Anda di halaman 1dari 14

REFLEKSI DAN IDENTIFIKASI: MASALAH, SUMBER, KEBUTUHAN,

HAMBATAN PEMBELAJARAN ORANG DEWASA


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Andragogi
Dosen Pengampu: Dewi Khurun Aini, M.A.

Disusun oleh:

1. Zulfa Ratnasari 2107016086


2. Agni Setianingrum 2107016110
3. Salsabila Nur Sa’adah 2107016111
4. Rohmi Alfiyah 2107016116
5. Fitriya Atikasari 2107016117
6. Salma Fathiyya Nuha 2107016121
7. Shinta Nurliana 2107016148

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami semua. Tak lupa shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan
syafaatnya di hari akhir kelak.
Alhamdulillah dengan usaha yang telah kami lakukan, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Refleksi dan Identifikasi: Masalah, Sumber, Kebutuhan, Hambatan
Pembelajaran Orang Dewasa” ini dengan tepat waktu. Dengan selesainya makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atas dukungan dan bantuannya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca.
Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk makalah ini, supaya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.

Semarang, 13 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Masalah Pembelajaran Orang Dewasa 3
B. Sumber Pembelajaran Orang Dewasa 4
C. Kebutuhan Pembelajaran Orang Dewasa 5
D. Hambatan pembelajaran orang dewasa 8
BAB III 10
PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang dewasa adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang


yang telah memperoleh banyak pengetahuan, pemahaman, kebijaksanaan, dan
kemampuan untuk penanganan tantangan kehidupan dengan cara nya sendiri. Orang
dewasa bukan hanya menjadi objek yang dibentuk dan dipengaruhi orang lain untuk
menyesuaikan dirinya, akan tetapi dari perspektif pendidikan, orang dewasa lebih ke arah
pemantapan identitas bagi dirinya sendiri. Dengan demikian partisipasi orang dewasa
dalam belajar untuk membentuk hal positif sehingga membawa perubahan untuk hidup
nya menjadi lebih baik.

Orientasi belajar orang dewasa adalah life centered, jadi orang dewasa belajar
bukan hanya untuk mendapatkan nilai bagus, juga untuk meningkatkan pengalaman
hidupnya. Pengalaman adalah sumber pembelajaran terkaya sehingga orang dewasa lebih
kaya pengalaman dan motivasi untuk berjuang demi kehidupan yang lebih baik. Sifat
pembelajaran orang dewasa bersifat subjektif dan itulah yang mendorong orang dewasa
untuk berusaha dalam belajar, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

Konsep diri orang dewasa tidak lagi bergantung pada orang lain, sehingga mereka
lebih memiliki kemampuan dan pengalaman untuk mengabdi; keputusan secara mandiri.
Implikasi dari konsep tersebut maka haruslah memperhatikan aspek yang dapat
mempengaruhi pembelajaran orang dewasa seperti suasana belajar, lingkungan belajar,
kegiatan pembelajaran, serta evaluasi hasil pembelajaran upaya peningkatan mutu
pembelajaran orang dewasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diidentifikasikan adalah


sebagai berikut:

1. Bagaimana permasalahan pembelajaran bagi orang dewasa?

1
2. Apa saja sumber pembelajaran bagi orang dewasa?

3. Apa saja kebutuhan pembelajaran bagi orang dewasa?

4. Apa saja hambatan pembelajaran bagi orang dewasa?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan
diperoleh sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana permasalahan pembelajaran orang dewasa

2. Mengetahui sumber yang digunakan pembelajaran orang dewasa

3. Mengetahui kebutuhan pembelajaran orang dewasa

4. Mengetahui hambatan pembelajaran orang dewasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Pembelajaran Orang Dewasa

Belajar merupakan kebutuhan untuk siapa saja, termasuk orang dewasa. Orang
dewasa memiliki masalah sendiri dalam kehidupannya termasuk yang menyangkut
kegiatan secara langsung maupun secara tidak langsung (Knowles, 1980). Menurut
Daryanto dan Hery Tarno (2017), ada beberapa masalah pokok dalam pembelajaran
orang dewasa yaitu;

1. Lemahnya motivasi

Motivasi belajar dianggap amat penting dalam prosedur belajar dan


pembelajaran dipandang dari fungsi, nilai serta manfaatnya. Hal tersebut merujuk
pada fakta bahwa motivasi belajar merangsang timbulnya tingkah laku dan juga
mempengaruhi serta bisa mengubah tingkah laku peserta belajar.

Motivasi dapat dikatakan semacam keseluruhan kekuatan penggerak pada


diri peserta belajar yang memunculkan minat belajar, yang menanggung
keberlangsungan aktivitas belajar dan memberikan bimbingan dalam kegiatan
belajar sehingga sasaran yang diinginkan tercapai. Sayangnya, banyak orang
dewasa merasa bahwa mereka sukar dilatih. Mereka kurang bisa menyesuaikan
diri dengan perubahan, dan terlalu tua untuk belajar, sehingga motivasi mereka
rendah dalam mengikuti pembelajaran.

2. Sulit melupakan kebiasaan.

Tingkah laku yang sudah menjadi rutinitas akan lebih sulit untuk diubah
karena sudah menjadi kebiasaan. Orang dewasa sering mempunyai kesulitan
untuk memperbaiki kesalahan yang telah menjadi kebiasaan. Mereka cenderung
mengulangi terus menerus walaupun tahu bahwa mereka berbuat salah. Hal itu
karena rutinitas tersebut sudah terekam di otak dengan begitu sering sehingga
terkadang bisa terjadi tanpa disadari.

3
3. Daya ingat yang kurang baik

Perkembangan korteks prefrontal yang terdapat pada otak sudah selesai


semenjak usia 20 tahun. Lalu pada usia 25 hingga 60 tahun, sebagian besar
manusia mengalami puncak kecerdasannya. Namun, pada saat ini juga
perkembangan otak manusia akan berhenti dan mulai menurun secara perlahan.
Karena volume sel saraf mulai menurun, hal ini juga berpengaruh pada
kemampuan kognitif manusia, salah satunya kemampuan untuk mengingat suatu
hal. Bukan hanya volume, kemampuan komunikasi antar sel saraf pun menjadi
tidak seefektif sebelumnya sehingga banyak orang dewasa yang sulit untuk fokus
dan mempelajari hal baru.

4. Penolakan terhadap perubahan.

Orang dewasa mempunyai kesulitan dalam menerima gagasan, konsep,


metode dan prinsip baru. Seolah-olah mereka sudah yakin apa yang mereka
ketahui dan alami telah baik dan benar, sehingga sering menolak sesuatu yang
baru. Penolakan terhadap perubahan tersebut mengakibatkan mereka bertindak
otoriter sebagai cara untuk mempertahankan diri.

B. Sumber Pembelajaran Orang Dewasa

Dalam belajar, orang dewasa telah memiliki konsep diri yang harus dihargai,
memiliki pengalaman yang dapat dijadikan sumber belajar, orientasi belajar diarahkan
pada upaya pemenuhan kebutuhan dan peningkatan peran dan status sosial dalam
masyarakat. Dalam proses pembelajaran diperlukan sumber pembelajaran, di antaranya
sebagai berikut

1. Pengalaman

Banyak pengalaman yang menjadi sumber belajar bagi orang dewasa, kemauan
belajar lebih cenderung pada peran sosial, seperti di tempat kerja, dan mengasuh
anak. Orang dewasa memiliki banyak pengalaman yang dapat disusun untuk
dijadikan pembelajaran baru. Jika pengalaman dapat digunakan dengan benar, itu
akan mempercepat pembelajaran baru secara signifikan. Dalam kondisi yang
tepat, pengalaman akan dapat mempercepat pembelajaran bagi orang dewasa.

4
2. Lingkungan

Lingkungan juga berpengaruh pada proses pembelajaran orang dewasa, banyak


pembelajaran bagi orang dewasa terjadi secara tidak sadar dan informal.
Contohnya dalam konteks karyawan dalam suatu organisasi karyawan belajar
lebih banyak dari observasi, dari pengalaman dan juga dari rekan kerja. Oleh
karena itu, lingkungan dan budaya kerja yang positif sangat penting dalam
membentuk karyawan yang diinginkan oleh suatu organisasi.

3. Upaya pemenuhan kebutuhan

Upaya pemenuhan kebutuhan merupakan salah satu sarana sumber pembelajaran


orang dewasa. Pada dasarnya kebutuhan manusia dapat berupa kebutuhan
individu atau kelompok, organisasi dan masyarakat (Knowles, 1977). Setiap
manusia adalah pribadi yang berdiri sendiri, mempunyai kebutuhan yang berbeda
dengan yang lain, maka dari itu orang dewasa harus belajar untuk memenuhi
kebutuhanya sendiri.

C. Kebutuhan Pembelajaran Orang Dewasa

Menurut Morisso (2001) kebutuhan atau need merupakan sebuah kesenjangan antara
apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya. Menurut Djuju Sudjana (2001)
kebutuhan belajar merupakan suatu jarak antara tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap
yang dimiliki (pengetahuan, keterampilan) serta sikap yang ingin diperoleh seseorang,
kelompok, lembaga atau masyarakat yang hanya dapat dicapai melalui kegiatan belajar.
Kebutuhan juga dapat dinyatakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk
kehidupannya, demi mencapai suatu hasil atau tujuan yang lebih baik. Belajar adalah
suatu proses perubahan kearah yang lebih baik, yang mengubah seseorang berawal dari
tidak tahu menjadi tahu, yang tidak baik menjadi baik serta yang tidak pantas menjadi
pantas. Kebutuhan belajar pada dasarnya menggambarkan jarak antara tujuan belajar
yang diinginkan dan kondisi yang sebenarnya.

Proses pembelajaran bagi orang dewasa memerlukan kehadiran orang lain yang
dapat berperan sebagai pembimbing belajar bukan cenderung digurui. Karena orang
dewasa cenderung ingin belajar bukan berguru. Orang dewasa tumbuh sebagai pribadi

5
serta memiliki kematangan konsep diri, mengalami perubahan psikologis dan
ketergantungan yang terjadi pada masa kanak-kanak menjadi kemandirian untuk
mengarahkan diri sendiri, sehingga proses pembelajaran orang dewasa harus
memperhatikan karakteristik orang dewasa. Karakteristik orang dewasa menurut
Knowles (1986) berbeda asumsinya dibandingkan dengan anak-anak. Asumsi yang
dimaksud yaitu:

1. Konsep dirinya bergerak dari seorang pribadi yang bergantung ke arah pribadi
yang mandiri.

2. Manusia mengakumulasi banyak pengalaman yang diperolehnya sehingga


menjadi sumber belajar yang berkembang.

3. Kesiapan belajar manusia secara meningkat diorientasikan pada tugas


perkembangan peranan sosial yang dibawanya.

4. Perspektif waktunya berubah dari suatu pengetahuan yang tertunda penerapannya


menjadi penerapan yang segera, orientasi belajarnya dari yang terpusat pada
pelajaran beralih menjadi terpusat pada masalah.

Menurut Knowles (1986) terdapat beberapa kebutuhan pembelajaran orang dewasa


diantaranya yaitu:

1. Orang dewasa perlu tahu mengapa mereka perlu belajar. Orang dewasa ingin dan
berkecenderungan bertindak sesuai dengan keinginan sendiri apabila mereka
semakin matang, walaupun ada saatnya mereka bergantung pada orang lain.

2. Orang dewasa perlu belajar melalui pengalaman. Pengalaman orang dewasa


merupakan sumber pembelajaran yang penting. Pembelajaran mereka lebih
berkesan melalui teknik-teknik berasaskan pengalaman seperti perbincangan dan
penyelesaian masalah.

3. Orang dewasa belajar berdasarkan pemusatan masalah. Orang dewasa sadar akan
kebutuhan pembelajaran secara khusus melalui masalah-masalah kehidupan yang
sebenarnya. Oleh karena itu, program-program pendidikan untuk orang dewasa

6
sebaiknya dirancang sesuai kebutuhan hidupnya serta disusun dengan melibatkan
mereka.

4. Orang dewasa belajar dengan lebih berkesan apabila topik itu bernilai. Orang
dewasa belajar bersungguh-sungguh untuk menguasai suatu pengetahuan ataupun
keterampilan bagi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran bagi orang
dewasa berpusat pada target pencapaian. Kesungguhan orang dewasa menguasai
suatu keterampilan ataupun pengetahuan adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.

5. Kebutuhan untuk memenuhi rasa ingin tahu. Orang dewasa perlu tahu mengapa
mereka perlu belajar. Menurut Tough (1979) mendapati apabila orang dewasa
berkemampuan untuk belajar dan memperoleh manfaat daripada pembelajarannya
dan menyadari keburukan apabila tidak mempelajarinya. Peranan fasilitator disini
yaitu untuk menyadarkan peserta belajar tentang kebutuhan untuk memenuhi rasa
ingin tahu (need to know).

6. Kebutuhan untuk menyempurnakan dirinya. Orang dewasa mempunyai


kemampuan dalam menilai dirinya sendiri. Menentukan keputusan dan
menentukan arah hidup mereka sendiri. Orang dewasa juga mampu
membangunkan kondisi psikologi mereka untuk mendapatkan perhatian dan
penghargaan dari orang lain.

7. Peranan pengalaman. Orang dewasa memiliki pengalaman yang berbeda-beda,


sesuai dengan latar belakang, cara pembelajaran, kebutuhan, pencapaian dan
minat. Kaidah pembelajaran yang sering digunakan untuk orang dewasa adalah
perbincangan kumpulan, penyelesaian masalah serta bertukar pengalaman.

8. Kesediaan belajar. Orang dewasa bersedia untuk belajar pada perkara yang perlu
diketahui dan dipelajari oleh mereka serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan
realitas kehidupan. Kesediaan belajar ini sangatlah penting bagi diri sendiri.

9. Orientasi pembelajaran. Orang dewasa belajar berdasarkan orientasi kehidupan,


berbeda dengan anak-anak yang tertumpu pada pelajaran atau berpusatkan subjek.
Setiap perkara yang dipelajari adalah berkaitan dengan hidup mereka.

7
10. Peranan motivasi. Orang dewasa mendapat motivasi dari dorongan luar (seperti
kenaikan pangkat, gaji tinggi), tetapi faktor pendorong dari dalam lebih
berpengaruh (seperti kualitas kehidupan, penghargaan).

D. Hambatan pembelajaran orang dewasa

Manusia untuk menuntut ilmu atau mencari ilmu berlangsung untuk selama
lamanya hingga akhir hayat (long life education). Ketika masa golden age atau
perkembangan kemampuan untuk belajar sangat mendukung tetapi selama bertambahnya
usia terdapat hambatan-hambatan yang ditemui. Hambatan yang ditemui dibagi menjadi
dua yaitu fisik dan psikologis.

Hambatan fisik terdiri dari :

1. Pengelihatan

Semakin bertambahnya umur menuju penuaan kualitas penglihatan kita berkurang


dimana pada usia muda penglihatan terlihat jernih tetapi pada dewasa akhir
kualitas penglihatan mulai memudar. Hal tersebut dapat terdeteksi karena rabun
jauh atau rabun dekat.

2. Persepsi warna

Bertambahnya umur, kontras warna pada mata berubah arah ke merah tidak sesuai
spektrum mata normal. perubahan warna tersebut karena lensa mata mulai
menguning sehingga warna yang masuk tak tertangkap. hal tersebut menyebabkan
membedakan warna yang dapat dikenali hanya warna warna lembut.

3. Pendengaran

Dalam media pembelajaran tak hanya membaca saja sehingga membutuhkan


indra penglihatan tetapi media yang menggunakan indra pendengaran pun juga
dibutuhkan, sedangkan bertambahnya umur fungsi pendengaran semakin
meredam. Kemampuan telinga untuk menerima suara semakin berkurang. Untuk
memfokuskan pembicaraan atau percakapan juga samar karena sebagian
konsonan susah dibedakan.

4. Kekuatan

8
Kekuatan antara perkembangan fase awal dan fase lanjutan jelas berbeda. Hal
tersebut mengalami penurunan drastis. Hal tersebut mampu menghambat
pendidikan orang dewasa.

Hambatan psikologis pada orang dewasa ini sedikit banyak mengenai kemauan:

1. Orang dewasa berkeinginan untuk belajar apabila memiliki kehendak. Hal


tersebut dapat ditangani dengan motivasi sehingga yang tadinya tak memiliki
keinginan belajar bangkit kembali untuk belajar mengetahui hal baru atau
mengasah skill baru. Tetapi apabila orang dewasa tersebut tidak berusaha mencari
motivasi atau acuh tak acuh maka akan akan beralih menjadi masalah.

2. Orang dewasa berkeinginan untuk belajar karena menyangkut hal kebutuhannya


saja. Hal tersebut merupakan hambatan karena dalam dunia ini banyak sekali ilmu
yang tak terduga harus kita pelajari. Apabila orang dewasa tidak berniat untuk
memperluas wawasannya maka hal tak terduga tadi dapat menimpanya. Contoh
sayur bayam merupakan sayuran yang bermanfaat bagi tubuh tetapi apabila ilmu
kita stuck sampai situ saja dan tidak menggali hal lain dari bayam maka kita tidak
akan tahu hal dibalik bayam. Salah satu dampak makan bayam berlebihan
menyebabkan terbentuknya batu ginjal.

3. Terkadang orang dewasa memandang belajar merupakan proses yang


menyakitkan karena tujuan dari belajar sendiri adalah merubah perilaku.
Sedangkan kebiasaan, norma, sikap sudah melekat pada dirinya harus beradaptasi
pada kebiasaan yang harus diganti.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Orang dewasa belajar bukan hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus melainkan
juga untuk meningkatkan pengalaman hidupnya. Pengalaman merupakan sumber
pembelajaran terkaya sehingga orang dewasa lebih kaya pengalaman dan motivasi untuk
berjuang demi kehidupan yang lebih baik. Pembelajaran orang dewasa bersifat subjektif,
hal itulah yang mendorong orang dewasa untuk berusaha dalam belajar, sehingga apa
yang diharapkan dapat tercapai. Proses pembelajaran bagi orang dewasa memerlukan
kehadiran orang lain yang dapat berperan sebagai pembimbing belajar bukan cenderung
digurui karena orang dewasa cenderung ingin belajar bukan berguru.

Menurut Daryanto dan Hery Tarno (2017), ada beberapa masalah pokok dalam
pembelajaran orang dewasa, yaitu lemahnya motivasi, sulit melupakan kebiasaan, daya
ingat yang kurang baik, serta penolakkan terhadap perubahan. Selama bertambahnya
usia, terdapat pula hambatan-hambatan yang ditemui. Hambatan tersebut dibagi menjadi
dua yaitu hambatan fisik dan psikologis.

B. Saran

Demikianlah pembahasan kami mengenai masalah, sumber, kebutuhan, dan


hambatan pembelajaran pada orang dewasa. Kami menyadari banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat serta menambah
pengetahuan bagi pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan serta
kekurangan dalam pemaparan materi. Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini serta dalam penyusunan makalah berikutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Abiddin, Norhasni Zainal, Azahari Ismail, and Andi Suwirta. "Faktor-faktor yang Membantu dan
Menghalang Pembelajaran Orang Dewasa: Implikasi kepada Pembangunan Sumber
Manusia." ATIKAN 5.1 (2015).

Daryanto dan Drs. Hery Tarno, DIPL, HBT TS, MT. (2017). Pendidikan Orang Dewasa (POD).
Yogyakarta: Gava Media

Lunandi, A, G. (1987). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Gramedia.

Wahono, W., Imsiyah, N., & Setiawan, A. (2020). Andragogi: Paradigma Pembelajaran Orang
Dewasa pada Era Literasi Digital. Proceeding Umsurabaya.

Yusuf, Rini Novianti, et al. "Implikasi Asumsi Konsep Diri Dalam Pembelajaran Orang
Dewasa." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3.4 (2021): 1144-1151.

11

Anda mungkin juga menyukai