RANCANGAN AKSI PERUBAHAN - PKP - XII - 2 Faisal Rachmat
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN - PKP - XII - 2 Faisal Rachmat
Disusun oleh:
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Kecamatan Ciwandan terdiri dari 6 (enam) kelurahan diantaranya kelurahan Gunung
sugih, Kepuh, Randakari, Tegal Ratu, Banjar Negara, dan Kubangsari. Dengan Jumlah
DHKP (daftar himpunan ketetapan dan pembayaran) di wilayah UPT II Kota Cilegon
sebanyak 50.163 Objek Pajak, dimana DHKP tersebut dibagi menjadi 5 bagian buku 1
Rp. 1 S/d Rp. 100.000, Buku 2 Rp. 100.001 S/d Rp. 500.000, Buku 3 Rp. 500.001 S/d
1.000.000, Buku 4 Rp. 1.000.001 S/d Rp. 5.000.000 dan Buku 5 Rp. 5.000.000 ≥
dengan nilai target PAD wilayah UPT 2 Kota Cilegon pada tahun 2023 sebesar Rp.
85.000.000.000 (Delapan Puluh Lima Milyar)
Kantor UPT wilayah II Kota Cilegon yang berlokasi di Jl. Buyut Arman
No.84 Rt001/001 Kel. Citangkil Kec. Citangkil berada di pusat Kota Cilegon. Sehingga
Jarak/jangkauan dan transportasi menjadi kendala besar dalam keterjangkauan Wajib
Pajak yang berada di wilayah Kecamatan Ciwandan. Sedangkan akses internet sudah
cukup memuaskan, dimana program pemerintah kota cilegon menyelenggarakan akses
bagi warga di tiap-tiap kelurahan terdapat 11 titik akses point.
Keterbatasan jarak dan transportasi juga menjadi salah satu kendala terhadap
target PAD ataupun SPPT yang akan di distribusikan oleh petugas kepada masyarakat,
keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran juga berperan besar terhadap kurang
lebarnya jangkauan pemberian informasi.
3
digital. Inovasi ini tentu sejalan dengan kebijakan E-government dan pelayanan publik
digital, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi. Dimana dalam evaluasi RB terdapat delapan area perubahan yang
mewakili setiap program perubahan. Salah satu yang berkaitan SPBE adalah Penataan
Tatalaksana. Dalam tatalaksana, penerapan SPBE diharapkan dapat meningkatkan
penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses manajemen pemerintah
untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Walaupun inovasi ini masih
bersifat sederhana namun tidak menutup kemungkinan bahwa inovasi ini dapat
dikembangkan menggunakan teknologi lebih maju.
1. Jangka Pendek
a. Terbentuknya tim efektif pembuatan Media Layanan Informasi, Konsultasi,
Pengaduan, dan Pendaftaran Nomor Antrian Online (SIPENA : Sistem
Informasi dan Pendaftaran Nomor Antrian);
b. Tersedianya data informasi persyaratan pendaftaran Objek Pajak Baru PBB-P2,
Mutasi objek/subjek PBB-P2 dan Pembetulan PBB-P2;
4
c. Tersedianya ruang konsultasi online dengan petugas pajak terkait pemberian
informasi tata cara permohonan salinan, permohonan keberatan, permohonan
penghapusan/pembatalan, permohonan pengurangan dan permohonan
restitusi/kompensasi PBB-P2;
d. Selesainya pembuatan media layanan SIPENA;
e. Terlaksananya sosialisasi media layanan SIPENA kepada masyarakat di Kota
Cilegon khususnya wilayah Kecamatan Citangkil dan Ciwandan sebagai
pengguna;
f. Terlaksananya penyempurnaan media layanan SIPENA sebagai feedback dari
ujicoba media;
g. Terlaksananya launching layanan SIPENA;
h. Terwujudnya implementasi media layanan SIPENA di UPT 1, UPT 3 dan UPT
4.
2. Jangka Menengah
a. Terlaksananya evaluasi terhadap layanan SIPENA
b. Terlaksananya Website UPT Wilayah II Kota Cilegon
c. Terlaksananya penyempurnaan media layanan SIPENA dimasukan kedalam
websiter resmi UPT
d. Terlaksananya pengajuan anggaran belanja modal sebagai penunjang media
layanan SIPENA
e. Terlaksananya sosialisasi media layanan SIPENA pada Website
f. Terwujudnya implementasi layanan SIPENA pada website kepada masyarakat
pengguna
3. Jangka Panjang
a. Terlaksananya evaluasi terhadap layanan SIPENA
b. Terlaksananya penyempurnaan layanan SIPENA cek tagihan otomatis
5
b. Pelaksanaan layanan informasi, pengaduan, layanan dan pendaftaran nomor
antrian online
3. Eksternal
1. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap informasi terkait tata
cara/prosedur dan persyaratan pelayanan PBB-P2;
2. Masyarakat dapat berkontribusi dalam pencegahan KKN dengan melaporkan
pelanggaran hukum yang terjadi di bidang PBB-P2
3. Masyarakat dapat berkonsultasi terkait berapa tagihan pajak terhutang dan
status progres penerbitan SKNJOP sudah sampai mana
6
BAB II
PROFIL KINERJA PELAYANAN
7
11. Melaksanakan kegiatan pelayanan validasi BPHTB dengan melakukan
pemeriksaan berkas permohonan dan pemeriksaan lapangan dan diteruskan hingga
proses Mutasi SPPT PBB-P2;
12. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Sruktur Organisasi
UPT Pelayanan Pajak Wilayah II Kota Cilegon
Tugas Pokok yang diamanatkan dalam Peraturan Wali Kota Cilegon Nomor 6
Tahun 2019 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi,
Uraian Tugas dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah tersebut diatas dijabarkan kedalam peta proses
bisnis/kegiatan utama UPT Pelayanan Pajak Wilayah II Kota Cilegon sebagai berikut :
1. kegiatan penyebaran SPPT PBB-P2 Pajak Bumi dan Bangungan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2);
2. kegiatan pelayanan Pemberian Informasi PBB-P2 (Penerbitan SKNJOP);
3. kegiatan pelayanan pendaftaran Objek Pajak Baru PBB-P2 (Penerbitan SKNJOP);
4. kegiatan pelayanan Mutasi objek/subjek PBB-P2 (Penerbitan SKNJOP);
5. kegiatan pelayanan pembetulan PBB-P2 (Penerbitan SKNJOP);
6. kegiatan pelayanan dan melaksanakan pemeriksaan berkas permohonan dan
pemeriksaan lapangan terkait dengan permohonan salinan, permohonan keberatan,
permohonan penghapusan/pembatalan dan permohonan pengurangan dan
permohonan restitusi/kompensasi terkait PBB-P2
8
7. verifikasi piutang PBB-P2 (Nota Dinas ke Bidang Pajak);
8. kegiatan pendataan dan pendaftaran Objek Pajak Baru (ekstensifikasi) Pajak
Daerah lainnya selain Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2) (Nota Dinas ke Bidang Pajak);
9. kegiatan pelayanan validasi BPHTB dengan melakukan pemeriksaan berkas
permohonan dan pemeriksaan lapangan dan diteruskan hingga proses Mutasi SPPT
PBB-P2 (Nota Dinas ke Bidang Pajak);
10. Pengendalian Sistem Manajemen (Manajemen Internal, Manajemen Mutu,
Manajemen Perubahan)
9
tidak memadai contoh banyak BMD yang sudah tidak laiak pakai bahkan rusak
sperti pc 6 unit rusak, ac pada ruang pelayanan yang sudah rusak sehingga
masyarakat yang datang di ruang pelayanan kurang nyaman dikarenakan suhu
ruangan yang tidak memadai)
f. Minimnya pemanfaatan teknologi guna membantu kerja organisasi (tingkat
kinerja organisasi kurang optimal semua pelayanan masih berbasis tradisional)
g. Waktu yang dibutuhkan untuk memproses permohonan terbilang lama
(kemampuan dari mulai inbound logistics sampai dengan outbond logistics
secara Peraruturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah terbilang lama
maksimal 3 (tiga) bulan)
h. Kurang optimalnya unit pelayanan konsultasi dalam memberikan layanan
informasi, pengaduan dan konsultasi (metode layanan informasi, pengaduan
dan konsultasi masih menggunakan metode konvensional yaitu layanan tatap
muka langsung)
i. Tidak adanya mesin antrian (kurangnya sarana dan prasarana pada mesin
antrian, lonjakan masyarakat yang datang ke kantor UPT pelayanan Pajak
Wilayah II Kota Cilegon pada saat mendekati jatuh tempo sangat padat
sehingga pernah terjadi keributan dikarenakan kelalaian petugas dalam
menyebutkan nomor antrian)
2. Eksternal
a. Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat/ terhadap regulasi atau ketentuan-
ketentuan di bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2) (karena tidak mendapat informasi, informasi yang disampaikan tidak jelas
atau sulit dipahami, ragam latar belakang tingkat pendidikan)
b. Ketidakpedulian masyarakat/ dalam mencari informasi terkait PBB-P2 (karena
keterbatasan waktu, jarak tempuh dan biaya)
c. Ketidaktahuan Masyarakat/ tentang tata cara/prosedur dan persyaratan
pelayanan PBB-P2
d. Masih ada ketakutan atau ketidakpedulian masyarakat untuk melaporkan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh petugas lapangan.
10
2.3. Kondisi Unit Kerja Yang Diharapkan
Kondisi ideal dari pelaksanaan tugas dan fungsi UPT Pelayanan Pajak
Wilayah II Kota Cilegon adalah berjalannya proses pelayanan informasi, Konsultasi,
dan pengaduan masyarakat ditambah layanan lainnya yang menjadi tanggung jawab
UPT Pelayanan Pajak Wilayah II Kota Cilegon menjadi satu layanan berbasis digital
secara efektif dan efisien. Hal ini dapat terlaksana dengan perbaikan beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Masyarakat tahu dan paham tentang tata cara/prosedur dan persyaratan pelayanan
PBB-P2;
2. Unit pelayanan konsultasi dapat berfungsi optimal dalam memberikan layanan
informasi dan pengaduan serta layanan terkait penerbitan SKNJOP;
3. Masyarakat dapat berkontribusi dalam pencegahan kejahatan Korupsi, Kolusi dan
Nepotismen di Bidang PBB-P2 dengan melaporkan pelanggaran hukum yang
terjadi disekitarnya tanpa khawatir identitas tersebar;
4. Diturutsertakan Pendidikan dan Pelatihan terkait PBB-P2 agar petugas pelayanan
memiliki kompetensi/pengetahuan terkait proses pendaftaran OP Baru, Mutasi
Objek/Subjek, dan Pembetulan;
5. Terakomodirnya anggaran, agar penunjang sarana dan prasarana memadai
sehingga akan tercapainya pelayanan publik yang prima;
6. Revisi Peraturan Walikota Cilegon Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Uraian Tugas, dan Tata Cara Kerja
Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
dikarenakan sudah tidak sesuai dengan nomenklatur baru yaitu Peraturan Wali Kota
Cilegon Nomor 26 Tahun 2022 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset
Daerah.
Dengan peningkatan pada keenam faktor diatas, tugas dan fungsi UPT
Pelayanan Pajak Daerah Wilayah II Kota Cilegon dapat berjalan lebih baik, efektif dan
efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai
stakeholder.
11
BAB III
ANALISA MASALAH PELAYANAN
12
Berdasarkan isu aktual yang telah terindentifikasi tersebut, selanjutnya
dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dam Kelayakan (APKL) teknik APKL yang dibuat adalah teknik yang
digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat
faktor, yaitu :
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga
sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang;
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat
menjadi isu prioritas.1
KRITERIA KET
No MASALAH MASALAH
A P K L Ket
1 Kurangnya kompetensi petugas pelayanan √ √ √ √ Memenuhi Syarat
2 Menurunnya kinerja pegawai non ASN √ √ √ √ Memenuhi Syarat
3 Kurang optimalnya unit pelayanan konsultasi √ √ √ √ Memenuhi Syarat
dalam memberikan layanan informasi,
pengaduan dan konsultasi.
4 kurangnya sarana dan prasarana mesin antrian √ √ √ √ Memenuhi Syarat
1
Hadi Kurniawan Apt, “Analisis Penetapan Isu dengan APKL dan USG”,
(http://hadikurniawanapt.blogspot.com/2020/12/analisis-penetapan-isu-dengan-apkl-dan.html, 20 Agustus
2023)
13
5 banyak masyarakat yang tidak paham regulasi √ √ √ √ Memenuhi Syarat
dan ketentuan-ketentuan di bidang Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan
(PBB-P2)
6 kurang pedulinya masyarakat dalam mencari √ √ √ Tidak Memenuhi Syarat
informasi terkait PBB-P2
7 masih ada ketakutan atau ketidakpedulian √ √ √ √ Memenuhi Syarat
masyarakat untuk melaporkan pelanggaran
hukum dibidang PBB-P2
Keenam isu terpilih diatas selanjutnya akan dianalisis dengan metode USG
(Urgency, Seriousness, dan Growth) untuk melakukan penetapan prioritas isu. Urgency
artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera dibahas
dikaitkan dengan akibat yang di timbulkan. Growth adalah seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Hasil analisis
untuk keenam isu menggunakan USG sebagai berikut :
14
KRITERIA TOTAL PRIORIT
No MASALAH
U S G SKOR AS
1 Kurangnya kompetensi petugas pelayanan 5 4 4 13 III
2 Menurunnya kinerja pegawai non ASN 4 4 3 11 V
3 Kurang optimalnya unit pelayanan 5 5 5 15 I
konsultasi dalam memberikan layanan
informasi, pengaduan dan konsultasi.
4 kurangnya sarana dan prasarana mesin 5 4 5 14 II
antrian
5 banyak masyarakat yang tidak paham 4 4 4 12 IV
regulasi dan ketentuan-ketentuan di bidang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
Perkotaan (PBB-P2)
6 masih ada ketakutan atau ketidakpedulian 3 3 3 9 VI
masyarakat untuk melaporkan pelanggaran
hukum dibidang PBB-P2
15
2. Menurunnya kinerja pegawai non ASN
3. Kurang optimalnya unit pelayanan konsultasi dalam memberikan layanan
informasi, pengaduan dan konsultasi
(metode layanan informasi, pengaduan dan konsultasi masih menggunakan metode
konvensional yaitu layanan tatap muka langsung)
4. Keterbatasan sarana dan prasarana pada pelayanan
NILAI TARGET
FAKTOR KETERANGAN
KINERJA KINERJA
Manusia 4 5 1. Kompetensi
SDM kurang
2. Penurunan
Kinerja non ASN
Peralatan 4 5 1. Alat/mesin
antrian tidak ada
2. BMD diruang
pelayanan dan
ruang konsultasi
banyak yang
sudah tidak laiak
Metode Kerja 3 5 1. Media
komunikasi
kurang efektif
2. Jangkauan
terbatas
3. Metode masih
konvensional
16
Material 3 5 Sulit dipahami
Pembelajaran
Anggaran 2 5 Keterbatasan
anggaran untuk
melakukan kegiatan
sosialisasi dan
pengadaan BMD
MENURUNNYA KINERJA KOMPETENSI SDM PETUGAS PERALATAN : METODE KERJA : BAHAN SOSIALISASI ANGGARAN :
SDM PETUGAS PELAYANAN PELAYANAN KURANG - ALAT MESIN ANTRIAN - MEDIA LAYANAN DAN SULIT DIPAHAMI - JUMLAH PAGU
TIDAK ADA PENGADUAN KURANG TERBATAS
- TIDAK LAIAK NYA EFEKTIF
BMD/ SARPRAS - JANGKAUAN
DIRUANG PELAYANAN TERBATAS
DAN KONSULTASI - METODE MASIH
KONVENSIONAL DAN
BELUM BERBASIS
DIGITAL
17
pelayanan pemberian informasi dan
konsultasi masih konvensional
5 Bahan sosialisasi sulit dipahami Pembuatan bahan sosialisasi yang kreatif
dengan menambahkan unsur kearifan
lokal
6 Anggaran terbatas untuk melakukan Mengajukan penambahan anggaran
kegiatan sosialisasi dan pengadaan
BMD
KRITERIA TOTAL
NO SOLUSI PRIORITAS
KONTRIBUSI BIAYA LAYAK NILAI
1 Menambah SDM ASN 3 1 3 7 VI
Fungsi Petugas Pelayanan
2 Penambahan Pelatihan 4 2 3 9 IV
Petugas Pelayanan
3 Pembuatan media 4 4 5 13 II
pendaftaran online melalui
whatsapp dan penambahan
barang milik daerah
4 Pembuatan Media Layanan 5 4 5 14 I
Informasi, Konsultasi,
Pengaduan
5 Pembuatan bahan sosialisasi 4 1 3 8 V
yang kreatif dengan
menambahkan unsur
kearifan lokal
6 Mengajukan penambahan 2 5 3 10 III
anggaran
18
dengan solusi-solusi yang lain dianalisa dengan memberikan nilai yang sesuai.
Berdasarkan analisa Tapisan Mc Namara yang dilakukan, diperoleh solusi prioritas dari
pemecahan masalah/hambatan dalam pelaksanaan layanan digitalisasi berupa
pembuatan Media Layanan Informasi, Konsultasi, Pengaduan (Layanan SIPENA) yang
diberikan nilai 14 dengan rincian nilai 5 untuk kontribusi (karena solusi ini diharapkan
mampu mengatasi beberapa isu yang terjadi di Unit Kerja), nilai 4 untuk biaya (biaya
yang ditimbukan adalah terkait biaya sosialisasi, makan minum tim efektif dan biaya
lain2), dan nilai 5 untuk kelayakan (karena solusi ini pantas dan realistis dilakukan
dalam jangka pendek).
19
BAB IV
STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH
2. Akses mudah :
a. Melalui Komputer WA WEB maupun smartphone Whatsapp Android/IOS
b. Hampir seluruh masyarakat sudah tidak menggunakan pulsa dalam hal
komunikasi sudah beralih ke Whatsapp
c. Tidak memerlukan orang IT dalam hal settingan Auto Respond
20
3. Tersedia/dibangun secara gratis/ tanpa biaya
1. Jangka Pendek
WAKTU
OUTPUT
NO TAHAPAN TAHUN 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Konsultasi dengan kepala UPT 1. Arahan/petunjuk terkait
Pelayanan Pajak Wilayah II Kota media pendampingan
Cilegon selaku mentor/ pembimbing (notulensi)
2 Pembentukan Tim Efektif 1. SK Tim Efektif (Internal)
berisi tugas dan kewenangan
21
2. Jangka Menengah
WAKTU
OUTPUT
NO TAHAPAN TAHUN 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Evaluasi Media Layanan SIPENA User Feedback Layanan SIPENA
2 Pembuatan Website UPT Wilayah II Pembuatan Website ke Dinas
Kota Cilegon Komunikasi Informasi, Sandi dan
Statistik Kota Cilegon
3 Penyempuraa Media Layanan SIPENA Mengintegrasikan SIPENA ke
di masukan kedalam Website Resmi Website
UPT
4 Pengajuan anggaran belanja modal Pengajuan Belanja Modal :
1. TV Display/Monitor Nomor
Antrian
2. Printer Nomor Antrian
3. Speaker Nomor Antrian
4. Bangku Antrian
7 Sosialisasi dan Uji Coba (SIPENA) 1. Uji coba pemanfaatan
SIPENA (Sistem Informasi
dan Pendaftaran Nomor
Antrian) dalam Website
8 Penyempurnaan Layanan (SIPENA) 1. Menyempurnaan website
dari analisis masukan/saran
yang didapat) dalam
9 Launching Layanan SIPENA Layanan SIPENA dalam Website
10 Mengkoordinasikan website pada UPT Merekomendasikan website
Wilayah 1, 3, dan 4
3. Jangka Panjang
WAKTU
OUTPUT
NO TAHAPAN TAHUN 2025
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Terlaksananya Evaluasi terhadap User Feedback Layanan SIPENA
layanan SIPENA
2 Terlaksananya penyempurnaan layanan Pengembangan layanan SIPENA
SIPENA cek tagihan otomatis dengan mengintegrasikan sistem
database SISMIOP
22
dan efisien sehingga pembuatan dan penggunaannya dapat berjalan lancar serta
tujuannya tercapai secara optimal. Pemetaan sumberdaya meliputi 5 aspek manajemen
yaitu Man (SDM), Money (Anggaran), Material (Bahan Baku Pekerjaan), Machine
(Sarana Prasarana), Methods (Metode Pengelolaan Bahan Baku), Pemetaan sumber
daya pada aksi perubahan ini akan diuraikan pada tabel dibawah ini.
23
4. Apathetics memiliki kepentingan maupun pengaruh kecil terhadap pelaksanaan
aksi perubahan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya aksi perubahan.
Pengaruh Kepentingan
No Stakeholder Jenis
Besar Kecil Besar Kecil
1 Kepala Badan Pengelolaan Keuangan
√ √ Promoters
Pendapatan, dan Aset Daerah Kota Cilegon
4.3.2.2.Analisa Stakeholder
Analisa stakeholders dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pengaruh (influence) dan tingkat ketertarikan (interest) dari masing-masing
stakeholders. Dari hasil pemetaan stakeholder yang dilakukan terdapat 2 tipe
stakeholder yang berperan sangat penting terhadap keberhasilan program yaitu tipe
Promoter dan Laten, dimana stakeholder didalam kuadran ini harus dapat diajak untuk
berkerjasama secara aktif melalui pendekatan manajerial dan strategi komunikasi yang
baik dan efektif. Komposisi stakeholders pada aksi perubahan ini seperti terlihat pada
gambar dibawah ini:
24
Peta Stakeholders Media “LAYANAN SIPENA”
INFLUENCE
LATENS PROMOTER
INTEREST
APATHETICS DEFENDERS
25
- Konsultasi secara reguler
- Pelaporan secara reguler
- Diskusi secara reguler
26
2 Inkonsistensi pelaksanaan Pelaksanaan aksi Menunjuk PIC di setiap
tahapan aksi perubahan perubahan tidak sesuai tahapan kegiatan
tahapan
3 Kesibukan masing-masing Aksi perubahan tidak Membangun integritas
anggota tim dengan selesai tepat waktu tim diperkuat dengan SK
kegiatan di tugas dan TIM
fungsi masing-masing
4 Keterlambatan Aksi perubahan tidak Menetapkan timeline/
pengumpulan data selesai tepat waktu timeschedule pada setiap
tahapan kegiatan
Table 6. Pemetaan Resiko
Manajemen mutu adalah proses manajemen yang bertujuan menjaga mutu dari
suatu layanan. Dalam aksi perubahan ini mutu dari setiap proses/kegiatan harus dapat dijaga
atau dikendalikan demi tercapainya kepuasan dari semua pihak yang terlibat dalam suatu
proses/kegiatan. Pengendalian mutu dalam aksi perubahan ini dapat dilihat pada table di
bawah ini.
Metode
Tahapan Sasaran Output PIC
Pengendalian
Konsultasi Mentor Laporan Komunikasi Project leader
dengan Mentor mendukung aksi konsultasi
perubahan
Pembentukan Terbentuknya Surat Keputusan Melaksanakan, Project Leader
Tim Efektif Tim Efektif yang Tim Efektif mengawasi dan
solid otentifikasi
Rapat Tim Efektif Dihasilkannya Gambaran awal Mengawasi - Project leader
fitur aplikasi yang desain aplikasi tahapan - Tim efektif
akan dibuat monitoring
Pengumpulan Tersusunannya Data informasi Mengawasi - Project leader
data informasi data informasi tahapan - Tim efektif
yang akan monitoring
dimasukan pada
fitur media
Layanan SIPENA
Pembangunan Terbangunnya Layanan SIPENA Mengawasi, - Project leader
media Layanan media Layanan monitoring - Tim efektif
SIPENA SIPENA berkala
27
Sosialisasi dan uji Dikenalnya Peningkatan - Menyusun - Project leader
coba Layanan layanan SIPENA pengenalan kuisioner - Tim efektif
SIPENA di lingkungan Layanan SIPENA melalui
internal UPT google form
Pajak dan kepada - Menerima
sebagian feedback
stakeholders
eksternal
Penyempurnaan Perbaikan atas Layanan SIPENA - Monitoring - Project leader
layanan SIPENA kekurangan yang siap proses - Tim efektif
Layanan SIPENA digunakan
atas hasil
feedback
sosialisasi
Launching Peresmian Layanan SIPENA - Monitoring - Project leader
Layanan SIPENA layanan SIPENA diluncurkan proses - Tim efektif
secara resmi
Implementasi Layanan SIPENA Layanan SIPENA - Pemantauan - Project leader
layanan SIPENA diluncurkan dimanfaatkan oleh admin - Tim efektif
kepada pengguna oleh masyarakat - Feedback dari
pengguna
28