Anda di halaman 1dari 328

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN ESSENSIAL Ny. N USIA 22 TAHUN


G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI
FISIOLOGIS DI KOTA BALIKPAPAN
TAHUN 2023

OLEH :

FARAMITA RAHMI

NIM: 2011407815401006

Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam


menyelesaikan Pendidikan D-III Kebidanan Politeknik Borneo Medistra
Balikpapan

POLITEKNIK BORNEO MEDISTRA


BALIKPAPAN

TAHUN 2023
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN ESSENSIAL Ny. N USIA 22 TAHUN


G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI
FISIOLOGIS DI KOTA BALIKPAPAN
TAHUN 2023

OLEH :

FARAMITA RAHMI

NIM: 2011407815401006

POLITEKNIK BORNEO MEDISTRA


BALIKPAPAN

TAHUN 2023
VISI DAN MISI

POLITEKNIK BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN


VISI :

Menjadi lembaga pendidikan tinggi vokasi unggul, berdaya saing ditingkat


nasional dan internasional di Kalimantan Tahun 2036

MISI :

1. Menyelenggarakan pendidikan vokasi yang berkualitas, inovatif dan


berdaya saing nasional, dan internasional.
2. Melaksanakan penelitian terapan yang bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesejahteraan masyarakat.
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat.

4. Menyelenggarakan system pengelolaan pendidikan tinggi dengan prinsip


tatapamong yang baik.
5. Mengembangkan kerjasama di dalam dan di luar negeri pada bidang yang
relevan.

i
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

POLITEKNIK BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN

Visi adalah :

Menjadi Program Studi yang unggul di bidang Kebidanan dan memiliki komitmen
terhadap kualitas guna menghasilkan bidan yang professional, berjiwa
entrepreneur, dan berkarakter serta mampu bersaing di pasar kerja Nasional pada
tahun 2027

Misi adalah :

1. Mengembangkan manajemen pendidikan dan pengajaran di bidang


Kebidanan dengan berlandaskan kompetensi secara efektif dan efisien
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan
melalui penelitian hibah internal maupun eksternal
3. Mengembangkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam upaya
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia.
4. Mengembangkan kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.

ii
POLITEKNIK BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN
Laporan Tugas Akhir, Juli 2023
Faramita Rahmi
Asuhan Kebidanan Essensial pada Ny. N Usia 22 Tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 Minggu 1 Hari Fisiologis Di Kota Balikpapan Tahun 2023
xvii + 337 halaman, 12 tabel, 9 gambar, 19 lampiran

ABSTRAK

Pemeriksaan dalam Asuhan Kebidanan Essensial merupakan kegiatan dalam


memberikan pelayanan kesehatan kepada klien yang memiliki masalah atau
kebituhan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana. Pada Ny.N didapatkan dari hasil pemeriksaan bahwa skor Poedji
Rochjati mendapatkan skor 2 Kehamilan Resiko Rendah.
Studi kasus ini dilakukan dengan pendekatan manajemen kebidanan varney
dan SOAP Kebidanan. Subjek peneliti Ny.N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu
1 Hari dengan Fisiologis. Teknik pengumpulan data secara Deskriptif dengan
pendekatan Asuhan Kebidanan Essensial sesuai wewenang bidan, waktu
penelitian 09 Februari 2023 – 13 April 2023.
Hasil penelitian diperoleh Ny.N Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari,
penambahan berat badan selama kehamilan 8kg, masalah selama kunjungan
kehamilan teratasi dengan cukup baik. Data Subjektif Ny.N pada persalinan
normal dengan lama bersalin ±13 jam, terdapat robekan jalan lahir. Masalah
neonatus dan nifas Ny.N berjalan normal, tidak ada infeksi, pada kunjungan ulang
jahitan luka sudah kering, ibu memutuskan menggunakan KB MAL.
Berdasarkan dari asuhan kebidanan essensial ini bahwa selama asuhan tidak
ditemukan kegawatdaruratan pada masa kehamilan sampai dengan KB dan tidak
ada kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan.

Daftar Pustaka : 117 (2005 – 2023)

Kata Kunci : Kehamilan, Bersalin, Nifas, BBL, Neonatus dan KB

iii
BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN POLYTECHNIC
Final Project Report, July 2023
Faramita Rahmi
Essensial Midwifery Care for Mrs. N 22 Th G1P0A0 Gestasional Age 38
Weeks 1 Day physiologist in Balikpapan City 2023
xvii + 337 pages, 12 tables, 9 pictures, 19 attachments

ABSTRACT

Examination in Essential Obstetric Care is an activity in providing health


services to clients who have problems or needs during pregnancy, childbirth,
postpartum, newborns and family planning. On Mrs. N, it was found from the
results of the examination that Poedji Rochjati's score got a score of 2 Low Risk
Pregnancy.
This case study was conducted using the Varney midwifery management
approach and Midwifery SOAP. Research subject Mrs.N G1P0A0 Gestational
Age 38 Week 1 Day with Physiology. Descriptive data collection technique using
the Essential Midwifery Care approach according to the midwife's authority,
research time 09 February 2023 – 13 April 2023.
The results of the study were obtained by Mrs. N. Pregnancy Age 38 Week 1
Day, weight gain during pregnancy was 8 kg, problems during pregnancy visits
were resolved quite well. Mrs. N's Subjective Data in normal delivery with a
delivery time of ± 13 hours, there were tears in the birth canal. Mrs. N neonatal
and postpartum problems were running normally, there was no infection, on a
repeat visit the wound sutures were dry, the mother decided to use MAL
contraception.
Based on this essential obstetric care that during care there are no emergencies
found during pregnancy to birth control and there is no gap between theory and
practic in the field.

Reading List : 117 (2005 – 2023)


Keywords : Pregnancy, Maternity, Postpartum, BBL, Neonates and KB

iv
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Asuhan Kebidanan Essensial Ny. N Usia 22


tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1
Hari Fisiologis di kota Balikpapan Tahun 2023
Nama Mahasiswa : Faramita Rahmi
NIM : 2011407815401006

Laporan Tugas Akhir ini disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Politeknik Borneo Medistra Program Studi DIII Kebidanan pada Hari Jumat
Tanggal 14 Bulan Juli Tahun 2023

Balikpapan, 14 Juli 2023

Mengetahui,

Pembimbing

Heni Elmiani Sari, S.ST,.MPH

NIDN. 1113108902

Menyetujui,

Koordinator Laporan Tugas Akhir

Endras, Amirta Hanum, M.Tr.Keb

NIDN. 1102019201

v
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Essensial pada Ny. N
Usia 22 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari Fisiologis di Kota
Balikpapan Tahun 2023

Disusun oleh :

Faramita Rahmi
NIM : 2011407815401006
Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Politeknik
Borneo Medistra Balikpapan Program Studi D-III Kebidanan

Hari Jumat Tanggal 14 Bulan Juli Tahun 2023

Mengetahui

Penguji Utama

Bd. Hj. Lusita Hakim, S.ST (.........................................)


NIP. 196901131991022003

Penguji I

Heni Elmiani Sari, S.ST,.MPH (………………………....)


NIDN. 1113108902

Penguji II

Karnilan Lestari Ningsi Sam, S.ST,.M.Keb (…………………………)


NIDN. 1130069401

Direktur WADIR 1
Bidang Akademi

Nila Trisna Y, S.SiT., M.Keb Karnilan Lestari N.S,S.ST.,M.Keb


NIDN. 112807890 NIDN. 1130069401

vi
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Faramita Rahmi

TTL : Balikpapan, 11 Februari 1989

Agama : Islam

Anak Ke- : 3 (Ketiga)

Alamat Asal : Jl. S. Parman RT. 28 NO. 50 Kelurahan GSU

Kecamatan Balikpapan Tengah

B. Pendidikan

1. 1995 – 2001 : SDN 074 BALIKPAPAN

2. 2001 – 2004 : SMP AL HASSAN Balikpapan

3. 2004 – 2007 : SMK AIRLANGGA Balikpapan

4. 2020 – 2023 : Mahasiswi POLITEKNIK BORNEO MEDSITRA

Balikpapan Prodi DIII Kebidanan

vii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Faramita Rahmi

NIM : 2011407815401006

Prodi : DIII Kebidanan

Dengan ini menyatakan bahwa judul Laporan Tugas Akhir (LTA) “Asuhan
Kebidanan Essensial Pada Ny.N Usia 22 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38
Minggu 1 Hari Fisiologis di Kota Balikpapan Tahun 2023”, benar bebas dari
plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana


semestinya.

Balikpapan, 14 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

(Faramita Rahmi)

viii
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Yang Utama Dari Segalanya ucapan terimakasih kepada Allah SWT”


Terimakasih kepada Allah SWT atas karunia, kelancaran serta kemudahan Yang
Engkau berikan akhirnya Laporan Tugas Akhir yang sederhana ini dapat
terselesaikan.
“Kupersembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tua ku (Djamiah
dan M. Reppa), serta orang tua keduaku (Asmah A dan Tomas A) yang sangat
besar sekali perannya dibalik kelancaran perkulihanku dan juga seluruh
keluargaku yang telah mendukung”
Mama, Bapak, adek, Kakak serta seluruh keluarga besarku adalah mereka yang
selalu memberikan doa – doa yang tiada henti disetiap saat dan selalu ada disaat
ak membutuhkan. Tentu cinta dan kasih sayang mereka yang tulus dan segala
dukungan yang tiada terhingga, hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
kata cinta yang dapat kupersembahkan.
“Terimakasih Suamiku (Oky M) serta kedua anak-anakku (Mysha dan Mecca)
yang selalu menjadi pendukung serta penyemangatku untuk segera
menyelesaikan perkuliahan tepat waktu dan sebaik-baiknya”
Suami terbaik serta anak – anak yang hebat yang selalu memberikan dukungan
dan menyemangati serta doa tanpa henti. Selalu menjadi garda terdepan, disaat ak
membutuhkan kalian “My Support System” terimalah tanda cintaku ini untuk
kalian kupersembahkan.
“Terimakasih kepada Ibu Heni Elmiani Sari, S.ST,.MPH, Ibu Karnilan Lestari
Ningsi Sam, S.ST,.M.Keb dan Ibu Bd. Hj. Lusita Hakim, S.ST”
Selaku pembimbing dan penguji yang selalu memberikan semangat agar dapat
menyelesaikan tugas tepat waktu. Saya meminta maaf kepada ibu karena jika
selama ini saya sudah banyak mengganggu waktu ibu karena terkadang saya
melakukan konsul di waktu yang kurang tepat. Semoga ilmu yang ibu berikan
dapat menjadi pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal
Alamin.
“Ny. N dan Tn. M”
Kepada Pasien saya, Terimakasih untuk Ny. N dan Tn. M sudah mempercayakan
saya serta banyak memberikan saya pelajaran tentang kehidupan.
“Kepada Para Sahabat, Squad Berkat & TerLawe-Lawe (Nure, Asep, Ola,
Avril, Aina, Emji, Intan, Amel, Nadira) Terimakasih sebanyak-banyaknya atas
3 tahun ini. Semoga kita semua bisa menjadi BIDAN SOLEHAH yang
SUKSES dimanapun kita berada. AAMIIN.”
ix
KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyusun Laporan Tugas Akhir dengan
judul “Asuhan Kebidanan Essensial pada Ny. N Usia 22 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 minggu 1 hari Fisiologis di Kota Balikpapan Tahun 2023”.

Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini peneliti memiliki banyak


hambatan dan kesulitan namun berkat bimbingan, bantuan, pengarahan dari
berbagai pihak akhirnya Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Oleh karena
itu, senantiasa peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Ahmad Domas Jimmy Saputra, S.E, selaku Ketua Yayasan Pendidikan
Borneo Medistra Balikpapan.
2. Ibu Nila Trisna Yulianti, S.SiT., M.Keb, Selaku Direktur Politeknik Borneo
Medistra Balikpapan.
3. Ibu Bd. Hj. Lusita Hakim, S.ST, selaku Penguji Utama Laporan Tugas Akhir.
4. Ibu Heni Elmiani Sari, S.ST., MPH, Selaku Penguji I Laporan Tugas Akhir.
5. Ibu Karnilan Lestari Ningsi Sam, S.ST., M.Keb, Selaku Penguji II Laporan
Tugas Akhir.
6. Seluruh Staff dan Karyawan Yayasan Politeknik Borneo Medistra Balikpapan.
7. Seluruh rekan Politeknik Borneo Medistra Balikpapan.
8. Ny. N selaku pasien saya yang bersedia ikut berpartisipasi menjadi klien saya
untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.
9. Orang tua, Mertua, Suami, anak-anak, adik, kakak, seluruh keluarga besar dan
teman-teman tersayang yang telah membantu dengan doa dan dukungan.

Kiranya tidak ada kata lain yang dapat saya sampaikan kecuali hal diatas. Saya
berharap semoga Laporan Tugas Akhir (LTA) ini dapat diterima dan bermanfaat
bagi semua. Akhir kata penulis ucapkan Alhamdulillahi Robbil’ Alamin.

Balikpapan, 14 Juli 2023

Peneliti
x
DAFTAR ISI

VISI DAN MISI POLITEKNIK BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN..........................i


VISI DAN MISI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN POLITEKNIK
BORNEO MEDISTRA BALIKPAPAN................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................v
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................................vii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................................viii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................................ix
KATA PENGANTAR..............................................................................................................x
DAFTAR ISI............................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR/BAGAN............................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................................7
E. Ruang Lingkup............................................................................................................7
F. Metode Penulisan.........................................................................................................8
G. Sistematika Penulisan..................................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................11


A. Manajemen Varney....................................................................................................11
B. Konsep Continuity Of Care (COC)...........................................................................20
C. Konsep SOAP............................................................................................................30
D. Teori Kehamilan........................................................................................................33
E. Teori IMT..................................................................................................................59
F. Teori MAP.................................................................................................................62
G. Teori Persalinan.........................................................................................................69
H. Teori Nifas.................................................................................................................90
I. Teori Keluarga Berencana.......................................................................................104
xi
J. Teori Bayi Baru Lahir..............................................................................................119
K. Teori Kewenangan Bidan........................................................................................131
L. Etika Penelitian........................................................................................................133

BAB III SUBJEK DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN STUDI KASUS......130


A. Rancangan Studi Kasus Yang Berkesinambungan Dengan COC...........................130
B. Etika Penelitian........................................................................................................134
C. Hasil Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Kebidanan Essensial...........................136

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................................204
BAB V PENUTUP................................................................................................................235
A. Kesimpulan..............................................................................................................235
B. Saran........................................................................................................................236

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................238
LAMPIRAN..........................................................................................................................244

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nomenklatur Diagnosa Kebidanan............................................................................31


Tabel 2.2 Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan............................................................36

Tabel 2.3 Klasifikasi Mean Arterial Pressure............................................................................37

Tabel 2.4 Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid......................................................................38

Tabel 2.5 Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri...................................................38

Tabel 2.6 Usia Kehamilan Berdasarkan Rumus Mc Donald.....................................................39

Tabel 2.7 Score Poedji Rochjati.................................................................................................45

Tabel 2.8 6 Dasar Obat Kehamilan............................................................................................46

Tabel 2.9 Standar Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan..............................................61

Tabel 2.10 Kontrasepsi Hormonal............................................................................................118

Tabel 2.11 Kontrasepsi Non Hormonal....................................................................................118

Tabel 2.12 Sistem Nilai APGAR..............................................................................................128

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ANC : Antenatal Care

AKB : Angka Kematian Bayi

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

AKI : Angka Kematian Ibu

APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratory

APN : Asuhan Persalinan Normal

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BBL : Bayi Baru Lahir

COC : Continuity Of Care

COVID-19 : Corona Virus Dissease - 19

DJJ : Denyut Jantung Janin

DM : Diabetes Melitus

DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi

Fe : Ferum

FSH : Follicle Stimulating Hormone

GnRH : Gonadotrophin Releasing Hormone

Gr : Gram

HB : Hemoglobin

HCG : Human Chorionic Gonadothropin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

IM : Intra Musculer

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

IMT : Indeks Masa Tubuh

INC : Intranatal Care

IUD : Intrauterine Device

JK : Jenis Kelamin
xiv
KB : Keluarga Berencana

KEK : Kekurangan Energi Kronik

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

KF : Kunjungan Nifas

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

KN : Kunjungan Neonatus

KRR : Kehamilan Resiko Rendah

KRT : Kehamilan Resiko Tinggi

KRST : Kehamilan Resiko Sangat Tinggi

LD : Lingkar Dada

LH : Leutinizing Hormone

LILA : Lingkar Lengan Atas

LK : Lingkar Kepala

LP : Lingkar Perut

MAK : Manajemen Aktif Kala III

MAL : Metode Amenore Lactasi

MAP : Mean Arterial Pressure

MOW : Medis Operatif Wanita

PAP : Pintu Atas Panggul

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PI : Pencegahan Infkesi

PMS : Penyakit Menular Seksual

PNC : Post Natal Care

PTT : Peregangan Tali Pusat Terkendali

SDG : Sustainable Development Goals

TB : Tinggi Badan

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TD : Tekanan Darah

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TM : Trimester

TP : Tafsiran Persalinan

xv
TT : Tetanus Toksoid

TTV : Tanda – Tanda Vital

USG : Ultrasonografi

VT : Vagina Touche

WHO : World Health Organization

WITA : Waktu Indonesia Tengah

xvi
DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Gambar 2.1 Posisi Berdiri..........................................................................................................98

Gambar 2.2 Posisi Rebahan.......................................................................................................99

Gambar 2.3 Posisi Duduk.........................................................................................................100

Gambar 2.4 Posisi Menggendong (The Cradle Hold)..............................................................101

Gambar 2.5 Posisi Menggendong Menyilang...........................................................................101

Gambar 2.6 Posisi Football (Mengepit)....................................................................................102

Gambar 2.7 Posisi Berbaring Miring........................................................................................103

Gambar 2.8 Posisi Double Football..........................................................................................104

Gambar 2.9 Posisi Menyusui ASI Berlimpah...........................................................................104

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Penelitian.......................................................................................137

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informasi Pelaksanaan Asuhan

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Skor Poedji Rochjati

Lampiran 4 Absensi Kunjungan

Lampiran 5 Lembar Perbaikan

Lampiran 6 Lembar Konsultasi Proposal LTA

Lampiran 7 Lembar Konsultasi LTA

Lampiran 8 Daftar Hadir Mengikuti Ujian

Lampiran 9 Kesediaan Penguji

Lampiran 10 Formulir Persyaratan Pendaftaran Ujian Sidang LTA

Lampiran 11 Surat Undangan

Lampiran 12 Dokumentasi Kunjungan ANC

Lampiran 13 Dokumentasi Kunjungan INC

Lampiran 14 Dokumentasi Kunjungan PNC

Lampiran 15 Dokumentasi Kunjungan Neonatus

Lampiran 16 Dokumentasi Kunjungan KB

Lampiran 17 SOAP Persalinan Pengganti

Lampiran 18 Lembar Partograf

Lampiran 19 Power Point LTA

Lampiran 20 Lembar Revisi LTA

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan Kebidanan Essensial merupakan kegiatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada klien yang memiliki masalah atau kebituhan
pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana. Asuhan secara berkesinambungan atau bisa disebut Continuity
of Care (COC) merupakan pemberian pelayanan berkesinambungan mulai
dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta keluarga berencana
yang dilakukan oleh bidan. Asuhan kebidanan yang bertujuan mengkaji
sedini mungkin penyulit yang ditemukan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayi secara menyeluruh dan jangka panjang,
berdampak terhadap menurunnya jumlah kasus komplikasi dan kemayian
ibu hamil, bersalin, nifas, BBL dan neonatus (Sunarsih dan Pitriyani,
2020).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2021 melaporkan
diperkirakan 295.000 wanita (80% UI 279.000 hingga 340.000) meninggal
secara global karena penyebab yang terkait atau diperburuk oleh
kehamilan dan persalinan, dengan rasio kematian ibu (AKI) sebesar 211
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (80% UI 199 hingga 243).
Jumlah AKI dan AKB di ASEAN juga tergolong cukup besar yang mana
terdiri dari AKI rata – rata sebesar 40 – 60 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 25 per 1.000 kelahiran
hidup (Kemenkes, 2019).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
kasusnya di Indonesia pun saat ini masih menjadi perhatian. Jumlah
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2021 menunjukkan 7.389 kematian.
Berdasarkan penyebab sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021
terkait COVID – 19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330

1
2

kasus dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus, Sedangkan


angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2021 yaitu dari 27.566
kematian balita, 73,1% (20.154 kematian) diantaranya terjadi pada masa
neonatus. Pada tahun 2021, penyebab kematian pada bayi adalah Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia, kelainan kongenital, Infeksi,
COVID – 19, tetanus neonatorium, dan lainnya (Kemenkes RI, 2022).
Penyakit penyerta yang diderita ibu hamil juga memberikan kontribusi
terhadap kematian ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian kasus
disebabkan oleh penyebab dengan penyakit penyerta saat hamil seperti PEB,
eklampsia, edema pulmo dan syok hipovolemik. Ibu hamil dan hipertensi
termasuk faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya COVID-19.
COVID19 pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko gangguan
hipertensi dalam kehamilan karena Angiotensin Converting Enzyme 2
(ACE2) sebagai mediator SARS-CoV2 untuk masuk ke dalam sel
menurunkan kadar angiotensin, hal tersebut menyebabkan vasokonstriksi,
peradangan, dan prokoagulopati.
Berdasarkan data profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun
2019, diperoleh data Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 113 kematian
per 1.000 kelahiran hidup. Dengan cakupan jumlah K1 101,7% dan
cakupan K4 89,3%. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 7,3 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2020 (Profil Kesehatan Kaltim, 2022).
Sedangkan, berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Balikpapan,
diperoleh data Angka Kematian Ibu (AKI) Kota Balikpapan pada tahun
2019 sebanyak 372 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi (AKB) mencapai 6 per 1.000 kelahiran hidup. Target penurunan AKI
ditentukan melalui tiga model Annual Average Reduction Rate (APR).
Dari ketiga model tersebut Kementrian Kesehatan menggunakan model
kedua dengan rata – rata penurunan 5,5% per tahun sebagai target kinerja.
Berdasarkan model tersebut diperkirakan pada tahun 2024 AKI di
Indonesia turun menjadi 183 per 100.000 kelahiran hidup dan ditahun
3

2030 turun menjadi 131 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kota
Balikpapan, 2019).
Berdasarkan data sejak tahun 2007 – 2021 di Indonesia cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) cenderung fluaktif. Pada tahun 2021
cakupan K4 sebesar 88,8%, angka ini meningkat dibandingkan tahun
sebelimnya. Peningkatan ini dapat dipengaruhi adanya adaptasi baru pada
situasi pandemi COVID-19 di tahun 2021. Hal ini menunjukkan secara
nasional lebih mencapai target RPJMN 2021 yang mana jumlah target
tersebut 85% dan terealisasikan sebesar 88,8%. Sedangkan K6 pada tahun
2021 di Indonesia sebesar 63% (Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes
RI, 2022).
Angka Kematia Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan insidental di setiap 100.000
kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, 2020). Selain untuk
menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat
kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Secara umum
terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991 – 2015 dari 390
menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi
kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun tidak berhasil
mencapai target Milenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai
yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target
MDGs (Profil Kesehatan Indonesia, 2019)
Tujuan pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(SDGs) dalam pilar pertama dan kedua dalam tujuan ketiga SDGs yaitu
mengurangi AKI dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2030 dan
menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) setidaknya hingga 12 per 1.000
4

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019). Mengacu dari kondisi saat


inipotensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI dan AKB
adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh
untuk mencapainya (Kemenkes, 2019).
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melakukan pengawasan dan
pendampingan secara Continuity, pemberian asuhan secara Continuity
dilakukan bertujuan untuk mendeteksi secara dini kegawatdaruratan yang
terjadi mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus,
bayi, balita dan KB. Asuhan ini perlu di optimalkan, pengoptimalan
asuhan ini perlu dilaksanakan dengan cara pemberian asuhan secara detail
dan berkesinambungan atau Continuity Of Care yang diberikan oleh
tenaga kesehatan tentu mempunyai kualitas yang baik sehingga pada masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus, dan KB, ibu dan
bayi dapay hidup sehat, aman dan nyaman serta dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) secara bertahap.
Cakupan persalinan di fasilitas pelayanan Kesehatan pada tahun 2021
sebesar 90,9%. Yang mana angka ini telah meningkat dari tahun
sebelumnya di tahun 2020, indikator ini telah memenuhi target sebesar
90,9% terhadap target 89% (Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI,
2022).
Cakupan Kunjungan Nifas lengkap KF di Indonesia menunjukkan
kecendrungan peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2020
sebesar 78,78% kemudian di tahun 2021 meningkat sebanyak 90,7%.
Capaian Kunjungan nifas di provinsi Kalimantan Timur yaitu sebanyak
85,6% yang juga telah menandakan peningkatan dari tahun 2020 yang
hanya sebanyak 82,48% (Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI,
2022).
Cakupan pelayanan Kunjungan Neonatus Indonesia pada tahun 2018 –
2020 mengalami penurunan, namun pada tahun 2021 terjadi peningkatan
5

sebesar 96,3%. Capaian ini sudah memenuhi target (Renstra) Kementrian


Kesehatan RI, 2022).
Capaian cakupan KB berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun
2021, BKKBN, menunjukkan bahwa angka peserta KB di Indonesia pada
tahun 2021 sebesar 57,4%. Capaian KB di provinsi Kalimantan Timur
yaitu sebanyak 51,4% (BKKBN, 2022).
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 09 Februari 2023 pukul
10.00 WITA dengan melakukan kunjungan rumah (Home Care) di Jl.
Abadi No. 09 Rt. 25 Kota Balikpapan didapatkan klien mengatakan ini
adalah kehamilan yang Pertama, tidak pernah mengalami keguguran, tidak
mempunyai riwayat kehamilan gemeli/plasenta previa dan ditemukan hasil
anamnesa oleh ibu, sehingga skor Poedji Rochjati adalah 2.
Peneliti tidak mendapatkan masalah yang dialami ibu pada saat
anamnesa, rencana melahirkan di RS Medika Utama Permata di Kota
Balikpapan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
asuhan kebidanan essensial secara Continuity of Care pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus hingga keluarga berencana dengan menggunakan
manajemen kebidanan serta melakukan pendokumentasian asuhan
kebidanan yang telah dilakukan dengan metode SOAP (Subjek, Objek,
Assesment, dan Pelaksanaan). Sehingga peneliti mengambil judul
“Asuhan Kebidanan Essensial pada Ny. N Usia 22 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologis di kota Balikpapan Tahun
2023”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan
masalah adalah “Bagaimana melakukan asuhan kebidanan secara essensial
yaitu di mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan pada
6

Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologi di


Balikpapan tahun 2023?”.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. N G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologis di Kota Balikpapan
Tahun 2023. Melalui pendekatan manajemen kebidanan sesuai
kewenangan bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan Pengkajian data pada Ny. N G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologi di Kota Balikpapan
tahun 2023 di mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB.
b. Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data essensial untuk
menegakkan diagnosa masalah aktual pada Ny. N G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologi di Kota Balikpapan
tahun 2023 di mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB.
c. Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menegakkan
diagnosa atau masalah pada Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38
minggu 1 hari dengan Fisiologi di Kota Balikpapan tahun 2023 di
mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi Ny. N G1P0A0
Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologi di Kota
Balikpapan tahun 2023 di mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,
BBL dan KB.
e. Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan essensial pada Ny.
N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologi di
Kota Balikpapan tahun 2023 di mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas, BBL dan KB
f. Dapat mengevaluasi, mendokumentasi asuhan kebidanan essensial
pada Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan
7

Fisiologi di Kota Balikpapan tahun 2023 di mulai dari kehamilan,


persalinan, nifas, BBL dan KB
g. Dapat Membuat catatan perkembangan dalam bentuk SOAP pada
Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologi
di Kota Balikpapan tahun 2023 di mulai dari kehamilan, persalinan,
nifas, BBL dan KB
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Politeknik Borneo Medistra Balikpapan
Proposal Laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi tambahan bahan
refrensi di perpustakaan Politeknik Borneo Medistra Balikpapan
mengenai materi dan kasus-kasus yang terkait dengan Asuhan
Kebidanan Essensial dari Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL sampai
ber-KB. Menjadi sumber tambahan dalam penyusunan tugas akhir
mahasiswi Politeknik Borneo Medistra Balikpapan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh
selama menempuh studi, khususnya di dalam Asuhan Kebidanan
Essensial sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
3. Bagi Klien
Sebagai sarana untuk klien sehingga merasa aman, nyaman serta
bisa mendeteksi secara dini dan mengatasinya baik dari masa
Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL dan Keluarga Berencana dengan
adanya Asuhan Kebidanan secara Essensial yang telah diberikan.
4. Bagi Lahan Praktek Bidan
Sebagai bahan refrensi dalam memberikan pelayanan asuhan
kebidanan essensial dari masa Kehamilan, Persalinan, Nifas, bayi baru
lahir, neonatus, bayi, balita dan keluarga berencana.
E. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Subjek sasaran ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, neonatus dan
keluarga berencana.
8

2. Tempat
Pengambalian kasus kehamilan dilaksanakan pada saat kunjungan
rumah (Home Care), Alamat di Jl. Abadi No. 09 Rt. 25 Kelurahan
GSU, Kecamatan Balikpapan Tengah
3. Waktu
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Laporan Tugas Akhir diambil pada
tanggal 09 Februari 2023 sampai dengan 13 April 2023.
F. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
Peneliti mencari sumber informasi melalui beberapa sumber dan
refrensi atau literatur yang berhubungan dengan kasus yang diambil
mulai Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, Neonatus, Bayi, Balita dan
Keluarga Berencana dari web , buku, jurnal, tesis, artikel ilmiah,
makalah ilmiah, dan Wikipedia.
2. Studi Kasus
Penelitian melaksanakan studi kasus dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah dalam Asuhan Kebidanan yang
meliputi pengkajian, merumuskan diagnosa / makalah actual dan
potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan,
implementasi serta evaluasi Asuhan Kebidanan pada klien dengan Ny.
N Usia 22 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan
Fisiologi di Kota Balikpapan tahun 2023. Untuk memperoleh data yang
akurat, penelitian menggunakan teknik.
a. Anamnesa
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami dan
keluarga yang dapat membantu memberikan informasi yang
dibutuhkan
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari
kepala sampai kaki (Head to Toe) yang meliputi Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, Auskultasi dan Pemeriksaan Laboratorium serta
9

pemeriksaan diagnostik lainnya dengan menggunakan format


pengkajian.
c. Pengkajian Psikososial
Pengkajian Psikososial meliputi Pengkajian status emosional,
respon terhadap kondisi yang sedang dialami serta pola interaksi kita
terhadap keluarga petugas kesehatan dan lingkungannya.
d. Studi Dokumenter
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien
yang bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat, petugas
laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
G. Sistematika Penulisan
1. Cover
2. Bagian Awal
a. Halaman judul
b. Visi dan Misi Institusi
c. Visi dan Misi Prodi
d. Halaman persetujuan
e. Halaman pengesahan
f. Daftar Riwayat Hidup
g. Halaman Persembahan
h. Kata pengantar
i. Daftar isi
j. Daftar table
k. Daftar singkatan
l. Daftar gambar/bagan
m. Daftar lampiran
3. Bagian Inti
a. Bab I : Pendahuluan
1) Latar belakang
2) Rumusan masalah
3) Tujuan penulisan
10

4) Manfaatan penulisan
5) Ruang lingkup
6) Metode penulisan
7) Sistematik penulisan
b. Bab II : Tinjauan Pustaka
1) Konsep dasar manajemen kebidanan
a) Manajemen varney
b) Konsep COC
c) Konsep SOAP
2) Konsep dasar asuhan kebidanan meliputi teori yang mendukung
asuhan kebidanan sesuai dengan klien yang disusun dari hamil
sampil ber-KB
3) Teori hukum kewenangan bidan
4) Etika penelitian
a) Respect for person
b) Beneficence dan non maleficent
c) Justice
c. Bab III : Subjektif dan Kerangka kerja pelaksanaan studi kasus
1) Rancangan Studi kasus yang berkesinambungan dengan COC
2) Etika Penelitian
a) Respect for person
b) Beneficence dan non maleficent
c) Justice
3) Hasil Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Essensial
4) Tinjauan Kasus (Sesuai Langkah 7 Varney)
a) Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
b) Langkah II : Interpretasi Data
c) Langkah III : Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial
d) Langkah IV : Kebutuhan Tindakan Segera
e) Langkah V : Pelaksanaan
f) Langkah VII : Evaluasi
11

d. Bab IV : Pembahasan
e. Bab V : Penutup (Kesimpulan dan Saran)
4. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran - lampiran
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Varney
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses memecahkan masalah dengan
menggunakan metode yang terorganisir meliputi pikiran dan tindakan
dengan urutan logis untuk keuntungan pasien dan pemberian asuhan
dengan menunjukkan pernyataan yang jelas tentang proses berpikir dan
tindakan (Nurhiba, 2020)
Menjelaskan proses manajemen merupakan proses pemecahan
masalah yang ditemukam oleh perawat dan bidan pada awal tahun
1970-an. Prinsip – prinsip manajemen meliputi : efisiensi, efektifitas
dan rasional dalam mengambil keputusan.
2. Tujuan
Menurut Rini Sih, dkk (2017) menyatakan bahwa tujuan dari
manajemen Varney ialah sebagai berikut:
a. Pemantauan AKI dan peningkatan kesehatan Ibu dan anak
dibutuhkan profesionalisme kebidanan sehingga merujuk pada
sebuah konsep dimana bidan harus mampu membuat sebuah
perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan kebidanan yang
berkualitas.
b. Dibutuhkan bidan yang mampu mengorganisir pelaksanaan
manajemen kebidanan baik secara individu maupun kelompok.
c. Dengan penerapan manajemen yang baik, diharapkan tercapainya
tujuan dan penyelenggaraan kesehatan.
3. Landasan Hukum
Standar Asuhan Kebidanan berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia melalui undang – undang No. 04 tahun
2019 tentang Standar Asuhan Kebidanan. Staandar asuhan kebidanan

11
12

adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang


dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. mulai dari pengkajian,
perumusan diagnosa atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan. (Pemerintah
et al., 2019)
4. Proses Manajemen Kebidanan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor hk.01.07/menkes/320/2020 tentang Standar Profesi bidan
menyatakan bahwa Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatam
yang digunakan Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan mulai dari
pengkajian, perumusan diagnosis kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
Menurut Varney, asuhan kebidanan dalam manajemen kebidanan
terdiri dari 7 langkah, yaitu :
a. Langkah I : Tahap Pengkajian Data Dasar
Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar mencakup data subyektif dan obyektif
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien secara lengkap.
1) Data Subyektif
a) Biodata yang mencakup identitas diri
Menurut Matondang, dkk (2013), identitas pasien antara lain :
1. Nama : Nama jelas dan lengkap

2. Umur : Untuk mengetahui faktor risiko yaitu jika usia

< 20 tahun dan > 35 tahun

3. Agama : Untuk mengetahui keyakinan

4. Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan Kebidanan

5. Suku : Berpengaruh pada adat istiadat


13

Bangsa

6. Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat ekonomi keluarga

7. Alamat : Untuk mempermudah kunjungan rumah bila

diperlukan

b) Keluhan Utama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang dirasakan
pasien dan menyebabkan pasien tersebut dibawa berobat
(Matondang, dkk, 2013). Pada kasus ibu hamil dengan anemia
ringan keluhan yang muncul adalah ibu cepat merasa lelah,
sering pusing, mata berkunang – kunang, tampak pucat, sering
berdebar-debar (Priverawati, 2011)
c) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui tentang menarche, siklus menstruasi,
volume darah mens yang keluar, dan untuk mengetahui hari
pertama menstruasi terakhir serta untuk menentukan tanggal
kelahiran dan persalinan (Sulistyawati, 2010).
d) Riwayat Perkawinan
Data riwayat perkawinan ini penting dikaji untuk
mendapatkan gambaran mengenai suasanan rumah tangga.
Pertanyaannya yang dapat diajukan adalah berapa tahun usia
waktu menikah, status pernikahan, lama pernikahan, berapa
kali menikah (Sulistyawati, 2010)
e) Riwayat Kehamila, Bersalin, Nifas yang Lalu
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah
anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan
anak, keadaan nifas yang lalu (Sulistyawati, 2010)
f) Jumlah Kehamilan sekarang
Dikaji untuk mengetahui tanggal hari pertama haid, umur
kehamilan, perkiraan lahir, masalah atau kelaianan pada
kehamilan sekarang, keluhan selama hamil, ANC teratur atau
14

tidak, sejak hamil berapa minggu, tempat ANC, dan untuk


mengetahui riwayat kehamilannya, sudah mendapat imunisasi
TT (Tetanus Toxoid) atau belum, kapan dan berapa kali
(Sulistyawati, 2010).
g) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, apakah ada keluhan selama
menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2010)
h) Pola Kebiasaan sehari-hari
Dikaji untuk mengetahui bagaimana keiasaan atau perilaku
ibu hamil sehari-hari, apakah aktivitasnya terlalu berat,
bagaimana kecukupan kebutuhan nutrisinya, kebersihan diri,
dll (Sulistyawati, 2010)
(1) Personal Hygiene
Data ini dikaji untuk mengetahui tentang kebiasaan
pasien tentang cara perawatan diri dengan kesehatan
dirinya, meliputi mandi, keramas, ganti baju atau celana
dalam, kebersihan kuku.
(2) Pola Nutrisi (makan dan minum)
Penting dikaji untuk mengetahui kecukupan asupan
gizi selama hamil, bagaimana menu makanan, frekuensi
makan, jumlah per hari dan juga untuk mengetahui
bagaimana pasien mencukupi kebutuhan cairan selama
hamil meliputi jumlah per hari, frekuensi minum, dan jenis
dari minuman tersebut.
(3) Pola Aktifitas dan Istirahat
Penting dikaji untuk mengetahui jenis aktifitas ibu
apakah terlalu membuat ibu merasa lelah, waktu istirahat
ibu baik siang maupun malam hari.
(4) Aktifitas sexsual
15

Mengkaji tentang berapa kali pasien melakukan


hubungan sexsual dalam seminggu, apakah ada gangguan
atau keluhan saat berhubungan sex dengan suami.
i) Pola Psikologi Budaya
Dikaji untuk mengetahui apakah pasien dan keluarga
menganut adat istiadat yang menguntungkan atau merugikan
pasien, misalnya kebiasaan pantangan makanan atau kebiasaan
yang tidak diperbolehkan selama hamil dalam adat masyarakat
setempat.
j) Riwayat Penyakit yang lalu atau operasi
Dikaji untuk digunakan sebagai “warning!” akan adanya
penyulit dalam kehamilan, apakah pasien pernah atau sedang
menderita penyakit jantung, Diabetes Melitus, ginjal,
Hipertensi/Hipotensi, Hepatitis, dan apakah pasien pernah
operasi.
k) Riwayat Penyakit Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatan pasien dan bayi, yaitu apabila ada penyakit keluarga
yang menyertainya.
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang didapat dari pemeriksaan
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara
berurutan (Sulistyawati, 2010)
a) Pemeriksaan Fisik
(1) Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan
dengan kriteria baik yaitu apabila ibu mampu melakukan
aktifitas secara mandiri. Untuk menggambarkan tentang
kesadaran pasien. Tingkat kesadaran mulai dari
composmentis yaitu sadar sepenuhnya, apatis yaitu sadar
16

acuh tak acuh, delirium yaitu gelisah, somnolen yaitu


kesadaran menurun, stupor yaitu keadaan seperti tertidur
lelap, koma yaitu tidak bisa dibangunkan.
(2) Tekanan Darah
Untuk mengetahui faktor risiko hipertensi atau
hipotensi. Batas nilai normal di atas 110/60 - 140/90
mmHg. Sedangkan untuk ibu hamil anemia kurang dari
100/60 mmHg (Prawirohardjo, 2010)
(3) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan
atau tidak. Suhu tidak lebih dari 38°c (Ambarwati dan
Wulandari, 2010)
(4) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam
menit, frekuensi denyut jantung yang teratur kira-kira 70
denyut per menit (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(5) Respirasi
Dapat di observasi dari frekuensi per menit,
kedalaman, keteraturan dan tanda – tanda yang menyertai,
seperti bunyi nafas dan bau nafas. Dalam keadaan istirahat
pernapasan normal 12 – 20 kali dalam satu menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2010)
(6) Berat Badan
Untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum
dan sesudah hamil, kenaikan berat badan selama hamil
tidak lebih dari 12,5 kg (Proverawati dan Asfiah, 2010)
(7) Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil, TB normal
> 145 cm (Saifuddin, 2010)
(8) Lila
17

Untuk mengetahui lingkar lengan bagian atas sebagai


indikator untuk menilai status gizi ibu hamil, ukuran
lingkar lengan yang normal adalah 23,5 cm, bila kurang
dari 23,5 cm maka status gizi ibu kurang (Proverawati dan
Asfiah, 2010)
b) Pemeriksaan Sistematis
(1) Kepala
Rambut : Untuk menilai warna, ketebalan, distribusi
pertumbuhan rambut kepala (Matondang, dkk, 2013)
(2) Muka : Untuk menilai apakah simetris atau tidak, pucat
atau tidak, adanya cloasma gravidarum (Sulistyawati,
2010)
(3) Mata : Untuk menilai adanya visus atau ketajaman
penglihatan, kebersihan mata, sclera, gangguan
penglihatan untuk ibu anemia konjungtiva pucat
(Sulistyawati, 2010)
(4) Hidung : Untuk menilai adanya kelainan bentuk
hidung, kebersihan, apakah ada alergi dan juga
menentukan ada tidaknya benjolan (Sulistyawati, 2010)
(5) Telinga : untuk mengetahui kebersihan, apakah ada
gangguan pendengaran (Sulistyawati, 2010)
(6) Mulut dan Gigi : Untuk menilai warna, integritas
jaringan, gangguan pada mulut, karies (Sulistyawati,
2010)
(7) Leher : Untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar
limfe, parotitis (Sulistyawati, 2010)
(8) Dada dan axilla (Mammae) : untuk menilai bentuk,
simetris, kebersihan, hiperpigmentasi areola, ada benjolan
dan nyeri tekan tidak, keadaan puting, colostrums sudah
keluar belum (Sulistyawati, 2010)
18

(9) Perut : Bagaimana bentuk, apakah ada luka bekas


operasi, striae, linea (Sulistyawati, 2010)
(10) Ekstremitas : Apakah ada gangguan atau kelainan,
bentuk oedema atau tidak, terdapat varises atau tidak,
reflek patela +/- (Sulistyawati, 2010)
c) Pemeriksaan Khusus Obstetrik (status lokalis)
Pemeriksaan khusus obstetrik pada ibu hamil adalah
sebagai berikut:
(1) Inspeksi
Untuk menilai keadaan ada tidaknya cloasma
gravidarum pada muka atau wajah, pucat atau tidak ada
selaput mata, dan ada tidaknya edema, pemeriksaan
selanjutnya adalah pada leher untuk menilai ada tidaknya
pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe.
Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan
pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai
apakah perut membesar ke depan atau ke samping,
keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya
Chadwick, dan adanya fluor albus. Kemudian pemeriksaan
ekstremitas untuk menilai ada atau tidaknya varises.
(2) Palpasi
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang
dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh
dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi merupakan
tindakan penegasan dari hasil ispeksi, disamping untuk
menemukan yang tidak terlihat.
(3) Auskultasi
Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan
mendengarkan bunyi yang terbentuk didalam organ tubuh.
Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan
dengan cara membandingkan dengan bunyi normal.
19

(4) Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan
mendengarkan bunyi getaran/gelombang suara yang
dihantarkan dari bagian tubuh yang diperiksa.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan ketokan jari atau tangan
pada permukaan tubuh.
b. Langkah II (Interpretasi Data)
Adalah interpretasi data untuk spesifikasi masalah atau diagnosa.
Data yang tersedia di interpretasikan sehingga diketahui diagnose
dan masalah spesifik.
c. Langkah III (Identifikasi diagnose dan masalah pribadi)
Langkah selanjutnya adalah identifikasi masalah-masalah
potensial atau penyulit yang mungkin muncul. Langkah ini penting
untuk menyusun persiapan antisipasi, sehingga kita selalu siap siaga
dalam menghadapi berbagai kemungkinan (Ai Yeyeh, 2010)
d. Langkah IV (Identifikasi tindakan segera atau kolaborasi)
Pada langkah ini bidan menentukan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien (Ai Yeyeh, 2010)
e. Langkah V (Rencana menyeluruh asuhan kebidanan)
Membuat rencana asuhan komprehensif, ditentukan oleh
langkah-langkah, hasil pengembangan dari antisipasi masalah dan
diagnose juga melengkapi data yang kurang serta data tambahan
yang penting sebagai informasi untuk data dasar (Ai Yeyeh, 2010)
f. Langkah VI (Pelaksanaan)
Implementasi rencana asuhan yang komprehensif, mungkin
seluruhnya diselesaikan oleh bidan atau sebagai oleh wanita atau
anggota team kesehatan lainnya (Ai Yeyeh, 2010)
g. Langkah VII (Evaluasi)
Langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan, meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi
20

sesuai diagnosis dan masalah. Rencana dianggap efektif jika


pelakasanaannya memang efektif (Ai Yeyeh, 2010)

B. Konsep Continuity of care (COC)


1. Pengertian
Asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity of care) yaitu
pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonatus
hingga memutuskan menggunakan KB bertujuan untuk membantu dan
mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai
ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu menggunakan KB
(Keluarga Berencana) (Kepmenkes, 2020).
2. Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan
a) Independent Midwife/ BPS
Center pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang lingkup
dan wewenang asuhan sesuai dengan Kepmenkes 900/200. Dimana
bidan memberikan asuhan kebidanan secara normal dan asuhan
kebidanan “bisa diberikan” dalam wewenang dan batas yang jelas.
Sistem rujukan dilakukan apabila ditemukan komplikasi atau risiko
tinggi kehamilan. Rujukan ditunjukkan pada sistem pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi.
b) Obstetrician and Gynecological Care
Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG, lingkup
pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi. Rujukan
dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan mempunyai
kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan.
c) Public Health Center/Puskesmas
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan
dokter umum. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan
21

patologi sesuai dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan dilakukan


pada sistem yang lebih tinggi.
d) Hospital
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan
SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan yang tersedia. Rujukan
ditunjukkan rumah sakit yang lebih tinggi tipenya.
e) Rumah bersalin
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan
SPOG sebagai konsultan. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi
fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan yang
tersedia. Rujukan ditunjukkan pada sistem pelayanan yang lebih
tinggi.
3. Prinsip Asuhan Pokok Kehamilan
a. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami
dan sehat
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan
yang membantu serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran
normal adalah yang paling sesuai bagi sebagaian besar wanita. Tidak
perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah
(Evidence Based Practice)
b. Pemberdayaan
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena
itu, bidan harus memberdayakan ibu dan keluarga dengan
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka melalui
pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri
pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak
mengkritik.
c. Otonomi
Pengambilan keputusan adalah ibu dan keluarga. Untuk dapat
mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan
harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat
22

dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test atau pemeriksaan


sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya.bidan juga harus
membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang
terbaik bagi ibu dan bayinya berdasarkan sistem nilai dan
kepercayaan ibu dan keluarga.
d. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilakukan atas dasar indikasi yang spesifik,
bukan sebagai rutinitas sebab tes-tes rutin, obat atau produser lain
pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang
terampil harus tau kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi
yang dilakukan haruslah aman berdasarkan bulti ilmiah.
e. Tanggung jawab
Asuhan kebidanan yang diberikan bidan harus selalu didasari
ilmu, analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul
dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan
yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu dan janin, bukan
atas kebutuhan bidan. Asuhan yang berkualitas, berfokus pada
pasien dan sayang ibu serta bukti ilmiah terkini (praktik terbaik)
menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.
4. Pelayanan kebidanan (Primer, Kolaborasi dan Rujukan)
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Layanan kebidanan
dapat dibedakan menjadi :
a. Layanan kebidanan primer, layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan
b. Layanan kebidanan kolaborasi, layanan yang dilakukan oleh bidan
sebagai anggota team yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan
atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan
kesehatan.
23

c. Layanan kebidanan rujukan, layanan yang dilakukan oleh bidan


dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu
menerima rujukan dari dukun menolong persalinan, juga layanan
rujukan yang dilakukan bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan
kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi
kesehatan lainnya.
5. Asuhan yang Berkesinambungan
Asuhan kebidanan berkesinambungan dapat diberikan melalui
model perawatan berkelanjutan oleh bidan, yang mengikuti perempuan
sepanjang masa kehamilan, kelahiran dan masapasca kelahiran, baik
yang berisiko rendah maupun berisiko tinggi, dalam setting pelayanan
di komunitas, praktik mandiri bidan, maupun rumah sakit. (Sandall,
2010).
Bidan juga bekerja bersama keluarga dalam memberikan asuhan
untuk mengatasi ketakutan yang dirasakan perempuan dan mencegah
terjadinya kesalahpahaman. Proses pemecahan masalah dapat menjadi
semakin mudah, karena setiap perempuan dapat mengeksplorasi
informasi dengan baik dan membuat keputusan terbaik untuk dirinya.
Bidan dan perempuan mempunyai waktu yang cukup untuk
mendiskusikan tentang persalinan, nyeri dan ketidaknyamanan, dampak
terhadap lingkungan, dan ketidakpastian dan kerumitan yang mungkin
timbul. Jadi idelanya pada saat perempuan memasuki fase persalinan,
dia mempunyai kerelaan dan kepercayaan diri untuk membiarkan dan
percaya pada tubuhnya menjalankan proses persalinan.
Pelaksanaan asuhan kebidanan berkesinambungan berhubungan
dengan berkurangnya penggunaan teknologi dan intervensi farmakologi
dalam persalinan. (Pairman, 2011). Asuhan kebidanan
berkesinambungan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, dengan
efek samping minimal. Persentase persalinan spontan juga meningkat.
(Sandall, 2010).
24

Model asuhan kebidanan berkesinambungan secara umum bertujuan


untuk meningkatkan kualitas asuhan berkelanjutan sepanjang siklus
kehidupan. Sandall (2010), menguraikan syarat asuhan
berkesinambungan, yaitu:
a. Kesinambungan Manajemen
Merupakan pendekatan pengaturan kasus yang konsisten dan
jelas, yang responsif dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Manajemen juga melibatkan komunikasi berdasarkan fakta dan
penilaian dalam tim, institusi pendidikan dan batasan profesional
kebidanan, serta antara pemberi pelayanan dan pasien. Manajer
dalam asuhan berkesinambungan adalah bidan. Asuhan kebidanan
berkesinambungan dapat dilakukan oleh 4 orang, dengan melibatkan
mahasiswa kebidanan dan kader kesehatan.
b. Kesinambungan Informasi
Semua tim yang terlibat dalam pemberian asuhan mempunyai
informasi yang cukup tentang keadaan pasiennya untuk dapat
memberikan asuhan yang tepat. Informasi untuk pasien, difokuskan
pada ketersediaan waktu untuk memberikan informasi yang relevan
(terkait asuhan yang diberikan). Semuanya penting, baik untuk para
manajer (bidan) dan pasien.
c. Kesinambungan hubungan
Hubungan berarti “hubungan Terapeutic” antara pasien dan
tenaga kesehatan, sepanjang waktu. Hubungan personal yang tetap
terjaga sepanjang waktu, dapat mempunyai efek yang baik pada
pasien dan hasil asuhannya. Untuk memenuhi kaidah ini, asuhan
berkesinambungan hendaknya dilakukan oleh satu orang tenaga
kesehatan yang sama.
6. Komponen Model Pelayanan Berkelanjutan
Margiyanti DKK (2014), Model asuhan kebidanan dibagi menjadi 5
komponen :
a. Memonitor kesejahteraan ibu
25

b. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan dan konseling


c. Intervensi teknologi seminimal mungkin
d. Mengidentifikasi dan memberi bantuan seminimal mungkin
e. Lakukan rujukan
Macam-macam model kebidanan :
a. Model pengkajian kebutuhan Model ini memiliki empat unit yang
penting, yaitu:
1) Ibu dalam keluarga
2) Konsep kebutuhan.
3) Partnership
4) Faktor kedokteran dan keterbukaan
b. Model Medikal
Model Medikal merupakan salah satu model yang dikembangkan
untuk membantu manusia dalam memahami proses sehat sakit dalam
arti keasehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman dan tindakan sehingga dipertanyakan dalam model ini
adalah “Dapatkah dengan mudah dipahami dan dapatkah dipakai
dalam praktik?”. Model medikal lebih banyak digunakan dalam
bidang kedokteran dan lebih berfokus pada proses penyakit dan
mengobati ketidaksempurnaan. Yang tercakup dalam model medikal
adalah:
1) Berorientasi pada penyakit
2) Meganggap bahwa akal atau pikiran dan badan terpisah
3) Manusia menguasai alam
4) Yang tidak biasa menjadi menarik
5) Informasi yang terbatas pada pasien
6) Pasien berperan pasif
7) Dokter yang menentukan
8) Tingginya teknologi menaikkan prestise
9) Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komunitas
10) Penyakit dan kesehatan adalah domain dokter
26

11) Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan Bio engineering


Model medikal ini kurang cocok untuk praktik kebidanan karena
terlalu berorientasi pada penyakit dan tidak memberi kesempatan
pasien untuk menentukan nasibnya sendiri. Walaupun demikian,
kenyataannya masih banyak yang terpengaruh pada model medical.
c. Model Sehat untuk Semua (Health for All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta
tahun 1978. Fokus pelayanan ditujukan kepada wanita, keluarga, dan
masyarakat serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-bidan negara
lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmer:
1) Mengurangi ketidaksamaan kesehatan.
2) Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif.
3) Partisipasi masyarakat.
4) Kerja sama yang baik antara pemerintah dengan sektor lain yang
Terkait.
5) Primary Health Care (PHC) adalah dasar pelayanan utama dari
sistem pelayanan kesehatan.
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada
praktik, ilmu pengetahuan yang logis dan metode sosial yang tepat
serta teknologi universal yang dapat diperoleh individu dan keluarga
dalam komunitas melalui partisipasi dan merupakan nilai dalam
masyarakat dan negara yang mampu menjaga setiap langkah
perkembangan berdasarkan kepercayaan dan ketentuannya. Dari
model HFA dan definisi PHC terdapat lima konsep.
1) Hak penentuan kesehatan oleh cakupan populasi universal dengan
penyedia asuhan berdasarkan kebutuhan
2) Pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dimana
pelayanan dapat memenuhi segala macam tipe-tipe kebutuhan
yang berbeda harus disediakan dalam satu kesatuan (semua
pelayanan dalam satu tempat).
27

3) Pelayanan harus efektif, dapat diterimaoleh norma, dapat


menghasilkan, dan diatur. Yaitu pelayanan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang dapat diterima oleh masyarakat dan pelayanan
harus dimonitor dan diatur secara efektif.
4) Komunitas harus terlibat dalam pengembangan, penentuan dan
pemonitoran pelayanan. Yaitu penentuan asuhan kesehatan
merupakan tanggung jawab semua komunitas dan kesehatan
dipandang sebagai faktor yang berperan untuk pengembangan
seluruh lapisan masyarakat.
5) Kolaborasi antar sekolah untuk kesehatan itu sendiri dan
pelayanan kesehatan tidak dapat bergantung pada pelayanan
kesehatan saja tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti perumahan, polusi lingkungan, persediaan makanan, dan
metode publikasi.
Delapan area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC,
delapan area ini adalah:
a) Pendidikan tentang masalah kesehatan umum dan metode
pencegahan dan pengontrolannya.
b) Kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak.
c) Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat.
d) Promosi Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.
e) Imunisasi.
f) Pencegahan dan pengawasan penyakit endemik
g) Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit
umum.
h) Persediaan obat-obat essensial.
d. Model Asuhan Home Bassed
Dasar asuhan kebidanan berdasarkan home based merupakan
unsur Therapeutic yangterdiri dari sebuah kesadaran dan menjaga
hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan dibentuk untuk
memfasilitasi asuhan yang berkualitas. Tanggung jawab dan
28

kejujuran merupakan hal yang harus dibangun dalam hubungan


antara bidan dank lien. Proses persalinan dirumah (Home Birth)
sejak lama telah menggunakan konsep “Early Discharge” sebagai
bagian dari Home Based Midfwifery Care.
Asuhan kebidanan secara tradisional telah memiliki asuhan yang
berpusat pada wanita kontinuitas dari asuhan kebidanan
dapatmembentuk waktu yang efektif dalam pemantauan selama
kunjungan prenatal sehingga dapat terjalin hubungan Therapeutic
secara personal antara bidan dan keluarganya. Asuhan yang
berkelanjutan (Continuity Of Care) dapat membuat bidan dan
keluarga belajar satusama lain untuk menentukan rencana dan
memberikan asuhan yang baik sesuai dengan kebutuhan, khusunya
untuk pasien.
Dengan proses ini akan terbuka komunikasi dan membangun
komitmen dari bidan dan keluarga dalam memecahkan masalah dan
membuat keputusan bersama Partisipasi secara alami dalam Home
Based Midwifery Care dapat memberikan kesempatan pada calon
orang tua untuk mempelajari cara-cara mengasuh bayinya.
Keterampilan ini komponen yang penting dalam pendidikan prenatal
karena bidan tidak selalu mendampingi ibu.
Hubungan Therapeutic dan dukungan secara “team” yang
ditetapkan dalam Home Based Midwifery Care telah digunakan
bertahun-tahun lalu. Dengan pendekatan ini diharapkan pasien bisa
mandiri secara dini. Hal ini yang telah menunjukan hasil yang baik
dimana risiko yang terjadi pada ibu bisa segera diketahui.
Kernandirian dari pasien atau komponen integral dari Home Based
Midwifery Care dan dapat ditetapkan sebagi sebuah model pada
wanita yang memilih melahirkan di rumah sakit.
e. Model sistem maternitas di komunitas yang ideal University Of
Southeer Queensland:
29

1) Model kurikulum konseptual partnership dalam praktek


kebidanan berdasarkan pada model pelayanan kesehatan dasar.
2) Patner ship kebidanan adalah sebuah filosofi prospektif dan suatu
model kepedulian (Model Of Care) sebagai model filosofi
prospektif berpendapat bahwa wanita dan bidan dapat berbagi
pengalaman dalam proses persalinan.
3) Persalinan merupakan proses yang sangat normal.
4) Sebuah hubungan Patner ship menggambarkan dua orang yang
bekerjasama dan saling menguntungkan.
5) Bidan bekerja keras bahwa bidan tidak memaksakan suatu
tindakan melainkan membantu wanita untuk mengambil
keputusan sendiri.
6) Konsep “wanita” dalam asuhan kebidanan meliputi mitra
perempuan tersebut, keluarga, kelompok dan budaya.
7) Konsep bidan dalam asuhan kebidanan meliputi bidan itu sendiri,
mitranya atau keluarga, budaya/sub kultur bidan tersebut dan
wewenang profesional bidan.
8) Dengan membentuk hubungan antara bidan dan wanita akan
membawa mereka sendiri sebagai manusia kedalam suatu
hubungan Patner ship yang mana akan mereka gunakan dalam
teurapetik. Bidan harus mempunyai Self Knowing, Self Nursing,
dan merupakan jaringan pribadi dan kolektif yang mendukung.
9) Sebagai model Of Care The Midwifery Patner ship didasarkan
pada prinsip Midwifery Care berikut ini :
a) Mengakui dan mendukung adanya keterkaitan antara badan,
pikiran, jiwa. Fisik, dan lingkungan kultur sosial (holism)
b) Berasumsi bahwa mayoritas kasus wanita yang bersalin dapat
di tolong tanpa adanya intervensi.
c) Mendukung dan meningkatkan proses persalinan alami
tersebut.
30

d) Bidan menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah


dengan seni dan ilmu pengetahuan.
e) Relationship-Based dan dan kesinambungan dalam
Motherhood.
f) Woman Centered dan bertukar pikiran antara wanita.
g) Kekuasaan wanita yaitu berdasarkan tanggung jawab bersama
untuk suatu pengambilan suatu keputusan, tetapi wanita
mempunyai kontrol atas keputusan terakhir mengenai keadaan
diri dan bayinya
h) Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup prakterk individu :
dengan persetujuan wanita bidan merujuk fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih berkualitas.
Hubungan antara wanita, bidan dan dokter harus didasari oleh
rasa saling menghormati dan saling percaya, bidan boleh
mempertanyakan masalah medis atau perlindungan hukum untuk
wanita untuk alasan apapun, jika wanita tersebut tidak mampu
berbicara atas namanya sendiri.

C. Konsep SOAP
1. Pengertian
Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data
subjektif, A adalah analysis, P adalah penatalaksanaan. Metode ini
merupakan dokumentasi yang sederhanaakan tetapi mengandung semua
unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas,
logis (Menurut Kemenkes,2017).
2. Tujuan
a. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.
b. Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan.
c. Meningkatkan pemberi asuhan yang lebih aman, bermutu tinggi pada
pasien.
31

d. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan kebidanan yang


diberikan
3. Landasan Hukum
Standar Asuhan Kebidanan berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia melalui undang undang No 04 tahun
2019 tentang tentang Standar Asuhan Kebidanan. Standar asuhan
kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari
pengkajian, perumusan diagnosa atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
(Permenkes,2019)
4. Penjelasan Konsep SOAP
a. Data Subjektif (S)
S adalah Data subjektif, mencatat hasil anamnesa (Kepmenkes
RI, 2007). Subjektif terdiri hasil anamnesis, biodata, keluhan utama,
riwayat obstetric, riwayat kesehatan dan latar belakang social budaya
(Kepmenkes RI, 2020).
b. Data Objektif (O)
O adalah Data objektif, mencatat hasil pemeriksaan (Kepmenkes
RI, 2007). Data Objektif terdiri dari hasil pemeriksaan fisik,
psikologis, dan pemeriksaan penunjang (Kepmenkes RI, 2020).
c. Analisis (A)
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose
kebidanan hal ini tertuang dalam Keputusan Mneteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 938/Menkes/SK/VII/2007 tentang
Standar Asuhan Kebidanan. Salah satu indikator mutu pelayanan
Kesehatan bergantung pada ketepatan diagnose yang akurat dan
kelengkapan data serta informasi yang mudah diakses. Dalam
kebidanan diagnose disusun dengan mempertimbangkan syarat-
32

syarat diagnose kebidanan oleh WHO yaitu : Jelas, sederhana,


singkat dan tidak menimbulkan ambigu. Adapun pengertian dari
nomenklatur diagnose kebidanan adalah salah satu sistem nama yang
telah terklasifikasikan dan diakui serta di sahkan oleh profesi,
digunakan untuk menegakkan diagnose sehingga memudahkan
pengambilan keputusannya. Dalam nomenklatur kebidanan
mempunyai standar yang harus dipenuhi.
Tabel 2. 1 Nomenklatur Diagnosa Kebidanan

1. Persalinan Normal 36. Bayi Besar


2. Partus Normal 37. Malaria Berat Komplikasi
3. Syok 38. Malaria Ringan Komplikasi
4. DJJ tidak normal 39. Mekonium
5. Abortus 40. Meningitis
6. Solusio Placentae 41. Metritis
7. Akut Pyelonephritis 42. Migrain
8. Amnionitis 43. Kehamilan Mola
9. Anemia Berat 44. Kehamilan Ganda
10. Apendiksitis 45. Partus Macet
11. Atonia Uteri 46. Posisi Occiput Posterior
12. Infeksi Mammae 47. Posisi Occiput Melintang
13. Pembengkakan Mammae 48. Kista Ovarium
14. Presentasi Bokong 49. Abses Pelvix
15. Asma Bronchiale 50. Peritonitis
16. Presentasi Dagu 51. Placenta Previa
17. Disproporsi Sevalo Pelvik 52. Pneumonia
18. Hipertensi Kronik 53. Pre-Eklampsia Ringan /Berat
19. Koagulopati 54. Hipertensi karena Kehamilan
20. Presentasi Ganda 55. Ketuban Pecah Dini
21. Cystiti 56. Partus Prematurus
22. Eklampsia 57. Prolapsus Tali Pusat
23. Kelainan Ektopik 58. Partus Fase Laten Lama
24. Ensephalitis 59. Partus Kala II Lama
33

25. Epilepsi 60. Sisa Plasenta


26. Hidramnion 61. Retensio Plasenta
27. Presentasi Muka 62. Ruptura Uteri
28. Persalinan Semu 63. Bekas Luka Uteri
29. Kematian Janin 64. Presentase Bahu
30. Hemoragik Antepartum 65. Distosia Bahu
31. Hemoragik Postpartum 66. Robekan Serviks dan Vagina
32. Gagal Jantung 67. Tetanus
33. Inertia Uteri 68. Letak Lintang

34. Infeksi Luka

35. Invertion Uteri


Sumber : Wariyaka, 2021

d. Penatalaksanaan (P)
Perencanaan adalah rencana tindakan yang disusun Bidan
berdasarkan diagnosis kebidanan mulai dari tindakan segera,
tindakan antisipasi dan tindakan komprehensif melibatkan klien
dan / atau keluarga, mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence basd serta mempertimbangkan kebijakan dan
peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang ada
(Kepmenkes RI, 2020).

D. Teori Kehamilan
1. Pengertian ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan
oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan
pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan
dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan
kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua.
(Wagiyo & Putrono, 2016).
Menurut Depkes RI (2005, dalam Rukiah & Yulianti, 2014)
mendefinisikan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
34

kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin


secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya pemeriksaan
kehamilan bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang
yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin (Purwaningsih & Fatmawati,
2010).
2. Tujuan ANC
Tujuan khusus ANC adalah men69.Reyediakan pelayanan
antenatal yang terpadu, komprehensif serta berkualitas, memberikan
konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI, meminimalkan Missed Opportunity pada ibu hamil untuk
mendapat pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,
mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang disertai ibu
hamil, dapat melakukan intervensi yang tepat terhadap kelainan atau
penyakit sedini mungkin pada ibu hamil, dapat melakukan rujukan
kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan
yang sudah ada. Selain itu pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care
juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan pendidikan
tentang kehamilan.
3. Landasan Hukum ANC
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2017 Tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Bagian Kedua
Kewenangan Pasal 19
a. Pelayanan Kesehatan Ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
huruf diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kehamilan
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelayanan :
1) Konseling pada masa sebelum hamil
2) Antenatal pada kehamilan normal
35

3) Persalinan normal
4) Ibu nifas normal
5) Ibu menyusui
6) Konseling pada masa antara dua kehamilan
c. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagai mana dimaksud
pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan :
1) Episiotomi
2) Pertolongan Persalinan Normal
3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
4) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
6) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
7) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu
ibu ekslusif
8) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan post
partum
9) Penyuluhan dan konseling
10) Bimbingan pada kelompok ibu hamil dan
11) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran
4. Optimalisasi Pemberian Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dalam rangka
optimalisasi memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil perlu
diterapkan, Prinsip-prinsip dasar komunikasi dalam pelayanan (17 S)
sebagai berikut :
a. Salam
b. Sapa
c. Senyum
d. Sabar
e. Selalu menatap mata klien ketika berbicara atau mendengarkan
f. Selalu mengucapkan terimakasih, klien sudah may datang untuk
periksa
g. Selalu menanyakan apa saja yang dapat dibantu untuk klien
36

h. Selalu mendengarkan dengan empati terhadap kata-kata atau keluhan


klien
i. Selalu menjelaskan tiap jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dan
prosedur tiap jenis pemeriksaan, guna pemeriksaan yang akan
dilakukan
j. Selalu menanyakan apakah klien sudah memahami prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan
k. Selalu meminta ijin untuk melakukan tiap pemeriksaan
l. Selalu menjelaskan hasil tiap pemeriksaan
m. Selalu menanyakan apakah ada ingin ditanyakan oleh klien
n. Selalu memberikan jawaban dengan perlahan, sabar, senyum dan
menatap mata klien
o. Selalu mendoakan agar klien cepat sembuh atau lebih sehat bila
semua pemeriksaan sudah berakhir
p. Selalu mengingatkan klien untuk datang pemeriksaan ulang apa bila
memerlukan pelayanan kesehatan selalu mengucapkan untuk
berhati-hati dijalan dan selamat jalan sampai tujuan
5. Asuhan Kebidanan Trimester II
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang
bersifat prefentif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang
baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui persalinan dengan sehat
dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam
keadaan status kesehatan yang optimal, karena dengan keadaan
kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin
yang dikandunya (Departemen Kesehatan RI, 2014)
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Ibu hamil mendapatkan
pelayanan ANC minimal 6 kali sesuai standar diantaranya 1 kali di TM
1 di usia kehamilan 12 minggu, 2 kali pada TM 2 di usia kehamilan 12
– 24 minggu, 3 kali pada TM 3 di usia kehamilan diatas 24 – 40 minggu
(Kemenkes, 2021)
Pelayanan atau Asuhan Standar Minimal “10T” :
37

a. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan


Pemeriksaan berat badan akan dilakukan setiap ibu berkunjung
nantinya. Tujuannya untuk mengetahui berat badan ibu. Idealnya,
selama TM I berat badan ibu harus naik 0,5 – 0,75 kg setiap bulan.
Pada TM II, berat badan harus naik 0,25 kg setiap mingg. Dan TM
III, berat badan ibu bertambah minimal 8 kg selama kehamilan.
Adapun cara untuk menemukan status gizi dengan menghitung IMT
(Indeks Masa Tubuh) dari berat badan dan tinggi badan ibu sebelum
hamil, sebagi berikut :
Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan
Tabel 2. 2 Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan

Total Kenaikan Berat


IMT (kg/m2) Selama Trimester 2 dan 3
Badan Yang Disarankan
Kurus (IMT<18,5)
12,7–18,1 kg 0,5 kg/minggu

Normal (IMT 18,5-


22,9) 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu

Overweight (IMT
6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu
23-29,9)
Obesitas (IMT>30)
4,3-6 kg 0,2 kg/minggu

Bayi kembar
15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu
Sumber : Permenkes, 2013

b. Ukur Tekanan Darah


Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu mengalami
keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai
kejang-kejang. Tujuannya untuk mendeteksi tekanan darah normal
atau tidak. Pemeriksaan ini dilakukan pada setiap kunjungan.
Sementara tekanan darah yang normal 110/70 – 140/90 mmHg, jika
melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
Pengukuran tekanan darah tinggi atau rendah juga dapat ditentukan
dari menghitung nilai MAP atau Mean Areterial Pressure. MAP ini
termasuk kategori normal. Jika hasil perhitungan berkisar 90 – 100
38

mmHg, Jika MAP dibawah 60 mmHg maka akan dikatakan


hipotensi atau tekanan darah rendah (Darmawan, 2013)
Rumus MAP = (2x Diastol) + Sistol
3
Klasifikasi Mean Arterial Pressure
Tabel 2. 3 Klasifikasi Mean Arterial Pressure

Kategori Nilai MAP


Normal 70 – 90 mmHg
Normal Tinggi 100 – 105 mmHg
Stadium 1 (hipertensi ringan) 106 – 119 mmHg
Stadium 2 (hipertensi sedang) 120 – 132 mmHg
Stadium 3 (hipertensi berat) 133 – 149 mmHg
Stadium 4 (hipertensi sangat berat) 150 mmHg atau lebih
sumber : Darmawan, 2013

c. Nilai status gizi (Ukur lingkar lengan atas / LILA)


Ukuran LILA normalnya > 23,5 cm, jika >23,5 cm risiko KEK
(Kurang Energi Kronis) (buku KIA Revisi, 2021)
d. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah
penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang dilaksanakan
secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar
sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus
mata rantai penularan.
Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Tabel 2. 4 Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Status Pemberian Masa


Imunisasi Imunisasi Perlindungan
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 Tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 Tahun
T4 1 Tahun setelah T3 10 Tahun
T5 1 Tahun setelah T4 Lebih dari 25 Tahun
Sumber : A Muhibbudin, 2011
39

e. Mengukur Tinggi Fundus Uteri


TFU adalah indikator untuk melihat kesejahteraan ibu dan janin.
Tinggi Fundus Uteri (TFU) dapat digunakan untuk menetukan usia
kehamilan atau menentukan taksiran berat badan janin (TBJ), TFU
di ukur dengan metline dari fundus ke simfisis pubis. Pengukuran
tinggi fundus uteri (TFU) merupakan salah satu dari 10 T yaitu
kebijakan program pemerintah untuk menurunkan angka kematian
ibu.
Cara pengukurannya dengan menggunakan metline, dengan titik nol
diletakkan di atas simfisis pubis, lalu ditarik setinggi fundus uteri ibu
hamil (Kamariyah, 2014)
Usia Kehamilan Berdasarkan TFU

Tabel 2. 5 Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri

TFU Usia Kehamilan


3 jari diatas symphysis 12 minggu
Pertengahan pusat symphysis 16 minggu
3 jari di bawah pusat 20 minggu
Setinggi pusat 24 minggu
3 jari dibawah pusat 28 minggu
½ prosesus – xifoideus pusat 32 minggu
3 jari dibawah prosesus – xifoideus 36 minggu
Setinggi prosesus – xifoideus 40 minggu
Sumber : Sulisyawati, 2013

1) Rumus Mc Donald
Menggunakan tinggi fundus untuk menenrukan durasi suatu
kehamilan dalam bulan atau minggu. Tinggi fundus uteri dalam
cm, yang normal harus sesuai dengan usia kehamilan. Jikan
kurang hanya 2 cm, masih bisa dapat di toleransi tetapi jika lebih
kecil dari 2 cm maka ada gangguan pertumbuhan janin, dan jika
lebih besar dari 2 cmn kemungkinan dapat terjadi bayi besar.
Usia Kehamilan Berdasarkan Rumus Mc Donald

Tabel 2. 6 Usia Kehamilan Berdasarkan Rumus Mc Donald

No. Usia Kehamilan TFU


1. 22 – 28 Minggu 24 – 25 cm di atas simfisis
2. 28 Minggu 26,7 cm di atas simfisis
40

3. 30 Minggu 29,5 – 30 cm di atas simfisis


4. 32 Minggu 29,5 – 30 cm di atas simfisis
5. 34 Minggu 31 cm di atas simfisis
6. 36 Minggu 32 cm di atas simfisis
7. 38 Minggu 33 cm di atas simfisis
8. 40 Minggu 37,7 cm di atas simfisis
Sumber : Saifuddin, 2014

2) Rumus Tafsiran Berat Badan Janin (TBJ)


Rumus TBJ yang umum digunakan hingga saat ini adalah
Rumus Johnson-Toshack yaitu BB (Berat Badan Bayi) = (TFU –
N) x 155.
BB dalam satuan gram dan nilai N sebesar 11, 12, 13 disesuaikan
dengan penurunan kepala bayi (Puspita, Arifiamdi,&Wardani,
2019)
Keterangan :
N = 13 (bila kepala belum melewati PAP)
N = 12 (bila kepala berada di atas spina ischiadika)
N = 11 (bila kepala berada di bawah spina ischiadika)

Usia (Minggu) Panjang Janin (cm) Berat Janin (gr)


4 0,4 – 0,5 0,4
8 2,5 – 3 2
12 6–9 19
16 11,5 – 13,5 100
20 16 – 18,5 300
24 23 600
28 27 1100
30 – 31 31 1800 – 2100
36 35 2900
40 40 3200
Sumber : Sari, Anggrita, 2015

f. Pemberian Tablet Fe Selama Masa Kehamilan


Tablet zat besi diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil.
Bagi wanita subu diberikan sebanyak satu kali seminggu dan satu
kali sehari selama haid sedangkan untuk ibu hmil diberikan setiap
41

hari satu tablet selama masa kehamilannya atau minimal 90 tablet


(Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Tablet zat besi atau dapat disebut juga dengan tablet tambah
darah adalah tablet bulat atau lonjong berwarna merah tua yang
sekurangnya mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi
elemental dan 0,4 mg asam folat yang disediakan oleh
pemerintahmaupun diperoleh sendiri (Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2020).
Tablet zat besi sebaiknya tidak di minum dengan teh atau kopi,
karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan anemia
berikan 2 – 3 tablet zat besi perhari. Selain itu untuk memastikan
dilakukan pemeriksaan HB yang di lakukan 2 kali selama kehamilan
yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu
atau jika ada tanda – tanda anemia. Selain itu, mengkonsumsi
sumber vitamin C dapat mempercepat penyerapan zat besi ke dalam
tubuh (Puspitasari, 2017).
Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka
waktu tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin
secara cepat, dan perlu dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan
zat besi di dalam tubuh. Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD)
pada remaja putri dan wanita usia subur merupakan salah satu upaya
pemerintahan Indonesia untuk memenuhi asupan zat besi. Pemberian
TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia dan
meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh (Kementerian
Kesehatan RI, 2016)
g. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Untuk melihat kelainan letak janin, atau masalah lainnya.
h. Pemberian Komunikasi Interpersonal dan Konseling
Temu wicara atau penyuluhan (KIE) dan konseling
menggunakan buku KIA serta menjelaskan hasil dari pemeriksaan.
42

i. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan


Apabila ditemukan masalah, segera ditangani atau dirujuk.
j. Tes Laboratorium sederhana (Hb, Protein Urine, HbSag, Sifilis,
HIV, Malaria, TBC, PMS)
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita,
dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample
dari hasil biopsy. Pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur
pemeriksaan khusus yang dilakukan pada pasien untuk membantu
menegakkan diagnosis. Prosedur dan pemeriksaan khusus
merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang dilaksanakan secara tim.
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang,
setelah pemeriksaan utama yang dilakukan oleh seorang dokter.
Penilaian hasil laboratorium sangat penting untuk mendeteksi
penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit,
memantau pengobatan dan lain – lain. Hasil suatu pemeriksaan
laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa dari suatu penyakit
serta keluhan pasien.
6. Gangguan Tidur pada Ibu Hamil Trimester III
Gangguan tidur adalah masalah umum di negara-negara maju sesuai
kehidupan sehari hari wanita hamil dimana beberapa studi menemukan
bahwa Individu yang dikategorikan dapat tidur, apabila individu
tersebut pada keadaan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran
bervariasi (Riyadi & Widuri, 2015). Kualitas tidur pada ibu hamil
sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin. Penyebab gangguan tidur
ibu hamil karena bertambahnya berat janin, sesak nafas, pergerakan
janin dan nyeri punggung. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan
senam hamil yang meningkatkan kenyamanan pada ibu hamil.
43

Perubahan fisiologis pada trimester tiga, yaitu sering berkemih,


varises dan wasir, sesak nafas, bengkak dan kram kaki, nyeri perut
bawah, nyeri punggung, dan gangguan tidur. Gangguan pola tidur pada
ibu hamil sering dirasakan saat kehamilan trimester II dan III, hal
tersebut terjadi karena perubahan adaptasi fisiologis dan psikologis,
perubahan fisiologis yang dialami ibu hamil, dikarenakan
bertambahnya usia kehamilan seperti pembesaran perut, perubahan
anatomis dan perubahan hormonal (Riyadi & Widuri, 2015). Dalam
sebuah penelitian terbaru oleh National Sleep Foundation, lebih dari
79% wanita hamil mengalami ketidakteraturan dalam tidurnya.
Gangguan tidur adalah salah satu keluhan yang paling sering dilaporkan
oleh ibu hamil. Rata-rata 60% dari ibu hamil merasakan sering
berkemih pada akhir trimester dan lebih dari 75% mengeluhkan
gangguan tidur (Irianti, 2013). Menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bat dkk pada ibu hamil dengan hasil 11% dari ibu yang kurang
tidur (kurang dari 7 jam pada malam hari) pada trimester
pertama,20,6% pada trimester kedua dan 40,5% pada trimester
kehamilan ketiga (BatPitault, dkk, 2015). Efek relaksasi bermanfaat
menstabilkan kecemasan dan mengurangi rasa takut dengan cara
relaksasi fisik dan mental, serta mendapatkan informasi untuk persiapan
yang akan dialami selama persalinan dan kelahiran (Aliyah, 2016).
7. Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi
a. Pengertian
Kehamilan risiko tinggi adalah suatu keadaan dimana kehamilan
itu dapat berpengaruh buruk terhadap keadaan keadaan ibu atau
sebaliknya, penyakit ibu dapat berpengaruh buruk pada janinnya atau
keduanya saling berpengaruh. Hal ini merupakan ancaman.
Risiko tinggi kehamilan merupakan suatu kehamilan yang
dimana jiwa dan kesehatan ibu dan bayi dapat terancam. Kehamilan
berisiko merupakan suatu kehamilan yang memiliki risiko lebih
besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), yang dapat
44

mengakibatkan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun


setelah persalinan (Intan, dkk., 2020)
b. Faktor Risiko pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang mempunyai risiko perlu mendapatkan
pengawasan yang lebih intensif dan perlu dibawa ketempat
pelayanan kesehatan sehingga risikonya dapat dikendalikan. Faktor
risiko ibu hamil adalah sebagai berikut :
1) Primigravida <20 tahun atau > 35 tahun
Pada usia <20 tahun kondisi fisik terutama organ reproduksi
dan psikologis belum 100 % siap untuk menjalani masa tersebut.
Karena kondisi rahim dan panggul yang masih kecil, sehingga
dapat mengakibatkan gangguan atau penyulit pada janin. Disisi
lain kesiapan psikologis atau mental ibu cenderung belum siap
menerima kehamilan, persalinan dan nifas. Bahaya yang terjadi
jika usia terlalu muda yaitu premature, perdarahan antepartum,
perdarahan post partum.
Pada usia >35 tahun merupakan keadaan risiko tinggi
terhadap kelainan bawaany serta adanya penyulit selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas. Pada usia ini ibu lebih berisiko
mengalami komplikasi seperti Ketuban Pecah Dini (KPD),
hipertensi, partus lama, partus macet dan perdarahan post partum.
Komplikasi ini dapat terjadi dikarenakan organ pada jalan lahir
sudah tidak lentur dan memungkinkan mengalami penyakit.
2) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang <2 tahun
Kehamilan yang berulang dengan rentang waktu yang singkat
akan menyebabkan cadangan besi di dalam tubuh ibu belum pulih
dengan sempurn dan kemudian kembali terkuras untuk keperluan
janin yang dikandung. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat
mengurangi manfaat yang diperoleh dari kehamilan sebelumnya,
seperti uterus yang sudag membesar dan meningkatnya aliran
45

darah ke uterus, sedangkan jika jaraknya terlalu pendek akan


membuat ibu tidak memiliki waktu untuk pemulihan, kerusakan
sistem reproduksi atau masalah postpartum. Hal ini dengan
pertimbangan kembalinya organ-organ reproduksi ke keadaan
semula, sehingga dikenal istilah masa nifas, yaitu masa organ –
organ reproduksi kembali ke masa sebelum hamil.
3) Jumlah anak sebelumnya >4
4) KEK dengan lingkar lengan atas <23,5 cm atau penambahan berat
badan <9 kg selama masa kehamilan
5) Anemia dengan hemoglobin <11gr/dL
6) Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan
tulang belakang
7) Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini
8) Sedang atau pernah menderita penyakit kronis antara lain :
tuberkolosis, kelainan jantung, ginjal, hati, psikosis, kelainan
endoktrin (diabetes militus, sitemik hipus, eritematosis, dll) dan
tumor.
9) Riwayat kehamilan buruk seperti keguguran berulang, kehamilan
ektopik terganggu, mola hidatidosa, KPD, atau bayi dengan cacat
kongenital
10) Kelainan jumlah janin seperti kehamilan gemeli, atau kembar
siam
11) Kelainan besar janin seperti pertumbuhan janin terhambat, janin
besar (maksomia)
8. Skrining yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu skrining
faktor resiko dengan skor Poeji Rohjati
a. Cara Pemberian SKOR :
1) Skor 2 : Kehamilan Risiko Rendah (KRR) Untuk umur dan
paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal
2) Skor 4 : Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) untuk tiap faktor risiko
46

3) Skor 8 : Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) untuk bekas


operasi Caesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan
antepartum dan preeklampsia berat / eklampsia.
b. Jumlah Skor
1) Jumlah Skor 2 : KRR
2) Jumlah Skor 6 – 10 : KRT
3) Jumlah Skor > 12 : KRST
Tabel 2. 7 Score Poedji Rochjati

I II III IV

KE Triwulan
L Masalah/faktor risiko SKOR III. III.
NO I II
F. 1 2
R Skor Awal Ibu Hamil 2 2 2 2 2
1 Terlalu muda hamil I ≤ 16 Tahun 4

2 Terlalu tua hamil I ≥ 35 Tahun 4

Terlalu lambat hamill I kawin ≥ 4 Tahun 4

3 Terlalu lama hamil lagi ≥ 10 Tahun 4

4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4


I
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4

7 Terlalu pendek ≥ 145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4


Pernah melahirkan dengan Tarikan
4
tang/vakum
9a. Uri dirogoh 4

b. Diberi infus/transfuse 4

10 Pernah operasi sesar 8


11
Penyakit pada ibu hamil : 4

a. Kurang darah b. Malaria 4

c. TBC Paru d. Payah jantung 4


e. Kencing manis (Diabetes) 4
47

II f. Penyakit Menular Seksual 4


Bengkak pada muka / tungkai dan tekanan
12 4
darah tinggi
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4

14 Hamil kembar air (Hydramnion) 4

15 Bayi mati dalam kandungan 4

16 Kehamilan lebih bulan 4

17 Letak sungsang 8

18 Letak lintang 8
III
19 Perdarahan dalam kehamilan 8

20 Preeklampsia/kejang-kejang 8

7. 6 Dasar Obat Kehamilan


Tabel 2. 8 6 Dasar Obat Kehamilan

Nama Obat/Vitamin Dosis Keterangan


Table Fe 30 mg Selama Kehamilan
Kalk 500 mg Selama Kehamilan
Asam Folat 400 mg – 800 mg Selama Kehamilan
Vitamin B Kompleks 12, 16, 10, 50, 250 mg Selama Kehamilan
Vitamin C 500 mg Selama Kehamilan
Vitamin B6 37,5 mg Selama Kehamilan
Sumber : Proverawati Atikah, DKK. 2010

8. Kunjungan Awal ANC


K1/Kunjungan baru ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin
ketika ibu hamil mengalami terlambat datang bulan. Pada kunjungan
pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan informasi bagi
ibu hamil supaya dapat mengenali faktor risiko ibu dan janin.
(Nugroho,dkk.2014)
9. Kunjungan Ulang ANC
Pada ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
minimal 6 kali selama kehamilan dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh
dokter. 1 bulan sekali sampai umur 24 minggu. Dan pemeriksaan
48

selanjutnya dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan


yang membahayakan dirinya atau kandungannya.
1. Trimester I : 1 kali (Kehamilan hingga usia 12 minggu
2. Trimester II : 2 kali (Usia kehamilan diatas 12 – 24 minggu
3. Trimester III : 3 kali (Usia kehamilan diatas 24 – 40 minggu)
10. Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah suatu acuan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 938
Tahun 2007 tentang standar asuhan kebidanan terdapat 6 standar,
yaitu:
1) Standar I (Pengkajian)
Terdiri dari semua informasi yang dikumpulkan oleh bidan,
secara akurat, memadai, dan lengkap yang diperoleh dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
2) Standar II (Perumusan diagnosis dan Masalah Kebidanan)
Melakukan analisa data yang diperoleh pada pengkajian lalu
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang terjadi.
3) Standar III (Perencanaan)
Rencana asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis dan masalah
yang telah ditetapkan.
4) Standar IV (Implementasi)
Melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang komprehensif,
efektif, efisien dan aman berdasarkan bukti kepada klien dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuantif, dan rehabilitatif yang
bidan laksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
5) Standar V (Evaluasi)
49

Melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan


terhadap efektivitas dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai
dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
6) Standar VI (Perencanaan Asuhan Kebidanan)
Melakukan pencatatan secara lengkap akurat, singkat dan jelas
mengenai keadaan yang dialami atau ditemukan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada klien.
11. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis dan
alamiah, dimana setiap perempuan yang memiliki organ reproduksi
sehat telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria yang sehat maka besar kemungkinan
akan mengalami kehamilan (Nugrawati dan Amriani, 2021).
Pada keadaan normal ibu hamil akan melahirkan pada saat bayi
telah aterm (hidup diluar rahim) yaitu saat usia kehamilan 37
sampai 42 minggu, tapi kadang – kadang kehamilan justru berakhir
sebelum janin mencapai aterm. Kehamilan dapat pula melewati
batas waktu yang normal lewat dari 42 minggu (Putri dan
Muslimah, 2019).
Kehamilan di definisikan sebagai fertilitas dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan dimulai dari
persepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau yang
dihitung dari hari pertama hari terakhir (Fatimah dan Nuryaningsih,
2017)
b. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester I, II, III :
1) Rahim atau Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi
1000 gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20cm
dan dinding 2,5cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan,
bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng.
50

2) Pembesaran payudara
Dalam kasus wanita hamil, kelenjar susu membesar dan
tegang, hiperpigmentasi kulit dan hipertrofi kelenjar
Montgomery terjadi. Kelenjar sebasea (lemak) yang membesar
muncul di area areola mamae yang disebut tuberkel
Montgomery yang muncul di sekitar puting susu. Kelenjar
sebasea ini bertindak sebagai pelumas untuk puting, kelembutan
puting susu terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci
dengan sabun. Puting susu menghasilkan kolostrum yaitu cairan
sebelum menjadi susu yang berwarna putih kekuningan pada
trimester III kehamilan (Tyastuti et al., 2016)
3) Sistem respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus
yang membesar ke arah diafgram sehingga kurang leluasa
bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami
derajat kesulitan bernafas.
4) Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke PAP
(pintu atas panggul) keluhan sering kencing akan timbul lagi
karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu
juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan
Ureter lebih berdilatasi daripada Pelvis kiri akibat pergeseran
uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di
sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat Pelvis dan
Ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih
besar dan juga memperlambat laju aliran Urin (Kusmiyati,
2010).
5) Serviks
Serviks adalah organ yang kompleks dan heterogen yang
mengalami perubahan luar biasa selama kehamilan dan
51

persalinan. Sebulan setelah kehamilan, serviks akan menjadi


lebih lunak dan membiru, karena perubahan hormone estrogen
(Dartiwen dan Nurhayati, 2019). Perlunakan pada mulut rahim
disebut tanda Goodell. Perlunakan bagian istimus rahim disebut
tanda Hegar (Siti Bandiyah, 2017)
6) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan berhenti dan
pematangan folikel juga melambat (Dartiwen dan Nurhayati,
2019). Karena adanya peningkatan estrogen dan progesterone
yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH dari
hipofisis anterior.
7) Vagina dan Perineum
Estrogen menyebabkan perubahan di dalam lapisan otot dan
epitel vagina, lapisan otot-otot sekitar vagina juga hipertrofi,
sehingga beberapa ligamentum sekitar vagina menjadi lebih
elastis. Dibawah pengaruh estrogen, epitel kelenjar sepanjang
vagian aktif mengeluarkan secret sehingga memberi gambaran
seperti keputihan (leucorrhoea). Sel lapisan epitelium juga
mengalami peningkatan glikosen. Sel itu berinteraksi dengan
baksil Doderleins (Lactobacillussp). Suatu bakteri yang hidup
normal bersama organisme lain pada vagina, dan menghasilkan
suatu lingkungan yang lebih asam sebagai proteksi ekstra
terhadap organisme seperti Candida Albicans. Selain itu vagina
juga lebih vaskuler. Sehingga muncul warna merah kebiruan
(livid) terutama pada bulbus vestibule yang menimbulkan tanda
Chadwicks. Warna porsio pun tampak livid (Jacquimeirs Signs).
Peningkatan aliran darah berarti denyut arteri uterus dapat
dirasakan melalui forniks lateralis (oslanders Sign) (Koes
Irianto, 2014)
8) Sistem Muskuloskletal
52

Lordosis progresif menjadi umum selama kehamilan. Ini


karena saat rahim membesar ke posisi anterior, lordosis
menggeser pusat gravitasi kembali ke kaki. Hal ini
menyebabkan rasa tidak nyaman pada punggung, terutama pada
akhir kehamilan, sehingga diperlukan posisi rileks yang
condong ke kiri (Saifuddin, 2017).
9) Sistem pencernaan
Saat kehamilan di mulai, terjadi perubahan mendasar pada
metabolisme tubuh dimana membuat membutuhkan lebih
banyak nutrisi untuk pertumbuhan janin dan mempersiapkan diri
untuk menyusui (Manuaba dan Gede, 2017)
10) Sistem kardiovaskuler
Pada minggu ke – 5, curah jantung meningkat, perubahan
ini terjadi dan resistensi vaskuler sistematik menurun. Ini juga
meningkatkan detak jantung. Volume plasma meningkat dalam
10 sampai 20 minggu. Fungsi ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular sistemik dan
perubahan aliran darah arteri yang berdenyut. Ventrikel kiri
mengembang dan melebar, berkontribusi terhadap perubahan
curah jantung, tetapi tidak mempengaruhi kontraktilitas. Sejak
pertengahan kehamilan, ketika rahim melebar, vena cava
inferior dan vena cava inferior ditekan saat berbaring
telentang, mengurangi kembalinya darah ke jantung.
Akibatnya, baik preload dan curah jantung berkurang,
menyebabkan hipotensi arteri yang dikenal sebagai sindrom
hipotensi supine dan pada kasus yang berat ibu menjadi tidak
sadar. Eritropoietin ginjal meningkatkan jumlah sel darah
merah sebesar 20%- 30%, yang tidak sebanding dengan hal ini
tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma,
penurunan hemodilusi dan penurunan hemoglobin hingga 11
g/dL (Dartiwen dan Nurhayati, 2019)
53

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


1) Kebutuhan Fisik Ibu Hamil TM I, II, III :
a) Oksigen
Seseorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak
dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma
tertekan akibat membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen
meningkat 20%. Ibu hamil sebaiknya ridak berada di tempat
– tempat yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan
mengurangi masukan oksigen.
b) Nutrisi
Kebutuhan energi pada kehamilan trimester I
memerlukan tambahan 100 kkal/hari (menjadi 1.900 - 2.000
kkal/hari). Ini berarti sama dengan menambah 1 potong (50
gr) daging sapi atau 2 buah apel dalam menu sehari.
Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang
dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama
dengan mengkonsumsi tambahan 100gr daging ayam atau
minum 2 gelas susu sapi cair.
Selama trimester kedua dan ketiga, perkembangan janin
cukup pesat, mencapai 90% dari seluruh pertumbuhan dan
perkembangan kehamilan.
Nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung proses ini
adalah protein, zat besi, kalsium, magnesium, vitamin B
Kompleks, serta asam lemak omega 3 dan omega 6.
Tambahan energi sekitar 350 – 500 kalori per hari dan
tambahan asupan protein sekitar 17 gram per hari.
Kecukupan nutrisi dapat dipantau selama kehamilan dengan
penambahan berat badan sesuai usia kehamilan (Fitriah et al.,
2018).
c) Istirahat/Tidur
54

Durasi tidur pada ibu hamil dipengaruhi oleh perubahan


psikologis, hormon endoktrin, suhu tubuh, suasana hati dan
keadaan emosional selama masa pubertas, siklus mentsruasi,
kehamilan dan menopause. Berdasarkan survey Hedman
terhadap 325 ibu hamil di dapatkan frekuensi tidur ibu hamil
8,2 jam/hari sebelum hamil, 7,8 jam/hari pada trimester
pertama, 8 jam/hari pada trimester kedua, 7,8 jam/hari pada
trimester ketiga (Dartiwen dan Nurhayati, 2019).
d) Personal Hygiene
Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga
oleh seorang ibu hamil. Personal hygiene yang buruk dapat
berdampak terhadap kesehatan ibu dan janin.
(1) Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok sisi dan ganti pakaian
minimal 2 kali sehari
(2) Menjaga kebersihan alat genital dan pakaian dalam
(3) Menjaga kebersihan payudara
(4) Menggunakan pakaian dalam berbahan katun menyerap
keringat, menjaga vulva dan vagina tetap kering,
menghindari kelembaban pada vulva dan vagina
(Tyastuti et al., 2016)
e) Eliminasi
Selama masa kehamilan, ibu mengalami sering buang air
kecil karena penekanan kandung kemih akibat penurunan
kepala janin ke pintu atas panggul. Semakin bertambah usia
kehamilan, akan makin terasa. Selain itu, perubahan
hormonal memperngaruhi aktivitas usus halus dan usus besar,
sehingga buang air besar mengalami konstipasi atau sembelit
(Tyastuti et al., 2016)
f) Mobilisasi dan body mekanik
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur. Manfaat mobilisasi adalah :
55

sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah,


pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan
yang melelahkan, gerak badan yang menghentak atau tiba –
tiba dilarang untuk dilakukan. Dianjurkan berjalan-jalan pagi
hari dalam udara yang bersih, masih segra, gerak badan
ditempat seperti berdiri-jongkok, terlentang kaki diangkat,
terlentang perut diangkat, melatih pernafasan, latihan yang
tidak berlebihan, istirahat bila lelah (Tyastuti et al., 2016)
g) Seksual
Wanita hamil dapat tetap melakukan hubungan seksual
dengan suaminya sepanjang hubungan seksual tersebut tidak
mengganggu kehamilan. Ada beberapa tips untuk wanita
hamil yang ingin berhubungan seksual dengan suaminya :
(1) Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri
bagi wanita hamil
(2) Sebaiknya gunakan kondom, karena prostaglandin yang
terdapat dalam sperma bisa menyebabkan kontraksi
(3) Lakukan dalam frekuensi yang wajar, ± 2 – 3 kali
seminggu
h) Exircise atau senam hamil
Senam hamil merupakan salah satu bentuk olahraga
ringan yang dilakukan ibu hamil sejak usia kehamilan 20
minggu. Olahraga bagi ibu hamil dapat mengurangi keluhan
selama kehamilan, termasuk menurunkan tingkat kecemasan
saat melahirkan. Olahraga mengurangi stres ibu selama
kehamilan dan persalinan karena olahraga selama kehamilan
meningkatkan kadar norepinefrin di otak, yang meningkatkan
kinerja dan mengurangi stres. Efek relaksasi berguna untuk
menstabilkan kecemasan dan mengurangi ketakutan melalui
relaksasi fisik dan mental, serta memberikan informasi untuk
56

mempersiapkan apa yang akan terjadi saat melahirkan


(Kusumawati dan Jayanti, 2020).
Ditinjau dari teori bahwa kala II persalinan dipengaruhi
oleh power atau kekuatan ibu yang terdiri dari kekuatan
mengejan yang dimana hal tersebut dapat dilatih melalui
aktifitas fisik selama kehamilan yakni salah satunya dengan
Senam hamil. Dalam mekanismenya senam hamil dapat
melatih teknik pernapasan ibu yang berguna saat proses
mengejan selain itu juga membentuk sikap ergonomis yakni
penyesuaian tugas pekerjaan atau aktifitas dengan kondisi
tubuh manusia (Sukamdani et al, 2016).
Saat persalinan dibutuhkan kekuatan elastisitas oto
panggul yang dimana hal tersebut dapat dilatih dengan cara
melakukan prenatal yoga. Karena dengan oto panggul yang
elastis berarti otot dapat mengendur secara aktif sehingga
kepal abayi akan lebih mudah lahir dengan begitu proses kala
II berjalan secara lancar Irmawati (2014). Menurut Jahdi
(2017) Senam hamil juga dapat memperkuat otot, menjaga
fleksibilitas otot perineum dan vagina sehingga persalinan
minim trauma dan durasi setiap kala persalinan akan
berlangsung normal dan lebih cepat.
i) Brain booster
Orang tua hendaknya selalu memberikan rangsangan /
stimulasi kepada anak dalam segala aspek perkembangannya,
baik motorik kasar maupun halus, bahasa dan komunikasi
personal. Rangsangan ini harus teratur dan
berkesinambungan. Stimulasi otak bayi dapat dilakukan
antara usia kehamilan 18 dan 20 minggu, hal ini karena sel –
sel saraf janin pada saat ini terjadi lesatan 21 saraf yang
dahsyat., sehingga stimulasi janin dalam kandungan terdiri
dari percakapan, celotehm nyanyian, bacaan doa, agama,
57

dengan mengelus perut ibu. Stimulasi sebaiknya dilakukan


setiap hari, setiap saat ibu dapat berinteraksi dengan janinnya,
misalnya sambil mandi, memasak, mencuci pakaian,
berkebun, membaca, menonton tv, di kendaraan, di kantor, di
pasar, dimana saja dapat memberikan stimulasi. Gerak janin
yang masih dapat dianggap normal adalah leboh dari 10 kali
dalam 12 jam.
j) Kenaikan Berat Badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan berhubungan
dengan rahim dan isinya, pembesaran payudara, dan
peningkatan volume darah dan cairan ekstraseluler. selain itu,
kenaikan berat badan juga berasal daro perubahan
metabolisme yang menyebabkan peningkatan jumlah air
dalam sel dan akumulasi lemak dan protein baru (cadangan
ibu). Total penambahan berat badan ibu hamil adalah 11,3 –
15,9 kg dalam kondisi normal, 14 – 20 kg pada kurus, 7,5 –
12,5 kg pada kondisi gemuk dan 5,5 – 10 kg pada ibu
obesitas. Berat badan ibu yang normal bertambah sekitar 1,5
– 2,0 kg pada trimester pertama. Selama trimester 2 rata –
rata pertambahan berat badan meningkat 0,5 kg per minggu
sampai bulan ke 7 dan 8. Pada bulan ke 9 berat badan akan
turun atau tidak sama sekali, pada trimester 3 berat badan ibu
akan meningkat dari 4,0 – 5,0 kg (Fitriah et al., 2018).
2) Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil (Pieter, 2018) :
a) Dukungan Suami
Dukungan suami yang bersifat positif kepada istri yang
sedang hamil akan memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin, kesehatan fisik dan
psikologis ibu. Bentuk dukungan suami tidak cukup dari sisi
financial semata, tetapi juga berkaitan dengan cinta kasih,
menanamkan rasa percaya diri kepada istrinya, melakukan
58

komunikasi terbuka dan jujur, sikap peduli, perhatian,


tanggapan, dan kesiapan ayah.
b) Dukungan Keluarga
Ibu hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap
orang lain, namun sifat ketergantungan akan lebih besar
ketika akan bersalin. Sifat ketergantungan ibu dipengaruhi
kebutuhan rasa aman, terutama menyangkut keamanan dan
keselamatan saat melahirkan. Rasa aman tidak hanya berasal
dari suami, tetapi juga dari anggota keluarga besarnya.
Dukungan keluarga besar menambah percaya diri dan
kesiapan mental ibu pada masa hamil dan ketika akan
menghadapi persalinan.
c) Tingkat kesiapan personal ibu
Merupakan modal dasar bagi kesehatan fisik dan psikis ibu ,
yaitu kemampuan menyebabkan perubahan - perubahan fisik
dengan kondisi psikologisnya sehingga beban fisik dan
mental bisa dilaluinya dengan sukacita, tanpa stres atau
depresi..
d) Persiapan Menjadi Orang Tua
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap
sebagai masa transisi atau peralihan. Terlihat adanya
peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran baru,
serta ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang baru ini
dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru.
e) Support dari Tenaga Kesehatani
Tenaga kesehatan yang paling dekat dengan ibu hamil adalah
bidan, karena bidan merupakan tenaga kesehatan dari lini
terdepan yang mempunyai tigas untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak termasuk ibu hamil.
Bidan harus memahami perubahan – perubahan yang terjadi
pada ibu hamil baik secara fisik maupun psikologis. Dengan
59

memahami keadaan pasien, maka bidan dapat memberikan


pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien (Tyastuti S,
Wahyuningsih PH, 2016).
f) Rasa aman dan nyaman
Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami guna
kehamilan akan mempercepat hubungan antara ayah dan anak
dan suami istri. dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan
membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya.
d. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi
dalam kehamilan yaitu : Perdarahan Pervaginam, Sakit kepala yang
hebat, Penglihatan Kabur, Nyeri perut hebat, Bengkak diwajah dan
jari-jari tangan, Keluar cairan pervaginam, Gerakan janin tidak
terasa (Kusmiyati, 2010).
1) Sakit Kepala Berat
Sakit kepala bisa terjadi selama masa kehamilan, dan
seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Kadang – kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut ibu mungkin merasa pengelihatannya kabur atau
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari preeklampsia.
2) Penglihatan Kabur
Kondisi mata buram umumnya dialami ibu hamil saat
memasuki TM II, Gangguan ini dapat disertai dengan gejala
mual pada pagi hari, seperti mual, pusing dan muntah.
3) Perdarahan
Perdarahan Antepartum adalah perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan usia 20 minggu dengan insiden 2 – 5 % (Alamsyah,
2012)
4) Gerakan Janin Tidak Terasa
60

Pada kehamilan yang sehat, pergerakan janin tersebut akan


terus terasa secara rutin hingga waktu persalinan tiba.
Pergerakan normal janin yaitu sekitar 10 gerakan atau lebih
dalam 2 jam. Gerakan tersebut akan lebih mudah terasa saat ibu
berbaring menyamping dan fokus merasakan gerakan. Biasanya,
janin mulai suka menendang di usia kehamilan 16 – 22 minggu.
Janin bisa tiba – tiba berhenti atau tidak bergerak di dalam
kandungan bisa saja terjadi karena janin sedang tidur, biasanya
selama 20 – 40 menit atau bahkan sampai 90 menit
5) Demam Tinggi
6) Selaput kelopak mata pucat
7) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan (Oedema)
Hampir separuh ibu hamil mengalami bengkak normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
setelah beristirahat atau meninggikan kaki. bengkak dapat
menunjukkan tanda bahaya apabila muncul pada muka dan
tangan dan tidak hilang setelah beristkrahat dan disertai keluhan
fisik lain. hal ini merupakan tanda anemia, gagal jantung atau
pre eklampsia.
e. Ketidaknyamanan Kehamilan TM III
1) Sering Buang Air Kecil
2) Kram pada kaki
3) Kram tangan
4) Sakit Punggung
5) Kencang – kencang

E. Teori IMT
Semua zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan janin terdapat
dalam makanan yang dikonsumsi ibu. Makanan yang dikonsumsi ibu akan
disimpan secara teratur dan terus menerus sebagai glikogen, protein, dan
kelebihannya sebagi lemak. Hal tersebut berguna untuk memenuhi
61

kebutuhan energi, kebutuhan ibu untuk kehamilannya, dan pertumbuhan


janin (Cunningham,2010). Dibandingkan ibu yang tidak hamil, kebutuhan
ibu hamil akan protein meningkat hingga 68%, asam folat 100%, kalsium
50%, dan zat besi 200- 300%. Bahan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil harus meliputi enam kelompok makanan yaitu makanan yang
mengandung protein hewani maupun nabati, susu dan olahannya, roti dan
bebijian, buah dan sayur yang kaya akan vitamin C, sayuran hijau, serta
kelompok buah dan sayur lainnya (Arisman,2010)
Kekurangan nutrisi pada wanita pada masa reproduksi dapat
mempengaruhi kesehatan ibu baik sebelum hamil, selama kehamilan, dan
setelah masa kehamilan. Pada masa sebelum kehamilan dapat
mengakibatkan rendahnya berat badan dan berkurangnya cadangan lemak.
Pada masa kehamilan dapat mengakibatkan berkurangnya durasi
kehamilan dan rendahnya pertambahan berat badan selama hamil. Serta
pada masa setelah kehamilan dapat mengakibatkan berkurangnya produksi
Air Susu Ibu (ASI) (Sastroasmoro S, 2011).
Penyimpanan lemak ibu selama kehamilan akan mencapai puncaknya
pada trisemester kedua dan akan menurun seiring dengan meningkatnya
kebutuhan janin pada akhir kehamilan. Hal ini tentu akan berpengaruh
terhadap berat badan ibu selama kehamilan (Cunningham,2010).
Asupan makanan ibu yang terganggu akan mempengaruhi
penyimpanan dan kebutuhan energy bagi ibu dan janin yang sedang dalam
pertumbuhan. Selain peningkatan deposit, penambahan berat badan ibu
selama kehamilan juga disebabkan oleh pertumbuhan uterus dan isinya
(Mochtar,2011).
Pertambahan berat badan ibu hamil tidak hanya dipengaruhi oleh
perubahan fisiologis ibu, tetapi juga dipengaruhi oleh karakteristik lain dan
faktor biologis (metabolism plasenta). Fungsi plasenta adalah sebagai
organ endokrin dan zat perantara ibu dan janin. Perubahan homeostatis
dapat merubah struktur dan fungsi plasenta yang berdampak terhadap
kondisi pertumbuhan janin. Plasenta dapat mempengaruhi sistem
62

metabolisme ibu karena adanya perubahan hormone insulin dan sistem


peradangan, sehingga berakibat pada pertambahan berat badan ibu hamil
(Kathlen.,dkk,2010).
Di Indonesia, standar pertambahan berat badan ibu hamil yang normal
adalah sekitar 9-12 kg (Kemenkes,2010). Hasil Penelitan Abeyasa (2011)
di kota Gampaha Sri Langka menunjukkan bahwa hampir sebagian besar
(45,5%) ibu yang memiliki IMT Overweight sebelum hamil memiliki
pertambahan berat badan normal selama masa kehamilan.
Berikut standar pertambahan berat badan ibu hamil selama masa
kehamilan sesuai dengan IMT sebelum hamil:
Standar Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Tabel 2. 9 Standar Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan

Total Pertambahan Berat Badan


IMT Sebelum Hamil
(Kg)
Kurang < 18,5 kg/m² 12,5 – 18
Normal 18,5 – 24,9 kg/m² 11,5 – 16
Overweight 25 – 29,9 kg/m² 7 – 11,5
Obesitas < 30 kg/m² 5–9
Sumber : Institute of Medicine and National Research Council, 2010

Untuk mencapai kebutuhan nutrisi yang diharapkan bagi ibu selama


kehamilan dan janinnya, ibu hamil harus mencapai penambahan berat
badan pada angka tertentu selama masa kehamilannya. Selama masa
kehamilan berat badan ibu diharapkan bertambah ±12,5 kg, tergantung
ukuran tubuh dan berat badan sebelum hamil. Pertambahan berat badan
yang diharapkan pada trisemester I mengalami pertambahan 2-4kg, pada
trisemester II mengalami pertambahan 0,4 kg perminggu, pada triemester
III mengalami pertambahan 0,5 kg atau kurang perminggu (Asplun,2010;
Morgan,2010).
Perubahan berat badan yang tidak sesuai akan berdampak bagi janin.
Peningkatan BMI ≥25% pada masa kehamilan akan meningkatkan resiko
kelahiran berat bayi besar yaitu bayi dengan berat lahir lebih dari 4000
gram. Demikian juga pertambahan berat badan yang tidak sesuai juga akan
63

mempengaruhi pertumbuhan pada janin. Pertambahan berat badan ibu


sangat berpengaruh pada trisemester I karena pada waktu ini janin tumbuh
cepat dan perlu gizi (Asplun,2010; Morgan,2010). Jika pertambahan berat
badan ibu selama kehamilan rendah maka dapat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan janin. Dilakukan pemeriksaan status gizi ibu hamil yang
berupa berat badan (BB), massa lemak (ML), dan massa bebas lemak
(MBL) diukur dengan timbangan berat badan Tanita SC 240; tinggi badan
(TB) diukur dengan Stadiometer SECA 213; sedangkan lingkar lengan
atas (LILA) diukur dipertengahan lengan atas non dominan dengan SECA
212.
Indeks Masa Tubuh (IMT) menurut Sastroasmoro S (2011) diukur, yaitu :
BB (Kg)
TB (m²)

F. Teori MAP (Mean Arterial Pressure)


1. Tekanan Darah
a. Definisi
Tekanan darah juga didefinisikan sebagai kekuatan lateralpada
dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung
(Potter &Perry, 2010). Tekanan darah merupakan daya yang
dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh.
Bila seseorang mengatakan bahwa tekanan dalam pembuluh adalah
100 mmHg hal itu berarti bahwa daya yang dihasilkan cukup untuk
mendorong kolom air raksa melawan gravitasi sampai setinggi 100
mm (Guyton &Hall, 2010).
Pengukuran tekanan darah,mengukur bagaimana kondisi jantung
dalam memompa darah. Ada dua hasil yang kita temui, yaitu sistolik
dan diastolik. Tekanan tertinggi terjadi selama ejeksi jantung dan
disebut tekanan sistolik (Normalnya 120 mmHg), yaitu saat ventrikel
kontraksi. Titik terendah dalam siklus ini disebut diastolik yaitu saat
64

ventrikel relaksasi (Normalnya 80mmHg). Selisih tekanan sistolik


dan tekanan diastolik disebut Pulse Pressure (tekanan nadi) dan akan
terus berubah sesuai dengan pertambahan usia. Hasil pengukuran
(sistolik dan diastolik),maka perlu mencaritekanan arteri yang
sebenarnya, yang disebut Mean Arterial Pressure (MAP) yaitu
Tekanan darah arteri rata-rata, yang bisa didapatkan dengan sebuah
rumus yaitu:
MAP = (S + 2 D)
3
Keterangan :
MAP = Mean Arterial Pressure/tekanan arteri rata-rata
S = Tekanan darah sistolik
D = Tekanan darah diastolic
Jadi perhitungannya, apabila seseorang mempunyai tekanan darah
arteri 120/80 mmHg, maka MAP/tekanan arteri rata-ratanya adalah
(120 + 160) atau 280/3 yaitu 93,4 mmHg (Potter & Perry, 2010).
b. Fisiologi Tekanan Darah
Tekanan darah menggambarkan interaksi dari curah jantung,
tekanan vaskuler perifer, volume darah, viskositasdarah dan
elastisitas arteri.Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan
resistensi pembuluh darah perifer(tahanan perifer) (Potter & Perry,
2010).
1) Curah Jantung atau Cardiac output
Adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel ke
dalam sirkulasi pulmonaldan sirkulasi sistemik dalam waktu satu
menit. Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa curah jantung
seseorang adalah volume darah yang dipompa jantung (volume
sekuncup) selama 1 menit (frekuensi jantung).
Ada dua hal yang menentukan curah jantung yaitu jumlah denyut
jantung per menit (Heart Rate= HR) dan stroke volume (sv).
Curah jantung = HR x stroke volume
65

Pada keadaan istirahat curah jantung rata rata 5 liter permenit.


Hal ini dapat dihitung dari rata rata jumlah denyut jantung
permenit sekitar 70 kali dan stroke volume sekitar 70 ml
perdenyutan. Sehingga rata-rata cardiac output sekitar 4,9 liter
permenit atau 5 liter permenit. Setiap menit ventrikelkanan
memompa darah 5 liter ke paru paru dan 5 liter darah dipompakan
kesirkulasi sistemik.
Besarnya curah jantung dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume
akhir diastolik ventrikel (preload), beban akhir ventrikel
(afterload), dan kontraktilitas dari jantung (Tarwoto, 2011).
a) Preload
Preload adalah keadan dimana serat otot ventrikelkiri
jantung memanjang atau meregang sampai akhir diastol.
Sesuai dengan hukum frank starlingbahwa semakin besar
regangan otot jantung semakin besar pula kekuatan
kontraksinya dan semakin besar pula cardiac outputnya. Pada
keadaan preloadterjadi pengisian ventrikel, sehingga makin
panjang otot ventrikel meregang makin besar pula volume
darah yang masuk dalam ventrikel.
b) Afterload
Afterload adalah tahanan yang diakibatkan oleh pompa
ventrikel kiri, untuk membuka katup aorta selama sistoldan
pada saat memompa darah. Afterload secara langsung
dipengaruhi tekanan darah arteri, ukuran ventrikel kiridan
karakteristik katup jantung. Jika tekanan darah arteri tinggi
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah
kesirkulasi. Jika afterloadnyameningkat karena vasokonstriksi
perifermaka otot jantung tidak dapat meregang dengan
sempurna, lebih pendek sehingga ejeksinya tidak efektif.
c) Kontraktilitas
66

Kekuatan kontraksi dari otot jantung sangat berpengaruh


terhadap Cardiac Output, maka kuat kontraksi otot jantung
makin banyak pula volume darah yang dikeluarkan. Stimulasi
saraf simpatis meningkatkan kontraktilitas otot jantung dan
tekanan ventrikel. Pada keadaan hipoksemia dan asidosis
metabolikakan menurunkan kontraktilitas otot jantung dan
menurunkan stroke volume.
2) Viskositas Darah dan Tekanan Perifer
Kekentalan atau visikositas darah mempengaruhi kemudahan
aliran darah melewati pembuluh yang kecil, dan visikositas darah
ditentukan oleh hematokrit, apabila hematokrit meningkat, aliran
darah lambat, tekanan darah arteri naik (Potter & Perry, 2010).
Hematokrit normal untuk laki-laki± 42% sedangkan
perempuan ± 38% (Muttaqim, 2010). Tahanan terhadap aliran
darah ditentukan tidak hanya oleh radius pembuluh darah
(halangan vascular) tetapi juga visikositas darah. Semakin kecil
lumen pembuluh, semakain besar tahanan vaskuler terhadap
aliran darah, dengan naiknya tahanan tekanan darah arterijuga
naik. Tekanan darah juga turun pada saat dilatasi pembuluhdarah
dan tahanan turun (Potter & Perry, 2010).
3) Elastisitas Tekanan Darah
Normalnya dinding pembuluh darah arteri elastis dan mudah
berdistensi, kemampuan distensi mencegah pelebaran fluktuasi
tekanan darah, dan pada penyakit tertentu seperti ateriosklerosis,
dinding pembuluh darah kehilangan elastisitasnya. Volume
sirkulasi darah pada orang dewasa 5000 ml, normalnya volume
darah tetap konstan, volum sirkulasi darah dalam sistem vaskuler
mempengaruhi tekanan darah. Tekanan terhadap dinding arteri
menjadi lebih besar jika volume meningkat (Potter & Perry,
2010).
c. Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
67

1) Usia
Peningkatan tahanan periferakan meningkatkan tekanan
darah. Tekanan darah sistolik lansia biasanya meningkat sejajar
dengan bertambahnya usia, sedangkan tekanan darah sistolik
meningkat biasanya hanya sampai usia 50-an kemudian menurun
sehingga pada waktu itu, rumus tekanan darah adalah usia
ditambah 100. Jadi apabila orang berumur 60 tahun maka tekanan
darah sisitolik 160 mmHg dianggap normal (Kabo, 2011).
Kardiovaskular pada lansia, terjadi penebalan dan kekakuan
katup jantung, kemampuan memompa darah menurun
(menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah
menurun, serta meningkatnya resisitensi pembuluh darah perifer
sehingga tekanan darah meningkat. Tekanan darah sangat
bervariasi tergantung pada keadaan, akan meningkat saat aktifitas
fisik, emosi, dan stress, dan turun selama tidur. Lansia yang
terlalu lama berbaring dapat mengalami penurunan tekanan darah
secara mendadak pada saat ia berdiri dan berjalan. Orang berusia
lanjut, tekanan darah saat duduk sangat berbeda dengan saat
berdiri. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah perlu
dilakukan dalam posisi berdiri dan juga pada beberapa keadaan
tertentu (Palmer, 2010).
2) Ras
Frekuensi hipertensi (tekanan darah tinggi) pada orang Afrika
Amerika lebih tinggi dari pada orang Eropa Amerika. Kematian
yang dihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak pada
orang Afrika Amerika. Kecenderungan populasi ini terhadap
hipertensi diyakini berhubungan dengan genetik dan lingkungan
(Nasution, 2011).
3) Stres
Kondisi stress memicu aktivasi dari hipotalamus yang
mengendalikan dua sistem neuroendokrin, yaitu sistem saraf
68

simpatis dan korteks adrenal. Aktivasi dari sistem saraf simpatis


memicu peningkatan aktivasi berbagai organ dan otot polos salah
satunya meningkatkan kecepatan denyut jantung serta pelepasan
epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah oleh medula adrenal
(Shewood, 2010). Stimulasi aktivitas saraf simpatis akan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan berdampak pada perubahan tekanan darah
yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak
menentu (Nasution, 2011).
Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan
stimulasi simpatis, yang meningkatkat frekuensi darah, curah
jantung dan tahanan vaskuler perifer. Efekstimulasi simpatik
meningkatkan tekanan darah. Stres merupakan suatu keadaan
yang bersifat internal, yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik,
lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak
terkontrol (Potter 2010).
4) Variasi Diurnal
Tingkat tekanan darah berubah ubah sepanjang hari. Tekanan
darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara
berangsurangsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan
puncaknya pada senja hari atau malam. (Potter & Perry, 2010).
5) Jenis Kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan
darahpada laki-laki atau perempuan. Wanita umumnya memiliki
tekanan darah lebih rendah dari pada pria yang berusia sama, hal
ini cenderung akibat variasi hormon. Setelah Menopause, wanita
umumnya memiliki tekanan darah lebih tinggi dari sebelumnya
(Potter & Perry, 2010).
6) Medikasi
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak
langsung, mempengaruhi tekanan darah, seperti diuretik dan
69

vasodilator. Golongan lain yang mempengaruhi tekanan darah


adalah analgesik narkotik, yang dapat menurunkan tekanan darah.
Golongan medikasi lain yang mempengaruhi tekanan darah
adalah analgesik narkotik, yang dapat menurunkan tekanan darah.
(Potter & Perry, 2010). Pemakaian obat-obat tertentu seperti
kontrasepsi oral,dekongestan hidung, obat anti flu dapat
meningkatkan tekanan darah (Hartati, 2011).
d. Metode Pengukuran Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua metode, yaitu:
1) Metode langsung
Metode yang menggunakan kanula atau jarum yang
dimasukkan kedalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan
manometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk
menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan
keahlian khusus.
2) Metode tidak langsung
Selain menggunakan spignomanometer, tekanan darah dapat
diukur dengan menggunakan alat tekanan darah automatik.
Banyak alat elektronik dapat menentukan tekanan darah secara
automatis.segera setelah manset dipasang, perawat dapat
memprogram alat untuk memperoleh dan mencatat hasil tekanan
darah pada interval yang telah diset. Alarm batas dapat diprogram
untuk memperingatkan perawat jika pengukuran tekanan darah
diluar parameter yang diinginkan.
Metode yang menggunakan spigmomanometer. Pengukuran
tidak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang
mengukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat mengukur
tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan alat
stetoskop (Rendy 2013).
Sistem termasuk mikrofon atau sensor tekanan yang terpasang
pada manset yang dikembangkan. Mikrofon atau sistem akustik
70

mendengar bunyi korotkoff dan mencatat bacaan tekanan


diastolik dan sistolik. Sensor tekanan atau sistem ultrasonik
berespon terhadap gelombang tekanan yang dihasilkan oleh
gerakan darah melalui arteri. Keuntungan alat automatik adalah
penggunaannya mudah dan efisien. (Potter & Perry, 2010).

G. Teori Persalinan
1. Pengertian INC
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir
atau jalan lain (Sulisdian, et al, 2019)
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum dapat
dikatakan inpartu apabila kontraksi uterus tidak menyebabkan
perubahan serviks (JNPK-KR, 2017)
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu di mulai dengan kontraksi
persalinan yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan di
akhiri dengan kelahiran plasenta (Fritasari, 2013)
2. Tujuan INC
Menurut ulmutmainah Annisa (2011) menyatakan bahwa Tujuan
dari INC ialah sebagai berikut :
a. Memberikan pengetahuan dan keterampilan pelayanan persalinan
normal dan penanganan awal penyulit beserta rujukan yang
berkualitas dan sesuai dengan prosedur standar.
b. Mengidentifikasi praktik-praktik terbaik bagi penatalaksanaan
persalinan dan kelahiran, yang berupa:
71

1) Kesiapan menghadapi persalinan, kelahiran, dan kemungkinan


komplikasikan
2) Penolong yang terampil
3) Episiotomi yang terbatas hanya pada indikasi
4) Partograf
5) Mengidentifikasi tindakan-tidakan yang merugikan dengan
maksud menghilangkan tindakan tersebut.
c. Meningkatkan sikap terhadap keramahan dan keamanan dalam
memberikan pelayanan persalinan normal dan penanganan awal
penyulit beserta rujukannya.
3. Landasan Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Bagian Kedua
Kewenangan Pasal 19
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil,masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelayanan:
1) Konseling pada masa sebelum hamil.
2) Antenatal pada kehamilan normal.
3) Persalinan normal.
4) Ibu nifas normal.
5) Ibu menyusui dan
6) Konseling pada masa antara dua kehamilan
c. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:
1) Episiotomi.
2) Pertolongan persalinan normal.
3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
72

4) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.


5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil.
6) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
7) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu
ibu eksklusif.
8) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
Postpartum.
9) Penyuluhan dan konseling.
10) Bimbingan pada kelompok ibu hamil dan,
11) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran
4. Konsep Benang Merah
a. Asuhan sayang ibu dan bayi
Seorang bidan harus memiliki jiwa penyayang dan sensitif
terhadap pasiennya, apa jadinya jika seorang bidan tidak memiliki
sifat penyayang, pasti pasien tidak akan merasa nyaman dengan
perlakuan bidan tersebut
b. Pencegahan infeksi
Bidan harus bisa mencegah hal-hal yang berisiko infeksi,sebagai
contoh, sering dilakukan orang tua dahulu adalah melakukan sunat
terhadap bayi wanita yang baru lahir, padahal sesungguhnya hal
tersebut tidak boleh dilakukan karena bisa menimbulkan infeksi.
c. Pengambilan keputusan
Menjadi seorang bidan harus konsisten, harus sesegera mungkin
mengambil keputusan apa A atau B supaya penanganan pasien tidak
akan terlambat.
d. Rujukan
Rujukan dilakukan oleh bidan jika ada suatu hal yang sudah
bukan menjadi wewenang bidan. Biasanya, bidan akan memberi
rujukan ke dokter spesialis kandungan agar dapat di diagnosa lebih
lanjut.
e. Pendokumentasian
73

Pendokumentasian dilakukan bidan bertujuan agar bidan


memiliki rekam medis apa saja tindakan yang sudah dilakukan
terhadap pasien, bila sewaktu-waktu ada pasien meninggal dan
menuntut bidan tersebut.pendokumentasian tersebut sebagai bukti
bahwa bidan tersebut telah melakukan tindakan sesuai dengan
standar oprasional yang benar.
5. Tanda – Tanda Persalinan
a. Timbulnya Kontraksi uterus
b. Penipisan dan pembukaan serviks
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
6. Faktor – faktor yang mempengaruhi Persalinan
Menurut Saragih, 2017. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
proses persalinan normal yang dikenal dengan istilah 5 P, yaitu : Power,
Passage, Passenger, Psikis Ibu Bersalin, dan Penolong persalinan,
uraian sebagai berikut :
a. Power (Tenaga)
Power (tenaga) merupakan kekuatan yang mendorong janin
untuk lahir. Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga,
yaitu Primer dan Sekunder.
1) Primer : berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang
berlangsung sejak muncul tanda – tanda persalinan hingga
pembukaan lengkap
2) Sekunder : usaha ibu untuk mengejan yang dibutuhkan setelah
pembukaan lengkap
b. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat,
dasar panggul, vagina dan intritus vagina (lubang luar vagina).
Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan – lapisan otot dasar
panggul ikut menunjang keluarnya bayi, panggul ibu jauh lebih
berperan dalam proses persalinan. Ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum persalinan dimulai.
74

c. Passenger (Janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor
janin, yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin
(habilitus), serta jumlah janin. Pada persalinan normal yang
berkaitan dengan passenger antara lain : Janin bersikap fleksi
dimana kepala, tulang punggung, dan kaki berada dalam keadaan
fleksi, dan lengan bersilang di dada. Taksiran berat janin normal
adalah 2500 – 3500 gram dan DJJ normal yaitu 120 – 160 x / menit.
d. Penolong persalinan
Orang yang berperan sebagai penolong persalinan adalah petugas
kesehatan yang mempunyai legalitas dalam menolong persalinan,
antara lain : dokter, bidan, perawat maternitas dan petugas kesehatan
yang mempunyai kompetensi dan pertolongan persalinan, menangani
kegawatdaruratan serta melakukan rujukan jika diperlukan.
e. Psikis Ibu Bersalin
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang
menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Pada umumnya
persalinan dianggap hal yang menakutkan karena disertai nyeri
hebat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang
mengancam jiwa. Nyeri merupakan fenomena yang subjektif,
sehingga keluhan nyeri persalinan setiap wanita tidak akan sama,
bahkan pada wanita yang samapun tingkat nyeri persalinannya tidak
akan sama dengan nyeri persalinan yang sebelumnya.
7. Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu atau Safe Motherhood adalah program yang
direncanakan pemerintah untuk mengurangi tingginya angka kematian
dan kesakitan para ibu yang diakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan
kelahiran.
a. Kala I
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai
pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
75

1) Memberikan dukungan emosional.


2) Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinansampai
kelahiran bayinya.
3) Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama
persalinan.
4) Peran aktif anggota keluarga selama persalinandengan cara :
a) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
b) Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
c) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji
ibu.
d) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman
e) Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
5) Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
6) Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi
secara teratur dan spontan. Kandung kemih penuh menyebabkan
gangguan kemajuan persalinandan menghambat turunnya kepala;
menyebabkan ibu tidak nyaman; meningkatkan risiko perdarahan
pasca persalinan; mengganggu penatalaksanaan distosia bahu;
meningkatkan risiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.
7) Pencegahan infeksi –Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk
mewujudkan persalinanyang bersih dan aman bagi ibu dan bayi;
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru
lahir.
8) Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi, memberikan kecukupan
energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi
menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif
b. Kala II
Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks
sampai keluarnya bayi.Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu
adalah:
76

1) Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara


lain :
a) Melakukan rangsangan taktil.
b) Membantu ibu untuk berganti posisi.
c) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinansampai
kelahiran bayinya.
d) Memberikan makanan dan minuman.
e) Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik.
2) Pendampingan ibu selama proses persalinansampai kelahiran
bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.
3) Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan–
dengan cara memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan
kepada ibu.
4) Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan
umtuk meneran –dengan cara memberikan kesempatan istirahat
sewaktu tidak ada his.
5) Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan&
kelahiran dengan cara :
a) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga.
b) Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan.
c) Melakukan pendampingan selama proses persalinandan
kelahiran.
6) Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan
perineum ibu.
7) Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
8) Memberikan rasa aman dan nyaman dengan cara :
a) Mengurangi perasaan tegang.
b) Membantu kelancaran proses persalinandan kelahiran bayi.
c) Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap
tindakan penolong.
d) Menjawab pertanyaan ibu.
77

e) Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya.


f) Memberitahu hasil pemeriksaan.
9) Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.
c. Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai
plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan
menyusui segera.
2) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3) Pencegahan infeksi pada kala III.
4) Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5) Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7) Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III
d. Kala IV
Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasentaAsuhan
yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1) Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam
keadaan normal.
2) Membantu ibu untuk berkemih.
3) Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi
dan melakukan massase uterus.
4) Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5) Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya
post partum seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina,
pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi
kontraksi hebat.
6) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7) Pendampingan pada ibu selama kala IV.
8) Nutrisi dan dukungan emosional.
e. Asuhan kesehatan ibu dan bayi pasca persalinan
78

1) Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat


gabung)
2) Ajarkan ibu dan keluarga tentang nutrisi dan istirahat yang cukup
setelah melahirkan
3) Bantu ibu untuk menyusukan bayinya, anjurkan memberikan ASI
sesuai dengan yang diinginkan bayinya dan ajarkan tentang ASI
eksklusif
4) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang gejala dan tanda bahaya
yang mungkin terjadi dan anjurkan merekan untuk mencari
pertolongan jika timbul atau kekhawatiran.
5) Anjurkan suami dan keluarganya untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayi
8. Prinsip PI (Pencegahan Infeksi) dalam INC
a. Pengertian
Pencegahan infeksi (PI) harus diterapkan dalam setiap aspek
asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong
persalinan dan tenaga kesehatan lainnya. Pencegahan infeksi adalah
bagian yang esensialdari semua asuhan yang diberikan kepada ibu da
bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat
menolong persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan
selama kunjungan antenatal atau pasca persalinan atau bayi baru
lahir atau saat menetalaksana penyulit.
b. Tujuan
1) Meminimalisir infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
seperti bakteri, virus dan jamur
2) Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa
seperti hepatitis dan HIV/AIDS
c. Five Moment
Mencuci tangan atau Hand Hygiene sangat sederhana, tidak
memakan waktu yang banyak namun bisa membantu mencegah
infeksi yang berbahaya jika dilakukan dengan tepat.
79

1) Sebelum kontak dengan pasien


2) Sebelum melakukan tindakan aseptik
3) Setelah terkena cairan tubuh pasien
4) Setelah kontak dengan pasien
5) Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
Cara mencuci tangan :
1) 6 langkah cuci tangan
a) Tuang cairan handcrub pada telapak tanan kemudian usap
dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
b) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara
bergantian
c) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
d) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci
e) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
f) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
perlahan
2) Prinsip 6 langkah dalam cuci tangan
a) Dilakukan dengan menggosok tangan menggunakan cairan
antiseptik (Handrub) atau dengan air mengalir dan sabun
asntiseptik (Handwash)
b) Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash
40-60 detik
c) 5 kali melakukan handrub sebanyak diselingi 1 kali
Handwash
3) Sasaran Keselamatan Pasien Harus diingat bahwa sasaran
keselamatan pasien ada 6 sasaran, antara lain:
a) Ketepatan identifikasi pasien
b) Peningkatan Komunikasi efektif
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high
alert)
80

d) Kepastian tepat lokasi (sisi), tepat prosedur dan tepat pasien


operasi
e) Pengurangan risiko infeksi melalui 6 langkah cuci tangan
f) Pengurangan risiko pasien jatuh
Identifikasi status gelang pasien
a) Biru = pasien laki-laki
b) Merah Muda = pasien perempuan
c) Merah = pasien dengan alergi
d) Kuning = pasien dengan risiko cidera
d. Pedoman Pencegahan Infeksi Untuk memutus rantai penyebaran
infeksi antara lain :
1) Cuci tangan dengan benar Yaitu dengan 6 langkah mencuci
tangan, hygiene tangan baik dilakukan dalam 5 momen saat,
sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan antiseptik,
setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien,
setelah kontak dengan lingkungan disekitar pasien.
2) Memakai sarung tangan Pakai sarung tangan sebelum menyentuh
sesuatu yang basah (kulit tak utuh, selaput mukosa, darah atau
cairan tubuh lainnya) peralatan, sarung tangan atau sampah yang
terkontaminasi.
3) Memakai APD (Alat Pelindung Diri) Seperti kaca mata
pelindung, masker wajah, penutup kepala, clemek,dan sepatu
boots yang digunakan untuk menghalangi atau membatasi petugas
dari percikam cairan tubu, darah atau cidera selama melaksanakan
prosedur klinik.
4) Mengunakan tehnik Antisepsis Karena kulit dan selaput mukosa
tidak dapat disterilkan maka penggunaan antiseptik akan sangan
mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat
mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi.
5) Memproses alat bekas pakai.
6) Menangani peralatan tajam dengan aman.
81

7) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan termasuk


penggolongan sampah secara benar.
9. Tahap-tahap persalinan
a. Kala I (Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir darah karena serviks
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement) kala dimulai
dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm) lamanya
kala I untuk primigravida berlangsung ± 12 jam, sedangkan pada
multigravida sekitar ± 8 jam. Berdasarkan kurva friedman
pembukaan primi 1cm/jam, sedangkan pada multi 2cm/jam. Kala
pembukan dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten berupa
pembukaan serviks sampai ukuran 3 cm dan berlangsung dalam 7-8
jam serta fase aktif yangberlangsung ± 6 jam, di bagi atas 3 subfase,
yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam dan pembukaan menjadi
4 cm, periode dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm, terakhir ialah periode deselerasi
berlangsung lambat selama 2 jam dan pembukaan menjadi 10 cm
atau lengkap (Prawirohardjo, 2014).
Dalam kala I, dibagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Laten dan Fase
Aktif (Damayanti, 2014)
1) Fase Laten adalah tahapan awal dari kala 1. Fase laten dimulai
dari pembukaan 0 sampai pembukaan 3cm. Fase laten
membutuhkan waktu 8 jam (Damayanti, 2014)
2) Fase Aktif terjadi setelah melalui fase laten. Dalam fase aktif,
frekuensi dan lama kontraksi uterus akan terus meningkat secara
bertahap.
Fase aktif dibagi menjadi 3, yaitu :
a) Fase Akselerasi merupakan fase dimana pembukaan 3 menjadi
4 cm. Waktu yang dibutuhkan dalam fase ini adalah 2 jam.
82

b) Fase Dilatasi maksimal merupakan fase dimana pembukaan


serviks terjadi secara cepat yaitu dari pembukaan 4 sampai
pembukaan 9 dalam waktu 2 jam.
c) Fase Deselerasi merupakan fase dimana terjadi perlambatan
pembukaan serviks dari pembukaan 9 sampai pembukaan
lengkap. Dalam fase ini membutuhkan waktu 2 jam (Sursilah,
2010)
b. Kala II (Kala pengeluaran janin)
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi, gejala dan tanda kala II
persalinan yaitu ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi, ibu merasa adanya peningkatan tekanan pada
rectumatau pada vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan
sfingter animembuka, meningkatnya pengeluaran lendir bercampur
darah (Prawiroharjo, 2014).
c. Kala III (Kala pengeluaran uri)
Kala III yaitu waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan atau
pengeluaran uri (plasenta) yang berlangsung tidak lebih dari 30
menit (Prawiroharjo, 2014).
1) Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu adanya perubahan bentuk
dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah
mendadak dan singkat
2) Manajemen aktif kala III, yaitu pemberian suntikan oksitosin,
melakukan peregangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri.
d. Kala IV
Yaitu kala pengawasan atau pemantauan, setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
meliputi tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih,
perdarahan pervaginam. (Saifuddin, 2014). Asuhan dan pemantauan
kala IV yaitu lakukan rangsangan taktil (massase) uterus untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat, evaluasi tinggi fundus
83

dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat


sebagai patokan, perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan,
periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau
episiotomy), evaluasi keadaan umum ibu, dokumentasikan semua
asuhan selama persalinan kala IV dibagian belakang partograf,
segera setelah asuhan dan penilaian dilakukan (Saifuddin, 2014).
10. 60 Langkah APN
a. Mengenali tanda gejala Kala II
1) Mendengar dan melihat tanda Kala II persalinan :
a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan vagina
c) Perineum tampak menonjol
d) Vulva dan sfinger ani membuka
b. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
1) Menyiapkan pertolongan persalinan pastikan kelengkapan
peralatan, bahan dan obat-obatan essensial untuk menolong
persalinan dan penatalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan
bayi baru lahir yaitu :
a) Tempat datar, rata bersih, kering dan hangat
b) 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi)
c) Alat hisap lendir
d) Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Persiapan ibu untuk melahirkan bayinya antara lain :
(1) Menggelar kain di perut bawah bayi
(2) Menyiapkan oksitosin 10 unit
(3) Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
2) Pakai celemek plastik atau bahan yang tidak tembus cairan
3) Melepaskan dan menyiapkan semua perhiasan yang dipakai,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
84

keringkan tangan dengan tisu/handuk pribadi yang bersih dan


kering
4) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam (VT)
5) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik)
c. Memastikan keadaan lengkap dan keadaan janin
1) Memberikan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati –
hati dari anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan
kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
2) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
3) Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, selama 10
menit). Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
Tutup kembali partus set
4) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas
normal (120 – 160 x / menit)
5) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses meneran
6) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika
ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Posisikan
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman
7) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat
8) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam selang waktu 60 menit
d. Persiapan untuk melahirkan
85

1) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut


bawag ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm
2) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong ibu
3) Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan
peralatan dan bahan
4) Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
e. Persiapan untuk melahirkan bayi
Lahirnya kepala :
1) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan
belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif
atau bernafas cepat dan dangkal.
2) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses
kelahiran bayi dan perhatikan :
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan
lewat bagian atas kepala bayi
b) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan
lewat bagian atas kepala bayi
3) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan
Lahirkan Bahu Bayi :
a) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparetal. Anjurkan ibu meneran saat kontraksi. Kemudian
gerakkan kepala kearah bawah/distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan lalu gerakkan kearah
atas/distal untuk melahirkan bahu belakang
86

Lahirkan Badan dan Tungkai :


b) Setelah bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang, tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan
dan siku bayi sebelah atas.
c) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan
pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu
dan jari – jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu
dengan jari telunjuk)
f. Asuhan Bayi Baru Lahir
1) Lakukan penilaian (selintas) :
a) Apakah bayi cukup bulan ?
b) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
c) Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Bila semua
jawaban adalah “YA”, lanjut ke – 26
2) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan
bayi dalam posisi dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu
3) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
4) Beritahu ibu bahwa dia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
5) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin)
6) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan
klem kira – kira 2 – 3 cm dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk
87

dan jari tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali kearah
ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm dari klem pertama
7) Pertolongan dan pengikatan tali pusat :
a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit
(lindungi perut bayi), dan pengguntingan tali pusat di antara 2
klem tersebut
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat
dengan simpul kunci pada sisi lainnya
c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
8) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu dan
bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada
ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola mamae
ibu, seperti berikut :
a) Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang
topi di kepala bayi
b) Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam
c) Sebagain besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30 – 60 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara
d) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu
g. Manajemen Aktif Kala III Persalinan (MAK III)
1) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva
2) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat.
88

3) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah


sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang –
atas (dorso kranial) secara hati – hati (untuk mencegah inversio
uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas
Mengeluarkan Plasenta
4) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal
maka lanjutkan dorongan ke arah kranilan hingga plasenta dapat
di lahirkan
5) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan
6) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
massase uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
h. Menilai Perdarahan
1) Periksa kedua sisi plasenta (maternal – fetal) pastikan plasenta
telah dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta kedalam kantung
plastic atau tempat khusus
2) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 dan 2 yang
menimbulkan perdarahan
i. Asuhan Pasca Persalinan
1) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
2) Pastikan kandungan kemih kosong. Jikan penuh lakukan
kateterisasi
89

j. Evaluasi
1) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan clorin 0,5%, bersihkan nida darah dari cairan tubuh
menggunakan air DTT
2) Ajarkan ibu dan keluarga melakukan massase uterus dan nilai
kontraksi
3) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum baik
4) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
5) Pantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernapas dengan baik (40
– 60 kali / menit)
k. Kebersihan dan keamanan
1) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi
2) Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai
3) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lendir dan
darah di ranjnag atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
4) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberishkan ASI .
anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya
5) Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
6) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik, dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
7) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian
keringkan tangan dengan tissu atau handuk pribadi yang bersih
dan kering
90

8) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan


fisik bayi
9) Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi
baik, pernapasan normal, (40 – 60 kali / menit) dan temperarut
tubuh normal (36,5 – 37,5°c) setiap 15 menit
10) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan
hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di
dalam jangkauan ibu agar sewaktu – waktu dapat disusukan
11) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di
dalam larutan klorin 0,5% selam 10 menit.
12) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudia
keringkan dengan tissu atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
l. Dokumentasi
1) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV persalinan. Observasi Persalinan
dengan menggunakan partograf menuru Kemenkes RI (2013) di
mulai pada pembukaan 4 cm. Kemudian, petugas harus
mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
a) Kondisi air ketuban
b) Perubahan bentuk kepala janin (molase)
c) Pembukaan serviks, dinilai tiap 4 jam dan ditandai dengan
tanda silang
d) Penurunan kepala bayi, menggunakan sistem perlimaan, catat
dengan tanda lingkaran (0). Pada posisi 0/5, sinisput (S), atau
paruh atas kepala berada di simfisis pubis
e) Waktu, emnyatakan berapa lama penanganan sejak pasien
diterima
f) Jam, catat jam sesungguhnya
g) Kontraksi, frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½
jam lakukan palpasi untuk hitung banyakanya kontraksi
91

dalam 10 menit dan lamanya. Lama kontraksi dibagi dalam


hitungan detik : 40 detik
h) Oksitosin, catat jumlah oksitosin pervolume cairan infus serta
jumlah tetes permenit
i) Obat yang diberikan
j) Nadi, setiap ½ jam sekali tandai dengan titik besar
k) Tekanan daran, setiap 4 jam sekali tandai dengan anak panah
l) Suhu tubuh, setiap 4 jam sekali
m)Protein, Aseton, volume urin, catat setiap ibu berkemih

H. Teori Nifas
1. Pengertian PNC
Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun
secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (heni puji, 2018).
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan dimana organ – organ
rahim dikembalikan ke proses sebelum hamil dan melahirkan, yang
biasanya berlangsung hingga 6 minggu (42 hari). Nifas (Puerperium)
berasal dari dua suku kata Latin Puer dan Parous. Puer artinya bayi dan
Parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah bayi lahir, masa
pemulihan, dari akhir persalinan sampai rahim kembali ke posisi
sebelum hamil (Rini, 2016).
Postpartum adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim
dan organ kewanitaan yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah
nifas. Lamanya periode post partum sekitar 6 – 8 minggu. Setelah
terjadinya perubahan – perubahan kondisi psikologis (Erni H & Lia K,
2017).
2. Tujuan PNC
Tujuan Asuhan Nifas (Prawirohardjo, 2014).
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
92

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,


mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan
bayinya.
c. Memberikan penkes tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,
menyusui, imunisasi dan perawatan bayi sehat.
d. Memberikan Pelayanan KB
3. Landasan Hukum Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Bagian Kedua
Kewenangan Pasal 19
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
b. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:
1) Episiotomi.
2) Pertolongan persalinan normal.
3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
4) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil.
6) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
7) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu
ibu eksklusif.
8) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum.
9) Penyuluhan dan konseling.
10) Bimbingan pada kelompok ibu hamil dan,
11) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran
c. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelayanan:
93

1) Konseling pada masa sebelum hamil.


2) Antenatal pada kehamilan normal.
3) Persalinan normal.
4) Ibu nifas normal.
5) Ibu menyusui dan
6) Konseling pada masa antara dua kehamilan.
4. Standar Pelayanan Masa Nifas
Mneurut Profil Kesehatan Indonesia (2020), frekuensi kunjungan,
waktu kunjungan dan tujuan kunjungan masa nifa, yaitu :
a. Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah post partum tujuan :
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri,
mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, memberi konseling
pada ibu atau keluarga cara mencegah terjadinya perdarahan,
mobilisasi dini, pemberian ASI awal, memberi Supervise pada ibu
untuk melakukan hubungan awal antara ibu dengan bayi, menjaga
bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah Hipotermi.
b. Kunjungan kedua, waktu 6 hari postpartum tujuannya : Memastikan
Involusi Uterusberjalan dengan normal, evaluasi adanya tanda-tanda
bahaya nifas, memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada
tanda-tanda penyulit, memastikan ibu cukup makan, minum dan
istirahat, memberi ibu konseling dalam pengasuhan bayi.
c. Kunjungan ketiga, waktu 2 minggu postpartum. Tujuan: Sama
dengan kunjungan hari ke 6
d. Kunjungan keempat, waktu 6 minggu postpartum. Tujuan:
Menanyakan penyulit-penyulit yang ada dan memberikan konseling
untuk KB secara dini
5. Kebijakan Program Pemerintah Terkait PNC Kebijakan program
nasional pada masa nifasyaitu paling sedikit empat kali melakukan
kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
a. Menilai kondisi kesehatan.
94

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya


gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalahyang terjadi pada masa
nifas.
d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
6. Macam-macam Lochea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas, berbau
amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda. Jika lokkea berbau
tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mengalami perubahan
karena proses involusi (Elfina, 2022). Pengeluaran lokhea dapat dibagi
berdasarkan waktu dan warna diantaranya:
a. Lochea Rubra/merah (Kruenta) Lochea ini muncul pada hari 1 – 3
hari masa postpartum. Berwarna merah cerah, Darah dengan bekuan
bau amis, meningkat dengan bergerak meneteki peregangan.
b. Lochea Sanguillenta, Lochea ini muncul pada hari ke 3-7 hari
berwarna pink atau coklat dengan konsistensi serosanguineous, bau
amis.
c. Lochea Serosa, Lochea serosa muncul pada hari ke 7-14 hari
berwarna kekuningan.
d. Lochea Alba, Lochea alba ini muncul >14 hari postpartum.
Warnanya kuning putih.
7. Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
8. Perubahan perineum
95

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena


sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post
partum hari ke - , perineum kembali sebagian tonusnya.
a. Perubahan sistem pencernaan
Ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan
yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang
berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan,
hemoroid dan kurangnya aktivitas tubuh.
b. Perubahan sistem perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit
untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan
ini adalah terdapat spasme sfinkter dan oedema leher kandung kemih
setelah mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang
pubis selama persalinan berlangsung. Kadar hormon estrogen yang
bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan tersebut disebut “diuresis”.
c. Perubahan Kardiovaskuler
Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah
bertambah, sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada
penderita vitum cordia. Hal ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume
darah kembali seperti sediakala. Hal ini terjadi pada hari ketiga
sampai kelima postpartum.
d. Perubahan Muskulosketal
Otot – otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh
darah yang berada di antara anyaman otot- otot uterus akan terjepit,
sehingga akan menghentikan perdarahan. Ligamen – ligamen,
diafragma pelvis, serta fasia yang 12 meregang pada waktu
persalinan, secara berangsur-angsur menjadi pulih kembali.
96

Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6 – 8 minggu setelah


persalinan.
e. Perubahan Tanda – tanda Vital
Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang hrus dikaji antara lain :
Suhu, Nadi, Tekanan Darah dan Pernapasan.
9. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
a. Nutrisi dan Cairan
Pada masa nifas, ibu dianjurkan untuk menambahkan 500 kalori /
hari dengan gizi seimbang untuk mencukupi kebutuhan nutrisi.
b. Ambulasi
Ibu nifas normal dianjurkan untuk melakukan posisi miring kiri dan
kanan pada posisitidur dan memperbanyak berjalan. Hal ini akan
membantu proses pemulihan ibu dan mencegah troboemboli.
c. Eliminasi
Pada 24 jam pertama, ibu dianjurkan untuk buang air besar
d. Istirahat
Ibu nifas dianjurkan untuk tidur malam selama 7 – 8 jam dan
istirahat di siang hari sekitar 2 jam.
e. Kebersihan diri
Ibu dianjurkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun sebelum
dan sesudah membersihkan genitalia, mengganti pembalut minimal 2
kali sehari atau ketika pembalut tampak basah dan penuh
f. Perawatan Payudara
Ibu dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan payudara agar tidak
mengganggu proses pemberian ASI dan mencegah iritasi.
g. Seksual
Berhubungan seksual sebaiknya dilakukan setelah 6 minggu pasca
persalinan karena pada fase ini, masih terjadi proses pemulihan
khususnya pada serviks yang baru tertutup sempurna setelah 6
minggu.
h. Keluarga Berencana
97

Ibu pasca melahirkan dianjurkan menunda kehamilan setidaknya 2


tahun agar bayinya dapat memperoleh ASI yang cukup. Pasangan
suami istri dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi dan
membuat perencanaan Keluarga Berencana.
10. Tahanpan Masa Nifas
Menurut Wahyuni (2018) tahapan masa nifas dibagi menjadi :
a. Periode Immediate Postpartum (Puerperium dini)
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada
masa ini merupakan fase krisis, sering terjadi insiden perdarahan
postpartum karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu
melakukan pemantauan secara kontinu, yang meliputi : kontraksi,
uterus, pengeluaran lokea, kandung kemih, tekanan darah dan suhu.
b. Periode Early Postpartum (Puerperium Intermedinal)
Pada fase ini pada > 24 jam – 1 minggu, bidan memastikan
involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokea
tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan
dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode Late Postpartum (Remote Puerperium)
Pada periode ini > 1 minggu – 6 minggu bidan tetap melakukan
asuhan dan pemeriksaan sehari – hari serta konseling perencanaan
KB. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyakit
atau komplikasi.
11. Tehnik Menyusui
a. Pengertian
Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari oleh ibu dan
bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk
pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan (Mulyani, 2013).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Rini
dan Kumala, 2017). Manfaat dari teknik menyusui yang benar yaitu
98

putting susu tidak lecet, perlekatan menyusu pada bayi kuat, bayi
menjadi tenang dan tidak terjadi gumoh (Wahyuningsih, 2019).
b. Tehnik Menyusui yang Benar
Teknik menyusui yang benar yang diungkapkan Banowati
(2019) yaitu :
1) Sebelum mulai menyusui putting dan areola mammae
dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas basah atau ASI
dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan
sekitar kalang payudara.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara.
a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, jika duduk akan
lebih baik menggunakan kursi yang rendah (hal ini bertujuan
supaya kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan menggunakan
satu lengan, kepala bayi terletak pada siku ibu (kepala tidak
boleh menengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan).
c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang
satunya di depan.
d) Perut bayi menempel pada badan ibu, posisi kepala bayi
menghadap payudara (tidak hanya menoleh atau
membelokkan kepala bayi).
e) Telingan dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f) Ibu menatap bayi dengan kasih saying
3) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang di bawah, jangan terlalu menekan putting susu atau
kalang payudara saja.
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (roting refleks)
dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu atau
menyentuh sisi mulut bayi.
99

5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi


didekatkan ke payudara ibu dan putting susu serta kalang
payudara dimasukkan ke mulut bayi.
a) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk
kedalam mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah
langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari
tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang
payudara.
b) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang
atau disangga.
c) Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara
sampai kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang
satunya. Cara melepas isapan bayi yaitu jari kelingking ibu
dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu
bayi ditekan ke bawah
6) Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah untuk mengeluarkan udara
dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusu. Cara
menyendawakan bayi adalah bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk secara
perlahan atau dengan cara bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
c. Posisi Menyusui
Posisi menyusui ada beberapa jenis, menurut Mulyani (2013)
menyebutkan posisi menyusui ada 8, antara lain :
1) Posisi Berdiri
Pada posisi berdiri diharapkan bayi merasa nyaman saat
menyusu. Cara menyusui dengan berdiri yaitu :
a) Bayi dapat digendong dengan kain atau alat penggendong
bayi.
100

b) Pada saat menyusui saat berdiri sebaiknya tetap disangga


dengan lengan ibu agar bayi merasa tenang dan usahakan
tidak terputus saat menyusu.
c) Letakkan badan bayi saat menyusu dengan posisi dada ibu
dengan diletakkan di tangan bayi dibelakang atau disamping
ibu agar tubuh ibu tidak mengganjal saat menyusu dan bisa
nyaman saat menyusu dengan posisi berdiri.

Gambar 2. 1 Posisi Berdiri

2) Posisi Rebahan
Posisi rebahan bisa dilakukan dengan cara menyusui sebagai
berikut :
a) Saat posisi rebahan ibu dapat duduk di atas tempat tidur dan
punggung bersandar pada sandaran tempat tidur atau dapat di
ganjal dengan bantal.
b) Kaki ibu dengan posisi lurus di atas tempat tidur.
c) Saat menyusui bayi menghadap ke payudara ibu atau perut
ibu.
d) Pada saat menyusui posisi tangan ibu menyangga bayi secara
merata dari kepala, bahu hingga pantatnya.
e) Posisikan paha ibu untuk turut membantu menyangga tubuh
bayi, namun kalau kurang dapat ditambah dengan bantal
101

Gambar 2. 2 Posisi Rebahan

3) Posisi Duduk
Posisi menyusu dengan duduk dapat dilakukan posisi santai
dan tegak menggunakan kursi yang rendah agar posisi kaki ibu
menapak ke lantai dan punggung ibu bisa bersandar pada
sandaran kursi. Adapun caranya posisi dengan duduk yaitu
dengan cara :
a) Dengan menggunakan bantal atau selimut untuk menopang
bayi, bayi ditidurkan di atas pangkuan ibu.
b) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada
lengkungan siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan.
Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.
c) Posisi lengan bayi satu diletakkan di belakang badan ibu dan
yang satu di depan badan ibu.
d) Posisi perut bayi menempel ke badan ibu dan kepala bayi
menghadap ke payudara ibu.
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

Gambar 2. 3 Posisi Duduk


102

4) Posisi Menggendong (The Cradle Hold)


Posisi menggendong sangat baik untuk ibu yang bersalin
secara normal. Posisi menggendong dengan cara :
a) Peluk bayi dan kepala bayi pada lekuk siku tangan.
b) Jika bayi menyusu pada payudara kanan, letakkan kepalanya
pada lekuk siku tangan kanan dan bokongnya pada telapak
tangan kanan.
c) Mengarahkan badan bayi dan kuping bayi berada dengan satu
garis lurus dengan tangan bayi yang ada di atas atau
berbaring menyamping dengan muka, perut dan lutut
menempel pada dada dan perut ibu.
d) Posisi bayi saat menyusui seolah-olah merangkul badan ibu
supaya mempermudah bayi dalam mencapai payudara.
e) Tangan kiri ibu memegang payudara jika diperlukan.

Gambar 2. 4 Posisi Menggendong (The Cradle Hold)

5) Posisi Menggendong Menyilang (Transisi)


Posisi ini sangat baik untuk bayi yang mengalami kesulitan
menempelkan mulutnya ke putting susu karena payudara ibu
yang besar sementara mulut bayi yang kecil dan posisi ini juga
baik untuk bayi yang sedang sakit. Cara posisi menggendong
menyilang yaitu :
a) Posisi ini dengan cara telapak tangan menyangga kepala bayi.
b) Jika menyusui pada payudara kanan maka menggunakan
tangan kiri untuk memegangi bayi.
c) Memeluk bayi sehingga kepala, dada dan perut bayi untuk
menghadap ibu.
103

d) Arahkan mulutnya ke putting susu dengan ibu jari dengan


tangan ibu di belakang kepala dan bawah telinga bayi.
e) Ibu menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang
payudara jika diperlukan.

Gambar 2. 5 Posisi Menggendong Menyilang (Transisi)

6) Posisi Football (Mengepit)


Posisi football sangat baik untuk ibu yang sedang menjalani
operasi caesar yang berfungsi untuk menghindari bayi berbaring
diatas perut dan posisi ini juga dapat digunakan untuk bayi lahir
kecil atau memiliki kesulitan dalam menyusu, putting susu ibu
datar atau flat nipple dan bisa digunakan untuk posisi menyusui
untuk bayi kembar. Cara menyusui posisi football dengan cara
yaitu :
a) Telapak tangan menyangga kepala bayi dan bayi diselipkan
ke bawah tangan ibu seperti memegang bola atau tas pada
tangan.
b) b) Menyusui dengan payudara kanan maka memegang
dengan payudara kanan, demikian pula sebaliknya.
c) Arahkan mulut bayi ke putting susu ibu, mula-mula dagu
bayi atau dengan tindakan ini harus dilakukan dengan hati-
hati, jika mendorong bayinya dengan keras kearah payudara.
Bayi akan menolak menggerakkan kepalanya atau melawan
tangan ibu.
d) Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan bayi
menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara
jika diperlukan.
104

Gambar 2. 6 Posisi Football (Mengepit)

7) Posisi Berbaring Miring


Posisi berbaring miring ini baik untuk ibu yang pertama kali
menyusui atau ibu merasakan lelah atau nyeri. Ini biasanya
dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan melalui operasi
caesar. Hal yang harus diperhatikan dengan posisi berbaring
miring adalah pertahankan jalan nafas bayi agar tidak tertutup
oleh payudara ibu. Adapun cara menyusui dengan posisi
berbaring miring adalah :
a) Posisi dilakukan dengan posisi berbaring tempat tidur.
b) Mintalah bantuan pasangan untuk meletakkan bantal dibawah
kepala dan bahu, serta diantara lutut. Hal ini akan membuat
punggung dan pinggul pada posisi yang lurus.
c) Muka ibu dan bayi tidur berhadapan dan bantu menempelkan
mulut bayi ke putting susu.
d) Letakkan bantal kecil atau lipatan selimut di bawah kepala
bayi agar bayi tidak menegangkan lehernya untuk mencapai
putting dan ibu tidak perlu membungkukkan badan kea rah
bayinya, sehingga bayi akan tidak cepat lelah.

Gambar 2. 7 Posisi Berbaring Miring

8) Posisi Menyusui dengan Kondisi Khusus


Posisi-posisi yang dapat dilakukan untuk posisi menyusui
dengan kondisi khusus yaitu :
105

a) Posisi menyusui pasca operasi caesar bisa menggunakan dua


posisi yaitu :
(1)Posisi dengan berbaring miring.
(2)Posisi football atau mengepit.
b) Posisi double football atau mengepit sama dengan ibu yang
melahirkan melalui saksio caesaria, posisi football juga tepat
untuk bayi yang kembar, dimana kedua bayi disusui
bersamaan kiri dan kanan, dengan cara :
(1)Kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala
bayi, seperti memegang bola.
(2)Letakkan tepat di bawah payudara ibu.
(3)Membiarkan posisikan kaki menjuntai keluar.
(4)Untuk memudahkan, kedua bayi diletakkan pada satu
bidang datar yang memiliki ketinggian kurang lebih
sepinggang ibu.
(5)Dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi
kembarnya saja.
(6)Cara lain adalah dengan meletakkan bantal diatas
pangkuan ibu.

Gambar 2. 8 Posisi Double Football

c) Posisi menyusui dengan ASI berlimpah, biasanya dilakukan


untuk ibu yang memiliki ASI yang berlimpah dan memancar
secara penuh dan alirannya deras, posisi untuk mengurangi
resiko tersedak pada bayi dengan cara ibu tidur terlentang
lurus di tempat tidur dan sementara bayi di atas perut ibu
dalam posisi berbaring lurus dengan kepala menghadap ke
106

payudara ibu atau bayi dengan posisi tengkurap di atas dada


ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi dengan posisi ini
bayi tidak akan tersedak.

Gambar 2. 9 Posisi Menyusui ASI Berlimpah

I. Teori Keluarga Berencana


1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu strategi untuk
mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan
mengatur waktu, jarak, jumlah kehamilan, sehingga dapat mencegah
atau memperkecil kemungkinan ibu hamil mengalami komplikasi yang
membahayakan jiwa atau janin (Kemenkes RI, 2014). Keluarga
berencana adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas melalui
promosi, perlindungan dan bantuan dalam hak – hak reproduksi untuk
membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah,
jarak kehamilan, membina ketahanan serta kesejahteraan anak
(BKKBN, 2015)
Program keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur jarak
interval kehamilan, merencanakan waktu kelahiran yang tepat dalam
kaitanya dengan umur istri, serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Tujuan umum dari pelayanan kontrasepsi adalah pemberian
dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB.Tujuan pokok yang
diharapkan adalah penurunan angka kelahiran.
107

2. Tujuan Keluarga Berencana (KB)


Menurut Kemenkes, (2014) tujuan dari program keluarga berencana
dan pelayanan kotrasepsi adalah :
a. Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan cara menekan Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP). Pertambahan penduduk yang tidak
terkendali akan mengakibatkan kesenjangan bahan pangan karena
perbandingan yang tidak sesuai dengan jumlah penduduk. hal ini
tentunya juga akan diikuti dengan penurunan angka kelahiran atau
disebut Total Fertility Rate dari 2,78 menjadi 2.0 per wanita pada
tahun 2015.
b. Mengatur kehamilan dengan cara menunda usia perkawinan hingga
benar-benar matang, menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan.
Serta untuk menghentikan kehamilan bila dirasakan telah memiliki
cukup anak.
c. Membantu dan mengobati kemandulan atau infertilisasi bagi
pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun dan ingin
memiliki anak tetapi belum mendapat keturunan.
d. Sebagai Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja
atau pasangan yang akan menikah. Dengan harapan nantinya
pasangan tersebut memiliki pengetahuan untuk membentuk keluarga
yang sejahtera dan berkualitas.
e. Tercapainya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera serta
membentuk keluarga yang berkualitas.
3. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal merupakan alat atau obat kontrasepsi yang
bahan bakunya mengandung sejumlah hormon kelamin wanita
(estrogen dan progresteron), kadar hormon tersebut tidak sama untuk
setiap jenisnya. Alat kontrasepsi homonal termasuk dalam jenis
meliputi suntik, pil, dan implant.
a. KB PIL
108

Kontrasepsi pil merupakan obat kontrasepsi yang berbentuk


tablet pil yang diminum setiap hari selama 28 hari. Jenis KB Pil 2
macam, yaitu: Pil yang mengandung hormon progresteron (pil
progestin) dan (pil kombinasi) pil yang mengandung hormon
estrogen dan progresteron yang berfungsi menghambat ovulasi
sehingga dapat mencegah pembuahan.
1) Jenis
Pil Kombinasi terdiri dari 28 pil kontrasepsi oral dan setiap pilnya
berisi derivate estrogene atau etilestradiol dan progestine dosis
kecil untuk penggunaan satu siklus. Pil kontrasepsi oral ini
diminum saat pertama kali haid, selanjutnya setiap pil 1 hari 1 pil
selama 28 hari. Pil mini atau pil progestin hanya berisi devirate
progestine, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 28
pil.
Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe pil kombinasi
6) Efek Samping
Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan
progesteron oleh ovarium. Adapun efek samping akibat hormon
estrogen, efek samping yang sering terjadi yaitu rasa mual, retensi
cairan dan natrium, sakit kepala, nyeri pada payudara, dan fluor
albus atau keputihan. Sakit kepala disebabkan oleh retensi cairan.
Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi dan dapat
diberikan secara oral. Dalam kondisi tersebut, akseptor dianjurkan
untuk melanjutkan kontrasepsi hormonal dengan kandungan
hormon estrogen yang lebih rendah. Hormon progesteron juga
memiliki efek samping jika dalam dosis yang berlebihan dapat
menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu
makan disertai bertambahnya berat badan, acne (jerawat), albus
(keputihan), hipomenorea.
7) Cara Penggunaan
109

Penggunaan kontrasepsi pil dengan cara meminum tiap tablet pil


tiap hari pada waktu yang sama. Sehari satu tablet selama 28 hari,
kunjungan ulang dilakukan apabila ada keluhan dan sebelum pil
habis supaya stok pil KB tetap tersedia.
b. KB SUNTIK
Kontrasepsi suntik adalah obat yang diberikan dengan cara
menyuntikan hormon secara intramuscular. Penyuntikan tersebut
diberikan pada musculus gluteus atau musculusdeltoideus, saat ini
beberapa kontrasepsi hormonal yang dikembangkan dan sudah
tersedia, yaitu suntik setiap tiga bulan dan suntik setiap satu bulan.
Secara umum kontrasepsi suntik mepunyai tingkat efektivitas
yang tinggi angka tingkat keberhasilanya. Sehingga jarang
dikawatirkan terjadi kelupaan seperti halnya penggunaan kontrasepsi
hormonal oral yang diminum setiap hari. Pemakaianya dapat
diberikan saat menstruasi atau setelah melahirkan.
1) Jenis
Jenis kontrasepsi suntik diberikan dalam tiga bulan mengandung
alfa-medroxyprogesterone yang dikenal dengan nama DMPA
(Depo Medroxy Progerterone Acetate) atau suntik progestin
dengan dosis 150 mg.
Depoprovera adalah derifatif yang dibuat secara sintetis atau
semisintetis yang mempunyai efektivitas tinggi dalam mencegah
terjadi ovulasi. KB suntik Cyclofem atau suntik kombinasi
merupakan suntikan kombinasi antara 25 mg medroksi
progresterone acetate dan 5 mg estradiol sipinoat yang diberikan
secara intramuscular sebulan sekali.
2) Efek Samping
Efek samping pada kontrasepsi jenis suntik meliputi gangguan
siklus haid, amenore, spotting, atau metroragia, depresi,
keputihan, jerawat, rambut rontok, perubahan berat badan, pusing
atau sakit kepala, mual muntah, perubahan libido atau dorongan
110

seksual, tidak melindungi dari infeksi menular seksual dan


HIV/AIDS.
3) Cara Penggunaan
Penggunaan KB suntik dilakukantiap tiga bulan sekali untuk
suntik progestin dan satu bulan sekali untuk suntik kombinasi.
Penyuntikan dilakukan di 1/3 paha luar dengan suntikan IM.
Kunjungan ulang dilakukan apabila ada keluhan dan sesuai
jadwal suntik satu bulan sekali untuk kombinasi dan tiga bulan
sekali untuk suntik progestin.
c. KB IMPLAN
Implan adalah metode kontrasepsi yang dipakai dilengan atas
berbentuk silastik (lentur). Berukuran sebesar batang korek api yang
ditanam dibawah antara kulit dan daging (otot) sehingga terlihat dari
luar menonjol dandapat diraba. Metode alatkontrasepsi implan
mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul
silasticsilikon dan di susukkan dibawah kulit. Implant adalah metode
kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja
panjang, dosis rendah, reversible untuk wanita.
1) Jenis
a) Terdiri dari 1 kapsul silastik berisi 68 mg 3-ketodesogestrel
dan 66 mg kopolimer EVA (implanon).
b) Terdiri dari 2 kapsul silastik berisi levonogestrel 75 mg.
2) Efek samping
Efek samping pada kontrasepsi jenis implan meliputi gangguan
siklus haid, ekspulsi implan, perubahan berat badan, jerawat, rasa
nyeri (perih, nyeri payudara), pusing (sakit kepala, migran), nyeri
perut bagian bawah, kloasma bercak hitam pada wajah, infeksi
pada luka insisi, liang senggama terasa kering, perubahan
perasaan (depresi)
3) Cara Penggunaan
111

Kontrasepsi implan ditanam di bawah lengan atas dengan cara


insisi, perawatan yang dilakukan setelah pemasangan yaitu tetap
jaga agar luka kering, hindari mengangkat beban berat, dan
menhindari dari infeksi. Implan memiliki jangka waktu
penggunaan 3-5 tahun. Kunjungan ulang dilakukan seminggu
setelah pemasangan, jadwal pelepasan, apabila ada keluhan, dan
minimal satukali dalam setahun.
4. Kontrasepsi Non Hormonal
Kontrasepsi Non Hormonal adalah kontrasepsi yang tidak
mengandung hormon, baik setrogen maupuin progesteron (Hartanto,
2004).
a. KB IUD (Intra Uterine Device)
Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang
telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan
masa aktif fungsi kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri
sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan
telur berimplementasi dalam uterus (Hidayati, 2009). Pengertian
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat
dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga
mengandung hormone dan di masukkan ke dalam ocia melalui
vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010). IUD adalah suatu
alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalamrahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan
tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya
berisi hormon progesterone. (Kusmarjati, 2011).
1) Jenis-jenis IUD
Jenis – jenisIUD yang dipakai di Indonesia antara lain :
a) Cooper T
Menurut Imbarwati,(2009). IUD berbentuk T, terbuat dari
bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi
112

lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini


mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yangcukup
baik.
Menurut ILUNI FKUI (2010). Spiral jenis copper T
(melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim
dan dapat dipakai selama 10 tahun.
b) Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif
untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat
Copper7.Menurut Imbarwati (2009). IUD ini berbentuk angka
7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200
mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD
Copper-T.
c) Multi Load
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari plastik
(polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah
3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar,
small, dan mini.
d) Lippes Loop
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene,
berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk
memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes
loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjnag
bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang
kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih).
113

Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.


Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi
perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus,
sebab terbuat dari bahan plastic.
2) Efek Samping
a) Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi,
spoting akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang
aktif sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi
AKDR.
b) Perubahan siklus menstruasi.
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih
pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus
normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari,
biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
c) Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d) Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e) Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid
yang lebih banyak.
f) Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial
yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang
disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri
anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai
konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
g) Pendarahan Post seksual.
114

Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang


AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding vagina
sehingga menimbulkan pendarahan.
3) Cara Kerja
Menurut Saifudin (2010), Cara kerja IUD adalah:
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopi.
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri.
c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi.
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
8) Keuntungan
Menurut Saifudin (2010), Keuntungan IUD yaitu:
a) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggiSangat efektif → 0,6
-0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 –170 kehamilan).
b) AKDR dapat efektik segera setelah pemasangan.
c) Metode jangka panjnag (10 tahun proteksi dari CuT –380A
dan tidak perlu diganti)
d) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat –ingat
e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut
untuk hamil
g) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT -
380A)
h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi)
115

j) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah


haid terakhir)
k) Tidak ada interaksi denganobat –obat Membantu mencegah
kehamilan ektopik.
9) Kerugian
Menurut Saifudin (2010), Kerugian IUD:
Efek samping yang mungkin terjadi:
a) Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
b) Haid lebih lama dan banyak
c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d) Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain :
a) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan
b) Merasa sakit dan kejang selama 3 –5 hari setelah pemasangan
c) Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang
memungkinkan penyebab anemia
d) Perforasi dinding uteru (sangat jarang apabila pemasangannya
benar).
e) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
f) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti pasangan
g) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan
IMS memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas
h) Tidak mencegah terjadinya kehamilanektopik terganggu
karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
10) Kontraindikasi
Menurut Kusumaningrum (2012), Kontraindikasi dari IUD :
a) Hamil atau diduga hamil
116

b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita


penyakit kelamin
c) Pernah menderita radang rongga panggul
d) Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
e) Riwayat kehamilan ektopik
f) Penderita kanker alat kelamin.
11) Pemasangan IUD
Menurut Prawirohardjo (2010), IUD dapat dipasang dalam
keadaan:
a) Sewaktu haid sedang berlangsung, karena keuntungannya
pemasangan lebih mudah oleh karena servik pada waktu agak
terbuka dan lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras,
perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak
seberapa dirasakan, kemungkinana pemasangan IUD pada
uterus yang sedang hamil tidak ada.
b) Sewaktu postpartum Pemasangan IUD setelah melahirkan
dapat dilakukan:
(1) Secara dini yaitu dipasang pada wanita yang melahirkan
sebelum dipulangkan dari rumah sakit
(2) Secara langsung yaitu IUD dipasang dalam masa 3 bulan
setelah partus atau abortus
(3) Secara tidak langsung yaitu IUD dipasang sesudah masa
tiga bulan setelah partus atau abortus
c) Sewaktu abortus
d) Beberapa hari setelah haid terakhir
12) Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan IUD
Kunjungan ulang setelah pemasangan IUD Menurut BKKBN
(2010):
a) 1 minggupasca pemasangan
b) 2 bulan pasca pemasang
c) Setiap 6 bulan berikutnya
117

d) 1 tahun sekali
e) Bila terlambat haid 1 minggu
f) Perdarahan banyak dan tidak teratur
Menurut Prawirohardjo (2012), pemeriksaan sesudah IUD
dipasang dilakukan pada:
a) 1 minggu pasca pemasangan
b) 3 bulan berikutnya
c) Berikutnya setiap 6 bulan
13) Pemeriksaan Pada saat Kunjungan Ulang
Menurut Varney, Kriebs dan Gegor (2010), Setelah IUD dipasang
seorang pasien wanital, ia harus diarahkan untuk menggunakan
prepart spermisida dan kondom pada bulan pertama. Tindakan ini
akan memberi perlindungan penuh dari konsepsi karena IUD
menghambat serviks, uterus, dan saluran falopii tempat yang
memungkinkan pembuahan dan penanaman sel telur dan ini
merupakan kurun waktu IUD dapat terlepas secara spontan.
Pasien harus melakukan kunjungan ulang pertamanya dalam
waktu kurang lebih enam minggu. Kunjungan ini harus dilakukan
setelah masa menstruasi pertamanya pasca pamasangan IUD.
Pada waktu ini, bulan pertama kemungkinan insiden IUD lebih
tinggi untuk terlepas secara spontan telah berakhir. IUD dapat
diperiksa untuk menentukannya masih berada pada posisi yang
tepat. Selain itu, seorang wanita harus memiliki pengalaman
melakukan pemeriksaan IUD secara mandiri dan beberapa
efeksamping langsung harus sudah diatasi. Kunjungan ulang
member kesempatan untuk menjawab pertanyaan dan member
semangat serta meyakinkan pasien. Diharapkan, hal ini
membuahkan hasil berupa peningkatan jumlah pengguna IUD.
b. Kontrasepsi Kondom
118

Kondom merupakan sarung karet salah satunya berbahan latex


sebagai salah satu alat untuk mencegah kehamilan atau penularan
penyakit kelamin pada saat berhubungan seks.
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (jaret), plastik (vynil) atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis,
berbentuk silinder dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung
berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalnnya, yaitu 0,02
mm (Lusa, 2010).
1) Efektifitas Kondom
Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai
secara benar setiap kali berhubungan seksual. pemakaian kondom
yang tidak konsisten membuat tidak efektif. angka kegagalan
kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100
perempuan pertahun (Lusa, 2010).
2) Manfaat Kondom
Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu
manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat kondom
secara kontrasepsi antara lain :
a) Efektif bila pemakaian benar
b) Tidak mengganggu produksi ASI
c) Tidak mengganggu kesehatan klien
d) Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus
e) Murah dan tersedia diberbagai tempat (Lusa, 2010)
3) Cara Kerja Kondom
a) Mencegah sperma masuk kesaluran reproduksi wanita
b) Sebagai alat kontrasepsi
c) Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transmisi mikro
organisme penyebab PMS (Penyakit Menular Seksual) (Lusa,
2010).
119

c. MAL (Metode Amenore Laktasi)


MAL merupakan metode kontrasepsi alamiah yang
mengandalkan pemberian ASI pada bayinya. Akan tetap mempunyai
efek kontrasepstif apabila menyusukan secara penuh (eksklusif),
belum haid dan usia bayi kurang dari 6 bulan. Mal berfungsi efektif
hingga 6 bulan, dan bila tetap belum ingin hamil, kombinasikan
dengan metode kontrasepsi lain setelah bayi berusia 6 bulan.
Konseling yang dilakukan kepada klien harus jelas dan
informatif, sehingga pencegahan kehamilan dapat terjadi, seperti :
memberikan ASI (secara penuh) dari kedua payudara sesuai
kebutuhan (sekitar 6-10 kali per hari), memberikan ASI paling
sedikit satu kali pada malam hari (tidak boleh lebih dari 4-6 jam
diantara 2 pemberian), tidak menggantikan jadwal pemberian ASI
dengan makanan/cairan lain, jika frekuensi menyusukan kurang dari
6-10 kali @ 60 ml per hari atau atau bayi tidur semalaman tanpa
menyusu (mendapat ASI), maka MAL kurang dapat diandalkan
untuk metode kontrasepsi, serta menggantikan jadwal pemberian
ASI dengan makanan atau suplemen lainnya maka daya hisap bayi
akan berkurang sehingga mengurangi efektifitas mekanisme kerja
kontraseptif MAL.
Mekanisme kerja pada MAL adalah dengan adanya sekresi
GnRH yang tidak teratur akan menganggu pelepasan hormon FSH
(follicle stimulating hormone) dan LH (leutinizing hormone) untuk
menghasilkan sel telur dan menyiapkan endometrium, penghisapan
ASI yang intensif secara berulangkali akan menekan sekresi hormon
GnRH (gonadotrophin releasing hormone) yang mengatur
kesuburan, sehingga rendahnya kadar hormon FSH dan LH menekan
perkembangan folikel di ovarium dan menekan ovulasi.

Ringkasan Eksekutif kontrasepsi Hormonal dan Non – Hormonal


120

Tabel 2. 10 Kontrasepsi Hormonal

Jenis Kontrasepsi Definisi Keuntungan Keterbatasan


Pil KB Alat Siklus haid Mahal dan
Kombinasi kontrasepsi menjadi teratur membosankan
oral yang Mudah karena diminum
mengandung dihentikan setiap hari Pusing,
2 hormon setiap saat nyeri payudara,
yaitu estrogen mual, berat badan
dan naik
progesteron
Pil KB Alat Tidak Harus diminum
Progestin kontrasepsi mepengaruhi setiap hari pada
(Mini Pil) oral yang ASI kesuburan waktu yang sama
mengandung cepat kembali Risiko kehamilan
hormone Ektopik
progesterone
KB Suntik 1 Alat Mengurangi Ketergantungan
Kontrasepsi bulan kontrasepsi jumlah terhadap
Hormonal yang perdarahan & pelayanan
disuntikkan nyeri haid kesehatan
dan Mencegah Terlambatnnya
menggandun kehamilan pemulihan
g hormon ektopik kesuburan
estrogen dan
progesteron
KB Suntik 3 Alat Tidak Siklus haid
bulan kontrasepsi berpengaruh memendek atau
yang terhadap ASI memanjang,
disuntikkan Pencegahan perdarahan
dan kehamilan banyak atau tidak
mengandung jangka panjang sama sekali
hormone Terlambatnnya
progesteron pemulihan
kesuburan
Implant Alat Pengembalia n Membutuhkan
kontrasepsi tingkat tindak
bawah kulit kesuburan pembedahan
menggandung cepat Tidak minor untuk
levonorgestr mengganggu insersi dan
ol berisi produksi ASI pencabutan
hormone Perubahan pola
progesteron haid bercak
Spooting

Tabel 2. 11 Kontrasepsi Non Hormonal

Jenis Kontrasepsi Definisi Keuntungan Keterbatasan


Kontrasepsi Metode Metode KB Efektif bila Tergantung
Non Senggama tradisional dilakukan pada kesediaan
Hormonal Terputus dimana pria dengan benar pasangan Tidak
mengeluarka n Tidak ada efek dapat dipakai
alat kelaminnya samping pada suami
121

dari vagina dengan riwayat


sebelum ejakulasi dini
mencapai
Ejakulasi
Metode Metode KB Tidak ada efek Dibutuhkan
Lendir dengan cara samping pelatihan untuk
Serviks menghindari sistemik membantu ibu
senggama pada Murah / tanpa menggenali
masa subur Biaya masa suburnya
Kondom pria Merupakan Tidak Efektivitas
sarung karet mengganggu tidak terlalu
yang dipasang produksi ASI tinggi Agak
pada penis saat Mencengah megganggu
hubungan penularan IMS hubungan
seksual seksual
Metode Merupakan Efektivitas Hanya efektif
amenorea kontrasepsi yang tinggi Tidak sampai 6 bulan
Laktasi mengandalkan perlu obat atau
(MAL) pemberian ASI alat dan tanpa
Biaya
Alat Merupakan Metode jangka Perubahan
Kontrasepsi kontrasepsi non panjnag Tidak siklus haid
dalam rahim hormonal jangka mempengar lebih lama dan
(AKDR) panjang yang uhi kualitas banyak
disisipkan di dan volume Penyakit radang
dalam rahim dan ASI panggul dapat
terbuat dari terjadi pada
bahan semacam perempuan IMS
plastic / tembaga

J. Teori Bayi Baru Lahir (BBL)


1. Pengertian
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0 – 28 hari),
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan dii dalam
rahim menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada
semua sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan
golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi
dan berbagai masalah kesehatan ibu bisa muncul, sehingga tanpa
penanganan yang tepat bisa berakibat fatal (Kemenkes RI, 2020)
2. Tujuan
a. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung
pernafasan.
b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermi.
122

c. Memastikan keamanan dan mencegah cidera atau infeksi.


d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang
memerlukan perhatian.
3. Landasan Hukum
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Bagian Kedua
Kewenangan Pasal 20.
a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
huruf b diberikan pada bayi baru lahir,bayi, anak balita, dan anak
prasekolah.
b. Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan:
1) Pelayanan neonatal esensial.
2) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
3) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah dan,
4) Konseling dan penyuluhan.
c. Pelayanan neonatal essensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan
tali pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi HB0,
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya,
pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat
ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
d. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
1) Penanganan awal Asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan
jalan nafas, ventilasi tekanan positif, atau kompresi jantung;
2) Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan bblr
melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara
menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru;
123

3) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan Alcohol


atau Povidon Iodineserta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan
kering; dan
4) Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir
5) Infeksi Gonore (GO).
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi kegiatan
penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran
tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini peyimpangan
tumbuh kembang balita dengan menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
f. Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE)
kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI
eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan,
imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.
4. Perawatan BBL
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi
(Saifuddin, 2008). Asuhan bayi baru lahir meliputi :
a. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk
menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga
pertanyaan :
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
3) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktifJika ada jawaban
“tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga harus
segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas
124

bayi tidak dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan RI,


2013)
b. Pemotongan dan perawatan tali pusat
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi,
dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan
bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks,kemudian bayi
diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin
pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan
melindungi perut bayi.Perawatan tali pusat adalah dengan tidak
membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada
tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Perawatan rutin untuk
tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga
tali pusat tetap kering dan terpapar udara, membersihkan dengan air,
menghindari dengan alkohol karena menghambat pelepasan tali
pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus (Lissauer, 2013).
c. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu,kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari,
menemukan I, dan mulai menyusu. Sebagian besar bayi akan
berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu
pertama biasanya berlangsung pada menit ke-45-60 dan berlangsung
selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara
(Kementerian Kesehatan RI, 2013). Jika bayi belum menemukan I
ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan I ibu dan
biarkan kontak kulit dengankulit selama 30-60 menit berikutnya.
Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam,
lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang,
pemberian vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang pengenal)
125

kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu


(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
d. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam,
kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
e. Pemberian salep mata/tetes mata Pemberian salep atau tetes mata
diberikan untuk pencegahan infeksi mata. Beri bayi salep atau tetes
mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1% atau
antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus tepat 1 jam
setelah kelahiran.Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (Kementerian Kesehatan
RI, 2013).
f. Pencegahan Infeksi (PI)
1) Cuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan cairan pembersih
dengan berbasis hygiene, pada saat sebelum dan sesudah merawat
bayi
2) Beri petunjuk pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk uci
tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
3) Gunakan alat-alat perlindungan pribadi
g. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis
tunggal di paha kiri Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan
vitamin K1 (Phytomenadione)1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat
dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan
RI,2010). Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan
Hemorragic Disease Of The Newborn dapat diberikan dalam
suntikan yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau secara
oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi
yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer,
2013). Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir
(Lowry, 2014).
126

h. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan


Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan
Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan
kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
5. Pemeriksaan Fisik BBL
Menurut Muslihatun (2011), dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak
mengalami masalah apapun, segeralah melakukan pemeriksaan fisik
yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, pemeriksa hendaknya memperhatikan beberapa hal penting
berikut ini :
a. Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi
hadir selama pemeriksaan dan sambil berbicara dengan keluarga
bayi serta sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan warna kulit,
frekuensi nafas, postur tubuh, reaksi terhadap rangsangan dan
abnormalitas yang nyata.
b. Periksa bayi di bawah pemancar panas dengan penerangan yang
cukup, kecuali ada tanda-tanda jelas bahwabayi sudah kepanasan.
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung
tangan.
d. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
e. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan Head To Toe
secara sistematis.
f. Bersikap lembut pada waktu memeriksa.
g. Jika ditemukan faktor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih
lanjut yang memang diperlukan.
h. Catat setiap hasil pengamatan Pemeriksaan Umum :
1) Pemeriksaan tanda-tanda vital: Denyut jantung bayi (120-160
kali per menit), Suhu tubuh (36,5°c - 37°c), Pernafasan (40-60
kali per menit).Pemeriksaan antropometri (Saifuddin, 2010) :
Berat badan (2500- 4000 gram), Panjang badan (44-53 cm),
127

Lingkar kepala (31-36 cm), Lingkar dada (30-33 cm), Lingkar


lengan (>9,5 cm).
2) Berikan vitamin K 1 mg IM dipaha kiri anterolateral dan
setelah 1 jam pemberian vitamin K1 dalam sediaan ampul
yang berisi 10 mg vitamin K1 per 1 ml, atau sediaan ampul
yang berisi 2 mg per 1 ml, berikan suntikan imunisasi hepatitis
B dipaha kanan Anterolateral.
6. Adaptasi Fisiologis pada Bayi Baru Lahir
Perubahan fisiologi yang terjadi pada bayi baru lahir menurut varney, et
al (2017) adalah sebagai berikut :
a. Perubahan sistem pernafasan
Upaya bernafas pertama seorang bayi adalah untuk
mengeluarkan cairan dalam paru dan mengembangkan jaringan
alveolus paru. Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat cukup
surfaktan dan aliran darah ke paru. Perempuan normal memiliki
interval frekuensi 30 – 60 kali per menit.
b. Perubahan sistemn termogulasi
Bayi baru lahir dapat mengalami kehilangan panas melalui
evaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi. Oleh karena itu, segera
setelah lahir kehilangan panas pada bayi harus segera dicegah
dengan cara mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir tanpa
harus membersihkan vernik, melakukan kontak kulit dan pakaikan
topi.
Adapun mekanisme kehilangan panas menurut Octa DR, dkk. 2017,
sebagai berikut :
1) Evaporasi
Kehilangan panas badan melalui penguapan dari kulit tubuh
yang basah ke udara, karena bayi baru lahir diselimuti oleh air/
cairan ketuban (amnion), proses ini terjadi apabila bayi baru lahir
tidak segera dikeringkan setelah lahir.
2) Konduksi
128

Kehilangan poanas badan melalui kontak langsung antara


kulit bayi dengan benda atau permukaan dimana bayi diletakkan
dengan suhu yang lebih dingin, misalnya : bayi ditempatkan
langsung pada meja, perlak, timbangan, ditempat yang terbuat
dari logam.
3) Konveksi
Kehilangan panas bayi melalui aliran udara sekitar bayi yang
lebih dingin. Misalnya bayi dilahirkan dikamar yang pintu dan
jendela terbuka, ada kipas/AC yang dihidupkan.
4) Radiasi
Kehilangan panas badan bayi melalui pemancaran/radiasi dari
tubuh bayi ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misalnya
suhu kamar bayi, kamar bersalin dibawah 25°c.
7. Ciri – ciri Bayi Lahir Normal
a. Berat Badan 2500 – 4000 gram
b. Panjang Badan 48 – 52 cm
c. Lingkar dada 30 – 38 cm
d. Lingkar Kepala 33 – 35 cm
e. Frekuensi jantung 120 – 16- kali / menit
f. Pernafasan kurang lebih 40 – 60 kali / menit
g. Kulit kemerahan dna licin karena jaringan subkutan cukup
h. Lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. kuku agak panjang dan lemas
j. genetalia normal : pada laki – laki testis sudah turun, sakrotum sudah
ada, sedangkan pada perempuan yaitu labia mayora sudah menutupi
labia minora.
k. refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudha baik
m. refleks graps atau menggenggam sudha baik
n. refleks rooting mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut terbentuk dengan baik
129

o. eliminasi baik, meconium akan keluar dalam 24 jam pertama,


meconium berwarna hitam kecoklatan.
8. Kunjungan, KN 1, KN 2, KN 3
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses kesehatan
terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan pada bayi atau mengalami masalah. Kunjungan
Neonatal kesatu (KN 1) pada hari pertama sampai hari ketujuh (sejak 6
jam setelah lahir). Kunjungan Neonatal yang kedua (KN 2) untuk
mendapatkan pemeriksaan kesehatan dengan syarat usia 1–7 hari
minimal 2 kali, usia 8 sampai 28 hari minimal 1 kali (KN2) di
dalam/diluar Institusi Kesehatan.
a. Kunjungan I
1) Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering. Menilai penampilan
bayi secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara
keseluruhan dan bagaimana ia bersuara yang dapat
menggambarkan keadaan kesehatannya.
2) Tanda-tanda pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting
untuk diawasi selama 6 jam pertama. Menjaga tali pusat agar
tetap bersih dan kering.
3) Pemberian ASI awal.
b. Kunjungan II
1) Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi
2) Menanyakan bagaimana bayi menyusui.
3) Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (Ikterus)
4) Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya
busuk
c. Kunjungan III
1) Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca
bersalin. Menurut Muslihatun (2011) Lama penyembuhan tali
pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari, normal jika antara 5
sampai 7 hari, dan lambat jika lebih dari 7 hari.
130

2) Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup. Menurut


Suherni (2010) Manfaat pemberian ASI selama beberapa hari
pertama membuat uterus berkontraksi dengan cepat dan
memperlambat perdarahan (hisapan pada putting susu
merangsang dikeluarkannya oksitosin alami yang akan membantu
kontraksi rahim).
a) Bayi harus mendapatkan imunisasiImunisasi adalah upaya
memberikan kekebalan aktif pada seseorang dengan cara
memberikan vaksin dengan imunisasi, seseorang akan
memiliki kekebalan terhadap penyakit, sehingga tidak akan
mudah terkena penyakit infeksi berbahaya (Syaifudin, 2010).
b) Tanda bahaya pada bayi Menurut Depkes RI (2010) penting
untuk mengetahui tanda bahaya pada bayi agar bayi akan cepat
mendapat pertolongan sehingga dapat mencegah kematian.
Karena bayi banyak.
9. Periode Perkembangan Bayi Baru Lahir
a. Periode Transisi
Periode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan
menyesuaikan diri dengan kemandirian ekstrauteri. Periode ini
merupakan fase tidak stabil selama 6 sampai jam pertama kehidupan,
yang akan dilalui oleh seluruh bayi, dengan mengabaikan usia
gestasi atau sifat persalinan dan melahirkan.
Sistem Nilai APGAR
Tabel 2. 12 Sistem Nilai APGAR

Nilai
Skor 0 1 2
Appearance (warna Badan merah muda Seluruh tubuh merah
Biru pucat
kulit) ekstremitas biru muda
Pulse (frekuensi Menangis dengan kuat,
Tidak ada Merintih
jantung) batuk/bersin
Ekstremitas dalam
Grimace (tonus otot) Lumpuh Gerakan aktif
fleksi sedikit
Respiration (usaha
Tidak ada Lemah,tidak teratur Menangis Kuat
nafas)
131

Sumber : Nila Trisna Yulianti, dkk. 2020

Tanda - tanda Transisi Normal


9) KN 1 (Kunjungan Neonatal)
a) Jaga Kesehatan tubuh bayi
b) Observasi tanda – tanda vital
c) Lakukan pemeriksaan fisik pada neonatus
d) Lakukan perawatan tali pusat
e) Evaluasi kemampuan menyusui bayi
10) KN 2 (Kunjungan Neonatal)
a) Lakukan pemeriksaan tanda – tanda bahaya
b) Pastikan bayi mendapat ASI yang cukup
c) Lakukan konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI eksklusif
11) KN 3 (Kunjungan Neonatal)
a) Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
b) Memberitahu ibu agar bayi harus mendapatkan imunisasi
b. Periode Reaktivitas Pertama
Periode reaktivitas pertama dimulai pada saat bayi lahir dan
berlangsung selama 30 menit. Warna bayi baru lahir memperlihatkan
sianosis sementara atau akrosianosis. Pernafasan cepat, berada ditepi
teratas rentang normal, dan terdapat rales atau ronchi. Rales
seharusnya hilang dalam 20 menit. Adanya mucus biasanya akibat
keluarnya cairan paru yang tertahan. Selama periode reaktivitas
pertama setelah bayi lahir, mata bayi baru lahir terbuka dan bayi
memperlihatkan perilaku terjaga. Bayi mungkin menangis, terkejut
atau mencari putting susu ibu (Stright, 2014).
c. Periode rektivitas kedua
Selama periode reaktivitas kedua (tahap ketiga transisi), dari usia
sekitar 2 sampai 6 jam atau dimulai waktu bayi bangun, ditandai
dengan respons berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit
dari merah muda menjadi agak sianosis, frekuensi jantung bayi labil
132

(cepat), frekuensi nafas harus tetap berada dibawah 60 x/menit dan


seharusnya tidak ada lagu dan rales atau ronchi. Pemberian makan
segera sangat penting untuk mencegah hipoglikemia dan dengan
menstimulasi pengeluaran feses, mencegah ikterius. Pemberian
makan segera juga memungkinkan kolonisasi bakteri di usus, yang
menyebabkan pembentukan vitamin K oleh saluran cerna. Titik
mucus bercampur empedu selalu merupakan tanda penyakit pada
bayi baru lahir dan pemberian makan harus di tunda sampai
penyebabnya telah diselidiki menyeluruh (Stright, 2014).
d. Periode tidur yang berespons
Tidur pertama ini dikenal sebagai fase tidur. Frekuensi jantung
bayi baru lahir menurun pada periode ini hingga kurang dari 140
x/menit. Murmur dapat terdengar, ini semata-mata merupakan
indikasi bahwa duktus arteriosus tidak sepenuhnya tertutup dan tidak
dipertimbangkan sebagai temuan abnormal (Stright, 2014).
10. Kebutuhan Dasar Bayi Baru lahir
a. O2 (zat asam atau udara segar), setelah bayi lahir, kebutuhan
dipenuhi oleh pemasukan (intake) paru-parunya sendiri. Bila bayi
baru lahir tidak langsung menangis dan terlihat warna kulit bayi
membiru/pucat segera bebaskan jalan nafas bayi sambil menilai
APGAR menit I.
b. Gizi, air susu ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik untuk
menjamin kesehatan dan pertumbuhan bayi/anak, diberikan pada
usia 0-2 tahun.
c. Istirahat dan tidur, akan sangat bermanfaat jika bayi diletakkan di
tempat tidur yang hangat, tempat tidur seharusnya diletakkan dekat
tempat tidur ibu sehingga bisa dihangatkan dan bisa diberikan ASI
saat bayi menginginkannya.
d. Eliminasi, bayi baru lahir harus sudah buang air kecil dalam waktu
24 jam setelag lahir, selanjutnya buang air kecil 6-8 x/hari. Feses
133

bayi baru lahir berwarna hijau (meconium), dan bayi baru lahir
harus sudah buang air besar dalam 24 jam.
e. Kebersihan (personal hygiene), menjaga kebersihan bayi baru lahir
sangat penting guna menunjang kesehatan diri bayi. Perawatan
utuk menjaga kebersihan bayi adalah sperti memandikan bayi,
memakaikan pakaian hangat pada bayi, merawat tali pusat, dan
mengganti pojok bayi.

K. Teori Kewenangan Bidan


1. Permenkes No 28 Tahun 2017 Tentang Ijin Penyelenggaraan Praktik
Bidan Bagian Kedua Kewenangan
Pasal 18
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan:
a. Pelayanan kesehatan ibu.
b. Pelayanan kesehatan anak dan,
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 19
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelayanan:
1) Konseling pada masa sebelum hamil;
2) Antenatal pada
3) Ibu nifas normal;
4) Ibu menyusui; dan
5) Konseling pada masa antara dua kehamilan.
c. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:
134

1) Episiotomi;
2) Pertolongan persalinan normal;
3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
4) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
6) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
7) Fasilitasi/bimbingan I nisiasi menyusu dini dan promosi air susu
ibu eksklusif;
8) Pemberian Uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
9) Penyuluhan dan konseling;
10) Bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
11) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.
Pasal 20
a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak
prasekolah.
b. Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan:
1) Pelayanan Neonatal Esensial;
2) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
3) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak
prasekolah; dan
4) Konseling dan penyuluhan.
c. Pelayanan Neonatal Esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan
tali pusat, pemberian suntikan vit k1, pemberian imunisasi Hb0,
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya,
pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat
ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
135

d. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
1) Penanganan awal Asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan
jalan nafas, ventilasi tekanan positif, atau kompresi jantung;
2) Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan bblr
melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara
menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru;
3) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan Alcohol
atau Povidon Iodineserta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan
kering; dan
4) Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir
5) Infeksi Gonore (GO).
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi kegiatan
penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran
tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini peyimpangan
tumbuh kembang balita dengan menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
f. Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE)
kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI
eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan,
imunisasi, gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.
Pasal 21
Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c,
Bidan berwenang memberikan:
a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana; dan Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan
suntikan.
136

L. Etika Penelitian
1. Respect for Person
Prinsip ini merupakan unsur mendasar dari penelitian. Prinsip ini
menekankan asuhan menghormati orang lain, dan memberikan
perlindungan terhadap haknya. Setiap subjek memiliki hak auto nomi,
bersifat unik dan bebas. Setiap individu memiliki hak dan kemampuan
untuk memutuskan bagi dirinya sendiri, memiliki nilai dan
kehormatan/martabat, dan memiliki hak untuk mendapatkan informed
consent. Subjek harus sudah mendapat penjelasan sebelum persetujuan,
keikut sertaan secara sadar, dan membubuh kan tanda tangan pada
lembar persetujuan. Pemberi asuhan harus menjaga kerahasiaan dan
subjek asuhan.
2. Justice
Prinsip Justice menekankan adanya keseimbangan antara manfaat
dan risiko bila ikut serta dalam penelitian. Selain itu pada saat seleksi
subjek penelitian harus adil dan seimbang, berkaitan langsung dengan
masalah yang akan diteliti dan tidak ada unsure manipulatif. Pemberi
asuhan juga harus memberi perhatian secara khusus kepada subjek
penelitian sebagai Vulnerable Subject.
3. Beneficience and Non Maleficient
Prinsip ini menekankan pencegahan pada terjadinya risiko, dan
melarang pembuatan yang berbahaya selama melakukan asuhan.
Kewajiban pemberi asuhan adalah memaksimalkan manfaat dan
meminimalkan bahaya risiko, termasuk ketidaknyamanan fisik, emosi,
psikis, kerugian sosial dan ekonomi.
135

BAB III

SUBJEKTIF DAN KERANGKA KERJA PELAKSANAAN

STUDI KASUS

A. Rancangan Studi kasus yang berkesinambungan dengan COC


Continuity Of Care dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
perawatan yang berkesinambungan. Definisi perawatan bidan yang
berkesinambungan dinyatakan dalam “Bidan dikenal di seluruh dunia
sebagai orang yang selalu berada bersama ibu dan memberi dukungan
kepada ibu melahirkan namun, bidan juga memegang peraturan penting
dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan keluarga
sebelum konsepsi, saat antenatal, pascanatal dan termaksud keluarga
berencana (Myles,2009)
Asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity Of Care) yaitu pemberian
asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonatus hingga
memutuskan menggunakan KB ini bertujuan untuk membantu dan
mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai
ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu menggunakan KB (Keluarga
Berencana) (Putri, 2019)
1. Rancangan dalam persalinan
Rancangan Penelitian ini adalah studi kasus yang diuraikan secara
deskriptif dari hasil penjaringan pengumpulan data yang di peroleh dari
beberapa metode. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat deskripsi lengkap
dari suatu fenomena yang di amati secara objektif dan nyata
(Notoatmodjo, 2010).
Metode yang digunakan untuk primer yaitu dengan menggunakan
metode pengamatan (observation), wawancara (anamnesa), maupun
hasil pengukuran fisik dan pemeriksaan kebidanan langsung kepada
klien. Data sekonder diperoleh dengan melakukan pemeriksaan
136

laboratorim, pemeriksana penunjang lainnya (USG, foto, rontgen dll)


data kesehatan penduduk kota dan provinsi, buku KIA sebagai buku
catatan perkembangan klien. Selain itu dapat dilakukan melalui studi
kepustakaan (Library research).
2. Kerangka Kerja Penelitian
Studi kasus atau Case Study menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan menurut varney yang terdiri dari 7 langkah dan
pendokumentasian SOAP dalam pelaksanaan asuhannya. Kerangka
kerja penelitian adalah kumpulan konsep yang tersusun secara
sistematis agar tujuan penelitian yang dilakukan menjadi baik.
Kerangka penelitian ini dibentuk sebelum langkah penelitian dilakukan,
oleh karenanya bagian kerangka penelitian biasanya tergolong dalam
persiapan penelitian sederhana. Sehingga peneliti membuat kerangka
kerja sebagai berikut :
137

Bagan Kerangka Kerja Penelitian


Sehingga Peneliti membuat kerangka kerja sebagai berikut :

Studi pendahuluan/Studi literature


(09 Februari 2023)

Subjek Penelitian Ny. N


(Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru lahir, Nifas, Keluarga
Berencana)

Persetujuan Klien (Informed Consent)


(09 Februari 2023)

Studi Kasus Asuhan Kebidanan Essensial

Asuhan Asuhan Asuhan Bayi Asuhan Nifas Asuhan Asuhan KB


Kehamilan Persalinan Baru lahir KF Neonatus KN (13/04/2023)
KI Kala I - IV Vit K KF I KN 1
(09/02/23) (13/03/2023) (01/03/2023) (06/03/23) (06/03/2023)
K II HB0 KF II KN II
(10/02/23) (01/03/2023) (13/03/2023) (13/03/2023)
K III Salep Mata KF III KN III
(14/02/23) (01/03/2023) (30/03/2023 (30/03/2023)
K IV Antropometri KF IV
(16/02/23) (01/03/2023) (13/04/2023)
KV
(19/02/23)
K VI
(28/02/23)

Pelaksanaan Asuhan

Dokumentasi SOAP

Alternatif Pemecahan Masalah

Laporan Akhir
Bagan 3. 1 Kerangka Kerja Penelitian
138

Penjelasan :

Kerangka kerja penelitian yang dilakukan berupa : Studi


Pendahuluan / studi literatur adalah studi yang dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang penelitian yang akan dilakukan, subjek
penelitian adalah orang yang dijadikan sumber atau data arau sumber
informasi oleh peneliti yaitu pada Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38
minggu 1 hari dengan Fisiologi di Balikpapan tahun 2023 di mulai dari
Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, Neonatus, dan KB.
Persetujuan klien / Informed Consent berupa persetujuan yang diberikan
oleh klien atau keluarga atas dasar informasi dan penjelasan asuhan
yang diberikan oleh klien atau keluarga atas dasar informasi dan
penjelasan asuhan yang akan diberikan, studi kasus asuhan kebidanan
essensial dilakukan kunjungan.

3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38
minggu 1 hari dengan Fisiologi dengan Jumlah skor Poedji Rochcjati 2.
4. Pengumpulan dan Analisis Data
a. Tehnik Pengambilan Data
1) Observasi
Observasi adalah metode atau cara yang menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
perkembangan dengan mengamati dan memeriksa individu secara
langsung. Sehingga peneliti mengamati secara langsung
bagaimana perkembangan dan kondisi pasien berupa pemeriksaa
n umum serta pemeriksaan fisik di setiap kunjungan dari
kunjungan awal Antenatal, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan
ber-KB.
2) Wawancara
139

Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan cara bertanya jawab sambil bertatap muka
antara peneliti dengan klien atau dengan informan dan atau tanpa
menggunakan pedoman wawancara (Simantri, 2011). Pada
metode ini peneliti melakukan wawancara dengan menganamnesa
perihal identitas, keadaan dan keluhan yang dirasakan klien
terlebih sebelum melakukan asuhan atau tindakan saat kunjungan.
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik yaitu merupakan salah satu cara untuk
mengetahui keadaan umum pada klien dengan mengumpulkan
data objektif yang dilakukan pemeriksaan terhadap klien.
4) Studi Dokumentasi
Dokumentasi dalam bidang kesehatan dan kebidanan adalah
suatu pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan
perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan, dokter, perawat, dan
petugas kesehatan lainnya). Dalam mendokumentasikan hasil
pemeriksaan klien, Peneliti menggunakan 7 langkah varney dan
SOAP sebagai pencatatan dan pelaporannya.
b. Analisis Data
Analisis data merupakan pendokumentasian manajemen
kebidanan atau cara mengolah data menjadi informasi sehingga
karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi
masalah yang berkaitan dengan peneliti. Kegiatan analisis data yang
dilakukan Peneliti untuk mengumpulkan data dari hasil peneliti
menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam
mengambil kesimpulan. Peneliti menggunakan manajemen
kebidanan menurut varney yang di dokumentasikan dalam bentuk
SOAP.

B. Etika Penelitian
140

1. Persetujuan (Informed Consent)


Penelitian yang dilakukan pada Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38
minggu 1 hari dengan Fisiologi di Balikpapan tahun 2023, Pada tanggal
09 Februari 2023. Peneliti menjelaskan mengani asuhan yang akan
diberikan dari Kehamilan hingga KB serta memberikan kesempatan
pasien untuk bertanya dan pasien mengerti serta menyetujui Inform
Consent secara sadar, bebas dari paksaan bersama suaminya Tn. M
untuk berpartisipasinya dalam penelitian ini.
2. Tanpa Nama (Anonymity)
Peneliti mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan
data tetapi menggunakan inisial.
3. Kerahasiaan (Confidential)
Informasi yang telah dikumpulkan oleh penelitian terjamin
kerahasiannya. Data tersebut hanya akan disajikan kepada yang
bersangkutan dengan studi kasus seperti kampus dan lahan praktek serta
tidak di publikasikan.
4. Kebiasaan Pribadinya (Privacy)
Peneliti memberikan kebebasan terhadap subjek untuk memilih tempat
pemeriksaan. Dan peneliti tetap menjaga privacy pasien dengan selimut
dan menutup pintu.
a. Rescpect For Person
Penelitian memberikan kesempatan kepada suami selaku kepala
keluarga untuk mengambil keputusan atas istrinya.
b. Justice
Penelitian memberikan asuhan kebidanan kepada subjek dengan
sebaik-baiknya, peneliti juga mengajak pasien melakukan
pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas dan
Rumah Sakit terdekat. Peneliti juga memberikan hak subjek untuk
melakukan pemeriksaan di PMB Asmah A, S.ST
141

C. Hasil Pengkajian dan Perencanaan Asuhan Essensial


1. Asuhan Kehamilan
a. Data Kunjungan Ke – 1

ASUHAN KEBIDANAN ESSENSIAL PADA NY. N USIA 22 TAHUN


G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI FISIOLOGIS
DI KOTA BALIKPAPAN 2023
LANGKAH I
PENGKAJIAN
A. Identitas

Nama Klien : Ny. N Nama Suami : Tn. M


Umur : 22 tahun Umur : 27 tahun
Suku : Bugis Suku : Sasak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : O Gol. Darah : -
Alamat : Jl. Abadi No. 09 Rt. 25 Kel. GSU

B. Anamnesa
Tanggal : Kamis, 09 Februari 2023
Oleh : Faramita Rahmi, dibawah supervisi :
Heni Elmiani Sari, S.ST,.MPH

1. Alasan Kunjungan Saat Ini : Kunjungan Rumah


2. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3. Riwayat Obstetric dan ginekologi
142

a. Riwayat Kehamilan Sekarang


1) HPHT/TP : 16 Mei 2022 / 20 Februari 2023
2) Kehamilan Ke : 1 (Pertama)
3) Gestasi : 38 minggu 1 Hari
b. Riwayat Menstruasi
1) Lamanya : 5 Hari
2) Banyaknya : 3 x ganti pembalut
3) Konsistensi : Cair
4) Siklus : 28 Hari
5) Menarche : 12 Tahun
6) Teratur / Tidak : Teratur
7) Dismenorrhea : Tidak Ada
c. Flour Albus
1) Banyaknya : Tidak Ada
2) Warna : Tidak Ada
3) Bau/gatal : Tidak Ada
d. Tanda – tanda Kehamilan
1) Test kehamilan : TestPack
2) Tanggal : 10 Juni 2022
3) Hasil : Positif (+)
4) Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : 16 minggu
5) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : 10 kali
4. Riwayat Penyakit Gangguan Reproduksi
a. Mioma Uteri : Tidak Ada
b. Kista : Tidak Ada
c. Molahidatidosa : Tidak Ada
d. PID (Pelvic Inflamatory Disease) : Tidak Ada
e. Endrometriosis : Tidak Ada
f. KET (Kehamilan Ektopik : Tidak Ada
g. Hydramnion : Tidak Ada
h. Gemeli : Tidak Ada
143

i. Lain – Lain : Tidak Ada


5. Riwayat Imunisasi
a. Imunisasi TT I : Dilakukan Tempat : - Tanggal : -
b. Imunisasi TT II : Dilakukan Tempat : - Tanggal : -
c. Imunisasi TT III : Dilakukan Tempat : - Tanggal : -
d. Imunisasi TT IV : Dilakukan Tempat : - Tanggal : -
e. Imunisasi TT V : Dilakukan Tempat : - Tanggal : -
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah di alami
1) Penyakit DM (Diabetes Melitus) : Tidak Ada
2) Penyakit Jantung : Tidak Ada
3) Penyakit Hipertensi : Tidak Ada
4) Penyakit Liver : Tidak Ada
5) Penyakit Rubella : Tidak Ada
6) Penyakit TBC (Tuberculosis) : Tidak Ada
7) Penyakit Epilepsi : Tidak Ada
8) Penyakit Perpura Henoch Schonlein : Tidak Ada
9) Penyakit Ginjal : Tidak Ada
10) Lain – lain : Tidak Ada
b. Alergi
1) Makanan : Tidak Ada
2) Obat – obatan : Tidak Ada
7. Keluhan Selama Hamil
a. Rasa Lelah : Tidak Ada
b. Mual dan muntah : Tidak Ada
c. Tidak nafsu makan : Tidak Ada
d. Sakit Kepala / Pusing : Tidak Ada
e. Penglihatan Kabur : Tidak Ada
f. Nyeri perut : Tidak Ada
g. Nyeri waktu BAK : Tidak Ada
h. Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak Ada
144

i. Perdarahan : Tidak Ada


j. Haemorhoid : Tidak Ada
k. Nyeri pada tungkai : Tidak Ada
l. Oedema : Tidak Ada
8. Riwayat Menyusui : Tidak Ada
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu

Tem Peno Komplikasi Bayi Nifas


TTL Usia Jenis
N pat long
Usia Kehamil Persali Kead Lakt
o Persa Persa Ibu Anak JK PB BB
Anak an nan aan asi
linan linan
Hamil
1.
Ini
10. Riwayat KB
a. Pernah ikut KB : Tidak Pernah
b. Jenis Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak Pernah
c. Lama pemakaian : Tidak Pernah
d. Keluhan selama pemakaian : Tidak Pernah
e. Tempat pelayanan KB : Tidak Pernah
f. Alasan ganti metode : Tidak Pernah
g. Ikut KB atas motivasi : Tidak Pernah
11. Kebiasaan Sehari – hari
a. Merokok sebelum dan selama hamil : Tidak Ada
b. Obat – obatan/Jamu sebelum/Selama hamil

No
Jenis Obat Dosis Keterangan
.
1. Tablet Fe 1x1 30 Tablet
2. Kalk 1x1 30 Tablet
3. Asam Folat 1x1 30 Tablet
c. Alkohol : Tidak Ada
d. Makan / diet
1) Jenis Makanan : Nasi, Sayur, Lauk
2) Frekuensi : 2 - 3 x sehari
3) Porsi : Sedang
4) Pantangan : Tidak Ada
145

5) Perubahan makan yang di alami : Nafsu makan berkurang


e. Defekasi/Miksi
1) BAB
a) Frekuensi : 1 - 2 x sehari
b) Konsistensi : Padat
c) Warna : Kecoklatan
d) Keluhan : Tidak Ada
2) BAK
a) Frekuensi : 6 x sehari
b) Konsistensi : Cair
c) Warna : Jernih
d) Keluhan : Tidak Ada
f. Istirahat dan tidur
1) Siang : 2 Jam
2) Malam : 5 Jam
g. Aktivitas sehari – hari
1) Di dalam rumah : Melakukan pekerjaan rumah
2) Di luar rumah : Tidak Ada
h. Pola Seksualitas
1) Frekuensi : 3 x seminggu
2) Keluhan : Tidak Ada
12. Riwayat Psikososial
a. Pernikahan :
1) Status : Menikah
2) Yang Ke : 1 (Pertama)
3) Lamanya : 2,5 Tahun
4) Usia pertama kali Menikah : 19 Tahun
13. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit DM (Diabetes Melitus) : Tidak Ada
b. Penyakit Jantung : Tidak Ada
c. Penyakit Hipertensi : Tidak Ada
146

d. Penyakit Liver : Tidak Ada


e. Penyakit Rubella : Tidak Ada
f. Penyakit TBC (Tuberculosis) : Tidak Ada
g. Penyakit Epilepsi : Tidak Ada
h. Penyakit Puerpura Henoch Schonlein : Tidak Ada
i. Penyakit Ginjal : Tidak Ada
j. Bayi lahir Kembar : Tidak Ada
k. Lain – Lain : Tidak Ada
14. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
1) Berat Badan
a) Sebelum hamil : 63 kg
b) Saat hamil : 71 kg
2) Tinggi badan : 160 cm
 IMT : BB (kg) : TB² (m)
: 71 kg : (1,60 m)²
: 71 : 3,2
: 22,18
(Pasien dinyatakan BB normal, karena IMT normal adalan 18,5)
3) Lila : 29 cm
4) Kesadaran : Composmentis
5) Ekspresi wajah : Senang
6) Keadaan Emosional : Baik
b. Tanda – tanda Vital
1) Tekanan Darah : 120/90 mmHg
 MAP : Sistolik + (2 x diastole) : 3
: 120 + (2 x 90) : 3
: 120 + 180 : 3
: 300 : 3
: 100 mmHg
147

(Nilai MAP pasien dinyatakan normal, karena nilai normal


MAP berkisar antara 70 – 100 mmHg)
2) Nadi : 95 x / menit
3) Suhu : 36,7°c
4) Pernapasan : 20 x / menit
15. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi)
a. Kepala
1) Kulit Kepala : Bersih, Tidak ada lesi, Tidak ada ketombe
2) Rambut : Lurus, Tidak rontok, merata
b. Muka
1) Bentuk Wajah : Simetris, Tidak ada oedema
c. Mata
1) Konjungtiva : Tidak pucat
2) Sclera : Putih
3) Kelopak Mata : Tidak Oedema
d. Hidung
1) Bentuk hidung : Simetris
2) Pengeluaran : Tidak Ada
3) Nyeri tekan : Tidak Ada
e. Telinga
1) Bentuk telinga : Simetris
2) Fungsi Pendengaran : Baik
3) Pengeluaran : Tidak Ada
f. Mulut
1) Bibir : Tidak Pucat, Lembab
2) Gusi : Tidak meradang
3) Stomatitis : Tidak meradang
4) Gigi : Berlubang
5) Lidah : Bersih
6) Caries Dentis : Tidak Ada
7) Kelainan : Tidak Ada
148

g. Leher
1) Kelenjar Limfe : Tidak membesar
2) Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
3) Vena jugularis : Tidak meningkat
h. Aksila
1) Luka bekas operasi : Tidak Ada
2) Kelenjar Getah bening : Tidak Membesar
3) Lain – lain : Tidak Ada
i. Payudara
1) Bentuk : Simetris
2) Puting susu : Kanan dan Kiri menonjol
3) Areolla : Tidak terjadi hiperpigmentasi
4) Kolostrum : Tidak Ada
5) Bekas Operasi : Tidak Ada
j. Abdomen
1) Bentuk : Simetris, Memanjang
2) Linea : Nigra
3) Striae : Albincans
4) Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
5) Leopold
a) Leopold I:
(1) TFU : 29 cm / 3 Jari diatas pusat
(2) TBJ : (29-12)x155=2635 gram
(3) Teraba di Fundus : Lunak tidak melenting
b) Leopold II :
(1) Bagian Kiri : Teraba Kecil dan kosong (Ekstremitas)
(2) Bagian Kanan : Teraba keras, memanjang
(Punggung)
c) Leopold III : Teraba bulat melenting (Kepala)
d) Leopold IV : Divergen (Bagian terendah Janin
sudah masuk PAP)
149

e) DJJ : 147x/menit
f) Punctum Maksimum : Kuadran III
g) His/Kontraksi : Tidak Ada
h) Intensitas : Tidak Ada
k. Vagina
1) Varises : Tidak Ada
2) Pengeluaran : Tidak Ada
3) Oedema : Tidak Ada
4) Perineum : Tidak Ada
5) Luka Parut : Tidak Ada
6) Fistula : Tidak Ada
7) Pemeriksaan dalam : Tidak Ada
8) Lain – lain : Tidak Ada
l. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : Tidak Edema, Turgor baik, Refleks baik,
Akral hangat
Kuku : Kuku pendek, Bersih
2) Ekstremitas bawah : Tidak Edema, Turgor baik, Refleks baik,
Akral hangat
Kuku : Kuku pendek, Bersih
m. Kulit
1) Turgor Kulit : Baik
2) Lain – lain : Tidak Ada
16. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah (16 Januari 2023)
1) Gol. Darah :O
2) HB : 14,3 g/Dl
3) HbsAG : Non Reaktif
4) HIV : Non Reaktif
b. Urine (Tidak Dilakukan)
1) Protein Urine : Tidak Dilakukan
150

2) Glukosa Urine : Tidak Dilakukan


c. USG (16 Januari 2023)
Dilakukan Pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal,
jenis kelamin Perempuan, Presentasu bawah kepala, plasenta tidak
menutupi jalan lahir, ketuban cukup, dan tidak ada lilitan tali pusat.

LANGKAH II

INTERPRETASI DATA DASAR

Tanggal : 09 Februari 2023 Pukul : 10.00 Wita

DIAGNOSA DASAR

G1P0A0 USIA Data Subjektif :


KEHAMILAN 38
MINGGU 1 HARI Ibu mengatakan :
FISIOLOGIS
1. Ini kehamilan pertama
2. USG terakhir 16 Januari 2023
3. HPHT 16 Mei 2022
4. Susah tidur

Data Objektif :

1. Keadaan Umum
Keadaan Emosional : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB Sebelum hamil : 63 kg
BB Saat hamil : 71 kg
Lila : 29 cm
Tinggi Badan : 160
 IMT : 71 : (1,60m2)
: 71 : 3,2
: 22,18cm (Pasien dinyatakan BB normal,
karena IMT normal adalah 18,5)
2. Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 120/90
MAP : 120 + (90 x 2) : 3
: 120 + 180 : 3
: 300 : 3
: 100 mmHg (Nilai MAP pasien
dinyatakan normal, karena nilai normal MAP berkisar 70-100
151

mmHg)
Nadi : 95 x / menit
Suhu : 36,7°c
Pernapasan : 20 x / menit
3. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak Oedema, tidak pucat
Mata : Konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik
Payudara : Puting susu kiri kanan menonjol, Areolla tidak
hyperpigmentasi, pengeluaran kolostrum belum ada, tidak ada
bekas operasi
Abdomen : Tampak Linea Nigra dan striae gravidarum tidak
ada bekas operasi.
Leopold I : Fundus Uteri Teraba
TFU : 29 cm / 3 Jari diatas Pusat
TBJ : (29-12)x155 = 2635 gram
Leopold II : Bagian Kiri : Teraba kosong dan bagian kecil
(Ekstremitas)
Bagian Kanan : Teraba keras dan memanjang
(Punggung)
Leopold III : Teraba bulat melenting (Kepala)
Leopold IV : Divergen (bagian terbawah sudah masuk PAP)
DJJ : 147x/menit
4. Pemeriksaan Penunjang
Gol. Darah : O
HB : 14,3 g/dL
HbsAG : Non Reaktif
HIV : Non Reaktif

MASALAH DASAR

Susah Tidur Menganjurkan ibu untuk mengurangi


aktivitas kerja berat, jam tidur siang,

LANGKAH III
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
SUSAH TIDUR

LANGKAH IV
MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
MENGANJURKAN IBU MENGURANGI AKTIVITAS KERJA BERAT
152

LANGKAH V
MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH

Tanggal : 09 Februari 2023 Pukul : 10.00 Wita

1. Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan


2. Jelaskan kepada ibu tentang :
a. Perawatan sehari – hari selama kehamilan
b. Kebutuhan ibu hamil
c. Keluhan yang dirasakan
3. Anjurkan ibu untuk minum vitamin secara teratur dan rutin
4. Jadwalkan kunjungan ulang setiap 2 minggu sekali
5. Melakukan pendokumentasian

LANGKAH VI

IMPLEMENTASI

Tanggal : 09 Februari 2023 Pukul : 10.10 Wita

1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin
dalam keadaan sehat dengan hasil, Tekanan Darah 120/90 mmHg, Nadi
95x/menit, Suhu 36,7°c, Pernafasan 20x/menit, detak jantung janin
147x/menit, bagian janin terendah yaitu kepala sudah masuk PAP (Pintu
Atas Panggul).
2. Menjelaskan kepada ibu tentang:
a. Perawatan sehari – hari selama kehamilan :
153

1) Menyarankan istirahat yang cukup, tidur malam paling sedikit 6 – 7


jam dan di usahakan siangnya tidur atau berbaring 1 – 2 jam.
Menganjurkan ibu untuk miring kiri untuk posisi tidur.
2) Menjaga kebersihan diri dengan cara mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, buang air besar, buang kecil.
3) Menyikat gigi secara benar dan teratur dan periksakan gigi ke fasilitas
kesehatan pada saat periksa kehamilan, mandi 2 x sehari, bersihkan
payudara dan kemaluan, ganti pakaian dalam setiap hari
4) Menganjurkan ibu untuk mandi sehari 2 x, dan menggunakan pakaian
yang bersih dan nyaman.
5) Boleh melakukan hubungan suami istri selama hamil, karena sperma
mengandung oksitosin yang dapat merangsang kontraksi
6) Aktifitas fisik ibu hamil yang sehat, rutin melakukan olahraga ringan
seperti jalan santai, senam hamil ringan, yoga dengan menggunkan
gymball.
b. Kebutuhan ibu hamil
Nutrisi pada kehamilan Trimester III, konsumsi pola gizi seimbang dan
bervariasi lebih banyak dari sebelum hamil seperti buah-buahan, protein
hewani, protein nabati, tidak ada pantangan makan selama hamil dalam
batas yang tidak berlebihan, mencukupi kebutuhan air minum 10 gelas
perhari.
c. Keluhan yang dirasakan
Membertitahukan kepada ibu bahwa yang dialaminya saat ini merupakan
salah satu ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil Trimester III
yaitu susah tidur, harus ditangani dengan cara mulai mengurangi aktivitas
yang berat, mengurangi jam tidur siang.
4. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan mengkonsumsi vitamin secara teratur
khusunya tambah darah (Fe), Asam folat, dan Kalk. Tambah darah (Fe)
tidak boleh di abaikan ibu hamil karena penting untuk mencegah
kekurangan sel darah merah (Anemia), Asam folat untuk membantu
154

pembentukan sel – sel organ pada janin dan Kalk penting untuk
pertumbuhan tulang dan gigi janin.
5. Menjadwalkan kunjungan ulang yang telah di sepakati atau jika ibu ada
keluhan.
6. Melakukan pendokumentasian terhadap hasil pemeriksaan di Asuhan
Kebidanan ibu hamil dan SOAP.

LANGKAH VII

EVALUASI

Tanggal : 09 Februari 2023 Pukul : 10.15 Wita

1. Penilaian dilakukan pada setiap selesai tindakan serta membina hubungan


yang baik dengan ibu sudah dilakukan dan ibu merasa nyaman serta senang
mendengar jika janin dan ibu dalam keadaan baik.
2. Ibu mengerti dan paham tentang:
a. Ibu bersedia menerapkan yang dianjurkan untuk mengurangi keluhan
susah tidur dan ibu sudah mengetahui cara mengatasi kelelahan, dengan
cara istirahat sesuai kebutuhan.
b. Ibu bersedia mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan menu
seimbang untuk mencegah anemia, konsumsi suplemen zat besi.
c. Ibu mengerti dan paham tentang Personal Hygiene dan bersedia
menerapkannya dirumah.
d. Setelah diberikan KIE mengenai persiapan persalinan, ibu merasa sudah
siap dalam menyambut persalinan anak pertama ini. Dan mempersiapkan
persalinannya di RS Medika Utama Permata. Penolongnya bidan,
transportasi yang digunakan kendaraan pribadi.
3. Ibu bersedia melanjutkan mengkonsumsi vitamin selama kehamilan tablet
Fe, Asam folat, dan Kalk 1 x 1 perhari.
4. Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang kembali pada waktu
berikutnya yang telah disepakati.
155

5. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada pasien atau


keluarga bahwa hasil dari pemeriksaan hasilnya baik dan normal tidak ada
kelainan.

DOKUMENTASI KEBIDANAN

Tanggal : 09 Februari 2023 Pukul : 10.20 Wita

S : Ibu mengatakan :
1. Ini adalah kehamilan pertama
2. USG Terakhir tgl 16/01/2023
3. HPHT 16 Mei 2023 TP 20/02/2023
4. Susah tidur

O :
1. Keadaan Umum
Keadaan Emosional : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB Sebelum Hamil : 63 kg
BB Saat Hmail : 71 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Lila : 29 cm
2. Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 95 x / menit
Suhu : 36,7°c
Pernapasan : 20 x / menit
156

3. Pemeriksaan Fisik
Muka :Tidak tampak edema, tidak pucat
Mata : Konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik
Payudara : Puting susu kiri dan kanan menonjol, areolla
hyperpigmentasi, pengeluaran kolostrum belum ada, tidak ada bekas
operasi.
Leopold I : Teraba lunak, tidak melenting (Bokong)
TFU : 29 cm / 3 Jari diatas Pusat
Leopold II : Bagian Kiri : Teraba kosong, bagian terkecil
(Ekstremitas)
Bagian Kanan: Teraba memanjang dan keras (Punggung)
Leopold III : Bagian terbawah (Kepala)
Leopold IV : Divergen (Bagian kepala sudah masuk PAP)
DJJ : 147 x / menit
4. Pemeriksaan Penunjang :
a. USG (16 Januari 2023)
Dilakukan Pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal, dan
jenis kelamin Perempuan, Presentasi bawah kepala, plasenta tidak
menutupi jalan lahir, ketuban cukup, dan tidak ada lilitan tali pusat.
b. Darah (16 Januari 2023)
1) Gol. Darah :O
2) HB : 14,3 g/dL
3) HbsAG : Non Reaktif
4) HIV : Non Reaktif

A : G1 P0 A0 Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologis

Masalah Potensial : Ibu mengatakan susah tidur

Tindakan Segera : Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas


kerja berat dan mengurangi jam tidur siang
157

P :

1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan, ibu merasa senang mendengar jika
janin dan ibu dalam keadaan baik dan sehat serta membina hubungan yang
baik dengan ibu.
2. Jelaskan kepada ibu tentang :
a. Ibu bersedia menerapkan yang dianjurkan untuk mengurangi keluhan
susah tidur dan ibu sudah mengetahui cara mengatasi kelelahan, dengan
cara istirahat sesuai kebutuhan.
b. Ibu bersedia mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan menu
seimbang untuk mencegah anemia, konsumsi suplemen zat besi.
c. Ibu mengerti dan paham tentang Personal Hygiene dan bersedia
menerapkannya dirumah.
d. Setelah diberikan KIE mengenai persiapan persalinan, ibu merasa sudah
siap dalam menyambut persalinan anak pertama ini. Dan mempersiapkan
persalinannya di RS Medika Utama Permata. Penolongnya bidan,
transportasi yang digunakan kendaraan pribadi.
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan
melanjutkan konsumsi vitamin secara teratur terutama Asam Folat, tablet
Fe, dan juga Kalk. Ibu mengerti dan memahami pentingnya mengkonsumsi
vitamin tablet Fe, Kalk, dan Asam Folat pada masa kehamilan.
5. Jadwalkan kunjungan ulang di waktu berikutnya yang sudah disepakati.
6. Lakukan pendokumentasian, hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan kepada ibu atau keluarga bahwa hasil dari pemeriksaan
hasilnya baik dan normal tidak ada kelaianan serta menjadwalkan
kunjungan berikutnya dan ibu bersedia.
158

DOKUMENTASI KEBIDANAN KEHAMILAN KUNJUNGAN 1

Tanggal : 09 Februari 2023 Pukul : 10.00 Wita

S : Ibu mengatakan :

1. Ini adalah kehamilan pertama


2. USG Terakhir tanggal 16/01/2023
3. HPHT 16/05/2022
4. Susah tidur

O :

1. Keadaan Umum
Keadaan Emosional : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda – tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 95 x / menit
Suhu : 36,7°c
Pernapasan : 20 x / menit
3. Pemeriksaan Fisik :
Payudara: Puting susu kiri dan kanan menonjol, Areolla hyperpigmentasi,
belum ada pengeluaran kolostrum, tidak ada bekas payudara.
159

Abdomen : Tampak Linea Nigra dan Striae Gravidarum tidak ada


bekas operasi.
Leopold I : Fundus Uteri teraba bulat lunak, tidak melenting.
TFU : 29 cm / 3 Jari dibawah px
TBJ : (29 cm – 12) x 155 = 2635 gram
Leopold II : Bagian Kiri : Teraba kosong dan bagian terkecil
(Ekstremitas)
Bagian Kanan : Teraba keras dan memanjang (Punggung)
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting (Kepala)
Leopold IV : Bagian terbawah Janin belum masuk PAP.
DJJ : 129 x / menit
Punctum Maksimum : Kuadran IV
4. Pemeriksaan Penunjang
USG (16 Januari 2022)
Dilakukan Pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal, dan
jenis kelamin Perempuan, Presentasi bawah kepala, plasenta tidak menutupi
jalan lahir, ketuban cukup, dan tidak ada lilitan tali pusat.

A : G1 P0 A0 Usia Kehamilan 38 minggu 1 Hari Fisiologis

Masalah Potensial : Ibu mengalami Susah Tidur

Tindakan Segera Menganjurkan ibu untuk mengurangi


: aktivitas Kerja berat dan mengurangi jam
tidur siang

P :

Tanggal / Jam Pelaksana Paraf

09 Februari 2023 Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, ibu merasa


10.30 Wita senang mendengar jika janin dan ibu dalam keadaan baik
dan sehat. Dengan hasil pemeriksaan tekanan darah
160

120/90 mmHg, Nadi 82x/menit, Pernafasan 20x/menit,


Suhu 36,7°c, Detak Jantung Janin 129x/menit, bagian
terendah yaitu posisi kepala belum masuk PAP (Pintu
Atas Panggul)

Anjurkan ibu untuk ke fasilitas kesehatan yang terdekat


jika ditemui ada keluhan tanda awal persalinan, ibu
10.45 Wita
bersedia untuk segera ke fasilitas kesehatan yang
terdekat.

Menganjurkan ibu untuk mengkonsumi makanan-


makanan bergizi seperti ikan, ayam, daging, telur,
sayuran hijau, kacang-kacangan serta buah-buahan, jika
tidak ada alergi pada susu bisa mengkonsumsi susu ibu
hamil, melanjutkan mengkonsumsi vitamin secara teratur
10.50 Wita khususnya tablet Fe, Asam folat dan Kalk, ibu bersedia
melanjutkan mengkonsumsi vitamin. Memberikan KIE
Personal Hygiene seperti mandi 2 x sehari, mengganti
pakaian serta celana dalam jika dirasa lembab dan
menganjurkan ibu untuk mengurangi kerja berat serta
mengurangi jam tidur siang.

Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang kembali


pada bulan berikutnya. Dan ibu akan datang
10.55 Wita
memeriksakan kehamilannya di awal bulan, baik ke
dokter maupun ke Bidan.

Melakukan pendokumentasian, hasil evaluasi segera


dicatat dan dikomunikasikan pada pasien atau keluarga
11.00 Wita bahwa dari hasil pemeriksaan hasilnya baik dan normal
tidak ada kelaianan serta menjadwalkan kunjungan
berikutnya.
161

2. Soap Kehamilan
b. Data Kunjungan Ke – 2
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL FISIOLOGIS PADA NY. N UMUR 22
TAHUN PRIMIPARA USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal : Jumat, 10 Februari 2023


Tempat : Rumah Pasien
Pukul : 08.30 Wita

DATA SUBJEKTIF (Jumat, 10 Februari 2023, 08.30 Wita)


Kunjungan saat ini adalah kunjungan ulang, Ibu mengatakan tidak ada keluhan
dan ingin memeriksakan kehamilannya. Kunjungan sebelumnya ibu
mengatakan susah tidur dan sudah dapat teratasi dengan mengurangi aktivitas
kerja berat dan mengurangi jam tidur siang.

DATA OBJEKTIF
162

1. Keadaan Umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda – Tanda Vital
BB Sebelum hamil : 63 Kg
BB Sesudah hamil : 71 Kg
Kenaikan BB : 8 Kg
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7°c
4. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala
Wajah : Normal, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, tidak juling, tidak ada secret, sclera putih,
konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris
Mulut : Bibir lembab, gigi tidak berlubang, tidak ada sariawan
dan tidak ada karang gigi.
Telinga : Simteris, tidak ada masalah pada pendengaran
c. Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe ataupun kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
ataupun nyeri telan
d. Payudara : Simteris, tidak ada perubahan warna pada kulit payudara,
terdapat hyperpigmentasi areola mamae, tidak ada nyeri tekan dn tidak
ada benjolan.
e. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra terlihat jelas,
tidak ada striae gravidarum
TFU : 29 cm / 3 Jari diatas px
TBJ : (TFU – 12) x 155 / (29 cm – 12) x 155 = 2635 gram
DJJ : 139 x/menit
163

f. Ekstremitas : tidak ada kelainan, tangan kaki simetris, jumlah jari


lengkap, tidak ada varises ataupun oedema kuku tangan dan kaki tidak
pucat.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (16 Januari 2022)
Dilakukan Pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal, dan
jenis kelamin Perempuan, Presentasi bawah kepala, plasenta tidak
menutupi jalan lahir, ketuban cukup, dan tidak ada lilitan tali pusat.
b. Darah (16 Januari 2023)
1) Gol. Darah :O
2) HB : 14,3 g/dL
3) HbsAG : Non Reaktif
4) HIV : Non Reaktif

ANALISA :

Ny. N umur 22 tahun G1 P0 A0 Usia Kehamilan 38 mingggu 1 hari, dengan


kehamilan normal.

Diagnosa Potensial : Tidak Ada

Tindakan Segera : Tidak Ada

PENATALAKSANAAN (Tanggal 10 Februari 2023, Jam 08.30 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf

08.30 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa


Wita kondisi ibu dan bayinya dalam keadaan normal, TD :
120/80 mmHg, N : 89 x/menit, RR : 20 x/menit, S :
36,7°c. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal, Janin
sehat, DJJ 139 x/menit teratur.
164

2. Mengevaluasi keadaan ibu. Ibu tidak ada keluhan.


3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dan
asupan gizi seimbang seperti ikan, ayam, daging, telur,
sayuran hijau, kacang-kacangan dan buah-buahan jika
tidak ada alergi boleh menambah susu ibu hamil karena
akan berpengaruh pada ibu maupun janin.
4. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup karena akan
berpengaruh pada ibu maupun janin.
5. Menganjurkan ibu ruitn melakukan Personal Hygiene
seperti mandi 2 x sehari, mengganti pakaian jika di rasa
lembab.
6. Melanjutkan vitamin Fe, Kalsium, Asam folat. masing-
masing 1 x 1.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ibu
ada keluhan atau jika ada tanda-tanda persalinan.

c. Data Kunjungan Ke – 3
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL FISIOLOGIS PADA NY. N UMUR 22
TAHUN PRIMIPARA USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal : Selasa, 14 Februari 2023


Tempat : Rumah Pasien
Pukul : 11.00 Wita

DATA SUBJEKTIF (Selasa, 14 Februari 2023, 11.00 Wita)


Kunjungan saat ini adalah kunjungan ulang, Ibu mengatakan tidak ada keluhan
dan ingin memeriksakan kehamilannya.

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
165

3. Tanda – Tanda Vital


BB Sebelum hamil : 63 Kg
BB Sesudah hamil : 73 Kg
Kenaikan BB : 10 Kg
Tekanan Darah : 124/78 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36°c
4. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala
Wajah : Normal, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, tidak juling, tidak ada secret, sclera putih, konjungtiva
merah muda
Hidung : Simetris
Mulut : Bibir lembab, gigi tidak berlubang, tidak ada sariawan dan tidak
ada karang gigi.
Telinga : Simteris, tidak ada masalah pada pendengaran
a. Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe ataupun kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
ataupun nyeri telan
b. Payudara : Simteris, tidak ada perubahan warna pada kulit payudara,
terdapat hyperpigmentasi areola mamae, tidak ada nyeri tekan dn tidak
ada benjolan.
c. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra terlihat jelas,
tidak ada striae gravidarum
TFU : 29 cm / 3 Jari diatas px
TBJ : (TFU – 12) x 155 / (29 cm – 12) x 155 = 2635 gram
DJJ : 140 x/menit
e. Ekstremitas : tidak ada kelainan, tangan kaki simetris, jumlah jari
lengkap, tidak ada varises ataupun oedema kuku tangan dan kaki tidak
pucat.
166

5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (16 Januari 2022)
Dilakukan Pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal, dan
jenis kelamin Perempuan, Presentasi bawah kepala, plasenta tidak
menutupi jalan lahir, ketuban cukup, dan tidak ada lilitan tali pusat.
b. Darah (16 Januari 2023)
1) Gol. Darah :O
2) HB : 14,3 g/Dl
3) HbsAG : Non Reaktif
4) HIV : Non Reaktif

ANALISA :

Ny. N umur 22 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 mingggu 1 hari, dengan


kehamilan normal.

Diagnosa Potensial : Tidak Ada

Tindakan Segera : Tidak Ada

PENATALAKSANAA (Tanggal 14 Februari 2023, Jam 11.00 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf

11.00 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa kondisi ibu


Wita dan bayinya dalam keadaan normal, TD : 124/78 mmHg, N : 82
x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36°c. Hasil pemeriksaan fisik dalam
batas normal, Janin sehat, DJJ 140 x/menit teratur dan usia
kehamilan ibu saat ini 9 bulan 2 minggu.
167

2. Mengevaluasi keadaan ibu. Ibu tidak ada keluhan.


3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dan asupan
gizi seimbang seperti ikan, ayam, daging, telur, sayuran hijau,
kacang-kacangan dan buah-buahan jika tidak ada alergi boleh
menambah susu ibu hamil karena akan berpengaruh pada
kesehatan ibu maupun janin.
4. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup karena akan berpengaruh
pada ibu maupun janin.
5. Menganjurkan ibu ruitn melakukan Personal Hygiene seperti
mandi 2 x sehari, mengganti pakaian jika di rasa lembab.
6. Melanjutkan vitamin Fe, Kalsium, Asam folat. Masing- masing 1 x
1.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ibu ada
keluhan atau jika ada tanda-tanda persalinan.

d. Data Kunjungan Ke – 4
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL FISIOLOGIS PADA NY. N UMUR 22
TAHUN PRIMIPARA USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal : Kamis, 16 Februari 2023


Tempat : Rumah Pasien
Pukul : 09.00 Wita

DATA SUBJEKTIF (Kamis, 16 Februari 2023, 09.00 Wita)


Kunjungan saat ini adalah kunjungan ulang, Ibu mengatakan lemes serta perut
mules sampai ke pinggang dan kencang-kencang dari malam dan ingin
memeriksakan kehamilannya

DATA OBJEKTIF
168

1. Keadaan Umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda – Tanda Vital
BB Sebelum hamil : 63 Kg
BB Sesudah hamil : 73 Kg
Kenaikan BB : 10 Kg
Tekanan Darah : 123/66 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36°c
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Wajah : Normal, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, tidak juling, tidak ada secret, sclera putih,
konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris
Mulut : Bibir lembab, gigi tidak berlubang, tidak ada sariawan
dan tidak ada karang gigi.
Telinga : Simteris, tidak ada masalah pada pendengaran
b. Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe ataupun kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
ataupun nyeri telan
c. Payudara : Simteris, tidak ada perubahan warna pada kulit payudara,
terdapat hyperpigmentasi areola mamae, tidak ada nyeri tekan dn tidak
ada benjolan.
d. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra terlihat jelas,
tidak ada striae gravidarum
TFU : 29 cm / 3 Jari diatas px
TBJ : (TFU – 12) x 155 / (29 cm – 12) x 155 = 2635 gram
DJJ : 136 x/menit
169

e. Ekstremitas : tidak ada kelainan, tangan kaki simetris, jumlah jari


lengkap, tidak ada varises ataupun oedema kuku tangan dan kaki tidak
pucat.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (16 Januari 2023)
Dilakukan Pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal, dan
jenis kelamin Perempuan, Presentasi bawah kepala, plasenta tidak
menutupi jalan lahir, ketuban cukup, dan tidak ada lilitan tali pusat.
b. Darah (16 Januari 2023)
1) Gol. Darah :O
2) HB : 14,3 g/Dl
3) HbsAG : Non Reaktif
4) HIV : Non Reaktif

ANALISA :

Ny. N umur 22 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 mingggu 1 hari, dengan


kehamilan normal.

Diagnosa Potensial : Lemes, Perut Mules sampai ke pinggang dan Kencang-


kencang dari malam

Tindakan Segera : Menganjurkan ibu mengatur napas dan berbaring


miring ke kiri

PENATALAKSANAA (Tanggal 16 Februari 2023, Jam 09.00 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


170

09.00 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa kondisi ibu


Wita dan bayinya dalam keadaan normal, TD : 123/66 mmHg, N : 74
x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36°c. Hasil pemeriksaan fisik dalam
batas normal, Janin sehat, DJJ 136 x/menit teratur dan usia
kehamilan ibu saat ini 9 bulan 2 minggu
2. Mengevaluasi keadaan ibu, apakah ibu masih lemas dan merasakan
mules sampai pinggang serta kencang – kencang dari semalam.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dan asupan gizi
seimbang seperti ikan, ayam, daging, telur, sayuran hijau, kacang-
kacangan dan buah-buahan jika tidak ada alergi boleh menambah
susu ibu hamil karena akan berpengaruh pada kesehatan ibu maupun
janin.
4. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup karena akan berpengaruh
pada ibu maupun janin.
5. Menganjurkan ibu ruitn melakukan Personal Hygiene seperti mandi
2 x sehari, mengganti pakaian jika di rasa lembab.
6. Melanjutkan vitamin tablet Fe, Kalsium, Asam folat. Masing-
masing 1 x 1.
7. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan bersalin,
seperti : perlengkapan ibu dan bayi.
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ibu ada keluhan
atau jika ada tanda-tanda persalinan.
e. Data Kunjungan Ke – 5
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL FISIOLOGIS PADA NY. N UMUR
22 TAHUN PRIMIPARA USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI DI
KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal : Minggu, 19 Februari 2023


Tempat : Rumah Pasien
Pukul : 10.00 Wita

DATA SUBJEKTIF (Minggu, 19 Februari 2023, 10.00 Wita)


Kunjungan saat ini adalah kunjungan ulang, Ibu mengatakan tidak ada keluhan
dan ingin memeriksakan kehamilannya. Kunjungan sebelumnya ibu
171

mengatakan lemas, mules sampai ke pinggang dan perut kencang-kencang dari


malam sudah teratasi dengan menganjurkan ibu mengatur napas serta berbaring
miring ke kiri dan menjaga pola makan dan juga istirahat yang cukup.

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda – Tanda Vital
BB Sebelum hamil : 63 Kg
BB Sesudah hamil : 74 Kg
Kenaikan BB : 11 Kg
Tekanan Darah : 140/85 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,8°c
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Wajah : Normal, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, tidak juling, tidak ada secret, sclera putih,
konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris
Mulut : Bibir lembab, gigi tidak berlubang, tidak ada sariawan
dan tidak ada karang gigi.
Telinga : Simteris, tidak ada masalah pada pendengaran
b. Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe ataupun kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan ataupun nyeri
telan
c. Payudara : Simteris, tidak ada perubahan warna pada kulit payudara,
terdapat hyperpigmentasi areola mamae, tidak ada nyeri tekan dn tidak
ada benjolan.
172

d. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra terlihat jelas,
tidak ada striae gravidarum
TFU : 29 cm / 3 Jari diatas px
TBJ : (TFU – 12) x 155 / (29 cm – 12) x 155 = 2635 gram
DJJ : 134 x/menit
e. Ekstremitas : tidak ada kelainan, tangan kaki simetris, jumlah jari
lengkap, tidak ada varises ataupun oedema kuku tangan dan kaki tidak
pucat.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (16 Januari 2023)
Dilakukan Pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal, dan
jenis kelamin Perempuan, Presentasi bawah kepala, plasenta tidak
menutupi jalan lahir, ketuban cukup, dan tidak ada lilitan tali pusat.
b. Darah (16 Januari 2023)
1) Gol. Darah :O
2) HB : 14,3 g/Dl
3) HbsAG : Non Reaktif
4) HIV : Non Reaktif

ANALISA :

Ny. N umur 22 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 mingggu 1 hari, dengan


kehamilan normal.

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Tindakan Segera : Tidak ada

PENATALAKSANAA (Tanggal 19 Februari 2023, Jam 10.00 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


173

10.00 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa kondisi


ibu dan bayinya dalam keadaan normal, TD : 140/85 mmHg, N :
Wita
72 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,8°c. Hasil pemeriksaan fisik
dalam batas normal, Janin sehat, DJJ 134 x/menit teratur dan usia
kehamilan ibu saat ini 9 bulan 2 minggu
2. Mengevaluasi keadaan ibu, Ibu tidak ada keluhan.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dan asupan
gizi seimbang seperti ikan, ayam, daging, telur, sayuran hijau,
kacang-kacangan dan buah-buahan jika tidak ada alergi boleh
menambah susu ibu hamil karena akan berpengaruh pada
kesehatan ibu maupun janin.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup karena akan
berpengaruh pada ibu maupun janin.
5. Menganjurkan ibu ruitn melakukan Personal Hygiene seperti
mandi 2 x sehari, mengganti pakaian jika di rasa lembab
6. Melanjutkan vitamin tabet Fe, Kalsium, Asam folat. Masing-
masing 1 x 1.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan USG untuk mengetahui
kondisi janin.
8. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan bersalin,
seperti : perlengkapan ibu dan bayi.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ibu ada
keluhan atau jika ada tanda-tanda persalinan.

f. Data Kunjungan Ke – 6
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL FISIOLOGIS PADA NY. N UMUR
22 TAHUN PRIMIPARA USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal : Selasa, 28 Februari 2023


Tempat : Rumah Pasien
Pukul : 09.30 Wita

DATA SUBJEKTIF (Selasa, 28 Februari 2023, 09.30 Wita)


174

Kunjungan saat ini adalah kunjungan ulang, Ibu mengatakan nyeri perut bawah
sampai pinggang dan ingin memeriksakan kehamilannya.

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda – Tanda Vital
BB Sebelum hamil : 63 Kg
BB Sesudah hamil : 76 Kg
Kenaikan BB : 13 Kg
Tekanan Darah : 131/78 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5°c
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Wajah : Normal, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, tidak juling, tidak ada secret, sclera putih,
konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris
Mulut : Bibir lembab, gigi tidak berlubang, tidak ada sariawan
dan tidak ada karang gigi.
Telinga : Simteris, tidak ada masalah pada pendengaran
b. Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe ataupun kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan
ataupun nyeri telan
c. Payudara : Simteris, tidak ada perubahan warna pada kulit payudara,
terdapat hyperpigmentasi areola mamae, tidak ada nyeri tekan dn tidak
ada benjolan.
d. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, linea nigra terlihat jelas,
tidak ada striae gravidarum
175

TFU : 30 cm / 3 Jari diatas px


TBJ : (TFU – 12) x 155 / (30 cm – 12) x 155 = 2790 gram
DJJ : 123 x/menit
e. Ekstremitas : tidak ada kelainan, tangan kaki simetris, jumlah jari
lengkap, tidak ada varises ataupun oedema kuku tangan dan kaki tidak
pucat.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (23 Februari 2023)
Dilakukan Pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal, dan
jenis kelamin Perempuan, Presentasi bawah kepala, plasenta tidak
menutupi jalan lahir, ketuban cukup, dan tidak ada lilitan tali pusat.
b. Darah (16 Januari 2023)
1) Gol. Darah :O
2) HB : 14,3 g/dL
3) HbsAG : Non Reaktif
4) HIV : Non Reaktif

ANALISA :

Ny. N umur 22 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 38 mingggu 1 hari, dengan


kehamilan normal.

Diagnosa Potensial : Nyeri perut bawah sampai ke pinggang

Tindakan Segera : Menganjurkan ibu mengatur napas dan senam hamil

PENATALAKSANAA (Tanggal 28 Februari 2023, Jam 09.30 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


176

09.00 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa kondisi ibu dan bayinya
Wita dalam keadaan normal, TD : 131/78 mmHg, N : 72 x/menit, RR : 20 x/menit,
S : 36,5°c. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal, Janin sehat, DJJ 123
x/menit teratur dan usia kehamilan ibu saat ini 9 bulan 2 minggu
2. Mengevaluasi keadaan ibu, apakah ibu masih merasakan Nyeri perut bawah
sampai pinggang.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan dan asupan gizi seimbang
seperti ikan, ayam, daging, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan dan buah-
buahan jika tidak ada alergi boleh menambah susu ibu hamil karena akan
berpengaruh pada kesehatan ibu maupun janin.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup karena akan berpengaruh pada ibu
maupun janin.
5. Menganjurkan ibu ruitn melakukan Personal Hygiene seperti mandi 2 x sehari,
mengganti pakaian jika di rasa lembab
6. Melanjutkan vitamin Fe, Kalsium, Asam folat. Masing- masing 1 x 1.
7. Menganjurkan ibu mengatur napas dan melakukan senam hamil untuk TM 3 di
rumah
8. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan bersalin, seperti :
pakaian bayi, pakaian serta kebutuhan ibu.
9. Membantu ibu memilih tempat bersalin yang diinginkan.
10. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau jika ibu ada keluhan atau jika
ada tanda-tanda persalinan.

3. Asuhan Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. N USIA 22 TAHUN


G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU 1 HARI FISIOLOGIS
INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI RS MEDIKA UTAMA PERMATA BALIKPAPAN

Tanggal Pengkajian : Rabu, 01 Maret 2023


Tempat : RS Medika Utama Permata Balikpapan
Waktu : 14.40 Wita via Whatsapp
177

IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. M


Umur : 22 Th Umur : 27 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Bugis Suku : Sasak
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. S. Parman No. 09 Rt 25 Kel. GSU Balikpapan Tengah

PENATALAKSANAAN (Tanggal 01 Maret 2023, Pukul 14.40 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf

Pasien mengabarkan via Whatsapp bahwa


02.52 keluar air-air yang banyak dari jalan lahir dan
Wita mulai merasakan perut kencang-kencang dan
mules.
Pasien mengatakan bahwa sudah pembukaan 4
07.35
cm dan perut kencang-kencang disertai mules
Wita
dari sejak tiba di RS.
Pasien mengatakan mules semakin sering dan
12.30 keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir,
Wita dan dilakukan pemeriksaan dalam telah di
dapatkan penambahan pada pembukaan 5 cm.
14.40 Pasien mengatakan bahwa sudah pembukaan 8
Wita cm, beserta rasa mules yang semakin sering.
Peneliti memonitoring pasien melalui pesan
Whatsapp akan tetapi pasien slow respon,
15.00
peneliti tetap memberikan asuhan Kala I seperti
Wita
mengatur nafas dan menganjurkan ibu untuk
miring kiri dan memberikan ibu semangat.
178

Pasien kembali mengabarkan bahwa beliau


telah melahirkan dengan normal bayi
perempuan sehat pada pukul 17.13 wita dengan
Berat 3320 gram. Sebelumnya pasien
17.35
mengatakan pembukaan lengkap di jam 16.50
Wita
wita dan bersiap untuk menyambut kelahiran
sang bayi. Namun terdapat robekan di jalan
lahir, dan telah dilakukan heacting sebanyak 4
jahitan.
Pasien mengatakan bahwa ia sudah
dipindahkan ke ruangan rawat gabung bersama
20.30 bayinya. peneliti menganjurkan untuk rutin
Wita menyusui bayinya meskipun bayi sedang tidur.
Dan menganjurkan pasien untuk makan,
minum dan istirahat.
Pasien mengatakan jika keadaan ibu dan bayi
21.00 sehat, tidak ada keluhan. Pasien besok sudah di
Wita perbolehkan untuk pulang dan kembali kontrol
3 hari setelahnya.

4. Asuhan Masa Nifas


a. Data Kunjungan Nifas Pertama (KF 1)
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA Ny. N
USIA 22 TAHUN P1A0 6 HARI POST PARTUM
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal Pengkajian : Senin, 06 Maret 2023


Waktu : 10.00 Wita
Tempat : Rumah Pasien (Homecare)
179

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan belum bisa BAB, sudah BAK, ASI sudah keluar tapi posisi
saat menyusui tidak nyaman.

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum baik, kesadaran composmentis


2. Tanda – tanda Vital
BB : 65 Kg
TD : 132/93 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu :
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada Oedema, dan tidak pucat
Mata : Simetris, tidak ada secret, sclera putih, konjungtiva merah
muda dan reflek pupil baik.
Mulut : Bibir lembab, tidak pucat, tidak pecah – pecah, tidak ada
stomatitis, tidak ada gigi berlubang, lidah bersih, tidak ada gusi berdarah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri telan.
b. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
wheezing.
c. Payudara ; Simetris, puting susu menonjol, areola hyperpigmentasi,
tidak ada masa atau benjolan abnormal dan kolostrum sudah keluar.
d. Abdomen : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas
operasi, ada linea nigra, tidak ada striae gravidarum, kontraksi uterus
keras, TFU setengah simpisis dan pusat.
e. Ekstremitas Atas : Tidak ada Oedema, kuku bersih dan tidak pucat,
gerakan aktif dan jumlah jari lengkap.
180

Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak ada Oedema, kuku bersih, gerakan


aktif, jumlah jari lengkap.
f. Genetalia : Tidak ada Hematoma, tidak ada varises, tidak ada
hemoroid, lokhea sanguinolenta, berwarna merah kecoklatan, konsistensi
cair, bau khas lokhea.

ANALISA

Ny. N usia 22 tahun P1A0 6 hari Post Partum dengan fisiologis

DS : Ibu mengatakan belum bisa BAB, sudah BAK, ASI sudah


keluar tapi posisi saat menyusui tidak nyaman
DO : TTV normal, TFU setengah simpisis dan pusat, lokea
sanguinolenta, konsisten cair, tidak ada tanda-tanda abnormal
pada luka jahitan di perineum.

PENATALAKSANAAN(Senin, 06 Maret 2023/Pukul 10.00 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


10.0 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal,
0 yaitu TD : 132/93 mmHg, N : 78 x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : TFU
Wita setengah simpisis dan pusat, sesuai dengan hari post partum, 5 hari post
partum. Evaluasi : Ibu mengerti dan bahagia sudah mengetahui hasil
pemeriksaan baik dan normal
2. Memberitahukan kepada ibu keluhan yang dirasakan adalah hal fisiologis
dialami oleh ibu nifas. Luka jahitan masih baru sehingga wajar jika masih
terasa nyeri dan akan kering dengan sendirinya selama 6 – 7 hari jika
dirawat dengan benar. Dan tidak ditemukan tanda – tanda infeksi. Evaluasi :
Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan luka jahitan perineum
tetap kering agar mencegah terjadinya infeksi seperti membasuh dari arah
depan ke belakang, rutin mengganti pembalut 2 – 4 jam sekali atau setelah
BAK dan BAB. Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan
luka jahitan di perineum.
4. Memberitahukan ibu tanda – tanda bahaya masa nifas yaitu : kontraksi
uterus melemah, perdarahan hebat, nyeri hebat pada luka bekas jahitan,
181

infeksi pada payudara ditandai dengan pembengkakan payudara, puting


lecet dan terasa panas, kemerahan sekitar payudara.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang untuk menambah energi ibu saat menyusui dan
memperbanyak makanan yang banyak mengandung protein seperti ikan,
telur, kacang-kacangan untuk mempercepat penyembuhan luka jahitan di
perineum.
6. Memberikan KIE ASI ekslusif pada ibu untuk memberikan ASI saja selama
minimal 6 bulan tanpa makana pendamping lainnya
7. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak minum air putih sebelum dan
sesudah menyusui untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
8. Mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan payudara ibu Teknik
menyusui yang benar, diantaranya mulut bayi terbuka lebar, dagu bayi
menempel pada puayudara ibu, areolla bagian atas lebih terlihat ketimbang
bagian bawah. Serta menjelaskan kepada ibu bayi cukup ASI diantaranya
bayi tidak rewel, bayi dapat tidur pulas, pada payudara ibu terasa kosong
setelah disusui dan terdapat perubahan pada pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi. Ibu bersedia melakukannya dan menerapkannya.
9. Menganjurkan ibu untuk tetap meminum vitamin yang telah di berikan oleh
bidan di RS.
10. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 7 hari lagi atau jika ada keluhan.
11. Melakukan Pendokumentasian SOAP Kebidanan.

b. Data Kunjungan Nifas Kedua (KF 2)

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA Ny. N


USIA 22 TAHUN P1A0 12 HARI POST PARTUM
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal : Minggu, 12 Maret 2023


Pengkajian
Waktu : 16.55 Wita
Tempat : Rumah Pasien (Homecare)
182

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan, sudah BAB, sudah BAK, ASI sudah keluar
lebih banyak.

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum baik, Kesadaran Composmentis


2. Tanda – tanda Vital
BB : 65 Kg
TD : 135/90 mmHg
Nadi : 77 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36°c
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada Oedema dan tidak pucat
Mata : Simetris, tidak ada secret, sclera putih, konjungtiva merah
muda dan reflek pupil baik.
Mulut : Bibir lembab, tidak pucat, tidak pecah – pecah, tidak ada
stomatitis, tidak ada gigi berlubang, lidah bersih, tidak ada gusi berdarah.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri telan.
b. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
c. Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola hyperpigmentasi,
tidak ada masa atau benjolan abnormal.
d. Abdomen : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas
luka operasi, ada linea nigra, ada striae gravidarum.
e. Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada oedema, kuku pendek, bersih
dan tidak pucat.
Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak ada oedema, kuku pendek, bersih.
reflek patella (+)
183

f. Genetalia : Tidak ada hematoma, tidak ada varises, tidak ada


hemoroid, lokhea sanguinolenta, berwarna merah kecoklatan, konsistensi
cair, bau khas lokea.
ANALISA
Ny. N usia 22 tahun P2A0 12 hari Post Partum dengan fisiologis

DS : Ibu mengatakan sudah bisa BAB, sudah BAK, ASI keluar lebih
banyak.
DO : TTV normal, lokea sanguinolenta, konsisten cair, dan tidak ada
tanda-tanda abnormal pada luka jahitan di perineum.

PENATALAKSANAAN (Minggu, 12 Maret 2023/Pukul: 16.55 wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


16.55 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
Wita normal, yaitu TD : 135/90 mmHg, N : 77 x/menit, RR : 20 x/menit,
Suhu : 36°c, 12 hari post partum.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bahagia sudah mengetahui hasil
pemeriksaan dalam keadaan baik dan normal.
2. Evaluasi jahitan perineum, ibu mengatakan sudah tidak nyeri. Ibu
juga mengatakan ia selalu menjaga kebersihan perineum dengan

rutin mengganti pembalut setelah BAB dan BAK.


3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan luka jahitan
perineum tetap kering agar mencegah terjadinya infeksi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia merawat kebersihan luka
jahitan perineum.
4. Evaluasi pola istirahat, ibu mengatakan dapat istirahat seperti
biasanya hanya terkadang bangun tengah malam untuk menyusui

bayinya.
5. Evaluasi penerapan ASI Eksklusif. Ibu telah menerapkan ASI
Eksklusif pada bayinya dengan memberikan ASI tanpa makanan
tambahan serta rutin menyusui bayinya 2-3 jam sekali.
6. Evaluasi asupan nutrisi dan hidrasi pada ibu. Ibu rutin mengonsumsi
makanan dan buah setiap hari dan selalu minum air putih sekitar
184

2,5liter lebih dalam sehari.


7. Evaluasi Teknik menyusui, ibu dapat menyusui bayinya dengan baik
8. Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi dan melakukan aktivitas
seperti biasa.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 14 hari lagi atau 2 minggu
atau jika ada keluhan.
10. Melakukan Pendokumentasian dan mencatat hasil kunjungan dalam
SOAP.

c. Data Kunjungan Nifas Ketiga (KF 3)

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA Ny. N


USIA 22 TAHUN P1A0 30 HARI POST PARTUM
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal Pengkajian : Kamis, 30 Maret 2023


Waktu : 15.56 Wita
Tempat : Rumah Pasien (Homecare)
185

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ASI sudah keluar tapi posisi saat menyusui
masih kurang nyaman.

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum baik, kesadaran composmentis


2. Tanda – tanda Vital
BB : 65 Kg
TD : 129/93 mmHg
Nadi : 69 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu :
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada Oedema, dan tidak pucat
Mata : Simetris, tidak ada secret, sclera putih, konjungtiva merah
muda dan reflek pupil baik.
Mulut : Bibir lembab, tidak pucat, tidak pecah – pecah, tidak ada
stomatitis, tidak ada gigi berlubang, lidah bersih, tidak ada gusi berdarah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri telan.
b. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
c. Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola hyperpigmentasi,
tidak ada masa atau benjolan abnormal.
d. Abdomen : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas
operasi, ada linea nigra, ada striae gravidarum, TFU tidak teraba.
e. Ekstremitas Atas : Tidak ada Oedema, kuku pendek, bersih dan tidak
pucat.
186

Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak ada Oedema, kuku pendek, bersih.


Refleks patella (+).
f. Genetalia : Tidak ada Hematoma, tidak ada varises, tidak ada
hemoroid, lokhea alba, berwarna putih kekuningan, konsistensi cair dan
jahitan di perineum sudah kering.

ANALISA

Ny. N usia 22 tahun P1A0 30 hari Post Partum fisiologis

DS : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, TFU tidak teraba, ASI sudah
keluar tapi posisi saat menyusui masih kurang nyaman.
DO : TTV normal, lokea alba, luka jahitan di perineum sudan mengering.

PENATALAKSANAAN (Kamis, 30 Maret 2023/Pukul 10.00 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


10.00 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu
Wita dalam keadaan normal, yaitu TD : 129/93 mmHg, N :
69 x/menit, RR : 20 x/menit, sesuai dengan 30 hari
post partum. TFU sudah tidak teraba, tidak ada tanda –
tanda abnormal pada perineum, luka jahitan sudah
mengering.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bahagia sudah mengetahui
hasil pemeriksaan dalam keadaaan baik dan normal.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
perineum tetap kering dengan mengganti pembalut
setelah BAB dan BAK.
4. Menganjurkan untuk melakukan mobilisasi dan
melakukan aktivitas seperti biasa.
5. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi
makan-makanan yang banyak mengandung protein,
tinggi serat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran
tidak boleh ada pantangan kecuali ibu memiliki alergi
pada makanan tertentu.
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu
187

lagi atau jika ada keluhan.


7. Melakukan pendokumentasian dan mencatat hasil
kunjungan dalam SOAP.

d. Data Kunjungan Nifas keempat (KF 4)

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS PADA Ny. N


USIA 22 TAHUN P1A0 42 HARI POST PARTUM
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal Pengkajian : Kamis, 13 April 2023


Waktu : 11.00 Wita
Tempat : Rumah Pasien (Homecare)
188

DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ASI lancar keluar lebih banyak dan ibu
memutuskan untuk menggunakan KB MAL (Metode Amenore Lactasi).

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum baik, kesadaran composmentis


2. Tanda – tanda Vital
BB : 61 Kg
TD : 122/82 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu :
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Leher
Edema wajah : Tidak ada Oedema, dan tidak pucat
Mata : Simetris, tidak ada secret, sclera putih, konjungtiva merah
muda dan reflek pupil baik.
Mulut : Bibir lembab, tidak pucat, tidak pecah – pecah, tidak ada
stomatitis, tidak ada gigi berlubang, lidah bersih, tidak ada gusi berdarah
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri telan.
b. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
c. Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola
hyperpigmentasi, tidak ada masa atau benjolan abnormal.
d. Abdomen : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
bekas operasi, ada linea nigra, ada striae gravidarum, TFU tidak teraba.
e. Ekstremitas Atas : Tidak ada Oedema, kuku pendek, bersih dan tidak
pucat.
189

Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak ada Oedema, kuku pendek, bersih.


Refleks patella (+).
f. Genetalia : Tidak ada Hematoma, tidak ada varises, tidak ada
hemoroid, lokhea alba, berwarna putih, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal, luka perineum sudah kering.

ANALISA

Ny. N usia 22 tahun P1A0 42 hari Post Partum fisiologis

DS : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, TFU tidak teraba, ASI


lancar keluar lebih banyak dan ibu memutuskan untuk
menggunakan KB MAL (Metode Amenore Lactasi).
DO : TTV normal, lochea alba, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal, luka perineum sudah kering.

PENATALAKSANAAN (Kamis, 13 April 2023/Pukul 11.00 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


11.00 1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
Wita keadaan normal, yaitu TD : 122/82 mmHg, N : 80 x/menit, RR :
20 x/menit, Suhu : , sesuai dengan 42 hari post partum, TFU
tidak teraba, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bahagia sudah mengetahui hasil
pemeriksaan dalam keadaan baik dan normal.
2. Menanyakan pada ibu metode KB apa yang akan dipilih dan
digunakan. Ibu mengatakan ingin menggunakan metode alami
yaitu KB MAL
3. Memberi gambaran kepada ibu terkait KB pendamping MAL
antara lain: Kondom, KB Suntik 3 bulan, Pil KB Menyusui,
AKBK dan AKDR. Ibu mengerti dan akan menerapkan
Kondom sebagai KB pendamping.
4. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makan-
makanan yang banyak mengandung protein hewani dan protein
nabati seperti ikan, telur, kacang-kacangan, tinggi serat seperti
buah-buahan dan sayur-sayuran, tidak boleh ada pantangan
190

kecuali ibu memiliki alergi pada makanan tertentu.


5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke fasilitas terdekat
apabila ada keluhan. Ibu bersedia
6. Melakukan pendokumentasian dan mencatat hasil kunjungan
dalam SOAP.

5. Asuhan Neonatus
a. Data Kunjungan Neonatus Pertama (KN 1)
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAYI Ny. N USIA 6 HARI FISIOLOGIS
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal Pengkajian : Senin, 06 Maret 2023


Waktu : 09.30 Wita
Tempat : Rumah Pasien (Homecare)
191

IDENTITAS BAYI
Nama Bayi : By. Ny. N
Umur : 6 hari
Tanggal lahir : 01 Maret 2023
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Abadi No. 09 Rt. 25 Kel. GSU

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi rewel ketika menyusu dikarenakan posisi saat menyusui
kurang nyaman, ibu mengatakan tali pusat masih sedikit basah.

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum baik, penilaian sepintas : warna kulit kemerahan, tonus otot
aktif, dan menangis kuat
2. Tanda – Tanda Vital
HR : 153 x/menit
RR : 55 x/menit
Suhu : 36,8°c
BB : 3320 gram
3. Pemeriksaan Fisik
PB : 49 cm
LD : 33 cm
LK : 34 cm
LILA : 11 cm
a. Kepala
Simteris, bentuknya normal, sutura sagitalis terpisah, tidak ada kelainan
seperti caput hematoma dan caput suksedenium.
b. Telinga
Daun telinga sejajar dengan mata, terdapat dua lubang telinga, tidak ada
serumen, tidak ada kelainan.
192

c. Mata
Simetris, mata konjungtiva merah muda, sclera putih tidak ada tanda –
tanda infeksi pada mata seperti kemerahan, reflek terhadap cahaya
normal.
d. Hidung dan Mulut
Hidung terdapat dua lubang, tidak ada kelainan seperti atresiacoana,
tidak ada polip atau secret, mulut, bibir simteris, tidak ada kelainan,
terdapat langit – langit pada mulut, tidak ada kelainan seperti labioskizis,
labiopallatoskizis, labiognatoskizis.
e. Leher
Tidak ada kelainan kelenjar limfe atau tiroid, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kelainan.
f. Tangan, lengan dan bahu
Simetris, jari – jari tangan lengkap, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan
g. Dada
Simetris, payudara normal, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
kelainan.
h. Abdomen
Simetris, tidak ada kelainan pada perut, tidak ada benjolan, tidak ada
perdarahan pada tali pusat, tidak ada kemerahan disekitar tali pusat, tidak
ada kelainan.
i. Genetalia
Bentuknya normal, labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra
terpisah (Bayi sudah BAK) dengan lubang vagina.
j. Anus
Terdapat lubang anus (Bayi sudah BAB)
k. Punggung
Tidak ada kelainan pada punggung seperti spina bifida, kifosis, scoliosis
dan lordosis.
l. Ekstremitas
Simetris, jari – jari kaki lengkap, tidak ada kelainan.
193

m. Reflek
Rooting : (+) Normal ketika mulut bayi dirangsang menggunakan
jari, bayi akan membuka mulutnya.
Sucking : (+) Normal ketika bayi menyusu, menghisapnya kuat
Tonick neck : (+) Ketika leher bayidiarahkan kesalah satu sisi kepala
bayi kembali lagi kearah semula.
Moro : (+) Normal, ketika bayi diangkat 45° atau saat dilakukan
tepung tangan bayi kaget.
Grasping : (+) Normal, bayi menggenggam dengan kuat
Babysnky : (+) Normal, ketika telapak kaki bayi direnggangkan
telapak kakinya mengerut (geli).

ANALISA
Bayi Ny. N usia 6 hari dengan fisiologis

DS : Ibu mengatakan bayi rewel ketika menyusu dikarenakan


posisi saat menyusui kurang nyaman, ibu mengatakan tali
pusat masih sedikit basah.
DO : Keadaan umum baik, pemeriksaan fisik normal, TTV
normal.

PENATALAKSANAAN (Tanggal 06 Maret 2023 / Pukul 10.55 Wita)

Jam SOAP Paraf


10.55 Wita 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa BB
bayi 3200 gram, keadaan umum TTV normal dan
pemeriksaan fisik dalam batas normal, kondisi bayi dalam
keadaan normal. Evaluasi : Ibu memahami hasil pemeriksaan
bayinya dalam keadaan normal.
2. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah menyusu
194

dengan baik dan tidak diberikan makanan tambahan apapun


ibu. Evaluasi : Ibu mengatakan bayi terlihat sedikit rewel
dikarenakan posisi saat menyusui kurang nyaman dan tidak
diberikan makanan apapun.
3. Mengajarkan ibu tehnik menyusui yang benar
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia mempraktekkan.
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan
memakaikan topi, tidak meletakkan di ruangan yang ber-AC,
kipas angin ataupun didekat jendela, segera mengganti
pakaian bayi apabila lembab atau basah. Evaluasi: ibu
mengerti dan bersedia menjaga kehangatan bayi.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan perawatan tali
pusat agar tidak infeksi dan cepat kering dengan menjaga
tetap kering dan tidak memberikan obat apapun pada tali
pusat Evaluasi: ibu mengerti dan bersedia merawat tali pusat.
6. Menjelaskan tentang imunisasi, bahwa bayi harus
mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi pertama
didapatkan pada saat bayi berusia sebelum 7 hari. Yaitu
imunisasi hepatitis B. Untuk melindungi anak dari penyakit
hepatitis sedini mungkin. Pada saat bayi berusia sebelum 2
bulan, bayi diimunisasi BCG untuk melindungi bayi dari
penyakit TBC. Setelah itu usia lebih dari 2 bulan bayi
diberikan imunisasi DPT dan polio, pada bayi usia 9 bulan
bayi mendapatkan campak
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan imunisasi
7. Melakukan kunjungan berikutnya yaitu 7 hari berikutnya.

b. Data Kunjungan Neonatus kedua (KN 2)


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR BAYI NY. N
UMUR 12 HARI FISIOLOGIS DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal Pengkajian : Kamis, 12 Maret 2023


Waktu : 17.00 Wita
195

Tempat : Rumah Pasien (Homecare)

IDENTITAS BAYI
Nama Bayi : By. Ny. N
Umur : 12 Hari
Tanggal Lahir : 01 Maret 2023
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Abadi No. 09 Rt. 25 Kel. GSU

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi mengalami ruam ruam merah di leher bagian belakang
yang menyebabkan bayi sedikit rewel. Ibu mengatakan tali pusat bayi sudah
puput pada hari ke 10. Ibu mengatakan bayinya 3 x sehari BAB, 3 – 4 kali
BAK.

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum baik, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif dan menangis
kuat, BAB dan BAK tidak ada keluhan.
2. Tanda – Tanda Vital.
HR : 155 x/menit
RR : 58 x/menit
Suhu : 36,5°c
BB : 3500 gram
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Simteris, bentuknya normal, sutura sagitalis terpisah, tidak ada kelainan
seperti caput hematoma dan caput suksedenium.
b. Telinga
Daun telinga sejajar dengan mata, terdapat dua lubang telinga, tidak ada
serumen, tidak ada kelainan.
c. Mata
196

Simetris, mata konjungtiva merah muda, sclera putih tidak ada tanda –
tanda infeksi pada mata seperti kemerahan, reflek terhadap cahaya
normal.
d. Hidung dan Mulut
Hidung terdapat dua lubang, tidak ada kelainan seperti atresiacoana,
tidak ada polip atau secret, mulut, bibir simteris, tidak ada kelainan,
terdapat langit – langit pada mulut, tidak ada kelainan seperti labioskizis,
labiopallatoskizis, labiognatoskizis.
e. Leher
Tidak ada kelainan kelenjar limfe atau tiroid, tidak ada bendungan vena
jugularis, ditemukan ruam-ruam merah pada bagian belakang leher.
f. Tangan, lengan dan bahu
Simetris, jari – jari tangan lengkap, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan
g. Dada
Simetris, payudara normal, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
kelainan.
h. Abdomen
Simetris, tidak ada kelainan pada perut, tidak ada benjolan, tidak ada
perdarahan pada tali pusat, tidak ada kemerahan disekitar tali pusat, tidak
ada kelainan.
i. Genetalia
Bentuknya normal, labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra
terpisah (Bayi sudah BAK) dengan lubang vagina.
j. Anus
Terdapat lubang anus (Bayi sudah BAB)
k. Punggung
Tidak ada kelainan pada punggung seperti spina bifida, kifosis, scoliosis
dan lordosis.
l. Ekstremitas
Simetris, jari – jari kaki lengkap, tidak ada kelainan.
m. Reflek
197

Rooting : (+) Normal ketika mulut bayi dirangsang menggunakan


jari, bayi akan membuka mulutnya.
Sucking : (+) Normal ketika bayi menyusu, menghisapnya kuat
Tonick neck : (+) Ketika leher bayidiarahkan kesalah satu sisi kepala
bayi kembali lagi kearah semula.
Moro : (+) Normal, ketika bayi diangkat 45° atau saat dilakukan
tepung tangan bayi kaget.
Grasping : (+) Normal, bayi menggenggam dengan kuat
Babysnky : (+) Normal, ketika telapak kaki bayi direnggangkan
telapak kakinya mengerut (geli).

ANALISA
Bayi Ny. N umur 12 hari dengan fisiologis

DS : Ibu mengatakan bayi mengalami ruam ruam merah di leher


bagian belakang yang menyebabkan bayi sedikit rewel. Ibu
mengatakan tali pusat bayi sudah lepas pada hari ke 10. Ibu
mengatakan bayinya 3 x sehari BAB, 3 – 4 kali BAK.
DO : Keadaan umum baik, TTV normal, pemeriksaan fisik
ditemukan ruam-ruam merah di leher bagian belakang.

PENATALAKSANAAN (Minggu, 12 Maret 2023 / Pukul : 17.00 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


17.00 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa BB
Wita bayi 3500 gram, TTV normal dan pemeriksaan fisik
ditemukan ruam-ruam merah pada leher bagian belakang
kondisi bayi dalam keadaan normal hanya sedikir rewel.
Evaluasi : Ibu mengerti dan memahami hasil dari
pemeriksaan.
2. Memberikan KIE pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan
bayinya, gunakan baju yang nyaman dan rutin mengganti
pakaian bayi yang terlihat lembab atau basah. Serta
198

memandikan bayi 2 x sehari.


Evaluasi : Ibu mengerti dan memahami
3. Memberika KIE pada ibu bahwa kulit bayi masih sangat
sensitive sehingga memerlukan perawatan ekstra dan khusus.
menganjurkan ibu untuk mengganti sabun bayi untuk memilih
yang sekiranya cocok dengan bayinya, karena produk yang
digunakan saat ini tidak cocok dengan kulit bayi hingga
menimbulkan gejala iritasi pada kulitnya. Ibu mengatakan
akan mencoba mengganti sabun bayi.
4. Ucapkan selamat kepada ibu bahwa tali pusat bayi sudah
lepas dan tidak meninggalkan bekas atau tidak terlihat seperti
infeksi. Ibu turut senang
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan
memakaikan topi, tidak meletakkan di ruangan yang ber-AC,
kipas angin ataupun didekat jendela, segera mengganti
pakaian bayi apabila lembab atau basah. Evaluasi: ibu
mengerti dan bersedia menjaga kehangatan bayi.
6. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makan-
makanan yang banyak mengandung protein, tinggi serat
seperti buah-buahan dan sayur-sayuran tidak boleh ada
pantangan kecuali ibu memiliki alergi pada makanan tertentu
7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

atau setiap 2 jam sekali atau secara on demand.


8. Evaluasi jadwal imuniasasi bayi. Ibu mengatakan belum

melakukan imunisasi.
9. Melakukan kunjungan berikutnya yaitu 2 minggu kedepan.

c. Data Kunjungan Neonatus Ketiga (KN 3)


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR BAYI NY. N
UMUR 30 HARI FISIOLOGIS DI KOTA BALIKPAPAN 2023
199

Tanggal Pengkajian : Kamis, 30 Maret 2023


Waktu : 16.00 Wita
Tempat : Rumah Pasien (Homecare)

IDENTITAS BAYI

Nama Bayi : By. Ny. N


Umur : 30 Hari
Tanggal Lahir : 01 Maret 2023
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Abadi No. 09 Rt. 25 Kel. GSU

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ruam-ruam merah pada leher bagian belakang bayi sudah tidak
ada dan tidak berbekas, bayi menyusu sangat kuat, ASI lancar, BAK sering dan
BAB 3 – 4 kali sehari.

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum baik, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, menangis
kuat dan tidur teratur.
2. Tanda – Tanda Vital
HR : 155 x/menit
RR : 58 x/menit
Suhu : 36,8°c
BB : 4300 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Simteris, bentuknya normal, sutura sagitalis terpisah, tidak ada kelainan
seperti caput hematoma dan caput suksedenium.
b. Telinga
Daun telinga sejajar dengan mata, terdapat dua lubang telinga, tidak ada
serumen, tidak ada kelainan.
200

c. Mata
Simetris, mata konjungtiva merah muda, sclera putih tidak ada tanda –
tanda infeksi pada mata seperti kemerahan, reflek terhadap cahaya
normal.
d. Hidung dan Mulut
Hidung terdapat dua lubang, tidak ada kelainan seperti atresiacoana, tidak
ada polip atau secret, mulut, bibir simteris, tidak ada kelainan, terdapat
langit – langit pada mulut, tidak ada kelainan seperti labioskizis,
labiopallatoskizis, labiognatoskizis.
e. Leher
Tidak ada kelainan kelenjar limfe atau tiroid, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kelainan.
f. Tangan, lengan dan bahu
Simetris, jari – jari tangan lengkap, tidak ada fraktur, tidak ada kelainan
g. Dada
Simetris, payudara normal, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
kelainan.
h. Abdomen
Simetris, tidak ada kelainan pada perut, tidak ada benjolan, tidak ada
perdarahan pada tali pusat, tidak ada kemerahan disekitar tali pusat, tidak
ada kelainan.
i. Genetalia
Bentuknya normal, labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra
terpisah (Bayi sudah BAK) dengan lubang vagina.
j. Anus
Berlubang (Bayi sudah BAB)
k. Punggung
Tidak ada kelainan pada punggung seperti spina bifida, kifosis, scoliosis
dan lordosis.
l. Ekstremitas
Simetris, jari – jari kaki lengkap, tidak ada kelainan.
201

m. Reflek
Rooting : (+) Normal ketika mulut bayi dirangsang menggunakan
jari, bayi akan membuka mulutnya.
Sucking : (+) Normal ketika bayi menyusu, menghisapnya kuat
Tonick neck : (+) Ketika leher bayidiarahkan kesalah satu sisi kepala
bayi kembali lagi kearah semula.
Moro : (+) Normal, ketika bayi diangkat 45° atau saat dilakukan
tepung tangan bayi kaget.
Grasping : (+) Normal, bayi menggenggam dengan kuat
Babysnky : (+) Normal, ketika telapak kaki bayi direnggangkan
telapak kakinya mengerut (geli).

ANALISA
By. Ny. N umur 30 hari dengan fisiologis

DS : Ibu mengatakan ruam-ruam merah pada leher bagian


belakang bayi sudah kering dan tidak berbekas, bayi
menyusu sangat kuat, ASI lancar, BAK sering dan BAB 3
– 4 kali sehari.
DO : Keadaan Umum baik, Pemeriksaan fisik normal, TTV
normal

PENATALAKSANAAN (Kamis, 30 Maret 2023 / Pukul : 16.00 Wita)

Jam Penatalaksanaan Paraf


16.00 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa BB
Wita bayi 4300 gram, TTV normal dan pemeriksaan fisik
dalam batas normal, kondisi bayi dalam keadaan normal,
ruam-ruam yang terdapat di leher bagian belakang sudah
tidak ada dan tidak berbekas.
Evaluasi : Ibu mengerti dan memahami hasil pemeriksaan.
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan
serta kehangatan bayinya, gunakan baju yang nyaman dan
202

rutin mengganti pakaian bayi yang terlihat lembab atau


basah, mandikan bayi 2 x sehari. Hindarkan bayi dari suhu
ruangan ber-AC, kipas angin atau di dekat jendela yang
terbuka, gunakan penutup kepala pada bayi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan sudah memahami.
4. Evaluasi pemakaian produk bayi yang digunakan saat ini,
ibu mengatakan bayi sudah tidak mengalami kemerahan
dikulitnya lagi
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya 2 jam sekali
atau secara On Demand.
Evaluasi : Ibu mengerti dan memahami
6. Melakukan pendokumentasian dan mencatat hasil
kunjungan dalam SOAP asuhan kebidanan pada BBL.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan jika ada
keluhan dan apabila terjadi kegawatdaruratan.

6. Asuhan KB
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA
NY. N AKSEPTOR KB MAL FISIOLOGIS DI KOTA
BALIKPAPAN 2023
203

Tanggal Pengkajian : Senin, 13 April 2023


Waktu : 11.15 Wita
Tempat : Rumah Pasien
Oleh : Faramita Rahmi

S :

1. Ibu mengatakan melahirkan pada 01 Maret 2023


2. Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan
3. Ibu memutuskan menggunakan metode KB alamiah yaitu KB MAL
(Metode Amenore Laktasi) serta menggunakan Kondom sebagai KB
pendamping

O :

Keadaan umum Ny. N baik, Kesadaran Composmentis, hasil


pemeriksaan tanda-tanda vital, yaitu : Tekanan Darah 120/80 mmHg,
Suhu 36,5°c, Nadi 80x/menit, Pernapasan 20x/menit.

A :

Diagnosa : P1A0 Akseptor KB MAL Fisiologis

P :

Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Kunjungan KB MAL (13 april 2023)

No Waktu Tindakan Paraf


.
1. 11.30 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
Wita keadaan baik dan normal, yaitu : TD 120/80 mmHg,
Nadi 80x/menit, Pernapasan 20x/menit, Suhu 36,5°c,
TFU sudah tidak teraba, Lokea Alba dan jumlah
normal, tidak ada tanda-tanda abnormal, dan luka
204

perineum sudah kering.


Evaluasi : Ibu mengerti dan senang mengenai
kondisinya.
2. 11.35 Memberikan konseling KB kepada ibu meliputi
Wita macam-macam KB hormonal maupun non hormonal
mulai dari pengertian, cara kerja, keuntungan dan
kerugian dari masing-masing KB.
Evaluasi: ibu memahami macam-macam KB
hormonal dan non hormonal dan ibu memutuskan
untuk menggunakan metode KB alami.
3. 11.45 Menjelaskan kembali pada ibu tentang metode KB
Wita MAL. Ibu mengatakan sudah mengerti dan akan
menggunakan metode KB MAL sementara waktu
sampai bisa memutuskan menggunakan jenis KB
lainnya yang diinginkan.
5. 11.50 Meminta ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan jika
Wita sudah dapat memutuskan ingin menggunakan KB.
Ibu mengerti dan akan bersedia datang.
6. 12.00 Melakukan pendokumentasian dan mencatat hasil
Wita kunjungan dalam SOAP
204

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Pada BAB ini, peneliti mencoba membahas hasil penelitian dengan


membandingkan teori dengan praktik di lapangan untuk lebih sistematis. Maka
peneliti membuat pembahasan dengan mengacu pada 7 langkah varney yang
terdiri dari pengkajian, interpretasi data atau analisa masalah, antisipasi
masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.

Laporan Asuhan Kebidanan studi kasus yang diberikan kepada ibu Hamil,
Bersalin, Nifas, Bayi baru lahir, Neonatus dan Keluarga Berencana.
Pelaksanaan pemberian asuhan kebidanan pada Ny. N usia 22 tahun G1P0A0
dilaksanakan pada usia kehamilan trimester III yaitu usia kehamilan 38 minggu
1 hari sampai 6 minggu post partum mulai dari tanggal 09 Februari 2023
sampai 13 April 2023 di Jl. Abadi No. 09 Rt 27 Kelurahan Gunung Sari Ulu,
Kecamatan Balikpapan Tengah.

A. Manajemen Kebidanan Pada Ibu Hamil


Pada Antenatal Care pertama tanggal 09 Februari 2023 pukul 10.00
Wita kunjungan pertama dilakukan di rumah Ny. N untuk dilakukan
pemeriksaan ANC. Sebelum melakukan anamnesa dan pemeriksaan,
peneliti menjelaskan tentang surat Informed Consent dan Asuhan Kebidanan
Essensial kepada Ny. N dan suami Tn. M. Pasien bersedia dan setuju untuk
dilakukan Asuhan Kebidanan Essensial mulai dari kehamilan hingga ber-
KB.
Dalam hal ini dengan adanya Informed Consent, peneliti sudah
membekali diri dari hukum apabila terjadi sesuatu nantinya. Informed
Consent berguna sebagai bukti persetujuan dari berbagai pihak baik itu
peneliti, pembimbing lahan dan akademik serta pasien itu sendiri untuk
dilakukan Asuhan Kebidanan Essensial kepada Ny. N.
205

Peneliti mengumpulkan data dasar secara anamnesa/wawancara dan data


objektif dengan pasien yaitu :
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
Dari pengkajian data subjektif pada kunjungan ANC Ny. N, 09
Februari 2023 pukul 10.00 Wita, peneliti melakukan kunjungan rumah
(Home Care) secara mandiri untuk dilakukan pemeriksaan ANC
(Antenatal Care) pertama pada Ny. N, asuhan kebidanan yang
diberikan pada Ny. N pada kehamilan 38 minggu 1 hari di mulai dari
anamnesa melakukan tanya jawab secara langsung dengan pasien, ada
pun data yang di dapatkan yakni berupa identitas pasien, riwayat
kehamilan sekarang, riwayat kehamilan terdahulu, persalinan, nifas
yang lalu, riwayat kesehatan atau penyakit yang pernah di derita, dan
riwayat sosial ekonomi pasien. Didapatkan hasil pemeriksaan ibu
dalam keadaan baik, hanya saja ibu sedikit susah tidur, dilakukan
pemeriksaan tanda – tanda vital, Tekanan Darah 120/90 mmHg, Nadi
95x/menit, Pernapasan 20x/menit, Suhu 36,7°c, TFU 29cm, DJJ
147x/menit, pemeriksaan fisik head to toe yang meliputi Inspeksi,
Palpasi, dan Auskultasi. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk
mendeteksi secara dini kesehatan Ny. N sesuai dengan kunjungan
pertama ANC (Antenatal Care) adalah Memantau kemajuan proses
kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh
kembang janin dan mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang
mungkin saja terjadi saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya
riwayat penyakit dan tindak pembedahan (Kemenkes, 2018).
Peneliti juga melakukan Skrining dengan menggunakan skor
Peodji Rochjati didapat skor 2, diperoleh dari skor awal 2, dan dimana
ibu termasuk dalam kehamilan risiko rendah (KRR). Hal ini sesuai
dengan teori Poedji Rochjati (2003) skor 2 : Kehamilan Risiko
Rendah (KRR) untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai
skor awal, skor 8 : Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) untuk
206

bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan


Antepartum dan Pre- Eklamsia berat / Eklamsia. Dengan ini
diharapkan dapat memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas
sesuai dengan kondisi dan faktor risiko kehamilan (Ummah, 2015).
Pada kunjungan ANC ke-I (pertama) tanggal 09 Februari 2023 ibu
mengeluhkan sedikit susah tidur, peneliti memberikan asuhan kepada
pasien bahwa yang di alami pasien saat ini merupakan salah satu
perubahan adaptasi fisiologis dan psikologis perubahan fisiologis yang
dialami ibu hamil, dikarenakan bertambahnya usia kehamilan seperti
pembesaran perut, perubahan anatomis dan perubahan hormonal
(Riyadi & Widuri, 2015). Peneliti memberikan asuhan kepada ibu
untuk relaksasi bermanfaat menstabilkan kecemasan dan mengurangi
rasa takut dengan cara relaksasi fisik dan mental, serta mendapatkan
informasi untuk persiapan yang akan dialami selama persalinan dan
kelahiran (Aliyah, 2016).
Didapatkan dari hasil anamnesa bahwa ibu berusia 22 tahun, hal
ini sesuai dengan teori Intan et al (2020) dalam Jurnal Kesehatan
Masyarakat yang mengatakan bahwa ibu hamil dengan usia 20-35
tahun merupakan usia yang dianggap aman untuk menjalani proses
kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas. Sebaliknya pada usia
>35 tahun merupakan keadaan resiko tinggi terhadap kelainan bawaan
serta adanya penyulit selama masa kehamilan,persalinan dan nifas.
Adapun ibu hamil di usia ≤16 tahun, dimana pada usia tersebut
reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan karena kondisi
rahim dan panggul yang masih kecil, sehingga dapat mengakibatkan
gangguan atau penyulit pada janin. Disisi lain kesiapan psikologis atau
mental ibu cenderung belum siap menerima kehamilan, persalinan dan
nifas. Jadi antara kasus dan praktik terdapat kesesuaian.
Ny. N mengatakan HPHT 16 Mei 2022, apabila dihitung dengan
rumus Naegle ditafsirkan yaitu 23 Februari 2023, Ny. N menjalani
proses persalinan pada usia kehamilan 40 minggu 6 hari (Aterm) pada
207

tanggal 01 Maret 2023. Menurut Setyowati (2019) yang menyatakan


perkiraan partus menurut Neagle yaitu : hari +7, bulan -3 dan tahun
+1. Asumsi peneliti mengatakan bahwa rumus Naegle selalu
digunakan dalam menghitung usia kehamilan dan menafsirkan
perikraan tafsiran persalinan sehingga dalam hal ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan praktek (Maulana & Kuswanto,
2019).
Ny. N mengatakan berat badan sebelum hamil 63 Kg dan sekarang
71 Kg, saat ini ibu mengalami kenaikan berat badan kurang lebih 8
Kg. Secara perlahan berat badan ibu hamil akan mengalami kenaikan
8 – 13 Kg selama hamil menurut Kemenkes (2010).
Penerapan penatalaksanaan Asuhan Kehamilan menurut Walyani
(2015) adalah melalui pemeriksaan 10 T : Timbang berat badan, ukur
tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT,
pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan,
menetapkan status gizi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
denyut jantung janin, tatalaksana kasus dan temu wicara. Hal ini
sesuai dengan teori dari (Saifuddin, 2015).
Ny. N melaksanakan kunjungan ANC sebanyak 6 kali dan
berdasarkan teori Pelayanan antenatal (Antenatalcare/ANC) pada 6 kali
selama kehamilan dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter. 1 bulan
sekali sampai umur 24 minggu. Dan pemeriksaan selanjutnya dilakukan
setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan
dirinya atau kandungannya. Trimester I: 1 kali (Kehamilan hingga usia
12 minggu), Trimester II: 2 kali (Usia kehamilan diatas 12 – 24
minggu), Trimester III: 3 kali (Usia kehamilan diatas 24 – 40 minggu).
(Buku KIA Revisi, 2021).
b. Data Objektif
Pada pemeriksaan fisik Ny. N di dapatkan hasil secara umum
adalah normal. Keadaran Umum baik, Kesadaran Composmentis,
Tekanan Darah 120/90 mmHg, Pernapasan 20x/menit, Nadi
208

95x/menit, Suhu 36,7°c, BB sebelum hamil 63 Kg, BB sekarang 71


Kg, Tinggi Badan 160 cm, Lila 29 cm, maka tidak ditemukan faktor
risiko panggul sempit, sesuai dengan teori dimana ibu hamil bila
tinggi badan <145 cm memiliki faktor risiko panggul sempit (Buku
KIA Revisi, 2021). Tidak terdapat Oedema pada wajah, tidak terjadi
hiperpigmentasi bagian payudara, ada pengeluaran kolostrum, terdapat
striae pada perut, terdapat garis pigmentasi dari simpisis pubis sampai
kebagian atas fundus.
Pada pemeriksaan Abdomen (Leopold) didapatkan hasil Leopold I
TFU 29 cm, teraba di fundus bulat, lunak tidak melenting (Bokong).
Leopold II bagian kanan teraba keras dan memanjang (Punggung)
bagian kiri teraba kosong dan kecil (Ekstremitas), Leopold III bagian
terbawah janin Kepala, Leopold IV sudah masuk PAP (Divergen), DJJ
147x/menit, TBJ 2635 gram (TFU-12) x 155). Tujuan dari
pemeriksaan Leopold merupakan salah satu cara untuk mengukur
besar rahim dari tulang kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut
tepatnya pada puncak fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut dapat
diketahui pertumbuhan janin sesuai dengan usia kehamilan. Pada
perhitungan tafsiran berat janin tinggi fundus uteri ibu 29 cm, apabila
dihitung dengan cara MC Donald untuk mengetahui TFU dengan pita
ukur kemudian lakukan perhitungan tafsiran berat janin yaitu 2635
gram. Dengan cara TBJ (gram) = (TFU – 12 cm) x 155 gram untuk
TBJJ pada janin yang belum masuk PAP dan TBJ pada janin yang
sudah masuk PAP dengan cara TBJ (gram) = (TFU – 12 cm) x 155
gram. Menurut (Ummi Hani, dkk 2015) frekuensi normal DJJ 120 –
160 x/menit, dan dilakukan pemeriksaan ekstremitas tidak ada oedema
atau nyeri tekan.
Pada kehamilan Ny. N mengkonsumsi vitamin Kalk dosis 500mg
dan tablet Fe dengan dosis 500mg mulai dari kehamilan 6 minggu
sampai selama masa kehamilan hal ini sesuai dengan teori vitamin
yang ibu konsumsi termasuk dalam 6 dasar obat dalam kehamilan
209

(Atikah Dkk, 2010). Sedangkan dalam pemeriksaan laboratorium


dilakukan pemeriksaan Hb dan hasilnya 14,3 gr/dL menunjukkan hasil
yang normal. Dikatakan anemia ringan pada keadaan Hb di bawah 11
gr/dL, anemia ringan 9-10 gr/dL dan anemia berat yaitu Hb dibawah 7
gr/dL. Sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan teori dengan
lahan praktik.
2. Analisa Masalah
Setelah dilakukan pengkajian berdasarkan data subjektif dan data
objektif sehingga dapat ditegakkan diagnosa dan masalah yaitu G1P0A0
Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Fisiologis. Hal ini didapat dari
hasil anamnesa yang telah di lakukan saat kunjungan awal kehamilan.
3. Masalah Potensial
Berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah dilakukan,
tidak ditemukan masalah, Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu didapatkan
hasil normal. Berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
dilakukan, tidak ada ditemukan kelianan yang menyebabkan adanya
masalah maupun diagnosa potensial sehingga tidak perlu dilakukan
pencegahan atau pengawasan jika masalah potensial benar-benar terjadi.
Sesuai dengan Ai Yyeh, (2010) yang menyatakan bahwa langkah ini
penting untuk menyusun persiapan antisipasi, sehingga kita selalu siap
siaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan.
4. Tindakan Segera
Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada tindakan segera terhadap
pasien, karena terdapat semua hasil pemeriksaan dalam keadaan normal.
Hal ini sesuai dengan teori Hani (2015) yang mengatakan bahwa bidan
menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Maka peneliti
menyimpulkan bahwa tidak ada tindakan segera yang dilakukan karena
melihat dari masalah potensial tidak ada yang dialami ibu.
5. Pelaksanaan/implementasi
210

Merencakan asuhan dimana asuhan yang diberikan sesuai dengan


kebutuhan dan kondisi ibu. Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan,
berikan asuhan standar 10 T, menganjurkan ibu untuk minum vitamin
secara teratur khususnya tambah darah dan kalk pada trimester III,
menjelaskan pada ibu bahwa gangguan pola tidur pada ibu hamil sering
dirasakan saat kehamilan TM II dan III, perubahan fisiologis yang
dialami ibu hamil, dikarenakan bertambahnya usia kehamilan seperti
pembesaran perut, perubahan anatomis dan perubahan hormonal (Riyadi
& Widuri, 2015). Pada waktu hamil, fisiologi ibu hamil akan berubah
terutama masuk ke trimester III seperti uterus yang kebawah sebabkan
turunnya kepala janin sehingga kandung kemih tertekan menyebabkan
sering BAK, lalu uterus yang semakin membesar menyebabnya sulit
bernafas dan susahnya untuk BAB menyebabkan hemoroid (Rini, 2013).
Peneliti menganjurkan untuk tetap memakan buah dan sayur untuk
persiapan proses menyusui, jadwalkan kunjungan ulang atau apabila ada
keluhan, melakukan pendokumentasian.
6. Evaluasi
Setelah dilaksanakannya asuhan, Peneliti dapat melihat evaluasi
asuhan yang telah diberikan sesuai dengan Varney (2011) Evaluasi
merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang
dilakukan benar – benar telah mencapai tujuan. Didapatkan hasil bahwa
ibu mengerti dengan kondisinya saat ini, ibu bersedia dan telah meminum
vitamin pada masa kehamilan secara teratur dan sesuai anjuran, ibu
bersedia mengurangi aktifitas kerja berat di siang hari, ibu bersedia untuk
dijadwalkan kunjungan ulang lagi atau apabila ada keluhan, dan telah
dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.
Peneliti melakukan kunjungan sebanyak 6 kali, kunjungan antenatal
pertama secara mandiri dimana peneliti melakukan pengumpulan data
awal sampai dengan pemberian asuhan, hasil dari pengumpulan data
awal menunjukkan adanya risiko kegawatdaruratan ibu dan bayi yang
berdampak pada komplikasi sehingga peneliti memberikan asuhan sesuai
211

dengan standar kebidanan yaitu kewenangan yakni pemberian konseling


tentang makanan pola gizi seimbang, menganjurkan ibu untuk
melanjutkan pemberian terapi obat berupa kalk dengan dosis 500 mg dan
tablet Fe dengan dosis 500 mg, Menganjurkan ibu untuk tetap memakan
buah dan sayur untuk proses persiapan menyusui, menjadwalkan ibu
untuk kunjungan ulang berikutnya atau apabila ada keluhan, melakukan
pendokumentasian.
Kunjungan ANC ke-II (kedua) peneliti melakukan kunjungan ANC
dibawah supervisi ibu Heni Elmiani Sari, S.ST,.MPH secara online
(Videocall) pada tanggal 10 Februari 2023, sebelum melakukan
pemeriksaan dengan pemeriksaan khusus kebidanan, pasien tidak ada
keluhan dan di dapatkan hasil tanda – tanda vital Suhu 36,7°c, Nadi
89x/menit, Pernapasan 20x/menit, Tekanan Darah 120/80 mmHg dengan
MAP sistolik + (2 x diastole) : 3 = 120 + (2 x 80) : 3 = 120 + 160 : 3 =
280 : 3 = 93,33 mmHg. Keluhan ibu di kunjungan pertama sudah teratasi
peneliti menganjurkan ibu untuk mengurangi aktifitas kerja berat di siang
hari, mengurangi jam tidur siang dan serta rileks. Nilai MAP pasien
dinyatakan normal karena rentan nilai normal MAP berkisar antar 70 –
100 mmHg. Keadaan emosional baik, Kesadaran Composmentis, BB
sebelum hamil 63 Kg, BB sekarang 71 Kg dengan IMT : BB sebelum
hamil (kg) / TB x TB (m) = 63 : 1,60 x 1,60 = 19,6 Kesimpulan dari
IMT, Pasien dinyatakan normal karena nilai rentan IMT normal adalah
18,5 – 25,0 setelah itu peneliti melakukan evaluasi dari kunjungan
sebelumnya didapatkan hasil ibu dalam keadaan baik sehingga
kunjungan saat ini pasien tidak ada keluhan dan peneliti membrikan
asuhan untuk tetap mengkonsumsi vitamin, Tablet Fe, Kalk, dan Asam
folat secara teratur, Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan
dan asupan gizi seimbang seperti ikan, ayam, daging, telur, sayuran hijau,
kacang-kacangan dan buah-buahan jika tidak ada alergi boleh menambah
susu ibu hamil karena akan berpengaruh pada ibu maupun janin,
Menganjurkan ibu istirahat yang cukup, Menganjurkan ibu ruitn
212

melakukan Personal Hygiene seperti mandi 2 x sehari, mengganti


pakaian jika di rasa lembab, melakukan pendokumentasian.
Kunjungan ANC ke-III (ketiga) peneliti melakukan kunjungan secara
mandiri pada tanggal 14 Februari 2023, peneliti melakukan pemeriksaan
kehamilan sesuai standar kebidanan. Pasien mengatakan tidak ada
keluhan dan hasil dari pemeriksaan Tekanan Darah 124/78 mmHg, Nadi
82x/menit, Pernapasan 20x/menit, Suhu 36°c, TFU 29cm, DJJ
140x/menit. Peneliti memberikan asuhan, menganjurkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi Vitamin, Tablet Fe, Kalk, dan Asam Folat secara teratur
serta menganjurkan untuk menjaga pola makan dan asupan gizi
seimbang, menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang atau apabila ada
keluhan, melakukan pendokumentasian.
Kunjungan ANC ke-IV (keempat) peneliti melakukan kunjungan
secara mandiri pada tanggal 16 Februari 2023, Peneliti melakukan
pemeriksaan kehamilan sesuai standar kebidanan dengan hasil
pemeriksaan Tekanan Darah 123/66 mmHg, Nadi 74x/menit, Pernapasan
20x/menit, Suhu 36°c, TFU 29cm, DJJ 136x/menit dan Pasien
mengatakan lemes serta perut mules sampai ke pinggang dan perut
mengalami kencang-kencang dari malam hari sehingga peneliti
memberikan asuhan berupa menganjurkan ibu untuk mengatur nafas agar
mengurangi kontraksi dan perut kencang, serta perbanyak berbaring
miring ke kiri. Menganjurkan ibu tetap menjaga pola makan gizi
seimbang serta istirahat yang cukup, menganjurkan ibu rutin melakukan
personal hygiene, menganjurkan ibu tetap mengkonsumsi Vitamin,
Tablet Fe, Kalk dan Asam Folat secara teratur, menganjurkan ibu untuk
segera ke fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda persalinan,
menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan bersalin,
melakukan pendokumentasian.
Kunjungan ANC ke-V (kelima) peneliti melakukan kunjungan secara
mandiri pada tanggal 19 Februari 2023, Pasien mengatakan tidak ada
keluhan. Perut kencang sudah berkurang. Pasien berencana
213

memeriksakan kehamilannya ke dokter. Peneliti melakukan pemeriksaan


kehamilan dengan hasil Tekanan darah 140/85 mmHg, Nadi 72x/menit,
Pernapasan 20x/menit, Suhu 36,8°c, TFU 29cm, DJJ 134x/menit.
Keadaan Emosional Baik, Kesadaran Composmentis, BB sebelum hamil
63 Kg, BB saat ini 74 Kg, dengan IMT BB sebelum hamil (Kg) : TB x
TB (m) = 63 : 1,60 x 1,60 = 19,6 kesimpulan, Pasien dinyatakan BB
normal karena nilai rentan IMT normal adalah 18,5 – 25,0 setelah itu
peneliti melakukan evaluasi dari kunjungan sebelumnya didapatkan hasil
tekanan darah ibu naik dan ibu dalam keadaan baik, pasien mengalami
kenaikan BB dari kunjungan sebelumnya selain itu ibu mengatakan perut
kencang sudah berkurang dan jarang, sehingga kunjungan saat ini
peneliti memberikan asuhan berupa, Menganjurkan ibu tetap menjaga
pola makan gizi seimbang serta istirahat yang cukup, menganjurkan ibu
rutin melakukan personal hygiene, menganjurkan ibu tetap
mengkonsumsi Vitamin, Tablet Fe, Kalk dan Asam Folat secara teratur,
menganjurkan ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan jika ada tanda-
tanda persalinan serta menganjurkan pasien untuk melakukan USG untuk
mengetahui kondisi janin, menganjurkan ibu untuk mempersiapkan
perlengkapan bersalin, melakukan pendokumentasian.
Kunjungan ANC ke-VI (keenam) pada tanggal 28 Februari 2023,
Peneliti melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar
kebidanan bersama dengan dosen pembimbing dibawah supervisi Ibu
Heni Elmiani Sari, S.ST.,MPH. Pada pemeriksaan ditemukan Leopold I
ditemukan teraba bulat lunak tidak melenting dengan TFU 30 cm dengan
TBJ 2790 gram pada usia kehamilan 40 minggu. Leopold II punggung
bayi teraba di sebelah kanan ibu, Leopold III terdapat bagian terbawah
kepala, Leopold IV janin sudah masuk ke Pintu Atas Panggul (PAP) dan
DJJ 123x/menit. Tekanan darah 131/78 mmHg, Nadi 72x/menit,
Pernapasan 20x/menit, Suhu 36,5°c.
Pasien mengatakan nyeri perut bawah sampai pinggang dan ingin
memeriksakan kehamilannya ke dokter. Berdasarkan hasil temuan
214

tersebut pertumbuhan dan perkembangan janin dalam batas normal. Pada


kunjungan ini peneliti memberikan asuhan untuk melakukan senam
hamil dan Menganjurkan ibu tetap menjaga pola makan gizi seimbang
serta istirahat yang cukup, menganjurkan ibu rutin melakukan personal
hygiene, menganjurkan tetap mengkonsumsi vitamin secara rutin,
Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan barang perlengkapan bersalin,
Membantu ibu memilih tempat untuk bersalin yang diinginkan. Ibu
bersedia dan sudah menyiapkan perlengkapan persiapan bersalin,
melakukan pendokumentasian.

B. Manajemen Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Menjelang akhir kehamilannya Ny. N mengatakan nyeri perut bawah
sampai pinggang sejak pagi, kemudian di jam 02.52 wita pasien
mengabarkan via WA jika pasien mengalami tanda-tanda persalinan yaitu
keluar air-air yang banyak dari jalan lahir. Kemudian pasien memutuskan ke
RS terdekat yaitu RS Medika Utama Permata pada tanggal 01 Maret 2023
dengan keluhan keluar air – air yang banyak dari jalan lahir beserta perut
kencang - kencang. Peneliti tidak dapat membantu proses persalinan ibu di
RS tersebut dikarenakan SOP Rumah sakit tersebut tidak memperkenankan
mahasiswi untuk membantu atau mendampingi proses persalinan sehingga
peneliti hanya dapat memberikan Asuhan Sayang Ibu Kala I via Whatsapp.
Pasien diperbolehkan hanya di dampingi oleh suami. Pada keadaan ini
peneliti memberikan asuhan seperti memberikan ibu semangat,
menganjurkan ibu berbaring miring ke kiri serta mengatur nafas jika mulai
merasakan adanya kontraksi. Peneliti tidak ada intervensi pada Kala II – IV
karena tidak dapat mendampingi Ny. N secara langsung pada saat proses
persalinan.
1. Kala I
a. Pengkajian
Pada saat menjelang persalinan, Ny. N mengatakan keluar air-air
yang banyak dari jalan lahir serta perut kencang-kencang pukul 02.52
215

wita melalui Whatsapp di tanggal 01 Maret 2023, pada usia kehamilan


40 minggu 3 hari dimana pada usia kehamilan termasuk kedalam usia
aterm. (Putri et al., 2017) lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir,
ada pun kategori pada usia kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu :
Kehamilan Premature (< 28 minggu), kehamilan aterm (> 37 – 41
minggu) dan Kehamilan postterm (> 42 minggu).
Ny. N datang ke RS Medika Utama Permata Balikpapan pada
tanggal 01 Maret 2023, pukul 02.52 wita, dilakukan beberapa
pemeriksaan diantaranya TTV dan VT. Pada pukul 07.35 wita pasien
mengatakan bahwa sudah pembukaan 4cm, perut kencang – kencang
di sertai mules sejak tiba di RS. Pada pukul 12.30 pasien mengatakan
mules semakin sering keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
dan dilakukan pemeriksaan dalam, telah di dapatkan penambahan
pembukaan 5cm. Pasien mengatakan rasa mules semakin sering
pembukaan 8cm pada pukul 14.40 wita. Peneliti memberikan asuhan
berupa mengatur nafas, berbaring miring ke kiri, dan memberikan
semangat pada pasien. Pada pukul 17.35 wita, pasien mengatakan
bahwa ia sudah melahirkan pukul 17.13 wita secara normal bayi
perempuan dengan berat 3320 gram. Sebelumnya pasien mengatakan
pembukaan lengkap di jam 16.50 wita dan bersiap untuk menyambut
kelahiran sang bayi. Namun, terdapat robekan di jalan lahir dan telah
di lakukan heacting sebanyak 4 jahitan. Peneliti tetap memberikan
semangat meski tidak dapat mendampingi secara langsung proses
persalinan, serta memberikan ucapan selamat kepada pasien atas
kelahiran anak pertamanya meski pasien mendapatkan 4 jahitan, tp
pasien sangat senang dan puas setelah berhasil melahirkan anak
pertamanya secara normal dan sehat. Dapat dihitung Kala I Ny. N
adalah ±13 Jam dan Kala II ±23 menit, Dalam hal ini proses
persalinan Ny. N dibandingkan dengan teori yang ada, yaitu sesuai
216

dengan kondisi fisik dan psikis ibu. Salah satunya melakukan senam
hamil. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan teori dan praktik.
Senam hamil merupakan salah satu bentuk olahraga ringan yang
dilakukan ibu hamil sejak usia kehamilan 20 minggu. Olahraga bagi
ibu hamil dapat mengurangi keluhan selama kehamilan, termasuk
menurunkan tingkat kecemasan saat melahirkan. Olahraga
mengurangi stres ibu selama kehamilan dan persalinan karena
olahraga selama kehamilan meningkatkan kadar norepinefrin di otak,
yang meningkatkan kinerja dan mengurangi stres. Efek relaksasi
berguna untuk menstabilkan kecemasan dan mengurangi ketakutan
melalui relaksasi fisik dan mental, serta memberikan informasi untuk
mempersiapkan apa yang akan terjadi saat melahirkan (Kusumawati
dan Jayanti, 2020).
Kala pembukaan dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten berupa
pembukaan serviks sampai ukuran 3 cm dan berlangsung dalam 7-8
jam serta fase aktif yang berlangsung ± 6 jam, di bagi atas 3 subfase,
yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam dan pembukaan menjadi 4
cm, periode dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm, terakhir ialah periode deselerasi
berlangsung lambat selama 2 jam dan pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap (Prawirohardjo, 2014).
Tahapan persalinan diawali dengan Kala I yaitu kala pembukaan
yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap
(10 cm). Lamanya kala I untuk Primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam. (Utami & Musyarofah, 2021).
Durasi persalinan pertama primipara adalah sekitar 14 jam, sekitar 13
jam pada kala I, sedangkan rata – rata persalinan multipara adalah
sekitar 6 jam lebih pendek dibandingkan persalinan 7 Jam 20 menit
pada Kala I. (Maternitas et al., 2017).
b. Analisa Masalah
217

Peneliti melakukan analisa dan interpretasi data dasar yaitu data


subjektif dan objektif sehingga dapat ditegakkan diagnosa G1P0A0
Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari dengan Inpartu Kala I Fase Aktif
dan tidak ditemukan masalah pada pasien. Hal ini sesuai dengan
(Hani, 2011) data dasar yang sudah dikumpulkan, di interpretasikan
sehingga merumuskan diagnose dan masalah yang spesifik. Masalah
adalah informasi yang didapatkan dari klien dan keluarga atau profesi
kesehatan lain yang menjadi acuan dalam melakukan penelusuran
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
c. Tindakan Segera
Karena tidak adanya masalah atau diagnosa potensial sehingga
tidak perlu dilakukan tindakan segera atau kerjasama dengan anggota
tim kesehatan lain. Hal ini sesuai dengan (Keputusan Menteri
Kesehatan RI Tentang Standar Profesi Bidan, 2020) yang mana
rencana tindakan yang disusun oleh Bidan berdasarkan diagnose
kebidanan mulai dari tindakan segera, tindakan antisipasi dan tindakan
komperehensif melibatkan klien dan/atau keluarga,
mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya
klien/keluarga, tindakan yang aman (safety) sesuai kondisi dan
kebutuhan klien berdasarkan evidence based serta mempertimbangkan
kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas yang
ada
d. Pelaksanaan/Implementasi
Asuhan sayang ibu kala I yang diberikan, telah memberikan hasil
yang cukup baik selama proses persalinan. Hal ini sesuai dengan
(Keputusan Menteri Kesehatan RI Tentang Standar Profesi Bidan,
2020) yang merupakan bentuk pelaksanaan tindakan kebidanan
berdasarkan rencana yang diberikan secara komperehensif, efektif,
efisien dan aman (safety) kepada klien, dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif, baik secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan. Pada implementasinya, pasien didampingi oleh suami
218

sehingga peneliti berasumsi untuk memberikan dukungan emosional,


dan memberikan kecukupan energi saat tidak ada kontraksi. Sehinga
asuhan yang diberikan telah sesuai dengan teori.
e. Evaluasi
Dari hasil pemantauan via whatsapp didapatkan hasil ibu siap
untuk melakukan persalinan pukul 16.50 wita. Lalu bayi lahir spontan
pukul 17.13 wita tanggal 01 Maret 2023, JK Perempuan, BB 3220
gram, bayi lahir cukup bulan. Didapatkan ibu robekan di jalan lahir
dan dilakukan heacting sebanyak 4 jahitan. Hal ini sesuai dengan teori
Laoly (2019) Proses persalinan pervaginam akan berhasil apabila
tenaga mengejan dimaksimalkan saat pembukaan lengkap yang
disertai dengan his adekuat

C. Manajemen Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Berdasarkan kasus pasien pertama, peneliti tidak dapat mendampingi
dan tidak mendapatkan data Bayi Baru Lahir Ny. N karena bayi lahir di RS
Medika Utama Permata yang mana peneliti tidak mempunyai intervensi
melakukan perawatan bayi baru lahir pada pasien pertama. Pasien pulang ke
rumah hari ke 2 pasca melahirkan dan peneliti melakukan kunjungan
pengkajian data pasien pada hari ke-6.
1. Kunjungan I
a. Pengkajian
Pasien mengatakan bayi lahir pada tanggal 01 Maret 2023 pukul
17.13 Wita di RS Medika Utama Permata secara normal, Peneliti
melakukan pengkajian berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri
didapatkan hasil berat badan bayi 3320 gram, PB 49 cm, LK 34 cm,
LD 33 cm, Lila 11 cm. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Rohan,
2014) ciri – ciri bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan berat lahir 2500 gram –
4000 gram, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang lahir 48 – 52 cm,
lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 – 35 cm, lingkar legan 11 -
219

12 cm. Reflek – reflek pada bayi normal, reflek rooting, reflek


sucking, reflek swallowing,, reflek tonik neck, reflek babynsky. Dan
berdasarkan teori menurut Lissauer (2012) semua bayi diperiksa
segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari kehidupan
intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada
kelainan.
b. Analisa Masalah
Peneliti melakukan analisa dan interpretasi data yaitu data
subjektif dan objektif sehingga dapat ditegakkan suatu diagnosa pada
bayi Ny. N yaitu Bayi Baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 6 hari dengan Bayi Baru Lahir Fisiologis. Ditemukan masalah
pada By. Ny. N, ibu mengatakan bayi sedikit rewel pada saat menyusu
dikarenakan posisi menyusu yang tidak tepat. Peneliti melakukan
kunjungan neonatus pertama pada neonatus hari ke-6. Dalam hal ini
peneliti memberikan asuhan tehnik menyusu yang benar. Manfaat dari
teknik menyusui yang benar yaitu putting susu tidak lecet, perlekatan
menyusu pada bayi kuat, bayi menjadi tenang dan tidak terjadi gumoh
(Wahyuningsih, 2019). Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek.
c. Masalah Potensial
Berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
dilakukan tidak ada ditemukan kelaian yang menyebabkan adanya
masalah maupun diagnosa potensial sehingga tidak perlu dilakukan
pencegahan atau pengawasan jika masalah potensial benar – benar
terjadi. (Pemula, 2017) data dasar yang sudah dikumpulkan,
diidentifikasi data dengan cepat untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah aktual dengan klien berdasarkan data dasar, menguraikan
bagaimana suatu data pada kasus diinterpretasikan menjadi suatu
diagnosa atau secara teori data apa yang mendukung untuk timbunya
diagnosa tersebut.
d. Tindakan Segera
220

Karena tidak adanya masalah atau diagnosa potensial sehingga


tidak perlu adanya tindakan segera atau kerjasama dengan anggota tim
kesehatan lain.
e. Pelaksanaan/Implementasi
Dalam penatalaksanaan asuhan, Peneliti memberikan asuhan
berdasarkan dari rencana. Peneliti melakukan observasi tanda-tanda
vital dengan hasil : Nadi 153x/menit, Respirasi 55x/menit, Suhu
36,8°c bayi dalam keadaan baik dan normal. Peneliti memberikan
asuhan pada bayi baru lahir berupa menganjurkan ibu untuk menjaga
kehangatan bayi agar tetap hangat, menjelaskan manfaat imunisasi
untuk bayi dan ibu, mengajarkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin, mengajarkan ibu tehnik menyusui dengan benar,
menganjarkan kepada ibu cara perawatan tali pusat. Hal ini sesuai
dengan teori Putri & Limoy, (2019) bahwa perawatan tali pusat yang
baik adalah tidak membubuhkan apapun pada tali pusat dan
membiarkan tali pusat terbuka dan kering. Menjelaskan pada ibu hasil
pemeriksaan, mengatur jadwal kunjungan ulang 7 hari berikutnya, dan
melakukan pendokumentasian.
f. Evaluasi
Setelah dilaksanakannya asuhan, peneliti dapat melihat evaluasi
asuhan yang telah diberikan dan didapatkan hasil: ibu bersedia
menjaga kehangatan bayi, melakukan perawatan tali pusat, melakukan
imunisasi lanjutan, menyusui bayinya sesering mungkin, melakukan
tehnik menyusui dengan benar, melakukan perawatan tali pusat,
menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan, mengatur jadwal kunjungan
ulang 2 minggu berikutnya, dan melakukan pendokumentasian.
2. Kunjungan II
a. Pengkajian
Peneliti melakukan kunjungan neonatus ke-2 pada tanggal 12
Maret 2023, usia 12 hari secara mandiri. Peneliti melakukan
pengkajian data dasar yaitu data subjektif dan data objektif.
221

Dilakukannya anamnesa dan didapatkan data : Bayi bergerak aktif,


Bayi menyusu kuat, Bayi BAK dan BAB teratur, Bayi tidur teratur,
Tali pusat sudah lepas usia 10 hari. Dilakukan pemeriksaan pada By.
Ny. N dengan hasil, Nadi : 155x/menit, Respirasi : 58x/menit, Suhu :
36,5°c, Berat Badan sekarang : 3500 gram. Hal ini menunjukkan
terjadinya kenaikan berat badan sebanyak 180 gram, pada bayi Ny. N
sesuai dengan teori berat badan bayi baru lahir yaitu ketika lahir berat
badan bayi mengandung banyak cairan yang akan hilang dalam
beberapa hari. Sebagian besar bayi kehilangan 1/10 dari berat
badannya selama 5 hari pertama dan berat badan akan naik kembali
dalam lima hari berikutnya, pada hari kesepuluh, berat badan biasanya
akan kembali ke berat lahir (IDAI, 2016). Hal ini tersebut
menunjukkan bahwa sesuai dengan ciri – ciri neonatus normal
menurut (Purwirohardjo, 2014).
b. Analisa Masalah
Peneliti melakukan analisa dan interpretasi data yaitu data
subjektif dan objektif sehingga dapat ditegakkan diagnosa pada By.
Ny. N yaitu Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 12 hari
dengan fisiologis. Ditemukan masalah pada By. Ny. N, ibu
mengatakan muncul ruam – ruam merah di leher belakang
mengakibatkan bayi sedikit rewel. Peneliti memberikan asuhan pada
bahwa kulit bayi masih sangat sensitive sehingga memerlukan
perawatan ekstra dan khusus, menganjurkan ibu untuk mengganti
sabun bayi agar tidak menimbulkan gejala iritasi pada kulitnya. Ibu
mengatakan akan mencoba mengganti sabun bayi, menganjurkan ibu
untuk tetap menjaga kebersihan bayinya, gunakan baju yang nyaman
dan rutin mengganti pakaian bayi yang terlihat lembab atau basah.
Serta memandikan bayi 2 x sehari. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Fifa, et al (2016) bahwa perawatan kulit bayi berbeda
dengan kulit remaja atau usia lanjut. Dalam melakukan perawatan
kulit bayi harus diingat bahwa kulit bayi berbeda dengan kulit dewasa.
222

Kulit bayi relatif lebih tipis dan perlekatan antar sel masih longgar.
Produksi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea lebih sedikit. Hal
tersebut menyebabkan potensi mengalami iritasi meningkat, dan lebih
rentan terhadap infeksi, terutama yang disebabkan bakteri. Dalam hal
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek Peneliti melakukan
kunjungan neonatus kedua pada neonatus hari ke-12.
c. Tindakan segera
Diagnosa dan masalah potensial, Peneliti menyimpulkan bahwa
tidak ada masalah potensial pada By. Ny. H Sehingga pada langkah
keempat yaitu Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera, Peneliti menyimpulkan perlu dilakukan tindakan segera
mengingat kulit neonatus sangat tipis dan sensitif. serta mengalami
adaptasi progresif dari lingkungan ekstrauterin sehingga memerlukan
perawatan khusus selama periode neonatus.
d. Pelaksanaan/Implementasi
Peneliti melaksanakan asuhan berdasarkan rencana. Peneliti
memberikan asuhan pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayinya,
memandikan bayi 2 x sehari, menganjurkan ibu untuk memberikan
ASI Eksklusif, Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi
makan-makanan yang banyak mengandung protein, tinggi serat seperti
buah-buahan dan sayur-sayuran, Menjelaskan tentang imunisasi dan
menjadwalkan imunisasi berikutnya yaitu imunisasi BCG yang
berfungsi untuk mencegah penyakit TBC, mengatur jadwal ulang
kunjungan 2 minggu berikutnya, dan melakukan pendokumentasian.
e. Evaluasi
Setelah peneliti melaksanakan asuhan, peneliti dapat melihat
evaluasi asuhan yang telah diberikan dan didapatkan hasil observasi
tanda – tanda vital bayi dengan hasil, Nadi : 155x/menit, Respirasi :
58x/menit, Suhu : 36,5°c, bayi dalam keadaan baik dan sehat, ibu
merasa senang bayinya dalam keadaan sehat meski ada tindakan
segera yang dilakukan. Ibu bersedia menyusui bayinya secara
223

eksklusif, bersedia mengkonsumsi makan-makanan gizi seimbang,


menjaga kebersihan bayi, bersedia untuk melakukan imunisasi
lanjutan, mengatur jadwal ulang kunjungan 2 minggu berikutnya dan
melakukan pendokumentasian.
3. Kunjungan III
a. Pengkajian
Peneliti melakukan pengkajian data dasar yaitu data subjektif dan
data objektif. Dilakukannya anamnesa pada bayi usia 30 hari dan
didapatkan data : Bayi aktif bergerak, menyusu kuat, BAK dan BAB
teratur, tidur teratur, Tali pusat sudah puput di hari ke 10. Dilakukan
pemeriksaan tanda – tanda vital pada By. Ny. N dengan hasil: Suhu
36,8°c, Nadi 155x/menit, Respirasi 58x/menit, BB 4300gram.
b. Analisa Masalah
Peneliti melakukan analisa dan interpretasi data yaitu data
subjektif dan data objektif sehingga dapat ditargetkan diagnosa pada
By. Ny. N yaitu Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 30
hari dengan fisiologis. Peneliti melakukan kunjungan neonatus ketiga
pada neonatus hari ke 30, tidak ditemukan masalah. Sehingga tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek.
c. Pelaksanaan/Implementasi
Peneliti melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat di langkah 5. Peneliti menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa
bayi dalam keadaan sehat, tidak ditemukan keluhan, kemudian peneliti
melakukan pemeriksaan fisik pada neonatus, menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI sesering mungkin, Menganjurkan pada ibu untuk
tetap menjaga kebersihan, kehangatan serta memandikan bayinya,
melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan, melakukan
pendokumentasian.
d. Evaluasi
Setelah dilaksanakannya asuhan. Peneliti dapat melihat evaluasi
asuhan yang telah diberikan dan didapatkan hasil : Ibu telah
224

mengetahui cara menjaga kebersihan, kehangatan serta memandikan


bayi, melakukan pemberian ASI secara On Demand, melakukan
kunjungan ulang jika ada keluhan, melakukan pendokumentasian.

D. Manajemen Kebidanan Pada Ibu Nifas


1. Kunjungan I
a. Pengkajian
Pada kunjungan ini, Peneliti melakukan kunjungan pertama
didampingi oleh pembimbing, Peneliti melakukan pengkajian data
subjektif didapatkan pada Ny. N post partum hari ke 6. Lahir secara
normal pada tanggal 01 Maret 2023 pukul 17.13 wita dengan jenis
kelamin Perempuan.
Dari pengkajian data subjektif didapatkan pada pasca melahirkan
Ny. N Pada Post Partum hari ke 6, ibu mengatakan belum BAB, posisi
saat menyusui tidak nyaman, darah yang keluar berwarna merah,
lokea tidak berbau dan jumlahnya sedikit.
Darah yang keluar berwarna merah, lokea tidak berbau dan
jumlahnya sedikit. Menurut (Dr. Vladimir, 1967) dalam penelitian
tesis Nurjana Eviasty, 2022 Lochea merupakan ekskresi cairan rahim
selama masa nifas dan mempunyai reaksi bassa/alkalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat dari kondisi asam yang
ada pada vagina normal. Maka pada kasus Ny. N tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.
Pada kasus Ny. N pada hari keenam post partum TFU ibu berada
di setengah simpisis dan pusat. Menurut (Rismeni, 2023) pada saat
janin lahir TFU setinggi pusat, pada saat 6 jam uterus 2 jari di bawah
pusat-symphysis, pada saat 5-7 hari TFU berada di setengah symphysis
dan pusat, dan saat 12 hari TFU tak teraba di atas symphysis, pada saat
20 Hari TFU bertambah kecil dan kembali normal. Tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan praktik
225

Pada Ny. N terdapat rupture dengan 4 jahitan, tidak ada tanda-


tanda infeksi pada luka jahitan di perineum dan jahitan tampak
normal. Adapun tanda-tanda infeksi menurut Ayu & Tuti (2022)
diantaranya terdapat kemerahan, terdapat bengkak, tidak terdapat
bercak darah, tidak terdapat ekskresi, penyatuan luka belum baik.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
b. Analisa Masalah
Ditegakkan diagnosa dan masalah yaitu P1A0 6 hari post partum
fisiologis. Ditemukan tidak ada masalah pada Ny. N mengatakan
belum BAB disebabkan adanya luka jahitan di bagian jalan lahir.
Berdasarkan data yang diperoleh bidan akan memperoleh kesimpulan
apakah masa nifas ibu normal atau tidak. Tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik.
c. Masalah Potensial
Berdasarkan diagnosa yang di dapat, peneliti dapat merencakan
asuhan pada ibu. Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya (Pengkajian data dan
perumusan diagnosa). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
d. Tindakan Segera
Karena tidak adanya masalah atau diagnosa potensial sehingga
tidak perlu adanya tindakan segera atau kerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainnya. Hal ini sesuai dengan (Hani, 2011) yang
mengatakan bahwa bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi pasien.
e. Penatalaksanaan/Implementasi
226

Melakukan tindakan pelaksanaan dan rencana asuhan bina


hubungan baik dengan ibu, tanyakan keluhan ibu, berikan kebutuhan
dasar masa nifas, lakukan pemeriksaan TTV, ajarkan ibu teknik
menyusui yang baik dan benar, berikan terapi obat, lakukan
pendokumentasian. Hal ini sesuai dengan (Bahiyatun, 2013) yang
mengatakan bahwa perubahan fisiologis pada masa nifas, tanda
bahaya masa nifas, pemberian ASI eksklusif. Tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.
Peneliti memberikan asuhan pada ibu menganjurkan untuk tetap
menjaga kebersihan luka jahitan di perineum agak tetap bersih dan
kering, menjelaskan pada ibu tanda – tanda bahaya masa nifas yaitu :
kontraksi uterus melemah, perdarahan hebat, nyeri hebat pada luka
bekas jahitan, infeksi pada payudara ditandai dengan pembengkakan
payudara, puting lecet dan terasa panas, kemerahan sekitar payudara,
mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan payudara ibu Teknik
menyusui yang benar, Perawatan payudara yang teratur dan teknik
perawatan yang benar tentunya akan membawakan hasil yang sangat
memuaskan baik untuk ibu sendiri dan juga bayinya
(Mangumpaus et al, 2017), menganjurkan ibu untuk tetap menyusui
ASI Eksklusif selama 6 bulan. Ketersediaan ASI yang lancar pada
ibu menyusui akan membantu kesuksesan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan, sehingga membantu bayi tumbuh dan berkembang
dengan baik (Hastuti & Wijayanti, 2017). Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup serta mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang.
f. Evaluasi
Dari hasil tindakan dan penatalaksanaan telah dilakukan rencana
dan didapatkan hasil ibu menjawab dengan baik, ibu mengatakan
belum BAB dikarenakan terdapat luka jahitan di perineum. Ibu paham
dan mengerti.
227

Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Serta telah


diberikan asuhan sesuai dengan kebijakan yaitu memastikan Involusi
Uterus, menilai tanda – tanda demam, infeksi dan perdarahan,
memastikan ibu mendapatkan istirahat dan makanan yang cukup serta
menyusu bayinya dengan baik, melakukan perawtan payudara dengan
baik dan memberikan konseling tentang perawatan bayi,
merencanakan kunjungan ulang dan melakukan pendokumentasian.
2. Kunjungan II
a. Pengkajian
Peneliti melakukan kunjungan nifas kedua pada tanggal 12 Maret
2023, dilakukan pengkajian data dasar yaitu data subjektif dan
objektif. Dilakukannya anamnesa dan didaptkan data : Ibu
mengatakan tidak ada keluhan, dan sudah bisa BAB. Dilakukan
pemeriksaan pada Ny. N dengan hasil, Tekanan Darah : 135/90
mmHg, Nadi : 77x/menit, Pernapasan : 20x/menit, Suhu : 36°c.
Pada pengeluaran lokhea Ny. N berlangsung fisiologis yaitu pada
pemeriksaan nifas kedua yaitu hari ke 12 post partum, pengeluaran
lokhea pada Ny. N adalah lokhea sanguinolenta. Berdasarkan hasil
pemantauan lokhea pada Ny. N fisiologis. Hal ini tidak ada
kesenjangan sesuai dengan teori dan praktik.
b. Analisa Masalah
Peneliti melakukan analisa dan interpretasi data yaitu data
subjektif dan objektif sehingga dapat ditegakkan diagnosa pada Ny. N
yaitu P1A0 Post Partum hari ke 12 Fisiologis. Tidak ditemukannya
masalah pada Ny. H. Berdasarkan data yang diperoleh bidan akan
memperoleh kesimpulan apakah masa nifas ibu normal atau tidak.
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
c. Tindakan Segera
Karena tidak adanya masalah atau diagnosa potensial sehingga
tidak perlu adanya tindakan segera atau kerjasama dengan anggota tim
kesehatan lain. Hal ini sesuai dengan (Hani, 2011) yang mengatakan
228

bahwa bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,


melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi pasien.
d. Pelaksanaan/Implementasi
Melaksanakan asuhan masa nifas, Peneliti melakukan observasi
TTV dan ibu dalam keadaan baik. Evaluasi jahitan perineum, evaluasi
penerapan ASI Eksklusif, evaluasi asupan nutrisi dan hidrasi, evaluasi
tehnik menyusui. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
beraktivitas seperti biasa. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup sangat dibutuhkan bagi ibu nifas, menganjurkan ibu untuk
meningkatkan konsumsi air putih, merencanakan kunjungan ulang dan
melakukan pendokumentasian.
e. Evaluasi
Setelah dilaksanakannya asuhan, Peneliti dapat melihat evaluasi
asuhan yang telah diberikan dan didapatkan hasil : Ibu mengerti dan
dapat memahami asuhan yang telah diberikan, merencanakan
kunjungan ulang dan melakukan pendokumentasian.
3. Kunjungan III
a. Pengkajian
Peneliti melakukan kunjungan nifas ketiga pada tanggal 30 Maret
2023, dilakukan pengkajian data dasar yaitu data subjektif dan
objektif. Dilakukannya anamnesa dan didapatkan data : Ibu
mengatakan tidak ada keluhan, bayi mau menyusu secara On
Demand, darah yang keluar sudah berwarna kekuningan dengan
jumlah sedikit. Dari hasil pemeriksaan Lokhea ibu kini berada pada
fase Lokhea Alba yang menurut Wahyuni (2018) lockea ini berwarna
Kuning putih yang keluar dari jalan lahir pada >14 hari postpartum.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan praktik.
229

Dilakukan pemeriksaan pada Ny. N dengan hasil : Tekanan Darah


129/93 mmHg, Nadi 69x/menit, Pernapasan 20x/menit, Suhu 36°c.
Menganjurkan ibu tetap menjaga kebersihan perineum tetap kering,
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan yang banyak
mengandung protein, tinggi serat seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran tidak boleh ada pantangan kecuali ibu memiliki alergi pada
makanan tertentu, mengajurkan ibu untuk mobilisasi.
b. Analisa Masalah
Peneliti melakukan analisa dan interpretasi data yaitu data
subjektif dan objektif sehingga dapat ditegakkan diagnosa pada Ny. N
yaitu P1A0 Post Partum hari ke 30 Fisiologis.
c. Tindakan Segera
Karena tidak adanya masalah atau diagnosa potensial sehingga
tidak perlu adanya tindakan segera atau kerjasama dengan anggota tim
kesehatan lain. Hal ini sesuai dengan (Hani, 2011) yang mengatakan
bahwa bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi pasien.
d. Pelaksanaan/Implementasi
Peneliti melaksanakan asuhan berdasarkan rencana, Peneliti
melakukan observasi tanda – tanda vital dengan hasil, Tekanan
Darah : 129/93 mmHg, Nadi : 69x/menit, Pernapasan : 20x/menit,
Suhu : 36°c, dan ibu dalam keadaan baik. Peneliti Menganjurkan ibu
tetap menjaga kebersihan perineum tetap kering, menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi makan-makanan yang banyak mengandung
protein, tinggi serat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran tidak
boleh ada pantangan kecuali ibu memiliki alergi pada makanan
230

tertentu, mengajurkan ibu untuk mobilisasi, merencanakan kunjungan


ulang dan melakukan pendokumentasian.
e. Evaluasi
Setelah dilaksanakannya asuhan, Peneliti dapat melihat evaluasi
asuhan yang telah diberikan dan didapatkan hasil : Ibu mengerti dan
dapat memahami asuhan yang tekah diberikan, merencanakan
kunjungan ulang dan melakukan pendokumentasian.
2. Kunjungan IV
a. Pengkajian
Peneliti melakukan kunjungan nifas keempat, pada tanggal 13
April 2023. Pada kunjungan ini peneliti melakukan pengkajian data
dasar yaitu data subjektif dan objektif. Dilakukannya anamnesa dan
didapatkan data : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, bayi mau
menyusu On Demand, ASI keluar lancar lalu dilakukan pemeriksaan
pada Ny. N dengan hasil, Tekanan Darah : 122/82 mmHg, Nadi :
80x/menit, Pernapasan : 20x/menit, Suhu : 36,8°c. Lokhea ibu kini
berada pada fase lokhea Alba yang menurut Wahyuni (2018) lokhea
ini berwarna Kuning putih yang keluar dari jalan lahir pada >14 hari
postpartum. Tidak ada kesenjangan teori dan praktik.
Peneliti menganjurkan mengkonsumsi makan-makanan yang
banyak mengandung protein hewani dan protein nabati seperti ikan,
telur, kacang-kacangan, tinggi serat seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran, tidak boleh ada pantangan kecuali ibu memiliki alergi pada
makanan tertentu, melakukan konseling KB meliputi macam-macam
KB hormonal maupun non hormonal.
b. Analisa Masalah
Peneliti melakukan analisa dan interpretasi data yaitu data
subjektif dan data objektif sehingga dapat di tegakkan diagnosa pada
Ny. N yaitu P1A0 hari ke 42 post partum fisiologis.
c. Tindakan Segera
231

Karena tidak adanya masalah atau diagnosa potensial sehingga


tidak perlu adanya tindakan segera atau kerjasama dengan anggota tim
kesehatan lain. Hal ini sesuai dengan (Hani, 2011) yang mengatakan
bahwa bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien. Selain itu, juga mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi pasien.
d. Pelaksanaan/Implementasi
Melaksanakan asuhan Peneliti melaksanakan berdasarkan rencana,
Peneliti melakukan observasi tanda - tanda vital dengan hasil, TD :
122/82 mmHg, Nadi : 80x/menit, Pernapasan : 20x/menit, Suhu :
36,8°c dan ibu dalam keadaan baik. Peneliti menganjurkan
mengkonsumsi makan-makanan yang banyak mengandung protein
hewani dan protein nabati seperti ikan, telur, kacang-kacangan, tinggi
serat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, tidak boleh ada
pantangan kecuali ibu memiliki alergi pada makanan tertentu,
melakukan konseling KB meliputi macam-macam KB hormonal
maupun non hormonal, merencanakan kunjungan ulang dan
melakukan pendokumentasian.
e. Evaluasi
Setelah dilaksanakannya asuhan, Peneliti dapat melihat evaluasi
asuhan yang telah diberikan dan didapatkan hasil : Ibu mengerti dan
dapat memahami asuhan yang telah diberikan, merencanakan
kunjungan ulang. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

E. Manajemen Kebidanan Pada Keluarga Berencana


1. Pengkajian
Pada saat ini Ny. N sedang menyusui, sehingga Peneliti melakukan
konseling pada Ny. N mengenai KB yang cocok bagi ibu menyusui dan
232

paling memungkinkan untuk diterapkan ibu. Peneliti memberikan


konseling KB hormonal maupun nonhormonal, mulai dari pengertian,
cara kerja, keuntungan dan kerugian dari masing-masing KB. Peneliti
menjelaskan terkait KB pendamping MAL antara lain: Kondom, KB
Suntik 3 bulan, Pil KB Menyusui, AKBK dan AKDR. Ibu mengerti dan
akan menerapkan Kondom sebagai KB pendamping. Ibu mengatakan
ingin menggunakan KB MAL.
Pada pemeriksaan objektif di dapatkan keadaan umum baik,
Kesadaran Composmentis, Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi
80x/menit, Respirasi 20x/menit, Suhu 36,5°c, dan Berat badan ibu 61 Kg.
2. Analisa Masalah
Peneliti melakukan analisa dan interpretasi data yaitu data subjektif
dan data objektif sehingga dapat ditegakkan diagnosa Ny. N yaitu P1A0
dengan Akseptor KB MAL fisiologis. Tidak ditemukan masalah pada
kunjungan KB ini,
3. Tindakan Segera
Peneliti menyimpulkan tidak perlunya dilakukan tindakan segera
karena tidak ada kegawatdaruratan yang membutuhkan tindakan tersebut.
Peneliti memberikan KIE tentang kontrasepsi KB MAL serta kondom
sebagai KB pendamping diantaranya yaitu cara kerja, keterbatasan,
efektifitas, kelebihan dan kekurangan serta, efek samping yang mungkin
terjadi, serta penanganan pada efek samping yang timbul
4. Pelaksanaan/Implementasi
Melakukan asuhan, Peneliti melaksanakan berdasarkan rencana,
peneliti melakukan observasi tanda – tanda vital dengan hasil, Tekanan
Darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Pernapasan 20x/menit, dan ibu
dalam keadaan baik. Peneliti memberikan konseling KB hormonal
maupun nonhormonal, mulai dari pengertian, cara kerja, keuntungan dan
kerugian dari masing-masing KB. Peneliti menjelaskan terkait KB
pendamping MAL antara lain: Kondom, KB Suntik 3 bulan, Pil KB
Menyusui, AKBK dan AKDR. Ibu mengerti dan akan menerapkan
233

Kondom sebagai KB pendamping. Ibu mengatakan ingin menggunakan


KB MAL.
KB MAL atau Metode Amenore Laktasi adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif artinya
hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan atau
minuman apapun. (Srihandayani, 2018). Kerugian KB MAL : 1.
Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai 6 bulan, 2.
Tidak melindungi dari IMS ataupun HIV/AIDS, 3. Kesulitan dalam
mempertahankan pola menyusui secara eksklusif. Keuntungan KB
MAL : 1. Pencegahan kehamilan jangka panjang, 2. Tidak berpengaruh
pada hubungan suami istri, 3. Tidak ada pengaruh terhadap produksi ASI,
4. Sedikit efek samping. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
4. Evaluasi
Setelah dilaksanakannya asuhan, Peneliti dapat melihat evaluasi
asuhan yang telah diberikan dan di dapatkan hasil : Ibu mengerti dan
dapat memahami asuhan yang telah diberikan, merencanakan kunjungan
ulang, dan melakukan pendokumentasian. Tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik.
.
F. Keterbatasan Peneliti dan Pasien
Tidak ada kesenjangan antara klien dengan peneliti maupun peneliti
dengan klien. Komunikasi terjalin dengan baik walaupun saat melakukan
kunjungan dengan keadaan yang terbatas, namun segala keluhan maupun
pertanyaan klien dapat terpenuhi dengan jawaban peneliti, klien juga sangat
antusias terhadap penelitian yang dilakukan. Peneliti dapat memberikan
asuhan dengan baik tanpa hambatan dari pasien karena pasien yang
komunikatif dan bersedia mengaplikasikan beberapa asuhan secara mandiri
berdasarkan apa yang telah di implementasikan oleh peneliti.
Keterbatasan yang dirasakan peneliti saat proses penelitian yaitu :
234

1. Peneliti merasa kesulitan berkomunikasi dengan pasien diawal-awal


pertemuan, pasien seperti tidak nyaman dan slow respon jika
berkomunikasi secara online via Whatsapp. Tetapi, jika peneliti datang
berkunjung pasien terlihat kooperatif dan antusias.
2. Peneliti merasa kesulitan melakukan kunjungan lanjutan, dikarenakan
peneliti sedang melakukan praktik PKK III yang mana peneliti
ditempatkan di lahan praktik di Rumah Bersalin Ariyana Km. 10
sehingga keterbatasan waktu menjadi kendala pada saat kunjungan.
3. Pada saat hari persalinan Peneliti menganjurkan tempat bersalin di PMB
Asmah A, S.ST. Namun pasien memilih sendiri tempat persalinan yaitu
RS Medika Utama Permata, dikarenakan kondisi pasien dengan keluhan
pecah ketuban atau keluar air – air yang banyak sejak pukul 02.52 wita
dan RS yang paling terdekat. Namun, RS tersebut tidak menerima
mahasiswa praktik, sehingga peneliti hanya dapat menemani dan
melakukan asuhan via Whatsapp serta informasi terkait proses persalinan
di dapatkan dari pasien ketika peneliti datang berkunjung dikarenakan
saat itu pasien tidak dapat di hubungi dikarenakan kendala batrai
handphone pasien dalam keadaan mati.
4. Untuk Pasien Persalinan, Peneliti mendapatkan pasien persalinan
pengganti di lahan praktik PKK III di Rumah Bersalin Ariyana Km. 10
Balikpapan sehingga peneliti dengan mudah dapat memberikan asuhan
persalinan secara menyeluruh pada pasien dengan didampingi dan
diarahkan langsung oleh bidan senior Ibu Siti Ariyana, Amd. Keb, Erika
Amd, Keb, Cindi Amd, Keb.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peneliti melaksanakan asuhan kebidanan secara essensial dari masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana pada
Ny. N yang di mulai pada usia kehamilan 38 minggu 1 hari sampai dengan
42 hari post partum hingga menggunakan Keluarga Berencana (KB), dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dapat melakukan pengkajian data pada Asuhan Kebidanan Essensial
pada Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 minggu 1 hari sampai KB dan
mendapatkan hasil normal.
2. Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menegakkan
diagnosa atau masalah aktual pada Asuhan Kebidanan Essensial pads Ny,
N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari di Kota Balikpapan,
Peneliti dapat melakukan analisa dan interprestasi data agar dapat
menegakkan diagnosa atau masalah aktual pada Asuhan Kebidanan
Essensial pada Ny. N G1P0A0 mulai dari usia kehamilan 38 minggu 1
hari sampai KB.
3. Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk menegakkan
diagnosa atau masalah pada Asuhan Kebidanan Essensial pada Ny. N
G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari di Kota Balikpapan,
peeneliti dapat melakukan analisa dan interpretasi data agar dapat
menegakkan diagnosa atau masalah pada Asuhan Kebidanan Essensial
pada Ny. N G1P0A0 mulai dari Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari
sampai KB.
4. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada Asuhan
Kebidanan Essensial pada Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1
Hari di Kota Balikpapan, Peneliti dapat melaksanakan tindakan segera
dan kolaborasi kebidanan essensial jika terdapat masalah yang ditemukan
saat melakukan asuhan seperti pada saat persalinan.

235
236

5. Dapat merencakan tindakan Asuhan Kebidanan Essensial pada Ny. N


G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari di Kota Balikpapan, Peneliti
telah dapat melaksanakan tindahakn asuhan kebidanna untuk Ny. N
G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari sampai KB sesuai kebutuhan
Ny. N
6. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Asuhan Kebidanan
Essensial Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari di Kota
Balikpapan, Peneliti telah melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang
telah di rencanakan untuk Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1
sampai KB.
7. Dapat mengevaluasi asuihan kebidanan pada Asuhan Kebidanan
Essensial pada Ny. N Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari di Kota
Balikpapan, Peneliti telah melakukan evaluasi sesuai hasil yang telah
didapatkan pada Asuhan Kebidanan Essensial G1P0A0 Usia Kehamilan
38 Minggu 1 Hari sampai KB.
8. Dapat mendokuemntasikan semua temuan dan tindakan asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan pada Asuhan Kebidanan Essensial
pada Ny. N Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari di Kota Balikpapan,
Peneliti telah melakukan pendokumentasian pada tindakan asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan pada Asuhan Kebidanan Essensial
pada Ny. N G1P0A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari sampai KB.
9. Membuat catatan perkembangan dalam bentuk SOAP, Peneliti telah
membuat catatan perkembangan dalam bentuk SOAP disetiap kunjungan
yang telah dilakukan mulai dari Usia Kehamilan 38 Minggu 1 Hari
sampai ber-KB.

B. Saran
1. Bagi Politeknik Borneo Medistra Balikpapan
Di harapkan dapat meningkatkan kualitas Pendidikan Mahasiswa
dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana dalam mendukung
237

peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan


yang terampil, profesional, mandiri dan amanah.
2. Bagi Peneliti
Di harapkan bagi peneliti dapat meningkatkan serta menambah
wawasan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan secara essensial, di mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan Keluarga
Berencana.
3. Bagi Klien
Dapat diterapkan kembali di kehamilan, persalinan, nifas, bbl,
neonatus dan Keluarga Berencana selanjutnya dalam asuhan secara
komprehensif sehingga diharapkan pasien lebih memperhatikan kondisi
untuk selalu memeriksakan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
neonatus dan Keluarga berencana.
238
238

DAFTAR PUSTAKA

A’as Prastiani, 2014. Hubungan Pemakaian Kontrasepsi. Fakultas Ilmu Kesehatan


UMP

Ai Yeyeh, R. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patology Kebidanan). Jakarta: CV.


Trans Info Media

Aghadianti, F. (2019). Hubungan Asupan Gizi, Tinggi Fundus Uteri dan Sosial
Ekonomi Dengan Berat Bayi Lahir. Skrining Gizi dan Sosial Ekonomi Pada
Ibu Hamil, 339-3350.

Alamsyah, 2012. Perdarahan Jalan Lahir

Aliyah. 2016. Relaksasi pada ibu Hamil

Ambarwati. (2018). Perinatal : Masa Nifas. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–11699.

Ani,Maryani.2016. Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta :CV Trans Info


Media

Arisman. 2010. Teori IMT

Asih, H. R. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui,


Yogyakarta : ANDI.

Asplun,2010; Morgan,2010.

Astuti, Y. & Risneni. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jakarta : Trans Info Media.

Atikah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press

Atribusi-, L. C. C. (2020). . 01 N. 30-42.

Budiman. Mayasari, D. (2017). Perdarahan Post Partum Dini e . c Retensio


Plasenta Early Post Partum Haemorrhage e . c Retensio Plasenta. J Medula
Unila, 7.

BKKBN, 2019. Buku Aman dan Sehat Menggunakan Kontrasepsi

BKKBN. 2021. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI


2021
239

Cunningham, 2010. Teori IMT

Darmawan. 2013. MAP

Dartiwen dan Nurhayati, 2019. Ovarium

Dartiwen dan Nurhayati, 2019. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Departemen Kesehatan. (2022). Laporan Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga


Tahun 2021. Kementerian Kesehatan RI, 5201590(021), 4.

Depkes RI. 2010. Buku Kesehatan Ibu dan Anak Balita. Jakarta: Kemenkes RI

Depkes RI. 2005. Teori Kehamilan

Depkes.2017, Undang-undang Kewenangan Bidan dan Kepmenkes Tentang


Standar Profesi Bidan

Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. (2018). Profil Kesehatan Kota Balikpapan


2017. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. (2020). Profil Kesehatan Provinsi


Kalimantan Timur 2019. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2020. Tablet Fe

Elfina, 2022. Macam – macam Lokhea

Fabiana Meijon Fadul. (2019). Bidan, Wewenang dan Standar Asuhan Kebidanan

Fatimah dan Nuryaningsih, 2017. Pengertian Kehamilan

Fatmawati, D. N., & Prastiwi, E. D. (2017). Pengaruh yoga pada ibu inparti
primigravida terhadap kemajuan persalinan kala 1 fase aktif. Jurnal Ners
dan Kebidanan, 4(1), 35- 39. doi: 10.26699/jnk.v4i1.ART.p035-039
Fifa et al.(2014). Upaya Pencegahan Penyakit Kulit Pada Bayi Melalui
Penyuluhan Perawatan Kulit Sehat. Jurnal Pengabdian Sriwijaya
240

Fitriani, Lina & Sri Wahyuni 2021. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Deepublish : Yogyakarta

Fitriah et al., 2018. Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil

Fritasari, 2013. Teori Persalinan

Guyton & Hall, 2010.

Gracia Reyes, L. E. (2019). KB Implant pada ibu postpartum. Journal of


Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

García Reyes, L. E. (2013). Teknik menyusui. Journal of Chemical Information


and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Hendro, Raden. 2013. Makalah Keluarga Berencana "Contraceptive Technology


Updates"

Irianti. 2013. Gangguan Tidur Pada Ibu Hamil

JNPK-KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan


Indonesia

Kamariyah. 2014. Ukur TFU (10 T)

Kathlen, dkk. 2010. Plasenta dapat mempengaruhi sistem metabolisme ibu

Kemenkes RI. 2016. Pemberian Tablet Zat Besi (10 T)

Kemenkes RI. 2017. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC

Kemenkes. 2017. Konsep SOAP Asuhan Kebidanan

Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kemenkes
RI

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir.
Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir selama Covid-19,
8-9. Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes. 2021. Teori Kehamilan Pemeriksaan ANC

Kepmenkes. 2020. Konsep COC Asuhan Kebidanan

Koes Irianto. 2014. Perubahan Fisiologis TM III


241

Kusmiyati, 2010. Kehamilan

Kusmiyati. 2010. Tanda Bahaya Kehamilan

Kusumawati dan Jayanti. 2020. Senam Hamil Pada Ibu Hamil

Margiyanti, DKK. 2014. Komponen Model Asuhan Kebidanan

Maharani, dkk. 2021. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Media Sains Indonesia:


Bandung

Manuaba, I. A. C., dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB


untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC

Manuaba. 2010. Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi

Matondang, dkk. 2013. Manajemen Varney Pengkajian Data Dasar

Miftahul Khairoh, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Surabaya

Mochtar, 2011. Penambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan

Mulyani, 2013. Pengertian Tehnik Menyusui

Mulyani, 2013. Posisi Menyusui yang Benar

Muslimah, A. R. 920170. Hubungan IMT dengan LILA pada Ibu Hamil.


Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Lingkar Lengan Atas Pada Ibu Hamil,
23 – 24.

Nugrawati, Nelly & Amriani. 2021. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan, Penerbit Adab: Indramayu

Nugroho, T., dkk, (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (askeb 3).
Yogyakarta : Nuha Medika

Nurhibah. 2020. Manaejemn Varney

Oliver, J. (2019). Mean Arterial Pressure (MAP). Hilos Tensados, 1, 1–476.

Pairman. 2011. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan

Pemula, P. D. (2017). manajemen asuhan kebidanan antenatal Title. 110265,


110493.
242

Permenkes. 2019. Landasan Hukum Standar Asuhan Kebidanan

Pieter, 2018. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil

Potter & Perry, 2010. Mean Arterial Pressure (MAP). Hilos Tensadas 1

Putri, Mutiara, Indah, dkk. 2022. “Deteksi Dini Kehamilan Resiko”. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol. 8, No. 1, 565-939-1-SM.pdf

Putri dan Muslimah, 2019. Kehamilan

Pusdiknakes. (2013). Asuhan Antenatal, Jakarta : Pusdiknakes.

Puspita, PuPuspita, P. P. D. (2021). Gambaran Kehamilan Risiko Tinggi Dan


Ketentuan Antenatal Care di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah
Puskesmas Klungkung I.

Puspitasari, 2017. Tablet Fe

Puspita, Arifiamdi & Wardani. 2019. Tafsiran Berat Janin (10 T)

Profil Kesehatan RI. 2020. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta:


Kemenkes RI 2020

Profil Kesehatan Provinsi Kaltim. 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan


Timur. Samarinda: Germas 2019

Profil Kesehatan Dinas Kota. 2020. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.


Balikpapan: Diskes Kota 2020

Profil Kesehatan RI. 2021. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta:


Kemenkes RI 2021

Purwaningsih & Fatmawati. 2010. Teori Kehamilan (Anc)

Ratna. (2021). Penatalaksanaan Gangguan Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III
Di Polindes Paopale Daya 1 Kabupaten Sampang. 6.

Ratnawati. (2014). Konsep Dasar Kehamilan. Paper Knowledge . Toward a


Media History of Documents, 7–20
243

Rachman, T. (2018). Pengaruh birthball exercises terhadap nyeri persalinan pada


kelahiran spontan. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–
952., 10–27.

Rachmawati, Indah, Ayu, et al. 2017. Faktor-faktor yang Memengaruhi


Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil.

Rini dan Kumala, 2017. Tehnik Menyusui

Rini Sih, dkk. 2017. Tujuan Manajemen Varney

Risnawati, K. N. (2021). Gambaran Jenis Persalinan Pada Ibu Bersalin Dengan


Corona Virus Disease 19 Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Denpasar. Kebidanan, 1(2), 6–19.

Rismeni. 2023. Perubahan Fisiologis Masa Nifas (TFU)

Riyadi & Widuri. 2015. Gangguan Tidur Pada Ibu Hamil TM III

Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika

Rodiani, Chania Forcepta. 2017. Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi


Medis Operasi Wanita (MOW) pada Pasangan Wanita Usia Subur; 6(1); 13-
14

Rukiah & Yulianti. 2014. Teori Kehamilan

Saifuddin. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Saifuddin. 2017. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan TM III

Sandall. 2010. Asuhan kebidanan Berkesinambungan.

Sastroasmoro, S. 2011. Teori IMT

Siti Bandiyah, 2017. Serviks

Sunarsih, T., & Pitriyani. (2020). asuhan kebidanan continuity of care di PMB
sukani edi munggur srimartani piyungan bantul. Midwifery Journal, 5.

Sulistyawati. 2010

Sulisdian, et al. 2019. Terori Persalinan


244

Tarwoto, 2011. Mean Arterial Pressure (MAP). Hilos Tensados, 1, 1–476.

Tyastuti et al., 2016. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan TM I, II, III.

Tyastuti S, Wahyuningsih PH. 2016. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan TM


I, II, III

Varney. 2008. Konsep Kebidanan. Fitramaya : Yogyakarta.

Wahyuni. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya

Wahyuningsih, 2019. Manfaat Tehnik Menyusui

Wagiyo & Putrono. 2016. Teori Kehamilan

Wariyaka. 2021. Nomenklatur Diagnosa Kebidanan. Bandung: Sekeloa Publisher

WHO. 2021. World Health Statistics 2021 Monitoring Health SDGs

WHO. 2017. World Health Organozation 2017 Monitoring Health SDGs

Yuliani, Retno, Diki, dkk, 2021. Asuhan Kehamilan. Yayasan Kita Menulis

Yulianti, N. T. (2021). Prosedur Resusitasi Pada Neonatus Dengan


Asfiksia.Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal, 4(2), 41-46.

Yusro Hadi Maksum. 2019. KONTRASEPSI PRIA KOMBINASI KONDOM


DENGAN SISTEM KALENDER MERUPAKAN UPAYA PENURUNAN
ANGKA UNMET-NEED KB.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Informasi Pelaksanaan Asuhan


Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Skor Poedji Rochjati
Lampiran 4. Absensi Kunjungan

ABSENSI KUNJUNGAN
Nama Mahasiswa : Faramita Rahmi
Nim : 2011407815401006
Judul LTA : Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Essensial
Pada Ny. N Usia 22 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan
38 Minggu 1 Hari Di Kota Balikpapan Tahun 2023
No TTD TTD
Hari/Tanggal Kompetensi
. Mahasiswa Pembimbing
1. Kamis, 09 Februari 2023 ANC

2. Senin, 13 Maret 2023 INC

3. Senin, 06 Maret 2023 PNC & BBL

4. Senin, 13 April 2023 KB

ABSENSI KUNJUNGAN ULANG


Nama Mahasiswa : Faramita Rahmi
Nim : 2011407815401006
Judul LTA : Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Essensial
Pada Ny. N Usia 22 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan
38 Minggu 1 Hari Di Kota Balikpapan Tahun 2023
No Hari/Tanggal Kompetensi TTD TTD
. Mahasiswa Pembimbing
1. Selasa, 28 Februari 2023 ANC

2. Senin, 06 Maret 2023 PNC & BBL

3. Kamis, 13 April 2023 KB


Lampiran 5. Lembar Perbaikan

LEMBAR PERBAIKAN
SEMINAR HASIL LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswi : Faramita Rahmi


Nim : 2011407815401006
Hari & Tanggal : Jum’at, 14 Juli 2023
Judul LTA : Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Essensial
Pada Ny. N Usia 22 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 Minggu 1 Hari Di Kota Balikpapan
Tahun 2023
Penguji : 1. Bd. Hj. Lusita Hakim, S.ST
2. Heni Elmiani Sari, S.ST,.MPH
3. Karnilan Lestari Ningsi Sam, S.ST,.M.Keb

No Naskah LTA yang harus Naskah LTA yang telah Keterangan


. di perbaiki di perbaiki
1. Pada bagian judul, belum diPada bagian judul, telah di
hapus kalimat proposal hapus kalimat proposal
2. Daftar pustaka belum sesuaiDaftar pustaka telah sesuai
dengan pedoman dengan pedoman
3. BAB II BAB II
a. Ditambahkan beberapa a. Telah ditambahkan
materi beberapa materi
b. Perbaikan tulisan yang b. Telah perbaikan tulisan
typo yang typo
4. BAB IV BAB IV
a. Diperhatikan kesesuaian a. Telah diperhatikan
antara data pada BAB III kesesuaian antara data
dan teori pada BAB III dan teori
5. Lengkapi abstrak Telah dilengkapi abstrak
6. Lengkapi lembar plagiat Telah dilengkapi lembar
plagiat
8. Lengkapi biodata penulis Telah dilengkapi biodata
penulis
9. Lengkapi halaman Telah dilengkapi halaman
pengesahan pengesahan
10. Lengkapi nama penguji Telah dilengkapi nama
penguji
11. Untuk perbaikan yang Untuk perbaikan yang
sudah ditulis pada lembar sudah ditulis pada lembar
revisi, sebaiknya revisi, sebaiknya
dilampirkan di dalam map dilampirkan di dalam map

Penguji,

(Karnilan Lestari Ningsi Sam, S.ST,.M.Keb)


NIDN. 1130069401
LEMBAR PERBAIKAN
SEMINAR HASIL LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswi : Faramita Rahmi


Nim : 2011407815401006
Hari & Tanggal : Jum’at, 14 Juli 2023
Judul LTA : Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Essensial
Pada Ny. N Usia 22 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 Minggu 1 Hari Di Kota Balikpapan
Tahun 2023
Penguji : 1. Bd. Hj. Lusita Hakim, S.ST
2. Heni Elmiani Sari, S.ST,.MPH
3. Karnilan Lestari Ningsi Sam, S.ST,.M.Keb

No. Naskah LTA yang harus Naskah LTA yang telah Keterangan
di perbaiki di perbaiki
1. Pada bagian judul, belum di Pada bagian judul, telah di
hapus kalimat proposal hapus kalimat proposal
2. Daftar pustaka belum sesuai Daftar pustaka telah sesuai
dengan pedoman dengan pedoman
3. BAB I BAB I
a. Ditambahkan materi a. Telah ditambahkan
materi
b. Ditambahkan penulisan b. Telah ditambahkan
tanggal terkait penulisan tanggal
kunjungan terkait kunjungan
4. BAB II BAB II
a. Ditambahkan beberapa a. Telah ditambahkan
materi beberapa materi
5. Diperhatikan nama penguji Telah Diperhatikan nama
pada Lembar Kata penguji pada Lembar Kata
Pengantar Pengantar
Penguji,

(Bd, Hj. Lusita Hakim, S.ST)


NIP. 196901131991022003
LEMBAR PERBAIKAN
SEMINAR HASIL LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswi : Faramita Rahmi


Nim : 2011407815401006
Hari & Tanggal : Jum’at, 14 Juli 2023
Judul LTA : Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan Essensial
Pada Ny. N Usia 22 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 38 Minggu 1 Hari Di Kota Balikpapan
Tahun 2023
Penguji : 1. Bd. Hj. Lusita Hakim, S.ST
2. Heni Elmiani Sari, S.ST,.MPH
3. Karnilan Lestari Ningsi Sam, S.ST,.M.Keb

No Naskah LTA yang harus Naskah LTA yang telah Keterangan


. di perbaiki di perbaiki
1. Daftar pustaka belum sesuai Daftar pustaka telah sesuai
dengan pedoman dengan pedoman
2. BAB II BAB II
a. Perbaikan tulisan yang a. Telah diperbaiki tulisan
typo yang typo
3. BAB III BAB III
a. Diperhatikan Penulisan a. Telah Diperhatikan
diagnosa kesesuaian Penulisan diagnosa
antara data pada BAB II kesesuaian antara data
pada BAB II
4. BAB IV BAB IV
a. Diperhatikan kesesuaian a. Telah Diperhatikan
antara data pada BAB III kesesuaian antara data
dan teori pada BAB III dan teori
5. Lengkapi artikel ilmiah Telah membuat artikel
untuk di publish di web ilmiah
kampus
Penguji,
(Heni Elmiani Sari, S,ST.,MPH)
NIDN. 1113108902

Lampiran 6. Lembar Konsultasi Proposal LTA


Lampiran 7. Lembar Konsultasi Proposal LTA
Lampiran 8. Lembar Daftar Hadir Mengikuti Ujian
Lampiran 9. Lembar Kesediaan Penguji
Lampiran 10. Formulir Persyaratan Pendaftaran Ujian Sidang LTA
Lampiran 11. Surat Undangan
Lampiran 12. Dokumentasi Kunjungan ANC
1. Kunjungan ANC Ke-1 (09 Februari 2023)
2. Kunjungan ANC Ke- 2 (10 Februari 2023)
3. Kunjungan ANC Ke- 3 (14 Februari 2023)
4. Kunjungan ANC Ke- 4 (16 Februari 2023)
5. Kunjungan ANC Ke- 5 (19 Februari 2023)
6. Kunjungan ANC Ke- 6 (28 Februari 2023)
Lampiran 13. Dokumentasi INC
Lampiran 14. Dokumentasi Kunjungan PNC
1. Kunjungan PNC Ke- 1 (06 Maret 2023)
2. Kunjungan PNC Ke- 2 (12 Maret 2023)
3. Kunjungan PNC Ke- 3 (30 Maret 2023)
4. Kunjungan PNC Ke- 4 (13 April 2023)
Lampiran 15. Kunjungan Neonatus
1. Kunjungan Neonatus Ke- 1 (06 Maret 2023)
2. Kunjungan Neonatus Ke- 2 (12 Maret 2023)
3. Kunjungan Neonatus Ke- 3 (30 Maret 2023)
Lampiran 16. Kunjungan KB
Kunjungan KB (13 April 2023)
Lampiran 17. SOAP Persalinan Pasien Pengganti
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN Ny A G5P4A0 USIA
KEHAMILAN 38 MINGGU 4 HARI INPARTU KALA I FASE AKTIF
FISIOLOGIS DI RUMAH BERSALIN ARIYANA
DI KOTA BALIKPAPAN 2023

Tanggal : Senin, 13 Maret 2023


Waktu : 14.30 Wita
Tempat : Rumah Bersalin Ariyana

IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. D

Umur : 35 tahun Umur : 38 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Soekarno Hatta No. 44 Rt. 57 Balikpapan Utara

DATA SUBJEKTIF

1. Alasan Datang
Ny. A Usia 35 th G5P4A0 Usia Kehamilan 38 Minggu 4 Hari, datang
pukul 14.30 wita ke Rumah Bersalin Ariyana, ibu mengatakan ada tanda-
tanda persalinan.
2. Keluhan Utama
Ny. A mengatakan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir serta
perut kencang-kencang sejak pukul 13.00 wita

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaa Umum

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
2. Tanda – tanda Vital

Tekanan darah : 125/70 mmHg


Pernapasan : 90x/menit
Nadi : 20x/menit
Suhu : 36,7°c
BB Hamil : 40 kg
BB Sekarang : 49 kg
3. Pemeriksaa Umum

a. Kepala
Wajah : Simetris, tidak ada edema, tidak ada cloasma
gravidarum
Mata : Simetris, tidak ada secret, konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran, tidak ada nyeri tekan
Mulut : Bibir lembab, gigi tidak berlubang, tidak sariawan,
tidak ada karang gigi
Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran, pendengaran baik
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan vena
jugularis
c. Payudara : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,
kedua puting menonjol, terdapat hiperpigmentasi
areola mamae, ada pengeluaran kolostrum
d. Abdomen : Tidak ada bekas operasi, linea nigra tampak jelas,
terdapat striae gravidarum
Leopold I : Teraba di fundus, lunak tidak melenting
Leopold II : Puka (Punggung), Puki (Ekstrmitas)
Leopold III : Bulat, keras, melenting
TFU : 30 cm / 3 jari diatas pusat
TBJ : (30-12)x155 = 2790 gram
DJJ : 146x/menit
Leopold IV : Divergent (sudah masuk PAP)
e. Ekstremitas : Tidak ada kelainan, tangan dan kaki simetris, jumlah
jari lengkap, tidak ada varises, kuku kaki dan tangan
tidak pucat
f. Anus : Tidak ada hemoroid
4. Pemeriksaa Penunjang
a. Darah : (Tanggal 23 Januari 2023 / Pukul 16.40 Wita)
1) Gol. Darah : O
2) HB : 11,2 gr/dL
3) HbsAg : Nonreaktif
4) HIV/AIDS : Nonreaktif
b. USG : (Tanggal 01 Maret 2023 / Pukul 15.07 Wita)
Dilakukan pemeriksaan dengan hasil, Janin dalam keadaan normal, Jenis
Kelamin Perempuan, Presentasi bawah kepala sudah masuk panggul,
plasenta tidak menutupi jalan lahir, dan ketuban cukup, tidak ada lilitan
tali pusat

ANALISA
Ny. A Usia 35 th G5P4A0 Usia Kehamilan 38 minggu 4 hari, fisiologis inpartu
Kala I fase aktif

DS : Ibu mengatakan ada tanda-tanda persalinan, keluar lendir


bercampur darah dari jalan lahir serta perut kencang-kencang
sejak pukul 13.00 wita
HPHT : 16 Juni 2022
TP : 23 Maret 2023
DO : KU baik, TTV dan pemeriksaan fisik normal, DJJ (+),
Kontraksi/His 3 x 10 menit (30-35’), VT 5 cm, Ketuban Utuh,
Penurunan Hodge I, Presentasi letak kepala, Effacement <40%,
porsio tipis lembut.

PENATALAKSANAAN (Tanggal 13 Maret 2023, Pukul 14.30 wita)

Jam Penatalaksanaan SOAP Paraf


14.30 KALA I
Wita 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa kondisi
ibu dalam keadaan normal, TD: 125/70 mmHg, S: 36,7°c, N:
90 x/menit, RR: 20x/menit, hasil pemeriksaan fisik dalam
batas normal, janin sehat dan DJJ normal 146x/menit,
kontraksi/his 3x dalam 10 menit (30-35 detik), VT Ø 5 cm,
ketuban (+), penurunan Hodge I, presentasi letak bawah
kepala, porsio tipis lembut, Effecment < 40% (Tipis dan
lembut).
2. Ibu beserta suami merasa senang dengan hasil pemeriksaan
bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan normal dan
sehat.
3. Suami ibu menyetujui untuk dilakukan pertolongan
persalinan kepada ibu.
4. Telah diberikan asuhan sayang ibu kala I:
a. Dukungan emosional serta support telah diberikan kepada
ibu dan ibu merasa lebih yakin bisa melewati proses
persalinan.
b. Pendamping ibu pada saat persalinan adalah suami dan
keluarga berperan aktif selama persalinan.
c. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi, memberikan
kecukupan energi dan mencegah dehidrasi seperti
memberikan air putih dan teh hangat untuk ibu.
d. Membantu ibu ke kamar mandi untuk mengkosongkan
kandung kemih ibu dan ibu bersedia.
e. Pencegahan infeksi, telah dilakukan pencegahan infeksi
pada ibu agar persalinan yang bersih dan aman bagi ibu
dan bayi.
5. Persiapan untuk menyambut persalinan dan kelahiran bayi
sudah disiapkan salah satunya memastikan perlengkapan
peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru
lahir.
6. Dokumentasi dan lengkapi lembar partograf, hasil evaluasi
segera dicatat di lembar SOAP juga pemantauan lembar
partograf. Serta dikomunikasikan kepada klien atau keluarga
bahwa dari hasil pemeriksaan hasilnya baik dan normal, tidak
ada kelainan.
15.00 1. Melakukan pemantauan Kontraksi/His 4x dalam 10 menit (35
Wita detik), dan DJJ 139x/menit.
2. Melakukan pemantauan N: 90x/menit, TD: 120/70 mmHg,
RR: 20x/menit.
3. Menganjurkan ibu untuk miring kiri, mengatur nafas.
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, agar
memberikan kecukupan energi pada saat persalinan dan
mencegah dehidrasi.
15.36 1. Ibu mengatakan keluar air-air yang banyak dari jalan lahir
Wita disertai perut mules dan kencang-kencang yang semakin
sering.
2. Melakukan pemantauan, Kontraksi/His 4x dalam 10 menit
(45-50 detik), VT Ø 7 cm, DJJ 135x/menit,
3. Melakukan pemantauan N: 90x/menit, TD 127/80 mmHg,
RR : 20x/menit.
15.50 1. Ibu mengatakan mules, perut kencang-kencang semakin
Wita sering, ada rasa ingin BAB dan meneran.
2. Melakukan pemantauan, VT Ø 10 cm, DJJ 136x/menit,
Kontraksi/His 5x dalam 10 menit (45 detik)
3. Melakukan pemantauan, N: 80x/menit, TD: 130/90 mmHg,
RR: 20x/menit.
15.50 KALA II
Wita S : Ibu mengatakan perut semakin mules, ada rasa ingin BAB,
dan merasa ingin meneran.
O:
1. KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. RR : 20x/menit
d. Suhu : 36,5°c
Kontraksi/His : 5x dalam 10 menit (>45 detik)
DJJ : 136x/menit
2. Tanda-tanda Persalinan
a. Ada dorongan ingin meneran
b. Ada tekanan anus
c. Perineum menonjol
d. Vulva membuka
3. Pemeriksaan dalam (15.50 wita) Hasil VT : Pembukaan
10 cm, portio tidak teraba, Effacement 100%, Hodge III,
Presentasi bawah kepala, tidak teraba molase, tidak
teraba penumbungan tali pusat atau yang menghalangi
jalan lahir lainnya.
A : Ny. A usia 35 th G5P4A0 Usia Kehamilan 38 hari 4 hari
Fisiologis
P:
1. Memberitahu ibu Memberitahukan kepada ibu hasil
pemeriksaan dalam keadaan normal, TD : 130/90
mmHg, DJJ : 136x/menit, his : 5x dalam10 menit (>45
detik), dan memberitahu ibu bahwa ibu sudah
pembukaan lengkap serta bantu ibu untuk menemukan
posisi yang nyaman, ibu mengerti.
2. Lakukan Asuhan Sayang Ibu Kala II agar ibu merasa
lebih tenang dan berkurangnya rasa cemas berlebihan
dalam menghadapi proses kelahiran bayi.
a) Dalam proses persalinan anjurkan suami/keluarga
untuk selalu mendampingi ibu sampai kelahiran bayi.
b) Meminta ibu untuk istirahat dan minum disela his
serta memberi dukungan kepada ibu selama proses
persalinan.
c) Meminta ibu meneran saat ada kontraksi dan
mengajarkan kepada ibu caranya yaitu kedua tangan
merangkul paha, kepala melihat kearah perut,
meneran seperti saat BAB keras, gigi dirapatkan
tanpa suara, dagu menempel dada, bokong tidak
diangkat, dan menganjurkan ibu untuk berhenti
meneran saat tidak ada kontraksi. Ibu mengerti dan
paham bagaimana cara meneran yang benar serta
bersedia meneran saat ada kontraksi.
d) Ibu merasa aman dan nyaman serta tidak merasa
tegang lagi dalam menghadapi proses persalinan
setelah diberikan penjelasan tetang cara dan tujuan
setiap melakukan tindakan kepada ibu.
e) Membantu ibu mengosongkan kandung kemih
3. Mencuci tangan 6 langkah dan mengeringkan dengan
tisu
4. Memakai celemek lalu menggunakan hanscoon steril
5. Ketuban pecah spontan berwarna jernih pada pukul
10.10 WITA
6. Membantu pimpin meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran
7. Mendekatkan peralatan secara ergometris dan membuka
partus set, peralatan sudah diposisikan
8. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih dengan
katerisasi agar tidak menghambat proses kelahiran
kepala bayi
9. Meletakkan handuk/kain diperut ibu serta dibawah
perlak dibokong ibu ketika kepala bayi sudah terlihat 5-
6 cm
10. Melakukan stanen dengan cara tangan kiri berasa di
kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal yang
terlalu cepat dan tangan kanan berada di perineum untuk
mencegah terjadinya rupture. Evaluasi : ibu mengerti.
11. Ketika kepala bayi sudah lahir, segera cek lilitan tali
pusat dan menunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar.
12. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar
Selanjutnya lahirkan bahu anterior dan bahu posterior
secara biparietal, kemudian melakukan sanggah susur.
13. Bayi lahir spontan pada tanggal 13 Maret 2023 pukul
16.05 wita dengan jenis kelamin perempuan.
14. Melakukan penilaian selintas pada bayi diantaranya,
bayi langsung menangis, warna kulit merah muda dan
Gerakan aktif.
15. Mengeringkan tubuh bayi menggunakan kain diatas
perut ibu dan ganti handuk/kain basah dengan yang
kering. Biarkan bayi berada diatas perut ibu.
16. Memeriksa kembali uterus dan memastikan bahwa tidak
ada bayi kedua (kembar).
17. Memberi tahu ibu jika akan disuntik
18. Suntikkan oksitosin 10 UI pada 1/3 paha kanan atas
bagian luar secara IM
19. Melakukan pemotongan tali pusat dengan menjepit tali
pusat dengan klem sekitar 3 cm dari perut bayi,
mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat 2 cm dari klem pertama. Lalu lakukan
pemotongan tali pusat diantara 2 klem tersebut
20. Meletakkan bayi tengkuran diatas dada ibu agar ada
kontak kulit bayi dan melakukan IMD dengan tetap
menjaga kehangatan bayi dengan memberikan topi serta
selimut pada bayi.
16.05 KALA III
Wita S : Ibu mengatakan merasa bahagia karena bayinya sudah lahir,
merasa haus, tapi perutnya masih merasa mules.
O:
1. KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 118/80 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Pernapasan : 20x/menit
d. Suhu : 36,9°c
Kontraksi Uterus : (+)
TFU : Sepusat
2. Tanda-tanda lahirnya plasenta
a. Tali pusat memanjang
b. Uterus menjadi Globuler
c. Ada semburan darah
A : Ny. A Usia 35 th P5A0 Kala III Fisiologis
P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dengan
hasil, TD: 118/80 mmHg, N: 80 x/menit, dan
memberitahukan ibu bahwa plasenta akan segera
dilahirkan.
2. Melakukan Asuhan Sayang Ibu Kala III diantaranya:
a. Memberi kesempatan kepada ibu untuk memeluk
bayinya dan menyusui segera.
b. Memberitahu ibu setiap Tindakan yang dilakukan.
c. Pencegahan infeksi kala III.
d. Memantau keadaan ibu (TTV, kontraksi, perdarahan).
e. Melakukan kolaborasi/rujukan bila terjadi
kegawatdaruratan.
f. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
g. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala
III.
3. Melakukan Mnajemen Aktif Kala III:
a. Melakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali (PTT)
dengan cara meletakkan klem 5-10 cm di depan
vulva, setelah terlihat tanda pelepasan plasenta,
lakukan peregangan tali pusat ke bawah sejajar
lantai lalu ke atas.
b. Disamping melakukan PTT, lakukan dorongan pada
Dorso Kranial secara hati-hati (untuk menghindari
Inversio Uteri), lakukan penekanan hingga plasenta
lahir.
c. Saat muncul tanda-tanda kelahiran plasenta, tetap
lakukan PTT dan penekanan pada Dorso Kranial
lalu lahirkan plasenta sesuai sumbu jalan lahir
d. Saat plasenta tampak di depan vulva, pegang
plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran
searah jarum jam untuk membantu pengeluaran
plasenta dan tempatkan di wadah yang telah
disediakan. Evaluasi: plasenta lahir spontan 16.10
wita.
e. Melakukan pengecekan plasenta dengan kasa,
selaput ketuban utuh, kotiledon berjumlah 20, berat
plasenta ±500 gram, Panjang tali pusat ±50 cm.
Evaluasi:
plasenta lahir lengkap.
4. Melakukan massase uterus dan mengajarkan
suami/keluarga ibu untuk melakukan massase uterus.
Evaluasi: kontraksi (+), teraba keras.
5. Cek perdarahan dan laserasi jalan lahir. Evaluasi:
perdarahan kala III ±100 cc, tidak terdapat robekan
perineum.
16.15 KALA IV
Wita S : Ibu mengatakan merasa lelah setelah melahirkan, ASI sudah
keluar, sudah bisa miring kanan dan kiri.
O:
1. KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 85x/menit
c. Pernapasan : 20x/menit
d. Suhu : 36,5°c
Kontraksi Uterus : (+)
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Perdarahan : 50 cc
A : Ny. A Usia 35 th P5A0 Kala IV fisiologis
P:
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaannya, yaitu:
TD 120/80 mmHg, N 85x/menit dan plasenta sudah
dilahirkan.
2. Membeirtahukan kepada ibu bahwa tidak terdapat
robekan jalan lahir.
3. Membersihkan tubuh ibu dari sisa darah dan cairan
ketuban dengan air hangat, membantu ibu menggunakan
pampers nifas, serta membantu ibu mengganti pakaiannya
dengan baju bersih serta menggunakan selimut/jarik
4. Memastikan keadaan ibu (TTV, kontraksi uterus, TFU,
perdarahan) untuk melihat apakah terdapat tanda bahaya.
Evakuasi: keadaan ibu normal
5. Mengajari ibu dan keluarga cara melakukan masase
uterus, yaitu tangan ibu atau keluarga diletakkan pada
perut bagian bawah ibu kemudian mengusap (pijatan
lembut) searah jarum jam selama 15 detik. Evaluasi: ibu
mengerti
6. Dekontaminasi alat-alat yang telah digunakan dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit dan membuang
sampah pada tempatnya. Evaluasi: dekontaminasi alat
sudah dilakukan dan sampah sudah dibuang
7. Mencuci tangan 6 langkah. Evaluasi: cuci tangan 6
langkah sudah dilakukan
8. Melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam yaitu setiap
15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada
satu jam kedua. Evaluasi: pemantauan 2 jam postpartum
sudah dilakukan
9. Terapi yang diberikan: vitamin A 200.000 IU 1x1
10. Mendokumentasikan semua tindakan dan melengkapi
partograf. Evaluasi: dokumentasi sudah dilakukan dan
partograf sudah dilengkapi

DOKUMENTASI PERSALINAN
Asuhan Kala I
Asuhan Kala II

Asuhan Kala III


Asuhan Perawatan BBL
Pengecekkan serta membersihkan Plasenta
Lampiran 18. Lembar Partograf
Lampiran 19. Power Point
Lampiran 20. Lembar Revisi LTA

Anda mungkin juga menyukai