Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RMK

Pemindahtanganan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN

Matakuliah : Manajemen Aset dan Pengadaan Barang dan Jasa

NAMA : MASDAYATI

PROGRAM MAGISTER (S-2) PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN

SEMESTER I AKHIR TAHUN AKADEMIK 2022/2023


Pemindahtanganan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN

A. Pendahuluan

Barang Milik Negara (BMN) menurut Undang Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di dalam Peraturan Pemerintah
Nomor.27 Tahun 2014 Pengelolaan Barang Milik Negara dapat dilaksanakan
berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan
kepastian nilai, yang meliputi: 1. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran 2.
Pengadaan 3. Penggunaan 4. Pemanfaatan 5. Pengamanan dan Pemeliharaan 6.
Penilaian 7. Pemindahtanganan 8. Pemusnahan 9. Penghapusan 10. Penatausahaan 11.
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian.

B. Dasar Hukum

1. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan


Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara /Daerah.

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/PMK.06/2016 Tentang


Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan Dan Penghapusan Barang Milik Negara .

3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 165 /PMK.06/2021 Tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 Tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara .

C. Pembahasan

Pemindahtanganan BMN

Pemindahtanganan BMN adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara sebagai


tindak lanjut dari penghapusan.
Pemindahtanganan Barang Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan yang tidak
memerlukan persetujuan DPRD apabila:1
a) Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
b) Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan
dalam dokumen penganggaran;
c) Diperuntukkan bagi pegawai negeri;
d) Diperuntukkan bagi kepentingan umum;
e) Dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status
kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

Dalam pelaksanaannya, pemindahtanganan Barang Milik Negara dapat dilakukan dengan


cara penjualan dan tukar menukar, Hibah dan Penyertaan Modal. Bentuk-bentuk
pemindahtanganan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Penjualan dan Tukar Menukar

Penjualan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara kepada pihak lain
dengan menerima penggantian dalam bentuk uang. Penjualan Barang Milik Negara
dilakukan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara setempat, atau melalui Panitia
Pelelangan Terbatas untuk Barang Milik Negara yang bersifat khusus yang dibentuk
dengan Keputusan Kepala satuan kerja/kepala daerah dan hasil penjualan/pelelangan
tersebut disetor sepenuhnya ke Kas Negara/Daerah

Penjualan Barang Milik Negara yang dilakukan secara lelang meliputi barang bergerak
dan barang tidak bergerak. Barang bergerak antara lain kendaraan bermotor dan
barang tidak bergerak yaitu tanah dan bangunan.

2. Hibah
Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah, antar pemerintah daerah, atau dari pemerintah daerah kepada pihak lain, tanpa
memperoleh penggantian. Hibah dapat dilakukan untuk kepentingan sosial dan untuk
kepentingan penyelenggaraan pemerintah. Hibah untuk kepentingan sosial,
keagamaan dan kemanusiaan misalnya untuk kepentingan tempat ibadah, pendidikan,
kesehatan dan sejenisnya dan Hibah untuk kepentingan penyelenggaraan
pemerintahan yaitu Hibah antar tingkat Pemerintahan (Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah).

Syarat-syarat Barang Milik Negara yang dapat diHibahkan harus memenuhi hal-hal
sebagai berikut:
• Bukan merupakan barang rahasia negara/daerah;
• Bukan merupakan barang yang menguasai hajat hidup orang banyak;
• Tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dan
penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah.
Dalam pelaksanaannya Kepala Daerah menetapkan Barang Milik Negara berupa tanah
dan/atau Bangunan yang akan diHibahkan sesuai batas kewenangannya. Hibah Barang
Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan yang telah diserahkan kepada
pengelola yang sejak awal pengadaaannya direncanakan untuk diHibahkan sesuai
yang tercantum dalam dokumen penganggaran, dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan Kepala Daerah;

Hibah Barang Milik Negara selain Tanah dan/atau Bangunan dengan nilai sampai
dengan Rp5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dilaksananakan oleh Kepala Daerah
tanpa persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Penyertaan Modal
Penyertaan Modal pemerintah daerah adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik
Negara yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan
yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada Badan
Usaha Milik Negara/Daerah atau badan hukum lainnya.

Penyertaan modal pemerintah daerah atas Barang Milik Negara dilakukan dalam rangka
pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah atau
badan hukum lainnya yang dimiliki oleh Pemerintah dan swasta. Pertimbangan
penyertaan modal daerah dilaksanakan atas Barang Milik Negara yang sejak awal
pengadaaannya direncanakan untuk Penyertaan Modal dan Barang Milik Negara akan
lebih optimal apabila dilakukan melalui Penyertaan Modal.

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dilaksanakan terhadap Tanah dan/atau


Bangunan yang telah diserahkan oleh pengguna kepada Kepala Daerah atau terhadap
Tanah dan/atau Bangunan yang sejak awal direncanakan untuk Penyertaan Modal.
Penyertaan Modal pemerintah daerah dapat juga dilakukan terhadap Barang Milik
Negara selain Tanah dan/atau Bangunan. Kepala Daerah menetapkan Barang Milik
Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan yang akan dijadikan untuk Penyertaan Modal
daerah sesuai batas kewenangannya.

Pemusnahan BMN

1. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/ atau kegunaan BMN.

2. Pemusnahan BMN dilakukan dalam hal BMN tidak dapat digunakan, tidak
dimanfaatkan, dan/ atau tidak dipindahtangankan; atau Penghapusan BMN atau
terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Pemusnahan BMN dilakukan dengan : 1. dibakar; 2. dihancurkan; 3. ditimbun; 4.


ditenggelamkan; 5. dirobohkan; atau 6. cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. BMN yang dihapus dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan dan dilaporkan
kepada Pengelola Barang, untuk Pemusnahan BMN yang berada pada Pengguna
Barang

5. Objek Penghapusan BMN bangunan yaitu selain tanah dan/ atau bangunan yang
berada pada Pengelola Barang/ Pengguna Barang

6. Penghapusan BMN meliputi:

a. Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengelola;

b. Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa
Pengguna; dan

c. Penghapusan BMN dari Daftar Barang Milik Negara .

7. Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengelola Pengelola Barang karena: a.


penyerahan kepada Pengguna Barang; b. Pemindahtanganan; adanya putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada
upaya hukum lainnya; menjalankan ketentuan peraturan perundangundangan;
Pemusnahan; atau sebab-sebab lain.

8. Penghapusan BMN dilakukan dengan menerbitkan keputusan Penghapusan BMN.

9. Penghapusan BMN dilaksanakan oleh: a. Pengelola Barang, untuk BMN yang


berada pada Pengelola Barang; b. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan
Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang.

10. Penghapusan dapat dilakukan terhadap BMN berupa:

a. tanah clan/ atau bangunan;

b. selain tanah dan/atau bangunan. yang berada pada Pengelola Barang/ Pengguna
Barang.

11. BMN selain tanah dan/ atau bangunan sebagaimana dimaksud termasuk tetapi tidak
terbatas pada BMN berupa perangkat lunak (software) komputer, lisensi, waralaba
(franchise), hak paten, hak cipta, dan hasil kajian/penelitian yang memberikan
manfaat jangka panJang.

Penghapusan BMN

Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Dalam pelaksanaannya pengelolaan
Barang Milik Negara meliputi, perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan
tuntutan ganti rugi.
Pengelolaan Barang Milik Negara dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian
nilai.

Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna barang dan/atau pengelola
barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.

Penghapusan Barang Milik Daerah meliputi:

a) penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna;


b) penghapusan dari Daftar Barang Milik Negara/Daerah.

Penghapusan Barang Milik Negara dari Daftar Barang Pengguna dan/atau kuasa
pengguna dilakukan dalam hal Barang Milik Negara dimaksud sudah tidak berada
dalam penguasaan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang.
Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau kuasa pengguna dilakukan
dengan penerbitan surat keputusan penghapusan dari :

a) Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang untuk


Barang Milik Negara;
b) Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota atas
usul Pengelola Barang untuk Barang Milik Daerah.

Pelaksanaan atas penghapusan wajib dilaporkan kepada Pengelola Barang.

Penghapusan Barang Milik Negara dari daftar Barang Milik Negara dilakukan dalam
hal Barang Milik Negara dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan
atau karena sebab-sebab lain. Penghapusan barang milik negara/daerah dengan
tindak lanjut pemusnahan dilakukan apabila Barang Milik Negara/Daerah dimaksud :

a) Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat


dipindahtangankan;
b) Alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pada prinsipnya semua Barang Milik Daerah dapat dihapuskan, yaitu.2

a) Penghapusan barang tidak bergerak


Penghapusan barang tidak bergerak berdasarkan pertimbangan/alasan-alasan
sebagai berikut:
1) rusak berat, terkena bencana alam/force majeure;
2) tidak dapat digunakan secara optimal (idle);
3) terkena planologi kota.;
4) kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas;
5) penyatuan lokasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi; dan
6) pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis Hankam.

b) Penghapusan barang bergerak


Penghapusan barang bergerak berdasarkan pertimbangan/alasan-alasan sebagai
berikut :
1) Pertimbangan Teknis, antara lain:
(a) secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis
bila diperbaiki.
(b) secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi.
(c) telah melampaui batas waktu kegunaannya/kedaluwarsa.
(d) karena penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi dan
sebagainya.
(e) selisih kurang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan/susut
dalam penyimpanan/pengangkutan.

2) Pertimbangan Ekonomis, antara lain :


(a) Untuk optimalisasi Barang Milik Negara yang berlebih atau idle.
(b) Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dihapus,
karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat
yang diperoleh.

3) Karena hilang/kekurangan perbendaharaan atau kerugian, yang disebabkan:


(a) Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang.
(b) Diluar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/atau Pengurus Barang.
(c) Mati, bagi tanaman atau hewan/ternak.
(d) Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga (force majeure)

Anda mungkin juga menyukai