Materi 2 & 3 SM Dan Leverage - Iwan KN-1
Materi 2 & 3 SM Dan Leverage - Iwan KN-1
DAN LEVERAGE
By :
Iwan Kusuma Negara
Faculty of Economics and Business
University of Mataram
Hutang
30
DALIL I
Menyatakan bahwa jika tidak ada pajak
maka nilai perusahaan tidak terpengaruh
penggunaan hutang (Leverage) atau tidak
menggunakan hutang (Unleverage).
EBIT EBIT
VL = VU = =
WACC KSU
Keterangan :
VL = Nilai perusahaan yang menggunakan hutang (Levered Firm)
VU = Nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Unlevered
Firm) atau perusahaan yang menggunakan 100% MS
EBIT = Earning Before Interest and Tax
KSU = Keuntungan yang disyaratkan pada Unlevered Firm
WACC = Weighted Average Cost of Capital
DALIL II
D D
Wd = =
D + S V
S S
Ws = =
D + D V
Asumsi T = 0
D S
WACC = . Kd + . KsL
V V
Kesimpulan Dalil II adalah Penggunaan hutang tidak
akan merubah WACC meskipun biaya hutang (Kd)
lebih kecil dibanding biaya modal sendiri (KSL), tetapi
semakin besar penggunaan hutang, maka semakin
besar pula risiko sehingga biaya modal sendiri (KSL)
bertambah. Jadi penggunaan hutang tidak akan
meningkatkan Firm Value, karena biaya hutang yang
lebih murah diiringi pula kenaikan biaya modal sendiri.
Contoh Kasus I
PT. XYZ memiliki EBIT sebesar Rp 5 Juta
konstan dari waktu ke waktu, jika
menggunakan hutang maka biaya bunga
sebesar 8% dan jika menggunakan MS
maka biaya MS 10%. Simulasikan
sehingga nampak VL = VU !
FEEDBACK Contoh Kasus I
EBIT Rp5 Jt
VU = = = Rp 50 Jt
K SU 10%
VU = WACC = 10%
FEEDBACK Contoh Kasus I Cont’d
V = D + S
S = V – D
S = Rp 50 Jt – Rp20 Jt = Rp30 Jt
IMPLIKASI:
a. Struktur modal perusahaan menjadi tidak relevan
b. WACC perusahaan akan tetap sama apapun
perimbangan hutang & MS (Struktur modal) yang
digunakan perusahaan.
Contoh Kasus II
DALIL I
Menyatakan bahwa Penggunaan hutang
akan mempengaruhi nilai perusahaan.
VL = VU + T.D
Keterangan :
VL = Nilai perusahaan yang menggunakan hutang (Levered Firm)
VU = Nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Unlevered Firm)
T = Pajak (Tax rate)
D = Hutang (Debt)
DALIL MM Dengan PAJAK Cont’d
DALIL II
Keterangan :
KSL = Keuntungan yang disyaratkan pada MS pada Levered Firm
KSU = Keuntungan yang disyaratkan pada MS pada Unlevered Firm
Kd = Biaya hutang
T = Pajak
D = Hutang perusahaan
S = Modal sendiri perusahaan
2. TRADE OFF THEORY
VL = VU + T.D
(1 – Tc) (1 – Ts)
T = 1 –
(1 – Td)
(1 – Tc) (1 – Ts)
V L = VU + D
(1 – Td)
Keterangan :
Tc = Pajak perusahaan (Corporate tax rate)
Ts = Pajak pribadi pada penghasilan saham (Personal tax rate on stock income)
Td = Pajak pribadi pada penghasilan obligasi (Personal tax rate on bond income)
D = Hutang perusahaan
1. Risiko bisnis
Risiko yang inheren dengan operasi perusahaan
jika perusahaan tidak menggunakan hutang.
2. Posisi perpajakan perusahaan
Salah satu alasan utama menggunakan utang
adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang
pajak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi STRUKTUR MODAL
3. Fleksibilitas keuangan
Kemampuan untuk memperoleh modal dengan
persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk,
yang merupakan hal yang vital bagi keberhasilan
jangka panjang perusahaan.
x (1 – t) (x – c) (1 – t)
IP SB vs O = =
S1 S2
Keterangan :
x = EBIT pada Indifference Point
c = Jumlah Bunga Obligasi dinyatakan dalam Rupiah
t = Tingkat pajak perseroan
S1 = Jumlah lembar SB yang beredar jika hanya menjual SB
S2 = Jumlah lembar SB yang beredar jika menjual SB dan O
(Obligasi) secara bersama-sama
IP Alternatif I dan III …?
0,5x 0,5 (x – 40 Jt)
IP SB vs O : =
20.000.000 12.000.000
0,5x (12.000.000) = 20 Jt (0,5x – 20 Jt)
6.000.0000x = 10.000.000x – 4E+14
4.000.000x = 400.000.000.000.000
x = Rp 100.000.000,-
IP Alternatif II dan III …?
0,5x 0,5 (x – 15 Jt)
IP SB vs O : =
20.000.000 17.000.000
0,5x (17.000.000) = 20 Jt (0,5x – 7,5 Jt)
8.500.0000x = 10.000.000x – 1,5E+14
1.500.000x = 150.000.000.000.000
x = Rp 100.000.000,-
Indifference Point untuk Tiga Alternatif Pembelanjaan SB dan O
EPS (dalam Rp)
3,5
Indifference Point 3,3
Saham Biasa dan Hutang 3,1
3,0 3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5 III II I
0 20 80 100 120
40 60
EBIT (dalam Jutaan Rupiah)
IP antara SB dan SP
Cara menghitung IP SB vs SP Sama
dengan menghitung IP SB vs Hutang.
Saham Preferen (SP) memerlukan
Adjustment, karena bunga hutang
merupakan “Tax deductibility”.
1
Dividen SP atas (Dividen SP
= atas Dasar
Dasar Sebelum Pajak
(1 – t ) Setelah Pajak)
Contoh IP SB vs SP
Gunakan Kasus PT. JAYA, hutang diganti dengan
Saham Preferen dengan dividen sebesar 5%.
Alternatif pembelanjaan sebagai berikut :
TABEL 1.9a)
EFEK DARI BERBAGAI FINANCING MIX TERHADAP EPS
(DALAM Rp)
Alternatif I Alternatif II Alternatif III
SP 40% SP 15% SP 0%
SB 60% SB 85% SB 100%
Jumlah Modal : 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000
(1) Saham Biasa 1.200.000.000 1.700.000.000 2.000.000.000
Lembar Saham (Rp100,-/Lbr) 12.000.000 17.000.000 20.000.000
(2) 5% Dividen Saham Preferen 800.000.000 300.000.000 0
Dividen PS atas dasar sebelum pajak :
1
= (5% x Rp 800.000.000,-)
0,5
= Rp 80.000.000,- Nilai Variabel c
0,5x 0,5 (x – 80 Jt)
IP SB vs SP : =
20.000.000 12.000.000
0,5x (12.000.000) = 20 Jt (0,5x – 40 Jt)
6.000.0000x = 10.000.000x – 8E+14
4.000.000x = 800.000.000.000.000
x = Rp 200.000.000,-
TABEL 1.9b)
EFEK DARI EBIT Rp200.000.000,- TERHADAP EPS
(DALAM Rp)
EBIT* = Rp 1.800.000,-
EPS = Rp 3,6
Implikasi Manajerial :
IP memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih
alternatif pembelanjaan.
Jika Expected EBIT lebih besar dari IP Perusahaan sebaiknya
menggunakan hutang.
Jika Expected EBIT lebih kecil dari IP Menggunakan Saham lebih
menguntungkan.
EPS ( Rp) Hutang
Saham
5
Selisih keuntungan menggunakan
hutang daripada saham
4
3,6 . Indifference Point
3
0 1 4 5
1,8 3
EBIT (Jutaan Rupiah)
LEVERAGE
LEVERAGE adalah penggunaan asset
dan sumber dana (Source of Funds)
oleh perusahaan yang memiliki biaya
tetap (beban tetap) dengan maksud
agar dapat meningkatkan keuntungan
potensial pemegang saham.
What is LEVERAGE ?
S – VC
DOL =
EBIT
(P – V) x Q
DOL =
(P – V) x Q – F
Keterangan:
P = Harga Jual Per Unit
V = Biaya Variabel Per Unit
F = Biaya Tetap (Fixed Cost)
S = Penjualan Bersih
Q = Unit Output yang dijual
Contoh Kasus DOL
PT. Angkasa meramalkan penjualan sebesar Rp300.000,-
(atau 30.000 Unit). Harga jual per unit Rp10,- dengan VC
per unit adalah Rp6,- dan FC sebesar Rp100.000,-.
Diminta :
a) Apa yang terjadi dengan EBIT jika ternyata penjualan
yang terjadi adalah 20% lebih besar dari yang
diperkirakan?
b) Hitunglah DOL pada penjualan sebesar Rp300.000,- ?
c) Interpretasi hasil perhitungan DOL pada point b)
tersebut !
Feedback Kasus DOL
Diketahui : P = Rp10,-
Q = 30.000 Unit S = Rp300.000,-
V = Rp 6,-
F = Rp100.000,-
QS : a) EBIT …? Jika S meningkat 20%
b) DOL pada S = Rp300.000,- ...?
c) Makna/interpretasi DOL pada Point b) …?
Feedback Kasus DOL Cont’d
Prediksi Realisasi
Penjualan Rp300.000,- Rp360.000,-
TVC Rp180.000,- Rp216.000,-
TFC Rp100.000,- Rp100.000,-
EBIT Rp 20.000,- Rp 44.000,-
Feedback Kasus DOL Cont’d
Rp44.000 – Rp20.000
% Δ EBIT = = 120%
Rp20.000
S – TVC
DOL Rp300.000 =
EBIT
Rp300.000 – Rp180.000
DOL Rp300.000 =
Rp20.000
DOL Rp300.000 = 6X
Feedback Kasus DOL Cont’d
% Δ EPS
DFL =
% Δ EBIT
EBIT
DFL* =
EBIT – I – DP / (1 – T)
*= Formula DFL jika ada Dividen Saham Preferen (DP)
I = Bunga hutang
FORMULA DFL Cont’d
Jika tidak ada Dividen Saham Preferen (DP), hanya ada Bunga
Hutang (I), maka Formula DFL adalah sebagai berikut :
EBIT
DFL =
EBIT – I
(P – V) x Q – F
DFL =
(P – V) x Q – F – I
Contoh Kasus DFL
PT. Berdikari beroperasi dengan biaya tetap sebesar
Rp100.000,- VC per unit Rp50,- dan harga jual per unit
Rp100,-. Informasi lain biaya bunga sebesar Rp20.000,-
dan pajak 50%. Jumlah saham yang beredar sebanyak
10.000 lembar.
Diminta :
a) Hitunglah EBIT pada Q = 4.000 Unit?
b) Hitunglah EPS?
c) Hitunglah DFL pada EBIT = Rp100.000,-?
d) Berikan interpretasi terhadap DFL pada Point c)?
Feedback Kasus DFL
Diketahui : P = Rp100,-
V = Rp 50,-
F = Rp100.000,-
C = Rp 20.000,-
T = 50%
Jml Saham yg Beredar = 10.000 Lembar
QS : a) EBIT pada Q = 4.000 Unit …?
b) EPS ...?
c) DFL pada EBIT = Rp100.000,- …?
d) interpretasi DFL …?
Feedback Kasus DFL Cont’d
b) Perhitungan EPS :
EBIT Rp100.000,-
Biaya bunga Rp 20.000,-
EBT Rp 80.000,-
Pajak (50%) Rp 40.000,-
EAT Rp 40.000,-
Saham yg beredar (Lbr) 10.000
EPS Rp 4,-
Feedback Kasus DFL Cont’d
EBIT
DFL Rp100.000 =
EBIT – C
Rp100.000
DFL Rp100.000 =
Rp100.000 – Rp20.000
Contoh Kasus :
Suatu perusahaan merencanakan 3 alternatif pendanaan
untuk modal Rp 2 Milyar.
Alternatif A tidak menggunakan hutang.
Alternatif B menggunakan hutang 20%.
Alternatif C menggunakan hutang 40%.
Asumsikan bunga adalah 10% untuk jumlah hutang
berapa pun dan EBIT perusahaan sebesar Rp200 Juta.
Rp200 Juta
Alternatif A : DFL = = 1x
Rp200 Juta – 0
Rp200 Jt
Alternatif B : DFL = = 1,25 x
Rp200Jt – Rp40 Jt
Rp200 Jt
Alternatif C : DFL = = 1,67 x
Rp200Jt – Rp80 Jt
COMBINED LEVERAGE (CL)
% Δ EPS
DCL =
% Δ PENJUALAN
FORMULA DCL Cont’d
S – VC EBIT
DCL = X
EBIT EBIT – I – DP / (1 – T)
S – VC
DCL =
EBIT – I – DP / (1 – T)
FORMULA DCL Cont’d
(P – V) x Q (P – V) x Q – F
DCL = X
(P – V) x Q – F (P – V) x Q – F – I
(P – V) x Q
DCL =
(P – V) x Q – F – I
DCL Cont’d
Pengaruh
Kenaikan (1) (2)
Penjualan 10%
Penjualan Bersih 5.000.000 5.500.000
B. Operasi Variabel 3.000.000 3.300.000
B. Operasi Tetap 1.000.000 1.000.000
4.000.000 4.300.000
EBIT 1.000.000 1.200.000
Pengaruh Kenaikan
(1) (2) %
Penjualan 10%
Penjualan Bersih 5.000.000 5.500.000 10
B. Operasi Variabel 3.000.000 3.300.000 10
B. Operasi Tetap 1.000.000 1.000.000 0
4.000.000 4.300.000 8
EBIT 1.000.000 1.200.000 20
Perubahan Mengakibatkan
penjualan EBIT meningkat
sebesar 10% sebesar 20%
TABEL 4
PT. ABADI
LAPORAN LABA RUGI
TAHUN 2015 (DALAM RP 000,-)
Pengaruh Kenaikan
(1) (2)
Penjualan 10%
Penjualan Bersih 5.000.000 5.500.000
B. Operasi Variabel 3.000.000 3.300.000
B. Operasi Tetap 1.000.000 1.000.000
4.000.000 4.300.000
EBIT 1.000.000 1.200.000
Bunga Pinjaman 250.000 250.000
EBT 750.000 950.000
Tax = 40% 300.000 380.000
EAT 450.000 570.000
Dividen PS 150.000 150.000
Laba yang tersedia bagi CSH 300.000 420.000
EPS (SO = 100.000 Lbr) 3.000 4.200
TABEL 5
EPS Pada Berbagai Tingkat EBIT
(DALAM RP 000,-)
Alternatif EBIT 1 2 3 4
EBIT 800.000 1.000.000 1.200.000 1.600.000
Bunga Pinjaman 250.000 250.000 250.000 250.000
Rp 4.200 – Rp 3.000
Rp 3.000
DFL =
Rp 1,2 M – Rp 1 M
Rp 1 M
DFL = 2,00
Pengaruh Kenaikan
(1) (2) %
Penjualan 10%
Penjualan Bersih 5.000.000 5.500.000 10
B. Operasi Variabel 3.000.000 3.300.000 10
B. Operasi Tetap 1.000.000 1.000.000 0
4.000.000 4.300.000 8
EBIT 1.000.000 1.200.000 20
Bunga Pinjaman 250.000 250.000 0
EBT 750.000 950.000 27
Tax = 40% 300.000 380.000 27
EAT 450.000 570.000 27
Dividen PS 150.000 150.000 0
Earning availab. for CSH 300.000 420.000 40
EPS (SO = 100.000 Lbr) 3.000 4.200 40
Berapakah DCL ?
Rp 4.200 – Rp 3.000
Rp 3.000
DCL =
Rp 5,5 M – Rp 5 M
Rp 5 M
DCL = 4,00
Saudara diminta :
a) Jika Shares Outstanding 10.000.000 lembar,
hitung DOL, DFL dan DCL ?