana caranya
kooperatif kan itu dalam dunia dakwah,” Jelasnya.
“Ya nah jalan terbaiknya adalah kita membuat kreativitas
yang tidak melnggar norma-norma agama dan norma
sosial,” ujarnya.
Artinya buatlah ide-ide yang positif dan tidak cari perhatian
dengan hal yang buruk.

Tabel 3.4 transkripsi Ceramah ustadz Das’ad Latief

NO 5
Nama Akun Andalus
Judul Sisi Gelap Citayam Fashion Week SCBD dalam Pandangan
Islam
Nara Sumber Ustadz Izzul Mujahid, LC
Isi “Sebagai seorang muslim yang melihat fenomena tersebut
dari sudut pandang Islam, tentu ini merupakan fenomena
kejahiliyah,” ujarnya.
“Disebut fenomena kejahiliyah karena di sana terdapat
ekspresi yang tidak benar, contoh ada gaya-gaya LGBT,”
tutur ustadz.
Ustadz Izzul Mujahid juga menjelaskan jika gaya-gaya pada
LGBT dan perbuatannya dilaknat oleh Allah.
Ustadz Izzul Mujahid kembali menjelaskan “bahkan para
ulama mengharamkan seorang laki-laki yang berjalan
berlenggak-lenggok menyerupai perempuan, demikian pula
perempuan yang bergaya seperti laki-laki maka hukumnya
haram.”

Tabel 3.5 transkripsi Ceramah Ustadz Izul Mujahid, LC

NO 6
Nama Akun STAIINDO JKT PRODUCTION
Judul Citayam Fashion Week Bubar, Bagaimana Tanggapan
Ustadz?
Nara Sumber Ustadz Lutfi Faridil Aftros
Isi “SCBD itu bukan hanya nantinya menjadi tontonan tapi juga
tuntunan karena memang pendakwah itu berperan aktif
untuk memberikan pemahaman nilai pakaian yang baik tapi
tidak mengurangi daripada style zaman sekarang,” ucapnya.
“ini loh cara bergaya yang baik tapi tidak mengurangi style
zaman sekarang artinya supaya tidak ditunggangi oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, kalau nggak

1
sesuai dengan syariat terus jadi tuntunan, kasian generasi
yang akan datang melihat itu sebagai hal yang wajar ini
memang harus ada peran penting pendapat seperti itu sih,”
lanjutnya.

Tabel 3.6 transkripsi Ceramah Ustadz Lutfi Faridil Aftros

1
1

B. Pembahasan

Dalam pembahasan hasil penelitian ini kami menggunakan Analisis wacana (discourse

analysis), di mana metode ini digunakan untuk mengkaji wacana (discourse) yang terdapat

atau terkandung dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual.

Analisis wacana cenderung untuk menjawab pertanyaan tentang “how‟ dan “why‟ dari

teks. Untuk menjawab Fokus penelitian kami yaitu untuk mengetahui bagaimana kreatifitas

anak muda urban dalam kegiatan Citayam fashion week dalam pandangan Islam, penulis

melihat ada perbedaan cara pandang pakar Agama Islam yang membahas fenomena

Citayam Fashion Week sebagai berikut:

1. Yang berpandangan positif

Dalam hal ini Citayam Fashion Week dipandang positif karena terdapat temuan-temuan

budaya kreatif. Nilai positif bisa dilihat dari

a. merekatnya sekatan-sekatan budaya. Anak muda datang kesana adalah anak-anak

dari berbagai kalangan dan daerah persatuan diikat dengan falsafah kebangsaan.

b. Kawasan SCBD digunakan untuk tempat bersilaturahmi, bersosialisasi, membagi

ide dengan orang yang mempunyai ide yang sama.

c. Lokasi SCBD dapat dijadikan untuk unjuk kebolehan desain khususnya dalam

desain busana

d. Lokasi SCBD dapat dijadikan tempat untuk menyalurkan hobi seperti fotografi,

membuat konten media sosial, dan lain-lain

e. Dalam konteks ini anak remaja butuh ruang publik untuk

Ada kesamaan pesan antara Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Das’ad latief, Habib ja’far,

dan Ustadz Lutfi Faridil Aftros dimana keempatnya memandang tidak ada yang salah

dalam Citayam Fashion Week hanya saja perlu perbaikan di beberapa sisi agar dampak

negative yang tidak diinginkan tidak terjadi. Perlu adanya pemberdayaan dan edukasi

masyarakat.
1
1
2. Yang berpandangan negatif

Yang berpandangan negative pada Citayam Fashion Week ini adalah melihat dari sisi

temuan yang terjadi akibat dari viralnya kegiatan fashion week ini. Mareka

berpandangan:

a. Sebagai ajang untuk mepublikasikan hal-hal yang dianggap tabu di negara kita

seperti budaya LGBT

b. Dipandang sebagai fenomena kurangnya kasih sayang dari orang tua kepada

anaknya sehingga anak tersebut mencari jalan lain untuk mengekspresikan diri

c. Hanya dijadikan tempat untuk kumpul-kumpil saja

d. Kreatifitas anak muda yang kebablasan karena sudah tidak sesuai dengan ajaran

Islam. Dikhawatirkan lupa diri, lupa dari fitrah, dan ujung-ujungnya akan terjadi

kehancuran.

Ada kesamaan pesan antara Ustadz Izzul Mujahid, LC dan Tuan Guru Bajang, dimana

keduanya memandang Citayam fashion Week adalah negatif, karena merupakan

budaya jahiliyah dan mengundang kehancuran.

Jika dilihat berdasarkan teori kebutuhan Abraham Maslow dimana kebutuhan

aktualisai diri adalah sebagai kebutuhan tertinggi, maka Citayam Fashion Week ini

adalah gambaran dari kreativitas anak muda urban dalam mengaktualisaskan diri

mereka. Anak-anak muda butuh menyalurkan ide kreatifnya tetapi membutuhan ruang

publik. Sayangnya pemerintah belum mengakses kebutuhan tersebut sehingga anak

muda urban menjadikan Kawasan SCBD sebagai tempat untuk menyalurkan ide

kreatifitas mereka. Dari mulai kebutuhan untuk membuat konten di media sosial juga

sebagai aktulaisasi pengakuan dari kaum terpinggirkan.

Jika dilihat dari teori perilaku sosial yang dikemukakan Max Weber, perilaku sosial

dikelompokkan berdasarkan tipe terdiri dari perilaku tradisional, perilaku afektif,

rasionalitas instrumentalis dan rasionalitas nilai. Berdasarkan tipe yang dikemukakan

Max Weber anak muda urban dapat dianalisa melalui hasil ceramah Tuan Guru Bajang
1
1
bahwa Citayam fashion Week sebagai gambaran anak yang kurang kasih sayang dari

orang tua merupakan perilaku tipe afektif dimana mereka datang untuk

mengaktualisasikan diri dan mencari jati diri.

Jika dilihat dari sudut pandang agama terutama ilmu fiqih. Agama menyerahkan

sepenuhnya untuk berkreasi dalam berpakaian asalkan mengikuti aturan Islam. Artinya,

tidak menjelaskan secara detail model pakaiannya, tetapi Islam menjabarkan aturan

umum seperti dan berpakaian yang mesti diamalkan.

Menurut pandangan agama Islam tentu perlu diluruskan tentang gaya berpakaiannya

dan cara berjalan anak muda CFW. Gaya berpakaian pada CFW memang sangat unik

dan menarik. Akan tetapi, gaya berpakaiannya asalkan mengikuti aturan ajaran Islam.

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Allah melaknat perempuan yang mengenakan

pakaian laki- laki dan laki-laki yang mengenakan pakaian perempuan.” Larangan ini

juga berkaitan dengan cara berbicara dan berjalan

1
BAB V
PENUTU
P

A. Kesimpulan

Penelitian ini menjawab rumusan masalah yang sebelumnya dipaparkan pada bab pendahuluan

yaitu: Bagaimana pandangan Agama Islam terhadap fenomena Citayam Fashion Week?

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam terkait fenomena

kreatifitas dan perilaku anak

2. Bagi anak muda hendaknya membuat tampilan positif, bermanfaat, punya nilai, bukan

hanya kumpul-kumpul.

3. Bagi Pemerintah Daerah hendaknya buat ruang terbuka, untuk aktualisasi anak bangsa

4. Bagi masyarakat hendaknya mengedukasi diri untuk membuat tampilan yang lebih

positif yang tidak melanggar agama

2
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. (2018). Desain penelitian analisis isi (Content analysis). Research Gate, 5(9), 1-20.

Baiquni., M, 2004., Membangun Pusat-Pusat di Pinggiran-Otonomi di Wilayah Kepulauan.

https://tafsirweb.com/11092-surat-al-qalam-ayat-4.htm. Diakses pada 9 Agustus 2022.

Jones, P., Badburry, L., & Boutillier, S. Le. (2011). Introducing Social Theory. Polity

Press.

Kabupaten Cirebon. Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1).

Kasto, 2002 Mobilitas penduduk dan dampaknya Terhadap Pembangunan Daerah


dalam Mobilitas Penduduk Indonesia; Tinjauan Lintas Disiplin. PSKK UGM,
Yogyakarta

Muhlis, A., Al Qur’an Dantafsir, Uin, I., & Yogyakarta, S. (2016). Analisis Tindakan Max
Weber: Living Hadis. Oktober, 1(2).

Nanie Asri. Yuliati.N PENINGKATAN KREATIVITAS SENI DALAM DESAIN BUSANA.


Jurnal Pendidikan Teknik Busana FT Universitas Negeri Yogyakarta. Vol.5, No. 2,
Agustus 2007 : 173 – 184

Sari, S. M. (2005). Peran ruang dalam menunjang perkembangan kreativitas anak. Dimensi
Interior, 3(1).

U Jaenudin. Teori-Teori Kepribadian. CV. Pustaka Setia. Bandung, 2015.

Warsana. D, dkk. Komunikasi Seni: Representasi Masyarakat Urban di Kota Bandung dalam Bingkai
Karya Seni Karya Mufty Priyanka. Jurnal Communication Studies. Vo. 3, No. , Juni 2022

2
22
Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN


23
24

Lampiran 2. Surat Pernyataan Keaslian


25

Lampiran 3. Surat Pengantar Kepala Madrasah

Anda mungkin juga menyukai