Anda di halaman 1dari 10

Resume

ENZIM KATALASE
(Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia kepada Dosen Pengampuh
Dr. Yuliana Retnowati, M.Si)

Disusun oleh:
Indayani Tandililing
NIM (432422057)
Kelas A

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
A. Pengertian Enzim
Enzim merupakan makromolekul yang mempercepat reaksi kimia dalam sel.
Proses metabolisme dalam tubuh organisme membutuhkan enzim untuk menunjang
kerjanya agar berjalan sebagaimana mestinya. Enzim merupakan unit fungsional
dari metabolisme sel. Bekerja dengan urutan-urutan yang teratur. Enzim
mengkatalis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul nutrien, reaksi
yang menyimpan dan mengubah energi kimiawi dan yang membuat makromolekul
sel dari prekursor sederhana (Lehninger, 2019).
Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein dan
aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein.
Sebagai contoh, jika suatu enzim didihkan dengan asam kuat atau diinkubasi
dengan tripsin, yaitu perlakuan yang memotong rantai polipeptida, aktivitas
katalitiknya biasanya akan hancur ; hal ini memperlihatkan bahwa struktur
kerangka primer protein enzim dibutuhkan untuk aktivitasnya. Enzim, seperti
protein lain, mempunyai berat molekul yang berkisar dari kira-kira 12000 sampai
lebih dari 1000000 (Lehninger,2019).
Enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu reaksi saja. Suatu
enzim ukuran yang lebih besar daripada substratnya. Oleh karena itu tidak seluruh
bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat, bagian enzim yang mengadakan
hubungan dengan substrat disebut bagian aktif daripada enzim (Asterina., dkk.
2012).
Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi
dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai
1011 kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi
enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping itu
mempunyai derajat kekhasan yang tinggi (Poedjiadi, 1994).
B. Enzim Katalase
Katalase merupakan enzim yang mengkatalisa penguraian hidrogen
peroksida menjadi H2O dan O2. Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel
karena bahan ini menginaktifkan enzim dalam sel. Hidrogen peroksida terbentuk
sewaktu metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam
lingkungan aerob pasti menguraikan bahan tersebut (Amalia, 2015).
Katalase merupakan suatu enzim yang terdiri dari 4 subunit protein. Setiap
subunitnya megandung gugus Fe (III) yang terikat pada sisi aktifnya. Selain itu tiap
subunit biasannya juga mengandung satu unit NADPH yang membantu
menstabilkan enzim. Katalase ditemukan pada darah, sumsum tulang belakang,
membran mukosa, jantung, ginjal dan hati. Sehingga pada organisme letak enzim
katalase paling banyak terdapat di bagian abdomen. Katalase termasuk dalan enzim
oksido reduktase (Asterina., dkk. 2012).
Enzim katalase bersifat antioksidan ditemukan pada hampir sebagian besar
sel. Enzim ini terutama terletak di dalam organel peroksisom. Katalase ditemukan
di semua jaringan, dan aktivitasnya yang tinggi ditemukan di hati dan ginjal,
sedangkan di otak aktivitasnya rendah. Enzim katalase mampu mengkatalasis
reaksi penguraian hidrogen peroksida (H2O2) melalui dua mekanisme kerja yaitu
katalitik dan peroksidatik. Mekanisme enzim katalase sebagai antioksidan melalui
proses katalitik terjadi bila enzim katalase menggunakan molekul H 2O2 sebagai
substrat atau donor elektron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau
akseptor elektron. H2O2 merupakan salah satu senyawa Reactive Oxygen Spesies
(ROS). Pada sel enzim ini diproduksi dengan organel badam mikro peroksisok.
Kegunaan dari enzim katalase ini untuk menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2),
merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan
makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik
yang mempunyai sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh (Soeharsono,
2018).
Senyawa peroksida harus cepat di uraikan menjadi air (H2O2) dan oksigen
(O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase dapat mempercepat reaksi penguraian
peroksida (H2O2) untuk menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida
(H2O) ditandai dengan munculnya gelembung (Lehninger,1982).
Bentuk reaksi kimianya adalah:

2 H2 O2 –> 2H2O + O2

Senyawa H2O2 yang berada dalam tubuh sangat berbahaya. Sehingga enzim
katalase menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang tak berbahaya untuk
tubuh. Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam bentuk uap.
Sementara menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen
dalam tabung tersebut (Lehninger, 2019).
Enzim katalase yang diciptakan peroksisom pada hati akan mengalami
denaturasi pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim
katalase bekerja secara optimum pada suhu kamar (±30 0C) dan suasana netral
(Sanjaya., dkk, 2015).
Hal ini bisa dilihat pada suasana asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi
menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama sekali. Indikasinya ialah sedikitnya
gelembung yang diciptakan dan bara api tidak menyala. Sementara pada suhu
normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar (Sanjaya., dkk, 2015).
Cacing tanah (L. rubellus) banyak mengandung protein 64 - 76 dan
mengandung asam amino prolin sekitar 15 % dari 62 asam amino. Didalarn ekstrak
cacing tanah juga terdapat zat antipurin, antipiretik, antidota, vitamin dan beberapa
enzim misalnya lumbrokinase, peroksidase, katalase dan selulose yang berkhasiat
untuk pengobatan (Purba, 2021).
Sebagaimana hewan, tumbuhan juga memerlukan respirasi guna
mempertahankan hidupnya. Mekanisme respirasi pada tumbuhan erat kaitannya
dengan proses fotosintesis. Proses fotosintesis tumbuhan dibantu dengan adanya
cahaya matahari dan klorofil yang mengubah air dan karbondioksida menjadi
oksigen melalui proses fotolisis dan energi yang digunakan untuk metabolisme,
misalnya untuk pertumbuhan dan melakukan kegiatan di dalam hidupnya, misalnya
untuk pertumbuhan, pembentukan protein mengangkut mineral dari dalam tanah,
berkembang biak, serta melakukan proses fotosintesis. Tumbuhan juga memiliki
enzim katalase untuk memecah hidrogen peroksida yang dihasilkan saat respirasi
agar tidak keracunan. Pada umbuhan muda atau biji yang sedang berkecambah
aktivitas respirasinya sangat aktif dibandingkan dengan tumbuhan yang tua
sehingga kandungan enzim katalase pada tumbuhan muda lebih banyak (Sumbono,
2021).
Reaksi pemecahan hidrogen peroksida oleh Enzim Katalase :

Gambar 1.1 Reaksi Pemecahan Hidrogen Peroksida oleh Enzim Katalase


C. Struktur Enzim Katalase
Enzim katalase termasuk senyawa hemoprotein yang terdiri dari 4 gugus heme.
Heme sendiri ialah suatu kofaktor yang terdiri atas ion besi (Fe) pada pusat cincin
heterosiklik yang disebut porphyrin. Heme ini yang akan memungkinkan katalase
untuk bereaksi dengan senyawa peroksida. Aktifitas heme diketahui ada di
mitokonria, peroksosom dan sitoplasma (Sumbono, 2021).
Enzim katalase mempunyai empat rantai polipeptida. Polipeptida ialah protein
yang dihasilkan oleh asam nukleat. Polipeptida penyusun enzim ini mempunyai
kira-kira 500 asam amino. Sebagian besar organisme yang sudah dikenal
menggunakan enzim katalase di setiap organnya. Jumlah enzim katalase paling
besar berada pada bagian hati (liver) (Sumbono, 2021).
Enzim katalase pada tubuh manusia bekerja optimal pada suhu 45 derajat
celcius dengan pH optimumnya ialah 7. Suhu dan pH optimum enzim katalase pada
setiap spesies berbeda-beda (Sumbono, 2021).

Gambar 1.2 Struktur Enzim Katalase


Enzim katalase, senyawa hemoprotein yang tersusun atas empat gugus heme.
Heme ialah suatu kofaktor yang terdiri atas ion besi (Fe) pada pusat cincin
heterosiklik yang disebut porphyrin. Heme inilah yang memungkinkan katalase
untuk bereaksi dengan senyawa peroksida. Aktifitas heme diketahui terdapat di
mitokonria, peroksosom dan sitoplasma. Enzim katalase memiliki empat
rantai polipeptida. Polipeptida adalah protein yang dihasilkan oleh asam nukleat.
Polipeptida penyusun enzim ini memiliki kira-kira 500 asam amino. Mayoritas
organisme yang sudah dikenal menggunakan enzim katalase di setiap organnya.
Jumlah enzim katalase paling besar terletak pada bagian hati (liver). Enzim katalase
pada tubuh manusia bekerja optimal pada suhu 45 derajat celcius dengan pH
optimumnya yaitu 7. Suhu dan pH optimum enzim katalase pada setiap spesies
berbeda-beda (Purba, 2021).
Adapun aktifitas enzim katalase dalam sel yaitu:
1) Aktivitas Peroksidase : kegiatan enzim katalase dalam mengubah senyawa
peroksida menjadi oksigen dan air. Enzim katalase ialah enzim
peroksidadsi yang secara khusus digunakan dalam mendekomposisi
hidrogen peroksida. Enzim katalase juga mempunyai kemampuan konversi
peroksida yang luar biasa. Satu molekul katalase bisa mengubah kira-kira
5 juta molekul peroksida menjadi air serta oksigen.
2) Aktifitas Katalase : kemampuan enzim untuk menggunakan satu molekul
peroksida sebagai donor elektron dan menjadikan satu molekul peroksida
lainnya sebagai akseptor elektron.
D. Fungsi dan Peran Enzim Katalase
Enzim katalase bekerja dengan susunan beberapa molekul sehingga ke-4
gugus tadi akan membantu penyerapan. Adapun didalam tubuh memiliki
kandungan hidrogen peroksida atau H202 yang merupakan hasil dari pernapasan
dan dibuat untuk seluruh sel-sel yang hidup (Lay. 2018).
Kandungan H202 ini sebenarnya sangat berbahaya bagi tubuh untuk itu enzim
katalase berfungsi untuk mengkatalis kandungan H202 tersebut. Peran enzim ini
juga sebagai peroksidasi yang khusus untuk menjawab dekomposisi hydrogen
peroksida sehingga nantinya bisa berubah menjadi oksigen serta air. Untuk satu
molekul hydrogen peroksida, enzim ini sanggup mengoksidasinya sampai menjadi
oksigen. Kemudian proses peredoksidasian yang kedua akan menjadi air. Hydrogen
yang berupa ion sebagai penyeimbang pada reaksi yang tengah berjalan (Purba,
2021).
Peranan dari enzim katalase memang masih kecil dalam mengkatalis senyawa
H202 apabila dibandingkan dengan proses kecepatan pembentukannya. Didalam
sel-sel tubuh terdapat katalase namun berjumlah sangat sedikit dan sangat sensitif
dengan adanya peroksida. Dengan kapasitasnya yang kecil, enzim ini akan bekerja
lebih cepat guna menekan pada serangan oksidator hydrogen peroksida (Anna.
2019).
E. Jenis Penyakit Enzim Katalase
Menurut enzim Asterina., dkk. (2012) Gangguan yang disebabkan oleh
kekurangan katalase bisa mengenai semua organ, terutama organ yang
mengandung banyak katalase, antara lain:
1) Akatalasia
Akatalasia merupakan suatu ragam genetik di mana terdapat
kekurangan enzim katalase dalam sel-sel darah merah. Kelainan ini bersifat
otosom (tidak tergantung jenis kelamin) dan ditentukan oleh gen resesif.
Proporsi fenotipe ini dalam populasi ± 1%. Orang yang mengalami
akatalasia, apabila terkena hidrogen-peroksida (suatu antiseptika) akan
mengalami hemolisis.
Penyakit ini merupakan jenis kelainan metabilk. Walaupun kekurangan
aktivitas enzim katalase pada jaringan tubuh tetapi hanya sebagian dari
penderitanya yang menunjukkan gejala yang berulang pada gusi dan yang
berhubungan dengan struktur mulut yang mudah luka. Luka umumnya
terjadi sesudah masa pubertas. Gangguan sejenis ini dilaporkan paling
banyak terjadi pada masyarakat di Jepang dan Korea, di mana frekuensinya
di Jepang sekitar 2 dari 100.000 penduduk. Merupakan suatu jenis genetik,
di mana terdapat kekurangan enzim katalase dalam sel-sel darah. Kelainan
ini memiliki sifat otosom (tidak tergantung jenis kelamin) dan ditentukan
oleh gen resesif. Proporsi tipe ini dalam populasi kurang lebih 1%. Orang
yang menderita akatalasia, apabila terkena hidrogen peroksida (misal
melalui antiseptik) akan mengalami hemolisis pada sel-sel darah merah.
2) Vitiligo
Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin
Diseases (NIAMS) vitiligo merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan
adanya makula putih yang bisa meluas di beberapa bagian tubuh. Hipotesis
neurohormonal muncul sebab keterlibatan norepinefrin (NE) dan
monoamine oksidase (MAO) dalam patogenesis vitiligo. Peningkatan kadar
NE yang disekresikan keratinosit menimbulkan terbentuknya enzim MAO.
Peningkatan kegiatan MAO akan menimbulkan pembentukan hidrogen
peroksida yang berlebihan. Jumlah H2O2 yang berlebihan ini tidak
diimbangi oleh katalase yang bertindak menentralkan hidrogen peroksida
pada kelainan vitiligo.
3) Rambut beruban
Penyebab rambut beruban ialah tubuh terlalu banyak memproduksi
hidrogen peroksida. Senyawa ini menghalangi produksi melamin, yaitu
pigmen yang memberikan warna bagi kulit dan rambut. Banyaknya senyawa
hidrogen peroksida yang dihasilkan tidak seimbang dengan produksi
katalase dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia Krishna Dewi. 2015. Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas
Staphylococcus aureus terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing
Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo,
Yogyakarta. Jurnal Sain Veterner.
Anna Poedjiadi. 2019. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.
Asterina, A., & Endrinaldi, E. 2012. Pengaruh Timbal Asetat Terhadap Aktivitas
Enzim Katalase Hati Tikus Putih Jantan. Majalah Kedokteran
Andalas, 36(2), 179-187.
Lay BW. 2018. Analisis Mikroba Di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Lehninger, A. L., 2019, Dasar-dasar Biokimia, Jlilid 1. Alih bahasa Maggi
Thenawijaya. Erlangga, Jakarta.
Purba, D. H., Marzuki, I., Dailami, M., Saputra, H. A., Mawarti, H., Gurning, K.,
& Purba, A. M. V. 2021. Biokimia. Yayasan Kita Menulis.
Sanjaya, M. E., Asyhar, R., & Hariyadi, B. (2015). Pengembangan Instrumen
Evaluasi pada Praktikum Uji Enzim Katalase di SMA Negeri Titian Teras
Muaro Jambi. Edu-Sains: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, 4(2).
Soeharsono Martoharsono, 2018. Biokimia. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Sumbono, A. (2021). Enzim Seri Biokimia Pangan Dasar. Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai